Dalam revitalisasi perkebunan, pemerintah telah menyediakan berbagai kemudahan pada hal-hal yang berkaitan dengan: 1 investasi dan pembiayaan, 2
manajemen pertanahan dan tata ruang, seperti penetapan dan pemanfaatan lahan produktif untuk pembangunan kebun kelapa sawit di kawasan perbatasan
Kalimantan, 3 pengelolaan lingkungan dan sumber daya alam, 4 infrastruktur pertanian, 5 pengembangan SDM dan pemberdayaan petani, 6 insentif dan
pendanaan riset dan pengembangan teknologi, 7 penyusunan kebijakan perdagangan yang mengedepankan kepentingan bangsa, 8 promosi dan
pemasaran hasil, dan 9 insentif perpajakan dan retribusi. Disamping itu, Pemerintah melalui Kementerian Pertanian juga telah
mencanangkan visi 36:25, yaitu peningkatan produksi kelapa sawit dengan target capaian 36 ton per ha per tahun untuk TBS, serta mengejar rendemen 25 persen
per ha per tahun.
2.2. Landasan Teori
2.2.1 Produksi
Teori yang paling sesuai dalam memahami perilaku produsen adalah teori produksi.Teori produksi yang digunakan dalam studi ini adalah teori produksi
yang memiliki kaitan efisiensi,intensitas penggunaan faktor produksi,skala usaha. Usahatani merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang petani
mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu Soekartawi,1995.
Universitas Sumatera Utara
Pengertian Produksi
Pada dasarnya produksi merupakan proses penciptaan dan penambahan faedah bentuk,waktu dan tempat dan faktor-faktor produksi,sehingga dapat lebih
bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan manusia.Dalam artian yang lebih luas, produksi merupakan proses merubah input menjadi output.input yang di maksud
berupa barang dan jasa yang dihasilkan dari suatu proses,dalam arti sempit,yang dimaksud produksi hanya secara fisik mengubah bahan mentah menjadi
komoditasRobert Y.Awh,1976. Produksi meliputi semua aktivitas.aktivitasnya dapat diukur melalui rata-rata
output per unit dalam suatu periode,dimana output ditekankan kepala unit-unit konstan yang dalam hal ini peningkatan produksi berarti peningkatan rata-rata
output dengan asumsi produksi yang lain konstan. Asumsi lain yang digunakan dalam analisis teori produksi ini adalah:
1. Produsen beroperasi pada tingkat teknologi tertentu.
2. Untuk mempermudah analisis secara grafis,diasumsikan hanya ada 2
input,yaitu modal K,dan satu output yang dihasilkan,sedangkanfaktor- faktor produksi yang lain dianggap konstan.
3. Produsen beroperasi pada proses produksi yang efisien, proses produksi yang
tidak efisien tidak dipergunakan dalam proses produksi.
Biaya Produksi
Menurut Mubyarto 1994, biaya produksi dapat didefinisikan sebagai semua pengeluaran yang di lakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor
produksi dan bahan-bahan mentah yang akan di gunakan untuk menciptakan
Universitas Sumatera Utara
barang-barang yang di produksi perusahaan tersebut. Biaya produksi yang di
keluarkan setiap perusahaan dapat di bedakan dalam 2 jenis.
‐ Biaya Eksplisit
‐ Biaya Tersembunyi InputeCost
Biaya Ekplisit yaitu : Semua pengeluaran untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan input lain yang di bayar melalui pasaran pembayaran berupa
uang Biaya Tersembunyi yaitu : pembayaran untuk keahliankeusahawanan
produsen tersebut modalnya tersendiri yang digunakan dalam perusahaan dan bangunan perusahaan yang dimiliki.
Faktor-faktor yang mempengaruhi biaya adalah: metode kerja, pekerja, lokasi, requirement alat, faktor satuan, budaya, komposisi sumberdaya yang dibutuhkan,
pendefenisian lingkup pekerjaan, iklim, gempa bumi, badai, banjir, air pasang dan lain-lain Mankiw, 2000.
