RESPON VIETNAM TERHADAP AKTIFITAS MILITER CINA DI LAUT CINA SELATAN

(1)

1 BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah

Republik Rakyat Cina (RRC) merupakan negara yang berada di Asia Timur yang berdiri pada tahun 19491. Pada masa perang dingin, Cina bersekutu dengan Uni Soviet, dimana pada saat Perang Dingin terjadi perang ideologi antara komunis dan liberal yang membentuk blok timur dan blok barat.2 Blok barat merupakan blok kaum liberal yang didominasi oleh Amerika Serikat dan blok timur merupakan blok kaum komunis yang didominasi oleh Uni Soviet.

Setelah perang dingin usai, pada saat pemerintahan Deng Xiaoping yang dimulai tahun 1979.3 Cina memulai kerja sama dengan negara lain untuk melakukan kegiatan ekonomi yaitu ekspor dan impor. Sebelum pemerintahan Deng Xiapong ekonomi Cina besifat tertutup, tidak bekerja sama dengan negara lain. Saat pemerintahan Deng Xiaoping pada tahun 1979, Cina memilih Amerika Serikat sebagai salah satu rekan kerja samanya, agar dapat bekerja sama dengan Amerika Serikat dalam kerja sama ekonomi, Cina memilih untuk berpaling dari Uni Soviet dengan cara menyerang Vietnam yang merupakan sekutu Uni Soviet agar untuk melakukan normaliasi dengan Amerika Serikat.

1History of China

, diakses dalam, http://www.travelchinaguide.com/intro/history/ (21/4/2014, 15:30 WIB)

2

Cvce, The Cold War (1945-1989), diakses dalam,

http://www.cvce.eu/content/publication/2011/11/21/6dfe06ed-4790-48a4-8968-855e90593185/publishable_en.pdf (5/7/2013, 17:43 WIB)

3

Xiaoming Zhang, Deng Xiaoping and China’s Decision to go to War with Vietnam, Journal of Cold War Studies, Vol, 12, No, 3, (Summer 2010), The MIT Press Publisher.


(2)

2 Normalisasi hubungan antara Cina dan Amerika Serikat pun terjadi pada tahun 1991.4 Setelah itu, kegiatan ekspor impor Cina mulai berkembang dan tidak hanya dengan Amerika Serikat, tapi juga kepada dunia internasional.

Ekonomi Cina terus meningkat sejak tahun 1979 ketika dipimpin oleh Deng Xiaoping dimana Groos Domestic Product (GDP) Cina terus meningkat dan pada tahun 2012 mendekati 10%.5 Dimana sebelum tahun 1979 Cina dalam bidang ekonominya bersifat stagnant, tidak ada perkembangan. Cina dalam bidang produksinya menunjukan peningkatan yang pesat dalam setiap tahunnya. pada awal tahun 19906an GDP Cina dibawah 3 triliun dolar terus meningkat sampai dengan pada awal tahun 2000an mencapai 3 triliun dolar dan terus meningkat lagi di pertengahan tahun 2000an. Meningkatnya ekonomi Cina membuat Cina mulai diperhitungkan oleh dunia internasional yaitu sebagai kekuatan ekonomi baru dari Asia.

China dengan kekuatan ekonominya turut menaikan anggaran militernya yang semakin memperkuat militernya. Kekuatan militernya ini akan digunakan untuk menjaga kedaulatan negaranya termasuk dengan perbatasan negaranya. Untuk menjaga perbatasannya Cina menggunakan kekuatan militer. Sehingga membuat Cina terus memperkuat kekuatan militernya. Ini berdasarkan pada doktrin active defense oleh presiden pertama Cina yaitu Mao Zedong. Active defense ini merupakan strategi militer dari Mao, untuk memodernisasi militer

4 Ibid 5

Wayne M. Morrison. China’s Economic Rise: History, Trends, Challenges, and Implications for the United States, Congressional Research Service, diakses dalam,

http://fas.org/sgp/crs/row/RL33534.pdf (19/8/2013, 19:20 WIB) 6


(3)

3 yang kemudian digunakan untuk menjaga kedaulatan dan integritas negara.7 Sebagai bentuk lanjut dari active defense Mao Zedong menjalankan program near coast defense, yaitu patroli militer untuk menjaga perairan di perbatasan Cina dengan jarak 300 km dari bibir pantai.8

Kemudian pada pemerintahan Deng Xiaoping, program near coast defense dikembangkan menjadi near seas defense. Near seas deffense ini merupakan patroli militer dengan jarak menjadi 321 km dari bibir pantai9 Kemudian Near seas defense ini dikembangkan menjadi far seas defense yaitu patroli militer untuk menjaga perairan perabatasan Cina jarak patroli militer dari bibir pantai ini bertambah luas lagi menjadi dengan jarak 370,4 km dari bibir pantai. Setelah itu pada pertengahan tahun 1980an untuk menjalankan program far seas ini dibuatlah operasi blue water. Operasi blue water ini fokus pada patroli militer perairan yang menjadi sengketa kepemilikan di Laut Cina Selatan dan Laut Cina Timur. Operasi ini didasari dengan, intelejen, pengawasan, pengintaian, rudal, dan tembakan ke udara.10

Dalam menjaga perbatasannya Cina dihadapkan dengan permasalahan di Laut Cina Selatan, dimana pada perairan ini berhadapan dengan Vietnam yang juga mengklaim perairan ini sebagai miliknya. Dimana Vietnam terlebih dahulu menduduki kepulauan Paracel dan Spartly yang berada di Laut Cina Selatan.

7

Alexander Chieh, Transformation and Refinement of Chinese Military Doctrine: Reflection and Critique on the PLA’s View,diakses dalam,

http://www.rand.org/content/dam/rand/pubs/conf_proceedings/CF160/CF160.ch6.pdf , (20/8/2013, 10:17 WIB)

8

Nan LI, The Evolution of China’s Naval Strategy and Capabilities:From”Near Coast”and”Near

Seas”to Far Seas” diakses dalam

http://kms2.isn.ethz.ch/serviceengine/Files/ESDP/144145/ichaptersection_singledocument/cf0bd 719-7692-443f-bfa6-56a9e7ec3a7a/en/Chapter+5.pdf , hal 111 (22/10/2013,12:00 WIB) 9

ibid 10


(4)

4 Sengketa ini bermula dari klaim kepemilikan dari kepulauan Paracel dan Spartly yang berada di Laut Cina Selatan. Dimana kedua pulau diklaim oleh Cina dan Vietnam sebagai miliknya berdasarkan pada bukti yang dimiliki keduanya. Pada tahun 1947 Cina mengklaim berdasarkan pada peta yang merinci yang berisikan bahwa Laut Cina Selatan merupakan miliknya namun, hal itu ditentang oleh Vietnam yang menyatakan bahwa Cina tidak pernah mengklaim pulau tersebut. Vietnam juga memiliki bukti berupa dokumen yang menyatakan bahwa kedua pulau tersebut merupakan milik Vietnam sejak abad ke-1711. Vietnam mengklaim Laut Cina Selatan berdasarkan pada sejarah, dimana Vietnam mengaku telah menduduki dan mengeksplor hasil alam di kepulauan Paracel dan kepulauan Spartly.12 Pada tahun 1834 kaisar Minh May dari dinasti nguyen yang berasal dari Vietnam telah mendirikan pagoda di kepulauan Paracel.13 Kemudian pada tahun 2002 dibentuk code of conduct14 sebuah perjanjian yang memuat aturan bagi negara yang bersengketa mengenai klaim di Laut Cina Selatan.

