Analisis aliran perdagangan manggis Indonesia

(1)

F

ANAL

A

DE

FAKULTA

INST

ISIS ALIR

MANGG

S

ARLISDA F H

EPARTEM

AS EKON

TITUT PE

RAN PER

GIS INDON

SKRIPSI

FEBRIANA H34051294

MEN AGR

NOMI DAN

ERTANIA

2009

RDAGANG

NESIA

A SETYO

RIBISNIS

N MANAJ

AN BOGO

GAN

S

JEMEN

OR


(2)

RINGKASAN

ARLISDA FEBRIANA SETYO. Analisis Aliran Perdagangan Manggis Indonesia. Skripsi. Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan DWI RACHMINA).

Indonesia sebagai negara tropis melakukan spesialisasi barang-barang yang berasal dari pertanian khususnya buah-buahan. Buah-buahan memiliki share yang cukup besar pada Pendapatan Domestik Bruto (PDB) hortikultura yaitu rata-rata sekitar 52 persen tiap tahunnya. Salah satu jenis buah-buahan yang menjadi primadona ekspor Indonesia adalah manggis. Manggis sering disebut-sebut sebagai “Queen of Fruits” karena bentuknya yang eksotik yang menjadikan suatu daya tarik tersendiri. Kontribusi ekspor manggis terhadap total ekspor buah-buahan nasional di tahun 2006 adalah sebesar 37,4 persen. Sedangkan untuk laju perkembangan ekspornya dari tahun 2001-2007 mencapai 35,6 persen per tahun.

Pemerintah telah menetapkan manggis sebagai komoditas unggulan nasional dalam RUSNAS Buah (Riset Unggulan Strategis Nasional Buah) sejak tahun 2000. Hal tersebut dikarenakan manggis masih memiliki potensi untuk terus dikembangkan. Pemerintah berusaha untuk memperbaiki teknologi produksi di tingkat petani dan menemukan varietas unggul dengan produktivitas yang optimal. Perhatian yang besar terhadap produksi manggis Indonesia tersebut harus diimbangi dengan peluang pasar yang tepat agar komoditas yang dihasilkan dapat dipasarkan sesuai permintaan konsumen khususnya negara-negara tujuan ekspor manggis Indonesia.

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang dihadapi, maka tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah: (1) Memberikan gambaran mengenai karakteristik negara tujuan utama ekspor manggis Indonesia., (2) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan manggis Indonesia dan faktor yang memiliki pengaruh signifikan terhadap peningkatan volume ekspor ke negara tujuan.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan data primer. Data sekunder diperoleh dari data statistik instansi-instansi terkait seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Departemen Pertanian, Pusat Kajian Buah Tropika IPB, dan instansi terkait lainnya. Selain itu, data juga berasal dari literatur dan hasil pencarian media Internet. Data tersebut mencakup data nasional dan internasional yang meliputi data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif merupakan data sekunder berupa data deret waktu (time series) dan data satu waktu (cross section). Sedangkan data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan sumber ahli dan pihak eksportir manggis.

Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif dan kuantitatif. Metode deskriptif digunakan untuk melihat karakteristik negara-negara tujuan ekspor manggis Indonesia. Sedangkan metode kuantitatif yang digunakan adalah metode regresi berganda dengan persamaan tunggal menggunakan gravity model. Metode ini digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan manggis Indonesia berdasarkan negara tujuan ekspornya.


(3)

Pasar manggis Indonesia sebagian besar ditujukan ke berbagai negara di Asia, Eropa, dan Timur Tengah. Negara-negara tujuan ekspor manggis Indonesia memiliki lokasi dan karakteristik yang berbeda-beda. Perbedaan karakteristik tersebut dilihat dari variabel GDP negara tujuan (Yj), populasi negara tujuan (Popj), jarak antara Indonesia dengan negara tujuan (Dij), penggunaan manggis sebagai pelengkap upacara keagamaan di negara tujuan (DM1) dan pelaksanaan kebijakan karantina oleh negara tujuan (DM2).

