Tujuan Hubungan Kesehatan Fisik dengan Kesehatan Mental

2.1 Rumusan Masalah

2.1.1 Apakah yang dimaksud sehat dan sakit ? 2.2.2 Bagaimanakah perilaku sehat ? 2.2.3 Apa hubungan antara kesehatan fisik dengan kesehatan mental ? 2.2.4 Apa yang dimaksud dengan gangguan mental emosional pada lansia dan deviasipenyimpangan ?

3.1 Tujuan

3.1.1 Untuk mengetahui pengertian dari sehat dan sakit. 3.1.2 Untuk mengetahui perilaku sehat. 3.1.3 Untuk mengetahui hubungan antara kesehatan fisik dengan kesehatan mental. 3.1.4 Untuk mengetahui pengertian gangguan mental emosional pada lansia dan deviasipenyimpangan. BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Sehat dan Sakit 2.1.1 Pengertian Sehat Sehat merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya terbebas dari penyakit akan tetapi juga meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan spiritual. Berikut ini beberapa definisi sehat menurut para ahli: 1. Sehat menurut WHO 1947 Sehat adalah keadaan utuh secara fisik, jasmani, mental, dan sosial dan bukan hanya suatu keadaan yang bebas dari penyakit cacat dan kelemahan. Mengandung 3 karakteristik : merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia, memandang sehat dalam konteks lingkungan internal dan eksternal, sehat diartikan sebagai hidup yang kreatif dan produktif. 2. Sehat menurut UU No.231992 Tantang Kesehatan Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan jasmani, jiwa rohani dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomis.Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai salah satu yang utuh yang terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan didalam kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan. 3. Sehat menurut Pepkin’s Sehat adalah suatu keadaan keseimbangan dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh yang dapat mengadakan penyesuaian sehingga tubuh dapat mengatasi gangguan dari luar. 4. Sehat menurut Zaidin Ali 1999 Sehat adalah suatu kondisi keseimbangan antara status kesehatan biologis jasmani, psikologis mental, sosial, dan spiritual yang memungkinkan orang tersebut hidup secara mandiri dan produktif. 5. Sehat menurut Pender 1982 Sehat adalah aktualisasi perwujudan yang diperoleh individu melalui kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain, perilaku yang sesuai dengan tujuan, perawatan diri yang kompeten sedangkan penyesuaian diperlukan untuk mempertahankan stabilitas dan integritas struktural. 6. Konsep Sehat Travis dan Ryan, 1998 a. Sehat merupakan pilihan, suatu pilihan dalam menentukan kesehatan. b. Sehat merupakan gaya hidup, desain gaya hidup menuju pencapaian potensial tertinggi untuk sehat. c. Sehat merupakan proses, perkembangan tingkat kesadaran yang tidak pernah putus, kesehatan dan kebahagiaan dapat terjadi di setiap momen, ”here and now”. d. Sehat efisien dalam mengolah energi, energi yang diperoleh dari lingkungan, ditransfer melalui manusia, dan disalurkan untuk mempengaruhi lingkungan sekitar. e. Sehat integrasi dari tubuh, pikiran dan jiwa, apresiasi yang manusia lakukan, pikirkan, rasakan dan percaya akan mempengaruhi status kesehatan. f. Sehat adalah penerimaan terhadap diri. 1 Ciri-ciri sehat : a. Secara fisik : Kulit segar, mata jernih, tidak terlalu gemuk, nafas segar, nafsu makan yang baik, tidur nyenyak, buang air besar atau kecil secara teratur, semua organ tubuh berfungsi dengan baik. b. Secara mental : dibagi menjadi 3 yaitu pikiran, emosional, dan spiritual. Pikiran yang sehat terlihat dari cara berpikir dan jalan pikirannya. Emosional sehat tercermin dari kemempuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya. Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang mengekspresikan rasa syukur, kepercayaan yang diyakini seseorang tersebut terhadap Tuhan. Dan yang terpenting adanya hubungan yang baik antara orang satu dengan yang lainnya yang ada disekitar, dapat mencerminkan kesehatan sosial seseorang tersebut. 2 Lansia Sehat Lansia adalah seseorang yang secara alami telah menurun fungsi tubunhya seiring dengan bertambahnya usia, penurunan ini bermacam-macam tingkatnya walaupun demikian lansia yang sudah turun fungsi sistemnya masih dikatakan sehat bila tidak disertai keadaan patologi WHO, 1998 dalam Suyoko, 2012. Lansia sehat sangat dipengaruhi pada lingkaran kehidupan keluarganya, terdapat 2 lingkaran kehidupan yang mempengaruhi kesehatan lansia yaitu lingkaran negatif dan lingkaran positif. Pada lingkaran kehidupan negatif keluargamasyarkat dicap sebagai orang yang tak mampu atau sudah tidak efisien sehingga lansia tersebutmenjadi sakit dan akhirny mengakui dirinya sakit dan cacat. Sedangkan teori lingkaran positif, lansia tersebut ada pada keberadaan yan gnyman, ia menjalakan pemeriksaan medik dan mendapatkan diagnosa dan pengobatan yang tepat ia juga mendapatkan masukan sosial medik seperti dukungan, makanan, perumahan dan pengangkutan dengan itu semua lansia tersebut memiliki kemampuan emosi dan dukungan emosional, dirinyamengikuti peran lanjut usia untuk mempertahankan sosialnya misanya sebagai relawan.

