Penyebaran dan habitat Deskripsi botani

semusim. Sistem agroforestri kompleks adalah suatu sistem pertanian menetap yang melibatkan banyak jenis tanaman pohon berbasis pohon baik sengaja ditanam maupun yang tumbuh secara alami pada sebidang lahan dan dikelola petani mengikuti pola tanam dan ekosistemnya menyerupai hutan, contoh dari bentuk agroforestri kompleks adalah kebun dan agroforest. 2.2. Sentang Melia excelsa Jack. 2.2.1. Taksonomi Tanaman sentang merupakan tanaman dari suku Meliaceae yang dikenali sebagai Melia excelsa Jack. Tanaman ini juga dikenali dengan nama „morenggo‟ di Filipina, sentang di Semenanjung Malaysia, „ranggu‟ di Sarawak dan „thiem‟ atau „elephant neem‟ di Thailand. Sentang adalah jenis tanaman yang tumbuh di hutan tropika selatan Thailand, Malaysia, Burma, India, Pakistan, Borneo, Filipina dan Indonesia. Joker 2000 mengemukakan taksonomi dari tanaman sentang sebagai berikut: Dunia : Plantae Kelas : Dicotyledonae Bangsa : Rutales Suku : Meliaceae Marga : Melia Jenis : excelsa Nama lain : Azadirachta integrifolia Merr., Azedarach excelsa Jack Kuntze, M. excelsa Jack, Trichilia excelsa Jack Spreng. Nama umum : Sentang nama dagang, kayu bawang Indonesia

2.2.2. Penyebaran dan habitat

Sentang merupakan jenis hutan lembab dataran rendah di Asia Tenggara- Pasifik. Sentang tumbuh di hutan sekunder tua atau hutan yang telah ditebang lama, juga ditemukan di hutan dipterokarpa primer. Sentang merupakan jenis asli Semenanjung Malaysia, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Filipina kepulauan Aru dan Papua New Guinea. Sentang dapat dijumpai di Jawa Barat, yaitu di Kebun Percobaan Dramaga, Carita, Pasirhantap, dan Pasirawi. Sentang ditemukan sampai ketinggian 200-300 m dpl. Tumbuh paling baik di daerah bercurah hujan tahunan lebih 2.000 mm, suhu rata-rata tahunan 22 –27°C, dan musim kering tidak lebih 2 –3 bulan. Selain itu, sentang membutuhkan tanah subur, menyukai tanah geluh berpasir, drainase dan aerasi baik serta merupakan spesies dataran rendah dengan pH tanah 5,0 –6,5 Joker 2002.

2.2.3. Deskripsi botani

Pohon merangas dan tidak berbanir. Tinggi pohon mencapai 50 m dengan diameter sampai 125 cm Joker 2002. Kulitnya sedikit beralur dangkal dan mengelupas kecil-kecil tipis. Kulitnya berbau bawang Prawira dan Oetja 1978. Pohon sentang memiliki daun majemuk tunggal dengan anak daun tanpa tangkai daun atau tangkai daun sangat pendek. Anak daun berbentuk bulat telur memanjang dengan pangkal membulat, tidak simetris dan ujungnya lancip. Ukuran anak daun dapat mencapai lebar 5 cm dan panjang 11 cm. Poros utama tempat kedudukan anak-anak daun dapat mencapai panjang 40 cm Prawira dan Oetja 1978. Tulang daun berjumlah 6−11 pasang pada setiap sisinya. Waktu pembungaan dan pembuahan bervariasi. Di Thailand Utara, daun gugur bulan Januari−Februari, dan daun baru muncul segera sesudahnya, pembungaan terjadi Februari−Maret. Di Thailand, buah masak antara Juni−Juli pada lintang rendah berbatasan dengan Malaysia, sedangkan pada lintang yang lebih tinggi, buah akan masak lebih awal, yaitu pada bulan Mei dan Juni. Produksi benih melimpah setiap tahun Joker 2002. Bunga sentang berwarna putih kehijauan dan berbau, mempunyai 5 kelopak yang berwarna putih berukuran panjang 5 −5,6 mm dan lebar 1,5−2,5 mm. Panjang putik 4 mm. Bagian dalam bunga ditutupi bulu-bulu halus. Ovari terdiri dari 3 karpel dengan 2 lokus dan 1 kepala putik Zuhaidi dan Noor 2000. Bunga- bunga tersusun dalam kedudukan malai. Poros utama serta cabang-cabangnya ditutupi bulu-bulu halus Prawira dan Oetja 1978. Panjang malai dapat mencapai 70 cm Joker 2002. Buah masak pada bulan Mei sampai Juni. Buah mengandung satu benih, berbentuk lonjong dengan panjang 2,4 −3,2 cm dan lebar 1,3−1,6 cm Zuhaidi dan Noor 2000. Buah memiliki kulit buah berdaging. Buah muda berwarna hijau, berubah kuning jika masak. Panjang benih 20 −25 mm, lebar 10−12 mm. Dalam 1 kg terdapat 500 benih Joker 2002.

2.2.4. Teknik silvikultur