PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI MEMPERBAIKI PERALATAN RUMAH TANGGA LISTRIK PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KETENAGALISTRIKAN SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM.

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATERI MEMPERBAIKI PERALATAN RUMAH

TANGGA LISTRIK PROGRAM KEAHLIAN

TEKNIK KETENAGALISTRIKAN SMK

NEGERI 1 LUBUK PAKAM

T. A. 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

ASRUL HABIBI HASIBUAN NIM : 508331010

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2015


(2)

i

ABSTRAK

Asrul Habibi Hasibuan, 508331010. “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Memperbaiki Peralatan Rumah Tangga Listrik Program Keahlian Teknik Ketenagalistrikan SMK Negeri 1 Lubuk Pakam”, Skripsi, Fakultas Teknik, UNIMED, 2014”

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan strategi pembelajaran kooperaif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada Materi Memperbaiki Peralatan Rumah Tangga Listrik Program Keahlian Teknik Ketenagalistrikan SMK Negeri 1 Lubuk Pakam.

Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI Teknik Instalasi Tenaga Listrik 1 (Satu) SMK Negeri 1 Lubuk Pakam. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI Teknik Instalasi Tenaga Listrik 1 (satu) SMK Negeri 1 Lubuk Pakam yang terdiri dari 25 orang. Teknik pengambilan sampel digunakan dengan cara teknik total sampling, dimana keseluruhan populasi dijadikan sampel. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Teknik pengumpulan data dijaring dengan menggunakan tes dan observasi. Penelitian ini dilakukan dengan 2 siklus. Pada saat Pretest diperoleh jumlah siswa yang tuntas sebanyak 6 orang dengan persentase 24%, sedangkan pada Postest I sebanyak 15 orang dengan persentase 60%. Hasil observasi aktivitas guru pada pertemuan I memperoleh skor 36 dan pada pertemuan II memperoleh 40 dengan masing-masing persentase sebesar 64,2% dan 71,4%. Dari observasi siswa saat KBM terlihat bahwa keaktifan siswa pada pertemuan I dan pertemuan II belum mencapai 70%. Untuk observasi keaktifan kelompok pada pertemuan I dan II juga demikian belum ada kelompok yang mencapai keaktifan > 70%. Pada siklus II jumlah siswa yang tuntas sebesar 19 orang dengan persentase 76%. Pada observasi aktivitas guru di pertemuan III mencapai skor 44 dan pada pertemuan IV memperoleh 49 dengan persentase 78,5% dan 87,5%. Hasil observasi siswa saat KBM pada pertemuan III persentase siswa yang aktif 68% dan pertemuan IV sudah mencapai 72%. Untuk keaktifan kelompok pada pertemuan III ada 1 kelompok yang sudah lebih dari 70% tepatnya kelompok 3 yaitu 72% dan pertemuan IV seluruh kelompok telah melewati 70%. Dari temuan ini maka dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada Materi Memperbaiki Peralatan Rumah Tangga Listrik Program Keahlian Teknik Ketenagalistrikan SMK Negeri 1 Lubuk Pakam.


(3)

v DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Pembatasan Masalah ... 9

D. Rumusan Masalah ... 9

E. Tujuan Penelitian ... 10

F. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Teoretis ... 12

1. Pengertian Hasil Belajar ... 12

2. Hakikat Hasil belajar ... 16

B. Hasil Penelitian Yang Relevan ... 28

C. Kerangka Berpikir ... 29


(4)

vi BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 32

B. Subjek Dan Objek Penelitian ... 32

C. Defenisi Operasional ... 32

D. Prosedur Kerja dalam Penelitian ... 33

E. Prosedur Penelitian ... 35

Siklus 1 ... 35

Siklus 2 ... 37

F. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 39

G. Teknik Analisis Data ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 50

1. Deskripsi Sebelum Tindakan ... 50

2. Hasil Belajar Siswa Pada Pretest ... 51

3. Siklus I ... 52

a. Perencanaan Siklus I ... 52

b. Tindakan Pembelajaran Pada siklus I ... 53

c. Observasi Tindakan Siklus I ... 56

d. Refleksi Hasil Tindakan Siklus I ... 67

4. Siklus II ... 68

a. Perencanaan Siklus II ... 68

b. Tindakan Pembelajaran Pada Siklus II ... 69

c. Observasi Tindakan Siklus II ... 71


(5)

vii

B. Pembahasan ... 85 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 90 B. Saran ... 91 DAFTAR PUSTAKA ... 93 Lampiran


