Potensi Air Terjun Hadabuan Naisogop Sebagai Daerah Tujuan Wisata Di Kabupaten Samosir

(1)

J. Spillane J. (1982:20) World of Tourism. Jakarta

Marpaung. H. (2002 : 78). Pengantar Kepariwisataan. Alfabeta: Bandung Suwantoro, Gamal. 1997. Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi Undang-Undang No.9 Tahun 1990. Tentang Kepariwisataan

Undang-Undang No.10 Tahun 2009. Tentang Daya Tarik Wisata Yoeti, Oka A.1982. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa

Yoeti, Oka. 1985. Komersialisasi Seni Budaya dalam Pariwisata. Bandung: Angkasa

Http://Kbbi.web.id


(2)

BAB III

GAMBARAN UMUM KABUPATEN SAMOSIR

3.1 Sejarah Singkat Kabupaten Samosir

Kabupaten Samosir merupakan salah satu Kabupaten yang ada di provinsi Sumatera Utara yang memiliki daerah-daerah potensi wisata seperti pemandangan alam,wisata sejarah,wisata seni dan budaya yang dapat dikembangkan secara optimal. Dengan demikian, wisatawan tertarik mengunjungi objek wisata tersebut. Salah satu objek yang berpotensi ialah objek wisata air terjun Hadabuan Naisogop yang terletak di Kecamatan Sianjur Mulamula. Kabupaten Samosir adalah sebuah Kabupaten yang terbentuk dari hasil pemekaran Kabupaten Toba Samosir. Kabupaten Toba Samosir (Induk), terdiri dari 10 (sepuluh) kecamatan yaitu Kecamatan Balige, Laguboti, Silaen, Habinsaran, Porsea, Lumbanjulu, Uluan, Pintu Pohan Meranti, Ajibata, dan Borbor. Kabupaten Samosir (kabupaten baru), terdiri dari 9 (sembilan) kecamatan yaitu kecamatan Pangururan, Ronggur Nihuta, Sianjur Mula-mula, Simanindo, Nainggolan, Onan Runggu, Palipi, Harian, dan Sitio-tio

Penerapan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah, telah mendorong munculnya aspirasi masyarakat di daerah untuk membentuk kabupaten/kota baru yang bersifat otonom. Sebab dengan status daerah otonom baru, mereka berharap akan memperoleh peluang untuk mengurus daerahnya sendiri dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.


(3)

Pembentukan Kabupaten Samosir di Propinsi Sumatera Utara yang wilayahnya meliputi seluruh Pulau Samosir dan sebahagian wilayah di pulau Sumatera sudah merupakan agenda Pemerintah Kabupaten Toba Samosir. Untuk itu kajian percepatan pemekaran Kabupaten Toba Samosir dengan melahirkan calon Kabupaten Samosir perlu segera dilakukan mengingat Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999.

Usul pemekaran Kabupaten Toba Samosir menjadi dua kabupaten yang didasarkan pada desakan masyarakat wilayah Samosir dan DPRD Kabupaten Toba Samosir adalah :

1. Kabupaten Toba Samosir (Induk), terdiri dari 10 (sepuluh) kecamatan yaitu Kecamatan Balige, Laguboti, Silaen, Habinsaran, Porsea, Lumbanjulu, Uluan, Pintu Pohan Meranti, Ajibata, dan Borbor.

2. Kabupaten Samosir (kabupaten baru), terdiri dari 9 (sembilan) kecamatan yaitu kecamatan Pangururan, Ronggur Nihuta, Sianjur Mula-mula, Simanindo, Nainggolan, Onan Runggu, Palipi, Harian, dan Sitio-tio

Aspirasi dan argumentasi masyarakat yang disampaikan kepada DPRD Kabupaten Toba Samosir, Pemerintah Kabupaten Toba Samosir, dan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara ditindaklanjuti dengan :

1. Keputusan DPRD Kabupaten Toba Samosir Nomor 4 Tahun 2002 tanggal 20 Juni 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Samosir.


(4)

17

2. Surat Bupati Toba Samosir Nomor 1101/Pem/2002 tanggal 24 Juni 2002 yang ditujukan kepada Gubernur Sumatera Utara.

3. Surat Bupati Toba Samosir Nomor 135/1187/Pem/2002 tanggal 3 Juli 2002 yang ditujukan kepada Gubernur Sumatera Utara perihal laporan tentang aspirasi masyarakat Samosir untuk membentuk Kabupaten Samosir.

4. Terakhir, dari seluruh argumentasi, usulan DPRD dan Bupati Toba Samsoir ini diakomodir dengan keluarnya Undang-undang No. 36 Tahun 2003 tanggal 18 Desember 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Samosir dan Kabupaten Serdang Bedagai.

Terbentuknya Kabupaten Samosir sebagai kabupaten baru merupakan langkah awal untuk memulai percepatan pembangunan di wilayah Samosir menuju masyarakat yang lebih sejahtera, dengan tujuan untuk menegakkan kedaulatan rakyat dalam rangka perwujudan sosial, mendekatkan pelayanan kepada masyarakat, merespon serta merestrukturisasi jajaran pemerintahan daerah dalam rangka mempercepat proses pembangunan sehingga dalam waktu yang cukup singkat dapat sejajar dengan kabupaten lainnya dan akan mengangkat harkat hidup masyarakat yang ada di kabupaten Samosir pada khususnya, Provinsi Sumatera Utara pada umumnya. (BPS, Samosir Dalam Angka 2015)

3.2 Letak Geografis

Kabupaten Samosir merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara dan terletak di bagian pesisir Timur yang memiliki berbagai ragam sumber


(5)

daya alam dan budaya sebagai objek dan daya tarik wisata yang mampu menumbuhkan minat wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Kabupaten Samosir memiliki 9 kecamatan diantaranya: Sianjur Mulamula, Harian, Sitiotio, Onanrunggu, Nainggolan, Palipi, Ronggurnihuta, Pangururan, dan Simanindo. Salah satu aset kepariwisataan Kabupaten Samosir yang sangat potensial adalah air terjun

Hadabuan Naisogop. Air terjun Hadabuan Naisogop terletak di Kecamatan Sianjur Mulamula.

Secara geografis Kabupaten Samosir terletak di antara 2021’38’’- 2049’48’’ Lintang Utara dan 98024’00’’ - 99001’48’’ Bujur Timur dengan ketinggian antara 904 - 2.157 meter di atas pemukaan laut. Luas wilayahnya ± 2.069,05 , terdiri dari luas daratan ± 1.444,25 (69,80 persen), yaitu seluruh Pulau Samosir yang dikelilingi oleh Danau Toba dan sebahagian wilayah daratan Pulau Sumatera, dan luas wilayah danau ±624,80 (30,20 persen).

Batas-batas wilayah Kabupaten Samosir adalah di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Karo dan Kabupaten Simalungun, di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Humbang Hasundutan, di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Barat, dan di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir, (BPS, Samosir Dalam Angka 2015 : 3).


(6)

19

Tabel : 1.1.3

Luas Wilayah Daratan Menurut Kecamatan di Kabupaten Samosir

Kecamatan

Luas (km²)

Persentase Terhadap Luas Kabupaten Samosir

1. Sianjur Mulamula 140,24 9,71

2. Harian 560,45 38,81

3. Sitiotio 50,76 3,51

4. Onanrunggu 60,89 4,22

5. Nainggolan 87,86 6,08

6. Palipi 129,55 8,97

7. Ronggurnihuta 94,87 6,57

8. Pangururan 121,43 8,41

9. Simanindo 198,20 13,72

Kabupaten Samosir 1 444,25 100,00

Sumber : Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Samosir

Dilihat dari data statistik di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa dari beberapa Kecamatan yang ada di Kabupaten Samosir, Kecamatan Harian memiliki luas yang cukup besar dan kecamatan Sitiotio adalah kecamatan dengan luas wilayah yang kecil.

3.3 Penduduk

Jumlah penduduk yang besar dan berkualitas rendah secara sosial dan budayanya yang beraneka ragam tidak akan meningkatkan kualitas pembangunan objek. Oleh sebab itu, untuk menunjang keberhasilan pembangunan yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, perlu adanya pengarahan dan pengendalian kualitas sehingga dapat menguntungkan pembangunan suatu daerah khususnya Kabupaten Samosir.


(7)

Berdasarkan angka proyeksi penduduk pertengahan tahun, penduduk Kabupaten Samosir pada tahun 2014 adalah sebanyak 123.065 jiwa, terdiri dari 61.080 penduduk laki-laki (49,63 persen) dan 61.985 penduduk perempuan (50,37 persen), dengan rasio jenis kelamin sebesar 98,54 dan angka kepadatan penduduk mencapai 85,21 jiwa/km2. Sementara itu rumah tangga yang ada di Kabupaten Samosir adalah sebanyak 29.759 dengan rata-rata penduduk tiap rumah tangga sebesar 4,14 jiwa/rumah tangga.

