Evaluasi Histopatologi Analisis Data

3.5 Analisis Data

Hasil skoring histopatologi parenkim organ hati dan ginjal dianalisis menggunakan uji statistik non parametrik dengan metode Kruskall-Wallis dan dilanjutkan dengan uji Dunn.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Evaluasi Data Kematian Ayam

Tanaman obat Sirih Merah Piper crocatum secara umum memiliki potensi sebagai bahan pendukung prekursor untuk menangkal infeksi virus AI H5N1 ke sel target pada ayam. Berdasarkan data kematian ayam yang diberi ekstrak sirih merah kemudian diuji tantang dengan virus H5N1 ekstrak sirih merah dalam komposisi tunggal mampu menghambat kematian ayam sebesar 62.5 setelah uji tantang virus H5N1 hingga hari ke 7 yakni dari 8 ayam yang diinfeksi 3 ayam mati pada hari ke- 7 post infeksi. Walaupun demikian kemampuan ekstrak sirih merah dalam menahan infeksi virus H5N1 masih harus dilakukan kajian lebih lanjut lagi. Oleh karena itu ketika ekstrak sirih merah ini terbukti dapat menghambat kematian ayam hingga hari ke-7 post infeksi, maka sejauh mana esktrak sirih merah tersebut dapat dimetabolisme dengan baik di dalam tubuh ayam, dan efek samping terhadap perubahan-perubahan patologis secara mikroskopik. Oleh karena itu kajian lebih lanjut dilakukan dengan melihat gambaran histopatologi pada organ hati dan ginjal baik diakibatkan secara langsung ataupun tidak langsung oleh virus H5N1 dan ekstrak sirih merah. Tabel 1 Jumlah Kematian Pada Ayam yang Ditantang Virus AI H5N1 Ekstrak Tanaman Obat Jumlah Ayam Jumlah ayam mati pada hari ke- setelah tantangan Virus AI Persentase Kematian 1 2 3 4 5 6 7 Kelompok P1 8 - - - - - - 3 37,5 Kelompok K1 8 - - - - - - 8 100 Dalam penelitian ini sebelumnya telah dilakukan analisa kandungan bahan kimia sirih merah menggunakan metode Gas kromatografi spektrometri massa GC-MS menunjukkan kadar komponen kimia yang terdapat di dalam kandungan tanaman obat sirih merah dirangkum dalam Tabel 2. Tabel 2 Analisa Kandungan Bahan Kimia Tanaman Obat Dengan Metode Gas Kromatografi Spektrometri Massa GC-MS No. Tanaman Obat Komponen Kimia Konsentrasi ≥ 0,5 1. Sirih Merah 1. Chavikol 2. Chavibetol

3. 5-amino-1,2,4-triazole 0,78

1,39 5,75 Sumber : Setiyono et al. 2008 Carvacrol, eugenol dan chavibetol merupakan isomer dari eugenol, sebagai komponen antibakteria paling aktif. Mekanisme kerja komponen tersebut yakni dengan merusak membran sitoplasma dan mengkoagulasi isi sel. Selain itu chavibetol dan chavicol pun merupakan salah satu komponen yang mempunyai peranan penting sebagai antioksidan. Antioksidan adalah substansi yang diperlukan tubuh menetralisir radikal bebas dan mencegah kerusakan yang ditimbulkan oleh radikal bebas dengan melengkapi kekurangan elektrolit yang dimiliki radikal bebas dan menghambat terjadinya reaksi berantai dari pembentukan radikal bebas yang dapat menimbulkan stres oksidatif. Radikal bebas merupakan jenis oksigen yang memiliki tingkat reaktif yang tinggi dan secara alami ada di dalam tubuh sebagai hasil dari reaksi biokimia tubuh, radikal bebas juga terdapat di lingkungan sekitar kita yang berasal dari polusi udara, asap tembakau, penguapan alkohol yg berlebihan, bahan pengawet dan pupuk, sinar ultr violet, x-rays dan ozon Rachmawati 2010. Sedangkan menurut Han et al. 2006 antioksidan merupakan molekul yang mempunyai fungsi sebagai pengikat radikal bebas yang ada di dalam tubuh maupun sel, selain itu antioksidan pun mempunyai peranan dalam meningkatkan sistim imun tubuh.

2. Hasil Evaluasi Histopatologi Hati

Berdasarkan hasil evaluasi histopatologi perubahan terjadi pada seluruh kelompok baik kelompok kontrol positif maupun kelompok perlakuan. Berikut persentase hasil skoring histopatologi organ hati dirangkum dalam Tabel 3.