Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Pertama, adalah pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh Pelayanan Rawat Jalan tingkat II lanjutan, adalah pemeriksaan dan pengobatan yang Pelayanan Rawat Inap di Rumah Sakit, adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada P

Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pemeliharaan kesehatan adalah hak tenaga kerja. JPK adalah salah satu program Jamsostek yang membantu tenaga kerja dan keluarganya mengatasi masalah kesehatan. Mulai dari pencegahan, pelayanan di klinik kesehatan, rumah sakit, kebutuhan alat bantu peningkatan fungsi organ tubuh, dan pengobatan, secara efektif dan efisien. Setiap tenaga kerja yang telah mengikuti program JPK akan diberikan KPK Kartu Pemeliharaan Kesehatan sebagai bukti diri untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Manfaat JPK bagi perusahaan yakni perusahaan dapat memiliki tenaga kerja yang sehat, dapat konsentrasi dalam bekerja sehingga lebih produktif. Jumlah iuran yang harus dibayarkan: Iuran JPK dibayar oleh perusahaan sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 53 Tahun 2012 tentang perubahan kedelapan atas Peraturan Pemeritah Nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja, dengan perhitungan sebagai berikut:  Tiga persen 3 dari upah tenaga kerja maks Rp 3.080.000 untuk tenaga kerja lajang  Enam persen 6 dari upah tenaga kerja maks Rp 3.080.000 untuk tenaga kerja berkeluarga  Dasar perhitungan persentase iuran dari upah setinggi-tingginya Rp 3.080.000,- Cakupan Program Program JPK memberikan manfaat paripurna meliputi seluruh kebutuhan medis yang diselenggarakan di setiap jenjang PPK dengan rincian cakupan pelayanan sebagai berikut:

1. Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Pertama, adalah pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh

dokter umum atau dokter gigi di Puskesmas, Klinik, Balai Pengobatan atau Dokter praktek solo

2. Pelayanan Rawat Jalan tingkat II lanjutan, adalah pemeriksaan dan pengobatan yang

dilakukan oleh dokter spesialis atas dasar rujukan dari dokter PPK I sesuai dengan indikasi medis

3. Pelayanan Rawat Inap di Rumah Sakit, adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada

peserta yang memerlukan perawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit

4. Pelayanan Persalinan, adalah pertolongan persalinan yang diberikan kepada tenaga kerja

wanita berkeluarga atau istri tenaga kerja peserta program JPK maksimum sampai dengan persalinan ke 3 tiga.

5. Pelayanan Khusus, adalah pelayanan rehabilitasi, atau manfaat yang diberikan untuk

mengembalikan fungsi tubuh

6. Emergensi, merupakan suatu keadaan dimana peserta membutuhkan pertolongan segera,

yang bila tidak dilakukan dapat membahayakan jiwa. Hak-hak Peserta Program JPK: 1. Memperoleh kesempatan yang sama untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal dan menyeluruh, sesuai kebutuhan dengan standar pelayanan yang ditetapkan, kecuali pelayanan khusus seperti kacamata, gigi palsu, mata palsu, alat bantu dengar, alat Bantu gerak tangan dan kaki hanya diberikan kepada tenaga kerja dan tidak diberikan kepada anggota keluarganya 2. Bagi Tenaga Kerja berkeluarga peserta tanggungan yang diikutkan terdiri dari suamiistri beserta 3 orang anak dengan usia maksimum 21 tahun dan belum menikah 3. Memilih fasilitas kesehatan diutamakan dalam wilayah yang sesuai atau mendekati dengan tempat tinggal 4. Dalam keadaan Emergensi peserta dapat langsung meminta pertolongan pada Pelaksana Pelayanan Kesehatan PPK yang ditunjuk oleh PT Jamsostek Persero ataupun tidak. 