Tabel : 3.1.1

Luas Wilayah, Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Samosir Menurut Kecamatan Kecamatan Luas wilayah (km²) Penduduk (jiwa) Kepadatan (jiwa/km²)

1. Sianjur Mulamula 140,24 9 394 66,99

2. Harian 560,45 8 070 14,40

3. Sitiotio 50,76 7 302 143,85

4. Onanrunggu 60,89 10 624 174,48

5. Nainggolan 87,86 12 189 138,73

6. Palipi 129,55 16 550 127,75

7. Ronggurnihuta 94,87 10 624 90,48

8. Pangururan 121,43 30 283 249,39

9. Simanindo 198,20 20 069 101,26

Kabupaten Samosir 1 444,25 123 065 85,21

2013 1 444,25 122 449 84,78

2012 1 444,25 121 613 84,20

2011 1 444,25 120 814 83,65

Sumber : BPS Propinsi Sumatera Utara, Proyeksi Penduduk Pertengahan Tahun 2014 Data dari tabel 3.1.1 di atas menunjukkan jumlah penduduk berdasarkan Kecamatan yang ada di Kabupaten Samosir ialah penduduk Kecamatan Pangururan sebagai Kecamatan penduduk yang tertinggi dan jumlah total penduduk dari


(8)

21

keseluruhan Kecamatan dari tahun ketahun menaik, sedangkan Kecamatan Sitiotio adalah kecamatan yang paling sedikit dibanding Kecamatan yang lainnya. Menurut data statistik yang penulis peroleh, selama tahun 2006-2014 jumlah pengunjung wisatawan Lokal yang datang 140 637 orang dari keseluruhan wilayah. Sedangkan jumlah wisatawan Asing yang datang hanya sekitar 30 450 orang dari keseluruhan wilayah, Terlihat jelas bahwa minat wisatawan Asing terhadap daerah tujuan wisata khususnya Kabupaten Samosir ternyata masih kurang jika dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisatawan Lokal. Tetapi ada peningkatan jumlah kunjungan wisatawan pada tahun 2008 yang mencapai 32 278 pengunjung Asing dan wisatawan Lokal sebanyak 73 593 pengunjung.

3.4 Sarana dan Prasarana Kabupaten Samosir 3.4.1 Panjang Jalan

Infrastruktur jalan merupakan sarana yang penting dalam memperlancar arus transportasi, dengan kondisi jalan yang baik dan lancar maka akan semakin tertarik dan mudah menjangkau suatu tempat yang akan dikunjungi. Secara khusus prasarana jalan di Kabupaten Samosir merupakan prasarana pengangkutan yang penting untuk menghubungkan suatu daerah dengan daerah yang lainnya. Selain itu jalan juga berfungsi untuk memperlancar dan mendorong kegiatan perekonomian. Kecamatan Sianjur Mulamula merupakan Kecamatan yang terdapat di Kabupaten Samosir salah satu kawasan objek wisata yaitu air terjun Hadabuan Naisogop. Bila ditempuh perjalanan dari jalur darat via Medan-Tele-pangururan memakan waktu sekitar 4-5


(9)

jam. Perjalanan dari pangururan menuju air terjun Naisogop memakan waktu sekitar 1 jam. Kondisi jalan menuju kawasan daerah objek wisata tersebut kurang memadai. Belum seluruhnya jalan aspal, masih ada jalan yang rusak/belubang-lubang dan transportasi menuju kawasan objek wisata khususnya ke kecamatan Sianjurmulamula tidak ada.

Berdasarkan data dari Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Samosir, panjang jalan di Kabupaten Samosir pada tahun 2014 adalah 915,06 kilometer, yaitu jalan negara sepanjang 32,00 kilometer yang seluruh permukaannya adalah hotmix dengan kondisi masih baik, jalan provinsi sepanjang 156,35 kilomete.r Dimana 86,75 kilometer diantaranya adalah jalan hotmix dan 69,60 kilometer adalah jalan aspal, dan jalan kabupaten sepanjang 726,72 kilometer. Dimana 26,55 kilometer diantaranya adalah jalan hotmix, 565,29 kilometer jalan aspal, 112,75 kilometer jalan krikil, dan 22,13 kilometer jalan tanah. Menurut kondisi jalan, jalan propinsi yang masih baik adalah sepanjang 86,65 kilometer, kondisi sedang sepanjang 10,20 kilometer, rusak sepanjang sepanjang 10,85 kilometer, dan rusak berat. sepanjang 48,65 kilometer, sedangkan kondisi jalan kabupaten yang masih baik adalah sepanjang 309,01 kilometer, kondisi sedang sepanjang 272,84 kilometer, kondisi rusak sepanjang 35,05 kilometer, dan kondisi rusak berat sepanjang 109,84 kilometer (BPS, Samosir Dalam Angka 2015: 95).

Tabel 8.1.6

Panjang Jalan Kabupaten Menurut Kecamatan dan Kondisi Jalan di Kabupaten Samosir


(10)

23

Kecamatan

Kondisi Jalan Baik Sedang Rusak Rusak

Berat

Julah Total 1.Sianjur Mulamula 39,64 21,26 3,60 1,68 66,18

2. Harian 11,33 21,30 6,20 0,45 39,27

3. Sitiotio 6,11 1,02 1,58 14,62 23,33 4. Onanrunggu 46,95 78,63 3,81 41,86 171,25 5. Nainggolan 22,57 22,90 3,81 13,22 62,50

6. Palipi 29,07 36,61 0,06 11,99 77,73

7. Ronggurnihuta 40,10 49,19 12,15 13,37 114,81 8. Pangururan 62,47 19,50 3,38 3,01 88,36 9. Simanindo 50,77 22,43 0,46 9,64 83,30 Jumlah 309,01 272,84 35,05 109,84 726,73

2013 25,35 511,33 59,19 71,65 667,49 2012 11,55 519,63 62,69 22,15 616,02 2011 8,79 524,64 60,43 22,13 615,99 2010 6,52 517,03 70,30 17,58 611,43 2009 6,52 517,03 70,30 15,48 609,33 2008 5,03 505,04 76,11 23,15 609,33 2007 3,40 468,58 114,20 12,50 598,68 2006 1,40 422,20 162,58 2,20 588,38 Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Samosir

Berdasarkan table 8.1.6 data statistik, dapat disimpulkan bahwa dari 9 Kecamatan yang ada di Kabupaten Samosir kondisi jalan yang baik terdapat di Kecamatan Pangururan, kondisi jalan yang sedang terdapat di Kecamatan Onanrunggu, kondisi jalan rusak di Kecamatan Ronggurnihuta, dan kondisi jalan yang rusak berat terdapat di Kecamatan Onanrunggu.

3.4.2 Transportasi

Sektor perhubungan merupakan sarana transportasi baik melalui darat maupun perhubungan danau (transportasi danau). Prasarana transportasi yang terdapat di


(11)

Kabupaten Samosir adalah berupa jalan dan jembatan. Namun bila dikaitkan prasarana transportasi dengan objek wisata yang ada di Kabupaten Samosir belum memadai. Hanya beberapa bus umum saja yang trayeknya menuju ke beberapa objek wisata. Begitu banyak objek wisata yang terdapat di Kabupaten Samosir, namun kendaraan menuju ke objek wisata tertentu belum ada disediakan. Salah satunya ialah objek wisata air terjun Hadabuan Naisogop yang terdapat di Kecamatan Sianjur Mulamula. Di kawasan daerah Kecamatan Sianjur Mulamula banyak terdapat tempat objek-objek wisata yang berpotensi, akan tetapi yang menjadi kendalanya ialah akses menuju ke daerah tujuan wisata tersebut tidak ada.

Kabupaten Samosir dapat dicapai melalui jalan darat dengan menempuh rute yaitu: Medan-Berastagi-Merek-Tele-Pangururan. Secara rinci daftar angkutan umum yang melayani trayek antar kota(dalam satu provinsi) di Kabupaten Samosir dapat dilihat dalam tabel berikut, tabel (8.1.7).

Table 8.1.7

Banyaknya Perusahaan dan Armada Angkutan Umum yang Memiliki Izin Trayek di Kabupaten Samosir (2014)

Jenis Angkutan Umum Banyaknya Perusahaan

Banyaknya Armada

(buah) 1. Bus Angkutan Umum Antar Kabupaten/Kota

Antar

Provinsi (AKAP)

1 2

2. Bus Angkutan Umum Antar Kabupaten/Kota Dalam

Provinsi (AKDP)

3 53

3. Bus Angkutan Umum Antar Pedesaan Dalam Kabupaten

7 212


(12)

25

3.4.3 Pendidikan

Peningkatan partisipasi sekolah penduduk, tentunya harus diimbangi dengan penyedian sarana fisik pendidikan maupun tenaga guru yang memadai. Berikut ini adalah data statisitik yang menunjukkan banyaknya jumlah keseluruhan sekolah, jumlah murid,dan guru di Kabupaten Samosir.

