Ruang Lingkup Penelitian Definisi Operasional Variabel

45 2. Diduga tidak terjadi perubahan struktur perekonomian di Kabupaten Magelang, masa sesbelum dan selama otonomi daerah. Sehingga struktur perekonomian di Kabupaten Magelang tetap. 3. Diduga sektor pertanian merupakan sektor basis di Kabupaten Magelang, masa sebelum dan selama otonomi daerah. 4. Diduga sektor listrik, gas, dan air minum merupakan sektor potensial di Kabupaten Magelang, masa sebelum dan selama otonomi daerah.

BAB III METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Wilayah yang menjadi daerah penelitian adalah Kabupaten Magelang serta instansi yang mendukung penelitian ini adalah Badan Pusat Statistik 46 Kabupaten Magelang dan Provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini mengkaji tentang status, perubahan struktur dan potensi wilayah di Kabupaten Magelang dari tahun 1998-2008. Peneliti ini dikategorikan menjadi dua periode, yakni periode sebelum otonomi daerah 1998-2000 dan periode selama otonomi daerah 2001-2008. B . Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini dikategorikan sebagai data sekunder yaitu data runtut waktu time series dari nilai PDRB Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Magelang dan Provinsi Jawa Tengah selama kurun waktu 1998 sampai tahun 2008. Data tersebut diperoleh dari beberapa sumber, dengan cara mengambil data-data statistik yang telah ada dan dokumen-dokumen lain yang terkait dan yang diperlukan. Dalam hal ini buku-buku statistik yang diterbitkan oleh BPS Badan Pusat Statistik Kabupaten Magelang dan BPS Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah yang merupakan sumber yang relevan dengan penelitian ini.

C. Definisi Operasional Variabel

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Magelang PDRB Kabupaten Magelang adalah nilai tambah dari barang dan jasa yang diproduksi oleh seluruh kegiatan ekonomi Kabupaten Magelang dalam jangka waktu satu tahun Kantor Pusat Statistik Magelang. 2. Laju Pertumbuhan Ekonomi 47 Laju pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Laju pertumbuhan ekonomi akan diukur melalui indikator perkembangan PDRB dari tahun ke tahun. PDRB dapat digunakan sebagai salah satu indikator yang mempengaruhi pembangunan daerah atau wilayah tersebut. Kenaikan PDRB yang tinggi mencerminkan bahwa pertumbuhan ekonomi tersebut tinggi, sebaliknya jika kenaikan PDRB rendah atau bahkan negatif maka daerah tersebut mempunyai pertumbuhan yang rendah bahkan merosot. 3. Pendapatan Perkapita Pendapatan perkapita adalah pendapatan rata-rata penduduk. Pendapatan perkapita suatu tahun tertentu adalah pendapatan regional pada tahun itu dibagi dengan jumlah penduduk pada tahun yang sama. 4. Nilai Tambah Per Sektor Nilai tambah per sektor adalah nilai tambah yang dihasilkan oleh tiap-tiap sektor produktif dalam waktu tertentu. Besarnya nilai tambah diukur dengan satuan rupiah dan merupakan balas jasa atas pemakaian faktor- faktor produksi dan merupakan selisih antara output dan input. Nilai tambah menunjukkan sumbangan sebenarnya dari tiap-tiap sektor dalam PDRB. 5. Sektor Basis Sektor basis adalah sektor ekonomi yang mampu memenuhi semua kebutuhan di daerahnya sendiri dan mampu mengekspor ke daerah lain, serta dominan jika dilihat dari pertumbuhan dan dari sektor kontribusi. 48 6. Sektor Potensial Sektor potensial adalah sektor yang pertumbuhannya dominan tetapi kontribusinya kecil. 7. Status Perekonomian Status perekonomian menunjukkan tingkat perekonomian suatu daerah berdasarkan perbandingan pendapatan perkapita dan pertumbuhan ekonomi daerah studi dengan daerah referensi. 8. Perubahan Struktur Ekonomi Perubahan struktur ekonomi adalah perubahan susunankomposisi atau penyebaran distribusi dari kegiatan ekonomi secara sektoral. 9. Potensi WilayahDaerah Potensi wilayahdaerah adalah suatu wilayahdaerah memiliki tingkat keunggulan pada suatu sektor tertentu jika daerah yang bersangkutan mempuyai potensi yang lebih besar untuk tumbuh dibandingkan daerah lainnya dalam satu provinsi.

D. Metode Analisis