(6)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Daftar Nilai Rata-Rata Hasil Ujian Pelajara Produktif dan Normatif SMK Negeri 1 Lubuk Pakam Tahun Pelajaran

2013/2014 ... 3

Tabel 2.1. Sintaks Pembelajaran Kooperatif ... 22

Tabel 3.1. Validitas Masing – masing Tes ... 43

Tabel 3.2. Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar ... 47

Tabel 4.1. Hasil Belajar Siswa pada Pretest ... 51

Tabel 4.2. Hasil Observasi Siswa Siklus I ... 56

Tabel 4.3. Kegiatan Siswa Dalam Kelompok ... 60

Tabel 4.4. Hasil Observasi Proses Belajar Mengajar ... 63

Tabel 4.5. Hasil Belajar Siswa pada Siklus I ... 65

Tabel 4.6. Hasil Observasi Siswa Siklus II ... 72

Tabel 4.7. Kegiatan Siswa Dalam Kelompok ... 76

Tabel 4.8. Hasil Observasi Proses Belajar Mengajar ... 78

Tabel 4.9. Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II ... 80


(7)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Ilustrasi Kelompok Jigsaw ... 26 Gambar 3.1. Desain Penelitian Tindakan Kelas ... 34 Gambar 4.1. Perkembangan Hasil Belajar Siswa Dari Pretes ke Siklus I ... 67 Gambar 4.2. Perkembangan Hasil Belajar Siswa Dari Pretes ke Siklus I


(8)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus ... 95

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 98

Lampiran 3. Materi ... 102

Lampiran 4. Daftar Nama Siswa ... 122

Lampiran 5. Pretes ... 123

Lampiran 6. Tes Tindakan Siklis I ... 127

Lampiran 7. Jawaban Pretes dan Tindakan Postes I ... 131

Lampiran 8. Data Hasil Belajar Siswa Pada Pretes ... 132

Lampiran 9. Data Hasil Belajar Siswa Pada Postes I ... 133

Lampiran 10. Lembar Observasi Kegiatan Siswa Saat KBM Siklus I ... 134

Lampiran 11. Observasi Aktifitas Siswa Dalam Kelompok Siklus I ... 136

Lampiran 12. Lembar Observasi Aktifitas Guru Dalam Proses Belajar Mengajar Siklus I ... 138

Lampiran 13. Skenario Siklus I ... 140

Lampiran 14. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 145

Lampiran 15. Lembar Observasi Kegiatan Siswa Saat KBM Siklus II ... 149

Lampiran 16. Observasi Aktifitas Siswa Dalam Kelompok Siklus II ... 151

Lampiran 17. Lembar Observasi Aktifitas Guru Dalam Proses Belajar Mengajar Siklus II ... 153

Lampiran 18. Skenario Siklus II ... 155


(9)

xi

Lampiran 20. Jawaban Tes Tindakan Postes II ... 165

Lampiran 21. Data Hasil Belajar Siswa Pada Postes II ... 166

Lampiran 22. Lembar Nilai Siswa Keseluruhan ... 167

Lampiran 23. Perhitungan Reliabilitas Tes ……….. 168

Lampiran 24. Perhitungan Daya Beda Soal ……….. 169

Lampiran 25. Perhitungan Taraf Kesukaran Tes ………. 171

Lampiran 26. Rata -Rata Dan Standar Deviasi Nilai Pre-Tes Dan Posttes …….... 172

Lampiran 27. Skor Hasil Tes Awal, Siklus 1, Siklus 2 ……… 174

Lampiran 28. Sebaran Data Uji Coba Test Penguasaan Materi ... 176

Lampiran 29. Perhitungan Uji Hipotesis ………..… 178

Lampiran 30. Perhitungan Uji Validitas Tes ………. 180

Lampiran 31. Angket ... 182

Lampiran 32. Respon Siswa ... 183

Lampiran 33. Jadwal Kegiatan Penelitian ... 184

Lampiran 34. Dokumentasi ... 185


(10)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan formal tingkat menengah yang bertujuan untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berakhlak mulia, terampil dan terlatih untuk memasuki lapangan pekerjaan. Departemen Pendidikan menjadikan SMK sebagai salah satu lembaga pendidikan kejuruan untuk menyediakan tenaga kerja nasional yang terampil dan terdidik serta berahklak mulia.

Dalam Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990 juga merumuskan bahwa Pendidikan Menengah Kejuruan (SMK) mengutamakan kesiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap professional. Artinya, tujuan utama penyelenggaraan Pendidikan Kejuruan adalah mempersiapkan peserta didik sebagai calon tenaga kerja dan mengembangkan eksistensi peserta didik, untuk kepentingan peserta didik, bangsa dan Negara.