5. Peserta berhak mengganti fasilitas kesehatan rawat jalan Tingkat I bila dalam Kartu Pemeliharaan Kesehatan pilihan fasilitas kesehatan tidak sesuai lagi dan hanya diizinkan setelah 6 enam bulan memilih fasilitas kesehatan rawat jalan Tingkat I, kecuali pindah domisili. 6. Peserta berhak menuliskan atau melaporkan keluhan bila tidak puas terhadap penyelenggaraan JPK dengan memakai formulir JPK yang disediakan diperusahaan tempat tenaga kerja bekerja, atau PT. JAMSOSTEK Persero setempat. 7. Tenaga kerjaistri tenaga kerja berhak atas pertolongan persalinan kesatu, kedua dan ketiga. 8. Tenaga kerja yang sudah mempunyai 3 orang anak sebelum menjadi peserta program JPK, tidak berhak lagi untuk mendapatkan pertolongan persalinan. Kewajiban Peserta Program JPK 1. Menyelesaikan Prosedur administrasi, antara lain mengisi formulir Daftar Susunan Keluarga Formulir Jamsostek 1a 2. Menandatangani Kartu Pemeliharaan Kesehatan KPK 3. Memiliki Kartu Pemeliharaan Kesehatan KPK sebagai bukti diri untuk mendapatkan pelayanan kesehatan 4. Mengikuti prosedur pelayanan kesehatan yang telah ditetapkan 5. Segera melaporkan kepada PT JAMSOSTEK Persero bilamana terjadi perubahan anggota keluarga misalnya: status lajang menjadi kawin, penambahan anak, anak sudah menikah dan atau anak berusia 21 tahun. Begitu pula sebaliknya apabila status dari berkeluarga menjadi lajang 6. Segera melaporkan kepada Kantor PT JAMSOSTEK Persero apabila Kartu Pemeliharaan Kesehatan KPK milik peserta hilangrusak untuk mendapatkan penggantian dengan membawa surat keterangan dari perusahaan atau bilamana masa berlaku kartu sudah habis 7. Bila tidak menjadi peserta lagi maka KPK dikembalikan ke perusahaan Hal-hal yang tidak menjadi tanggung jawab badan penyelenggara PT Jamsostek Persero 1. Peserta  Dalam hal tidak mentaati ketentuan yang berlaku yang telah ditetapkan oleh Badan Penyelenggara  Akibat langsung bencana alam, peperangan dan lain-lain  Cidera yang diakibatkan oleh perbuatan sendiri, misalnya percobaan bunuh diri, tindakan melawan hukum  Olah raga tertentu yang membahayakan seperti: terbang layang, menyelam, balap mobilmotor, mendaki gunung, tinju, panjat tebing, arum jeram  Tenaga kerja yang pada permulaan kepesertaannya sudah mempunyai 3 tiga anak atau lebih, tidak berhak mendapatkan pertolongan persalinan 2. Pelayanan Kesehatan  Pelayanan kesehatan diluar fasilitas yang ditunjuk oleh Badan Penyelenggara JPK, kecuali kasus emergensi dan bila harus rawat inap, ditanggung maksimal 7 hari perawatan sesuai standar rawat inap yang telah ditetapkan  Imunisasi kecuali Imunisasi dasar pada bayi  General Check UpCheck UpRegular Check Up termasuk papsmear  Pemeriksaan, pengobatan, perawatan di luar negeri  Penyakit yang disebabkan oleh penggunaan alkoholnarkotik  Penyakit Kanker terhitung sejak tegaknya diagnosa  Penyakit atau cidera yang timbul dari atau berhubungan dengan tugas pekerjaan Occupational diseasesaccident  Sexual transmited diseases termasuk AIDS RELATED COMPLEX  