Analisis Preferensi dan Kepuasan Konsumen terhadap Beras Di Kecamatan Mulyorejo Surabaya Jawa Timur

(1)

ANALISIS PREFERENSI DAN KEPUASAN KONSUMEN

TERHADAP BERAS DI KECAMATAN MULYOREJO

SURABAYA JAWA TIMUR

Oleh :

Endang Pudji Astuti

A14104065

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008


(2)

RINGKASAN

ENDANG PUDJI ASTUTI. Analisis Preferensi dan Kepuasan Konsumen Terhadap Beras Di Kecamatan Mulyorejo Surabaya Jawa Timur (Di bawah bimbingan RITA NURMALINA).

Bustaman (2003) menyatakan bahwa beras sangat penting terkait jumlah produsen dan konsumennya di Indonesia. Dari sisi produsen, usahatani padi di Indonesia melibatkan 25,4 juta rumah tangga. Sedangkan dari sisi konsumen, lebih dari 90 persen penduduk Indonesia mengkonsumsi beras, bahkan 30 persen dari total pengeluaran rumah tangga miskin dipergunakan untuk membeli beras. Ini menunjukkan posisi beras yang sangat strategis sebagai penopang ketahanan pangan di Indonesia, stabilitas ekonomi, dan lapangan kerja.

Konsumsi beras perkapita yang tinggi, disertai jumlah penduduk Indonesia yang sebagian besar mengkonsumsi beras menyebabkan total konsumsi beras nasional yang tinggi setiap tahunnya. Bagi negara dengan kebutuhan beras yang besar seperti Indonesia, bergantung pada pasar impor jelas berisiko.

Perilaku konsumen dalam pembelian bahan pangan terus berkembang. Peningkatan pendapatan masyarakat mengakibatkan terjadinya tuntutan terhadap kualitas. Perubahan struktur demografi seperti tingkat pendidikan, pengetahuan, gaya hidup, teknologi, transportasi, dan komunikasi mempengaruhi preferensi dan kepuasan konsumen. Sejalan dengan upaya peningkatan produktivitas bagi pemenuhan kebutuhan, beras yang dihasilkan seharusnya dapat memenuhi keinginan konsumen yang terus berkembang seiring berjalannya waktu.

Konsumen beras terdiri dari beragam kelas sosial, baik ditinjau dari pekerjaan, pendapatan, kekayaan, dan variabel kelas sosial lainnya. Menurut Selamet (2003), kelas sosial sangat berpengaruh terhadap perbedaan sikap serta tindakan yang diambil konsumen dalam proses keputusan pembelian beras dan atribut-atribut yang dianggap penting. Hal ini mengakibatkan adanya kebutuhan strategi pemasaran yang berbeda bagi setiap kelas sosial.

Tujuan penelitian ini adalah (1) mengkaji karakteristik konsumen beras, (2) menganalisis proses pengambilan keputusan yang dilakukan konsumen dalam pembelian beras, (3) menganalisis preferensi konsumen terhadap atribut-atribut beras, dan (4) menganalisis kepuasan konsumen terhadap atribut-atribut beras, dan (5) menyusun rekomendasi bauran pemasaran yang sesuai berdasarkan studi perilaku konsumen. Pemilihan tempat dilakukan dengan sengaja dengan mempertimbangkan Kecamatan Mulyorejo memiliki responden dengan latar belakang status sosial ekonomi yang beragam. Penelitian dilakukan bulan Februari-Maret 2008. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Convinience Sampling.

Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk meringkas dan mempermudah pemahaman mengenai karakteristik dan proses pengambilan keputusan dalam pembelian beras oleh responden. Selain itu, digunakan juga Important&Performance Analisis (IPA) dan Customer Satisfaction Index (CSI) untuk melihat preferensi dan kepuasan konsumen terhadap atribut-atribut beras.

Hasil dari analisis karakteristik responden adalah sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan, telah menikah, pekerjaan ibu rumah tangga, bersuku


(3)

Jawa, dan berada dalam usia matang sebagai pengambil keputusan terkait dengan konsumsi beras. Beberapa perbedaan karakteristik responden berdasarkan kelas sosial terkait tingkat pendidikan dan pendapatan keluarga per bulan. Semakin tinggi kelas sosial, tingkat pendidikan dan rata-rata pendapatan per bulan keluarganya akan semakin tinggi. Hal ini mempengaruhi perilaku konsumen dalam mengkonsumsi beras.

Motivasi utama mengkonsumsi beras adalah kebiasaan, Responden mendapatkan informasi sebagian besar dari penjual, namun informasi yang paling dipercaya adalah informasi dari diri sendiri (ingatan). Pertimbangan awal yang utama bagi kelas bawah dalam membeli beras adalah harga beras, sedangkan bagi kelas menengah dan kelas atas adalah penampakan fisik. Beras yang dikonsumsi adalan beras domestik dan pembelian direncanakan. Kelas bawah melakukan pembelian hampir setiap hari dan tempat pembelian terbanyak adalah warung. Kelas menengah melakukan pembelian sebulan sekali dan tempat pembelian terbanyak adalah pasar tradisional. Kelas atas melakukan pembelian sebulan sekali dan tempat pembelian terbanyak adalah supermarket/mall. Sebagian besar responden berniat melakukan pembelian berulang. Semakin tinggi kelas sosial, rata-rata harga beras yang dikonsumsi semakin tinggi.

Berdasarkan perhitungan CSI dan IPA pada seluruh responden, diketahui bahwa kepuasan total konsumen yang telah terpenuhi oleh atribut-atribut beras yang berada dalam penelitian ini sebesar 70,03 persen. Sisanya belum terpuaskan karena atribut-atribut yang dianggap penting oleh konsumen seperti keseragaman butir, daya tahan beras, dan harga beras kinerjanya belum memuaskan.

Setelah dilakukan analisis pada masing-masing kelas, nilai CSI menunjukkan bahwa kepuasan total pada ketiga kelas sosial seluruhnya berada pada range ”puas”. Semakin tinggi kelas sosial kepuasan konsumen terhadap beras yang dikonsumsi semakin tinggi. Nilai CSI kelas atas sebesar 77,05 persen. Sisanya belum terpuaskan oleh atribut-atribut beras yang selama ini dikonsumsi. Berdasarkan hasil dari proses keputusan pembelian dan IPA, diketahui bahwa sebagian besar gap tersebut dipengaruhi oleh kinerja dua atribut beras yang dianggap penting namun kinerjanya belum memuaskan, yaitu kemudahan mendapatkan beras dan pelayanan di tempat pembelian beras.

Nilai CSI kelas menengah 67,87 persen. Sisanya belum terpuaskan oleh atribut-atribut beras yang selama ini dikonsumsi, yaitu broken, keseragaman butir beras, dan daya tahan beras untuk disimpan. Nilai CSI kelas bawah 67,86 persen. Sisanya belum terpuaskan oleh atribut-atribut beras yang selama ini dikonsumsi, yaitu aroma nasi saat dimasak, kebersihan beras, broken, dan harga beras.

Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini, diperoleh rekomendasi bauran pemasaran yang terdiri dari strategi produk, harga, distribusi, dan promosi. Kualitas produk sebaiknya terus ditingkatkan. Kontinyuitas dan pelayanan di tempat penjualan beras penting bagi kelas atas. Bagi kelas bawah, sangat penting untuk menyediakan beras yang terjangkau. Promosi sebaiknya dilakukan melalui penjual beras, spanduk, dan katalog harga supermarket.


(4)

ANALISIS PREFERENSI DAN KEPUASAN KONSUMEN

TERHADAP BERAS DI KECAMATAN MULYOREJO

SURABAYA JAWA TIMUR

Oleh :

Endang Pudji Astuti

A14104065

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pertanian pada

Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008


(5)

Judul Skripsi : Analisis Preferensi dan Kepuasan Konsumen terhadap Beras Di Kecamatan Mulyorejo Surabaya Jawa Timur

Nama : Endang Pudji Astuti

NRP : A14104065

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Skripsi

Dr. Ir. Rita Nurmalina, MS NIP. 131 685 542

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP. 131 124 019


(6)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL “ANALISIS PREFERENSI DAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP BERAS DI KECAMATAN MULYOREJO SURABAYA JAWA TIMUR” BENAR-BENAR MERUPAKAN HASIL KARYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA APAPUN.

Bogor, Mei 2008

Endang Pudji Astuti A14104065


(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sorong, tanggal 25 Januari 1986. Penulis merupakan anak tunggal dari pasangan Edy Mukair dan Kasriati.

Penulis menempuh pendidikan Taman Kanak-Kanak di TK Yayasan Islam Fak-Fak Irian Jaya sejak tahun 1990 selama dua tahun. Pada tahun 1992, penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Dasar di SDN Yapis Fak-Fak sampai tahun 1997. Setelah itu, penulis melanjutkan Sekolah Dasar di SDN Tambakromo II Malo Bojonegoro Jawa Timur sampai tahun 1998. Penulis menempuh pendidikan menengah di SLTP I Bojonegoro Jawa Timur sampai tahun 2001, dilanjutkan di SMUN I Bojonegoro jawa Timur sampai tahun 2004. Pada tahun yang sama, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Manajemen Agribisnis, Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Peranian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB).

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di beberapa kepanitiaan kampus dan organisasi kemahasiswaan, yaitu Paguyuban Angkling Darmo (PAD) tahun 2004-2008, Rohis Program Studi Manajemen Agribisnis tahun 2004-2008, Gentra Kaheman tahun 2005-2008, dan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Pertanian periode 2006-2007.


(8)

KATA PENGANTAR

Bismillahhirrahmanirrahiim

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Semoga setiap langkah selalu dihaturkan untuk senantiasa beribadah kepada-Nya.

Penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Preferensi dan Kepuasan Konsumen terhadap Beras di Kecamatan Mulyorejo Surabaya Jawa Timur” bertujuan untuk menganalisis proses pengambilan keputusan, preferensi dan kepuasan konsumen terhadap atribut-atribut beras, serta menyusun rekomendasi bauran pemasaran yang tepat berdasarkan hasil analisis perilaku konsumen.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna mengingat keterbatasan-keterbatasan yang dihadapi dan dimiliki penulis selama berlangsungnya penelitian. Semoga hasil yang diperoleh dari penelitian ini dapat dimanfaatkan dengan baik oleh pihak-pihak yang membutuhkannya.

Bogor, Mei 2008


(9)

UCAPAN TERIMA KASIH

Atas terselesaikannya skripsi ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada :

1. Dr. Ir. Rita Nurmalina, MS, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah dengan sabar membimbing, memberikan motivasi, kritik, saran, dan solusi atas terselesaikannya skripsi ini.

2. Ir. Joko Purwono, MS, selaku dosen penguji utama dan pembimbing akademik, yang telah berkenan memberikan bimbingan kepada penulis selama menjadi mahasiswa.

3. Arif Karyadi, SP, selaku dosen penguji wakil departemen, yang telah berkenan memberikan saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini.

4. Seluruh staf pengajar yang telah memberikan cucuran ilmu kepada penulis dan Sekretariat Agribisnis atas segala bantuannya.

5. Biblio Butaflika, selaku pembahas seminar yang telah memberi masukan-masukan yang berarti dalam penyempurnaan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu yang paling hebat, yang tiada henti mengalirkan do’a, semangat, dukungan, dan cinta yang tanpa syarat. Terima kasih, ananda tak akan bisa membalas semua kebaikan bapak dan ibu.

7. Maulvi Nazir dan keluarga, yang telah membantu pengerjaan skripsi.

8. Temen-temen AGB’41 yang telah menemani penulis selama 4 tahun masa kuliah.

9. Sahabat dan rekan di Surabaya (Mbak Di2, Hendik, Gion, Tya, Kantor Kelurahan & Kecamatan Mulyorejo) yang telah membantu pengumpulan data di Surabaya.