Dalam upayanya untuk mengklaim Laut Cina Selatan, Cina melakukan agresi militer kepada Vietnam pada tahun 1947 dan 1988 yang dimenangkan oleh Cina untuk mengambil alih pulau Paracel dan pulau Spartly dari Vietnam yang berada di Laut Selatan.15 Kemudian setelah agresi militer Cina terhadap Vietnam

11Sengketa kepemilikan Laut Cina Selatan

, diakses dalam,

http://www.bbc.co.uk/indonesia/laporan_khusus/2011/07/110719_spratlyconflict.shtml, (21/10./2013, 14:31 WIB)

12

Hong Thao Nguyen, Vietnam’s Position on the Sovereignty over the Paracels & the Spratlys:Its Maritime Claims, diakses dalam, http://southeastasiansea.files.wordpress.com/2013/08/vietnams-position-on-the-sovereignty-over-the-paracels-the-spratlys-its-maritime-claim.pdf,

(25/10/2013,21:20 WIB) 13

Paracel (Xisha) Island-1974, diakses dalam,

http://www.globalsecurity.org/military/world/war/paracel.htm, (22/10/2013,21:00 WIB) 14

Op,Cit Sengketa kepemilikan Laut Cina Selatan

15 Ibid


(5)

5 di pulau Spartly pada tahun 199516 Cina kembali menegaskan bahwa Laut Cina Selatan adalah miliknya dengan menduduki Pulau Spartly yang berada di Laut Cina Selatan dari Filipina. Kemudian pada tahun 1999 setelah berhasil merebut pulau Spartly dari Filipina, Cina mendirikan pangkalan militer disana17

Operasi dan agresi militer yang dilakukan oleh Cina ini menjadi sebuah ancaman bagi Vietnam. Sebagai negara yang berdaulat maka, Vietnam akan memperhatikan batas-batas negaranya. Pada awal tahun 1990an18 operasi blue water ini memperlihatkan kekuatan militernya di Laut Cina Selatan dengan kekuatan militer yang besar. Bila dibandingkan dengan Vietnam, maka kekuatan militer Cina lebih besar daripada Vietnam. Berdasarkan pada keinginan Cina untuk segera mengklaim Laut Cina Selatan. Maka Vietnam harus merespon ancaman ini.

Ini merupakan sinyal bagi Vietnam untuk segera bersiap diri dari agresi militer Cina yang menggunakan kekuatan militernya untuk mengklaim Laut Cina Selatan. Cina yang dalam aktifitas milliternya di Laut Cina Selatan mengundang respon bagi Vietnam. Vietnam yang berbatasan dengan Laut Cina Selatan ini merasa adanya dengan kekuatan militer Cina yang memiliki potensi untuk melakukan agresi militer ke Vietnam dan merusak kedaulatan Vietnam. Ancaman ini juga berdasarkan pada bahwa Cina berusaha untuk segera mengklaim Laut

16

Daniel J. Dzurek. China Occupies Mischief Reef In Latest Spartly Gambit, diakses dalam, https://www.dur.ac.uk/ibru/publications/download/?id=58, (10/10/2013. 20.00 WIB) 17

Christopher C. Joyner. The Spratly Islands Dispute in the South China Sea: Problems, Policies, and Prospects for Diplomatic Accommodation. diakses dalam http://www.stimson.org/images/uploads/research-pdfs/cbmapspratly.pdf. (09/5/2014, 20:30 WIB)

18

Clive Schofield. An Arms Race in the South China Sea?. Diaksses dalam.


(6)

6 Cina Selatan sebagai miliknya melalui kekuatan militernya, dimana Vietnam dan Cina terlibat dalam konflik dalam kepemilikan Laut Cina Selatan.

Penting bagi Vietnam untuk menghadapi ancaman militer Cina agar dapat mengantisipasi ancaman Cina. Ancaman yang diperlihatkan Cina di Laut Cina Selatan ini, memberikan tanda bagi Vietnam, bahwa kekuatan militer Cina siap untuk segera menyerang Vietnam dengan kekuatan militer yang besar. Vietnam yang juga mengklaim Laut Cina Selatan, tidak akan menyerahkan Laut Cina Selatan kepada Cina.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana respon Vietnam terhadap aktifitas militer Cina di Laut Cina Selatan?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Peneltian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui respon Vietnam terhadap aktifitas militer Cina di Laut Cina Selatan

1.3.2 Manfaat Penelitian 1.3.2.1 Manfaat Praktis

Untuk mengetahui tujuan dari respon Vietnam terhadap aktifitas militer Cina di Laut Cina Selatan.

1.3.2.2 Manfaat Akademis

1. Untuk memenuhi tugas akhir jurusan Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang.


(7)

7 2. Peneliti dapat menerapkan teori dan menganalisa kebijakan negara Vietnam untuk merespon ancaman Cina di Laut Cina Selatan dengan beraliansi dengan Amerika Serikat.

1.4 Penelitian Terdahulu

Dalam jurnal yang ditulis oleh LE HONG HIEP yang berjudul Vietnam’s Hedging Strategy against China since Normalization menuliskan bahwa Vietnam melakukan hedging strategi kepada Cina. Perilaku Vietnam ini dimulai sejak normalisasi Sino-Vietnam pada tahun 1991. Vietnam dapat mengambil keuntungan dalam perdagangan karena dekat Cina, namun di sisi lain, Vietnam terlibat konflik dengan Cina dalam kepemilikan Laut Cina Selatan serta kerja sama Vietnam dengan Amerika Serikat yang dapat menimbulkan konflik antara Vietnam dan Cina. Hal ini disebabkan adanya konflik terkait dengan hegemoni antara Cina dan Amerika Serikat sebagai negara besar. Vietnam di satu sisi menunjukkan sikap tidak ingin diintimidasi oleh Cina, namun di sisi lain Vietnam menunjukkan rasa menghargai Cina karena dengan menghargai Cina maka hubungan mereka akan lebih erat sehingga Vietnam mendapatkan keuntungan dari hubungan kerja sama ini. Sikap baik Vietnam juga ditunjukannya sebagai tebusannya ketika perang dengan Cina.