Pengguguran kandungan tanpa indikasi medis termasuk kesengajaan  Kelainan congentialherediterbawaan yang memerlukan pengobatan seumur hidup, seperti: debil, embesil, mongoloid, cretinism, thalasemia, haemophilia, retardasi mental, autis  Pelayanan untuk Persalinan ke 4 empat dan seterusnya termasuk segala sesuatu yang berhubungan dengan proses kehamilan pada persalinan tersebut  Pelayanan khusus Kacamata, gigi palsu, prothesa mata, alat bantu dengar, prothesa anggota gerak hilangrusak sebelum waktunya tidak diganti  Khusus akibat kecelakaan kerja tidak menjadi tanggung jawab Penyelenggara JPK  Haemodialisa termasuk tindakan penyambungan pembuluh darah untuk hemodialisa  Operasi jantung berserta tindakan-tindakan termasuk pemasangan dan pengadaan alat pacu jantung, kateterisasi jantung termasuk obat-obatan  Katerisasi jantung sebagai tindakan Therapeutik pengobatan  Transpalantasi organ tubuh misalnya transplantasi sumsum tulang  Pemeriksaan-pemeriksaan dengan menggunakan peralatan canggihbaru yang belum termasuk dalam daftar JPK, antara lain: MRI Magnetic Resonance Immaging, DSA Digital Substraction Arteriography, TORCH Toxoplasma, Rubella, CMV, Herpes  Pemeriksaan dan tindakan untuk mendapatkan kesuburan termasuk bayi tabung 3. Obat-obatan:  Semua obatvitamin yang tidak ada kaitannya dengan penyakit  Obat-obatan kosmetik untuk kecantikan termasuk operasi keloid yang bukan atas indikasi medis  Obat-obatan berupa makanan seperti susu untuk bayi dan sebagainya  Obat-obatan gosok sepeti kayu putih dan sejenisnya  Obat-obatan lain seperti: verban, plester, gause stril  Pengobatan untuk mendapatkan kesuburan termasuk bayi tabung dan obat-obatan kanker 4. Pembiayaan:  Biaya perjalanan dari dan ke tempat berobat  Biaya perjalanan untuk mengurus kelengkapan administrasi kepesertaan, jaminan rawat dan klaim  Biaya perjalanan untuk memperoleh perawatanpengobatan di Rumah sakit yang ditunjuk.  Biaya perawatan emergensi lebih dari 7 hari diluar fasilitas yang sudah ditunjuk oleh Badan Penyelenggara JPK  Biaya Perawatan dan obat untuk penyakit lebih dari 60 harikasustahun sudah termasuk perawatan khusus ICU, ICCU, HCU, HCB, ICU, PICU pada penyakit tertentu sehingga memerlukan perawatan khusus lebih dari 20 harikasustahun  Biaya tindakan medik super spesialistik  Batas waktu pengajuan klaim paling lama 3 tiga bulan setelah perusahaan melunasi tunggakan iuran, selebihnya akan ditolak Jaminan Kecelakaan Kerja Pengertian Kecelakaan kerja termasuk penyakit akibat kerja merupakan risiko yang harus dihadapi oleh tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya. Untuk menanggulangi hilangnya sebagian atau seluruh penghasilan yang diakibatkan oleh adanya risiko-risiko sosial seperti kematian atau cacat karena kecelakaan kerja baik fisik maupun mental, maka diperlukan adanya jaminan kecelakaan kerja. Kesehatan dan keselamatan tenaga kerja merupakan tanggung jawab pengusaha sehingga pengusaha memiliki kewajiban untuk membayar iuran jaminan kecelakaan kerja yang berkisar antara 0,24 - 1,74 sesuai kelompok jenis usaha. Manfaat Jaminan Kecelakaan Kerja JKK memberikan kompensasi dan rehabilitasi bagi tenaga kerja yang mengalami kecelakaan pada saat dimulai berangkat bekerja sampai tiba kembali dirumah atau menderita penyakit akibat hubungan kerja. Iuran untuk program JKK ini sepenuhnya dibayarkan oleh perusahaan. Perincian besarnya iuran berdasarkan kelompok jenis usaha sebagaimana tercantum pada iuran. 