Dimensi Psikologis Hakikat seni menurut Plato dan Aristoteles, sekalipun merupakan tiruan

bukti dari technical skills sang seniman. Gaya atau paham tersebut dapat dilihat dari contoh gambar ilustrasi karya Hadi Soesanto dengan detail berupa tekstur, proporsi anatomi tubuh dan warna yang sesuai dengan bentukobyek manusia sebenarnya. Menurut Jakob Sumardjo dalam estetika kontemporer diantaranya adalah R.G. Collingwood dalam bukunya The Principles of Art yaitu pembahasan tentang ekspresi dan imajinasi. Agar sesuatu menjadi karya seni, sesuatu itu harus ekspresif dan imajinatif. Satu-satunya seni sejati adalah image mental yang terbentuk dalam pikiran seniman sebelum atau pada saat ia menciptakan sebuah obyek publik Sumardjo, 2000: 311-313 . Seperti tercermin dalam karya ilustrasi Ipong PS yang dilukiskan melalui coretan- coretan garis yang ekspresif dari sosok pria, mengungkapkan kegetiran karena kehilangan dua sahabatnya yaitu seekor anjing Kintamani dan kera jantan.

B. Dimensi Psikologis Hakikat seni menurut Plato dan Aristoteles, sekalipun merupakan tiruan

atas obyek particular, tetapi seni memuat unsur-unsur universal dan memiliki daya katarsis, daya pemurnian bagi jiwa manusia. Lewat seni jiwa manusia dibersihkan dari nafsu-nafsu rendahan. Friedrich Nietzshe 1844- 1900, Sigmund Freud 1856-1939 dan Christopher Caudwell 1907-1937 memiliki pandangan bahwa seni merupakan pemuasan hasrat-hasrat jiwa. 1. Friederich Nietzche Pada Teks-teks Kunci Filsafat Seth Nietzse berpendapat ada dua kecenderungan jiwa, yaitu Apollonian dan Dionysian. Seni Apollonian lebih menampilkan sifat-sifat yang teratur, harmonis, seimbang dan penuh kontrol diri. Hal ini ada dalam karya Hadi Soesanto yang menampilkan obyek secara realistis dengan sapuan-sapuan halus dan warna -warna natural Sutrisno, 2005: 226. Sedangkan seni yang berjiwa Dionysus ialah seni yang penuh gairah dan hasrat jiwa yang menggelora menggebu-gebu, tidak teratur dan seringkali destruktif. Sebagai contoh adalah karya Ipong PS yang mengekspresikan bentuk melalui coretan-coretan liar, bebas dan melanggar prinsip-prinsip kebenaran ukuran tubuh manusia. 2. Sigmund Freud Bertolak dari pendapat Freud tentang seni bahwa ada tiga prinsip fundamental yang mengatur dan menguasai semua proses psikis, yaitu prinsip konstansi, prinsip realitas dan prinsip kesenangan. Menurut Dimensi, Vol.12- No.2, September 2015 235 prinsip kesenangan, keadaan psikis cenderung mencari sebanyak mungkin kesenangan dan menghindari ketidaksenangan. Ketika ada hasrat besar untuk memuaskan kesenangan dan pada saat itu realitas tidak mengizinkannya, terjadilah ketegangan psikis. Untuk mengurangi ketegangan itu, maka subyek mencari pemuasan di dalam fantasi. Seni adalah bentuk fantasi yang diekspresikan atau dialihkan ke dalam bentuk realitas, dengan demikian ketegangan psikisnya akan berkurang dan dia dibebaskan dari keadaan neurotis. Seni adalah sublimasi dari prinsip kesenangan yang mendapatkan pemenuhan dalam bentuk yang fantasi. Seniman memiliki kemampuan untuk mengolah lamunan, fantasi dan daya imajinasinya dengan memanfaatkan media yang tersedia untuk mengekspresikan gagasannya. Berkaitan dengan hal tersebut kreatifitas dalam seni melahirkan berbagai teori antara lain teori Emosi, teori Genius dan teori Alam Bawah Sadar. Bobot emosi orisinal yang meluap-luap itu harus diarahkan atau dikontrol pikiran, diberi bentuk, diberi struktur, diatur oleh pola tertentu. Seni bukan merupakan ekspresi langsung emosi yang mengungkapkan penderitaan, karena seniman tak perlu sedang menderita, sementara yang paling penting apakah karyanya mampu menciptakan perasaan derita tersebut. Uraian di atas tercermin pada karya Hadi Soesanto yang menggambarkan ekspresi kesedihan dari raut wajah laki-laki tua di sisi kiri bidang gambar dan ekspresi kedukaankegetiran sosok bentuk laki-laki dengan coretan garis -garis di karya Ipong PS. 3. Christopher Caudwell Caudwell menegaskan bahwa semua seni bersifat subyektif. Semua seni bercorak emosional dan arena itu berkaitan dengan insting-insting. Adaptasi insting-insting tersebut dengan kehidupan sosial menghasilkan kesadaran emosional. Dalam arti bahwa seni lahir dari kedalaman jiwa yang bercorak personal, tetapi bisa juga dikatakan bahwa seni bersifat obyektif karena jiwa manusia juga dipengaruhi, bahkan turut dibentuk oleh dunia obyektif di sekitarnya. Perbedaan individual itu berubah dari waktu ke waktu dan menampilkan karakter yang seringkali berbeda dengan karakter orang pada umumnya. Perbedaan karakter individual tampak pada gaya pengekspresian karya Hadi Soesanto dan Ipong PS, yang masing-masing realistis dan ekspresif tak beraturan. 236 PERAN GAMBAR ILUSTRASI DALAM CERITA PENDEK Studi Kasus: Cerpen Harian Kompas Minggu Ratih Candrastuti