.Hedging adalah

“...hedging is a strategy to enable states to deal with uncertainties in their partners’ future behaviour by relying on a basket of policy tools that, while helping to promote bilateral cooperation, also entails competitive elements aimed at preparing themselves against potential security threats posed by their partners...”19

19


(8)

8 Hedging merupakan cara sebuah negara untuk dapat bekerja sama dengan negara lain yang bersifat mengancam namun dalam kerja sama tersebut ada nilai kompetitif di dalamnya untuk dapat mempersiapkan diri dari ancaman negara tersebut. Walaupun sebagai negara yang lebih lemah dari Cina, Vietnam tetap berupaya agar tidak ditindas oleh Cina dalam hubungan antar keduanya.

Penelitian kedua berjudul Navigating the Security Dilemma: China, Vietnam, and the South China Sea ditulis oleh Jason J. Blazevic. Dalam tulisan in menjelaskan tentang konflik antara Cina dan Vietnam mengenai kepemilikan pulau Paracel laut Cina Selatan. Kedua negara ini mempunyai bukti yang menyatakan bahwa pulau Paracel adalah milik mereka. Memiliki pulau ini sangat penting bagi Cina dan Vietnam karena pulau in mempunyai minyak bumi yang melimpah begitu juga dengan perairannya yaitu laut Cina Selatan. Kebutuhan akan minyak bagi Cina dan Vietnam sangat penting karena kebutuhan minyak kedua negara ini meningkat setiap tahunnya untuk kegiatan produksi. Maka dari itu kedua negara ini berusaha untuk segera mendapatkan hak kepemilikan dari pulau Paracel.

Untuk segera memiliki pulau Paracel, Cina dengan kekuatan maritimnya terlihat agresif di laut Cina Selatan dan membuat Vietnam merasa terancam. Keagresifan militer Cina di laut Cina selatan terlihat dari bahwa Cina pernah menangkap nelayan Vietnam di Laut Cina Selatan dan memiliki pangkalan militer di pulau Paracel.Kekuatan militer Cina ini dapat menyerang Vietnam agar Cina dapat dengan segera untuk memiliki pulau Paracel. Meskipun Vietnam memiliki


(9)

9 hubungan bilateral dengan Cina yang menguntungkan bagi Vietnam, Vietnam harus dapat bertahan dari serangan militer Cina.

Penelitian yang ketiga berjudul, Deng Xiaoping and China’s Decision to go to War with Vietnam yang ditulis oleh Xiaoming Zhang menjelaskan bahwa Deng Xiaoping sebagai Chief General Staf merupakan orang yang memutuskan Cina untuk perang kepada Vietnam. Hal ini disebabkan adanya permasalahan di perbatasan terkait imigran Cina di Vietnam yang disiksa dan permasalahan perbatasan. Kemudian setelah Deng menjadi Presiden di Cina. Deng memutuskan untuk memerangi Vietnam untuk membantu Kamboja pada saat diinvasi oleh Vietnam. Deng tidak hanya bermaksud untuk membantu Kamboja saja, tapi berdasarkan juga pada rakyat Cina yang berada di Vietnam yang diusir dari Vietnam meskipun Cina telah memberikan bantuan finansial yang besar kepada Vietnam. Selain itu, ini juga bentuk politik Deng untuk melakukan normalisasi dengan Amerika agar dapat bekerja sama dalam ekonomi. Dengan memerangi Vietnam, Amerika Serikat beranggapan bahwa Cina juga memerangi Uni soviet yang merupakan musuh dari Amerika Serikat saat Perang Dingin, karena Vietnam merupakan rekan dari Uni Soviet.

No Nama Peneliti (Judul Penelitian)

Pendekatan (Metodologi)

Hasil Penelitian

1 LE HONG HIEP (Vietnam’s Hedging Strategy against China

since Normalization)

Hedging Strategy ( Deskriptif )

Vietnam dalam merespon kebangkitan Cina, berusaha untuk tetap dapat menjalin kerja sama yang menguntungkan bagi Vietnam. Namun, dengan


(10)

10 kekuatan militer Cina yang besar, Vietnam tidak ingin diintimidasi oleh Cina. Melihat dari sejarah bahwa Cina dan Vietnam pernah terjadi perang keduanya Vietnam berusaha untuk berperilaku baik kepada Cina. Meskipun terjadi kerja sama di antara keduanya Cina tetap menjadi musuh bagi

Vietnam terkait

permasalahan kepemilikan Pulau Paracel di Laut Cina Selatan.

2 Jason J. Blazevic (Navigating the Security

Dilemma:China, Vietnam, and the South

China Sea )

Security Dilemma, Defensive realism

( Eksplanatif)

Cina dengan kekuatan militernya yang kuat di Laut Cina Selatan membuat Vietnam merasa terancam terkait dengan bahwa Cina ingin segera mengklaim Laut Cina Selatan. Vietnam memilih untuk bersifat bertahan dari ancaman militer Cina.

3 Xiaoming Zhang ( Deng Xiaoping and China’s Decision to go

to War with Vietnam )

Decision Making Procces ( Deskriptif )

Deng Xiaoping merupakan aktor yang mengambil keputusan untuk berperang dengan Vietnam. Terkait


(11)

11 dengan isu perbatasan antara Cina dan Vietnam, orang Cina yang disiksa di Vietnam, faktor Uni Soviet, serta sebagai langkah untuk melakukan normalisasi dengan Amerika Serikat agar dapat bekerja sama dengan Amerika Serikat dalam bidang ekonomi. 4 Ridwan Iskandar

( Respon Vietnam terhadap Aktifitas Militer Cina di Laut

Cina Selatan)

Balance of Power Alliance ( Eksplanatif )

Aktifitas militer Cina di Laut Cina Selatan merupakan ancaman bagi Vietnam. Dimana dalam aktifitasnya tersebut Cina menggunakan kekuatan militer yang besar. Untuk merespon ancaman itu, Vietnam beraliansi dengan Amerika Serikat.

1.5 Landasan Teori 1.5.1 Balance of Power

Dalam buku Kenneth Waltz yang berjudul Theory of International Politics menjelaskkan bahwa setiap negara berada dalam sistem internasional yang bersifat anarki, dimana dalam sistem yang anarki bersifat tidak ada satu otoritas yang dapat mengatur setiap setiap negara.20 Dimana setiap negara akan berupaya

20

Kenneth N. Waltz, 1979, Theory of International Politics, Amerika Serikat: Addison- Wesley,hal.103


(12)

12 untuk memenuhi politik domestik di dalam sistem internasional dengan menggunakan power yang dimilikinya.21 Sehingga negara yang memiliki power yang besar atau great power menjadi acuan bagi negara lain yang memiliki power lebih kecil dalam mengambil kebijakan politik domestiknya. Di dalam sistem internasional yang anarki kapan saja bisa terjadi perang. Sehingga setiap negara harus bersiap akan hal itu. Apalagi negara yang berdekatan dengan negara great power.

