36
Adanya pengaturan dalam UUPK mengenai sistem penawaran, promosi, maupun pengiklanan yang harus ditaati oleh pelaku usaha beserta
sanksi-sanksinya apabila terjadi pelanggaran, sudah dapat mewujudkan hak konsumen atas informasi dari pelaku usaha. Hal ini dapat dilihat dari adanya
batasan-batasan atau larangan-larangan bagi pelaku usaha dalam melakukan penawaran, promosi, maupun pengiklanan seperti yang telah diuraikan
sebelumnya. Informasi yang merupakan hak konsumen tersebut diantaranya adalah
mengenai manfaat kegunaan barang danatau jasa, efek samping atas penggunaan barang danatau jasa, tanggal kadaluwarsa, kualitas barang
danatau jasa, serta kondisi barang danatau jasa. Informasi tersebut dapat disampaikan baik secara lisan maupun tertulis, baik yang dilakukan dengan
mencantumkan pada label yang melekat pada kemasan produk, maupun melalui iklan-iklan yang disampaikan oleh pelaku usaha, baik melalui media
cetak maupun media elektronik.
7. Tinjauan Tentang Kualitas Bangunan
Kualitas bangunan merupakan hal penting yang harus diperhitungkan dalam pembangunan suatu rumah, karena berkaitan dengan kualitas rumah
nantinya agar dapat bertahan lama atau tidak cepat rusak dan membahayakan penghuni rumah. Dasar hukum yang dapat digunakan untuk patokan
pembangunan rumah adalah Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 29PRTM2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung.
Dalam Pasal 1 angka 1 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 29PRTM2006, yang dimaksud dengan bangunan gedung adalah wujud fisik
hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas danatau di dalam tanah danatau air,
37
yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan
sosial, budaya, maupun kegiatan khusus. Rumah merupakan hunian atau tempat tinggal, sehingga dalam pelaksanaan teknis bangunan rumah
menggunakan pedoman atau standar dari Peraturan Menteri Pekerjaan Umum tersebut.
Adapun standar kualitas bangunan rumah menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 29PRTM2006 tentang Pedoman Persyaratan
Teknis Bangunan Gedung adalah sebagai berikut: a
Pondasi merupakan struktur bagian bawah bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah, atau bagian bangunan yang terletak di bawah
permukaan tanah yang mempunyai fungsi memikul beban bagian bangunan lainnya di atasnya. Pondasi harus diperhitungkan untuk dapat
menjamin kestabilan bangunan terhadap beratnya sendiri, beban-beban bangunan beban isi bangunan, gaya-gaya luar seperti: tekanan angin,
gempa bumi, dan lain-lain. Pondasi merupakan bagian struktur dari bangunan yang sangat penting, karena fungsinya adalah menopang
bangunan diatasnya .http:www.rudydewanto.web.id201001a13.html
Adanya peran penting pondasi pada bagian rumah, pembuatan pondasi harus dilakukan sesuai dengan Standar Nasional Indonesia. Untuk
pondasi pasangan batu kali perumahan, komposisi kontruksi pasangan batu kali adalah sebagai berikut::
1. Urugan pasir , setebal 10 cm pada bagian bawah.
2. Pasangan batu kali dengan campuran batu kali + pasir + semen dan
kapur, mempergunakan komposisi 1 ember semen : 3 ember kapur : 10 ember pasir.
b Sloof merupakan struktur dari bangunan yang terletak diatas pondasi,
berfungsi untuk meratakan beban yang diterima oleh pondasi, juga
38
berfungsi sebagai pengunci dinding agar apabila terjadi pergerakan pada tanah, dinding tidak roboh. Sehingga sloof sangat berperan sekali
terhadap kekuatan dari bangunan, bahan yang dipergunakan menurut
,
SNI T15-1991-03
tentang Standar Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung adalah beton dengan campuran 1 semen : 2
pasir : 3 split koral. Dimensi sloof yang sering digunakan pada bangunan rumah tinggal lantai satu , lebar 15 sentimeter, tinggi 20
sentimeter, besi beton tulangan utama menggunakan 4 buah diameter 10 milimeter 4 d 10 sedangkan untuk begel menggunakan diameter 8
milimeter berjarak 15 sentimeter d 8 – 15. http:struktur-
rumah.blogspot.com200806sloof-rumah-lantai-1-2.html c
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang
memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan
runtuhnya collapse lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total total collapse seluruh struktur. SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom
adalah komponen struktur bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang
paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil. Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Bila diumpamakan,
kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah bangunan berdiri. Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan
berat bangunan dan beban lain seperti beban hidup manusia dan barang- barang, serta beban hembusan angin. Kolom berfungsi sangat penting,
agar bangunan tidak mudah roboh. Beban sebuah bangunan dimulai dari atap. Beban atap akan meneruskan beban yang diterimanya ke kolom.
Seluruh beban yang diterima kolom didistribusikan ke permukaan tanah
39
di bawahnya. Kesimpulannya, sebuah bangunan akan aman dari kerusakan bila besar dan jenis pondasinya sesuai dengan perhitungan.
Namun, kondisi tanah pun harus benar-benar sudah mampu menerima beban dari pondasi. Kolom menerima beban dan meneruskannya ke
pondasi, karena itu pondasinya juga harus kuat, terutama untuk konstruksi rumah bertingkat, harus diperiksa kedalaman tanah kerasnya agar bila
tanah ambles atau terjadi gempa tidak mudah roboh. Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan gabungan antara
material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah material yang tahan tarikan, sedangkan beton adalah material yang tahan tekanan. Gabungan
kedua material ini dalam struktur beton memungkinkan kolom atau bagian struktural lain seperti sloof dan balok bisa menahan gaya tekan
dan gaya
tarik pada
bangunan. http:muharrikyanuar.wordpress.com20090714kolom-beton-dalam-
kontruksi-bangunan Standar nasional untuk kolom bahan yang dipergunakan adalah beton
dengan campuran 1 semen : 2 pasir : 3 split koral. Dimensi kolom yang sering digunakan pada bangunan rumah tinggal lantai satu , lebar 15
sentimeter, tinggi 20 sentimeter, besi beton tulangan utama menggunakan 4 buah diameter 10 milimeter 4 d 10 sedangkan untuk begel
menggunakan diameter 8 milimeter berjarak 15 sentimeter d 8 – 15. d
Balok ring merupakan penutup pada pasangan batu bata. Menurut SNI T15-1991-03, jarak antara ring sekitar 0,5 meter dan menggunakan tulang
dengan diameter 8 milimeter. e
Dinding merupakan suatu elemen penting sebuah rumah yang berfungsi untuk memisahkan atau membentuk ruang. Ukuran standar bata merah
adalah 25 x 12 x 5 sentimeter atau kurang dengan campuran bahan untuk plester 1 semen : 3 kawur : 10 pasir.
40
.
B. Kerangka Pemikiran
Interpretasi
Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran Fakta Hukum :
- Ketidaksesuian Informasi
Kualitas Bangunan Oleh Pengembang Perumahan
Griya Kurnia Indah Dengan Standar Nasional Indonesia
- Upaya Hukum Konsumen
Peristiwa Hukum Informasi Kualitas Bangunan
PT Putra Pratama Kepada Konsumen Perumahan Griya
Kurnia Indah Melalui Brosur
Kesimpulan : Ada atau Tidak Perlindungan
Konsumen Peraturan Perundang-undangan :
- Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
- Undang-Undang Nomor 4
Tahun 1992 tentang Perumahan dan
Permukiman.