Variabel tersebut disebut sebagai variabel penarik (gravity) yang diambil dari 23 negara tujuan ekspor manggis di tahun 2007, kemudian diolah menggunakan alat analisis regresi linier. Hasil analisis regresi menggambarkan kinerja variabel dalam model sehingga diperoleh faktor apa saja yang signifikan mempengaruhi volume ekspor manggis Indonesia ke negara tujuan.

Penggambaran potensi pasar manggis di negara tujuan dibagi menjadi dua yaitu dengan menggambarkan karakteristik negara tujuan utama manggis Indonesia yaitu China, Hong Kong, dan Uni Emirat Arab, serta menggambarkan karakteristik kelompok negara tujuan manggis Indonesia yang terbagi menjadi negara Asia lainnya, negara Timur Tengah lainnya, dan Negara-negara Eropa.

Analisis regresi gravity model aliran perdagangan manggis Indonesia yang disusun dalam penelitian ini telah memenuhi asumsi-asumsi yang ditentukan sebelumnya. Berdasarkan hasil analisis regresi tersebut diperoleh nilai koefisien determinasi R² sebesar 53,6 persen yang menunjukkan bahwa variabel-variabel independen dalam model yang dibangun mampu menjelaskan sebanyak 53,6 persen perubahan yang terjadi pada volume ekspor manggis Indonesia ke negara tujuan. Sedangkan sisanya sebesar 46,4 persen diterangkan oleh faktor lain di luar model.

Berdasarkan uji statistik-t, variabel bebas yang berpengaruh signifikan pada taraf nyata sepuluh persen terhadap volume ekspor komoditi manggis Indonesia adalah dummy1 yaitu penggunaan manggis sebagai pelengkap sesaji di negara tujuan dan dummy2 yaitu pelaksanaan peraturan karantina di negara tujuan. Sementara variabel jarak berpengaruh signifikan pada taraf nyata 30 persen terhadap volume ekspor komoditi manggis Indonesia.

Hasil tersebut memberikan gambaran mengenai faktor apa saja yang memberikan pengaruh terhadap volume ekspor manggis Indonesia, untuk itu saran yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah: (1) Pengembangan ekspor manggis Indonesia dalam waktu dekat diutamakan pada negara-negara dengan kebutuhan yang spesifik akan manggis seperti China dan Hong Kong yang membutuhkan manggis sebagai salah satu bahan pelengkap sesaji. Kebutuhan akan manggis sebagai pelengkap sesaji sangat signifikan meningkatkan volume ekspor manggis Indonesia ke negara tersebut mengingat waktu perayaan Imlek yang bersamaan dengan waktu panen manggis, (2) Negara tujuan ekspor manggis Indonesia disarankan adalah negara-negara dengan biaya transportasi yang relatif murah yaitu negara-negara persinggahan seperti, Singapura, Hong Kong, dan Uni Emirat Arab yang memiliki armada dengan tarif yang lebih rendah. Hal ini dikarenakan variabel jarak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap volume ekspor maggis ke negara tujuan, dan (3) Pengaruh pelaksanaan kebijakan karantina yang signifikan terhadap volume ekspor manggis Indonesia menyarankan adanya teknologi produksi yang lebih baik.


(4)

ANALISIS ALIRAN PERDAGANGAN

MANGGIS INDONESIA

ARLISDA FEBRIANA SETYO H34051294

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(5)

Judul Skripsi : Analisis Aliran Perdagangan Manggis Indonesia Nama : Arlisda Febriana Setyo

NIM : H34051294

Disetujui, Pembimbing

Ir. Dwi Rachmina, MS NIP. 131 918 503

Diketahui,

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 131 415 082


(6)

PERNYATAAN

Dengan ini Saya menyatakan bahwa skripsi Saya yang berjudul “Analisis Aliran Perdagangan Manggis Indonesia” adalah karya Saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Mei 2009

Arlisda Febriana Setyo


(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kebumen pada tanggal 4 Februari 1987. Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Setyo Basuki, SE dan Ibu Muslimah.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 1 Kebumen pada tahun 1999 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2002 di SLTP Negeri 1 Kebumen. Pendidikan lanjutan menengah atas di SMA Taruna Nusantara Magelang diselesaikan pada tahun 2005.

Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2005. Kemudian melalui seleksi pemilihan jurusan dengan sistem “Mayor-Minor” di tingkat dua, penulis diterima di Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

Selama mengikuti pendidikan di IPB, penulis tercatat sebagai pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama (BEM-TPB) periode 2005-2006 sebagai staf Biro Inventarisir dan Kesekretariatan, pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen (BEM-FEM) periode 2006-2007 sebagai staf Departemen Pemberdayaan dan Pengembangan Sumberdaya Mahasiswa, serta sebagai Bendahara Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Peminat Agribisnis (HIPMA) periode 2007-2008. Selain itu penulis juga sempat menjadi Asisten Praktikum Mata Kuliah Ekonomi Umum tahun 2008.


(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Aliran Perdagangan Manggis” dengan lancar dan tanpa suatu halangan yang berarti.

Penelitian ini merupakan salah satu syarat bagi penulis untuk dapat meraih gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis. Dalam penelitian ini penulis mencoba mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama mengikuti kegiatan perkuliahan di Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Penulis mengharapakan penelitian ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak dan menjadi acuan untuk melaksanakan penelitian selanjutnya.

Namun demikian, sangat disadari masih terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun ke arah penyempurnaan pada skripsi ini sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Mei 2009


(9)

UCAPAN TERIMAKASIH

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga memberikan kekuatan, kemudahan, serta kesehatan dalam menyelesaikan skripsi ini. Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan, penulis ingi menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Kedua orang tua tercinta, Bapak Ibu, dan adikku Ridwan yang selalu memberikan doa, semangat, dukungan baik moral maupun materi, serta menjadi motivasi utama penulis untuk menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik mungkin.

2. Ir Dwi Rachmina, MS selaku dosen pembimbing skripsi atas bimbingan, arahan, waktu, kesabaran, dan kemudahan yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

3. Dr. Ir. Ratna Winandi, MS selaku dosen penguji utam yang telah memberikan banyak masukan dan saran kepada penulis.

4. Rahmat Yanuar, SP. MSi selaku dosen penguji wakil departemen yang juga telah memberikan masukan dan saran kepada penulis.

5. Ir. Narni Farmayanti, MSc selaku dosen pembimbing akademik yang dengan sabar memberikan arahan selama penulis menjalankan kegiatan perkuliahan.

6. Seluruh dosen dan staf pengajar Departemen Agribisnis yang telah memberikan ilmunya kepada penulis selama kegiatan perkuliahan.

7. Agnes Aulia D.P yang telah menjadi pembahas pada seminar saya dan memberikan masukan-masukan terhadap penyelesaian skripsi.

8. Prof. Dr. Roedhy Poerwanto, M.Sc atas kesempatan dan ilmu yang diberikan kepada penulis dalam rangka penyusunan skripsi.

9. Bapak Budi Waluyo dan Bapak Husein selaku manajer ekspor PT. Yudha Mustika dan PT. Agroindo Usaha Jaya yang bersedia membagi pengalaman dan informasi mengenai ekspor manggis kepada penulis.

10. Dwi Wisnu Budi Prabowo yang tidak bosan-bosannya memberikan dukungan dan semangat kepada penulis, serta kesabaran dan segala motivasi


(10)

yang menjadikan penulis dapat dengan tepat waktu menyelesaikan skripsi ini.

11. Teman-teman penulis, Meno, Nti, Neina, Anis, dan Nurul yang selalu menemani penulis dalam tawa dan sedih selama penulis menempuh pendidikan di Departemen Agribisnis. Semoga semua cita-cita kita menjadi kenyataan.

12. Semua teman-teman AGB 42 yang sudah menemani penulis berbagi ilmu dan pengalaman selama penulis menempuh pendidikan di Departemen Agribisnis.