10.Teman-teman Cendana yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini. 11.Semua pihak yang telah membantu namun tak dapat disebutkan satu persatu.

Bogor, Mei 2008


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR LAMPIRAN... xiii

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang……….. 1

1.2 Perumusan Masalah.………... 6

1.3 Tujuan Penelitian………... 10

1.4 Kegunaan Penelitian……….. 11

1.5 Ruang Lingkup Penelitian………. 11

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asal Usul dan Klasifikasi Padi……….. 12

2.2 Teknologi Pascapanen Padi………... 13

2.3 Karakteristik Beras……… 15

2.4 Standardisasi Beras di Indonesia………... 16

2.5 Penelitian Terdahulu………... 18

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis……….... 24

3.1.1 Konsumen dan Perilaku Konsumen…….…………..…… 24

3.1.2 Karakteristik……….………….. 25

3.1.3 Proses Pengambilan Keputusan…………..………... 28

3.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Pengambilan Keputusan………..…. 30

3.1.5 Atribut Produk………..…….. 34

3.1.6 Preferensi Konsumen………..………... 35

3.1.7. Kepuasan Konsumen... 36

3.1.8 Garis Anggaran dan Kurva Indiferen... 38

3.1.9 Skala Likert………..……….. 42

3.1.10 Analisis Deskriptif…………....……… 43

3.1.11 Customer Satisfaction Index (CSI) ……… 43

3.1.12 Important and Performance Analisys (IPA) …………... 43

3.1.13 Bauran Pemasaran……….. 44

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional……….. 47

IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Tempat Penelitian………...………... 51


(11)

ANALISIS PREFERENSI DAN KEPUASAN KONSUMEN

TERHADAP BERAS DI KECAMATAN MULYOREJO

SURABAYA JAWA TIMUR

Oleh :

Endang Pudji Astuti

A14104065

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008


(12)

RINGKASAN

ENDANG PUDJI ASTUTI. Analisis Preferensi dan Kepuasan Konsumen Terhadap Beras Di Kecamatan Mulyorejo Surabaya Jawa Timur (Di bawah bimbingan RITA NURMALINA).

Bustaman (2003) menyatakan bahwa beras sangat penting terkait jumlah produsen dan konsumennya di Indonesia. Dari sisi produsen, usahatani padi di Indonesia melibatkan 25,4 juta rumah tangga. Sedangkan dari sisi konsumen, lebih dari 90 persen penduduk Indonesia mengkonsumsi beras, bahkan 30 persen dari total pengeluaran rumah tangga miskin dipergunakan untuk membeli beras. Ini menunjukkan posisi beras yang sangat strategis sebagai penopang ketahanan pangan di Indonesia, stabilitas ekonomi, dan lapangan kerja.

Konsumsi beras perkapita yang tinggi, disertai jumlah penduduk Indonesia yang sebagian besar mengkonsumsi beras menyebabkan total konsumsi beras nasional yang tinggi setiap tahunnya. Bagi negara dengan kebutuhan beras yang besar seperti Indonesia, bergantung pada pasar impor jelas berisiko.

Perilaku konsumen dalam pembelian bahan pangan terus berkembang. Peningkatan pendapatan masyarakat mengakibatkan terjadinya tuntutan terhadap kualitas. Perubahan struktur demografi seperti tingkat pendidikan, pengetahuan, gaya hidup, teknologi, transportasi, dan komunikasi mempengaruhi preferensi dan kepuasan konsumen. Sejalan dengan upaya peningkatan produktivitas bagi pemenuhan kebutuhan, beras yang dihasilkan seharusnya dapat memenuhi keinginan konsumen yang terus berkembang seiring berjalannya waktu.

Konsumen beras terdiri dari beragam kelas sosial, baik ditinjau dari pekerjaan, pendapatan, kekayaan, dan variabel kelas sosial lainnya. Menurut Selamet (2003), kelas sosial sangat berpengaruh terhadap perbedaan sikap serta tindakan yang diambil konsumen dalam proses keputusan pembelian beras dan atribut-atribut yang dianggap penting. Hal ini mengakibatkan adanya kebutuhan strategi pemasaran yang berbeda bagi setiap kelas sosial.

Tujuan penelitian ini adalah (1) mengkaji karakteristik konsumen beras, (2) menganalisis proses pengambilan keputusan yang dilakukan konsumen dalam pembelian beras, (3) menganalisis preferensi konsumen terhadap atribut-atribut beras, dan (4) menganalisis kepuasan konsumen terhadap atribut-atribut beras, dan (5) menyusun rekomendasi bauran pemasaran yang sesuai berdasarkan studi perilaku konsumen. Pemilihan tempat dilakukan dengan sengaja dengan mempertimbangkan Kecamatan Mulyorejo memiliki responden dengan latar belakang status sosial ekonomi yang beragam. Penelitian dilakukan bulan Februari-Maret 2008. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Convinience Sampling.

Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk meringkas dan mempermudah pemahaman mengenai karakteristik dan proses pengambilan keputusan dalam pembelian beras oleh responden. Selain itu, digunakan juga Important&Performance Analisis (IPA) dan Customer Satisfaction Index (CSI) untuk melihat preferensi dan kepuasan konsumen terhadap atribut-atribut beras.

Hasil dari analisis karakteristik responden adalah sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan, telah menikah, pekerjaan ibu rumah tangga, bersuku


(13)

Jawa, dan berada dalam usia matang sebagai pengambil keputusan terkait dengan konsumsi beras. Beberapa perbedaan karakteristik responden berdasarkan kelas sosial terkait tingkat pendidikan dan pendapatan keluarga per bulan. Semakin tinggi kelas sosial, tingkat pendidikan dan rata-rata pendapatan per bulan keluarganya akan semakin tinggi. Hal ini mempengaruhi perilaku konsumen dalam mengkonsumsi beras.

Motivasi utama mengkonsumsi beras adalah kebiasaan, Responden mendapatkan informasi sebagian besar dari penjual, namun informasi yang paling dipercaya adalah informasi dari diri sendiri (ingatan). Pertimbangan awal yang utama bagi kelas bawah dalam membeli beras adalah harga beras, sedangkan bagi kelas menengah dan kelas atas adalah penampakan fisik. Beras yang dikonsumsi adalan beras domestik dan pembelian direncanakan. Kelas bawah melakukan pembelian hampir setiap hari dan tempat pembelian terbanyak adalah warung. Kelas menengah melakukan pembelian sebulan sekali dan tempat pembelian terbanyak adalah pasar tradisional. Kelas atas melakukan pembelian sebulan sekali dan tempat pembelian terbanyak adalah supermarket/mall. Sebagian besar responden berniat melakukan pembelian berulang. Semakin tinggi kelas sosial, rata-rata harga beras yang dikonsumsi semakin tinggi.

Berdasarkan perhitungan CSI dan IPA pada seluruh responden, diketahui bahwa kepuasan total konsumen yang telah terpenuhi oleh atribut-atribut beras yang berada dalam penelitian ini sebesar 70,03 persen. Sisanya belum terpuaskan karena atribut-atribut yang dianggap penting oleh konsumen seperti keseragaman butir, daya tahan beras, dan harga beras kinerjanya belum memuaskan.

Setelah dilakukan analisis pada masing-masing kelas, nilai CSI menunjukkan bahwa kepuasan total pada ketiga kelas sosial seluruhnya berada pada range ”puas”. Semakin tinggi kelas sosial kepuasan konsumen terhadap beras yang dikonsumsi semakin tinggi. Nilai CSI kelas atas sebesar 77,05 persen. Sisanya belum terpuaskan oleh atribut-atribut beras yang selama ini dikonsumsi. Berdasarkan hasil dari proses keputusan pembelian dan IPA, diketahui bahwa sebagian besar gap tersebut dipengaruhi oleh kinerja dua atribut beras yang dianggap penting namun kinerjanya belum memuaskan, yaitu kemudahan mendapatkan beras dan pelayanan di tempat pembelian beras.

Nilai CSI kelas menengah 67,87 persen. Sisanya belum terpuaskan oleh atribut-atribut beras yang selama ini dikonsumsi, yaitu broken, keseragaman butir beras, dan daya tahan beras untuk disimpan. Nilai CSI kelas bawah 67,86 persen. Sisanya belum terpuaskan oleh atribut-atribut beras yang selama ini dikonsumsi, yaitu aroma nasi saat dimasak, kebersihan beras, broken, dan harga beras.

Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini, diperoleh rekomendasi bauran pemasaran yang terdiri dari strategi produk, harga, distribusi, dan promosi. Kualitas produk sebaiknya terus ditingkatkan. Kontinyuitas dan pelayanan di tempat penjualan beras penting bagi kelas atas. Bagi kelas bawah, sangat penting untuk menyediakan beras yang terjangkau. Promosi sebaiknya dilakukan melalui penjual beras, spanduk, dan katalog harga supermarket.


(14)

ANALISIS PREFERENSI DAN KEPUASAN KONSUMEN

TERHADAP BERAS DI KECAMATAN MULYOREJO

SURABAYA JAWA TIMUR

Oleh :

Endang Pudji Astuti

A14104065

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pertanian pada

Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008


(15)

Judul Skripsi : Analisis Preferensi dan Kepuasan Konsumen terhadap Beras Di Kecamatan Mulyorejo Surabaya Jawa Timur

Nama : Endang Pudji Astuti

NRP : A14104065

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Skripsi

Dr. Ir. Rita Nurmalina, MS NIP. 131 685 542

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP. 131 124 019


(16)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL “ANALISIS PREFERENSI DAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP BERAS DI KECAMATAN MULYOREJO SURABAYA JAWA TIMUR” BENAR-BENAR MERUPAKAN HASIL KARYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA APAPUN.

Bogor, Mei 2008

Endang Pudji Astuti A14104065


(17)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sorong, tanggal 25 Januari 1986. Penulis merupakan anak tunggal dari pasangan Edy Mukair dan Kasriati.

Penulis menempuh pendidikan Taman Kanak-Kanak di TK Yayasan Islam Fak-Fak Irian Jaya sejak tahun 1990 selama dua tahun. Pada tahun 1992, penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Dasar di SDN Yapis Fak-Fak sampai tahun 1997. Setelah itu, penulis melanjutkan Sekolah Dasar di SDN Tambakromo II Malo Bojonegoro Jawa Timur sampai tahun 1998. Penulis menempuh pendidikan menengah di SLTP I Bojonegoro Jawa Timur sampai tahun 2001, dilanjutkan di SMUN I Bojonegoro jawa Timur sampai tahun 2004. Pada tahun yang sama, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Manajemen Agribisnis, Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Peranian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB).

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di beberapa kepanitiaan kampus dan organisasi kemahasiswaan, yaitu Paguyuban Angkling Darmo (PAD) tahun 2004-2008, Rohis Program Studi Manajemen Agribisnis tahun 2004-2008, Gentra Kaheman tahun 2005-2008, dan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Pertanian periode 2006-2007.


(18)

KATA PENGANTAR

Bismillahhirrahmanirrahiim

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Semoga setiap langkah selalu dihaturkan untuk senantiasa beribadah kepada-Nya.

Penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Preferensi dan Kepuasan Konsumen terhadap Beras di Kecamatan Mulyorejo Surabaya Jawa Timur” bertujuan untuk menganalisis proses pengambilan keputusan, preferensi dan kepuasan konsumen terhadap atribut-atribut beras, serta menyusun rekomendasi bauran pemasaran yang tepat berdasarkan hasil analisis perilaku konsumen.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna mengingat keterbatasan-keterbatasan yang dihadapi dan dimiliki penulis selama berlangsungnya penelitian. Semoga hasil yang diperoleh dari penelitian ini dapat dimanfaatkan dengan baik oleh pihak-pihak yang membutuhkannya.

