Berdasarkan Tabel 5.7.dapat diketahui jumlah produksi kelapa sawit tiap tahunnya mengalami fluktuasi. Produksi TBS tertinggi diperoleh pada tahun 2011
sebanyak 42.974.880 kg dengan persentase produksi sebesar 20,9 diperoleh dari hasil pengelolaan usahatani kelapa sawit dimulai dari penanaman,
pemeliharaan, pemupukan hingga sampai panen. Dan produksi TBS terendah diperoleh pada tahun 2008 dengan produksi TBS 10.566.010 kg, dengan
persentase 5,1.
Produksi minyak inti juga tidak berbeda dengan produksi TBS, mengalami fluktuasi sehingga dari tabel dapat diketahui produksi minyak inti tertinggi pada
tahun 2011 sebanyak 9.936.027 kg dengan persentase 21,4 dan produksi terendah pada tahun 2008 sebanyak 2.344.128 kg dan persentasenya sebesar
5,0.
Sedangkan untuk produksi inti sawit tertinggi sebanyak 1.636.770 kg dengan presentase 20 pada tahun 2010, dan produksi terendah pada tahun 2008
dengan jumlah 505.575 kg dengan presentase 6,18.
5.3. Analisis Biaya Produksi PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Kebun Bah Birung Ulu
Analisis biaya yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tentang keseluruhan biaya yang dikeluarkan yang meliputi biaya
membudidayakan tanaman kelapa sawit, biaya pengolahan tandan buah segar menjadi minyak inti dan inti sawit serta biaya pemasaranya. Secara keseluruhan,
masing-masingkomponen biaya tersebut digolongkan ke dalam biaya tetap dan biaya variabel. Penggolongan ini didasarkan pada pengaruhnya terhadap
Universitas Sumatera Utara
produksi tandan buah segarTBS menjadi minyak inti dan inti sawit yang dihasilkan.
5.3.1. Analisis Penggunaan Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap atau tidak berubah dan tidak dipengaruhi besarnya volume produksi atau penjualan. Biaya tetap yang
dikeluarkan oleh PT. Perkebunan Nusantara IV kebun Bah Birung Ulu dapat dilihat pada tabel 5.8 berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.8.Biaya Tetap pada PT. Perkebunan Nusantara IV kebun Bah Birung Ulu, Tahun 2008 – 2013.
Biaya Tetap Tahun Produksi
2008 Rp 2009 Rp
2010 Rp 2011 Rp
2012 Rp 2013 Rp
Gaji.Tunjangan dan Bisos Karyawan Pimpinan 1.098.014.039
415.003.904 504.576.283
549.178.056 674.176.823 830.952.804
Gaji.tunjangan dan Bisos Karyawan Pelaksana 957.013.459
993.654.821 1.060.212.094
1.055.533.520 1.152.773.403 1.172.380.479
pajak sewa tanah 690.972.638
661.419.052 792.342.728
730.648.368 814.358.475 781.952.856
Asuransi 26.363.570
24.802.094 26.281.467
13.941.176 13.704.927 10.468.912
GajiTunjangan Karyawan Pimpinan TM 154.853.508
830.203.245 851.637.554 968.664.270
973.094.070 831.132.330 gaji,tunj dan bisos Karyawan Pelaksana TM
63.897.414 453.542.122
690.790.232 670.556.877 570.415.512 701.920.770
Biaya Penyusutan ab Harga Pokok 994.944.539
5.425.478.016 8.056.935.081 6.843.623.810
7.622.096.094 7.947.140.614
Total Biaya Tetap 3.986.059.167 8.804.103.254 11.982.775.439 10.832.146.077 11.820.619.304 12.275.948.765
Rata-rata per bulan
332.171.597 733.675.271 998.564.620 152.678.840 985.051.609 1.022.995.730
Sumber : Analisis Data Sekunder
Universitas Sumatera Utara
Biaya tetap yang dikeluarkan oleh PT. Perkebunan Nusantara IV Persero kebun Bah Birung Ulu meliputi gaji Tunjangan dan Bisos karyawan Pimpinan, Gaji
Tunjangan dan Bisos karyawan Pelaksanaan, pajak sewa tanah, asuransi, dan GajiTunjangan karyawan pimpinan TM, Gaji, tunjangan dan Bisos karyawan
pelaksana TM, dan biaya penyusutan ab Harga Pokok.
Berdasarkan tabel 5.8 secara rinci, penggolongan biaya tetap tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Biaya Gaji, Tunjangan dan Bisos Karyawan Pimpinan
Untuk biaya gaji, tunjangan dan bisos karyawan pimpinan dapat diketahui bahwa pada tahun 2008 merupakan biaya terbesar yang dikeluarkan oleh perusahaan PT.
Perkebunan Nusantara IV Persero kebun Bah Birung Ulu yaitu sebesar Rp. 1.098.014.039 dengan persentase 26,96 dari keseluruhan biaya gaji, tunjangan
dan bisos karyawan pimpinan selama tahun 2008 – 2013. Sedangkan biaya terendah yaitu Rp. 415.003.904, terjadi pada tahun 2009 dengan persentase
sebesar 10,19 dari total biaya gaji, tunjangan dan bisos karyawan pimpinan. Adapun total biaya gaji, tunjangan dan bisos karyawan pimpinan secara
keseluruhan sebesar Rp. 4.071.901.909 atau 6,8 dari seluruh total biaya tetap dan 1,72 dari total biaya produksi.
2. Biaya Gaji, Tunjangan dan Bisos Karyawan Pelaksana
Biaya gaji, tunjangan dan bisos karyawan pelaksanadapat diketahui bahwa pada tahun 2013 merupakan biaya terbesar yang dikeluarkan oleh perusahaan PT.
Perkebunan Nusantara IV Persero kebun Bah Birung Ulu dengan nilai Rp. 1.172.380.479 dan persentasenya sebesar18,34 dari keseluruhan biaya gaji,
Universitas Sumatera Utara
tunjangan dan bisos karyawan pelaksana selama tahun 2008 – 2013. Biaya terendah yaitu Rp. 957.013.459, terjadi pada tahun 2008 dengan persentase
sebesar 14,97 dari total biaya gaji, tunjangan dan bisos karyawan pelaksana. Adapun total biaya gaji, tunjangan dan bisos karyawan pelaksana dari tahun 2008
- 2013 secara keseluruhan sebesar Rp. 6.391.567.776, atau 10,7 dari seluruh total biaya tetap dan 2,70 dari total biaya produksi.