Apabila ditinjau dari tujuan dan konsep dasar pelaksanaannya maka Pendidikan Kejuruan Tingkat Menengah (SMK) sangat berbeda dengan Pendidikan Umum (SMA). Ada tujuh kriteria Pendidikan Kejuruan yaitu: 1) Orientasi pada kinerja Individu dalam dunia kerja, 2) justifikasi khusus pada kebutuhan nyata di lapangan, 3) fokus kurikulum pada aspek-aspek psikomotorik, afektif dan kognitif, 4) tolak ukur keberhasilan tidak hanya di sekolah, 5) kepekaan terhadap perkembangan dunia kerja, 6) memerlukan sarana dan


(11)

2

prasarana khusus yang memadai, dan 7) adanya dukungan masyarakat. (Finch dan Crunkilton:1999).

Selanjutnya dalam Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2006 tentang pengelompokan mata pelajaran untuk SMK terdiri atas: 1). Normatif: kelompok mata pelajaran yang dialokasikan secara tetap yang meliputi Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan, dan Seni Budaya, 2). Adaptif: terdiri atas mata pelajaran Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, KKPI dan Kewirausahaan, dan 3). Produktif: teridiri atas sejumlah mata pelajaran yang dikelompokkan dalam Dasar Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi Kejuruan.

Implementasi ketiga kelompok materi ini dalam bentuk aktivitas pembelajaran mencakup kegiatan tatap muka, praktik sekolah dan praktik industri. Keseluruhan aktivitas pembelajaran ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi siswa dalam wilayah kognitif, afektif, dan psikomorik.

Berdasarkan pada pengorganisasian materi pelajaran dan implementasinya maka kriteria minimal lulusan SMK adalah kompeten dalam pengetahuan dan keterampilan, standar kompetensi ini akan menjadi modal dasar siswa ketika lepas dari SMK, artinya mereka sudah memiliki keterampilan dan keahlian sesuai dengan bidangnya dan siap untuk memasuki dunia usaha dan dunia industri.

Akan tetapi dalam kenyataannya, jika dilihat hasil belajar tahun 2013/2014 di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam untuk pelajaran memperbaiki peralatan rumah tangga listrik yang merupakan mata pelajaran produktif,


(12)

3

dibandingkan dengan mata pelajaran adaptif dan normatif masih belum memuaskan bahkan belum kompeten.

Sebagai contoh dapat dilihat rata-rata hasil ujian untuk mata pelajaran memperbaiki peralatan rumah tangga listrik kelas XI SMK Negeri 1 Lubuk Pakam tahun ajaran 2013/2014 pada tabel 1.1 di bawah ini.

Tabel 1.1 Daftar Nilai Rata-Rata Hasil Ujian Pelajaran Produktif, Adaptif dan Normatif SMK Negeri 1 Lubuk Pakam Tahun Pelajaran 2013/2014.

No

Jenis M. Pelajaran

Nama M. Pelajaran

Nilai rata-rata KKM

1 Normatif Pendidikan Agama 75 65

2 Adaptif Matematika 70 65

3 Produktif

Memperbaiki peralatan rumah

tangga listrik

63 70

Sumber : observasi di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam

Dalam tabel 1.1 ini dapat dilihat pada mata pelajaran kelompok normatif nilai rata-ratanya adalah 73, lebih tinggi dari nilai KKM, sehingga hasil belajar kelompok mata pelajaran normatif dapat dikatakan sudah tuntas. Begitu juga dengan nilai hasil belajar kelompok adaptif yang menunjukkan nilai rata-rata 70, lebih tinggi dari nilai KKM, selanjutnya hasil belajar pada mata pelajaran kelompok produktif yaitu mata pelajaran Memperbaiki Peralatan Rumah Tangga Listrik nilai rata-ratanya adalah 63 sedangkan nilai KKM adalah 70, informasi ini


(13)

4

menunjukkan bahwa mata pelajaran produktif masih jauh dari nilai KKM yang telah ditetapkan, sehingga siswa harus mengikuti remedial. Padahal mata pelajaran memperbaiki peralatan rumah tangga listrik adalah Dasar Kompetensi untuk mata pelajaran Produktif yang menjadi persyaratan bagi siswa agar dapat melanjut ke mata pelajaran tingkat selanjutnya.