Bogor, Mei 2008


(19)

UCAPAN TERIMA KASIH

Atas terselesaikannya skripsi ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada :

1. Dr. Ir. Rita Nurmalina, MS, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah dengan sabar membimbing, memberikan motivasi, kritik, saran, dan solusi atas terselesaikannya skripsi ini.

2. Ir. Joko Purwono, MS, selaku dosen penguji utama dan pembimbing akademik, yang telah berkenan memberikan bimbingan kepada penulis selama menjadi mahasiswa.

3. Arif Karyadi, SP, selaku dosen penguji wakil departemen, yang telah berkenan memberikan saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini.

4. Seluruh staf pengajar yang telah memberikan cucuran ilmu kepada penulis dan Sekretariat Agribisnis atas segala bantuannya.

5. Biblio Butaflika, selaku pembahas seminar yang telah memberi masukan-masukan yang berarti dalam penyempurnaan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu yang paling hebat, yang tiada henti mengalirkan do’a, semangat, dukungan, dan cinta yang tanpa syarat. Terima kasih, ananda tak akan bisa membalas semua kebaikan bapak dan ibu.

7. Maulvi Nazir dan keluarga, yang telah membantu pengerjaan skripsi.

8. Temen-temen AGB’41 yang telah menemani penulis selama 4 tahun masa kuliah.

9. Sahabat dan rekan di Surabaya (Mbak Di2, Hendik, Gion, Tya, Kantor Kelurahan & Kecamatan Mulyorejo) yang telah membantu pengumpulan data di Surabaya.

10.Teman-teman Cendana yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini. 11.Semua pihak yang telah membantu namun tak dapat disebutkan satu persatu.

Bogor, Mei 2008


(20)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR LAMPIRAN... xiii

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang……….. 1

1.2 Perumusan Masalah.………... 6

1.3 Tujuan Penelitian………... 10

1.4 Kegunaan Penelitian……….. 11

1.5 Ruang Lingkup Penelitian………. 11

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asal Usul dan Klasifikasi Padi……….. 12

2.2 Teknologi Pascapanen Padi………... 13

2.3 Karakteristik Beras……… 15

2.4 Standardisasi Beras di Indonesia………... 16

2.5 Penelitian Terdahulu………... 18

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis……….... 24

3.1.1 Konsumen dan Perilaku Konsumen…….…………..…… 24

3.1.2 Karakteristik……….………….. 25

3.1.3 Proses Pengambilan Keputusan…………..………... 28

3.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Pengambilan Keputusan………..…. 30

3.1.5 Atribut Produk………..…….. 34

3.1.6 Preferensi Konsumen………..………... 35

3.1.7. Kepuasan Konsumen... 36

3.1.8 Garis Anggaran dan Kurva Indiferen... 38

3.1.9 Skala Likert………..……….. 42

3.1.10 Analisis Deskriptif…………....……… 43

3.1.11 Customer Satisfaction Index (CSI) ……… 43

3.1.12 Important and Performance Analisys (IPA) …………... 43

3.1.13 Bauran Pemasaran……….. 44

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional……….. 47

IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Tempat Penelitian………...………... 51


(21)

4.3 Metode Pengambilan Sampel……...……… 52

4.4 Metode Pengumpulan Data……….. 53

4.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data………...…...……... 54

4.5.1 Analisis Deskriptif……...……….. 55

4.5.2 Customer Satisfaction Index (CSI) ………... 55

4.5.3 Important and Performance Analisys (IPA) ……… 57

4.6 Definisi Operasional………. 60

V. KARAKTERISTIK UMUM DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK UMUM SAMPEL 5.1 Karakteristik Umum Daerah Penelitian …………..……… 64

5.2 Karakteristik Umum Responden……..………... 67

VI. PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN BERAS 6.1 Pengenalan Kebutuhan………..………...……… 73

6.2 Pencarian Informasi………..……….………... 76

6.3 Evaluasi Alternatif………..….………. 79

6.4 Proses Pembelian………..……… 84

6.5 Pasca Pembelian...……… 91

VII. TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA ATRIBUT BERAS 7.1 Customer Satisfaction Index...……….. 99

7.2 Tingkat Kepentingan Atribut Beras………...…… 104

7.2.1 Tingkat Kepentingan Atribut Beras Kelas Atas………… 104

7.2.2 Tingkat Kepentingan Atribut Beras Kelas Menengah.…. 105 7.2.3 Tingkat Kepentingan Atribut Beras Kelas Bawah...……. 106

7.3 Tingkat Kinerja Atribut Beras.……….……….... 108

7.3.1 Tingkat Kinerja Atribut Beras Kelas Atas... 109

7.3.2 Tingkat Kinerja Atribut Beras Kelas Menengah.…... 110

7.3.3 Tingkat Kinerja Atribut Beras Kelas Bawah.………... 111

7.4 Important and Performance Matrix...……….………... 114

7.5 Rekomendasi Bauran Pemasaran...……….. 135

7.5.1 Strategi Produk………....………... 135

7.5.2 Strategi Harga………..…... 137

7.5.3 Strategi Distribusi………..…………... 137

7.5.4 Strategi Promosi………... 138

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN 8.1 Kesimpulan…………...…….………...……… 139

8.2 Saran...………..……….………... 140

DAFTAR PUSTAKA……….... 141


(22)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Rata-Rata Konsumsi Pangan Berdasarkan Jenis Pangan di Indonesia

Tahun 2006………...……...……… 3

2. Data Konsumsi Beras di Indonesia Tahun 2000-2005………... 4 3 Komposisi Zat Gizi Beras Per 100 gram... 15 4. Persyaratan Kualitas Beras Pengadaan Dalam Negeri Tahun 2003…... 17 5. Penggunaan Lahan di Kelurahan Mulyorejo... 64 6. Komposisi Penduduk Berdasarkan Status Kesejahteraan Keluarga di

Kelurahan Mulyorejo... 65 7. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian Penduduk di

Kelurahan Mulyorejo... 66 8. Karakteristik Responden Beras Berdasarkan Kelas Sosial... 71 9. Alasan Utama Responden Mengkonsumsi Beras dalam Pemenuhan

Karbohidrat... 74 10. Frekuensi Responden Mengkonsumsi Nasi Dalam Sehari... 75 11. Sumber Informasi Tentang Beras Yang Akan Dibeli... 77 12. Sumber Informasi Yang Paling Mempengaruhi Responden... 78 13. Varietas Beras Yang Diingat Responden... 79 14. Total Nilai Terhadap Variabel-variabel Awal Yang Dipertimbangkan

Responden Sebelum Membeli Beras... 80 15. Urutan Variabel-variabel Awal Yang Dipertimbangkan Responden

Sebelum Membeli Beras... 81 16. Jenis Beras Yang Dikonsumsi Responden... 84 17. Alasan Utama Konsumen Lebih Memilih Mengkonsumsi Beras

Domestik atau Beras Impor... 85 18. Cara Responden Memutuskan Pembelian Beras... 86 19. Varietas Beras Yang Sering Dikonsumsi Responden... 87 20. Jangka Waktu Pembelian Beras Dalam Satu Bulan... 88 21. Ukuran Pembelian Beras Dan Harga Rata-Rata Yang Sering Dibeli.... 88 22. Tempat Pembelian Beras Yang Biasa Dikunjungi Responden... 89 23. Pertimbangan Utama Responden Membeli Beras di Tempat

Tertentu... 90 24. Pengambil Keputusan Pembelian Beras... 91 25. Keluhan Responden Terhadap Beras Yang Dibelinya... 91 26. Keluhan Dalam Pembelian Beras Yang Sering Dialami Responden... 92 27. Cara Responden Menanggapi Keluhan... 93 28. Perilaku Konsumen Beras Apabila Harga Beras Naik... 94 29. Perlakuan Responden Apabila Beras Yang Diinginkan Tidak Tersedia 94 30. Perilaku Konsumen Beras Pada Niat Pembelian Berulang... 95 31 Perhitungan CSI Total... 97 32. Perhitungan IPA Total... 98 33. Perhitungan Customer Satisfaction Index Atribut Beras Kelas Atas…. 100


(23)

34. Perhitungan Customer Satisfaction Index Atribut Beras Kelas

Menengah………... 101

35. Perhitungan Customer Satisfaction Index Atribut Beras Kelas Bawah 102 36. Tingkat Kepentingan Atribut Beras Responden Kelas Atas... 105 37. Tingkat Kepentingan Atribut Beras Responden Kelas Menengah... 106 38. Tingkat Kepentingan Atribut Beras Responden Kelas Bawah……….. 107 34. Tingkat Kinerja Atribut Beras Responden Kelas Atas... 110 35. Tingkat Kinerja Atribut Beras Responden Kelas Menengah... 111 36. Tingkat Kinerja Atribut Beras Responden Kelas Bawah... 112 37. Hasil Important and Performance Matrix Responden Kelas Atas...…. 117 38. Hasil Important and Performance Matrix Responden Kelas

Menengah………... 118

39. Hasil Important and Performance Matrix Responden Kelas Bawah... 119 40. Hasil Important and Performance Matrix Seluruh Kelas Sosial……... 120


(24)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Tahap-Tahap Proses Pengambilan Keputusan………..………….. 28 2. Tingkat Kepuasan Konsumen... 36 3. Garis Anggaran... 39 4. Kurva Indiferen... 40 5. Garis Pendapatan-Konsumsi... 42 6. Bagan Alir Kerangka Pemikiran Operasional... 50 7. Diagram Kartesius (Important and Performance Analisys)…...………. 59 8. Important and Performance Matrix……….………... 99 9. Important and Performance Matrix Responden Kelas Atas…………... 116 10 Important and Performance Matrix Responden Kelas Menengah..…… 117 11. Important and Performance Matrix Responden Kelas Bawah………... 118


(25)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Negara-neraga Importir Beras Dunia Periode 1998-2006... 145 2. Kinerja Produksi Padi Tahun 1970-2005... 146 3. Volume Impor Beras Menurut Negara Asal Utama Tahun 2001-2005.. 147 4. Negara-neraga Produsen Beras Dunia Periode 1998-2006... 148 5 Perkembangan Pengeluaran Pangan menurut kelompok pangan... 149 6. Bagan Alir Sistem Penggilingan Padi Diskontunyu... 150 7. Bagan Alir Sistem Penggilingan Padi Modifikasi Kontinyu... 151 8. Bagan Alir Proses Pembuatan Beras Kristal... 152 9. Kadar Amilosa, Kepulenan, dan Bentuk Padi... 153 10. Daftar Istilah SNI... 154 11. Indikator Tahapan Keluarga Berencana……….. 156 12. Perhitungan IPA Kelas Atas... 157 13. Perhitungan IPA Kelas Menengah... 158 14. Perhitungan IPA Kelas Bawah... 159 15. Kuesioner Penelitian... 160 16. Gambar Beras... 165


(26)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Beras adalah komoditas pangan pokok yang dikonsumsi oleh sebagian besar penduduk Indonesia. Menurut Sawit (2000) dalam Ariani (2004), beras harus dipandang sebagai barang kuasi publik, yang tidak saja berfungsi sebagai barang privat tetapi juga barang publik. Banyak kepentingan publik dihasilkan oleh beras, dan beras berperan penting dalam ketahanan pangan, stabilitas ekonomi, dan lapangan kerja. Bahkan menurut penelitian Timmer (1996) dalam Amang dan Sawit (1999), membuktikan secara empiris bagaimana eratnya kaitan antara pertumbuhan ekonomi dan ketahanan pangan, didapat kesimpulan bahwa tidak ada negara yang dapat mempertahankan pertumbuhan ekonomi tanpa terlebih dahulu memecahkan masalah ketahanan pangan.