1. Biaya Transport Maksimum Daratsungaidanau Rp 750.000,- Laut Rp 1.000.000,- Udara Rp 2.000.000,- 2. Sementara tidak mampu bekerja Empat 4 bulan pertama, 100 x upah sebulan Empat 4 bulan kedua, 75 x upah sebulan Seterusnya 50 x upah sebulan 3. Biaya PengobatanPerawatan Rp 20.000.000,- maksimum dan Pergantian Gigi tiruan Rp. 2.000.000,- Maksimum 4. Santunan Cacat Sebagian-tetap: tabel x 80 bulan upah Total-tetap: o Sekaligus: 70 x 80 bulan upah o Berkala 24 bulan Rp 200.000,- per bulan o Kurang fungsi: kurang fungsi x tabel x 80 bulan upah 5. Santunan Kematian Sekaligus 60 x 80 bulan upah Berkala 24 bulan Rp. 200.000,- per bulan Biaya pemakaman Rp 2.000.000,- 6. Biaya Rehabilitasi diberikan satu kali untuk setiap kasus dengan patokan harga yang ditetapkan oleh Pusat Rehabilitasi RS Umum Pemerintah dan ditambah 40 dari harga tersebut, serta biaya rehabilitasi medik maksimum sebesar Rp 2.000.000,- Prothesealat penganti anggota badan Alat bantuorthose kursi roda 7. Penyakit akibat kerja, besarnya santunan dan biaya pengobatanbiaya perawatan sama dengan poin ke-2 dan ke-3. Iuran  Kelompok I: 0.24 dari upah sebulan;  Kelompok II: 0.54 dari upah sebulan;  Kelompok III: 0.89 dari upah sebulan;  Kelompok IV: 1.27 dari upah sebulan;  Kelompok V: 1.74 dari upah sebulan; sesuai dengan PP Nomor 84 tahun 2010 Tata Cara Pengajuan Jaminan 1. Apabila terjadi kecelakaan kerja pengusaha wajib mengisi form jamsostek 3 laporan kecelakaan tahap I dan mengirimkan kepada PT Jamsostek Persero tidak lebih dari 2 x 24 Jam terhitung sejak terjadinya kecelakaan 2. Setelah tenaga kerja dinyatakan sembuhmeninggal dunia oleh dokter yang merawat, pengusaha wajib mengisi form 3a laporan kecelakaan tahap II dan dikirim kepada PT Jamsostek persero tidak lebih dari 2 x 24 jam sejak tenaga kerja dinyatakan sembuhmeninggal. Selanjutnya PT Jamsostek Persero akan menghitung dan membayar santunan dan ganti rugi kecelakaan kerja yang menjadi hak tenaga kerjaahli waris. 3. Form Jamsostek 3a berfungsi sebagai pengajuan permintaan pembayaran jaminan disertai bukti-bukti: o Fotokopi kartu peserta KPJ o Surat keterangan dokter yang merawat dalam bentuk form Jamsostek 3b atau 3c o Kuitansi biaya pengobatan dan perawatan serta kwitansi pengangkutan Jaminan Kematian Definisi Jaminan Kematian diperuntukkan bagi ahli waris dari peserta program Jamsostek yang meninggal bukan karena kecelakaan kerja. Jaminan Kematian diperlukan sebagai upaya meringankan beban keluarga baik dalam bentuk biaya pemakaman maupun santunan berupa uang. Pengusaha wajib menanggung iuran Program Jaminan Kematian sebesar 0,3 dengan jaminan kematian yang diberikan adalah Rp 21.000.000,- terdiri dari Rp 14.200.000,- santunan kematian dan Rp 2 juta biaya pemakaman dan santunan berkala. Manfaat Program JK Program ini memberikan manfaat kepada keluarga tenaga kerja seperti: 1. Santunan Kematian: Rp 14.200.000,- 2. Biaya Pemakaman: Rp 2.000.000,- 3. Santunan Berkala: Rp 200.000,- bulan selama 24 bulan sesuai dengan PP Nomor 76 Tahun 2007 Tata Cara Pengajuan Jaminan Kematian Pengusahakeluarga dari tenaga kerja yang meninggal dunia mengisi dan mengirim form 4 kepada PT