Fenomena lainnya adalah guru kurang memanfaatkan lingkungan sekolah dan kehidupan sehari-hari siswa sebagai media belajar dalam pembelajaran memperbaiki peralatan rumah tangga listrik sehingga siswa merasa sulit untuk memahami manfaat dan tujuan dalam mempelajari Memperbaiki Peralatan Rumah Tangga Listrik. Guru juga kurang menunjukan peningkatan yang signifikan dalam menentukan dan memilih model pembelajaran.

Dalam konteks dan kasus ini, pembelajaran yang dilakukan guru cenderung peka pada menghapal teori-teorinya tanpa diarahkan pada penguasaan konsep dan aplikasinya. Dalam hal ini pentingnya guru memanfaatkan metode yang bervariasi seperti demonstrasi atau simulasi dalam pembelajaran. Selain itu, pembelajaran memperbaiki peralatan rumah tangga listrik juga membuat siswa merasa bosan karena selama berada di dalam kelas siswanya hanya mendengar, menyaksikan dan mencatat apa yang dilakukan oleh guru di depan kelas. Akibatnya siswa sering keluar masuk, berbicara dengan teman serta tidak acuh dengan apa yang diajarkan guru.

Pembelajaran yang hanya diisi dengan mencatat uraian dari guru merupakan cara belajar pasif, sehingga mereka lebih cenderung menerima apa yang diberikan guru. Jika diadakan belajar kelompok hanya siswa yang memiliki


(14)

5

kecerdasan dan motivasi tinggi yang aktif memberikan tanggapan atas materi yang sedang dibahas. Sedangkan pada pembelajaran SMK setiap individu dituntut untuk kompeten dalam suatu bidangnya sehingga dalam satu kelas yang terdiri dari 35 siswa seluruhnya harus mencapai nilai keriteria kompetensi minimal agar pembelajaran dapat dikatakan berhasil. Namun dalam kenyataan selama ini di lapangan khususnya di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam hanya berkisar 10 orang dari 25 siswa pada satu kelas yang mencapai nilai keriteria ketuntasan minimal dengan nilai rata-rata yang di peroleh 63 sedangkan standar KKM-nya adalah 70.

Hal ini terjadi karena siswa terdiri dari beragam karakteristik, latar belakang, sosial, budaya dan tingkat kecerdasan yang berbeda-beda, sedangkan cara belajar yang selama ini digunakan hanya monoton pada satu model belajar, sehingga kemungkinan siswa yang memperoleh nilai keriteria kompetensi minimal adalah siswa yang memiliki tingkat kecerdasan tinggi, motivasi belajar tinggi dan siswa yang memiliki kesamaan cara belajar dengan cara belajar yang selama ini berlangsung. Sedangkan siswa yang memiliki kecerdasan dan motivasi rendah, serta siswa yang memiliki cara belajar yang berbeda dengan cara belajar yang selama ini berlangsung kemungkinan akan kesulitan untuk mengikuti proses pembelajaran sehingga memperoleh hasil belajar yang rendah.

Di sisi lain, model pembelajaran telah dan terus berkembang. Perubahan yang sangat mendasar adalah dari aktivitas mengajar ke aktivitas belajar, atau dari berpusat pada guru ke berpusat pada siswa. Pada dasarnya, perubahan aktivitas pembelajaran ini bertujuan untuk menyesuaikan aktivitas pembelajaran dengan karakteristik dan kecerdasan setiap siswa. Berikut ini beberapa model


(15)

6

pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan keaktifan dan mengembangkan potensi serta motivasi belajar siswa, diantaranya: 1) Contextual Teaching and Learning : adalah suatu konsep mengajar dan belajar yang membantu guru menghubungkan kegiatan dan bahan ajar mata pelajarannya dengan situasi nyata yang dapat memotivasi siswa untuk dapat menghubungkan pengetahuan dan terapannya dengan kehidupan sehari-hari siswa sebagai anggota keluarga dan bahkan sebagai anggota masyarakat dimana dia hidup, 2) Model Inquiry Training: adalah pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk mengembangkan sifat ingin tahu siswa secara mandiri dalam bentuk penelitian sederhana, 3 ) Model Problem Base Learning: guru mengarahkan siswa untuk belajar bagaimana mengkonstruksi kerangka masalah, mengorganisasikan dan menginvestigasi masalah, mengumpulkan dan menganalisis data, menyusun fakta, mengkonstruksi argumentasi mengenai pemecahan masalah, bekerja secara individual atau kolaborasi dalam pemecahan masalah, 4 ) Model Proyek Work: adalah model pembelajaran yang mengarahkan peserta didik pada prosedur kerja yang sistematis dan standar untuk membuat atau menyelesaikan suatu produk (barang atau jasa), melalui proses produksi/ pekerjaan yang sesungguhnya, 5) Quantum Teaching: yaitu pembelajaran yang digunakan untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi peserta didik, 6) Model cooperative learning juga merupakan model pembelajaran kelompok yang akhir-akhir ini menjadi perhatian dan dianjurkan para ahli pendidikan untuk digunakan. Slavin (2007) mengemukakan dua alasan yaitu :


(16)

7

1. Beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain serta dapat meningkatkan harga diri.

2. Pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar berfikir, memecahkan masalah dan mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan.