Tabel: 4.1.8 Banyaknya Sekolah, Guru dan Murid Menurut Tingkat Pendidikan dan Tahun Ajaran di Kabupaten Samosir

Tingkat Pendidikan Tahun Ajaran 2009/ 2010 2010/ 2011 2011/ 2012 2012/ 2013 2013/ 2014 2014/ 2015 1. TK

3 3 3 3 3 3

- Sekolah (buah)

- Guru (orang) 13 16 21 14 19 19

- Murid (orang) 290 299 285 264 305 298 2. SD

203 203 203 203 203 203

- Sekolah (buah)

- Guru (orang) 851 1 856 1 646 1 638 1 753 1 819 - Murid (orang) 20 079 20 244 20 306 20 013 20 037 19 649 3. SMP

35 35 35 34 34 34

- Sekolah (buah)

- Guru (orang) 796 801 661 654 662 653

- Murid (orang) 9 764 9 485 9 408 9 566 9 280 9 526 4. SMU

13 13 14 14 14 15

- Sekolah (buah)

- Guru (orang) 360 378 352 358 361 414

- Murid (orang) 5 250 5 260 5 182 5 052 4 900 5033 5. SMK

7 7 7 7 7 7

- Sekolah (buah)

- Guru (orang) 199 218 224 223 222 245

- Murid (orang) 2 503 2 727 2 868 2 879 2 707 2 474 Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Samosir


(13)

Data dari tabel di atas menunjukkan jumlah tingkat pendidikan di Kabupaten Samosir, jumlah tertinggi pada sekolah dasar (SD) dan yang terendah di taman Kanak-kanak (TK).

Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2014, persentase penduduk Kabupaten Samosir berusia 10 tahun ke atas yang masih sekolah diperkirakan sebesar 28,69 persen, sedangkan yang tidak/belum pernah sekolah adalah 1,90 persen, dan yang tidak bersekolah lagi adalah 69,41 persen. Persentase penduduk yang tidak/belum pernah sekolah dan yang tidak bersekolah lagi mengalami peningkatan bila dibandingkan tahun sebelumnya, sementara masih sekolah semakin berkurang (BPS, Samosir Dalam Angka 2015: 103).

Melalui data statistik di atas, bila dihubungkan dengan kepariwisataan khususnya objek wisata atau wisata budaya, para siswa baik TK, SD, SMP, SMA, SMK seharusnya mendapat pengetahuan tentang kebudayaan daerah asalnya. Diarahkan untuk menjaga lingkungan agar dapat melestarikan daerah asalnya sebagai objek wisata. Terkait dengan pengunjung objek wisata air terjun Hadabuan Naisogop yang berada di Kecamatan Sianjur Mulamula, Pengunjung objek wisata ini belum begitu banyak diketahui oleh wisatawan lokal maupun wisatawan asing karena keberadaan objek wisata ini masih baru. Tidak lain pengunjungnya adalah penduduk setempat yang berada disekitar objek wisata yang berusia 10 tahun ke atas. Namun ada juga kalangan remaja/orang dewasa yang berada di luar daerah tersebut datang mengunjungi objek wisata air terjun Hadabuan Naisogop.


(14)

BAB IV

POTENSI AIR TERJUN HADABUAN NAISOGOP SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA DI KABUPATEN SAMOSIR

4.1 Potensi Air pada Air Terjun Hadabuan Naisogop

Air terjun Hadabuan Naisogop merupakan air yang berasal dari bawah gunung bukit Tele, sehingga air yang mengaliri air terjun ini masih terjaga kemurnian dan alaminya. Air terjun Hadabuan Naisogop memiliki ketinggian sekitar 18 meter dari permukaan sungai yang berada di bawahnya sampai ujung tempat mengalirnya air terjun. Air terjun Hadabuan Naisogop memiliki bentuk yang tidak lurus (terjal ke bawah), tetapi berkelok.

Curahan air dari tebing sampai dasar air membuat air beriak. Air dari air terjun ini sangatlah dingin dan jernih membuat siapapun ingin menyentuhnya. Air terjun Hadabuan Naisogop di apit oleh dinding-dinding batu dan di tutupi ranting pohon yang tumbuh di sekitar air terjun membuat suasana menjadi rimbun, sehingga udaranya pun terasa sejuk dan sangat menyenangkan walaupun berada disini pada siang hari.

Aliran air yang mengalir dari atas hingga jatuhnya ke bawah cukup luas. Jatuhnya air pada air terjun Hadabuan Naisogop lumayan deras, percikan-percikan air yang dibawa oleh hempasan angin mengenai sekujur tubuh terasa dingin dan segar. Terdapat dua aliran air yang jatuh ke permukaan air, namun berasal dari mata


(15)

air yang sama. Air yang mengalir mengenai dinding bebatuan, sehingga percikannya merembes dan terlihat begitu mempesona.

Percikan aliran air pada air terjun Hadabuan Naisogop dipengaruhi oleh keadaan alam, dimana angin yang berhembus kencang maka percikan air yang jatuh akan merembes sampai ke aliran sungai dan semua dinding bebatuan pun akan terkena percikan air. Hal tersebut membuat dinding menjadi lembab dan ditumbuhi tanaman-tanaman yang tumbuh disekitar dinding seperti lumut dan rumput. Walaupun begitu dinding tebing terlihat eksotis.

Air yang jatuh dari atas tebing sampai ke permukaan air, tidak langsung mengalir begitu saja. Air yang jatuh dari atas tebing jatuh ke kubangan air seperti kolam yang cukup luas dan tidak begitu dalam, dapat digunakan untuk bermain air ataupun berenang dan terdapat beberapa batu-batu yang ukurannya cukup besar yang dapat digunakan sebagai tempat peristirahatan atau pun sebagai tempat bersantai seuasai berenang.

Sepanjang aliran air pada air terjun Hadabuan Naisogop terdapat batu-batu yang sudah di tata di pinggir-pinggir sungai, jadi wisatawan yang tidak berenang pun bisa bersantai ataupun sekedar merendam kaki diantar bebatuan, karena aliran sungai disekitar bebatuan tidak begitu dalam. Namun wisatawan juga harus berhati-hati karena bebatuannya agak licin. Sepanjang aliran sungai banyak bebatuan, dan di tengah aliran ada bendungan batu-batuan, sehingga air mengalir dari sela-sela batu yang sudah di tata, seolah menjadi air mancur. Akan tetapi, warna air yang mengaliri


(16)

29

sungai berbeda dengan warna air yang berada di kubangan. Air yang berada di kubangan begitu jernih, sedangkan warna air yang mengaliri sungai berwarna kuning kecoklatan, hal tersebut di karenakan oleh warna tanah yang di dalam aliran sungai berwarna kekuning coklatan. Aliran air terjun ini mengalir menuju desa Sianjur yang digunakan warga untuk mengairi irigasi di persawahan.

Ketika pengunjung sudah berada di lokasi air terjun Hadabuan Naisogop, pengunjung akan dibawa dengan sejuknya hawa dingin dan segar yang membawa secercah air yang turun jatuh . Udara yang masih bersih dan sejuk, jauh dari kebisingan seperti di perkotaan menjadikan perjalanan terasa sangat nyaman dan menyenangkan. Udara yang sejuk tentu membuat para pengunjung menjadi semakin betah selama berada di kawasan air terjun ini. Hempasan angin yang kencang membuat wisatawan seolah-olah berada di suatu tempat yang menawarkan kesejukan dan keasrian alam.

Selama berada di air terjun Hadabuan Naisogop, wisatawan tidak hanya sekedar melihat objek ini saja. Terdapat kubangan air seperti kolam sungai yang cukup luas, wisatawan tentunya dapat merasakan langsung air terjun ini. Dingin dan sejuknya air yang mengalir kolam sungai tentu jangan disia-siakan, karena wisatawan dapat bermain-main air dengan teman yang diajak berwisata ke tempat ini. Pengunjung bisa saling melemparkan guyuran air sejuk ke teman dan seru-seruan disini, bahkan wisatawan dapat merasakan jatuhnya air dari atas tebing. Jatuhnya air yang mengenai tubuh seolah sekujur tubuh dikusut-kusut.


(17)

Aktivitas lain yang dapat dilakukan dari air yang ada di air terjun Hadabuan Naisogop yaitu bermeditasi dengan alam, hal tersebut dapat dilakukan karena suara dari riak air, kondisi udara yang sejuk, angin yang segar dan lokasi ini sangat nyaman dan tidak terganggu dengan bisingnya suara seperti di daerah perkotaan. Tentunya kenyamanan suasana seperti itulah yang ingin dicari oleh wisatawan ketika mengunjungi objek wisata alam yang mampu menghipnotis pengunjung dengan suasana dan pemandangan yang tidak ada duanya di tempat lain.