Because some states may at any time use force, all states must be prepared to do so-or live at the mercy of their militarily more vigorous neighbors. Among states, the state of nature is a state of war.”22

Negara yang memiliki power yang lebih lemah akan melakukan self help yaitu upaya untuk dapat bertahan atau survive dalam sistem internasional yang anarki. Dalam upayanya ini negara akan melakukan balancing terhadap negara yang mengancam.23 Hal ini dapat dilakukan dengan membentuk aliansi agar mendapatkan distribution power dari negara lain. Sehingga menambah power dari negara tersebut. Negara yang mendapatkan ancaman dari kekuatan militer dari great power ketika tidak mampu untuk mengimbangi dengan power yang dimilikinya sendiri, maka akan bergabung dengan aliansi dengan negara great power.Aliansi ini sendiri berguna tidak hanya untuk distribution power. Namun aliansi akan membantu ketika negara tersebut akan diserang, karena di dalam

21

Ibid, hal.61.hal.103 22

Ibid, hal.102 23


(13)

13 aliansi satu ancaman bagi satu ancaman merupakan ancaman bagi yang lainnya.24 Ini merupakan bentuk self help dari sebuah negara agar dapat survive.

1.5.2 Alliance

Stephen M. Walt mengutarakan dalam jurnalnya yang berjudul Alliance Formation and the Balance of World Power, bahwa dalam menghadapi ancaman dalam bentuk balancing maka sebuah negara yang lemah akan beraliansi dengan negara yang memiliki power yang besar.

“According to this hypothesis, states join alliances to protect themselves from states or coalitions whose superior resources could pose a threat.”25

Sebuah negara yang melakukan aliansi beradasarkan pada dua hal yaitu pertama, untuk menghindari potensi hegemoni negara yang kuat tersebut sebelum kekuatannya menjadi lebih kuat. Kedua karena negara yang lebih lemah membutuhkan bantuan dari negara yang lebih kuat. 26

Agar negara tersebut mendapatkan distribusi power dari negara yang lebih kuat. Aliansi dapat terbentuk berdasarkan pada kedekatan bantuan militer dan bantuan ekonomi27

1.6 Metodologi Penelitian 1.6.1 Level Analisa

Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu unit eksplanasi dan unit analisa. Unit eksplanasi atau variabel independen adalah obyek yang

24

Ibid, hal.168 25

Stephen M. Walt. Alliance Formation and The Balance of World Power. International Security. Vol. 9. No. 4. (Spring, 1985). The MIT Press Publisher. hal . 5

26

Ibid. hal 5-6m 27


(14)

14 mempengaruhi unit analisa atau variabel dependen yang akan dijelaskan perilakunya. Dimana dalam penelitian ini aktifitas militer Cina di Laut Cina Selatan sebagai unit eksplanasi dan aliansi Vietnam dengan Amerika Serikat sebagai unit analisa. Pada tulisan ini untuk melihat hubungan antara variabel adalah induksionis. Induksionis adalah jika unit analisa lebih tinggi daripada unit ekspalansi. Dimana unit eksplanasinya adalah negara dan unit analisisnya adalah aliansi (sistem).

1.6.2 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksplanatif yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara dua variabel.

1.6.3 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik library research atau studi kepustakaan. Bahan penelitian ini diperoleh dengan melakukan studi pustaka dari berbagai sumber, baik buku, koran, artikel, karya ilmiah atau situs internet.

1.6.4 Teknik Analisa Data

Data akan dianalisa menggunakan teori. Sehingga hasil dari analisa tersebut akan dieksplanasikan dan diambil kesimpulan.

1.7 Ruang Lingkup Penelitian 1.7.1 Batasan Materi

Batasan materi pada penelitian ini difokuskan pada aktifitas militer Cina di Laut Cina Selatan yang kemudian direspon oleh Vietnam dengan melakukan aliansi dengan Amerika Serikat.


(15)

15 1.7.2 Batasan Waktu

Mulai tahun 1991 saat datangnya Amerika Serikat ke Vietnam dengan isu MIA sampai dengan terbentuknya code of conduct pada tahun 2002.

1.8 Hipotesa

Cina dengan power yang dimilikinya merupakan ancaman bagi Vietnam. Dimana power yang dimiliki oleh Cina lebih besar daripada Vietnam. Cina yang ingin segera mengklaim Laut Cina Selatan bisa saja untuk menyerang Vietnam untuk mengklaim Laut Cina Selatan. Untuk dapat mengimbangi power sebagai bentuk defense terhadap Cina maka Vietnam beraliansi dengan Amerika Serikat.

1.9 Sistematika Penulisan

BAB I : Pendahuluan 1.1Latar Belakang 1.2Rumusan Masalah

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian 1.3.2 Manfaat Penelitian

1.3.2.1Manfaat Praktis 1.3.2.2Manfaat Akademis 1.4Penelitian Terdahulu

1.5Landasan Teori 1.6Metodologi Penelitian

1.6.1 Level Analisa 1.6.2 Metode Penelitian


(16)

16 1.6.3 Teknik Pengumpulan Data

1.6.4 Teknik Analisa Data 1.7Ruang Lingkup Penelitian

1.7.1 Batasan Materi 1.7.2 Batasan Waktu 1.8Hipotesa

1.9Sistematika Penulisan

BAB II : Kapabilitas Militer Cina dan Persepsi Ancaman Vietnam 2.1 Laut Cina Selatan sebagai perbatasan Cina dan Vietnam 2.2 Peningkatan Kekuatan Militer Cina

2.3 Aktifitas Militer Cina di Laut Cina Selatan

BAB III : Aliansi Vietnam dan Amerika Serikat sebagai bentuk balancing terhadap Cina

3.1 Aliansi Vietnam dan Amerika Serikat

3.1.1 Ekonomi dan Kapabilitas Militer Amerika Serikat 3.1.2 Distribusi Power Baru

3.1.3 Senjata Nuklir Amerika Serikat dan CIna 3.2 Kerjasama Vietnam dan Amerika Serikat.

3.2.1 Kerjasama ekonomi Vietnam dan Amerika Serikat 3.2.2 Kerjasama militer Vietnam dan Amerika Serikat BAB IV : Penutup

Kesimpulan Saran


(17)

17 DAFTAR PUSTAKA


(18)

SKRIPSI

RESPON VIETNAM TERHADAP AKTIFITAS MILITER CINA DI LAUT CINA SELATAN

Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Strata-1

Oleh:

RIDWAN ISKANDAR 09260066

JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(19)

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Ridwan Iskandar NIM : 09260066

Jurusan : Hubungan Internasional Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : RESPON VIETNAM TERHADAP AKTIFITAS MILITER CINA DI LAUT CINA SELATAN

Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan Hubungan Internasional Dan dinyatakan LULUS Pada hari: Selasa, 28 Oktober 2014

Tempat: Ruang Dosen FISIP

Mengesahkan, Dekan FISIP- UMM

Dr. Asep Nurjaman, M.Si.

Dewan Penguji:

1. Ruli Inayah Ramadhoan, M.Si ( )

2. Havidz Ageng P., MA ( )

3. Helmia Asyathri, S.IP ( )


(20)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamu’alaikum warahmatullahhi wa barakatuh.