Dalam cooperatif learning banyak model-model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran salah satunya adalah model jigsaw. Model pembelajaran jigsaw dapat meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Meningkatkan kerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal adalah kelompok awal siswa terdiri dari berapa anggota kelompok ahli yang dibentuk dengan memperhatikan keragaman dan latar belakang. Guru harus terampil dan mengetahui latar belakang siswa agar terciptanya suasana yang baik bagi setiap anggota kelompok. Sedangkan kelompok ahli, yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok lain (kelompok asal) yang ditugaskan untuk mendalami topik tertentu untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.


(17)

8

Juita Simbolon (2010) dan Samuel Siregar (2007) dalam hasil penelitiannya memaparkan bahwa model pembelajaran kooperatif type Jigsaw terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Model pembelajaran kooperatif type Jigsaw juga dijamin membuat pelajaran lebih efektif dan menyenangkan. Oleh karena paparan dari Juita Simbolon (2010) dan Samuel Siregar (2007), saya tertarik untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif type Jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar pada materi memperbaiki peralatan rumah tangga listrikpada siswa kelas XI SMK Negeri 1 Lubuk Pakam.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, terdapat banyak masalah yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa. Hal ini dapat ditinjau dari berbagai komponen pembelajar seperti siswa, guru, sarana prasarana, dan masih banyak komponen lainnya.

Secara spesifik sesuai dengan uraian yang dipaparkan di atas, terlihat bahwa rendahnya hasil belajar siswa pada materi memperbaiki peralatan rumah tangga lstrik perlu diupayakan dengan pembaharuan dalam mendisain pembelajaran yaitu dengan menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan jenis pelajaran. Dari banyaknya permasalahan yang dihadapi maka diperkirakan faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa pada materi memperbaiki peralatan rumah tangga listrik diidentifikasi beberapa masalah antara lain:


(18)

9

2. Model pembelajaran yang digunakan belum sesuai dengan karakteristik siswa.

3. Guru kurang mengembangkan teknik penyajian materi dalam pembelajaran. 4. Pemberian materi oleh guru kurang memperhatikan kemampuan siswa. 5. Kurangnya interaksi antar siswa dalam proses belajar mengajar.

Selain masalah-masalah yang dikemukakan di atas peneliti menyadari bahwa masalah-masalah yang teridentifikasi di atas menunjukkan bahwa proses pembelajaran melibatkan komponen-komponen yang sangat kompleks, sehingga perlu adanya usaha yang maksimal dalam penyelesaiannya.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat banyaknya permasalahan seperti yang dikemukakan pada identifikasi masalah diatas, peneliti perlu membuat batasan masalah. Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada “ Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi memperbaiki peralatan rumah tangga listrik program keahlian teknik ketenagalistrikan SMK Negeri 1 Lubuk Pakam T. A. 2014/2015 ”

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Apakah Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi memperbaiki peralatan rumah tangga listrik program keahlian teknik ketenagalistrikan SMK Negeri 1 Lubuk Pakam T. A. 2014/2015 ”


(19)

10

E. Tujuan Penelitian

Suatu penelitian harus memiliki tujuan yang jelas agar mencapai hasil yang optimal. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Memperbaiki Peralatan Rumah Tangga Listrik sehingga diharapkan siswa dapat lulus sesuai nilai KKM. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui tingkat perubahan hasil belajar siswa yang dicapai setelah diterapkan kegiatan pembelajaran dengan model kooperatif tipe Jigsaw pada Materi Memperbaiki Peralatan Rumah Tangga Listrik.

2. Mengidentifikasi seberapa besar peningkatan aktivitas siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan model kooperatif tipe Jigsaw pada Materi Memperbaiki Peralatan Rumah Tangga Listrik.