2.2.2 Volume Penjualan Pengertian Penjualan
Menurut Basu Swastha DH 2004 : 403 penjualan adalah interaksi antara individu saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki,
menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran sehingga menguntungkan bagi pihak lain. Penjualan dapat diartikan juga sebagai usaha yang dilakukan
manusia untuk menyampaikan barang bagi mereka yang memerlukan dengan
imbalan uang menurut harga yang telah ditentukan atas persetujuan bersama.
Universitas Sumatera Utara
Kemampuan perusahaan dalam menjual produknya menentukan keberhasilan dalam mencari keuntungan, apabila perusahaan tidak mampu menjual maka
perusahaan akan mengalami kerugian. Menurut Basu Swastha DH 2004 : 404 tujuan umum penjualan dalam perusahaan yaitu :
1 Mencapai volume penjualan 2 Mendapatkan laba tertentu
3 Menunjang pertumbuhan perusahaan Aktivitas penjualan banyak dipengaruhi oleh faktor yang dapat meningkatkan
aktivitas perusahaan, oleh karena itu manajer penjualan perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan.Faktor-faktor yang mempengaruhi
penjualan menurut Basu Swastha2005 sebagai berikut : 1
Kondisi dan Kemampuan Penjual Kondisi dan kemampuan terdiri dari pemahaman atas beberapa masalah
penting yang berkaitan dengan produk yang dijual, jumlah dan sifat dari tenaga penjual adalah:
a Jenis dan karakteristik barang atau jasa yang ditawarkan b Harga produk atau jasa
c Syarat penjualan, seperti: pembayaran, pengiriman 2
Kondisi Pasar Pasar mempengaruhi kegiatan dalam transaksi penjualan baik sebagai
kelompok pembeli atau penjual. Kondisi pasar dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni : jenis pasar, kelompok pembeli, daya beli, frekuensi pembelian
serta keinginan dan kebutuhannya.
Universitas Sumatera Utara
3 Modal
Modal atau dana sangat diperlukan dalam rangka untuk mengangkut barang dagangan ditempatkan atau untuk membesar usahanya. Modal perusahaan
dalam penjelasan ini adalah modal kerja perusahaan yang digunakan untuk mencapai target penjualanyang dianggarkan, misalnya dalam
menyelenggarakan stok produk dan dalam melaksanaan kegiatan penjualan memerlukan usaha seperti alat transportasi, tempat untuk menjual, usaha
promosi dan sebagainya. 4
Kondisi Organisasi Perusahaan Pada perusahan yang besar, biasanya masalah penjualan ini ditangani oleh
bagian tersendiri, yaitu bagian penjualan yang dipegang oleh orang-orang yang ahli dibidang penjualan.
5 Faktor-faktor lain
Faktor-faktor lain seperti periklanan, peragaan, kampanye, dan pemberian hadiah sering mempengaruhi penjualan karena diharapkan dengan adanya
faktor-faktor tersebut pembeli akankembali membeli lagi barang yang sama. Menurut Efendi Pakpahan 2009 faktor yang sangat penting dalam
mempengaruhi volume penjualan adalah saluran distribusi yang bertujuan untuk melihat peluang pasar apakah dapat memberikan laba yang maksimum. Secara
umum mata rantai saluran distribusi yang semakin luas akan menimbulkan biaya yang lebih besar, tetapi semakin luasnya saluran distribusi maka produk
perusahaan akan semakin dikenal oleh mayarakat luas dan mendorong naiknya angkapenjualan yang akhirnya berdampak pada peningkatan volume penjualan.