3. Pajak dan Sewa Tanah
Untuk biaya pajak dan sewa tanahyang dikeluarkan oleh PT. Perkebunan Nusantara IV Persero kebun Bah Birung Ulu dapat diketahui bahwa pada tahun
2012 merupakan biaya terbesar yaitu sebesar Rp. 814.358.475 dengan persentase 18,21 dari keseluruhan pajak dan sewa tanah selama tahun 2008 – 2013.
Sedangkan biaya terendah yaitu Rp. 661.419.052, terjadi pada tahun 2009 dengan persentase sebesar 14,79 dari total biaya pajak dan sewa tanah. Adapun total
pajak dan sewa tanah secara keseluruhan sebesar Rp. 4.471.694.117 atau 7,5 dari seluruh total biaya tetap dan 1,89 dari total biaya produksi.
4. Asuransi
Untuk biaya asuransi yang dikeluarkan oleh PT. Perkebunan Nusantara IV Persero kebun Bah Birung Ulu dapat diketahui bahwa pada tahun 2013
merupakan biaya terendah yaitu sebesar Rp. 10.468.912 dengan persentase 9,05 dari keseluruhan biaya asuransi selama tahun 2008 – 2013. Biaya tertinggi yaitu
Rp. 26.363.570, terjadi pada tahun 2008 dengan persentase sebesar 22,81 dari total biaya asuransi. Adapun total biaya asuransi secara keseluruhan sebesar Rp.
115.562.146 atau 0,2 dari seluruh total biaya tetap dan 0,004 dari total biaya produksi.
Universitas Sumatera Utara
5. Biaya GajiTunjangan Karyawan Pimpinan TM
Adapun total Biaya GajiTunjangan Karyawan Pimpinan untuk Tanaman Menghasilkan TM selama periode tahun 2008 - 2013 secara keseluruhan sebesar
Rp. 4.609.584.977 atau 7,7 dari seluruh total biaya tetap dan 1,95 dari total biaya produksi. Dari tabel 5.11 juga dapat diketahui untuk biaya GajiTunjangan
Karyawan Pimpinan pada tahun 2012 merupakan biaya terbesar yang dikeluarkan oleh PT. Perkebunan Nusantara IV Persero kebun Bah Birung Ulu yaitu sebesar
Rp. 973.094.070 dengan persentase 21,11 dari keseluruhan biaya GajiTunjangan Karyawan Pimpinan TM selama tahun 2008 – 2013. Dan biaya
terendah yaitu Rp. 154.853.508, terjadi pada tahun 2008 dengan persentase sebesar 3,36 dari total biaya GajiTunjangan Karyawan Pimpinan.
6. Biaya Gaji, Tunjangan dan Bisos Karyawan Pelaksana TM
Untuk biaya gaji, tunjangan dan bisos karyawan pelaksana TM dapat diketahui bahwa pada tahun 2013 merupakan biaya terbesar yang dikeluarkan oleh
perusahaan PT. Perkebunan Nusantara IV Persero kebun Bah Birung Ulu yaitu sebesar Rp. 701.920.770 dengan persentase 22,27 dari keseluruhan biaya gaji,
tunjangan dan bisos karyawan pelaksana TM selama tahun 2008 – 2013. Sedangkan biaya terendah yaitu Rp. 63.897.414, terjadi pada tahun 2008 dengan
persentase sebesar 2,02 dari total biaya gaji, tunjangan dan bisos karyawan pelaksana TM. Adapun total biaya gaji, tunjangan dan bisos karyawan pelaksana
TM secara keseluruhan sebesar Rp. 3.151.122.927 atau 5,3 dari seluruh total biaya tetap dan 1,33 dari total biaya produksi.
7. Biaya Penyusutan ab Harga Pokok
Adapun total biaya penyusutan ab harga pokok selama periode tahun 2008 - 2013
Universitas Sumatera Utara
secara keseluruhan sebesar Rp. 36.890.218.154 atau 61,8 dari seluruh total biaya tetap yang mana biaya penyusutan ab harga pokok ini merupakan biaya
terbesar dari seluruh biaya tetap. Dan biaya penyusutan ab harga pokok ini persentasenya sebesar 15,61 dari total biaya produksi. Dari tabel 5.8 juga dapat
diketahui untuk biaya penyusutan ab harga pokok pada tahun 2010 merupakan biaya terbesar yang dikeluarkan oleh PT. Perkebunan Nusantara IV Persero
kebun Bah Birung Ulu yaitu sebesar Rp. 8.056.935.081 dengan persentase 21,84 dari keseluruhan biaya penyusutan ab harga pokok selama tahun 2008 – 2013.
Dan biaya terendah yaitu Rp. 994.944.539, terjadi pada tahun 2008 dengan persentase sebesar 2,69 dari total biaya penyusutan ab harga pokok.
Biaya terbesar pertahun untuk keseluruhan biaya tetap dari tahun 2008 – 2013
adalah biaya gaji, tunjangan dan bisos karyawan pelaksana pada tahun 2013 yakni sebesar Rp. 1.172.380.479 dengan persentase 9,55 dari keseluruhan biaya tetap
ditahun 2013 atau sebesar 1,96 dari total biaya tetap selama periode tahun 2008 - 2013. Dan biaya terendah pertahun untuk keseluruhan biaya tetap dari tahun
2008 – 2013 adalah biaya asuransi di tahun 2013 yaitu sebesar Rp. 10.468.912 dengan persentase 0,08 atau sebesar 0,018 dari seluruh total biaya tetap
selama periode tahun 2008 - 2013. Berikut adalah diagram komponen biaya tetap pada PT. Perkebunan Nusantara IV
Persero kebun Bah Birung Ulu Tahun 2008–2013.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.6.Komponen Biaya Tetap pada PT. Perkebunan Nusantara IV Persero kebun Bah Birung Ulu Tahun 2008–2013.