Laut Cina Selatan merupakan perairan yang diklaim oleh Cina dan Vietnam sebagai miliknya. Sehingga perairan ini menyebabkan sengketa diantara keduanya. Cina dengan kekuatan ekonomi yang besar, mampu untuk memperkuat kapabilitas militernya sehingga kapabilitas militer Cina jauh lebih kuat daripada Vietnam. Cina yang ingin segera mengklaim Laut Cina Selatan ini menggunakan kekuatan militernya, seperti melakukan patroli, latihan dan agresi militer. Dimana aktifitas militer Cina memperlihatkan kepada Vietnam bahwa Cina memiliki kekuatan militer yang besar. Melihat fenomena ini, penulis tertarik untuk melihat respon Vietnam terhadap aktifitas militer Cina di Laut Cina Selatan.

Penulis menyadari bahwa dalam proses pengerjaan dan penyajian skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, masukan dan kritikan yang membangun sangat diharapkan oleh penulis untuk membantu menutup kekurangan tersebut. Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat memberikan kontribusi, untuk memberikan manfaat dalam menambah dan mengembangkan studi Hubungan Internasional.

Amienya Rabbal Alamien

Wassalamu’alaikum warahmatullahhi wa barakatuh.

Malang, 10 November 2014 Penulis,


(21)

DAFTAR ISI

COVER ... i

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ... iv

PERNYATAAN ORISINALITAS ... v

KATA PENGANTAR ... vi

LEMBAR PERSEMBAHAN ... vii

ABSTRAKSI ... ix

ABSTRACT ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR, GRAFIK DAN TABEL ... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 6

1.3Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 6

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 6

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 6

1.3.2.1 Manfaat Praktis ... 6

1.3.2.2 Manfaat Akademis ... 6

1.4Penelitian terdahulu ... 7

1.5Landasan Teori ... 11

1.5.1 Balance of Power ... 11

1.5.2 Alliance ... 13

1.6Metodologi Penelitian ... 13

1.6.1 Level Analisa ... 13

1.6.2 Metode Penelitian ... 14

1.6.3 Teknik Pengumpulan Data ... 14

1.6.4 Teknik Analisa Data ... 14

1.7Ruang Lingkup Penelitian ... 14

1.7.1 Batasan Materi ... 14

1.7.2 Batasan Waktu ... 15

1.8Hipotesa ... 15

1.9Sistematika Penulisan ... 15

BAB II Kapabilitas Militer Cina dan Persepsi Ancaman Vietnam ... 18

2.1 Laut Cina Selatan sebagai perbatasan Cina dan Vietnam ... 18

2.2 Peningkatan Kekuatan Militer Cina ... 19

2.3 Aktifitas Militer Cina di Laut Cina Selatan ... 23

2.4 Ancaman Cina kepada Vietnam ... 26

BAB III Aliansi Vietnam dan Amerika Serikat sebagai bentuk balancing terhadap Cina ... 30

3.1 Aliansi Vietnam dan Amerika Serikat ... 30

3.1.1 Ekonomi dan Kapabilitas Militer Amerika Serikat ... 32


(22)

3.1.3 Senjata Nuklir Amerika Serikat dan Cina ... 40

3.2 Kerjasama Vietnam dan Amerika Serikat ... 44

3.2.1 Kerjasama Ekonomi Vietnam dan Amerika Serikat ... 46

3.2.2 Kerjasama militer Vietnam dan Amerika Serikat ... 49

BAB IV Penutup ... 51

Kesimpulan ... 51

Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 53

DAFTAR GAMBAR, GRAFIK DAN TABEL Gambar 1. Peta Laut Cina Selatan ... 18

Grafik 1. Grafik anggaran militer Cina ... 21

Grafik 2. Anggaran militer Vietnam... 29

Grafik 3. GDP Amerika Serikat dalam triliun dolar ... 32

Grafik 4. Anggaran militer Amerika Serikat ... 33

Tabel 1. Tabel jumlah angkatan bersenjata milliter Amerika Serikat dari tahun 1991 - 2002 ... 34

Tabel 2. Perbedaan kekuatan Vietnam dan Cina tahun 2002 ... 34


(23)

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Janzekovic. John. 2006. The Use of Force in Humanitarian Intervention. Burlington: Ashgate Publishing Company.

Waltz. Kenneth N. 1979, Theory of International Politics, Amerika Serikat: Addison-Wesley

Mas’oed. Mohtar. 1990. Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi. LP3ES: Jakarta.

Jurnal dan Artikel :

Active Duty Military Personnel. 1940-2011. Diakses dalam :

http://www.infoplease.com/ipa/A0004598.html#ixzz3Bhtryvpn, (9/9/2012,

10:17 WIB)

Branislav L. Slantchev. National Security Strategy: The Vietnam War, 1945-1975. diakses dalam http://slantchev.ucsd.edu/courses/nss/lectures/vietnam-war.pdf. (10/10/2013, 15.00 WIB)

Colonel William Jordan. Lewis M. Stren. Dkk. U.S.-Vietnam Defense Relations: Investing Defense relations : Investing In Strategic Alignment, diakses dalam, http://www.heritage.org/research/reports/2012/07/us-vietnam-defense-relations-investing-in-strategic-alignment (10/5/2014, 21:30 WIB)

China’s expenditure on military from 1991 to 2012 (in billion U.S dollars). diakses dalam http://www.statista.com/statistics/267035/china-military-spending/. (17/7/2014, 15:40 WIB)

Christopher C. Joyner. The Spartly Island Dispute in The South China Sea : Problems, Policies, and Prospect for Diplomatic Accommodation. diakses dalam http://www.stimson.org/images/uploads/research-pdfs/cbmapspratly.pdf. (30/7/2014, 19:05 WIB)

Christopher Layne. China.s Chalangge to US Hegemony. diakses dalam.

http://acme.highpoint.edu/~msetzler/IR/IRreadingsbank/chinauscontain.ch0 8.6.pdf (19/9/2014, 14:00 WIB)

CRS Report for Congress, The Vietnam-U.S. Bilateral Trade Agreement, diakses dalam, http://www.usvtc.org/info/crs/CRS-BTA-Dec01.pdf , (10/8/2014, 19:00 WIB)

Clive Schofield. An Arms Race in the South China Sea?. Diaksses dalam.

https://www.dur.ac.uk/ibru/publications/download/?id=39

(20/12/2013,14:31 WIB)

Colonel William Jordan. Lewis M. Stren, dkk. U.S.-Vietnam Defense Relations: Investing Defense relations : Investing In Strategic Alignment. diakses dalam. http://www.heritage.org/research/reports/2012/07/us-vietnam-defense-relations-investing-in-strategic-alignment (10/5/2014, 21:30 WIB) Potential Triggers of Conflict A Pacific Forum, diakses dalam. :

http://www.southchinasea.org/files/2012/03/Cossa-Security-Implications-of-Conflict-in-the-S.ChinaSea.pdf. (09/05/2014, 10:30 WIB


(24)

Daniel J. Dzurek. China Occupies Mischief Reef In Latest Spartly Gambit. diakses dalam, https://www.dur.ac.uk/ibru/publications/download/?id=58, (10/10/2013. 20.00 WIB)

David Bennet. China’s Offshore Active Defense and the People’s Liberation Army. Peace, War and Defense Program. Vol. 1. (Spring 2010). Chapel Hill: Global Security Studies Publisher.