Jamsostek Persero disertai bukti-bukti: Kartu peserta Jamsostek KPJ Asli tenaga Kerja yang Bersangkutan 1. Surat keterangan kematian dari Rumah sakitKepolisianKelurahan 2. SalinanCopy KTPSIM dan Kartu Keluarga Tenaga Kerja bersangkutan yang masih berlaku 3. Identitas ahli waris photo copy KTPSIM dan Kartu Keluarga 4. Surat Keterangan Ahli Waris dari LurahKepala Desa setempat 5. Surat Kuasa bermeterai dan copy KTP yang diberi kuasa apabila pengambilan JKM ini dikuasakan PT Jamsostek Persero hanya akan membayar jaminan kepada yang berhak TK-LHK Sektor Informal Pengertian Tenaga Kerja yang melakukan pekerjaan di Luar Hubungan Kerja LHK adalah orang yang berusaha sendiri yang pada umumnya bekerja pada usaha-usaha ekonomi informal. Tujuan  Memberikan perlindungan jaminan sosial bagi tenaga kerja yang melakukan pekerjaan di luar hubungan kerja pada saat tenaga kerja tersebut kehilangan sebagian atau seluruh penghasilannya sebagai akibat terjadinya risiko-risiko antara lain kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua dan meninggal dunia.  Memperluas cakupan kepesertaan program jaminan sosial tenaga kerja Jenis Program Manfaat sesuai PP 141993:  Jaminan Kecelakaan Kerja JKK, terdiri dari biaya pengangkutan tenaga kerja yang mengalami kecelakaan kerja, biaya perawatan medis, biaya rehabilitasi, penggantian upah Sementara Tidak Mampu Bekerja STMB, santunan cacat tetap sebagian, santunan cacat total tetap, santunan kematian sesuai label, biaya pemakaman, santunan berkala bagi yang meninggal dunia dan cacat total tetap  Jaminan Kematian JK, terdiri dari biaya pemakaman dan santunan berkala  Jaminan Hari Tua JHT, terdiri dari keseluruhan iuran yang telah disetor, beserta hasil pengembangannya  Jaminan Pemeliharaan Kesehatan JPK, terdiri dari rawat jalan tingkat pertama meliputi: pemeriksaan dan pengobatan dokter umum dan dokter gigi, pemeriksaan diberikan dalam bentuk tindakan medis sederhana; rawat inap; pertolongan persalinan; penunjang diagnostic berupa pemeriksaan laboratorium, radiologi, EEG dsb; pelayanan khusus berupa penggantian biaya prothese, orthose dan kacamata; dan pelayanan gawat darurat Kepesertaan  Sukarela  Usia maksimal 55 tahun  Dapat mengikuti program Jamsostek secara bertahap dengan memilih program sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan peserta  Dapat mendaftar sendiri langsung ke PT Jamsostek Persero atau mendaftar melalui wadahkelompok yang telah melakukan Ikatan Kerjasama IKS dengan PT Jamsostek Persero Iuran Iuran TK LHK ditetapkan berdasarkan nilai nominal tertentu berdasarkan upah sekurang- kurangnya setara dengan Upah Minimum ProvinsiKabupatenKota Besaran Iuran No Program Persentase 1. Jaminan Kecelakaan Kerja 1 2. Jaminan Hari Tua 2 Minimal 3. Jaminan Kematian 0.3 4. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan 6 Keluarga 3 Lajang Ket: Iuran ditanggung sepenuhnya oleh peserta Cara Pembayaran  Setiap bulan atau setiap tiga bulan dibayar di depan  Dibayarkan langsung oleh peserta sendiri atau melalui Penanggung Jawab WadahKelompok secara lunas  Pembayaran iuran melalui WadahKelompok dibayarkan pada tanggal 10 bulan berjalan disetorkan ke WadahKelompok, dan tanggal 13 bulan berjalan WadahKelompok setor ke PT Jamsostek Pesero  Pembayaran iuran secara langsung oleh Peserta baik secara