13. Teman-teman di Puri Hapsara, Mbak Leli, Mbak Rahmi, Mbak Cica, Mbak Nita, Mbak Ati, Neina, Mbak Uli, dan Mbak Meisji yang telah memberikan dukungan dan semangat serta mengajarkan banyak hal kepada penulis. 14. Teman-teman satu KKP di Desa Muara, Kecamatan Blanakan, Subang yang

memberikan banyak pelajaran berharga bagi penulis.

15. Teman-teman satu bimbingan penulis, Ocha, Fehmi, dan Faisal yang saling membantu memberikan semangat terhadap penyelesaian skripsi.

Bogor, Mei 2009


(11)

F

ANAL

A

DE

FAKULTA

INST

ISIS ALIR

MANGG

S

ARLISDA F H

EPARTEM

AS EKON

TITUT PE

RAN PER

GIS INDON

SKRIPSI

FEBRIANA H34051294

MEN AGR

NOMI DAN

ERTANIA

2009

RDAGANG

NESIA

A SETYO

RIBISNIS

N MANAJ

AN BOGO

GAN

S

JEMEN

OR


(12)

RINGKASAN

ARLISDA FEBRIANA SETYO. Analisis Aliran Perdagangan Manggis Indonesia. Skripsi. Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan DWI RACHMINA).

Indonesia sebagai negara tropis melakukan spesialisasi barang-barang yang berasal dari pertanian khususnya buah-buahan. Buah-buahan memiliki share yang cukup besar pada Pendapatan Domestik Bruto (PDB) hortikultura yaitu rata-rata sekitar 52 persen tiap tahunnya. Salah satu jenis buah-buahan yang menjadi primadona ekspor Indonesia adalah manggis. Manggis sering disebut-sebut sebagai “Queen of Fruits” karena bentuknya yang eksotik yang menjadikan suatu daya tarik tersendiri. Kontribusi ekspor manggis terhadap total ekspor buah-buahan nasional di tahun 2006 adalah sebesar 37,4 persen. Sedangkan untuk laju perkembangan ekspornya dari tahun 2001-2007 mencapai 35,6 persen per tahun.

Pemerintah telah menetapkan manggis sebagai komoditas unggulan nasional dalam RUSNAS Buah (Riset Unggulan Strategis Nasional Buah) sejak tahun 2000. Hal tersebut dikarenakan manggis masih memiliki potensi untuk terus dikembangkan. Pemerintah berusaha untuk memperbaiki teknologi produksi di tingkat petani dan menemukan varietas unggul dengan produktivitas yang optimal. Perhatian yang besar terhadap produksi manggis Indonesia tersebut harus diimbangi dengan peluang pasar yang tepat agar komoditas yang dihasilkan dapat dipasarkan sesuai permintaan konsumen khususnya negara-negara tujuan ekspor manggis Indonesia.

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang dihadapi, maka tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah: (1) Memberikan gambaran mengenai karakteristik negara tujuan utama ekspor manggis Indonesia., (2) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan manggis Indonesia dan faktor yang memiliki pengaruh signifikan terhadap peningkatan volume ekspor ke negara tujuan.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan data primer. Data sekunder diperoleh dari data statistik instansi-instansi terkait seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Departemen Pertanian, Pusat Kajian Buah Tropika IPB, dan instansi terkait lainnya. Selain itu, data juga berasal dari literatur dan hasil pencarian media Internet. Data tersebut mencakup data nasional dan internasional yang meliputi data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif merupakan data sekunder berupa data deret waktu (time series) dan data satu waktu (cross section). Sedangkan data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan sumber ahli dan pihak eksportir manggis.

Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif dan kuantitatif. Metode deskriptif digunakan untuk melihat karakteristik negara-negara tujuan ekspor manggis Indonesia. Sedangkan metode kuantitatif yang digunakan adalah metode regresi berganda dengan persamaan tunggal menggunakan gravity model. Metode ini digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan manggis Indonesia berdasarkan negara tujuan ekspornya.


