Sistem Moneter Eropa Pelajaran dari Integrasi Ekonomi Eropa
dalam Single European Act pada tahun 1987 yang mengarah pada pasar bebas untuk barang, jasa, dan modal yang diharapkan akan terwujud tahun 1993. EMS
yang disampaikan Komite Delor terdiri atas tiga hal: 1.
European Currency Unit ECU atau satuan mata uang Eropa, akan menjadi satu-satunya alat transaksi di antara negara-negara anggota ME.
2. Setiap negara anggota harus menyerahkan 20 persen cadangan devisanya
untuk disimpan di European Monetary Coorporation. 3.
Hal paling utama adalah bahwa setiap negara anggota wajib menjaga nilai tukar yang ditetapkan, yaitu mengikuti aturan ERM hanya diperkenankan
untuk berfluktuasi +- 2.25 persen, kecuali yang ditetapkan lain. Dalam rangka mempercepat pelaksanaan EMU, proses integrasi menuju
EMU berjalan secara evolusioner, terdiri atas Felianty, 2006: 1.
Fase pertama pembentukan European Monetary Union EMU memutuskan realisasi tahap pertama economic and monetary union dimulai pada 1 Juli
1990. Pada prinsipnya tahap pertama ini akan menghapus seluruh restriksi pergerakan modal di antara negara anggota. Tahap pertama ini akan
mengidentifikasi segala permasalahan dan berakhir pada tahun 1993. 2.
Fase kedua yaitu pendirian EMI dan EC. Fase kedua, dimulai dengan didirikannya European Monetary Institute EMI pada tanggal 1 Januari 1994.
EMI memiliki dua tanggung jawab, yaitu: 1 memperkuat kerjasama antar bank sentral dan koordinasi kebijakan moneter, dan 2 melakukan persiapan
untuk mendirikan Bank Sentral Eropa, yang memegang kendali kebijakan moneter dan menciptakan mata uang tunggal.
3. Fase ketiga yaitu penetapan nilai tukar tetap. Tanggal 1 Januari 1999 dimulai
tahap ketiga, atau tahap terakhir dalam pembentukan EMU, yang ditandai dengan penetapan nilai tukar yang tetap di antara 11 mata uang negara
anggota yang bergabung dalam monetary union dan pelaksanaan kebijakan moneter adalah tanggung jawab ECB.
Sehubungan dengan syarat yang ditetapkan dalam Maastricht Treaty tersebut maka dirancang kriteria untuk mencapai tingkat sustainibilitas
konvergensi yang tinggi. Kriteria konvergensi ini adalah: 1.
Kriteria nilai tukar mata uang: nilai tukar mata uang tiap negara anggota harus berfluktuasi pada margin kurang-lebih 2.5 persen, selama dua tahun selama
masa pengujian. Sebuah negara anggota tidak dapat berinisiatif sendiri dalam melakukan devaluasi mata uangnya terhadap mata uang negara anggota lain.
2. Kriteria inflasi: tingkat inflasi rata-rata negara anggota tidak boleh lebih dari
1.5 persen di atas tingkat inflasi rata-rata dari tiga negara anggota yang memiliki indikator tingkat inflasi rata-rata yang terbaik.
3. Kriteria suku bunga: tingkat suku bunga jangka panjang rata-rata obligasi
pemerintah atau sejenisnya negara anggota tidak boleh lebih dari 2 persen di atas tingkat suku bunga jangka panjang rata-rata tiga negara anggota yang
memiliki kinerja terbaik pada indikator tingkat suku bunga jangka panjang.
4.
Kriteria keuangan publik: defisit anggaran tiap negara anggota tidak boleh lebih dari 3 persen dari GDP.