Universitas Sumatera Utara
Volume penjualan merupakan hasil akhir yang dicapai perusahaan dari hasil penjualan produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Volume penjualan
tidak memisahkan secara tunai maupun kredit tetapi dihitung secara keseluruhan dari total yang dicapai. Seandainya volume penjualan meningkat dan biaya
distribusi menurun maka tingkat pencapaian laba perusahaan meningkat tetapi sebaliknya bila volume penjualan menurun maka pencapaian laba perusahaan juga
menurun.Menurut Kotler 2000 volume penjualan adalah barang yang terjual dalam bentuk uang untuk jangka waktu tertentu dan didalamnya mempunyai
strategi pelayanan yang baik.Ada beberapa usaha untuk meningkatkan volume
penjualan, diantaranya adalah :
1 Menjajakan produk dengan sedemikian rupa sehingga konsumen melihatnya.
2 Menempatkan dan pengaturan yang teratur sehingga produk tersebut akan
menarik perhatian konsumen. 3
Mengadakan analisa pasar. 4
Menentukan calon pembeli atau konsumen yang potensial. 5
Mengadakan pameran. 6
Mengadakan discount atau potongan harga.
2.2.3 Harga
Harga identik dengan harga karena pada umumnya harga merupakan faktor yang dominan yang akan menentukan pertimbangan bagi pembeli. Dapat dikatakan
bahwa harga merupakan jumlah yang dibayarkan oleh pembeli atas barang dan jasa yang ditawarkan oleh penjual. Harga mempunyai empat macam fungsi,
yakni:
Universitas Sumatera Utara
1. Sebagai pembayaran kepada lembaga saluran pemasaran atas jasa-jasa yang
ditawarkannya. 2.
Sebagai senjata dalam persaingan. 3.
Sebagai alat untuk mengadakan komunikasi. 4.
Sebagai alat pengawasan saluran pemasaran.
Penetapan harga merupakan keputusan penjualan yang sangat menentukan karena berpengaruh besar terhadap hasil penjualan penerimaan. Pengaruh tersebut
berlangsung dalam dua cara: 1.
Harga sebagai komponen penerimaan mempunyai dampak atas penerimaan Penerimaan = harga x kuantitas penjualan.
2. Tingkat harga itu sendiri sangat berpengaruh terhadap kuantitas penjualan yaitu
melalui mekanisme fungsi permintaan. Kedua cara ini akan menimbulkan komplikasi karena pengaruhnya saling
bertentangan. Harga yang rendah menghasilkan pendapatan yang lebih kecil untuk setiap unit yang terjual tetapi biasanya mengakibatkan kuantitas penjualan yang
meningkat, pengaruh sebaliknya akan terjadi akan terjadi apabila harga naik. Tentu saja, peningkatan kuantitas penjualan akan memperkecil biaya tetap per unit
sampai mencapai skala produksi tertentu. Karena itu keputusan mengenai penetapan harga merupakan tantangan nyata bagi para manager Downey, 1992.
Menurut mankiw 2000, perusahaan yang bertujuan untuk mencari laba, tidak akan terlepas pada penentuan harga jual, oleh sebab itu dalam penentuannya turut
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Ada tujuh faktor yang mempengaruhi dalam penentuan harga jual, yaitu sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Keadaan perekonomian
2. Permintaan dan penawaran
3. Elastisitas permintaan
4. Persaingan
5. Biaya
6. Tujuan perusahaan
7. Pengawasan pemerintah
2.2.4 Pendapatan
Pendapatan adalah suatu ukuran balas jasa terhadap faktor-faktor produksi yang ikut dalam proses produksi. Pengukuran pendapatan untuk tiap-tiap jenis faktor
produksi yang ikut dalam usaha tergantung kepada tujuannya Prawirakusumo, 1990.