Ketahanan pangan di Indonesia sangat erat kaitannya dengan beras. Salah satu cara mengupayakan ketahanan pangan adalah dengan diselenggaraannya Pekan Padi Nasional 2008 dengan tema Inovasi Teknologi Padi Mengantisipasi Perubahan Iklim Global Dalam Rangka Mendukung Ketahanan Pangan. Salah satu tujuan dari kegiatan tersebut adalah memperagakan berbagai varietas unggul dan komponen teknologi pra-pasca panen yang prospektif untuk meningkatkan produksi guna mencapai ketahanan pangan dan perbaikan efisiensi usaha tani guna peningkatan pendapatan petani. 1

1

Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. 2008. Seminar Nasional Padi.

http://bbpadi.litbang.deptan.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=118&Itemid=46&limit=1 &limitstart=2 (8 April 2008)


(27)

Bustaman (2003) menyatakan bahwa beras juga sangat penting terkait jumlah produsen dan konsumennya di Indonesia. Dari sisi produsen, usahatani padi di Indonesia melibatkan 25,4 juta rumah tangga. Sedangkan dari sisi konsumen, sekitar 30 persen dari total pengeluaran rumah tangga miskin dipergunakan untuk membeli beras. Saat ini lebih dari 90 persen penduduk Indonesia mengkonsumsi beras sebagai makanan pokok. Dari sisi gizi dan nutrisi, beras relatif unggul dari pangan lain. Seluruh bagian beras dapat dimakan, dengan kandungan energi 360 kalori dan protein 6,8 gr per 100 gr. Pangsa beras pada konsumsi energi per kapita mencapai 54,3 persen. Artinya, lebih dari setengah dari energi yang kita gunakan bersumber dari beras. Selain itu, sekitar 40 persen sumber protein juga dipenuhi dari beras. Ini menunjukkan posisi beras yang sangat strategis sebagai penopang ketahanan pangan di Indonesia.

Beras memiliki sejarah panjang dalam kehidupan bangsa Indonesia. Sebagian besar beras dikonsumsi setelah diolah menjadi nasi. Memakan nasi terkait erat dengan budaya makan dan citra status sosial di masyarakat. Mengkonsumsi beras dianggap meningkatkan prestise dibanding sumber karbohidrat lainnya. Saat ini masyarakat luas berpendapat bahwa makanan pokok selain beras seperti jagung, umbi-umbian, dan sagu dianggap sebagai orang tidak mampu.

Upaya untuk mengurangi ketergantungan terhadap beras telah dilakukan melalui program-program diversifikasi pangan. Pada tahun 1950-an dilakukan upaya melalui Panitia Perbaikan Pangan Rakyat dan beberapa upaya lainnya sampai tahun 1974 dengan dikeluarkannya Inpres 14/1974 tentang Perbaikan


(28)

Mutu Makanan Rakyat (PPMR).2 Kebijakan tersebut kemudian disempurnakan dengan Impres 20/1079. Namun secara operasional, diversifikasi pangan belum dapat terlaksana dengan efektif. Surono (1998) dalam Selamet (2003) menyatakan bahwa pola konsumsi beras masyarakat Indonesia tidak dapat diubah secara drastis karena berkaitan dengan budaya masyarakat yang sudah demikian melekat. Hal tersebut merupakan cerminan sosial budaya dari interaksi potensi produksi dan preferensi dalam proses waktu, sehingga menghasilkan suatu pola konsumsi bahan pangan pada setiap etnis (Saragih, 1998 dalam Selamet, 2003). Berikut data konsumsi energi dan protein penduduk Indonesia berdasarkan jenis pangan pada tahun 2006.

Tabel 1 Rata-Rata Konsumsi Energi dan Protein Berdasarkan Jenis Pangan di Indonesia Tahun 2006

No Jenis Pangan Konsumsi Energi/kapita/hari

(kal)

Konsumsi Protein/kapita/hari (gr)

1 Padi-padian 992,93 23,33

2 Umbi-umbian 51,08 0,41

3 Ikan 44,56 7,49

4 Daging 31,27 1,95

5 Telur dan susu 43,35 2,51

6 Sayur-sayuran 40,2 2,66

7 Kacang-kacangan 64,42 5,88

8 Buah-buahan 36,95 0,39

9 Minyak dan lemak 234,5 0,45

Sumber : BPS, 2008 (diolah) 3

Tabel 1 menunjukkan bahwa pada tahun 2006 tingkat konsumsi jenis pangan padi-padian perkapita penduduk Indonesia masih sangat tinggi baik sebagai konsumsi energi maupun konsumsi protein dibandingkan jenis pangan lainnya. Konsumsi beras perkapita yang tinggi, disertai jumlah penduduk Indonesia yang sebagian besar mengkonsumsi beras menyebabkan konsumsi

2

Krisnamurti, Bayu. 2006. Difersifikasi Pangan. www.ekonomirakyat/org/edisi-19/artikel-4.htm (10 Februari 2006)

3

Badan Pusat Statistik. 2006. Average Daily per Capita Consumption of Energy by Commodity Group 2006. http://www.bps.go.id/sector/consumpexp/table4-5.shtml (6 April 2008)


(29)

beras nasional yang tinggi setiap tahunnya. Berikut merupakan data total konsumsi beras Indonesia tahun 2000-2005.

Tabel 2 Data Konsumsi Beras di Indonesia Tahun 2000-2005

Tahun Jumlah Penduduk

(000 jiwa)

Konsumsi/kapita (kg)

Total Konsumsi (000 ton)

2000 205.843 103,532 21.311 2001 209.732 102,440 21.448 2002 212.003 100,048 21.210 2003 215.276 100,360 21.605 2004 217.854 98,748 21.512 2005 220.969 95,888 21.188 Sumber : BPS, 2008 (diolah)

Tabel 2 dapat memperlihatkan bahwa dari tahun 2000-2005, konsumsi total beras nasional Indonesia relatif stabil dan hanya sedikit berfluktuasi. Tabel yang sama juga menunjukkan bahwa konsumsi beras perkapita penduduk Indonesia cenderung menurun dari tahun ke tahun terkait dengan penganekaragaman pangan sebagai efek perubahan pendidikan, pendapatan, dan gaya hidup. Namun penurunan tersebut tidak tercermin dalam konsumsi total beras nasional. Hal ini diduga akibat peningkatan jumlah penduduk. Pertumbuhan penduduk setiap tahunnya mengakibatkan kebutuhan konsumsi total beras tetap tinggi.

Kebutuhan beras yang tinggi tersebut dapat disediakan dengan memproduksi sendiri dan mengimpor dari negara lain. Indonesia adalah salah satu negara pengimpor beras besar di dunia (Lampiran 1). Menurut Suryana et al. (2001), selama ini produksi beras Indonesia sangat berfluktuasi. Sekitar tahun 1984 pertanian Indonesia menjadi sorotan dunia dikarenakan Indonesia mampu berswasembada beras. Namun demikian, tahun-tahun berikutnya hasil pertumbuhan produksi beras Indonesia terus mengalami penurunan. Dillon et al. (1999) mengemukakan bahwa penyebab penurunan produksi dikarenakan : (1)


(30)

stagnasi dan degradasi teknologi; (2) kesuburan tanah yang makin menurun; (3) kejenuhan intensitas tanam; (4) rendemen penggilingan yang semakin menurun; (5) serangan hama dan penyakit; dan (6) iklim yang tidak normal. Ini menyebabkan menurunnya hasil dan total produksi padi dalam bentuk beras sehingga berdampak negatif baik dalam profitabilitas usahatani maupun produksi beras nasional. Kinerja produksi padi di Indonesia dapat dilihat pada Lampiran 2.

Saat ini Indonesia juga mengimpor beras untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Beberapa negara yang menjadi lumbung beras impor bagi Indonesia diantaranya adalah Thailand dan Vietnam (Lampiran 3). Amang dan Sawit (1999) menyatakan bahwa beras di pasar dunia amat tipis, yaitu 4-7 persen dari total produksi dunia. Pasarnya jauh dari sempurna karena sekitar 80 persen ekspor beras dikuasai oleh beberapa negara. Negara-negara produsen beras dapat dilihat pada Lampiran 4. Beras yang dijual di pasar dunia merupakan sisa konsumsi domestik (residual goods). Pasar yang tipis dan oligopolistik ini yang membuat harga beras lebih tidak stabil ketimbang komoditas lain seperti gandum, jagung, dan kedelai. Bagi negara besar seperti Indonesia, bergantung pada pasar impor jelas berisiko.

Mengingat pentingnya beras bagi masyarakat Indonesia, sejalan dengan adanya upaya peningkatan produktivitas, beras yang dihasilkan seharusnya dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen yang terus berkembang seiring berjalannya waktu. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, seharusnya diperhatikan segala aspek yang mencakup kuantitas, kualitas dan kontinuitas bagi para konsumen beras.


(31)

1.2 Perumusan Masalah

Beras dikonsumsi oleh masyarakat baik individu, rumah tangga, maupun usaha jasa. Konsumen beras pun terdiri dari beragam kelas sosial, baik ditinjau dari pekerjaan, pendapatan, kekayaan, dan variabel kelas sosial lainnya. Garis pendapatan-konsumsi menunjukkan bahwa perbedaan pendapatan yang diperoleh menyebabkan perbedaan pola konsumsi pada setiap konsumen. Perbedaan pendapatan merupakan salah satu indikator perbedaan kelas sosial. Hal ini menyebabkan perbedaan perilaku konsumen dalam mengkonsumsi beras pada kelas sosial yang berbeda.

Menurut Sutrisno (1998) dalam Selamet (2003), pada kelas menengah ke atas, semakin meningkat pendapatan kelas tersebut, semakin menurun konsumsi berasnya, beralih ke susu dan telur, dan jajanan lainnya yang cenderung protein. Ini memperlihatkan bahwa bagi kelas menengah ke atas, beras termasuk jenis barang inferior. Namun untuk kelompok menengah ke bawah, peningkatan pendapatan cenderung membuat konsumsi pangan pokok beralih ke beras. Ini memperlihatkan bahwa bagi kelompok menengah ke bawah, beras termasuk jenis barang normal, di mana jika pendapatan meningkat, konsumsi barang tersebut juga meningkat.

Kemajuan di berbagai bidang telah mempengaruhi pola permintaan pangan, termasuk permintaan beras sebagai salah satu makanan pokok. Tantangan dalam permintaan pangan di masa yang akan datang diantaranya adalah : (1) pertumbuhan jumlah penduduk dan peningkatan pendapatan masyarakat, (2) perubahan struktur demografi, dan (3) globalisasi preferensi konsumen (Suryana dan Purwanto, 1998).


(32)

Perilaku konsumen dalam pembelian bahan pangan termasuk beras berkembang seiring kemajuan tersebut. Peningkatan pendapatan masyarakat mengakibatkan peningkatan tuntutan terhadap mutu. Di sisi lain, perubahan demografi seperti tingkat pendidikan, tingkat urbanisasi, dan tingkat partisipasi angkatan kerja wanita disertai kemajuan transportasi dan komunikasi saat ini, mempengaruhi preferensi konsumen. Konsumen lebih menekankan pada keseimbangan mutu, gizi, dan estetika. Sedangkan meningkatnya partisipasi angkatan kerja wanita, khususnya daerah perkotaan mendorong konsumen memilih bahan pangan yang dikemas sedemikian rupa sehingga mereka merasa nyaman dalam berbelanja, mudah dimasak, dan mudah menyiapkannya.

Data tentang Perkembangan Pengeluaran Pangan Menurut kelompok Pangan (Lampiran 5) menunjukkan bahwa proporsi pengeluaran terhadap kebutuhan pangan dari tahun ke tahun (1993-2002) cenderung menurun (kecuali antara tahun 1996-1999). Ariani (2004) menyatakan bahwa kenaikan proporsi pengeluaran untuk pangan meningkat pada tahun 1996-1999 karena tingkat kesejahteraan masyarakat menurun sejak krisis ekonomi melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997. Pada periode pemulihan (1999-2002), tingkat kesejahteraan meningkat kembali, terlihat dari menurunnya pangsa pengeluaran pengan meskipun kondisinya masih lebih buruk dibandingkan sebelum krisis. Tahun 2002, proporsi pengeluaran untuk padi-padian menurun sedangkan untuk pangan hewani menjadi meningkat. Ini menunjukkan kualitas konsumsi pangan masyarakat Indonesia yang semakin membaik.