3. Mengidentifikasi seberapa besar peningkatan aktivitas guru pada Materi Memperbaiki Peralatan Rumah Tangga Listrik setelah melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan model Jigsaw.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoretis

Selain bermanfaat bagi Peneliti untuk menambah wawasan dan pengalaman juga untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Serta memberikan informasi secara tidak langsung kepada guru-guru SMK Negeri 1 Lubuk


(20)

11

Pakam khususnya yang mengajar bidang studi memperbaiki peralatan rumah tangga listrik agar menggunakan model pembelajaran koperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI Teknik Ketenagalistrikan SMK Negeri 1 Lubuk Pakam T. A. 2014/2015.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi siswa, yaitu sebagai pengalaman belajar dengan menggunakan model type Jigsaw.

b. Manfaat bagi guru, yaitu sebagai pandangan dalam penerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa.

c. Manfaat bagi sekolah, yaitu dapat menjadi gambaran bagi tenaga pendidik untuk menentukan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar siswa.

d. Manfaat bagi peneliti, yaitu sebagai kekayaan wawasan dan pengalaman dalam menentukan dan menerapkan model pembelajaran yang dapat menunjang hasil belajar siswa dengan maksimal.

e. Manfaat bagi instansi pendidikan adalah menjadi argument atau penguat pentingnya mengenal dan memahami karakterisitik siswa sehingga dapat memberikan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan siswa.


(21)

90

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa :

Dengan menerapkan strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, maka tingkat keaktifan siswa dalam melaksanakan proses belajar selalu meningkat setiap siklusnya. Pada pertemuan I siklus I persentase siswa yang aktif dalam aspek keantusiasan siswa dalam mengikuti KBM, keberanian mengemukakan pendapat, bertanggungjawab terhadap tugas yang diamanahkan, keaktifan dalam bertanya, kelancaran siswa dalam menjawab pertanyaan adalah 20%, 12%, 28%, 12% dan 8%. Pada pertemuan II siklus I setiap aspek meningkat untuk aspek keantusiasan siswa dalam mengikuti KBM menjadi 44%, keberanian mengemukakan pendapat menjadi 28%, bertanggung-jawab terhadap tugas yang diamanahkan 32%, keaktifan dalam bertanya menjadi 24% dan kelancaran siswa dalam menjawab pertanyaan menjadi 44%. Di pertemuan III siklus II diperoleh hasil peningkatan yang cukup baik yaitu: untuk aspek keantusiasan siswa dalam mengikuti KBM menjadi 68%, keberanian mengemukakan pendapat menjadi 76%, bertanggungjawab terhadap tugas yang diamanahkan 72%, keaktifan dalam bertanya menjadi 64% dan kelancaran siswa dalam menjawab pertanyaan menjadi 68%.


(22)

91

Di pertemuan IV siklus II diperoleh hasil yang memuaskan yaitu: untuk aspek keantusiasan siswa dalam mengikuti KBM menjadi 72%, keberanian mengemukakan pendapat menjadi 80%, bertanggungjawab terhadap tugas yang diamanahkan 80%, keaktifan dalam bertanya menjadi 76% dan kelancaran siswa dalam menjawab pertanyaan menjadi 84%. Terjadi peningkatan atas aktifitas yang dilakukan guru setiap pertemuan. Di siklus I pada pertemuan I aktifitas guru mencapai 64,3%, di pertemuan II menjadi 71,4%. Untuk siklus II pada pertemuan III persentasenya menjadi 78,5%, pada pertemuan IV persentasenya menjadi 87,5%. Dengan menerapkan strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, hasil belajar siswa meningkat. Hasil belajar dari 25 siswa mencapai ketuntasan pada postes siklus I tuntas belajar 60%, tidak tuntas 40%. Pada postes siklus II yang tuntas belajar adalah 76%, tidak tuntas 24%.

B. SARAN

Berdaasarkan hasil penelitian ini, maka ada beberapa saran yang diharapkan dapat berguna bagi perbaikan penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dimasa mendatang. Adapun saran tersebut adalah sebagai berikut:

1. Guru dapat menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk mempermudah siswa dalam pembelajaran.

2. Siswa diharapkan lebih giat belajar agar memperoleh nilai yang lebih maximal.


(23)

92

3. Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Lubuk Pakam diharapkan melakukan upaya yang mampu meningkatkan kemampuan siswa dan kualitas belajar sehingga tenaga pengajar dapat memberikan materi pelajaran dan model pembelajaran dengan baik.

4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan penelitian awal untuk melakukan penelitian selanjutnya. Dan bagi calon peneliti lain yang ingin meneliti judul yang sama diharapkan mampu menggunakan lebih dari 2 siklus demi memperoleh hasil yang lebih maksimal.


(24)

93 DAFTAR PUSTAKA

Arends (1997). Classroom Instruction and Management. New York: Mc Graw Hill.

Arikunto, Suharsimi dkk, (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. (2008). Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta :PT. Bumi Aksara.

