Hasil Uji Asumsi Klasik

Berdasarkan hasil ini juga dapat disimpulkan item pertanyaan kuesioner tidak memiliki rebilitas yang tinggi.

5.1.3. Hasil Uji Asumsi Klasik

Pengujian statistik dengan analisis regresi dapat dilakukan dengan pertimbangan tidak adanya pelanggaran terhadap asumsi-asumsi klasik. Asumsi – asumsi klasik tersebut antara lain: 5.1.3.1. Uji normalitas Menurut central limit theorem, asumsi normalitas akan terpenuhi apabila jumlah sampel yang digunakan lebih dari satu atau sama dengan 25. Uji normalitas dideteksi dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik atau dapat juga dengan melihat histogram dari residualnya. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, demikian sebaliknya. Gambar 5.1. Histogram Pada hasil pengolahan data menampilkan grafik plot yang ada menunjukkan tiitk menyebar di sekitar garis diagonal, serta penyebaran mengikuti arah garis diagonal, demikian juga dengan grafik histogramnya memberikan pola distribusi normal. Maka model regresi layak dipakai untuk memprediksikan keberhasilan pengamanan aset daerah berdasarkan masukan variabel independenya penyajian laporan keuangan dan aksesibilitas laporan keuangan. Universitas Sumatera Utara Gambar 5.2. Normal P-Plot of Regression Standardized Residual 5.1.3.2 Uji multikolinearitas Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah ada korelasi antara variabel independen. Metode yang digunakan untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dengan menggunakan VIF Variance Inflation Factor dan nilai Tolerance. Jika nilai VIF di bawah 5, maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi gejala multikolinearitas dalam model penelitian. Jika nilai Tolerance di atas 0,1 maka tidak terdapat gejala multikononieritas. Hasil pengujian multikolinearitas dapat disajika pada Tabel 5.5. Tabel 5.5. Hasil Uji Gejala Multikolinearitas No Variabel Tolerance VIF 1 Penyajian Laporan Keuangan SKPD .696 1.437 2 Aksesibilitas Laporan Keuangan SKPD .696 1.437 Dependen Variabel: Y = Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan SKPD Universitas Sumatera Utara Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer dengan Alat Bantu Program Statistik, 2010 data diolah Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 5.5 di atas, karena nilai VIF untuk semua variabel memiliki nilai lebih kecil daripada 5 dan nilai Tolerance lebih besar dari 0,1, maka dapat disimpulkan tidak terjadi gejala multikolinearitas antar variabel independen. 5.1.3.3. Uji heteroskedastisitas Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana dasar analisisnya adalah: 1 jika titik- titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur, bergelombang, melebar kemudian menyempit maka terjadi heterokedasisitas, dan jika 2 jika tidak ada pola yang jelas titik-tiitk menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Gambar 5.3. Scatterplot Dari grafik Scatterplot penelitian ini terlihat titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model Universitas Sumatera Utara regresi layak dipakai untuk memprediksi transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan SKPD berdasarkan masukan variabel independennya penyajian laporan keuangan SKPD dan aksesibilitas laporan keuangan SKPD.

5.1.4. Uji Hipotesis Penelitian Tabel 5.6. Regresi Linier Berganda

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan Daerah dan Aksesibilitas Laporan Keuangan Terhadap Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Samosir

22 160 109

Pengaruh Penyajian Neraca Skpd Dan Aksesibilitas Laporan Keuangan SKPD Terhadap Transparansi Dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan SKPD Di Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara

11 98 85

Pengaruh Penyajian dan Aksesibilitas Laporan Keuangan Terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah

0 8 1

Determinan Aksesibilitas dan Penyajian Laporan Keuangan Daerah Terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah

0 4 10

PENGARUH PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DAERAH DAN AKSESIBILITAS LAPORAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN KLATEN.

2 5 14

PENGARUH PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DAERAH DAN AKSESIBILITAS LAPORAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PENGARUH PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DAERAH DAN AKSESIBILITAS LAPORAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN KLATEN.

3 8 14

PENGALAPO Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan, Aksesibilitas Laporan Keuangan Terhadap Transparansi dan Akuntabilitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali.

0 3 15

BAB 1 PENDAHULUAN Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan, Aksesibilitas Laporan Keuangan Terhadap Transparansi dan Akuntabilitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali.

0 4 8

PENL Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan, Aksesibilitas Laporan Keuangan Terhadap Transparansi dan Akuntabilitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali.

0 3 16

Pengaruh Penyajian dan Aksesibilitas Laporan Keuangan Terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah.

0 1 2