Gericik dan derasnya air terjun yang jatuh dari atas tebing dapat dinikmati manusia secara utuh, membuat pengunjung takjub betapa indah ciptaan Tuhan. Air terjun Hadabuan Naisogop begitu indah, banyak kalangan anak muda yang tertarik akan jatuhnya aliran airnya. Air yang mengalir dari atas hingga jatuh ke bawah merupakan warisan alam yang wajib dijaga kelestarian dan kebersihannya.

4.2 Potensi Keindahan Alam di Kawasan Air Terjun Hadabuan Naisogop Air terjun Hadabuan Naisogop tidak hanya memiliki keindahan air terjun saja, namun air terjun Hadabuan Naisogop memberikan pemandangan yang sangat memesona para wisatawan yang berkunjung ke lokasi wisata tersebut. Keindahan alam di sekitar air terjun juga mendukung karena masih terjaga dengan baik. Pemandangan alam yang menarik dilihat dari kawasan air terjun Hadabuan Naisogop

diantaranya terdapat bukit-bukit, gunung, persawahan dan perumahan penduduk desa Sianjur yang terbentang.


(18)

31

Pondok tempat peristirahatan yang berada di kawasan air terjun ini berada di dataran tinggi dan dihadapkan ke pemandangan alam berupa panorama pedesaan Sianjur berada di dataran rendah yang membentang di wilayah tersebut, dari kawasan ini dapat dilihat keindahan alam berupa persawahan dan perumahan penduduk, bukit-bukit, gunung Pusuk Buhit, dan terdapat keindahan Danau Toba terbentang lurus dari kejauhan.

Pemandangan alam berupa pedesaan Sianjur yang berada diantara perbukitan dan gunung Pusuk Buhit yang menjulang tinggi terlihat begitu memesona hati. Rumah-rumah penduduk berada di kaki perbukitan dan ada juga di lembah bukit di dataran rendah. Sehingga dari ketinggian dari kawasan air terjun Hadabuan Naisogop

terlihat keindahan alam pedesaan Sianjur dan keindahan bukit-bukit di sekitarnya. Persawahan penduduk yang terbentang dan tertata rapi, sangat enak dilihat dari kawasan air terjun Hadabuan Naisogop. Bentuk perbatasan antar persawahan seperti garis-garis yang membatasi terlihat seperti lapangan padang rumput hijau yang menyegarkan mata dan hempasan angin yang kencang membuat seolah berada di suatu tempat yang menawarkan kesejukan dan keasrian.

Begitu juga dengan rumah-rumah penduduk terlihat dari kawasan air terjun

Hadabuan Naisogop. Terlihat rumah-rumah penduduk yang berada di antara satu desa dengan desa yang lain. Perumahannya masih terlihat sedikit, akan tetapi lahan persawahan begitu luas di banding banyaknya perumahan penduduk yang terbentang.


(19)

Selain itu, wisatawan juga dapat melihat keindahan alam yaitu panorama air Danau Toba, airnya biru dan terllihat tenang dan dari kejauhan tampak begitu memesona hati pengunjung yang datang. Berada di kawasan air terjun Hadabuan Naisogop juga disuguhkan dengan panorama gunung Pusuk Buhit yang menjulang tinggi begitu indah, pepohonan dan rumput hijau yang tumbuh di sekitarnya juga terlihat menyegarkan mata.

Begitu juga dengan panorama bukit-bukit yang mengelilingi pedesaan Sianjur. Persawahan, perumahan penduduk dan pepohonan yang berada disekitarnya terlihat tenang dan asri, seperti tidak ada aktivitas masyarakat yang berlalu. Wisatawan juga dapat melihat jalan besar yang biasa digunakan masyarakat dari kawasan ini. Terlihat bentuk jalan yang semakin mendaki megelilingi perbukitan. Keindahan alam yang membentang memberikan kesan tersendiri bagi yang melihatnya. Perpaduan antara perbukitan, gunung, pepohonan dan rumah-rumah penduduk menjadi suatu keindahan yang tidak ada duanya. Membuat mata terbelalak dan hati juga berdecak kagum.

Pemandangan alam dari kawasan air terjun Hadabuan Naisogop tidak hanya disuguhkan dengan panorama pedesaan sianjur yang terbentang. Akan tetapi, panorama di sekitar air terjun juga terlihat indah. Air terjun Hadabuan Naisogop

berada di antara perbukitan yang tinggi. Sepanjang perjalanan saat menuju lokasi air terjun, pengunjung akan menikmati pemandangan alam berupa perbukitan yang berada disekitanya yang sangat elok dan menggoda hati. Hamparan pepohonan yang


(20)

33

tumbuh di perbukitan mengelilingi air terjun Hadabuan Naisogop juga masih terjaga alami. Nyanyian burung-burung yang berada di sekitar air terjun juga turut membuat wisata menjadi lebih bermakna karena memberikan rasa nyaman.

Wisatawan juga akan melihat pemandangan air terjun Hadabuan Naisogop

yang begitu indah. Air terjun Hadabuan Naisogop diapit oleh bukit yang menjulang tinggi, seolah setengah dari badan air terjun tertutupi namun tetap terlihat indah. Jika air terjun di lihat dari kejauhan terlihat begitu mempesona. Jatuhnya air terjun

Hadabuan Naisogop sangatlah memukau dan menyegarkan mata. Butir-butiran air yang jatuh dari atas tebing terbawa hempasan angin dan terasa sangat segar.

Keadaan air tejun Hadabuan Naisogop masih alami, alur sungai yang indah dan dinding bebatuannya belum pernah tersentuh. Dinding-dinding batu yang berada di antara air terjun Hadabuan Naisogop terlihat menarik. Dinding batu di tumbuhi oleh rumput-rumput hijau dan akar-akar dari pepohonan ada yang menembus dinding-dinding tebing. Dinding tebing tersebut terlihat seolah menjadi terlihat sangat kokoh dan enak di lihat oleh mata.

Perpaduan pemandangan air terjun yang jatuh dan bukit yang menjulang di sekitar air terjun Hadabuan Naisogop terlihat begitu indah. Perbukitan yang berada disekitar air terjun ini terdapat pohon-pohon pinus dan padang rumput hijau yang menyegarkan mata dan pikiran. Keindahan alam yang terdapat dikawasan air terjun. Keindahan alam yang terdapat di kawasan air terjun Hadabuan Naisogop sangat mempesona. Bentang alam pedesaan Sianjur yang indah dipadu dengan panorama


(21)

perbukitan menjadikan suatu hal yang memberikan keistimewaan tersendiri bagi para wisatawan. Begitu pula dengan keindahan air terjun Hadabuan Naisogop begitu memukau. Bukit yang mengapit air terjun dan aliran alur sungai yang begitu indah menjadi pemandangan yang menarik untuk dilihat. Oleh karena itu, potensi yang ada di kawasan objek wisata air terjun Hadabuan Naisogop sangatlah besar dan mampu menarik perhatian wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Samosir.

4.3 Udara di Kawasan Air Terjun Hadabuan Naisogop

Wilayah dengan udara yang sejuk dan segar merupakan dambaan setiap orang. Air terjun Hadabuan Naisogop berada di kawasan pedesan yang masih asri dan sejuk, menambah kesan alami dari wilayah objek wisata ini. Udara yang sejuk tentu membuat para pengunjung menjadi semakin merasa nyaman berkunjung ke lokasi air terjun Hadabuan Naisogop.

Sejuk dan segarnya udara di perkotaan tidak lagi ditemukan seperti di daerah pedesaan. Udara di perkotaan sudah tercemar oleh berbagai asap-asap seperti asap rokok, kendaraan maupun asap pabrik-pabrik dan pepohononan di daerah perkotaan juga tidak begitu banyak ditemukan, berbeda dengan kehidupan di pedesaan. Air terjun Hadabuan Naisogop terletak di sebuah pedesaan yang jauh dari bisingnya perkotaan. Daerah sekitar air terjun Hadabuan Naisogop masih alami. Tidak banyak ditemukan asap kendaraan yang lalu lalang dan asap-asap pabrik juga tidak banyak ditemukan seperti di daerah perkotaan. Banyaknya kendaraan yang jumlahnya berlebihan dan juga kurangnya penghijauan di kota tidak hanya menjadikan


(22)

35

kemacetan disetiap sudut kota, tetapi juga menimbulkan polusi dimana-mana. Berbeda dengan udara di desa yang masih sejuk dan segar.