Total biaya tetap yang dikeluarkan adalah Rp.59.701.652.006,dengan rincian
biaya masing-masing untuk tahun2008, Rp.3.986.059.167 dengan rata-rata perbulan Rp. 332.171.597; tahun 2009, Rp. 8.804.103.254 dengan rata-rata
perbulan Rp. 733.675.271; tahun 2010, Rp. 11.982.775.439 dengan rata-rata perbulan Rp. 998.564.620; tahun 2011, Rp. 10.832.146.077 dengan rata-rata
perbulan Rp. 152.678.840; tahun 2012, Rp. 11.820.619.304 dengan rata-rata perbulan Rp. 985.051.609 ; dan tahun 2013, Rp 12.275.948.765 dengan rata-rata
perbulan Rp. 1.022.955.730.Dari penjelasan ini dapat diketahui biaya tetap terbesar terjadi pada tahun 2013 dengan persentase biaya sebesar 20,56 dan
biaya tetap terendah terjadi pada tahun 2008 dengan persentase biaya sebesar 6,67 . Besarnya biaya tetap adalah 25,27 dari keseluruhan biaya produksi, dan
jumlahnya jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan biaya variabel
Universitas Sumatera Utara
yangdikeluarkan.
5.3.2. Analisis Penggunaan Biaya Variabel Biaya variabel adalah biaya yang besarnya dipengaruhi oleh volume penjualan.
Biaya variabel yang dikeluarkan oleh PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Kebun Bah Birung Ulu dapat dilihat pada tabel berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.9.Biaya Variabel pada PT. Perkebunan Nusantara IV kebun Bah Birung Ulu, Tahun 2008 – 2013.
Biaya Variabel Tahun Produksi
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Biaya Keamanan 1.076.352.126
1.051.987.968 1.815.180.120
1.965.942.167 2.133.897.899 1.510.539.755
Honorarium 0 0
38.357.280 38.284.743 0
Pengangkutan perjalanan dan penginapan 523.367.209
564.908.800 727.883.085 816.984.573 0
Pemeliharaan Emplasmen 156.337.201
173.263.465 464.715.483 534.020.273 674.527.898 572.884.325
Pemeliharaan Bangunan Rumah 158.874.613
103.609.486 172.049.276 350.370.330 234.157.596 234.294.745
Pemeliharaan Bangunan Perusahaan 155.998.176
186.093.240 159.324.893 240.681.718 305.158.726 254.073.145
Pemel.Jalan,Jembatan dan saluran air 198.583.003
141.318.037 403.636.260 379.986.574 494.854.943 236.563.959
Pemeliharaan inventaris dan perlengkapan 107.272.108
123.611.958 204.718.132 183.387.826 0
Pemakaian perlengkap dan inventaris kecil 350.775
17.992.768 6.648.134 20.902.237 0
Pemakaian dan pemel sistem komputer 46.430.820
78.325.315 66.269.300 53.851.350 158.072.370
92.212.351 iuran dan sumbangan
3.703.375 938.125 1.250.000
0 0 0 Biaya penerangan
714.453.619 710.314.021 454.525.069
385.571.008 381.969.568 425.090.999 Biaya air
218.108.598 259.853.749 220.990.545
187.021.136 279.926.856 367.680.831 pengeluaran lain-lain
191.287.796 208.173.077 217.074.089
225.577.194 0
Universitas Sumatera Utara
Pemeliharaan jalan dan saluran air dan teras 52.645.561 2.345.940.049
2.330.934.736 1.794.371.908 1.670.775.165 758.586.608 Penanaman dan Penyisipan
0 1.913.586 73.451.801 89.688.656
Penyiangan 312.798.347 3.942.723.096
3.474.141.698 2.584.019.647 1.457.167.083 2.333.172.235 Hama dan penyakit
16.621.676 214.876.966 270.150.069 594.090.907 1.320.066.594
455.091.104 Pemumpukan
2.892.959.076 8.661.962.224 13.208.262.441 17.911.253.850 9.144.540.371 6.888.016.771
Pangkasan dlll 107.134.171 1.032.736.214
1.104.678.538 1.142.010.593 2.310.445.812 2.167.877.949 Biaya P a n e n
1.265.678.383 1.212.162.914 4.657.240.169 3.941.159.024 3.523.111.171 4.444.149.188
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan Tabel 5.9.
Biaya Variabel Tahun Produksi
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Pengangkutan Ke Pabrik 1.237.744.508 4.466.050.348
3.674.225.138 4.205.654.453 4.274.476.598 4.848.813.971 Biaya Pengolahan
985.820.984 2.949.804.898 3.127.113.865 4.269.554.679 3.760.201.376 3.178.555.743
Jumlah Biaya Variabel 10.422.522.125 28.448.560.304 36.872.820.121 41.914.384.846 32.123.350.026 28.767.603.679
Andil B. Umum Atas Beban TBM TB.0 4.803.742.743
Total Biaya Variabel 5.618.779.382
28.448.560.304 36.872.820.121 41.914.384.846 32.123.350.026 28.767.603.679 JUMLAH BIAYA PRODUKSI SELURUHNYA
9.604.838.549 40.053.231.147 48.855.595.560 52.746.530.923 43.943.969.330 41.043.552.444
Universitas Sumatera Utara
Biaya variabel pada PT. Perkebunan Nusantara IV kebun Bah Birung Ulu tahun 2008-2013 secara rinci adalah sebagai berikut :
a. Biaya Keamanan Tabel 5.9 menunjukkan biaya variabel selama 6 tahun, mulai dari tahun 2008-
2013 dan dapat dilihat biaya keamanan tertinggi diperoleh pada tahun 2012 dengan jumlah Rp 2.133.897.899 dan biaya keamanan terendah pada tahun 2008
dengan jumlah Rp 1.051.978.968. Dengan persentase dari seluruh biaya variabel sebesar 5,50.