David L. Wilson. HAITI 1994: THE FORGOTTEN INTERVENTION. diakses dalam http://ww4report.com/node/10053 (12/9/2014, 20;15 WIB)

Dinah Walker. Trends in U.S Military Spending. Council on Foreign Relation, diakses dalam http://www.cfr.org/defense-budget/trends-us-military-spending/p28855, (9/9/2014, 14:20 WIB)

eia. South China sea. diakses dalam. http://www.eia.gov/countries/regions-topics.cfm?fips=scs (9/6/2014, 21:15 WIB)

Emiko Fukase and Will Martin. The Effects of the United States Granting MFN

Status to Vietnam. diakses dalam,

http://unpan1.un.org/intradoc/groups/public/documents/apcity/unpan005935 .pdf (16/9/2014, 19:05 WIB)

EMBASSY OF THE UNITED STATES, HANOI.VIETNAM. diakses dalam

http://vietnam.usembassy.gov/chronology.html ( 10/10/2013. 20.00 WIB) Jason J. Blazevic. Navigating the Security Dilemma: China, Vietnam, and the

South China Sea. diakses dalam. http://journals.sub.uni-hamburg.de/giga/jsaa/article/view/583 (10/3/2014, 13.00 WIB)

LE HONG HIEP. Vietnam’s Hedging Strategy against China since

Normalization. Contemporary Southeast Asia Vol. 35. No. 3 (2013). ISEAS Publisher. diakses dalam.

http://www.viet-studies.info/kinhte/VNHedgingAgainstChina_LeHongHiep.pdf (2/3/2014, 10.00 WIB)

Le Linh Lan The. Changing Pattern of Interaction between Vietnam and the US: From Confrontation to Cooperation. diakses di :

http://emergingfromconflict.org/readings/le.pdf. ( 20/10/2014, 13:00 WIB) Lewis M.Stern. U.S.-Vietnam Defense Relation: Deepening Ties. Adding

Relevance. institute for National Strategic Studies National Defense University. Strategic Forum. Working Paper. No. 246. September 2009.

http://mercury.ethz.ch/serviceengine/Files/ISN/121075/ipublicationdocume nt_singledocument/5b304652-7017-4db7-898a-e70fa22e8fe1/en/SF246.pdf

MIA Fact Site. diakses dalam. http://www.miafacts.org/how_many_missing.htm, (15/9/2014, 13:43)

Mas’oed. Mohtar. 1990. Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi. LP3ES: Jakarta.

Mark E. Manyin, The Vietnam-U.S. Normalization Process. diakses dalam.

http://www.fas.org/sgp/crs/row/IB98033.pdf (09/12/2013, 10:20 WIB) Persian Gulf War, diakses dalam,

http://www.history.com/topics/persian-gulf-war, (13/9/2014, 10:00 WIB)

Report for Congress. The Vietnam-U.S. Bilateral Trade Agreement. diakses dalam :


(25)

Rosemary Foot. Chinese stratgies in a US-Hegemonic global order :

accommodating and hedging. diakses dalam.

http://www.cerium.ca/IMG/pdf/Chinese_strategies_in_a_US-hegemonic_global_order_-_accommodating_and_hedging.pdf, (19/9/2014, 13:00 WIB)

Sengketa kepemilikan Laut Cina Selatan. diakses dari

http://www.bbc.co.uk/indonesia/laporan_khusus/2011/07/110719_spratlyco nflict.shtml, (21/10./2013, 14:31 WIB)

Srikanth Kondapalli. China’s Naval Training Programme. diakses dalam,

http://www.idsa-india.org/an-nov9-7.html ( 30/7/2014, 18:30 WIB)

Stein Tooneson. THE PARACEL : THE ‘OTHER’ SOUTH CHINA SEA DISPUTE.

diakses dalam

http://www.cliostein.com/documents/2001/01%20lec%20paracels.pdf

(20/7/2017, 19:20 WIB)

Stephen M. Walt. Alliance Formation and The Balance of World Power. International Security. Vol. 9. No. 4. (Spring, 1985). The MIT Press Publisher.

The World Superpower (1991–present), diakses dalam,

https://www.classle.net/book/world-superpower-1991%E2%80%93present, ( 20/10/2013, 19: 30 WIB)

United States General Accounting Office, U.S. VIETNAM RELATIONS Issues and Implication, diakses dalam, http://www.gao.gov/assets/230/221069.pdf, (6/8/2014, 11:20 WIB)

United States Department of Laboor. diakses dari

http://www.dol.gov/ilab/diplomacy/vietnam.htm, (10/8/2014, 19:20 WIB) U.S Vietnam Trade Council, MEMORANDUM OF UNDERSTANDING

BETWEEN THE DEPARTMENT OF LABOR OF THE UNITED STATES OF AMERICA THE MINISTREY OF LABOR, INVALIDS, AND SOCIAL AFFAIRS OF THE SOCIALIST REPUBLIC OF VIETNAM. diakses dari

http://www.usvtc.org/trade/bta/MoU_DoL_MOLISA.htm, (15/7/2014, 20:10 WIB)

U.S. Department of State, Defense Cooperation in Vietnam, diakses dalam,

http://photos.state.gov/libraries/vietnam/8621/pdf-forms/15anniv-DAO-Factsheet.pdf, (11/7/2014,14:30 WIB)

Wayne M. Morrison. China’s Economic Rise: History, Trends, Challenges, and Implications for the United States. Congressional Research Service. diakses dalam, http://fas.org/sgp/crs/row/RL33534.pdf, 19/8/2013, 19:20 WIB) William H. Cooper, The Jackson-Vanik Amendment and Candidate Countries for

WTO Accession: Issues for Congress, Congressional Research Service, diakses dalam, http://fas.org/sgp/crs/row/RS22398.pdf , (15/9/2014, 21:35) Yuan Dejin and Wang Jianfei. THE HISTORICAL EVOLUTION IN THE OF

MILLITARY DOCTINR SINCE THE FOUNDING OF NEW CHINA, AND

THE LESSONS FROM IT. diakses dalam

http://www3.nd.edu/~pmoody/Text%20Pages%20-%20Peter%20Moody%20Webpage/Military%20Doctrine.htm (15/7/2014, 19:30 WIB)


(26)

Xiaoming Zhang. Deng Xiaoping and China.s Decision to go to War with Vietnam. Journal of Cold War Studies. Vol. 12. No. 13.(Summer 2010).

diakses dalam.

http://muse.jhu.edu/journals/cws/summary/v012/12.3.zhang.html

(20/5/2013, 14:31 WIB) Internet :

Demographia, US Population From 1900, diakses dalam

http://www.demographia.com/db-uspop1900.htm, (23/9/2014, 19:15 WIB) MIA Fact Site. diakses dalam, http://www.miafacts.org/how_many_missing.htm.