Dalam kegiatan perusahaan, pendapatan ditentukan dengan cara mengurangkan berbagai biaya yang dikeluarkan dari hasil penjualan yang diperoleh. Apabila
hasil penjualan yang diperoleh dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan produsen nilainya adalah positif maka diperolehlah pendapatan. Pendapatan
merupakan keuntungan yang diperoleh para pengusaha sebagai pembayaran dari melakukan kegiatan-kegiatan seperti: menghadapi resiko ketidakpastian di masa
yang akan datang, melakukan inovasipembaruan di dalam berbagai kegiatan ekonomi dan mewujudkan kekuasaan monopoli di dalam pasar sukirno, 1994.
Menurut Mankiw 2009, jumlah pendapatan yang diterima oleh suatu perusahaan sebagai hasil dari penjualan output disebut pendapatan total Total Revenue-TR.
Jumlah pengeluaran yang harus dilakukan suatu perusahaan untuk membeli input
Universitas Sumatera Utara
disebut biaya total Total Cost-TC. Jadi, keuntungan profit dinyatakan sebagai pendapatan total dikurangi dengan biaya total. Dengan demikian.
Keuntungan = Pendapatan Total – Biaya Total
2.2.5 Penerimaan
Penerimaan Revenue adalah segala penerimaan produsen dari hasil penjualan outputnya.
Macam-macam dari penerimaan yaitu diantaranya : 1.
Total Penerimaan Total Revenue adalah penerimaan dari hasil penjualan. 2.
Penerimaan Rata-rata Avarage Total Revenue adalah rata-rata penerimaan dari per kesatuan produk yang dijual atau yang dihasilkan dan yang diperoleh
dengan jalan membagi hasil total penerimaan dengan jumlah satuan barang dijual.
3. Penerimaan Marginal Marginal Revenue adalah suatu penambahan
penerimaan sebagai akibatpenambahan satu unit output. Fungsi penerimaan hasil penjualan merupakan fungsi dari jumlah barang yang
terjual. Penerimaan total total revenue adalah hasil kali jumlah barang yang terjual dengan harga jual perunit.Penerimaan umumnya bersifat linier, karena
tidak ada alasan mengapa penerimaan menurun bila produksi meningkat, kecuali bila harga jual menurun karena produksi meningkat teori penawaran.
Bentuk fungsi penerimaan total total revenue yang non- linier pada umumnya berupa sebuah persamaan parabola terbuka kebawah.Ini merupakan bentuk fungsi
penerimaaanyang lazim dihadapi oleh seorang produsen yang beroperasi di pasar
Universitas Sumatera Utara
monopoli. Sedangkan fungsi penerimaan total yang linier, merupakan fungsi penerimaan yang dihadapi oleh seorang produsen yang beroperasi di pasar
persaingan sempurna.
2.2.6 Titik Impas Break Event Point
Break Even Point BEP adalah suatu keadaan dimana perusahaan dalam
operasinya tidak memperoleh laba dan juga tidak menderita kerugian atau dengan kata lain total biaya sama dengan total penjualan sehingga tidak ada laba dan tidak
ada rugi. Hal ini bisa terjadi apabila perusahaan di dalam operasinya menggunakan biaya tetap dan biaya variabel, dan volume penjualannya hanya
cukup menutupi biaya tetap dan biaya variabel. Apabila penjualan hanya cukup menutupi biaya variabel dan sebagian biaya tetap, maka perusahaan menderita
kerugian. Sebaliknya, perusahaan akan memperoleh keuntungan, apabila penjualan melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus dikeluarkan.
Namun ada juga yang membuat pengertian break even point BEP sebagai berikut
1. Menurut S. Munawir 2002 Titik break even point BEP atau titik pulang
pokok dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana dalam operasinya perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi total penghasilan
= Total biaya. 2.
Menurut Abdullah 2004 Analisis Break even point BEP disebut juga Cost Volume Profit Analysis
. Arti penting analisis break even point BEP bagi menejer perusahaan dalam pengambilan keputusan keuangan adalah sebagai
berikut, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
Guna menetapkan jumlah minimal yang harus diproduksi agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
Penetapan jumlah penjualan yang harus dicapai untuk mendapatkan laba tertentu.