Kawasan air terjun Hadabuan Naisogop terlihat alami, masih banyak ditemukan pepohonan, bukit-bukit dengan padang rumput yang hijau membuat hati berdecak kagum, dan kawasan air terjun Hadabuan Naisogop berada di dataran tinggi, jadi ketika angin berhembus terasa sejuk dan segar jauh dari kebisingan seperti di perkotaan membuat hati terasa nyaman dan damai.


(23)

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan tentang potensi air terjun Hadabuan Naisogop sebagai daerah tujuan wisata di Kabupaten Samosir, maka penulis membuat kesimpulan :

1) Potensi air pada air terjun Hadabuan Naisogop:

1. Air dari air terjun ini sangatlah dingin dan jernih membuat siapapun ingin menyentuhnya.

2. Terdapat kubangan air seperti kolam yang cukup luas di bawah air terjun Hadabuan Naisogop, wisatawan yang datang bisa melakukan aktivitas bermain air, berendam dan berenang.

3. Aktivitas lain yang dapat dilakukan wisatawan ialah bermeditasi dengan alam, hal tersebut dapat dilakukan karena suara dari riak air, angin yang segar dan lokasi sangat nyaman

2) Potensi keindahan alam di kawasan air terjun Hadabuan Naisogop:

1. Pemandangan alam berupa pedesaan Sianjur yang berada diantara perbukitan dan gunung Pusuk Buhit yang terlihat begitu memesona hati.

2. Wisatawan juga dapat melihat keindahan alam yaitu panorama Danau Toba, dari kejauhan airnya biru dan terllihat tenang terlihat indah.


(24)

37

3. Panorama bukit-bukit dan gunung Pusuk Buhit yang menjulang tinggi begitu indah, pepohonan dan rumput hijau yang tumbuh di sekitarnya juga terlihat menyegarkan mata.

4. Wisatawan dapat melihat pemandangan air terjun Hadabuan Naisogop

yang di apit oleh bukit yang menjulang dan jatuhnya air terjun juga sangat memukau.

3) Kondisi udara di kawasan air terjun Hadabuan Naisogop:

1. Air terjun Hadabuan Naisogop berada di kawasan pedesan yang masih asri dan sejuk.

2. Kondisi udara yang sejuk, angin yang segar dan lokasi ini sangat nyaman dan tidak terganggu dengan bisingnya seperti di daerah perkotaan.

3. Tidak banyak ditemukan asap kendaraan yang lalu lalang dan asap-asap pabrik seperti di daerah perkotaan yang membuat udara jadi tercemar.

5.2 Saran

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menyarankan :

1. Pemerintah perlu membangunan fasilitas-fasilitas yang masih kurang di objek wisata air terjun Hadabuan Naisogop

2. Pemerintah harus lebih mempromosikan objek wisata air terjun Hadabuan Naisogop karena air terjun ini memiliki potesi yang baik.


(25)

3. Pemerintah dan masyarakat harus menjalin kerja sama untuk menyediakan transportasi umum.

4. Bagi wisatawan yang berkunjung diharapkan dapat menjaga kelestarian air terjun Hadabuan Naisogop dengan tidak membuang sampah di sembarang tempat.


(26)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS MENGENAI KEPARIWISATAAN

2.1 Pengertian Pariwisata

Kata pariwisata berasal dari dua suku kata, yaitu pari dan wisata. Pari berarti banyak, berkali-kali dan berputar-putar, sedangkan wisata berarti perjalanan atau bepergian. Jadi, pariwisata berarti perjalanan atau bepergian yang dilakukan berkali-kali atau berkeliling. Pariwisata adalah padanan kata untuk istilah tourism dalam bahasa Inggris. Menurut pendapat dari Spillane (1982:20) mengatakan: “... bahwa pariwisata adalah kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan tugas, berziarah dan lain-lain” .

Menurut Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 menyebutkan: “... pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha - usaha yang terkait di bidang ini”. Pariwisata menurut Hunziker dan Kraft (1892) (dalam Yoeti,1982) juga mengatakan: “... the totally of

relationship and phenomena arising from the travel and stay of strangers, provided the stay does not empty the establishment permanent residence and is not connected with a remunerated activity”. Dalam bahasa Indonesia adalah keseluruhan daripada gejala-gejala yang ditimbulkan oleh perjalanan dan pendiaman orang-orang asing serta penyediaan tempat tinggal sementara, asalkan pendiaman itu tidak tinggal menetap dan tidak memperoleh penghasilan dari aktivitas yang bersifat sementara itu.


(27)

Dari beberapa pengertian di atas, dapat di simpulkan bahwa pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan oleh seorang (individu) atau kelompok dari satu tempat ketempat lain. Bukan untuk mencari nafkah, melainkan untuk mendapatkan kesenangan ataupun kepuasan dalam jangka pendek dan wisatawan akan kembali ke tempat asalnya.

2.2 Pengertian Wisatawan

Wisatawan tidak lepas dari dunia kepariwisataan. Kata wisatawan (tourist)

dalam arti merujuk kepada orang. Ada 2 kategori mengenai sebutan pengunjung, yakni wisatawan dan pelancong. Menurut Gamal Suwantoro (1997 : 4) mengatakan :

Seseorang atau kelompok orang yang melakukan suatu perjalanan wisata disebut dengan wisatawan (tourist), jika lama tinggalnya sekurang-kurangnya 24 jam di daerah atau negara yang dikunjungi. Dan apabila mereka tinggal di daerah atau negara yang dikunjungi dengan waktu kurang dari 24 jam maka mereka disebut pelancong (excursionist). IUOTO (The International Union of Official Travel Organization) menggunakan batasan mengenai wisatawan secara umum.

Pengunjung (visitor), yaitu setiap orang yang datang ke suatu negara atau tempat tinggal lain dan biasanya dengan maksud apapun kecuali untuk melakukan pekerjaan yang menerima upah. Jadi ada dua kategori mengenai sebutan pengunjung, yakni :

1. Wisatawan (tourist)

2. Pelancong (excursionist)

Wisatawan adalah pengunjung yang tinggal sementara,sekurang-kurangnya 24 jam di suatu negara. Wisatawan dengan maksud perjalanan wisata dapat digolongkan menjadi :

1. Pesiar (Leasure), untuk keperluan rekreasi, liburan, kesehatan, studi, keagamaan, dan olah raga.

2. Hubungan dagang, sanak saudara, handai taulan, konferensi, misi dan sebagainya.

Pelancong (excursionist) adalah pengunjung sementara yang tinggal di suatu negara yang dikunjungi dalam waktu kurang dari 24 jam.


(28)

10

2.3 Potensi Pariwisata

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata “potensi” adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan; kekuatan; kesanggupan; daya. Sedangkan kata “pariwisata” memiliki arti segala yang berhubungan dengan perjalanan untuk rekreasi; pelancong; turisme. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian potensi pariwisata adalah kemampuan, kesanggupan, kekuatan, dan daya tarik untuk mengembangkan segala sesuatu yang berhubungan dengan perjalanan, pelancong, atau kegiatan pariwisata lainnya dalam hal pengembangan produk objek dan daya tarik wisata.

2.4 Objek dan Daya Tarik Wisata

Dalam dunia kepariwisataan objek dan daya tarik wisata memiliki peranan penting, yang dapat dijadikan sebagai daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Daya tarik yang tidak atau belum dikembangkan merupakan sumber daya potensial dan belum dapat disebut daya tarik wisata.

Menurut Yoeti (1985) menyatakan: “... daya tarik wisata atau “tourist atraction”, istilah yang lebih sering digunakan, yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu”. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun 2009, Daya Tarik Wisata adalah: “...sebagai segala sesuatu yang memiliki keunikan, kemudahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan wisatawan”. Pengertian objek dan daya tarik wisata menurut


(29)

Marpaung (2002 : 78) mengatakan: “... suatu bentukan dari aktifitas dan fasilitas yang berhubungan, yang dapat menarik minat wisatawan atau pengunjung untuk datang ke suatu daerah atau tempat tertentu”. Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan dan daya tarik yang menarik minat wisatawan mengunjungi tempat tertentu.

Menurut UU RI No 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan, disebutkan bahwa daya tarik wisata adalah sesuatu yang menjadi sasaran wisatawan yang terdiri dari:

1. Daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang berwujud keadaan alam, flora dan fauna.

2. Daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum, peninggalan sejarah, seni dan budaya, wisata agro, taman rekreasi dan komplek hiburan.

3. Daya tarik wisata minat khusus, seperti : berburu, mendaki gunung, gua, industri dan kerajinan, tempat perbelanjaan, sungai air deras, tempat-tempat ibadah, tempat-tempat ziarah dan lain-lain.

Obyek wisata juga harus memiliki kriteria agar dapat dinikmati para pengunjung. Seperti yang dikatakan Yoeti, (1982 : 164) mnyebutkan :

Suatu objek wisata harus memenuhi tiga kriteria agar objek wisata tersebut dapat diminati pengunjung yaitu:

1. Something to see artinya tempat tersebut harus ada objek wisata dan atrakasi wisata , yang berbeda dengan apa yang dimiliki oleh daerah lain. Dengan perkataan lain, daerah itu harus mempunyai daya tarik yang khusus, di samping itu ia harus mempunyai pula atraksi wisata yang dapat dijadikan sebagai “entertainments” bila orang dating jke sana.

2. Something to do artinya di tempat tersebut selain banyak yang dapat dilihat dan disaksikan, harus pula disediakan fasilitas rekreasi yang dapat membuat mereka betah tinggal lebih lama di tempat itu.

3. Something to buy artinya di tempat tersebut harus tersedia fasilitas untuk berbelanja (shopping), terutama barang-barang souvenir dan kerajinan rakyat sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang ke tempat asal


(30)

masing-12

masing. Fasilitas untuk berbelanja ini tidak hanya menyediakan barang-barang yang dapat dibeli, tetapi harus pula tersedia sarana-sarana pembantu lain untuk lebih memperlancar seperti money changers, bank, kantor pos dan lain-lain.

Berdasarkan penjelasan secara keseluruhan dapat disimpulkan, objek dan daya tarik wisata merupakan segala sesuatu yang memiliki keunikan atau daya yang menarik minat wisatawan untuk mengunjungi tempat tertentu. Objek dan daya tarik wisata merupakan dasar bagi kepariwisataan. Tanpa adanya daya tarik suatu daerah tertentu, kepariwisataan sulit dikembangkan. Agar menarik dikunjungi oleh wisatawan, paling tidak objek wisata tersebut harus memiliki daya tarik khusus yang membuat wisatawan merasa terhibur atau pun senang mengunjungi objek wisata tersebut. Dengan kata lain, ada aktivitas yang bisa dilakukan dan ada yang sesuatu yang menarik untuk dilihat di tempat objek wisata tersebut, dan ada pula sesuatu yang menarik dan khas untuk dibeli.

2.5 Pengertian Sarana dan Prasarana Pariwisata 2.5.1 Sarana Pariwisata

Sarana pariwisata merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang diberikan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan wisatanya. Agar suatu objek wisata dapat djadikan sebagai salah satu objek wisata yang menarik, maka faktor yang sangat menunjang adalah kelengkapan dari sarana dan prasarana objek wisata tersebut. Menurut Gamal Suwantoro (1997:18), Sarana kepariwisataan dapat dibagi menjadi 3 bagian:


(31)

1) Sarana pokok kepariwisataan (main tourism superstructure):

1. Biro perjalanan umum dan agen perjalanan 2. Transportasi wisata baik darat, laut maupun udara 3. Restaurant (catering trades)

4. Objek wisata, antara lain:

1. Keindahan alam (natural amenities), iklim, pemandangan, fauna dan flora yang aneh (uncommon vegetation & animals), hutan (the sylvan elements) dan health centre (sumber kesehatan) seperti sumber air panas belerang, mandi lumpur, dan lain-lain.

2. Ciptaan manusia (man made supply) seperti monumen-monumen, candi-candi, art gallery, dan lain-lain.

5. Atraksi wisata (tourist attraction): Ciptaan manusia seperti kesenian, festival, pesta ritual, upacara perkawinan tradisional, khitanan, dan lain-lain.

2) Sarana pelengkap kepariwisataan (suplementing tourism superstructure)

1. Fasilitas rekreasi dan olah raga, seperti gold course, tenis court, pemandian, kuda tunggangan, photo graphy, dan lain-lain.

2. Prasarana umum seperti jalan raya, jembatan, listrik, lapangan udara, telekomunikasi, air bersih, pelabuhan dan lain-lain.

3) Sarana penunjang kepariwisataan (supporting tourism superstructure)

1. Nightclub dan steambath 2. Casino dan entertainment

3. Souvenir shop, mailing service, dan lain-lain.

Dalam Pembangunan sarana wisata juga perlu mempertimbangkan kondisi dan lokasi. Tidak semua objek wisata memerlukan saran yang sama dan lengkap disuatu daerah dengan daerah yang lainnya. Pengadaan sarana wisata harus disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan.

2.5.2 Prsarana Pariwisata

Prasarana pariwisata merupakan sarana yang secara tidak langsung dibutuhkan oleh wisatawan yang berkunjung ke daerah tujuan wisata. Namun dengan adanya prasarana pariwisata yang memadai, maka dapat meningkatkan daya tarik


(32)

14

objek wisata itu sendiri. Prasarana pariwisata Menurut Yoeti (1985:181) dapat dibagi menjadi :

1. Perhubungan: jalan raya, rel kereta api, pelabuhan udara dan laut, terminal. 2. Instalasi pembangkit listrik dan istalasi air bersih

3. Sistem telekomunikasi, baik itu telepon, telegrafi, radio, televisi, kantor pos 4. Pelayanan kesehatan baik itu puskesmas maupun rumah sakit

5. Pelayanan keamanan baik itu pos satpam penjaga objek wisata maupun pos-pos polisi untuk menjaga keamanan di sekitar objek wisata

6. Pelayanan wisatawan baik itu berupa pusat informasi ataupun kantor pemandu wisata.

Dengan adanya disediakan sarana dan prasarana pariwisata tersebut haruslah dilaksanakan sebaik mungkin dalam menujukkan mutu pelayanan yang diberikan kepada wisatawan agar wisatawan yang memperoleh pelayanan merasa puas. Apabila suatu objek wisata dapat membuat wisatawan berkunjung dan betah untuk melakukan wisata disana, maka akan banyak menyedot pengunjung dan akan meningkatkan pendapatan ekonomi, baik itu masyarakat setempat yang berada di sekitar objek wisata maupun pemerintah daerah.


(33)

1.1 Alasan Pemilihan Judul

Indonesia memiliki potensi pariwisata yang cukup besar berupa keindahan alam yang mempesona dan keanekaragaman budaya dan memiliki peninggalan sejarah yang membuat Indonesia sebagai daerah tujuan wisata yang mengagumkan. Provinsi Sumatera Utara sebagai salah satu daerah tujuan wisata yang memiliki keanekaragaman alam dan budaya yang dapat dijadikan modal bagi pengembangan sektor pariwisata. Salah satunya ialah Kabupaten Samosir. Potensi wisata yang ada di Kabupaten Samosir sangat besar, akan tetapi belum seluruhnya dikelola dengan maksimal, hal tersebut bermanfaat dalam menunjang pendapatan daerah dan terutama dalam meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.

Kabupaten Samosir merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara yang memiliki berbagai ragam sumber daya alam dan budaya sebagai objek dan daya tarik wisata yang mampu menumbuhkan minat wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Pengembangan pariwisata di suatu daerah tujuan wisata harus didasarkan pada perencanaan dan pengelolaan yang jelas, agar semua aset kepariwisataan yang dimiliki dapat dikembangkan dengan optimal. Sampai saat ini, hampir semua aset potensial itu belum terkelola secara memadai. Salah satu aset kepariwisataan Kabupaten Samosir yang sangat potensial adalah air terjun Hadabuan Naisogop.


(34)

2

Kawasan wisata air terjun Hadabuan Naisogop sudah disemen dengan jalan setapak menuju objek wisata. Kondisi jalan masih kurang memadai hanya dapat dilewati sepeda motor dan pejalan kaki. Apabila berpapasan di jalan sepeda motor dengan wisatawan yang berjalan kaki, maka pejalan kaki harus berhenti dan minggir. Jarak tempuh dari jalan beraspal ke lokasi objek wisata membutuhkan waktu sekiar satu jam dengan menikmati keindahan panorama alam. Kondisi jalan tidak datar, ada mendaki dan menurun dengan jarak sekitar 1,5 kilometer. Hanya saja akses menuju destinasi tidak ada. Maka dari itu wisatawan yang tidak menggunakan sepeda motor menanti mobil pick up yang melewati persimpangan objek wisata.

Infrastruktur pendukung di kawasan air terjun Hadabuan Naisogop masih kurang memadai diantaranya hanya ada pondok kecil tempat peistirahatan dan terdapat dua buah toilet. Apabila jumlah pengunjung ramai maka para wisatawan pun harus antri. Begitu juga dengan area parkir tidak ada disediakan. Sehingga wisatawan yang datang membawa sepeda motor menitipkannya di halaman rumah warga setempat. Demikian halnya warung makan dan tempat perbelanjaan/kios souvenir pun belum tersedia. Dengan kondisi tersebut, diupayakan untuk melengkapi fasilitas-fasilitas pelayanan umum yang mendukung di sekitar objek wisata air terjun

Hadabuan Naisogop. Agar wisatawan semakin lebih tertarik mengunjungi tempat wisata tersebut. Dan juga memberikan harapan baru bagi masyarakat dalam memperoleh peluang kerja dan meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat.


(35)

. Air terjun Hadabuan Naisogop merupakan daerah tujuan wisata baru yang terletak di Dusun Urat, Kecamatan Sianjur Mula-mula. Air terjun Hadabuan Naisogop memiliki potensi yang cukup memadai untuk dikembangkan. Keadaan air terjun Hadabuan Naisogop yang masih alami, airpun segar, alur sungai yang indah dan dinding bebatuannya belum pernah tersentuh, aliran air terjun membentuk sungai alami yang sangat indah, belum lagi dilihat dari jauh letak air terjun yang sangat memukau, seolah di apit oleh bukit yang gagah menjulang tinggi namun terlihat indah. Air terjun Hadabuan Naisogop merupakan tempat yang tepat untuk berenang, menikmati percikan air terjunnya. Hal tersebut patut di banggakan karena air terjun ini tidak kalah menarik dengan air terjun lainnya yang terdapat di daerah Samosir. Wisata alam air terjun Hadabuan Naisogop ini menawarkan pemandangan gunung pusuk buhit yang menjulang tinggi selain itu kita bisa melihat segala pepohonan yang serba hijau yang menyegarkan pikiran, juga disuguhkan dengan pemandangan alam perbukitan desa Sianjur Mula-mula yang mempesona. Jatuhnya air terjun Hadabuan Naisogop sangatlah memukau dan menyegarkan mata dan memesona pengunjung yang datang. Namun, karena keberadaan air terjun Hadabuan Naisogop juga masih baru, wisatawan lokal dan mancanegara masih kurang mengetahui tempat tersebut. Sebagian dari kalangan anak muda/remaja yang suka berjalan-jalan/berpetualang sudah mendatangi air terjun Hadabuan Naisogop

Masyarakat Dusun Urat dikenal dengan keramah tamahan, etiket baik, sopan sehingga membuat aman dan nyaman terhadap wisatawan. Masyarakat berharap


(36)

4

dengan wisatawan yang datang lebih banyak lagi, agar masyarakat dapat menjalankan kegiatan ekonomi dengan membuat kedai/toko untuk memenuhi kebutuhan wisatawan. Semua potensi alam, budaya dan kehidupan masyarakat setempat merupakan modal utama untuk menarik wisatawan berkunjung ke daearah tujuan wisata tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk membuat kertas karya yang berjudul “Potensi Air Terjun Hadabuan Naisogop Sebagai Daerah Tujuan

Wisata di Kabupaten Samosir” .

1.2 Batasan Masalah

Pada dasarnya metode penulisan kertas karya perlu diadakan batasan masalah dengan tujuan agar kertas karya tersebut terarah dan tidak menyimpang dari tujuan semula. Adapun batasan masalah dalam kertas karya ini adalah :

1. Bagaimana potensi pariwisata alam air terjun Hadabuan Naisogop sebagai daerah tujuan wisata di Kabupaten Samosir ?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan kertas karya ini adalah :

1. Mengetahui potensi pariwisata alam air terjun Hadabuan Naisogop sebagai daerah tujuan wisata di Kabupaten Samosir


(37)

1. Manfaat Teoritis

Menambah pengetahuan dan wawasan tentang pariwisata serta mengimplementasikan ilmu pengetahuan yang telah didapat selama masa perkuliahan berlangsung

2. Manfaat Praktis

a. Mempekenalkan potensi objek wisata air terjun Hadabuan Naisogop yang terdapat di Kabupaten Samosir

b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat menambah wawasan bagi pembaca dalam bidang kepariwisataan khusunya pariwisata alam. Terutama di kawasan Samosir baik dari segi potensi sumber daya alamnya, maupun sumber daya budayanya .

c. Sebagai salah satu cara persyaratan akademis untuk meraih gelar Ahli Madya Program Diploma III Pariwisata Bidang Keahlian Usaha Wisata Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

1.5 Metode Penulisan

Suatu penelitian bertujuan untuk menjawab berbagai masalah yang terdapat di dalam penelitian, seperti biasanya penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode yang akan mencerminkan kekuatan data yang dikumpulkan.

Adapun metode penelitian yang digunakan penulis adalah : 1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)


(38)

6

Cara penelitian yang dilakukan untuk mengumpulkan data dan informasi dari sumber kepustakaan, seperti: buku, artikel, dan website

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Metode pengumpulan data yang dilakukan langsung terjun ke lapangan dengan cara melakukan wawancara kepada pihak yang dianggap penting dalam pokok permasalahan ini.

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan kertas karya ini dan untuk memperjelas pemahaman terhadap pembaca, penulis menguraikan pokok-pokok pembahasan dalam lima bab dan masing-masing bab ini dibagi atas beberapa sub-bab sesuai dengan keperluan masing-masing bab yang bersangkutan, adapun sistematika penulisan kertas karya ini adalah sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan

Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan judul, pembatasan masalah,tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II : Tinjauan Teoritis Mengenai Kepariwisataan

Bab ini menguraikan pengertian pariwisata, pengertian wisatawan, potensi pariwisata, objek dan daya tarik wisata, dan pengertian sarana dan prasarana pariwisata.


(39)

BAB III : Gambaran Umum Kabupaten Samosir

Dalam bab ini menguraikan tentang sejarah singkat

Kabupaten Samosir, letak geografis, penduduk, sarana dan prasarana Kabupaten Samosir.

BAB IV : Potensi Air Terjun Hadabuan Naigop Sebagai Daerah Tujuan Wisata di Kabupaten Samosir

Dalam bab ini diuraikan tentang potensi air pada air terjun

Hadabuan Naisogop, potensi keindahan alam dan kondisi Udara di kawasan air terjun Hadabuan Naisogop.

BAB V : Penutup

Menguraikan tentang kesimpulan dan saran.


(40)

ABSTRAK

Kabupaten Samosir merupakan salah asatu Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara yang memiliki berbagai ragam sumber daya alam dan budaya. Salah satu objek wisata yang potensial adalah air terjun Hadabuan Naisogop. Air terjun ini sangat berpotensi apabila dikembangkan menjadi daya tarik wisata yang menarik. Penulisan ini bertujuan untuk menguraikan potensi pariwisata alam air terjun Hadabuan Naisogop. Metode yang dilaksanakan melalui penelitian perpustakaan dengan cara mengumpulkan data melalui buku-buku dan internet. Penelitian lapangan, yaitu dengan melakukan wawancara. Hasil yang didapatkan potensi objek wisata air terjun

Hadabuan Naisogop yaitu, potensi air yang dapat dinikmati dengan bermain air, berendam dan berenang. Potensi keindahan alam dapat dinikmati dengan melihat panorama pedesaan Sianjur yang berada di antara perbukitan dan gunung. Kondisi udara di kawasan air terjun Hadabuan Naisogop asri dan sejuk.

Keyword: Potensi, air terjun Hadabuan Naisogop, Daya Tarik Wisata, Kabupaten Samosir


(41)

KERTAS KARYA

OLEH

BERLIANA MANURUNG

132204093

PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(42)

LEMBAR PERSETUJUAN

POTENSI AIR TERJUN HADABUAN NAISOGOP SEBAGAI

DAERAH TUJUAN WISATA DI KABUPATEN SAMOSIR

OLEH

BERLIANA MANURUNG

132204093

Dosen Pembimbing,

Dosen Pembaca,

Drs. Jhonson Pardosi, M.Si., Ph.D Drs. Ridwan Azhar, M. Hum


(43)

NAISOGOP SEBAGAI DAERAH

TUJUAN WISATA DI KABUPATEN

SAMOSIR

Oleh

: BERLIANA MANURUNG

NIM

: 132204093

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Dekan,

Dr. Budi Agustono, MS

NIP. 19600805 198703 1001

PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA

Ketua,

Arwina Sufika, S.E., M.Si.

NIP. 19640821 199802 2 001


(44)

ABSTRAK

Kabupaten Samosir merupakan salah asatu Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara yang memiliki berbagai ragam sumber daya alam dan budaya. Salah satu objek wisata yang potensial adalah air terjun Hadabuan Naisogop. Air terjun ini sangat berpotensi apabila dikembangkan menjadi daya tarik wisata yang menarik. Penulisan ini bertujuan untuk menguraikan potensi pariwisata alam air terjun Hadabuan Naisogop. Metode yang dilaksanakan melalui penelitian perpustakaan dengan cara mengumpulkan data melalui buku-buku dan internet. Penelitian lapangan, yaitu dengan melakukan wawancara. Hasil yang didapatkan potensi objek wisata air terjun

Hadabuan Naisogop yaitu, potensi air yang dapat dinikmati dengan bermain air, berendam dan berenang. Potensi keindahan alam dapat dinikmati dengan melihat panorama pedesaan Sianjur yang berada di antara perbukitan dan gunung. Kondisi udara di kawasan air terjun Hadabuan Naisogop asri dan sejuk.