(15/9/2014, 13:43 WIB)

http://www.militaryfactory.com/

http://www.globalsecurity.org/military/world/china/jianghu.htm http://www.airforce-technology.com/

http://www.military-today.com/

http://www.fighter-planes.com/info/su27.htm http://www.naval-technology.com/


(1)

DAFTAR ISI

COVER ... i

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ... iv

PERNYATAAN ORISINALITAS ... v

KATA PENGANTAR ... vi

LEMBAR PERSEMBAHAN ... vii

ABSTRAKSI ... ix

ABSTRACT ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR, GRAFIK DAN TABEL ... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 6

1.3Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 6

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 6

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 6

1.3.2.1 Manfaat Praktis ... 6

1.3.2.2 Manfaat Akademis ... 6

1.4Penelitian terdahulu ... 7

1.5Landasan Teori ... 11

1.5.1 Balance of Power ... 11

1.5.2 Alliance ... 13

1.6Metodologi Penelitian ... 13

1.6.1 Level Analisa ... 13

1.6.2 Metode Penelitian ... 14

1.6.3 Teknik Pengumpulan Data ... 14

1.6.4 Teknik Analisa Data ... 14

1.7Ruang Lingkup Penelitian ... 14

1.7.1 Batasan Materi ... 14

1.7.2 Batasan Waktu ... 15

1.8Hipotesa ... 15

1.9Sistematika Penulisan ... 15

BAB II Kapabilitas Militer Cina dan Persepsi Ancaman Vietnam ... 18

2.1 Laut Cina Selatan sebagai perbatasan Cina dan Vietnam ... 18

2.2 Peningkatan Kekuatan Militer Cina ... 19

2.3 Aktifitas Militer Cina di Laut Cina Selatan ... 23

2.4 Ancaman Cina kepada Vietnam ... 26

BAB III Aliansi Vietnam dan Amerika Serikat sebagai bentuk balancing terhadap Cina ... 30

3.1 Aliansi Vietnam dan Amerika Serikat ... 30

3.1.1 Ekonomi dan Kapabilitas Militer Amerika Serikat ... 32


(2)

3.1.3 Senjata Nuklir Amerika Serikat dan Cina ... 40

3.2 Kerjasama Vietnam dan Amerika Serikat ... 44

3.2.1 Kerjasama Ekonomi Vietnam dan Amerika Serikat ... 46

3.2.2 Kerjasama militer Vietnam dan Amerika Serikat ... 49

BAB IV Penutup ... 51

Kesimpulan ... 51

Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 53

DAFTAR GAMBAR, GRAFIK DAN TABEL Gambar 1. Peta Laut Cina Selatan ... 18

Grafik 1. Grafik anggaran militer Cina ... 21

Grafik 2. Anggaran militer Vietnam... 29

Grafik 3. GDP Amerika Serikat dalam triliun dolar ... 32

Grafik 4. Anggaran militer Amerika Serikat ... 33

Tabel 1. Tabel jumlah angkatan bersenjata milliter Amerika Serikat dari tahun 1991 - 2002 ... 34

Tabel 2. Perbedaan kekuatan Vietnam dan Cina tahun 2002 ... 34


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Janzekovic. John. 2006. The Use of Force in Humanitarian Intervention. Burlington: Ashgate Publishing Company.

Waltz. Kenneth N. 1979, Theory of International Politics, Amerika Serikat: Addison-Wesley

Mas’oed. Mohtar. 1990. Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi. LP3ES: Jakarta.

Jurnal dan Artikel :

Active Duty Military Personnel. 1940-2011. Diakses dalam : http://www.infoplease.com/ipa/A0004598.html#ixzz3Bhtryvpn, (9/9/2012, 10:17 WIB)

Branislav L. Slantchev. National Security Strategy: The Vietnam War, 1945-1975. diakses dalam http://slantchev.ucsd.edu/courses/nss/lectures/vietnam-war.pdf. (10/10/2013, 15.00 WIB)

Colonel William Jordan. Lewis M. Stren. Dkk. U.S.-Vietnam Defense Relations: Investing Defense relations : Investing In Strategic Alignment, diakses dalam, http://www.heritage.org/research/reports/2012/07/us-vietnam-defense-relations-investing-in-strategic-alignment (10/5/2014, 21:30 WIB) China’s expenditure on military from 1991 to 2012 (in billion U.S dollars).

diakses dalam http://www.statista.com/statistics/267035/china-military-spending/. (17/7/2014, 15:40 WIB)

Christopher C. Joyner. The Spartly Island Dispute in The South China Sea : Problems, Policies, and Prospect for Diplomatic Accommodation. diakses

dalam

http://www.stimson.org/images/uploads/research-pdfs/cbmapspratly.pdf. (30/7/2014, 19:05 WIB)

Christopher Layne. China.s Chalangge to US Hegemony. diakses dalam. http://acme.highpoint.edu/~msetzler/IR/IRreadingsbank/chinauscontain.ch0 8.6.pdf (19/9/2014, 14:00 WIB)

CRS Report for Congress, The Vietnam-U.S. Bilateral Trade Agreement, diakses dalam, http://www.usvtc.org/info/crs/CRS-BTA-Dec01.pdf , (10/8/2014, 19:00 WIB)

Clive Schofield. An Arms Race in the South China Sea?. Diaksses dalam. https://www.dur.ac.uk/ibru/publications/download/?id=39

(20/12/2013,14:31 WIB)

Colonel William Jordan. Lewis M. Stren, dkk. U.S.-Vietnam Defense Relations: Investing Defense relations : Investing In Strategic Alignment. diakses dalam. http://www.heritage.org/research/reports/2012/07/us-vietnam-defense-relations-investing-in-strategic-alignment (10/5/2014, 21:30 WIB) Potential Triggers of Conflict A Pacific Forum, diakses dalam. :

http://www.southchinasea.org/files/2012/03/Cossa-Security-Implications-of-Conflict-in-the-S.ChinaSea.pdf. (09/05/2014, 10:30 WIB


(4)

Daniel J. Dzurek. China Occupies Mischief Reef In Latest Spartly Gambit. diakses dalam, https://www.dur.ac.uk/ibru/publications/download/?id=58, (10/10/2013. 20.00 WIB)

David Bennet. China’s Offshore Active Defense and the People’s Liberation Army. Peace, War and Defense Program. Vol. 1. (Spring 2010). Chapel Hill: Global Security Studies Publisher.