b. Honorarium Untuk honorarium tertinggi diperoleh pada tahun 2010 dengan jumlah Rp
38.357.280dan terendah pada tahun 2010 dengan jumlah Rp. 38.284.743 tetapi pada tahun-tahun lainnya tidak ada biaya honorarium seperti pada tahun 2008,
2009, 2012, 2013. Dengan perentase dari seluruh biaya variabel sebesar 0,04. c. Pengangkutan perjalanan dan penginapan
Untuk biaya pengangkutan perjalan dan penginapan tertinggi pada tahun 2011 dengan jumlah Rp 816.984.573 dan biaya terendah pada tahun 2008 dengan
jumlah Rp 523.367.209. tetapi pada tahun-tahun lainnya tidak ada biaya pengangkuatan perjalan dan penginapan seperti pada tahun 2012, 2013. Dengan
perentase dari seluruh biaya variabel sebesar 1,52
Universitas Sumatera Utara
d. Pemeliharaan Emplasmen Untuk biaya pemeliharaan emplasmen tertinggi pada tahun 2012 sebesar Rp
674.527.898 dan terendah pada tahun 2008 sebesar Rp. 156.337.201. Dengan perentase dari seluruh biaya variabel sebesar 1,48
e. Pemeliharaan Bangunan Rumah Dari tabeln dapat dilihat bahwa untuk biaya pemeliharaan bangunan rumah
tertinggi pada tahun 2011 sebesar Rp. 350.370.330 dan terendah pada tahun 2009 sebesar Rp. 103.609.486. Dengan perentase dari seluruh biaya variabel sebesar
0,72. f. Pemeliharaan Bangunan Perusahaan
Untuk pemeliharan bangunan perusahaan diperoleh biaya terbesar ada tahun 2012 sebesar Rp. 305.158,726 dan terendah pada tahun 2009 sebesar Rp. 103.609.486.
Dengan perentase dari seluruh biaya variabel sebesar 0,75 g. Pemeliharaan jalan, jembatan, dan saluran air.
Untuk biaya pemeliharaan jalan, jembatan, dan saluran air terbesar pada tahun 2012 sebesar Rp. 494.854.943 dan terendah pada tahun 2009 sebesar Rp.
141.318.037. Dengan perentase dari seluruh biaya variabel sebesar 1,07 h. Pemeliharaan inventaris dan perlengkapan
Untuk pemeliharaan inventaris dan perlengkapan tertinggi pada tahun 2011 sebesar Rp 204.718.132 dan terendah pada tahun 2008 sebesar Rp. 107.272.108.
Tetapi pada tahun-tahun lainnya tidak ada biaya pemeliharaan inventaris dan
Universitas Sumatera Utara
perlengkapan seperti pada tahun 2012, 2013. Dengan perentase dari seluruh biaya variabel sebesar 0,36.
i. Pemakaian Perlengkapan dan Inventaris Kecil. Untuk pemakaian perlengkapan dan inventaris kecil biaya terbesar pada tahun
2011 sebesar Rp. 20.902.237 dan terendah pada tahun 2008 sebesar Rp. 350.775. Dengan perentase dari seluruh biaya variabel sebesar 0,03.
j. Pemakaian dan Pemeliharaan Sistem Komputer Untuk pemakaian dan pemeliharan sistem komputer tertinggi pada tahun 2012
sebesar Rp. 158.072.370 dan terendah pada tahun 2008 sebesar Rp. 46.430.820. Dengan perentase dari seluruh biaya variabel sebesar 0,28
k. Iuran dan Sumbangan Untuk iuran dan sumbangan tertinggi pada tahun 2008 sebesar Rp. 3.703.375 dan
terendah pada tahun 2009 sebesar Rp. 938.125. Tetapi pada tahun-tahun lainnya tidak ada biaya iuran dan sumbangan seperti pada tahun 2011, 2012, 2013.
Dengan perentase dari seluruh biaya variabel sebesar 0,01 l. Biaya Penerangan
Untuk biaya penerangan tertinggi pada tahun 2008 sebesar Rp. 714.453.619 dan terendah pada tahun 2012 sebesar Rp. 381.969.568. Dengan perentase dari seluruh
biaya variabel sebesar 1,77. m. Biaya Air
Universitas Sumatera Utara
Untuk biaya air tertinggi pada tahun 2013 sebesar Rp. 367.680.381 dan terendah pada tahun 2011 sebesar Rp. 187.021.136. Dengan perentase dari seluruh biaya
variabel sebesar 0,88.
n. Pengeluaran lain-lain Untuk pengeluaran lain-lain tertinggi pada tahun 2011 sebesar Rp. 225.577.194
dan terendah pada tahun 2008 sebesar Rp. 191.287.796. tetapi pada tahun-tahun lainnya tidak ada biaya pengeluaran lain-lain seperti pada tahun 2012, 2013.
Dengan perentase dari seluruh biaya variabel sebesar 0,48. o. Pemeliharaan Jalan, Saluran Air dan Teras
Untuk pemeliharaan jalan, saluran air dan teras tertinggi pada tahun 2009 sebesar Rp. 2.345.940.049 dan terendah pada tahun 2008 sebesar Rp. 52.645.561. Dengan
perentase dari seluruh biaya variabel sebesar 5,15. p. Penanaman dan Penyisipan
Untuk penanaman dan penyisipan tertinggi pada tahun 2011 sebesar Rp. 89.688.656 dan terendah pada tahun 2009 sebesar Rp. 1.913.586. Tetapi pada
tahun-tahun lainnya tidak ada biaya penanaman dan penyisipan seperti pada tahun 2008, 2012, 2013. Dengan perentase dari seluruh biaya variabel sebesar 0,09.
q. Penyiangan Untuk penyiangan tertinggi pada tahun 2009 sebesar Rp. 3.942.723.096 dan
terendah pada tahun 2008 sebesar Rp. 312.789.347. Dengan perentase dari seluruh biaya variabel sebesar 8,12.