bulanan maupun secara tiga bulanan dan disetor paling lambat tanggal 15 bulan berjalan  Dalam hal peserta menunggak iuran, masih diberikan grace periode selama 1 satu bulan untuk mendapatkan hak jaminan program yang diikuti  Peserta yang telah kehilangan hak jaminan dapat memperoleh haknya kembali jika peserta kembali membayar iuran termasuk satu bulan iuran yang tertunggak dalam masa grace periode Jasa Konstruksi Sektor Konstruksi Adalah Program Jaminan Sosial bagi Tenaga Kerja Harian Lepas, Borongan dan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu pada Sektor Jasa Konstruksi yang diatur melalui Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor: KEP-196MEN1999 Tanggal 29 September 1999 Tahap Kepesertaan Setiap Kontraktor Induk maupun Sub Kontraktor yang melaksanakan proyek Jasa Konstruksi dan pekerjaan borongan lainnya wajib mempertanggungkan semua tenaga kerja boronganharian lepas dan musiman yang bekerja pada proyek tersebut kedalam Program Jaminan Kecelakaan Kerja JKK dan Jaminan Kematian JKM Adapun proyek - proyek tersebut meliputi :  Proyek-proyek APBD  Proyek-proyek atas Dana Internasional  Proyek-proyek APBN  Proyek-proyek swasta, dll Cara Menjadi Peserta  Pemborong bangunan kontraktor mengisi Formulir pendaftaran kepesertaan Jasa Konstruksi yang bisa diambil pada kantor Jamsostek setempat sekurang - kurangnya 1 satu minggu sebelum memulai pekerjaan  Formulir-formulir tersebut harus dilampiri dengan Surat Perintah Kerja SPK atau Surat Perjanjian Pemborong SPP Iuran Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian ditanggung sepenuhnya oleh kontraktor dan besarannya ditetapkan sebagai berikut: 1. Pekerjaan Konstruksi sampai dengan Rp.100.000.000,- seratus juta rupiah sebesar 0,24 dari nilai kontrak kerja konstruksi 2. Pekerjaan Konstruksi diatas Rp 100.000.000,- seratus juta rupiah sampai dengan Rp 500.000.000,- lima ratus juta rupiah sebesar penetapan angka 1 ditambah 0,19 dari selisih nilai, yakni dari nilai Kontrak Kerja Konstruksi dikurangi Rp 100.000.000,- seratus juta rupiah 3. Pekerjaan Konstruksi diatas Rp 500.000.000,- lima ratus juta rupiah sampai dengan Rp 1.000.000.000,- satu miliar rupiah sebesar penetapan angka 2 ditambah 0,15 dari selisih nilai, yakni dari nilai Kontrak Kerja Konstruksi dikurangi Rp 500.000.000,- lima ratus juta rupiah 4. Pekerjaan Konstruksi diatas Rp 1.000.000.000,- satu miliar rupiah sampai dengan Rp 5.000.000.000,- lima miliar rupiah sebesar penetapan angka 3 ditambah 0,12 dari selisih nilai, yakni dari nilai Kontrak Kerja Konstruksi dikurangi Rp 1.000.000.000,- satu miliar rupiah 5. Pekerjaan Konstruksi diatas Rp 5.000.000.000,- lima miliar rupiah sebesar penetapan huruf d ditambah 0,10 dari selisih nilai, yakni dari nilai Kontrak Kerja Konstruksi dikurangi Rp 5.000.000.000,- lima miliar rupiah Nilai Kontrak Kerja Konstruksi yang dipergunakan sebagai dasar perhitungan iuran tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai PPN sebesar 10. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP-150MEN1999 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja bagi Tenaga Kerja Harian Lepas, Borongan dan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, mengatur kepesertaan maupun upah sebagai dasar penetapan iuran, sbb: 1. Bagi tenaga kerja harian lepas, borongan dan perjanjian kerja waktu tertentu yang bekerja kurang dari 3 tiga bulan wajib diikutsertakan dalam program jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian, lebih dari 3 tiga bulan wajib diikutsertakan untuk seluruh program jaminan sosial tenaga kerja 2. Untuk tenaga kerja harian lepas dalam menetapkan upah sebulan adalah upah sehari dikalikan jumlah hari kerja dalam 1 satu bulan kalender. Apabila upah dibayar secara bulanan untuk menghitung upah sehari bagi yang bekerja 6 enam hari dalam 1 satu minggu adalah upah sebulan dibagi 25 dua puluh lima , sedangkan yang bekerja 5 lima hari dalam 1 satu minggu adalah upah sebulan dibagi 21 dua puluh satu 3. Untuk tenaga kerja borongan yang bekerja kurang dari 3 tiga bulan penetapan upah sebulan adalah 1 satu hari dikalikan jumlah hari kerja dalam 1 satu bulan kalender. Bagi yang bekerja lebih dari 3 tiga bulan, upah sebulan dihitung dari upah rata - rata 3 tiga bulan terakhir. Jika pekerjaan tergantung cuaca upah sebulan dihitung dari upah rata - rata 12 dua belas bulan terakhir 4. Untuk tenaga kerja yang bekerja berdasarkan perjanjian kerja waktu tertentu, penetapan upah sebulan adalah sebesar upah sebulan yang tercantum dalam perjanjian kerja BPJS Kesehatan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan BPJS Kesehatan adalah badan hukum publik yang bertanggungjawab kepada Presiden dan berfungsi menyelenggarakan program jaminan kesehatan bagi seluruh penduduk Indonesia termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 enam bulan di Indonesia. Sumber: UU No. 24 Tahun 2011 Tentang BPJS, Pasal 7 ayat 1 dan ayat 2, Pasal 9 ayat 1 dan UU No. 40 Tahun 2011 Tentang SJSN, Pasal 1 angka 8, Pasal 4 dan Pasal 5 ayat 1. TRANSFORMASI BPJS 1. PT ASKES Persero o berubah menjadi BPJS Kesehatan dan mulai beroperasi menyelenggarakan program jaminan kesehatan pada tanggal 1 Januari 2014 Pasal 60 ayat 1 UU BPJS 2. PT Persero JAMSOSTEK o berubah menjadi BPJS Ketenagakerjaan pada tanggal 1 Januari 2014 Pasal 62 ayat 1 UU BPJS o BPJS Ketenagakerjaan paling lambat mulai beroperasi pada tanggal 1 Juli 2015, termasuk menerima peserta baru Pasal 62 ayat 2 huruf d UU BPJS 3. PT Persero ASABRI o menyelesaikan pengalihan program ASABRI dan program pembayaran pensiun ke BPJS Ketenagakerjaan paling lambat tahun 2029 Pasal 65 ayat 1 UU BPJS 4. PT TASPEN Persero o menyelesaikan pengalihan program THT dan program pembayaran pensiun ke BPJS Ketenagakerjaan paling lambat tahun 2029 Pasal 65 ayat 1 UU BPJS Proses selanjutnya adalah pembubaran PT ASKES Persero dan PT Persero JAMSOSTEK tanpa likuidasi. Sedangkan PT Persero ASABRI dan PT TASPEN Persero tidak secara tegas ditentukan dalam UU BPJS. Penyelenggaraan dan Pengoperasian 19 Oktober 2004  Pemerintah mengundangkan UU No. 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial UU SJSN  Pasal 5 ayat 1 UU SJSN mengatur pembentukan badan penyelenggara jaminan sosial BPJS, yaitu: “Badan Penyelenggara Jaminan Sosial harus dibentuk dengan Undang-Undang.” 25 November 2011  Pemerintah mengundangkan UU No. 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS  UU BPJS merupakan pelaksanaan Pasal 5 ayat 1 dan Pasal 52 UU SJSN pasca Putusan Mahkamah Konstitusi atas Perkara No. 007PUU-III2005 Penjelasan Umum UU BPJS alinea keempat  UU BPJS membentukan BPJS dan mengubah kelembagaan PT ASKES Persero, PT JAMSOSTEK Persero. Transformasi kelembagaan diikuti adanya pengalihan peserta, program, aset dan liabilitas, serta hak dan kewajiban.  