Keyword: Potensi, air terjun Hadabuan Naisogop, Daya Tarik Wisata, Kabupaten Samosir


(45)

berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan kertas karya yang berjudul “ Potensi Air terjun Hadabuan Naisogop Sebagai Daerah Tujuan Wisata di Kabupaten

Samosir” ini dengan baik. Guna memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan

pendidikan Program Studi D-III Pariwisata, Bidang Keahlian Usaha Wisata, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaian kertas karya ini. Dengan segala keiklasan dan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Budi Agustono. MS, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Arwina Sufika, S.E, M.Si, selaku ketua Program Studi D-III Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Solahuddin Nasution, S.E, MSP., selaku Koordinator Praktek Bidang Keahlian Usaha Wisata Program Studi D-III Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

4. Bapak Drs. Jhonson Pardosi, M.Si, Ph.D., selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan bantuan kepada penulis hingga selesainya kertas karya ini.


(46)

5. Bapak Drs. Ridwan Azhar, M.Hum., selaku dosen pembaca yang telah banyak memberikan petunjuk dan saran atas penyempurnaan kertas karya ini.

6. Seluruh staff pengajar Program Studi D-III Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik penulis selama duduk di bangku perkuliahan.

7. Kepada teman-teman dari KMK St. Gregorius Agung dan teman kost Prime94 kak Carolina, kak Betrik, dek Donta, dek Reni, kak Lestari, Maritha, Yenni, dek Desi, dek Vita, dan seluruh teman terdekat yang tidak disebutkan nama-namanya satu per satu.

8. Teristimewa untuk kedua orang tua penulis Rodiman Manurung dan Paskah Tamba yang selalu menyayangi penulis dengan segenap jiwa raganya, senantiasa memberikan perhatian dan doa serta menjadikan penulis pribadi yang mandiri.

9. Kepada teman-teman seperjuangan stambuk 2013 jurusan Usaha Wisata di bangku perkuliahan khususnya Sanna, Ernesta, Grasella, Gokma, Cory, Putri Any yang telah memberikan semangat dan doa kepada penulis. Penulis menyadari, dalam penulisan kertas karya ini, masih banyak kekurangan dari kesalahan baik itu teknik penulisan maupun materi yang di sajikan, mengingat kemampuan yang dimiliki oleh penulis masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi


(47)

Medan, Sepetember 2016 Penulis,

Berliana Manurung


(48)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

BAB I : PENDAHULUAN 1.1. Alasan Pemilihan Judul ... 1

1.2. Batasan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penulisan ... 4

1.4. Manfaat Penulisan ... 4

1.5. Metode Penulisan ... 5

1.6. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II : TINJAUAN TEORITIS 2.1. Pengertian Pariwisata ... 8

2.2. Pengertian Wisatawan ... 9

2.3. Potensi Pariwisata ... 10

2.4. Objek dan Daya Tarik Pariwisata ... 10

2.5. Sarana dan Prasarana Pariwisata ... 12

2.5.1. Sarana Pariwisata ... 12


(49)

3.4. Sarana dan Prasarana Kabupaten Samosir ... 21

3.4.1. Panjang Jalan ... 21

3.4.2. Transportasi ... 23

3.4.3. Pendidikan... 25

BAB IV : POTENSI AIR TERJUN HADABUAN NAISOGOP SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA DI KABUPATEN SAMOSIR 4.1. Potensi Air pada Air Terjun Hadabuan Naisogop... 27

4.2. Potensi Keindahan Alam di Kawasan Air terjun Hadabuan Naisogop ... 30

4.3. Udara di Kawasan Air Terjun Hadabuan Naisogop ... 34

BAB V : PENUTUP 5.1. Kesimpulan ... 36

5.2. Saran ... 37


(1)

ABSTRAK

Kabupaten Samosir merupakan salah asatu Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara yang memiliki berbagai ragam sumber daya alam dan budaya. Salah satu objek wisata yang potensial adalah air terjun Hadabuan Naisogop. Air terjun ini sangat berpotensi apabila dikembangkan menjadi daya tarik wisata yang menarik. Penulisan ini bertujuan untuk menguraikan potensi pariwisata alam air terjun Hadabuan Naisogop. Metode yang dilaksanakan melalui penelitian perpustakaan dengan cara mengumpulkan data melalui buku-buku dan internet. Penelitian lapangan, yaitu dengan melakukan wawancara. Hasil yang didapatkan potensi objek wisata air terjun

Hadabuan Naisogop yaitu, potensi air yang dapat dinikmati dengan bermain air, berendam dan berenang. Potensi keindahan alam dapat dinikmati dengan melihat panorama pedesaan Sianjur yang berada di antara perbukitan dan gunung. Kondisi udara di kawasan air terjun Hadabuan Naisogop asri dan sejuk.

Keyword: Potensi, air terjun Hadabuan Naisogop, Daya Tarik Wisata, Kabupaten Samosir


(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan kertas karya yang berjudul “ Potensi Air terjun Hadabuan Naisogop Sebagai Daerah Tujuan Wisata di Kabupaten

Samosir” ini dengan baik. Guna memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan

pendidikan Program Studi D-III Pariwisata, Bidang Keahlian Usaha Wisata, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaian kertas karya ini. Dengan segala keiklasan dan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Budi Agustono. MS, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Arwina Sufika, S.E, M.Si, selaku ketua Program Studi D-III Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Solahuddin Nasution, S.E, MSP., selaku Koordinator Praktek Bidang Keahlian Usaha Wisata Program Studi D-III Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

4. Bapak Drs. Jhonson Pardosi, M.Si, Ph.D., selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan bantuan kepada penulis hingga selesainya kertas karya ini.


(3)

5. Bapak Drs. Ridwan Azhar, M.Hum., selaku dosen pembaca yang telah banyak memberikan petunjuk dan saran atas penyempurnaan kertas karya ini.

6. Seluruh staff pengajar Program Studi D-III Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik penulis selama duduk di bangku perkuliahan.

7. Kepada teman-teman dari KMK St. Gregorius Agung dan teman kost Prime94 kak Carolina, kak Betrik, dek Donta, dek Reni, kak Lestari, Maritha, Yenni, dek Desi, dek Vita, dan seluruh teman terdekat yang tidak disebutkan nama-namanya satu per satu.

8. Teristimewa untuk kedua orang tua penulis Rodiman Manurung dan Paskah Tamba yang selalu menyayangi penulis dengan segenap jiwa raganya, senantiasa memberikan perhatian dan doa serta menjadikan penulis pribadi yang mandiri.

9. Kepada teman-teman seperjuangan stambuk 2013 jurusan Usaha Wisata di bangku perkuliahan khususnya Sanna, Ernesta, Grasella, Gokma, Cory, Putri Any yang telah memberikan semangat dan doa kepada penulis. Penulis menyadari, dalam penulisan kertas karya ini, masih banyak kekurangan dari kesalahan baik itu teknik penulisan maupun materi yang di sajikan, mengingat kemampuan yang dimiliki oleh penulis masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi penyempurnaan penyelesaian kertas karya ini.


(4)

Demikianlah harapan penulis dan semoga kertas karya ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, sehingga tujuan yang direncanakan dan yang diharapkan dapat tercapai.

Medan, Sepetember 2016 Penulis,

Berliana Manurung


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

BAB I : PENDAHULUAN 1.1. Alasan Pemilihan Judul ... 1

1.2. Batasan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penulisan ... 4

1.4. Manfaat Penulisan ... 4

1.5. Metode Penulisan ... 5

1.6. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II : TINJAUAN TEORITIS 2.1. Pengertian Pariwisata ... 8

2.2. Pengertian Wisatawan ... 9

2.3. Potensi Pariwisata ... 10

2.4. Objek dan Daya Tarik Pariwisata ... 10

2.5. Sarana dan Prasarana Pariwisata ... 12

2.5.1. Sarana Pariwisata ... 12

2.5.2 Prasarana Pariwisata ... 13


(6)

3.1. Sejarah Kabupaten Samosir ... 15

3.2. Letak Geografis ... 17

3.3. Penduduk ... 19

3.4. Sarana dan Prasarana Kabupaten Samosir ... 21

3.4.1. Panjang Jalan ... 21

3.4.2. Transportasi ... 23

3.4.3. Pendidikan... 25

BAB IV : POTENSI AIR TERJUN HADABUAN NAISOGOP SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA DI KABUPATEN SAMOSIR 4.1. Potensi Air pada Air Terjun Hadabuan Naisogop... 27

4.2. Potensi Keindahan Alam di Kawasan Air terjun Hadabuan Naisogop ... 30

4.3. Udara di Kawasan Air Terjun Hadabuan Naisogop ... 34

BAB V : PENUTUP 5.1. Kesimpulan ... 36

5.2. Saran ... 37