Djamarah dan Zein.( 2002). Hakekat belajar mengajar. Jakarta :PT. Rineka Cipta. Finch dan Crunkilton (1999). Curriculum Development in Vocational and

Technical Education.

Hamalik, Oemar (1994). Perencanaan pengajaran berdasarkan pendekatan system, Jakarta : Bumi Aksara.

(1994). Proses Belajar Mengajar. Jakarta :PT. Bumi Aksara.

Harefa, Lina Marleni, (2007), “Upaya Meningkatkan minat belajar matematika dengan pendekatan kontekstual pada sub pokok bahasan perbandingan trigonometri dalam segitiga siku-siku di kelas X SMA Swasta Gajah Mada Medan T.A. 2006/ 2007”, Skripsi, Medan, FMIPA Unimed. Hudojo (1988). Berbagai pendekatan proses belajar. Jakarta : Bumi Aksara Isjoni (2010). Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi

Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajaran.

Muslikah. (2010). Sukses Profesi Guru Dengan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta :Perpustakaan Nasional.

Nasution, S. (2008). Berbagai pendekatan proses belajar. Jakarta : Bumi Aksara Nurkancana, Wayan, Sunartana (1992).Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya:Usaha

Nasional

Rusman (2010). Model – Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta :PT. Raja Grafindo Persada.

Sanjaya, W, (2003), Model Pembelajaran Kooperative, Jakarta: Kencana.

(2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana.


(25)

94 Slameto, (2003), Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengerahuinya Edisi

Revisi, Jakarta: Rhineka Cipta

Slavin, (2007). Model – Model Pembelajaran, Jakarta :PT. Raja Grafindo Persada.

Sudjana (2002). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito Bandung.

(2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Syah, Muhibbin. (2003). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru edisi revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Trianto (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.


(1)

Pakam khususnya yang mengajar bidang studi memperbaiki peralatan rumah tangga listrik agar menggunakan model pembelajaran koperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI Teknik Ketenagalistrikan SMK Negeri 1 Lubuk Pakam T. A. 2014/2015.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi siswa, yaitu sebagai pengalaman belajar dengan menggunakan model type Jigsaw.

b. Manfaat bagi guru, yaitu sebagai pandangan dalam penerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa.

c. Manfaat bagi sekolah, yaitu dapat menjadi gambaran bagi tenaga pendidik untuk menentukan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar siswa.

d. Manfaat bagi peneliti, yaitu sebagai kekayaan wawasan dan pengalaman dalam menentukan dan menerapkan model pembelajaran yang dapat menunjang hasil belajar siswa dengan maksimal.

e. Manfaat bagi instansi pendidikan adalah menjadi argument atau penguat pentingnya mengenal dan memahami karakterisitik siswa sehingga dapat memberikan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan siswa.


(2)

90

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa :

Dengan menerapkan strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, maka tingkat keaktifan siswa dalam melaksanakan proses belajar selalu meningkat setiap siklusnya. Pada pertemuan I siklus I persentase siswa yang aktif dalam aspek keantusiasan siswa dalam mengikuti KBM, keberanian mengemukakan pendapat, bertanggungjawab terhadap tugas yang diamanahkan, keaktifan dalam bertanya, kelancaran siswa dalam menjawab pertanyaan adalah 20%, 12%, 28%, 12% dan 8%. Pada pertemuan II siklus I setiap aspek meningkat untuk aspek keantusiasan siswa dalam mengikuti KBM menjadi 44%, keberanian mengemukakan pendapat menjadi 28%, bertanggung-jawab terhadap tugas yang diamanahkan 32%, keaktifan dalam bertanya menjadi 24% dan kelancaran siswa dalam menjawab pertanyaan menjadi 44%. Di pertemuan III siklus II diperoleh hasil peningkatan yang cukup baik yaitu: untuk aspek keantusiasan siswa dalam mengikuti KBM menjadi 68%, keberanian mengemukakan pendapat menjadi 76%, bertanggungjawab terhadap tugas yang diamanahkan 72%, keaktifan dalam bertanya menjadi 64% dan kelancaran siswa dalam menjawab pertanyaan menjadi 68%.


(3)

Di pertemuan IV siklus II diperoleh hasil yang memuaskan yaitu: untuk aspek keantusiasan siswa dalam mengikuti KBM menjadi 72%, keberanian mengemukakan pendapat menjadi 80%, bertanggungjawab terhadap tugas yang diamanahkan 80%, keaktifan dalam bertanya menjadi 76% dan kelancaran siswa dalam menjawab pertanyaan menjadi 84%. Terjadi peningkatan atas aktifitas yang dilakukan guru setiap pertemuan. Di siklus I pada pertemuan I aktifitas guru mencapai 64,3%, di pertemuan II menjadi 71,4%. Untuk siklus II pada pertemuan III persentasenya menjadi 78,5%, pada pertemuan IV persentasenya menjadi 87,5%. Dengan menerapkan strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, hasil belajar siswa meningkat. Hasil belajar dari 25 siswa mencapai ketuntasan pada postes siklus I tuntas belajar 60%, tidak tuntas 40%. Pada postes siklus II yang tuntas belajar adalah 76%, tidak tuntas 24%.

B. SARAN

Berdaasarkan hasil penelitian ini, maka ada beberapa saran yang diharapkan dapat berguna bagi perbaikan penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dimasa mendatang. Adapun saran tersebut adalah sebagai berikut:

1. Guru dapat menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk mempermudah siswa dalam pembelajaran.

2. Siswa diharapkan lebih giat belajar agar memperoleh nilai yang lebih maximal.


(4)

3. Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Lubuk Pakam diharapkan melakukan upaya yang mampu meningkatkan kemampuan siswa dan kualitas belajar sehingga tenaga pengajar dapat memberikan materi pelajaran dan model pembelajaran dengan baik.

4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan penelitian awal untuk melakukan penelitian selanjutnya. Dan bagi calon peneliti lain yang ingin meneliti judul yang sama diharapkan mampu menggunakan lebih dari 2 siklus demi memperoleh hasil yang lebih maksimal.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arends (1997). Classroom Instruction and Management. New York: Mc Graw Hill.

Arikunto, Suharsimi dkk, (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. (2008). Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta :PT.

Bumi Aksara.

Djamarah dan Zein.( 2002). Hakekat belajar mengajar. Jakarta :PT. Rineka Cipta. Finch dan Crunkilton (1999). Curriculum Development in Vocational and

Technical Education.

Hamalik, Oemar (1994). Perencanaan pengajaran berdasarkan pendekatan

system, Jakarta : Bumi Aksara.

(1994). Proses Belajar Mengajar. Jakarta :PT. Bumi Aksara.

Harefa, Lina Marleni, (2007), “Upaya Meningkatkan minat belajar matematika dengan pendekatan kontekstual pada sub pokok bahasan perbandingan trigonometri dalam segitiga siku-siku di kelas X SMA Swasta Gajah Mada Medan T.A. 2006/ 2007”, Skripsi, Medan, FMIPA Unimed. Hudojo (1988). Berbagai pendekatan proses belajar. Jakarta : Bumi Aksara Isjoni (2010). Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi

Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajaran.

Muslikah. (2010). Sukses Profesi Guru Dengan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta :Perpustakaan Nasional.

Nasution, S. (2008). Berbagai pendekatan proses belajar. Jakarta : Bumi Aksara Nurkancana, Wayan, Sunartana (1992).Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya:Usaha

Nasional

Rusman (2010). Model – Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta :PT. Raja Grafindo Persada.

Sanjaya, W, (2003), Model Pembelajaran Kooperative, Jakarta: Kencana.

(2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana.


(6)

Slameto, (2003), Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengerahuinya Edisi

Revisi, Jakarta: Rhineka Cipta

Slavin, (2007). Model – Model Pembelajaran, Jakarta :PT. Raja Grafindo

Persada.

Sudjana (2002). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito Bandung.

(2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Syah, Muhibbin. (2003). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru edisi

revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Trianto (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.


Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) TERHADAP HASIL BELAJAR DASAR DAN PENGUKURAN LISTRIK PADA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KETENAGALISTRIKAN DI SMK N 1 LUBUK PAKAM.

0 1 21

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KONSTRUKSI BANGUNAN PADA SISWA KELAS X TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM.

0 2 23

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN UKUR TANAH KELAS X SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN.

0 3 29

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM.

0 2 30

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA DAN HASIL BELAJAR KONSTRUKSI BANGUNAN PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KONSTRUKSI KAYU.

0 3 33

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PROBING PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MEKANIKA TEKNIK SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM.

0 2 30

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM.

0 6 33

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MERAWAT PERALATAN RUMAH TANGGA LISTRIK (MPRTL) PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK DI SMK NEGERI 1 PAKAM.

0 3 22

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MEMPERBAIKI PERALATAN RUMAH TANGGA LISTRIK (MPRTL) SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 3 24

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGAMBAR TEKNIK DASAR PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 MERDEKA BERASTAGI TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 1 16