C. Dimensi Komunikasi

Dokumen yang terkait

Konstruksi Realitas Pesan Imaji Kebangsaan Dalam Ilustrasi Karya Jitet di Harian Kompas (Studi Analisis Semiotika Ilustrasi Ilustrator Jitet di Harian Kompas Terhadap Makna Imaji Kebangsaan)

1 88 264

Peran Harian Kompas dalam memelihara pluralitas di Indonesia

0 5 123

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI DALAM “KLASIKA” SURAT KABAR HARIAN KOMPAS EDISI MINGGU BULAN JANUARI – FEBRUARI 2013 Analisis Penggunaan Diksi Dalam “Klasika” Surat Kabar Harian Kompas Edisi Minggu Bulan Januari – Februari 2013.

0 1 13

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI DALAM “KLASIKA” SURAT KABAR HARIAN KOMPAS EDISI MINGGU BULAN JANUARI-FEBRUARI 2013 Analisis Penggunaan Diksi Dalam “Klasika” Surat Kabar Harian Kompas Edisi Minggu Bulan Januari – Februari 2013.

0 2 15

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM KARIKATUR “SUKRIBO” HARIAN KOMPAS EDISI HARI MINGGU BULAN JANUARI – FEBRUARI 2010.

0 0 5

Interpretasi Pembaca dalam Memahami Isi Cerita Pendek (Cerpen) Realis Harian Kompas Minggu - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 1

Cerita Sunan Kali Jaga dalam bahasa Jawa

0 5 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Perspektif Paradigma Penelitian - Konstruksi Realitas Pesan Imaji Kebangsaan Dalam Ilustrasi Karya Jitet di Harian Kompas (Studi Analisis Semiotika Ilustrasi Ilustrator Jitet di Harian Kompas Terhadap Makna Imaji Kebangsaan)

0 0 53

Konstruksi Realitas Pesan Imaji Kebangsaan Dalam Ilustrasi Karya Jitet di Harian Kompas (Studi Analisis Semiotika Ilustrasi Ilustrator Jitet di Harian Kompas Terhadap Makna Imaji Kebangsaan)

0 0 17

Konstruksi Realitas Pesan Imaji Kebangsaan Dalam Ilustrasi Karya Jitet Koestana Di Harian Kompas (Studi Analisis Semiotika Ilustrasi Ilustrator Jitet di Harian Kompas Terhadap Makna Imaji Kebangsaan) SKRIPSI

0 0 11