Universitas Sumatera Utara
r. Hama dan Penyakit Untuk hama dan penyakit tertinggi pada tahun 2012 sebesar Rp. 1.320.066.594
dan terendah pada tahun 2008 sebesar Rp. 16.621.676. Dengan perentase dari seluruh biaya variabel sebesar 1,65.
s. Pemupukan Untuk pemupukan tertinggi pada tahun 2011 sebesar Rp. 17.911.253.850 dan
terendah pada tahun 2008 sebesar Rp. 2.892.959.076. Dengan perentase dari seluruh biaya variabel sebesar 33,79.
t. Pemangkasan dan lain-lain Untuk pemangkasan tertinggi pada tahun 2012 sebesar Rp. 2.310.445.812 dan
terendah pada tahun 2008 sebesar Rp. 107.134.171. Dengan perentase dari seluruh biaya variabel sebesar 4,53.
u. Biaya Panen Untuk biaya panen tertinggi pada tahun 2010 sebesar Rp. 4.657.240.169 dan
terendah pada tahun 2009 sebesar Rp. 1.212.162.914. Dengan perentase dari seluruh biaya variabel sebesar 10,9.
v. Pengangkutan ke Pabrik Untuk pengangkutan ke pabrik tertinggi pada tahun 2013 sebesar
Rp. 4.848.813.971 dan terendah pada tahun 2008 sebesar Rp. 1.237.744.508. Dengan perentase dari seluruh biaya variabel sebesar 13,07
Universitas Sumatera Utara
w. Biaya Pengolahan Untuk biaya pengolahan tertinggi pada tahun 2011 sebesar Rp. 4.269.554.679 dan
terendah pada tahun 2008 sebesar Rp. 985.820.984. Dengan perentase dari seluruh biaya variabel sebesar 10,52.
Berdasarkan tabel 5.9 dapat dihitung jumlah biaya variabel tertinggi pada tahun 2011 sebesar Rp 41.914.384.846 dan total biaya variabel terendah pada tahun
2008 sebesar Rp 5.618.779.382. Dan dketahui diantara seluruh biaya variabel tertinggi adalah untuk biaya pemupukan dengan persentase 33,79.
Gambar 5.7.Komponen Biaya Variabel pada PT. Perkebunan Nusantara IV Persero kebun Bah Birung Ulu Tahun 2008–2013.
Universitas Sumatera Utara
5.4. Analisis Penerimaan dari Tandan Buah Segar TBS, Minyak Inti dan Inti Sawit di PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Kebun Bah
Birung Ulu
Penerimaan tandan buah segar TBS didapatkan dari hasil perkalian antara produksi TBS selama satu tahun dengan harga rata-rata. Perhitungan ini
menggunakan besarnya produksi selama satu tahun yang didasarkan pada asumsi bahwa seluruh produksi selama satu tahun terjual semua pada tahun itu juga. Jadi
besarnya jumlah produksi sama dengan jumlah penjualan. Harga yang digunakan dalam perhitungan ini merupakan harga rata-rata penjualan selama satu tahun.
Harga maupun penerimaan TBS selalu mengalami perubahan dari tahun ke tahun. Perubahan penerimaan secara rinci dapat dilihat pada Tabel 5.10 berikut
ini : Tabel 5.10. Produksi, Harga dan Penerimaan dari Tandan Buah Segar TBS
Kelapa Sawit di PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Kebun Bah Birung Ulu.
Tahun
Produksi TBS
Kg Harga TBS Rp
Penerimaan TBS
Rp
2008 10.566.010 1.182
12.486.290.114 2009 32.201.280
1.617 52.069.200.491
2010 39.520.210 1.607
63.512.274.228 2011 42.974.880
1.596 68.570.490.200
2012 40.626.110 1.406
57.127.162.729 2013 39.432.840
1.353 53.356.618.185
Sumber : Analisis Data Sekunder
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.8.Grafik Penerimaan Tandan Buah Segar TBS Kelapa Sawit di PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Kebun Bah Birung Ulu.
Berdasarkan Tabel 5.10 dan Gambar 5.8 dapat diketahui penerimaan dari produksi tandan buah segar kelapa sawit PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun
Bah Birung Ulu. Jika dilihat dari harga rata-rata tandan buah segar kelapa sawit, pada tahun 2008 yaitu sebesar Rp 1.182 per kg, sedangkan tahun berikutnya
mengalami kenaikan harga yaitu Rp.1617 per kg pada tahun 2009; Rp 1.607 pada tahun 2010 dan Rp1.596 pada tahun 2011; Rp.1.406 pada tahun 2012, dan
Rp.1.353 pada tahun 2013. Harga tandan buah segar kelapa sawit ter tinggi pada tahun 2009 yaitu sebesar Rp 1.617 kg yang merupakan harga tertinggi
selama tahun 2008-2013.
Besarnya penerimaan dipengaruhi oleh dua komponen yaitu besarnya produksi dan harga tandan buah segar kelapa sawit. Berdasarkan Tabel 5.10 dapat
diketahui bahwa besarnya penerimaan selalu mengalami perubahan. Penerimaan penjualan tandan buah segar masing-masing mulai tahun 2008 sampai dengan
Universitas Sumatera Utara
tahun 2013 yaitu, untuk tahun 2008, Rp. 12.486.290.114; tahun 2009, Rp. 52.069.200.491; tahun 2010, Rp. 63.512.274.228; tahun 2011,
Rp. 68.570.490.200; tahun 2012, Rp. 57.127.162.729; dan tahun 2013, Rp. 53.356.618.185. Penerimaan tertinggi selama tahun 2008-2013 yaitu terjadi
pada tahun 2011 sebanyak22 dari total penerimaan tandan buah segar atau sebesar Rp.68.570.490.200. Hal ini dikarenakan jumlah produksi tandan buah
segar yang sangat tinggi yaitu 42.974.880 kg, dan harga produksi sebesar Rp. 1.596 per kg, sehingga meskipun harga produksi pada tahun 2011 bukan
merupakan harga produksi tertinggi pada periode waktu tahun 2008-2013,namun karena dipengaruhi oleh jumlah produksi pada tahun itu, maka diperoleh
penerimaan tertinggi di tahun 2011 tersebut. Tabel 5.11.Produksi, Harga dan Penerimaan dari Minyak Inti dan Inti Sawit di
PT.Perkebunan Nusantara IV Persero Kebun Bah Birung Ulu.