Persaingan pemasaran beras saat ini sangat ketat dengan banyaknya pelaku pemasaran beras, baik produsen dan pedagang beras lokal, serta distributor


(33)

beras impor. Dalam usaha meningkatkan produksi beras, sejumlah varietas padi unggul telah disebarluaskan. Keanekaragaman varietas tersebut juga memberi keragaman sifat dan mutu beras yang dihasilkan. Peningkatan produksi untuk memenuhi pasaran menyebabkan konsumen lebih leluasa memilih mutu beras yang dikehendaki (Damardjati, 1982 dalam Ambarinanti, 2007). Banyaknya pilihan produk beras baik berupa jenis beras, kemasan, harga, rasa, dan hal lainnya serta perbedaan dan pengaruh lingkungan budaya, kelas sosial, daya beli, motivasi, dan gaya hidup membentuk perilaku konsumen yang berbeda-beda. Hal ini menuntut para produsen untuk menyediakan produk beras yang sesuai dengan keinginan konsumen, khususnya segmen pasar yang dituju.

Selama ini pemerintah berusaha keras pada peningkatan kuantitas dan produktivitas beras untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri. Namun selain peningkatan kuantitas, preferensi dan kepuasan yang terus berkembang menuntut adanya peningkatan pada kualitas beras yang selama ini dikonsumsi. Untuk menghasilkan beras yang sesuai dengan harapan konsumen, langkah awal yang harus diperhatikan produsen adalah pengetahuan mengenai perilaku konsumen. Pengetahuan mengenai preferensi perlu dilakukan agar setiap keputusan yang diambil tidak bertentangan dengan harapan konsumen, mengingat semua keputusan konsumsi ada ditangan konsumen. Sedangkan pengetahuan mengenai kepuasan konsumen perlu diketahui agar dapat ditingkatkan kinerja produk yang dinilai konsumen masih kurang memuaskan.

Pulau Jawa memiliki peran besar dalam produksi padi nasional. Akibat lahan yang lebih subur, jaringan irigasi yang tersedia, dan teknologi usahatani yang lebih maju dibandingkan di luar Jawa, produksi padi di Jawa cukup tinggi.


(34)

Selama 30 tahun terakhir, Jawa rata-rata menyumbang 59,8 persen terhadap produksi padi nasional (Amang dan Sawit, 1999). Jawa Timur adalah salah satu propinsi yang merupakan sentra produksi padi di Indonesia. Data menunjukkan bahwa Jawa Timur mempunyai rata-rata produksi per hektar padi tertinggi dibandingkan propinsi lainnya di Indonesia pada tahun 2001-2005 (BPS, 2005). Jawa Timur juga mempunyai populasi penduduk yang cukup tinggi, menempati urutan kedua setelah Jawa Barat. Hal ini menyebabkan konsumsi total beras di propinsi ini juga tinggi sebanding dengan jumlah penduduk yang berada dalam propinsi tersebut.

Surabaya sebagai ibukota propinsi Jawa Timur, adalah kota yang sedang berkembang dan merupakan kota tujuan pemasaran beras dari beberapa daerah sentra produksi beras di Jawa Timur. Kota ini juga memiliki struktur masyarakat yang beraneka ragam. Keragaman tersebut meliputi budaya, gaya hidup, pendidikan dan pekerjaan, serta tingkat perekonomian yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Keragaman yang tercipta tentu mempengaruhi masyarakat di kota tersebut dalam pengambilan keputusan konsumsi suatu produk, termasuk konsumsi beras. Kecamatan Mulyorejo adalah kecamatan dengan pemukiman penduduk paling merata diantara diantara kecamatan lainnya di Surabaya. Kecamatan ini mempunyai penduduk dengan latar belakang status sosial yang beragam dari kelas bawah, menengah, dan atas, serta dan memperoleh beras dengan membeli (bukan memproduksi sendiri). Hal ini sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.


(35)

Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang akan dikaji pada penelitian ini adalah :

1. Bagaimana karakteristik konsumen beras berdasarkan kelas sosial ?

2. Bagaimana proses pengambilan keputusan yang dilakukan konsumen dalam pembelian beras?

3. Bagaimanakah preferensi konsumen terhadap beras dikaitkan dengan atribut-atribut beras?

4. Bagaimana tingkat kepuasan konsumen terhadap beras dikaitkan dengan atribut-atribut beras?

5. Bagaimana rekomendasi bauran pemasaran yang sesuai berdasarkan studi perilaku konsumen?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan : 1. Mengkaji karakteristik konsumen beras.

2. Menganalisis proses pengambilan keputusan yang dilakukan konsumen dalam pembelian beras.

3. Menganalisis preferensi konsumen terhadap beras dikaitkan dengan atribut-atribut beras.

4. Menganalisis tingkat kepuasan konsumen terhadap beras dikaitkan dengan atribut-atribut beras.

5. Menyusun rekomendasi bauran pemasaran yang sesuai berdasarkan studi perilaku konsumen.


(36)

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak yang terkait, diantaranya :

1. Bagi produsen dan pengusaha beras, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam menjalankan usaha setelah mengetahui preferensi dan kepuasan konsumen terhadap atribut beras.

2. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan subsektor pangan.

3. Bagi peneliti lain, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang komoditi beras.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

ƒ Penelitian ini terfokus pada preferensi dan kepuasan konsumen terhadap atribut-atribut beras.

ƒ Penelitian akan dilakukan di Kelurahan Mulyorejo Kecamatan Mulyorejo Surabaya Jawa Timur.

ƒ Responden adalah konsumen beras yang telah mengerti prosedur tanya jawab dalam kuesioner dan telah memiliki aksesibilitas pribadi dalam mengambil keputusan, serta bersedia mengisi kuesioner yang telah disediakan.


(37)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Asal Usul dan Klasifikasi Padi

Setyono dalam Suryana (2003) menyatakan bahwa Padi (Oryza Sativa) merupakan tanaman pertanian kuno yang asal usulnya masih diperdebatkan. Bukti sejarah di Propinsi Zheijiang, Cina Selatan, menunjukkan bahwa penanaman padi di Asia telah dimulai 7000 tahun yang lalu. Beberapa Negara yang diduga menjadi daerah asal padi adalah India Utara bagian Timur, Bangladesh Utara, dan daerah yang membatasi Negara Burma, Thailand, Laos, Vietnam, Cina bagian Selatan.

Tinjauan tersebut bertentangan dengan hikayat-hikayat kuno Jawa yang menyatakan bahwa tanaman padi adalah tanaman asli Indonesia dan merupakan keturunan dari Dewi Sri dan Retna Dumila. Padi yang merupakan keturunan Dewi Sri pada akhirnya menjadi padi sawah, sedangkan padi yang merupakan keturunan Retna Dumila menjelma menjadi padi gogo (Siregar, 1981).

Hitchcock dalam Manurung dan Ismunaji (1988) mengklasifikasikan padi (Oriza Sativa) sebagai famili Gramineae. Berdasarkan klasifikasi ini, tanaman padi dimasukkan dalam sub-famili Festucoidae. Genus Oryza mempunyai 20 spesies, tetapi yang dibudidayakan adalah Oryza Sativa L. di Asia dan Oryza Glaberrima Steund di Afrika. Berdasarkan penelitian Lu dan Chang dalam Manurung dan Ismunaji (1988), proses evolusi dari Oryza Sativa berkembang mnejadi tiga ras ecogeographic, yakni Sinica (Japonoca), Indica, dan Javanica. Namun yang sekarang ini berkembang di Indonesia adalah Oriza Sativa Japonica.


(38)

2.2 Teknologi Pascapanen Padi

Beras adalah bahan pangan yang berasal dari padi yang sudah tidak memiliki kulit ari dan sekam. Ada dua cara pengolahan untuk mengubah gabah menjadi beras, yaitu secara tradisional dengan ditumbuk, dan secara modern dengan alat-alat atau mesin. Walaupun saat ini masih ada pengolahan dengan cara ditumbuk, namun sebagian besar pengolahannya telah beralih pada pengolahan modern.

Untuk mengubah beras menjadi gabah, ada dua fase pengolahan. Fase pertama adalah melapaskan kulit atau sekam dari caryopsis yang menghasilkan beras pecah kulit. Beras ini memiliki kandungan vitamin B yang tinggi, tepatnya pada bagian pericarp. Namun berasnya kurang enak dimakan dan tidak dapat disimpan lama karena baunya mudah apek.

Pada fase kedua, lapisan caryopsis dan pericarp dikikis, yaitu dengan cara disosoh. Derajad kejernihan dari beras yang keluar dari mesin penyosoh tersebut tergantung setelan mesin penyosoh yang disesuaikan dengan mutu beras yang diinginkan. Semakin jernih beras yang diinginkan, semakin banyak bagian beras bernilai gizi yang disosoh sehingga menjadi dedak. Walaupun nilai gizinya berkurang, namun penampakannya menjadi lebih menarik di mata konsumen (Siregar dalam Selamet, 2003). Nilai gizi yang berkurang diantaranya adalah karbohidrat dan protein menurun sekitar satu persen dan lemak menurun sekitar setengah persen.

Menurut Suismono dan Damardjati dalam Suryana (2003), berdasarkan teknik penggilingan, penggilingan padi dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu : (1) sistem penggilingan padi diskontinyu; (2) sistem penggolongan padi


(39)

modifikasi kontinyu; dan (3) sistem penggilingan kontinyu. Sistem penggilingan kontinyu dan modifikasi kontinyu dapat meningkatkan efisiensi kerja, kapasitas produksi, dan mutu beras (grader).

Sistem penggilingan padi diskontinyu adalah sistem penggilingan yang menggunakan mesin pemecah kulit dan penyosohan yang manual (Lampiran 6). Sistem penggolongan padi modifikasi kontinyu adalah sistem penggilingan yang proses pemecahan kulit berasnya secara kontinyu, tetapi proses penyosohannya secara manual (Lampiran 7). Sedangkan sistem penggilingan kontinyu adalah sistem penggilingan padi yang terdiri dari satu unit mesin penggiling secara kontinyu (langsung atau ban berjalan), kapasitas 1000 kg per jam, yang dilengkapi mesin-mesin pembersih gabah, pemecah kulit, pengayak beras pecah kulit (paddy separator), penyosoh (polisher), dan ayakan beras (grader).

Untuk meningkatkan mutu penampakan beras, dapat dilakukan juga dengan cara pemolesan beras giling. Proses pemolesan adalah proses penyosohan beras disertai pengkabut uap agar penampakan beras lebih mengkilap (Lampiran 8). Dalam sistem pengkabut uap, terjadi reaksi antara lemak yang terkandung dalam bekatul dan air yang akan menghasilkan beras lebih mengkilap, bersih, dan cemerlang. Beras yang diolah sampai pada proses ini disebut beras kristal (Suismono dan Damardjati dalam Suryana, 2003).

Untuk menambah daya tarik konsumen, biasanya beras kristal ini diberi bahan pewangi yang disemprot bersamaan dengan pengkabutan air. Aroma wangi tambahan tersebut akan bertahan sekitar satu bulan. Sedangkan daya tahan mutu beras kristal dapat sampai empat bulan. Namun kandungan butir utuh (beras


(40)

kepala) menjadi berkurang setelah pemolesan, karena sebagian butir utuh menjadi patah akibat gesekan selama proses pemolesan (Thahir et al., 1999).