2.1.2 Pengertian Sakit

a. Menurut Pemons 1972 Sakit merupakan gangguan dalm fungsi normal individu termasuk keadaan organisme sebagai sistem biologis dan penyesuaian sosialnya. b. Menurut Perkins 1937 Sakit adalah kedaan yang tidak menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari baik aktivitas jasmani, rohani dan sosial. c. Menurut WHO 1974 Sakit adalah suatu keadaan yang tidak seimbangsempurna seseorang dari aspek medis, fisik, mental, sosial, psikologis dan bukan hanya mengalami kesakitan tetapi juga kecacatan. Ciri-ciri sakit : a. Individu percaya bahwa terdapat kelainan pada tubuhnya. Merasa dirinya tidak sehat atau merasa timbulnya berbagai gejala merasa adanya bahaya. Mempunyai 3 aspek : secara fisik nyeri, panas yang tinggi , secara kognitif intrepretasi adanya gejala, respon emosi terhadap ketakutan atau kecemasan. b. Asumsi terhadap peran sakit dan penerimaan rasa sakit.

2.2 Perilaku Kesehatan

Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme makhluk hidup yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktifitas masing-masing. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilakumanusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar Notoatmodjo, 2003. Seorang ahli psikologis, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulusrangsangan dari luar Skinner, 1938 dalam Notoatmodjo,2003. Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua: a. Perilaku Tertutup Covert behavior Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup covert, Misalnya: Seorang ibu hamil tahu pentingnya periksa kehamilan, seorang pemuda tahu bahwa HIVAIDS dapat menular melalui hubungan seks, dan sebagainya. b. Perilaku Terbuka Overt behavior Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka, misalnya seorang ibu memeriksakan kehamilannya atau membawa anaknya ke puskesmas untuk diimunisasi. Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang atau organisme terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit atau penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman serta lingkungan. Dinas Kesehatan Polewali Mandar, 2008.

2.2.1 Bentuk Perilaku

Di lihat dari bentuknya perilaku dibedakan menjadi 2 macam yaitu: a. Bentuk Pasif Adalah respon internal yang terjadi di dalam diri manusia dan tidak secara langsung bisa dilihat orang lain, misalnya berpikir, tanggapan, sikap atau pengetahuan. b. Bentuk Aktif Adalah apabila perilaku ini jelas bisa dilihat.

2.2.2 Batasan Perilaku Kesehatan

Batasan perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok yaitu: 1. Perilaku pemeliharaan kesehatan Health Maintenance Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. Oleh sebab itu perilaku pemeliharaan kesehatan ini terdiri dari 3 aspek: a. Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit, serta pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit. b. Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sehat.Perlu dijelaskan di sini, bahwa kesehatan itu sangat dinamis dan relatif, maka dari itu orang orang yang sehat pun perlu diupayakan supaya mencapai tingkat kesehatan yang seoptimal mungkin. c. Perilaku gizi makanan dan minuman. Makanan dan minuman dapat memelihara dan meningkatkan kesehatan seseorang, bahkan dapat mendatangkan penyakit. 2. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan, atau sering disebut perilaku pencarian pengobatan Health Seeking Behavior. Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakit atau kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini di mulai dari mengobati sendiri selftreatment sampai mencari pengobatan ke luar negeri. 3. Perilaku Kesehatan Lingkungan Adalah bagaimana seseorang merespons lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial budaya dan sebagainya, sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi kesehatannya.Klasifikasi lain tentang perilaku kesehatan antara lain: a.Perilaku hidup sehat Adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya. Perilaku ini mencakup antara lain : Menu seimbang, olahraga teratur, tidak merokok, tidak minum-minuman keras dan narkoba, istirahat yang cukup, mengendalikan stress, perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan. b. Perilaku Sakit illness behavior Mencakup respons seseorang terhadap sakit dan penyakit. Persepsinya terhadap sakit, pengetahuan tentang penyebab dan gejala penyakit, pengobatan penyakit dan sebagainya. c.Perilaku peran sakit the sick role behavior 1.Tindakan untuk memperoleh kesembuhan 2.Mengenal atau mengetahui fasilitas atau sarana pelayanan atau penyembuhan penyakit yang layak. 3.Mengetahui hak misalnya: hak memperoleh perawatan,pelayanan kesehatan dan kewajiban orang sakit memberitahukan penyakitnya kepada orang lain terutama kepada dokter atau petugas kesehatan,tidak menularkan penyakitnya kepada orang lain, dan sebagainya.

2.3 Hubungan Kesehatan Fisik dengan Kesehatan Mental

Fisik dan mental adalah dua komponen yang berbeda. Dari segi bahasa fisik sering disebut dengan raga tubuh sedangkan mental sering disebut dengan psikis jiwa. Kedua komponen tersebut dalam tubuh makhluk hidup sangatlah berhubungan. Seperti kata pepatah Yunani Kuno Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat pula. Istilah kesehatan mental digunakan untuk menggambarkan kesejahteraan baik emosi maupun kognitif atau ketiadaan dari penyakit mental. Dalam Undang- undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan disebutkan bahwa sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap oragan hidup produktif secara sosial ekonomi. Kesehatan mental adalah keadaan yan gmemungkinkan perkembangan fisik, menal, dan intelektual yang optimal dari seseorang serta oerkembangan tersebut berjalan selaras dengan oran glain sebagaimana adany dan mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain Direktoral Kesehatan Jiwa, 2001 dalam Suyoko, 2012. Kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dikarenakan kesehatan mental sangat erat kaitannya dengan kesehatan fisik. Individu yang mengalami masalah kesehatan fisik terkena penyakit juga mengalami masalah kesehatan mental yakni depresi dan kecemasan. Depresi dan kecemasan akan penyakit yang diderita. Adanya masalah kesehatan mental yang ditimbulkan tersebut mempengaruhi kesehatan fisik individu tersebut. Sebaliknya individu yang mengalami masalah kesehatan mental dapat mengembangkan gejala-gejala fisik dan penyakit seperti penurunan berat badan dan ketidakseimbangan biokimia darah yang terkait dengan gangguan makan. Keterkaitan antara kesehatan fisik dan kesehatan mental inilah mengakibatkan apabila salah satu dari komponen tersebut sakit, komponen yang lain juga mengalami dampak yang ditimbulkan disfungsi. 2.4 Gangguan Mental pada Lansia dan Deviasi Penyimpangan 2.4.1 Gangguan Jiwa