Tahun
Produksi Minyak
+ Inti Kg
Harga Minyak +
Inti Rp
Penerimaan Minyak
+ Inti Rp
Tahun 2008 2.849.703 4.213
12.006.048.186 Tahun 2009
8.494.613 5.894 50.066.538.934
Tahun 2010 10.758.009 5.677
61.069.494.450 Tahun 2011
11.488.980 5.739 65.933.163.654
Tahun 2012 10.803.138 5.085
54.929.964.163 Tahun 2013
10.280.393 4.991 51.304.440.563
Sumber : Analisis Data Sekunder
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.9.Grafik Penerimaan Minyak+Inti Sawit di PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Kebun Bah Birung Ulu Tahun 2008-2013.
Berdasarkan Tabel 5.11 dan Gambar 5.9 dapat diketahui penerimaan dari minyak inti dan inti sawit PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Bah Birung Ulu.
Jika dilihat dari harga rata-rata minyak inti dan inti sawit, pada tahun 2008 yaitu sebesar Rp.4.213 per kg. Sedangkan tahun berikutnya mengalami kenaikan harga
yaitu Rp. 5.894 per kg pada tahun 2009;turun lagi menjadi Rp. 5.677 pada tahun2010 dannaik lagi menjadi Rp. 5.739 pada tahun 2011; di tahun 2012
mengalami penurunan yang cukup signifikan yaitu Rp.5.085, dan kembali menurun ditahun 2013 menjadi Rp. 4.991. Harga minyak inti dan inti sawit ter
tinggi pada tahun 2009 yaitu sebesar Rp 5.894 per kg yang merupakan harga tertinggi selama tahun 2008-2013.
Besarnya penerimaan dipengaruhi oleh dua komponen yaitu besarnya produksi
dan harga minyak inti dan inti sawit.Berdasarkan Tabel 5.11 dapat diketahui bahwa besarnya penerimaan selalu mengalami perubahan. Penerimaan penjualan
Universitas Sumatera Utara
minyak inti dan inti sawit masing-masing mulai tahun 2008 sampai dengan tahun 2013
yaitu, untuk
tahun 2008,
Rp. 12.006.048.186;
tahun 2009,
Rp. 50.006.538.934; tahun 2010, Rp. 61.069.494.450; tahun 2011, Rp. 65.933.163.654; tahun 2012, Rp. 54.929.964.163; dan tahun 2013,
Rp. 51.304.440.563. Penerimaan tertinggi selama tahun 2008-2013 yaitu terjadi pada tahun 2011 sebanyak23 dari total penerimaan minyak inti dan inti sawit
atau sebesar Rp. 65.933.163.654. Hal ini dikarenakan jumlah produksi minyak inti dan inti sawit yang sangat tinggi yaitu 11.488.980 kg, dan harga produksi
sebesar Rp. 5.739 per kg, sehingga meskipun harga produksi pada tahun 2011 bukan merupakan harga produksi tertinggi pada periode waktu tahun 2008-
2013,namun karena dipengaruhi oleh jumlah produksi pada tahun itu, maka diperoleh penerimaan tertinggi di tahun 2011 tersebut.
5.5. Analisis Break Even Point BEP pada Usahatani Kelapa Sawit PT. PerkebunanNusantara IV Persero Kebun Bah Birung Ulu.
Analisis Break Even Point BEP merupakan suatu analisis yang digunakan untuk mengetahui kondisi impas suatu usaha yang telah dilaksanakan. Pada pasar
persaingan sempurna, harga bersifat tetap sehingga besarnya pendapatan marjinal MR sama besarnya dengan harga. Kondisi impas terjadi saat harga yang berlaku
sama dengan biaya rata-rata AC. Pada kondisi ini, keuntungan normal perusahaan adalah nol yang artinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak
menanggung kerugian.Sehingga dengan analisis BEP dapat diketahui besarnya produksi saat mencapai kondisi impas. Dengan demikian maka jumlah produksi
tersebut dijadikan sebagai jumlah produksi minimum yang harus dicapai
Universitas Sumatera Utara
perusahaan agar terhindar dari kerugian. Analisis BEP dibedakan menjadi dua yaitu BEP atas dasar unit kg atau jumlah produksi dan BEP atas dasar harga
RpKg.
Nilai BEP atas dasar unit diperoleh dengan membandingkan antara biaya tetap dengan hasil pengurangan antara harga dan biaya variable per unit marjin
kontribusi. Nilai BEP atas dasar unit dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu jumlah biaya tetap, harga dan biaya variable per unit. Jumlah biaya tetap bersifat
berbanding lurus terhadap nilai BEP, artinya jika jumlah biaya tetap tinggi maka nilai BEP juga akan tinggi, dan sebaliknya. Sedangkan harga mempunyai
hubungan yang berbanding terbalik dengan nilai BEP, artinya jika harga naik maka nilai BEP akan turun, dan sebaliknya. Marjin kontribusi yang besar akan
menyebabkan penurunan pada nilai BEP.