2.3 Karakteristik Beras

Beras secara biologi adalah bagian biji yang terdiri dari : (1) aleuron, lapisan terluar yang sering kali ikut terbuang dalam proses pemisahan kulit; (2) endospermia, tempat sebagian besar pati dan protein beras; dan (3) embrio yang marupakan calon tanaman baru.4 Komposisi zat gizi beras dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Komposisi Zat Gizi Beras Per 100 gram

Komponen Gizi Kadar Komponen Gizi Kadar

Energi (kkal) 358,00 Natrium (mg) 1,00

Protein (gr) 6,50 Seng (mg) 1,10

Total Lemak (gr) 0,52 Tembaga (mg) 0,21

Karbohidrat (gr) 79,15 Mangan (mg) 1,04

Total Fiber (gr) 2,80 Selenium (mg) 15,10

Total Gula (gr) - Thiamin (mg) 0,56

Kalsium (mg) 3,00 Riboflavin (mg) 0,05

Magnesium (mg) 4,23 Niasin (mg) 4,11

Fosfor (mg) 23,00 Vitamin B6 (mg) 0,17

Kalium (mg) 95,00

Sumber : Nutrition Analyser (2008)

Penduduk di berbagai negara memiliki selera yang berbeda terhadap kandungan amilosa yang terdapat di dalam beras. Penduduk Filipina, Malaysia, Thailand, dan Indonesia menyukai rasa nasi dari beras dengan kandungan amilosa medium (20-25 persen), sedangkan Jepang dan Korea menyukai beras dengan kadar amilosa rendah (13-25 persen).

Kandungan amilosa ini mempengaruhi kandungan rasa nasi secara keseluruhan sebesar 65 persen. Amilosa adalah rangkaian dari unit-unit gula (glukosa) yang menyusun molekul-molekul besar dari pati beras. Kandungan

4

Wikipedia Indonesia. 2008. Kandungan Beras. http://id.wikipedia.org/wiki/Beras#Kandungan_beras


(41)

amilosa mempengaruhi kepulenan nasi, sifat pemekaran volume beras, dan cepatnya nasi mengeras setelah dimasak. Semakin kecil kadar amilosa beras, maka nasi akan semakin pulen, semakin tidak mekar, dan semakin lama menjadi keras satelah dingin.

Aroma pada beras ternyata dipengaruhi juga oleh suhu dan udara. Apabila beras disimpan pada suhu diatas 15° C, setelah 3-4 bulan, beras akan mengalami perubahan aroma dan rasa. Semakin tinggi suhu udara dan semakin lama beras disimpan, akan semakin menurun rasa dan aroma nasinya.

Ukuran beras secara umum digolongkan atas butir sangat panjang (> 7 mm), panjang (6-6,9 mm), sedang (5-5,9 mm) dan pendek (< 5 mm). sedangkan bentuknya digolongkan menjadi tiga tipe, yaitu lonjong (ramping), sedang, dan bulat (Lampiran 9). Di pasaran internasional, beras ukuran panjang mempunyai preferensi yang tinggi serta memberikan perbedaan harga yang jelas. Berbeda dengan di Indonesia, ukuran biji beras tidak memberikan perbedaan terhadap harga beras (Damardjati dan Oka dalam Damardjati, 1995).

2.4 Standardisasi Beras di Indonesia

Menurut Damardjati (1990), di Indonesia belum ada klasifikasi dan standardisasi beras secara resmi yang digunakan sebagai patokan dalam perdagangan maupun yang dianut oleh konsumen secara luas. Standar mutu beras giling sangat diperlukan oleh konsumen dan produsen sebagai kepastian terhadap mutu yang diinginkan dan untuk pembinaan perbaikan mutu beras di tingkat petani dan di tingkat penggilingan. Namun hingga saat ini belum ada standardisasi beras sebagai kriteria mutu beras yang diterima dalam sistem perdagangan secara


(42)

nasional. Kriteria mutu yang ditetapkan Deptan dan BULOG seperti yang ada pada Tabel 4 bertujuan untuk penyimpanan pangan yang didasarkan atas fisik beras dan kurang memperhatikan preferensi konsumen sehingga kurang dapat digunakan di pasaran bebas. Keterangan tabel 4 dapat dilihat pada Lampiran 10. Tabel 4 Persyaratan Kualitas Beras Pengadaan Dalam Negeri Tahun 2003

No I. Persyaratan Umum

1 2 3 4

Bebas hama dan penyakit yang hidup

Bebas bau apek, asam atau bau-bau asing lainnya Bersih dari campuran dedak dan katul

Bebas dari tanda-tanda adanya bahan kimia yang membahayakan baik secara visual maupun secara organoleptik

II. Persyaratan Khusus No

Komponen Mutu Satuan

Pengukuran Mutu I Mutu II Mutu III Mutu IV Mutu V 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Derajat Sosoh Kadar Air Beras Kepala Butir Utuh Butir patah Butir Menir Butir Merah Butir Kuning/Rusak Butir Mengapur Butir Asing Butir Gabah

Campuran Varetas Lain

Min (%) Max (%) Min (%) Min (%) Max (%) Max (%) Max (%) Max (%) Max (%) Max (%) Max Butir/100 gr Max (%) 100 14 100 60 0 0 0 0 0 0 0 5 100 14 95 min 50 5 0 0 0 0 0 0 5 100 14 84 min 40 15 1 1 1 1 0,02 1 5 95 min 14 73 min 35 25 2 3 3 3 0,05 2 10 85 min 15 60 min 35 35 5 3 5 5 0,2 3 10 Sumber : Deptan dan BULOG (2003)

Preferensi yang dimaksud adalah rasa, kepulenan, dan aroma. Atribut-atribut tersebut merupakan ungkapan perasaan selera pribadi, sehingga sulit diukur. Karena itu dalam perdagangan, atribut-atribut ini tidak dimasukkan dalam grade beras.

Beberapa atribut mutu yang yang diuraikan di atas, baik yang tercantum pada standar beras nasional maupun atribut lain seperti rasa, aroma, dan warna merupakan atribut mutu intrinsik. Selain atribut tersebut, dalam pemasaran beras ada beberapa atribut mutu ekstrinsik yang telah berkembang seperti merek, kemasan, label (informasi), serta sertifikasi keaslian varietas beras dan sistem budidaya padi.


(43)

Untuk mencapai standar mutu beras nasional dilakukan melalui penyusunan suatu konsep standar mutu beras yang dapat diterima secara luas. Saat ini konsep semacam itu telah ada dengan dikeluarkannya beras berlabel Standar Nasional Indonesia (SNI). Badan Standardisasi Nasional (BSN) menyusun konsep standar mutu beras giling dengan memperhatikan standar mutu beras Filipina dan Amerika Serikat, standar mutu beras BULOG, hasil analisis contoh beras dari beberapa propinsi, dan hasil penelitian Badan Litbang Pertanian (Deptan, 1999).

2.5 Penelitian Terdahulu

Jufri (2006) melakukan penelitian tentang analisis perilaku konsumen dan strategi pemasaran beras Super Ciherang LDM Sri Jaya Karawang. Penelitian dilakukan secara sengaja di Kecamatan Tempuran, Karawang, Jawa Barat. Sampel yang diambil sebanyak 92 orang yang sudah pernah mengkonsumsi Super Ciherang LDM Sri Jaya Karawang. Data yang diperoleh dianalisis dengan tabulasi sederhana, analisis komponen utama, dan analisis konjoin.

Dalam penelitian ini, dikemukakan bahwa manfaat yang dicari adalah untuk memenuhi kebutuhan pokok karena makan nasi (beras) sudah menjadi kebiasaan. Namun dalam mengkonsumsi beras, terdapat indikator kualitas yang sangat diperhatikan pada atribut beras. Hal itu adalah keragaman butir beras, warna beras, kepulenan nasi, kemekaran beras, dan ukuran kemasan beras.

Strategi pemasaran yang perlu dibenahi meliputi strategi produk, harga, distribusi, dan promosi. Untuk strategi produk, diharapkan LDM Sri Jaya Karawang dapat menyediakan beras dengan tingkat keseragaman yang tinggi, berwarna putih, nasinya pulen, beraroma, mekar dan memperbanyak beras dengan


(44)

kemasan 20 kg. Pada strategi harga, harus diupayakan harga yang beragam terutama untuk beras eceran/kiloan dan pemberian potongan harga untuk pembelian partisi besar. Pemasaran beras kepada konsumen kelas atas dan kelas menengah sebaiknya dilakukan melalui pasar swalayan karena konsumen menginginkan tempat berbelanja yang mudah dicapai, kualitas produk yang baik, pelayanan yang memuaskan, dan suasana yang nyaman. Strategi distribusi untuk kelas bawah yaitu dengan menyediakan beragam beras, baik harga maupun jenisnya, serta kedekatan pedagang dengan lokasi perumahan. Promosi dapat dilakukan dengan komunikasi lisan antara pedagang dengan pembeli. Untuk konsumen kelas menengah atas, penyampaian informasi dapat dilakukan dengan menggunakan katalog harga yang biasa dikeluarkan supermarket dan penyampaian informasi pada kemasan beras.

Penelitian yang dilakukan oleh Selamet (2003), mengenai analisis proses keputusan konsumen dalam pembelian beras dan strategi pemasaran beras. penelitian ini berlokasi di Kelurahan Tegalleja, Kecamatan Bogor Tengah dengan responden sebanyak 60 orang. Dari seluruh responden tersebut, 30 responden digolongkan sebagai kelas atas dan 30 responden lainnya digolongkan sebagai kelas bawah.

Dalam penelitiannya, kelas sosial sangat berpengaruh terhadap perbedaan sikap serta tindakan yang diambil konsumen kelas atas dan kelas bawah dalam proses keputusan pembelian beras. Selain itu, proses keputusan pembelian beras juga dipengaruhi variabel-variabel lain terutama motivasi dan keterlibatan, budaya, situasi pembelian dan komunikasi, pengetahuan tentang beras, sumber daya waktu dan kognitif, serta gaya hidup responden.


(45)

Pada tahap pengenalan kebutuhan, keterlibatan terhadap beras tinggi, terutama pada kelas bawah. Secara umum, pengetahuan kelas atas terhadap beras lebih banyak dibandingkan dengan kelas bawah, namun sumber-sumber informasi yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian beras kelas atas dan kelas bawah relatif tidak ada perbedaan. Dalam evaluasi alternatif, kelas atas lebih teliti dalam memutuskan beras mana yang akan dibeli. Namun, baik kelas atas maupun kelas bawah telah memperhatikan sejumlah atribut yang ada dalam pembelian beras. Keputusan pembelian beras kelas atas berdasarkan nama jenis/varietas beras, kenyamanan dan kepraktisan dalam pembelian, namun mereka relatif kurang setia pada satu tempat pembelian. Keputusan pembelian kelas bawah lebih didasarkan pada harga, kedekatan dan pelayanan tempat pembelian. Kelas bawah sebagian besar belum mendapat kepuasan dalam pembelian beras dibandingkan dengan kelas atas. Namun dalam menyikapi keluhan, baik kelas bawah maupun kelas atas mengedepankan sikap percaya pada tempat pembelian.

Strategi pemasaran yang penting bagi kelas bawah adalah harga beras yang beragam dan terjangkau. Sedangkan strategi untuk kelas atas adalah pengutamaan mutu beras sebagai produk beserta jasa yang menyertainya.

Suryana (2003) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi proses keputusan pembelian beras domestik dan impor. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Babakan Kecamatan Bogor Tengah dengan melibatkan 100 responden.

Dalam penelitian itu disebutkan bahwa perilaku konsumen dalam pembelian bahan pangan berkembang seiring dengan berkembangnya kemajuan di berbagai bidang. Peningkatan pendapatan masyarakat mengakibatkan terjadinya


(46)

tuntutan terhadap kualitas. Konsumen lebih menekankan pada keseimbangan mutu, gizi, serta estetika. Perubahan struktur demografi seperti tingkat pendidikan, pengetahuan, gaya hidup, kemajuan teknologi, transportasi, dan komunikasi pada saat ini mempengaruhi selera atau preferensi konsumen.