UU Nomor 24 Tahun 2011 tentang BPJS membentuk dua Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, yaitu BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan  BPJS Kesehatan menyelenggarakan program jaminan kesehatan bagi seluruh penduduk Indonesia termasuk pekerja asing yang bekerja di Indonesia sekurang- kurangnya enam bulan Pasal 6 ayat 1 UU BPJS.  BPJS Ketenagakerjaan menyelenggarakan program jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun dan jaminan kematian bagi seluruh tenaga kerja di Indonesia Pasal 6 ayat 2 UU BPJS. 1 Januari 2014  PT ASKES Persero dinyatakan bubar tanpa likuidasi  semua aset dan liabilitas serta hak dan kewajiban hukum PT ASKES Persero menjadi aset dan liabilitas serta hak dan kewajiban hukum BPJS Kesehatan. o Semua pegawai PT ASKES Persero menjadi pegawai BPJS Kesehatan. o Menteri Badan Usaha Milik Negara selaku Rapat Umum Pemegang Saham mengesahkan laporan posisi keuangan penutup PT ASKES Persero setelah dilakukan audit oleh kantor akuntan publik. o Menteri Keuangan mengesahkan laporan posisi keuangan pembuka BPJS Kesehatan dan laporan posisi keuangan pembukan dana jaminan kesehatan.  BPJS Kesehatan mulai beroperasi menyelenggarakan program jaminan kesehatan sesuai dengan ketentuan UU SJSN.  program Jaminan Kesehatan Masyarakat JAMKESMAS yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan, program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan yang diselenggarakan oleh PT JAMSOSTEK, serta program pelayanan kesehatan Tentara Republik Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia dialihkan kepada BPJS Kesehatan Pasal 60 ayat 1, ayat 2, ayat 3 UU BPJS. FASE KRITIS Pasal 58 huruf a UU BPJS mengatur mandat ini: “Pada saat berlakunya Undang- Undang ini Dewan Komisaris dan Direksi PT ASKES Persero sampai dengan beroperasinya BPJS Kesehatan ditugasi untuk menyiapkan operasional BPJS Kesehatan untuk program jaminan kesehatan sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 22 sampai dengan Pasal 28 Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456.” TRANSFORMASI 25 November 2011 – 31 Desember 2013   Pemerintah wajib mengundangkan peraturan pelaksanaan UU BPJS yang mendukung beroperasinya BPJS Kesehatan, paling lama pada 25 November 2012 Pasal 70 huruf a UU BPJS.  Dewan Komisaris dan Anggota Direksi PT ASKES Persero bertanggung jawab mewujudkan badan hukum publik otonom penyelenggara jaminan kesehatan nasional o membuat peraturan-peraturan terkait beroperasinya BPJS Kesehatan, o mengusulkan renumerasi Anggota Dewan Pengawas dan Anggota Direksi, o menyusun sistem renumerasi karyawan BPJS Kesehatan,  merancang organisasi, termasuk menyiapkan sumber daya manusia, serta sistem operasi untuk mengoperasikan BPJS untuk penyelenggaraan program jaminan kesehatan sosial nasional.  Selama masa peralihan, Dewan Komisaris dan Anggota Direksi PT ASKES Persero bertanggung jawab atas penyelenggaraan program jaminan kesehatan bagi pegawai negeri sipil, pensiunan pegawai negeri sipil, prajurit TNI dan anggota POLRI, serta veteran dan mantan pejuang kemerdekaan. PROGRAM JAMINAN KESEHATAN

1. Pengertian