Nilai BEP atas dasar harga diperoleh dengan membandingkan antara total biaya denganjumlah produksi. Nilai BEP atas dasar harga menunjukkan
seberapa besar minimal hargayang harus dicapai perusahaan agar terhindar dari kerugian. Nilai BEP atas dasar unit dan nilai BEP atas dasar harga tersaji pada
Tabel 5.12 dan Tabel 5.13 berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.12. Break Even Point BEP atas dasar unit atau jumlah produksipada Usahatani Kelapa Sawit PT.Perkebunan Nusantara IV Persero
Kebun Bah Birung Ulu Tahun 2008-2013. Tahun Jumlah Biaya
Tetap Jumlah Biaya
Variabel Produksi
Kg Biaya
Variabel per Unit
Harga Rp
BEP unit
Kg 2008 3.986.059.167
5.618.779.382 13.415.713 418,82 2.698
1.749.285 2009 8.804.103.254
28.448.560.304 40.695.893 699,05 3.756
2.880.502 2010 11.982.775.439
36.872.820.121 50.278.219 733,38 3.642 4.119.740 2011 10.832.146.077
41.914.384.846 54.463.860 769,58 3.668 3.737.906 2012 11.820.619.304
32.123.350.026 51.429.248 624,61 3.246 4.510.159 2013 12.275.948.765
28.767.603.679 49.713.233 578,67 3.172 4.733.664 Sumber : Analisis Data Sekunder
Tabel 5.13. Break Even Point BEP atas dasar harga pada Usahatani Kelapa Sawit PT.Perkebunan Nusantara IV Persero Kebun Bah Birung
Ulu Tahun 2008-2013. Tahun Jumlah Biaya
Tetap Jumlah Biaya
Variabel Total Biaya
Jumlah Produksi
BEP Harga RpKg
2008 3.986.059.167 5.618.779.382
9.604.838.549 13.415.713 716
2009 8.804.103.254 28.448.560.304 37.252.663.558 40.695.893 915
2010 11.982.775.439 36.872.820.121 48.855.595.560 50.278.219 972 2011 10.832.146.077 41.914.384.846 52.746.530.923 54.463.860 968
2012 11.820.619.304 32.123.350.026 43.943.969.330 51.429.248 854 2013 12.275.948.765 28.767.603.679 41.043.552.444 49.713.233 826
Sumber : Analisis Data Sekunder
Universitas Sumatera Utara
Nilai BEP atas dasar unit menunjukkan seberapa besar minimal produksi yang harus dicapai perusahaan tersebut selama satu tahun agar terhindar
dari kerugian atau telah mampu menutup semua biaya, baik biaya tetap maupun biaya variabelnya. Berdasarkan Tabel 5.12, dapat diketahui bahwa selama tahun
2008-2013 nilai BEP selalu mengalami perubahan. Pada tahun 2008 saat rerata harga TBS, minyak dan inti sawit Rp 2.698, kondisi impas terjadi pada
produksi 1.749.285kg. Sedangkan produksi TBS, minyak dan inti sawit yang telah dihasilkan perusahaan pada tahun 2008 sebesar 13.415.713 kg.Dengan
demikian maka jumlah produksi tersebut telah melampaui titik impas dan menghasilkan keuntungan.
Pada tahun 2009, rerata harga TBS, minyak dan inti sawit mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun sebelumnya yaitu menjadi Rp 3.756, seiring
dengan peningkatan jumlah produksi yaitu 40.695.893 kg.Hal ini menyebabkan peningkatan nilai produksi saat mencapai kondisi impas yaitu2.880.502kg.Dengan
jumlah produksi tersebut, maka perusahaan telah melampaui titik impasnya pada tahun 2009.
Pada tahun 2010, rerata harga TBS, minyak dan inti sawit mengalami penurunan yaitu Rp 3.642 sehingga jumlah produksi saat mencapai
kondisi impas mengalami peningkatan yaitu 4.119.740 kg. Jika dibandingkan dengan jumlah produksi yang telah dicapai perusahaan maka dapat dikatakan
bahwa jumlah produksi tersebut telah mampu melampaui titik impas.
Universitas Sumatera Utara
Pada tahun 2011, rerata harga TBS, minyak dan inti sawit mengalami peningkatan meskipun dengan persentase yang kecil yaitu 0,7 persen dengan nilai
harga sebesar Rp 3.668. Hal ini menyebabkan penurunan pada nilai BEP menjadi 3.737.906 kg. Pada tahun 2011, jumlah produksi yang dihasilkan
perusahaan terjadi peningkatan yang cukup tinggi yaitu sebesar 54.463.860 kg. Dengan demikian, jumlah produksi tersebut telah melampaui titik impasnya.
Pada tahun 2012, rerata harga TBS, minyak dan inti sawitkembali mengalami penurunan yaitu Rp 3.246 sehingga jumlah produksi saat mencapai
kondisi impas mengalami peningkatan yaitu 4.510.159 kg. Jika dibandingkan dengan jumlah produksi yang telah dicapai perusahaan maka dapat dikatakan
bahwa jumlah produksi tersebut telah mampu melampaui titik impas, meskipun pada tahun 2012 jumlah produksi mengalami penurunan sebasar 51.429.248 kg
atau sekitar 5,57 persen. Pada tahun 2013,kondisi impas terjadi saat produksi sebesar
4.733.664 kg.Jumlah ini merupakan kondisi impas tertinggi jika dibandingkan dengan tahun 2008-2012.Hal ini terjadi karena rerata harga TBS, minyak dan inti
sawityang berlaku di pasar mengalami penurunan kembali yaitu sebesar Rp 3.172.Dengan harga yang rendah, maka semakin besar jumlah yang harus dicapai
perusahaan untuk melampaui titik impasnya.Dimana jumlah produksi pada tahun 2013juga mengalami penurunan yaitu sebesar 49.713.233 kg.Meskipun demikian
jumlah tersebut tetap mampu melampaui kondisi impas.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan data tersebut, nilai BEP atas dasar unit tertinggi terjadi padatahun 2013 dan terendah terjadi pada tahun 2008. Sementara itu, produksi TBS, minyak
dan inti sawit selama periode 2008-2013 selalu lebih besar dari nilai BEP-nya. Sehingga jika dibandingkan antara nilai BEP dengan jumlah produksi TBS,
minyak dan inti sawit, maka dapat dikatakan bahwa jumlah produksi TBS, minyak dan inti sawit di PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Kebun Bah
Birung Ulu telah melampaui break even pointtitik impas.Pada keadaan tersebut maka PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Kebun Bah Birung Ulusetiap
tahunnya mendapatkan keuntungan dari usaha tani kelapa sawit tersebut. Berdasarkan Tabel 5.13, dapat diketahui bahwa selama tahun 2008-
2013 nilai BEP selalu mengalami perubahan yaitu mengalami peningkatan sampai tahun 2010 kemudian mengalami penurunan pada tahun 2011 dan kembali
mengalami peningkatan pada tahun 2012 dan tahun 2013. Nilai BEP atas dasar harga dari tahun 2008 sampai tahun 2010 secara berturut-turut yaitu pada tahun
2008 sebesar Rp.716kg; pada tahun2009 sebesar Rp. 915kg; pada tahun2010 sebesar Rp 972kg; kondisi impas atas dasar harga mengalami penurunan pada
tahun 2011 sebesar Rp 968kg; dan pada tahun 2012meningkat kembali menjadi Rp 854kg; peningkatan nilai BEP atas dasar rupiah juga kembali terjadi pada
tahun 2013 sebesar Rp. 826kg. Nilai BEP atas dasar harga tersebut jika dibandingkan dengan jumlah penerimaan TBS, minyak dan inti sawit, maka dapat
dikatakan bahwa jumlah penerimaanTBS, minyak dan inti sawit di PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Kebun Bah Birung Ulu telah melampaui
break even point titik impas.Hal ini menunjukkan bahwa PT. Perkebunan
Universitas Sumatera Utara
Nusantara IV Persero Kebun Bah Birung Ulutelah mendapatkan keuntungan dari usaha tani kelapa sawit yang dikelolanya.