Pengolahan data dengan Analisis Faktor menghasilkan tiga komponen utama yang dipertimbangkan konsumen pada setiap kelas sosial. Variabel utama yang paling dominan mempengaruhi responden kelas bawah adalah keragaman jenis beras di toko, perolehan informasi dari penjual, dapat membeli dengan cara berhutang, lokasi penjual, dan daya tahan beras, sedangkan variabel dominan pada kelas menengah adalah rasa beras, kepulenan beras, daya tahan beras, dan kenyamanan lokasi pembelian. Variabel yang mempengaruhi konsumen kelas atas adalah beragam jenis beras yang dijual, pengetahuan tentang beras, kemasan beras, iklan beras, dan keutuhan butir beras.

Strategi pemasaran yang sebaiknya dilakukan mencakup strategi produk, strategi harga, strategi promosi, dan strategi distribusi. Dalam strategi produk, pemasar hendaknya melakukan grading pada beras sejenis, menjaga kebersihan, menyalurkan beras yang pulen, dan lebih memperhatikan kemasan yang menarik. Strategi harga yang harus dilakukan adalah menyesuaikan harga jual dengan pasar sasaran yang dituju serta menerapkan harga sesuai dengan kualitas grading beras. Strategi promosi yang dilakukan adalah dengan melakukan personel selling dari penjual kepada konsumen serta menggunakan iklan pada media elektronik, cetak, atau spanduk dengan target konsumen wanita. Strategi distribusi dilakukan dengan cara menyesuaikan lokasi penjualan, penataan tempat penjualan, dan


(47)

pelayanan dengan target pasar, serta menyediakan beragam jenis dan harga beras di tempat penjualan.

Penelitian yang dilakukan Yuniarti (2002) mengenai analisis perilaku konsumen produk beras kemasan pada kaum wanita. Dari 100 responden yang dilibatkan, didapat kesimpulan bahwa kaum wanita, baik ibu rumah tangga maupun wanita bekerja, dalam mengkonsumsi beras, melalui tahap-tahap pengambilan keputusan. Proses tersebut dipengaruhi berbagai macam faktor pembeda yang turut mempengaruhi perilaku dan keputusan pembelian mereka seperti sumber informasi yang diperoleh, penilaian terhadap produk beras kemasan, hingga preferensi konsumen terhadap produk tersebut.

Dikatakan bahwa perilaku konsumen beras kemasan saat ini dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, pendapatan yang meningkat, gaya hidup, dan bertambahnya beragam produk beras kemasan. Hal ini menyebabkan konsumen mulai membandingkan harga dan mutu produk, meminta pengemasan yang lebih baik dan menarik, dan lebih peka terhadap informasi dan periklanan.

Penelitian yang dilakukan oleh Ningsih (1999) mengenai konsep standar mutu beras berdasarkan preferensi konsumen dan pedagang beras di Surabaya mengemukakan bahwa secara umum perhatian responden terhadap mutu beras telah demikian tingginya. Ini terlihat dari banyaknya responden yang memilih kriteria mutu sebagai faktor yang paling menentukan jika mereka membeli beras. Dari sampel yang diwawancarai sebanyak 80 orang, sebanyak 70 persen rumah tangga dan 85,7 persen rumah makan memilih kriteria mutu sebagai faktor yang paling menentukan dalam pembelian beras, selain rasa beras dan faktor lainnya.


(48)

Damardjati (1990), melakukan penelitian untuk mengetahui perilaku konsumen di daerah perkotaan terhadap mutu beras dikaitkan dengan harga yang harus dibayar oleh konsumen untuk setiap kilogram beras yang mereka beli. Selain itu, penelitian ini mencoba membandingkan pola permintaan konsumen terhadap karakteristik yang dikelompokkan berdasarkan lokasi (Medan, Jakarta, dan Ujung Pandang) serta berdasarkan tingkat pendapatan (rendah, sedang, dan tinggi).

Hasil penelitiannya mengemukakan bahwa konsumen di Jakarta lebih menyukai kelompok beras dengan rasa nasi pulen, sedangkan di Ujung Pandang para konsumen lebih menyukai nasi yang lebih keras, sementara di Medan konsumen menyukai beras lokal dengan rasa nasinya relatif pera tetapi mempunyai aroma. Share pengeluaran untuk beras dalam total pengeluaran untuk makanan dipengaruhi oleh harga beras dan pendapatan konsumen, namun tidak dipengaruhi oleh jumlah anggota keluarga. Share pengeluaran untuk beras dalam total pengeluaran untuk makanan akan menurun jika pendapatan per kapita per bulan konsumen meningkat. Dengan kata lain, konsumen akan mengutamakan kualitas makanan dengan meningkatkan pengeluaran untuk makanan selain beras.


(49)

BAB III

KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1 Konsumen dan Perilaku Konsumen

Kotler (2000) mendefinisikan konsumen sebagai individu atau kelompok yang berusaha untuk memenuhi atau mendapatkan barang atau jasa untuk kehidupan pribadi atau kelompoknya. Konsumen juga dapat didefinisikan sebagai setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun mahkluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen).

Konsumen adalah orang yang melakukan tindakan menghabiskan nilai barang dan jasa setelah mengeluarkan sejumlah biaya. Tujuan utama dari mengkonsumsi barang dan jasa adalah untuk memenuhi kebutuhan dan diukur sebagai kepuasan yang diperoleh. Besarnya kepuasan konsumen diukur dari sejumlah nilai yang diperoleh dari mengkonsumsi suatu barang dan jasa terhadap biaya yang dikeluarkan (Kotler, 2000).

Menurut Engel et al. (1994) perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini. Definisi lain dari perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan yang mensyaratkan aktivitas individu yang mengevaluasi, memperoleh, menggunakan, atau mengatur barang dan jasa (Simamora, 2004), sedangkan menurut Sumarwan


(50)

(2004) perilaku konsumen adalah semua kegiatan tindakan serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan mengevaluasi.

Perilaku konsumen merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh produsen dengan tujuan memberikan kepuasan kepada konsumen. Mempelajari perilaku konsumen berarti mempelajari bagaimana konsumen membuat keputusan dengan menggunakan sumberdaya yang dimiliki (waktu, uang, dan usaha) untuk memperoleh produk dan jasa yang mereka inginkan. Dimana didalamnya menyangkut pembahasan tentang jenis alasan, waktu, tempat, dan frekuensi pemakaian suatu produk barang dan jasa. Perilaku konsumen mencerminkan tanggapan mereka terhadap berbagai rangsangan dari produk dan dari mereka sendiri yang berupa pengaruh lingkungan, perbedaan individu, dan proses psikologis.

3.1.2 Karakteristik

Karakteristik konsumsi menurut Sumarwan (2004) meliputi pengetahuan dan pengalaman konsumen, kepribadian konsumen, dan karakteristik demografi konsumen. Konsumen yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak mengenai produk mungkin tidak termotivasi untuk mencari informasi, karena konsumen sudah merasa cukup dengan pengetahuannya untuk mengambil keputusan. Konsumen yang mempunyai kepribadian sebagai seorang yang senang mencari informasi, (information seeker) akan meluangkan waktu untuk mencari informasi lebih banyak. Pendidikan adalah salah satu karakteristik demografi yang


(51)

penting. Konsumen yang berpendidikan tinggi cenderung mencari informasi yang banyak mengenai suatu produk sebelum ia memutuskan untuk membelinya.

Selain itu, Sumarwan (2004) juga berpendapat bahwa semua penduduk berapapun usianya adalah konsumen. Oleh karena itu, pemasar harus memahami distribusi usia penduduk dari suatu wilayah yang akan dijadikan target pasarnya. Perbedaan usia akan mengakibatkan perbedaan selera dan kesukaan terhadap produk. Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi preferensi dan persepsi konsumen dalam proses keputusan untuk menerima sesuatu yang baru, baik produk maupun jasa. Seseorang yang berumur relatif muda, akan lebih cepat menerima sesuatu yang baru.

Pendapatan merupakan imbalan yang diterima seseorang dari pekerjaan yang dilakukannya. Jumlah pendapatan akan menggambarkan besarnya daya beli seorang konsumen. Karena alasan inilah konsumen perlu mengetahui pendapatan konsumen yang menjadi sasarannya (Sumarwan, 2004). Besar kecilnya pendapatan yang diterima konsumen dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan pekerjaannya. Pekerjaan akan berpengaruh terhadap besar kecilnya pendapatan yang akan diperoleh. Pendidikan formal penting dalam membentuk pribadi dengan wawasan berfikir yang lebih baik.

Karakteristik konsumen yang berguna untuk mengetahui sebuah segmentasi pasar yang dapat dibagi dalam empat kategori yaitu demografi, perilaku, profil psikografi, dan karakteristik kepribadian. Ukuran demografi konsumen yang terdiri dari umur, jenis kelamin, pendapatan, agama, status perkawinan, pendidikan, etnik dan kebangsaan, memiliki dua manfaat penting dalam proses segmentasi. Pertama, hal itu dapat digunakan baik secara terpisah


(52)

maupun dikombinasikan untuk mengembangkan berbagai subbudaya dimana para anggotanya saling berbagi nilai, kebutuhan, ritual, dan perilaku tertentu. Contohnya kombinasi pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan, dapat dipergunakan untuk mengembangkan kelas sosial konsumen. Manfaat kedua, variabel demografi dapat digunakan untuk menggambarkan para konsumen yang diklasifikasikan menjadi segmen melalui sarana lainnya (Sunarto, 2006).

Sunarto (2006) menyatakan bahwa dasar penting untuk segmentasi perilaku adalah harga, manfaat yang dicari, dan tingkat penggunaan. Segmentasi menurut elastisitas harga didasarkan atas konsep ekonomi, dimana kelompok konsumen yang berbeda akan memberikan reaksi yang berbeda terhadap perubahan harga produk atau jasa. Ide dari segmentasi manfaat adalah mengembangkan produk dan jasa dengan mutu tertentu yang diinginkan oleh kelompok konsumen yang homogen. Sedangkan dasar segmentasi pasar yang penting adalah perilaku penggunaan.

Sunarto (2006) juga menyatakan bahwa kebanyakan segmentasi psikografi atau kepribadian dikombinasikan dengan segmentasi perilaku. Sebagai awalan, pemasar memilih konsumen menjadi pengguna berat, moderat, dan ringan atas sebuah merek dan kemudian menganalisis satu atau lebih segmen ini melalui inventaris psikografi dan atau kepribadian. Akhirnya, para pemasar merancang pesanan promosi, serta distribusi, dan strategi penetapan harga yang paling efektif untuk segmen ini berdasarkan karakteristik kepribadian atau psikografi.


(1)

Lampiran 15. Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP BERAS DI KELURAHAN MULYOREJO

SURABAYA JAWA TIMUR

No Responden :

Responden yang terhormat,

Saya, Endang Pudji Astuti adalah Mahasiswa Manajemen Agribisnis Institut Pertanian Bogor (IPB) yang sedang melakukan penelitian tentang Preferensi Konsumen Terhadap Beras Di Kota Surabaya. Penelitian ini merupakan bagian dari skripsi yang saya kerjakan. Demi tercapainya hasil yang diinginkan, mohon kesediaan Anda untuk ikut berpartisipasi dalam mengisi kuesioner ini secara lengkap dan benar. Informasi yang diterima dari kuesioner ini bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan akademis. Atas bantuannya saya ucapkan terima kasih.

Identitas Responden

Beri tanda silang (X) pada jawaban yang Anda pilih.

Nama :

Alamat :

No. Telp :

Usia : ... tahun Suku bangsa :

Jenis kelamin : ( ) Laki-laki ( ) Perempuan

Status pernikahan : ( ) Sudah Menikah ( ) Belum Menikah

Jumlah anggota keluarga (seluruh keluarga yang tinggal dalam satu rumah, termasuk pembantu) : ... orang

Pendidikan terakhir :

( ) Tidak Bersekolah ( ) SD ( ) SLTP ( ) SMU

( ) Diploma ( ) Sarjana ( ) Pasca Sarjana

Pekerjaan :

( ) Ibu Rumah Tangga ( ) Pegawai Negeri (PNS) ( ) Pegawai Swasta

( ) Wiraswasta ( ) Mahasiswa/ Pelajar ( ) Lainnya, ... Pekerjaan pasangan :

( ) Ibu Rumah Tangga ( ) Pegawai Negeri (PNS) ( )Pegawai Swasta

( ) Wiraswasta ( ) Mahasiswa/ Pelajar ( ) Lainnya, ... Rata-rata pendapatan keluarga per bulan (Rp) :

( ) < 500.000 ( ) 500.000-999.999 ( ) 1.000.000-1.499.999

( ) 1.500.000-2.000.000 ( ) 2.000.000-2.499.999 ( ) 2.500.000-2.999.999 ( ) 3.000.000-3.499.999 ( ) 3.500.000-3.999.999 ( ) >4.000.000

Berapa pengeluaran untuk beras perbulan : Rp...

Proses Keputusan Pembelian

Beri tanda silang (X) pada jawaban yang Anda pilih.

I. Pengenalan Kebutuhan

1. Beras yang Anda Konsumsi :

a. Beras dalam negeri, alasannya... ... ...

b. Beras impor, alasannya... ... ... 2. Apa motivasi/alasan Anda membali beras sebagai makanan pokok dibandingkan dengan makanan pokok

jenis lain (jagung, sagu, singkong, ubi, gaplek, dll) ?

a. Faktor rasa e. Kebiasaan

b. Mudah didapat f. Mudah diolah

c. Harga terjangkau g. Kandungan gizi

d. Prestise h. Lainnya, sebutkan... e. Lebih Mengenyangkan


(2)

3. Seberapa penting mengkonsumsi nasi (beras) setiap hari bagi Anda ?

a. Sangat penting b. Penting c. Biasa d. Tidak penting e. Sangat Tidak Penting 4. Berapa kali rata-rata Anda mengonsumsi nasi (beras) dalam sehari ?

a. 1 kali b. 2 kali c. 3 kali d. > 3 kali

II. Pencarian Informasi

5. Dari manakah Anda mendapat informasi tentang produk beras ?

a. Penjual/tempat membeli b. Teman/Kenalan c. Iklan media massa

d. Keluarga e. Diri sendiri f. Lainnya,... 6. Sumber informasi manakah yang paling Anda percaya dalam menentukan keputusan pembelian beras ?

a. Penjual/tempat membeli b. Teman/Kenalan c. Iklan media massa

d. Keluarga e. Diri sendiri f. Lainnya,... 7. Menurut Anda, informasi apa yang penting untuk anda ketahui ?

a. Atribut fisik beras (kepulenan, aroma, rasa, warna,dll) b. Tempat penjualan beras

c. Harga beras

d. Lainnya, sebutkan...

III. Evaluasi Alternatif

8. Atribut beras apa yang paling Anda pertimbangkan dalam membeli beras ? Urutkan mana yang paling Anda pertimbangkan (nilai 1) sampai yang paling tidak Anda pertimbangkan (nilai 10)

a. Kepulenen nasi [ ]

b. Aroma nasi [ ]

c. Sifat fisik beras (warna alami, kebersihan, keutuhan butir beras/broken, [ ] keseragaman butir)

d. Jenis/varietas beras [ ]

e. Daya tahan beras [ ]

f. Merek & kemasan beras [ ]

g. Tempat pembelian beras [ ]

h. Harga Beras [ ]

i. Kemudahan mendapatkan beras [ ]

j. Iklan beras [ ]

IV. Proses Pembelian

9. Bagaimana cara Anda memutuskan pembelian beras :

a. Terencana ` b. Tergantung situasi c. Mendadak 10. Siapakah yang sering membeli beras ke tempat penjualan?

a. Suami d. Orangtua

b. Istri e. Pembantu

c. Anak h. Lainnya, sebutkan... 11. Apa jenis/varietas beras yang paling sering dibeli ?

a. Ciherang d. Cianjur g. Beras impor (Siam, Saigon, dll) b. Muncul e. Setra Ramos h. Tidak tahu

c. Pandan Wangi f. Rojolele i. Lainnya, sebutkan... 12. Sebarapa sering Anda membeli beras ?

a. Setiap hari c. Seminggu sekali e. Sebulan sekali

b. Antara 2-6 hari d. Dua minggu sekali f. Lainnya, sebutkan... 13. Berapa harga beras yang Anda beli sekarang ? Rp.../ kg

14. Berapa banyak beras yang Anda beli setiap kali membeli ?

a. < 5 kg b. 5 – 10 kg c. > 10 kg

15. Dalam melakukan pembelian beras, yang menjadi pertimbangan dalam memilih tempat berbelanja adalah: a. Dekat dengan tempat tinggal/kantor d. Produk selalu tersedia

b. Pelayanan memuaskan e. Kualitas produk relatif lebih baik c. Suasana berbelanja nyaman f. Lainnya,... 16. Dimanakah Anda biasa membeli beras ?

a. Pasar tradisional, alasannya... b. Pasar swalayan, alasannya... c. Kios/ warung pedagang eceran, alasannya... d. Penjual keliling, alasannya... e. Lainnya, sebutkan..., alasannya... 17. Jarak lokasi pembelian dengan tempat tinggal Anda :


(3)

IV. Pasca Pembelian

18. Jika beras yang Anda akan beli tidak tersedia, maka Anda akan : a. Membeli beras jenis lain di tempat yang sama

b. Mencari beras yang sama di tempat lain c. Tidak jadi membeli / menunda pembelian beras

19. Apabila harga beras mengalami kenaikan, apakah yang akan Anda lakukan ? a. Membeli pangan pokok lain

b. Tetap membeli beras dengan yang harganya lebih murah c. Tetap membeli beras yang sama (tidak terpengaruh) 20. Dalam membeli beras, apakah Anda pernah ada keluhan ?

a. Ya B. Tidak

21. Bila jawaban no. 20 ”Ya”, Bentuk keluhan apa yang sering Anda alami ? (jawaban boleh lebih dari satu) Jawaban :

22. Apa yang Anda lakukan bila menghadapi keluhan ?

a. Menyampaikan keluhan ke Penjual, namun tetap membeli beras yang sama di tempat yang sama b. Membeli beras yang sama di tempat lain

c. Membeli beras jenis lain di tempat yang sama d. Tidak ada

e. Lainnya,...

Preferensi Konsumen Beras Tingkat Kepentingan Atribut-atribut Beras

Petunjuk pengusian kuesioner : Berikut ini akan ditampilkan tabel yang berisi daftar atribut-atribut beras. Anda diminta untuk menilai tingkat kepentingan setiap atribut dengan memberi tanda silang (X) pada pada kolom yang telah disediakan.

Tingkat Kepentingan

No. Atribut Beras

Sangat Tidak Penting

Tidak Penting

Biasa Penting Sangat Penting 1 Kepulenan nasi

2 Aroma Nasi 3 Warna alami beras

4 Bersih dari benda selain beras 5 Keutuhan butir beras (broken) 6 Keseragaman butir beras (tidak

tercampur)

7 Nama jenis/varietas beras 8 Daya tahan beras untuk

disimpan

9 Kemasan beras 10 Merek 11 Iklan Beras 12 Harga beras 13 Lokasi penjual beras

14 Keragaman jenis/varietas beras di tempat pembelian

15 Keragaman harga di tempat pembelian beras

16 Kenyamanan tempat pembelian 17 Pemberian informasi oleh

pedagang

18 Pelayanan di tempat pembelian beras

19 Kemudahan memperoleh beras

Tingkat Kinerja Atribut-atribut Beras

Petunjuk pengusian kuesioner : Berikut ini akan ditampilkan tabel-tabel yang berisi daftar atribut beras. Anda diminta untuk menilai tingkat kepentingan setiap atribut dengan memberi tanda silang (X) pada pada kolom yang telah disediakan.


(4)

Tingkat Kinerja Atribut Atribut

(1) Sangat Tidak Pulen

Tidak Pulen

Biasa Pulen Sangat Pulen

Kepulenan nasi

Tingkat Kinerja Atribut Atribut

(2) Sangat Tidak Wangi Tidak Wangi Biasa Wangi Sangat Wangi Aroma nasi

Tingkat Kinerja Atribut Atribut

(3) Sangat Tidak Putih Tidak Putih Biasa Putih Sangat Putih Warna alami

beras

Tingkat Kinerja Atribut Atribut

(4) Sangat Tidak Bersih

Tidak Bersih Biasa Bersih Sangat Bersih Bersih dari

benda selain beras

Tingkat Kinerja Atribut Atribut

(5) Sangat Tidak Baik (Broken > 35%)

Tidak Baik (Broken 25%-34%) Biasa (Broken 15%-24%) Baik (Broken 5%-14%) Sangat Baik (Broken 0%-4%) Keutuhan butir beras (broken)

Tingkat Kinerja Atribut Atribut

(6) Sangat Tidak

Seragam

Tidak Seragam

Biasa Seragam Sangat

Seragam Keseragaman

butir beras (tidak tercampur)

Tingkat Kinerja Atribut Atribut

(7) Sangat Tidak

Diketahui/dikenal Tidak Diketahui/dikenal Biasa Diketahui/ dikenal Sangat Diketahui/ dikenal Jenis/varietas beras

Tingkat Kinerja Atribut Atribut

(8) Sangat Tidak Lama

Tidak Lama Biasa Lama Sangat Lama

Daya tahan beras untuk disimpan

Tingkat Kinerja Atribut Atribut

(9) Sangat Tidak Menarik

Tidak Menarik Biasa Menarik Sangat Menarik Kemasan beras

Tingkat Kinerja Atribut Atribut

(10) Sangat Tidak

Terkenal

Tidak Terkenal

Biasa Terkenal Sangat Terkenal

Merek

Tingkat Kinerja Atribut Atribut

(11) Sangat Tidak Menarik Tidak Menarik Biasa Menarik Sangat Menarik


(5)

Tingkat Kinerja Atribut Atribut

(13) Sangat Jauh Jauh Biasa Dekat Sangat Dekat

Lokasi penjual beras

Tingkat Kinerja Atribut Atribut

(14) Sangat Tidak

Beragam

Tidak Beragam

Biasa Beragam Sangat

Beragam Keragaman

jenis/varietas beras di tempat

pembelian

Tingkat Kinerja Atribut Atribut

(15) Sangat Tidak

Beragam

Tidak Beragam Biasa Beragam Sangat

Beragam Keragaman

harga beras di tempat pembelian

Tingkat Kinerja Atribut Atribut

(16) Sangat Tidak

Nyaman

Tidak Nyaman

Biasa Nyaman Sangat

Nyaman Kenyamanan

tempat pembelian

Tingkat Kinerja Atribut Atribut

(17) Sangat Tidak Lengkap&benar

Tidak Lengkap&benar

Biasa Lengkap &benar

Sangat Lengkap&benar Pemberian

informasi oleh pedagang

Tingkat Kinerja Atribut Atribut

(18) Sangat Tidak

Memuaskan

Tidak Memuaskan Biasa Memuaskan Sangat Memuaskan Pelayanan di

tempat pembelian beras

Tingkat Kinerja Atribut Atribut

(19) Sangat Susah Susah Biasa Mudah Sangat Mudah

Kemudahan memperoleh beras

Tingkat Kinerja Atribut Atribut

(12) Sangat Mahal Mahal Biasa Murah Sangat Murah


(6)

Lampiran 16. Gambar Beras

Beberapa Varietas Beras yang Dikonsumsi Responden

I II III IV

Contoh Beras Kualitas I, II, III, IV Varietas IR 64