Penetapan seberapa jauhkan menurunnya penjualan bisa ditolerir agar perusahaan tidak menderita rugi.
3. Menurut Purba 2002 Titik impas break even berlandaskan pada pernyataan
sederhana, berapa besarnya unit produksi yang harus dijual untuk menutupi seluruh biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk tersebut.
4. Menurut PS. Djarwanto 2002 Break even point adalah suatu keadaan impas
yaitu apabila telah disusun perhitungan laba dan rugi suatu periode tertentu, perusahaan tersebut tidak mendapat keuntungan dan sebaliknya tidak
menderita kerugian. 5.
Menurut Harahap 2004 Break even point berarti suatu keadaan dimana perusahaan tidak mengalami laba dan juga tidak mengalami rugi artinya
seluruh biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan produksi ini dapat ditutupi oleh penghasilan penjualan. Total biaya biaya tetap dan biaya variabel sama
dengan total penjualan sehingga tidak ada laba tidak ada rugi. 6.
Menurut Garrison dan Noreen 2004 Break even point adalah tingkat penjualan yang diperlukan untuk menutupi semua biaya operasional, dimana
break even tersebut laba sebelum bunga dan pajak sama dengan nol 0.
Langkah pertama untuk menentukan break even adalah membagi harga pokok penjualan HPP dan biaya operasi menjadi biaya tetap dan biaya variabel.
Biaya Tetap merupakan fungsi dari waktu, bukan fungsi dari jumlah penjualan
Universitas Sumatera Utara
dan biasanya ditetapkan berdasarkan kontrak, misalnya sewa gudang. Sedangkan biaya variabel tergantung langsung dengan penjualan, bukan fungsi
dari waktu, misalnya biaya angkut barang. 7.
Break event point adalah suatu keadaan dimana dalam suatu operasi perusahaan tidak mendapat untung maupun rugi impas penghasilan = total
biaya Menurut Rangkuti 2005, analisis Break Even Point BEP merupakan suatu
analisis yang digunakan untuk mempelajari keterkaitan antara biaya tetap, biaya variabel, tingkat pendapatan pada berbagai tingkat operasional dan volume
produksi. Model yang paling banyak dipakai adalah dengan menggunakan kurva BEP. Selain memberikan informasi mengenai keterkaitan antara biaya dan
pendapatan, diagram ini juga menunjukkan laba atau kerugian yang akan dihasilkan pada berbagai tingkat keluaran output. Tujuan dari analisis BEP yaitu
untuk mengetahui besarnya penerimaan pada saat titik balik modal, yaitu yang menunjukkan suatu proyek tidak mendapatkan keuntungan tetapi juga tidak
mengalami kerugian Adapun beberapa manfaat dari Break Even Point BEP antara lain sebagaimana
berikut : 1.
Alat perencanaan untuk hasilkan laba 2.
Memberikan informasi mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat
penjualan yang bersangkutan. 3.
Mengevaluasi laba dari perusahaan secara keseluruhan
Universitas Sumatera Utara
4. Mengganti system laporan yang tebal dengan grafik yang mudah dibaca dan
dimengerti Analisis Break Even Point berguna apabila beberapa asumsi dasar dipenuhi.
Asumsi-asumsi tersebut adalah : 1.
Biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan dapat dikelompokan dalam biaya variabel dan biaya tetap.
2. Besarnya biaya variabel secara total berubah-ubah secara proporsional dengan
volume produksi atau penjualan. Ini berarti bahwa biaya variabel per unitnya adalah tetap.
3. Besarnya biaya tetap secara total tidak berubah meskipun ada perubahan
volume produksi atau penjualan. Ini berarti bahwa biaya tetap per unitnya berubah-ubah karena adanya perubahan volume kegiatan.