Berikut adalah grafik rata-rata BEP usaha tani kelapa sawit PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Kebun Bah Birung Ulu tahun 2008-2013.
A Kondisi BEP pada Tahun 2008
Gambar 5.10. Grafik Kondisi BEP Tahun 2008
Berdasarkan Gambar 5.10 dapat diketahui bahwa besarnya pendapatan marjinal MR sama dengan harga yaitu Rp 2.698. Hal ini terjadi karena
jenis pasar yang dihadapi adalah pasar persaingan sempurna, sehingga berapapun besarnya produksi, harga yang berlaku adalah sama. Kondisi impas
terjadi saat besarnya biaya rata-rata AC sama dengan besarnya harga yaitu
BEP
Universitas Sumatera Utara
terjadi saat produksi sebesar 1.749.285 kg. Pada kondisi tersebut keuntungan normal perusahaan adalah nol yang artinya pendapatan penjualan sama besarnya
dengan biaya tetap dan biaya variabel yang dikeluarkan. b. Kondisi BEP pada Tahun 2009
Gambar 5.11. Grafik Kondisi BEP Tahun 2009
Berdasarkan Gambar 5.11 dapat diketahui bahwa pada harga jual TBS, minyak dan inti sawit Rp3.756, perusahaan mencapai titik impas pada
produksi 2.880.502 kg. Pada tingkat produksi tersebut biaya rata-rata sama besarnya dengan pendapatan marjinal. Pendapatan marjinal pada pasar persaingan
sempurna bersifat tetap yaitu sama besarnya dengan harga. Pada kondisi impas menunjukkan laba normalnya adalah nol yang
artinya pendapatan penjualan sama besarnya dengan biaya totalnya
Universitas Sumatera Utara
c. Kondisi BEP pada Tahun 2010
Gambar 5.12. Grafik Kondisi BEP Tahun 2010
Berdasarkan Gambar 5.12, dapat diketahui bahwa pada harga jual TBS, minyak dan inti sawit Rp 3.642, perusahaan mencapai titik impas pada
produksi 4.119.740 kg. Pada tingkat produksi tersebut biaya rata-rata sama besarnya dengan pendapatan marjinal. Pendapatan marjinal pada pasar persaingan
sempurna bersifat tetap yaitu sama besarnya dengan harga. Pada kondisi impas menunjukkan laba normalnya adalah nol yang artinya
pendapatan penjualan sama besarnya dengan biaya totalnya.
Universitas Sumatera Utara
d. Kondisi BEP pada Tahun 2011
Gambar 5.13. Grafik Kondisi BEP Tahun 2011
Berdasarkan Gambar 5.13, dapat diketahui bahwa besarnya pendapatan marjinal MR sama dengan harga yaitu Rp 3.668. Hal ini
terjadi karena jenis pasar yang dihadapi adalah pasar persaingan sempurna, sehingga berapapun besarnya produksi, harga yang berlaku adalah sama. Kondisi
impas terjadi saat besarnya biaya rata-rata AC sama dengan besarnya harga yaitu terjadi saat produksi sebesar 3.737.906 kg. Pada kondisi tersebut keuntungan
normal perusahaan adalah nol yang artinya pendapatan penjualan sama besarnya dengan biaya tetap dan biaya variabel yang dikeluarkan
Universitas Sumatera Utara
e. Kondisi BEP pada Tahun 2012
Gambar 5.14. Grafik Kondisi BEP Tahun 2012
Berdasarkan Gambar 5.14, dapat diketahui bahwa pada harga jual TBS, minyak dan inti sawit Rp3.246, perusahaan mencapai titik impas pada
produksi 4.510.159 kg. Pada tingkat produksi tersebut biaya rata-rata sama besarnya dengan pendapatan marjinal. Pendapatan marjinal pada pasar persaingan
sempurna bersifat tetap yaitu sama besarnya dengan harga. Pada kondisi impas menunjukkan laba normalnya adalah nol yang artinya
pendapatan penjualan sama besarnya dengan biaya totalnya.
Universitas Sumatera Utara
f. Kondisi BEP pada Tahun 2013
Gambar 5.15. Grafik Kondisi BEP Tahun 2013
Berdasarkan Gambar 5.15, dapat diketahui bahwa terjadi penurunan harga jual TBS, minyak dan inti sawit yang cukup signifikan jika dibandingkan
dengan harga ditahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 3.172. Harga tersebut tentunya akan mempengaruhi pihak perusahaan dalam pengelolaan produksi
dikarenakan jumlah produksi minimal yang harus dicapai untuk menutup seluruh biaya menjadi semakin tinggi. Hal ini dapat juga dilihat dari nilai break even
point BEP atas dasar unit mengalami peningkatan menjadi 4.733.664, dan
begitu juga dengan jumlah produksi di tahun 2013 yang mengalami penurunan yakni sebesar 49.713.233 kg. Berdasarkan data grafik tersebut dapat diketahui
bahwa kondisi titik impas yang sangat tinggi terjadi pada tahun 2013.Pada kondisi tersebut keuntungan normal perusahaan adalah nol yang artinya pendapatan
Universitas Sumatera Utara
penjualan sama besarnya dengan biaya tetap dan biaya variabel yang dikeluarkan.Meskipun jumlah dan harga produksi selama tahun 2013 tergolong
rendah, namun jumlah tersebut masih tetap mampu melampaui kondisi break even point
dan menghasilkan laba bagi perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
110
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN