Kondisi Masyarakat Nelayan .1 Pengertian Nelayan

economic growth; pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi. Menurut Sumitro Djojohadikusumo dalam Sanusi 2004:8, pembangunan ekonomi mengandung arti yang lebih luas serta mencakup perubahan pada susunan ekonomi masyarakat secara menyeluruh. Pembangunan ekonomi pada umumnya didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan kenaikan pendapatan riil perkapita penduduk suatu negara dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan sistem kelembagaan. 2.2 Kondisi Masyarakat Nelayan 2.2.1 Pengertian Nelayan Nelayan adalah suatu kelompok masyarakat yang kehidupannya tergantung langsung pada hasil laut, baik dengan cara melakukan penangkapan ataupun budi daya. Mereka pada umumnya tinggal di pinggir pantai, sebuah lingkungan pemukiman yang dekat dengan lokasi kegiatannya Imron, 2003.

2.2.2 Penggolongan nelayan

Nelayan bukanlah suatu entitas tunggal, mereka terdiri dari beberapa dari beberapa kelompok. Dilihat dari segi pemilikan alat tangkap, nelayan dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu: a. Nelayan buruh, adalah nelayan yang bekerja dengan alat tangkap milik orang lain. Universitas Sumatera Utara b. Nelayan juragan, adalah nelayan yang memilik alat tangkap yang dioperasikan oleh orang lain. c. Nelayan perorangan, adalah nelayan yang memiliki peralatn tangkap sendiri, dan dalam pengoperasiannya tidak melibatkan orang lain.

2.2.3 Gambaran umum kehidupan nelayan

Isu-isu kemiskinan nelayan dan berbagai akibatnya dalam konteks akademis, mulai mencuat kepermukaan ketika memasuki awal tahun 80- an. Pada masa itu, kebijakan pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan yang dikenal dengan program motorisasi perahu dan modernisasi peralatan tangkap telah berlangsung satu dasawarsa. Kebijakan ini telah mendorong proses eksploitasi sumberdaya perikanan secara intensif. Dampak lanjutan dari proses yang demikian ini adalah timbulnya kelangkaan sumberdaya perikanan, konflik antar kelompok nelayan, kesenjangan social, kemiskinan, serta kerusakan ekosistem pesisir dan lautan. Menurut Jafar Ginting 2001, kemiskinan merupakan kondisi antagonis dari kehidupan layak yang usianya sama dengan kehidupan manusia dimuka bumi ini. Kemiskinan itu bagaikan lingkaran setan yang telah melekat pada manusia karena perbedaan orientasi dan kepentingan yang berkaitan dengan dinamika sosial, ekonomi dan politik. Jika melihat lingkungan sekitar kita maka kondisi seperti yang disebutkan diatas tidak terlepas dari kondisi kehidupan para nelayan yang tinggal dikawasan Universitas Sumatera Utara pesisir, ini terlihat jelas dari tingkat pendidikan yang rendah, kondisi fisik dan struktur pemukiman yang masih diliputi tekstur lingkungan yang kumuh serta keyakinan terhadap mitos masih mewarnai etos kerja nelayan sebagai faktor kultural yang mengayun nelayan pada penghasilan yang sama sekali belum memadai dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga nelayan tersebut.

2.3 Tingkat Kesejahteraan Nelayan Konsep kesejahteraan nelayan yang digunakan selama ini masih