4. Jumlah unit produk yang terjual sama dengan jumlah per unit produk yang
diproduksi. 5.
Harga jual produk per unit tidak berubah dalam periode tertentu. 6.
Perusahaan hanya memproduksi satu jenis produk, apabila lebih dari satu jenis komposisi masing-masing jenis produk dianggap konstan tetap.
Analisa break even point juga dapat digunakan oleh usahawan dalam berbagai pengambilan keputusan, antara lain mengenai :
1. Jumlah minimal produk yang harus terjual agar perusahaan tidak mengalami
kerugian. 2.
Jumlah penjualan yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
Universitas Sumatera Utara
Volume Q
FC VC
T
Penerimaan Biaya
Rp TR
BEP
3. Besarnya penyimpanan penjualan berupa penurunan volume yang terjual agar
perusahaan tidak menderita kerugian. 4.
Untuk mengetahui efek perubahan harga jual, biaya maupun volume penjualan terhadap laba yang diperoleh.
Kurva BEP merupakan keterkaitan antara jumlah unit yang dihasilkan dan volume yang terjual pada sumbu X, dan antara pendapatan dari penjualan atau
penerimaan dan biaya pada sumbu Y. BEP terjadi jika pendapatan dari penjualan TR berada pada titik keseimbangan dengan total biaya TC.
Sedangkan biaya tetap FC adalah variabel yang tidak berubah meskipun jumlah volume yang dihasilkan berubah. Kurva BEP dapat dilihat pada gambar 5 agar
dapat lebih jelas mengenai perpotongan antara garis penerimaan dan biaya total.
Gambar 2.1. Kurva Break Even PointBEP
Keterangan: TR
= Total Revenue
Penerimaan Q
= Quantities Produksi
Universitas Sumatera Utara
FC =
Fixed Cost Biaya Tetap
VC =
Variable Cost Biaya Variabel
TC =
Total Cost Total Biaya
BEP = Break Even Point Titik Impas
Rangkuti, 2005 Disimpulkan bahwa Analisa break even point memberikan penerapan yang luas
untuk menguji tindakan-tindakan yang diusulkan dalam mempertimbangkan alternatif-alternatif atau tujuan pengambilan keputusan yang lain. Analisa break
even point tidak hanya semata-mata untuk mengetahui keadaan perusahaan yang
break even saja, akan tetapi analisa break even point mampu memeberikan
informasi kepada pimpinan perusahaan mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta hubungan dengan kemungkinan memperoleh laba menurut
tingkat penjualan yang bersangkutan. Pada gambar 2.1 dapat dilihat ketika tingkat produksi mencapai titik impas
BEP.BEP terletak pada perpotongan garis total penerimaan dan total biaya. Daerah sebelah kiri titik BEP yaitu bidang antara garis biaya total dengan garis
penerimaan termasuk dalam daerah rugi. Hal ini disebabkan karena hasil penjualan lebih rendah daripada biaya total. Sedangkan daerah disebelah kanan
garis biaya total dengan garis penerimaan merupakan daerah laba karena hasil penjualan lebih tinggi dari biaya total. BEP dapat dihitung dengan dua cara yaitu:
a. Break Even Point BEP Produksi
Rumus perhitungan BEP Produksi seperti berikut:
Universitas Sumatera Utara
BEP PRODUKSI Kg =
Keterangan: BEP
= Break Even Point Titik Impas produksi FC
= Fixed Cost
Biaya Tetap AVC
= AverageVariable Cost Rata-Rata Biaya Variabel P
= Harga Produk Suratiyah, 2008
b.Break Even Point BEP Harga
Rumus perhitungan BEP Harga seperti berikut:
BEP Harga Rp.Kg =
Keterangan: BEP
= Break Even Point Titik Impas Harga. TC
= Total Cost
Total Biaya Y
= Produksi
Suratiyah,2008
Universitas Sumatera Utara
2.3. Kerangka pemikiran