David L. Wilson. HAITI 1994: THE FORGOTTEN INTERVENTION. diakses dalam http://ww4report.com/node/10053 (12/9/2014, 20;15 WIB)

Dinah Walker. Trends in U.S Military Spending. Council on Foreign Relation, diakses dalam http://www.cfr.org/defense-budget/trends-us-military-spending/p28855, (9/9/2014, 14:20 WIB)

eia. South China sea. diakses dalam. http://www.eia.gov/countries/regions-topics.cfm?fips=scs (9/6/2014, 21:15 WIB)

Emiko Fukase and Will Martin. The Effects of the United States Granting MFN

Status to Vietnam. diakses dalam,

http://unpan1.un.org/intradoc/groups/public/documents/apcity/unpan005935 .pdf (16/9/2014, 19:05 WIB)

EMBASSY OF THE UNITED STATES, HANOI.VIETNAM. diakses dalam http://vietnam.usembassy.gov/chronology.html ( 10/10/2013. 20.00 WIB) Jason J. Blazevic. Navigating the Security Dilemma: China, Vietnam, and the

South China Sea. diakses dalam.

http://journals.sub.uni-hamburg.de/giga/jsaa/article/view/583 (10/3/2014, 13.00 WIB) LE HONG HIEP. Vietnam’s Hedging Strategy against China since

Normalization. Contemporary Southeast Asia Vol. 35. No. 3 (2013). ISEAS Publisher. diakses dalam.

http://www.viet-studies.info/kinhte/VNHedgingAgainstChina_LeHongHiep.pdf (2/3/2014, 10.00 WIB)

Le Linh Lan The. Changing Pattern of Interaction between Vietnam and the US: From Confrontation to Cooperation. diakses di :

http://emergingfromconflict.org/readings/le.pdf. ( 20/10/2014, 13:00 WIB) Lewis M.Stern. U.S.-Vietnam Defense Relation: Deepening Ties. Adding

Relevance. institute for National Strategic Studies National Defense University. Strategic Forum. Working Paper. No. 246. September 2009. http://mercury.ethz.ch/serviceengine/Files/ISN/121075/ipublicationdocume nt_singledocument/5b304652-7017-4db7-898a-e70fa22e8fe1/en/SF246.pdf MIA Fact Site. diakses dalam. http://www.miafacts.org/how_many_missing.htm,

(15/9/2014, 13:43)

Mas’oed. Mohtar. 1990. Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi. LP3ES: Jakarta.

Mark E. Manyin, The Vietnam-U.S. Normalization Process. diakses dalam. http://www.fas.org/sgp/crs/row/IB98033.pdf (09/12/2013, 10:20 WIB) Persian Gulf War, diakses dalam,

http://www.history.com/topics/persian-gulf-war, (13/9/2014, 10:00 WIB)

Report for Congress. The Vietnam-U.S. Bilateral Trade Agreement. diakses dalam


(5)

Rosemary Foot. Chinese stratgies in a US-Hegemonic global order : accommodating and hedging. diakses dalam.

http://www.cerium.ca/IMG/pdf/Chinese_strategies_in_a_US-hegemonic_global_order_-_accommodating_and_hedging.pdf, (19/9/2014, 13:00 WIB)

Sengketa kepemilikan Laut Cina Selatan. diakses dari http://www.bbc.co.uk/indonesia/laporan_khusus/2011/07/110719_spratlyco nflict.shtml, (21/10./2013, 14:31 WIB)

Srikanth Kondapalli. China’s Naval Training Programme. diakses dalam, http://www.idsa-india.org/an-nov9-7.html ( 30/7/2014, 18:30 WIB)

Stein Tooneson. THE PARACEL : THE ‘OTHER’ SOUTH CHINA SEA DISPUTE.

diakses dalam

http://www.cliostein.com/documents/2001/01%20lec%20paracels.pdf (20/7/2017, 19:20 WIB)

Stephen M. Walt. Alliance Formation and The Balance of World Power. International Security. Vol. 9. No. 4. (Spring, 1985). The MIT Press Publisher.

The World Superpower (1991–present), diakses dalam, https://www.classle.net/book/world-superpower-1991%E2%80%93present, ( 20/10/2013, 19: 30 WIB)

United States General Accounting Office, U.S. VIETNAM RELATIONS Issues and Implication, diakses dalam, http://www.gao.gov/assets/230/221069.pdf, (6/8/2014, 11:20 WIB)

United States Department of Laboor. diakses dari http://www.dol.gov/ilab/diplomacy/vietnam.htm, (10/8/2014, 19:20 WIB) U.S Vietnam Trade Council, MEMORANDUM OF UNDERSTANDING

BETWEEN THE DEPARTMENT OF LABOR OF THE UNITED STATES OF AMERICA THE MINISTREY OF LABOR, INVALIDS, AND SOCIAL AFFAIRS OF THE SOCIALIST REPUBLIC OF VIETNAM. diakses dari http://www.usvtc.org/trade/bta/MoU_DoL_MOLISA.htm, (15/7/2014, 20:10 WIB)

U.S. Department of State, Defense Cooperation in Vietnam, diakses dalam, http://photos.state.gov/libraries/vietnam/8621/pdf-forms/15anniv-DAO-Factsheet.pdf, (11/7/2014,14:30 WIB)

Wayne M. Morrison. China’s Economic Rise: History, Trends, Challenges, and Implications for the United States. Congressional Research Service. diakses dalam, http://fas.org/sgp/crs/row/RL33534.pdf, 19/8/2013, 19:20 WIB) William H. Cooper, The Jackson-Vanik Amendment and Candidate Countries for

WTO Accession: Issues for Congress, Congressional Research Service, diakses dalam, http://fas.org/sgp/crs/row/RS22398.pdf , (15/9/2014, 21:35) Yuan Dejin and Wang Jianfei. THE HISTORICAL EVOLUTION IN THE OF

MILLITARY DOCTINR SINCE THE FOUNDING OF NEW CHINA, AND

THE LESSONS FROM IT. diakses dalam

http://www3.nd.edu/~pmoody/Text%20Pages%20-%20Peter%20Moody%20Webpage/Military%20Doctrine.htm (15/7/2014, 19:30 WIB)


(6)

Xiaoming Zhang. Deng Xiaoping and China.s Decision to go to War with Vietnam. Journal of Cold War Studies. Vol. 12. No. 13.(Summer 2010).

diakses dalam.

http://muse.jhu.edu/journals/cws/summary/v012/12.3.zhang.html (20/5/2013, 14:31 WIB)

Internet :

Demographia, US Population From 1900, diakses dalam

http://www.demographia.com/db-uspop1900.htm, (23/9/2014, 19:15 WIB) MIA Fact Site. diakses dalam, http://www.miafacts.org/how_many_missing.htm.

(15/9/2014, 13:43 WIB) http://www.militaryfactory.com/

http://www.globalsecurity.org/military/world/china/jianghu.htm http://www.airforce-technology.com/

http://www.military-today.com/

http://www.fighter-planes.com/info/su27.htm http://www.naval-technology.com/