(13)

Pasar manggis Indonesia sebagian besar ditujukan ke berbagai negara di Asia, Eropa, dan Timur Tengah. Negara-negara tujuan ekspor manggis Indonesia memiliki lokasi dan karakteristik yang berbeda-beda. Perbedaan karakteristik tersebut dilihat dari variabel GDP negara tujuan (Yj), populasi negara tujuan (Popj), jarak antara Indonesia dengan negara tujuan (Dij), penggunaan manggis sebagai pelengkap upacara keagamaan di negara tujuan (DM1) dan pelaksanaan kebijakan karantina oleh negara tujuan (DM2).

Variabel tersebut disebut sebagai variabel penarik (gravity) yang diambil dari 23 negara tujuan ekspor manggis di tahun 2007, kemudian diolah menggunakan alat analisis regresi linier. Hasil analisis regresi menggambarkan kinerja variabel dalam model sehingga diperoleh faktor apa saja yang signifikan mempengaruhi volume ekspor manggis Indonesia ke negara tujuan.

Penggambaran potensi pasar manggis di negara tujuan dibagi menjadi dua yaitu dengan menggambarkan karakteristik negara tujuan utama manggis Indonesia yaitu China, Hong Kong, dan Uni Emirat Arab, serta menggambarkan karakteristik kelompok negara tujuan manggis Indonesia yang terbagi menjadi negara Asia lainnya, negara Timur Tengah lainnya, dan Negara-negara Eropa.

Analisis regresi gravity model aliran perdagangan manggis Indonesia yang disusun dalam penelitian ini telah memenuhi asumsi-asumsi yang ditentukan sebelumnya. Berdasarkan hasil analisis regresi tersebut diperoleh nilai koefisien determinasi R² sebesar 53,6 persen yang menunjukkan bahwa variabel-variabel independen dalam model yang dibangun mampu menjelaskan sebanyak 53,6 persen perubahan yang terjadi pada volume ekspor manggis Indonesia ke negara tujuan. Sedangkan sisanya sebesar 46,4 persen diterangkan oleh faktor lain di luar model.

Berdasarkan uji statistik-t, variabel bebas yang berpengaruh signifikan pada taraf nyata sepuluh persen terhadap volume ekspor komoditi manggis Indonesia adalah dummy1 yaitu penggunaan manggis sebagai pelengkap sesaji di negara tujuan dan dummy2 yaitu pelaksanaan peraturan karantina di negara tujuan. Sementara variabel jarak berpengaruh signifikan pada taraf nyata 30 persen terhadap volume ekspor komoditi manggis Indonesia.

Hasil tersebut memberikan gambaran mengenai faktor apa saja yang memberikan pengaruh terhadap volume ekspor manggis Indonesia, untuk itu saran yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah: (1) Pengembangan ekspor manggis Indonesia dalam waktu dekat diutamakan pada negara-negara dengan kebutuhan yang spesifik akan manggis seperti China dan Hong Kong yang membutuhkan manggis sebagai salah satu bahan pelengkap sesaji. Kebutuhan akan manggis sebagai pelengkap sesaji sangat signifikan meningkatkan volume ekspor manggis Indonesia ke negara tersebut mengingat waktu perayaan Imlek yang bersamaan dengan waktu panen manggis, (2) Negara tujuan ekspor manggis Indonesia disarankan adalah negara-negara dengan biaya transportasi yang relatif murah yaitu negara-negara persinggahan seperti, Singapura, Hong Kong, dan Uni Emirat Arab yang memiliki armada dengan tarif yang lebih rendah. Hal ini dikarenakan variabel jarak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap volume ekspor maggis ke negara tujuan, dan (3) Pengaruh pelaksanaan kebijakan karantina yang signifikan terhadap volume ekspor manggis Indonesia menyarankan adanya teknologi produksi yang lebih baik.


(14)

ANALISIS ALIRAN PERDAGANGAN

MANGGIS INDONESIA

ARLISDA FEBRIANA SETYO H34051294

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(15)

Judul Skripsi : Analisis Aliran Perdagangan Manggis Indonesia Nama : Arlisda Febriana Setyo

NIM : H34051294

Disetujui, Pembimbing

Ir. Dwi Rachmina, MS NIP. 131 918 503

Diketahui,

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 131 415 082


(16)

PERNYATAAN

Dengan ini Saya menyatakan bahwa skripsi Saya yang berjudul “Analisis Aliran Perdagangan Manggis Indonesia” adalah karya Saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Mei 2009

Arlisda Febriana Setyo


(17)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kebumen pada tanggal 4 Februari 1987. Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Setyo Basuki, SE dan Ibu Muslimah.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 1 Kebumen pada tahun 1999 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2002 di SLTP Negeri 1 Kebumen. Pendidikan lanjutan menengah atas di SMA Taruna Nusantara Magelang diselesaikan pada tahun 2005.

Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2005. Kemudian melalui seleksi pemilihan jurusan dengan sistem “Mayor-Minor” di tingkat dua, penulis diterima di Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

Selama mengikuti pendidikan di IPB, penulis tercatat sebagai pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama (BEM-TPB) periode 2005-2006 sebagai staf Biro Inventarisir dan Kesekretariatan, pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen (BEM-FEM) periode 2006-2007 sebagai staf Departemen Pemberdayaan dan Pengembangan Sumberdaya Mahasiswa, serta sebagai Bendahara Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Peminat Agribisnis (HIPMA) periode 2007-2008. Selain itu penulis juga sempat menjadi Asisten Praktikum Mata Kuliah Ekonomi Umum tahun 2008.


(18)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Aliran Perdagangan Manggis” dengan lancar dan tanpa suatu halangan yang berarti.

Penelitian ini merupakan salah satu syarat bagi penulis untuk dapat meraih gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis. Dalam penelitian ini penulis mencoba mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama mengikuti kegiatan perkuliahan di Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Penulis mengharapakan penelitian ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak dan menjadi acuan untuk melaksanakan penelitian selanjutnya.

Namun demikian, sangat disadari masih terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun ke arah penyempurnaan pada skripsi ini sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Mei 2009


(19)

UCAPAN TERIMAKASIH

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga memberikan kekuatan, kemudahan, serta kesehatan dalam menyelesaikan skripsi ini. Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan, penulis ingi menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Kedua orang tua tercinta, Bapak Ibu, dan adikku Ridwan yang selalu memberikan doa, semangat, dukungan baik moral maupun materi, serta menjadi motivasi utama penulis untuk menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik mungkin.

2. Ir Dwi Rachmina, MS selaku dosen pembimbing skripsi atas bimbingan, arahan, waktu, kesabaran, dan kemudahan yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

3. Dr. Ir. Ratna Winandi, MS selaku dosen penguji utam yang telah memberikan banyak masukan dan saran kepada penulis.

4. Rahmat Yanuar, SP. MSi selaku dosen penguji wakil departemen yang juga telah memberikan masukan dan saran kepada penulis.

5. Ir. Narni Farmayanti, MSc selaku dosen pembimbing akademik yang dengan sabar memberikan arahan selama penulis menjalankan kegiatan perkuliahan.

6. Seluruh dosen dan staf pengajar Departemen Agribisnis yang telah memberikan ilmunya kepada penulis selama kegiatan perkuliahan.

7. Agnes Aulia D.P yang telah menjadi pembahas pada seminar saya dan memberikan masukan-masukan terhadap penyelesaian skripsi.

8. Prof. Dr. Roedhy Poerwanto, M.Sc atas kesempatan dan ilmu yang diberikan kepada penulis dalam rangka penyusunan skripsi.

9. Bapak Budi Waluyo dan Bapak Husein selaku manajer ekspor PT. Yudha Mustika dan PT. Agroindo Usaha Jaya yang bersedia membagi pengalaman dan informasi mengenai ekspor manggis kepada penulis.

10. Dwi Wisnu Budi Prabowo yang tidak bosan-bosannya memberikan dukungan dan semangat kepada penulis, serta kesabaran dan segala motivasi


(20)

yang menjadikan penulis dapat dengan tepat waktu menyelesaikan skripsi ini.

11. Teman-teman penulis, Meno, Nti, Neina, Anis, dan Nurul yang selalu menemani penulis dalam tawa dan sedih selama penulis menempuh pendidikan di Departemen Agribisnis. Semoga semua cita-cita kita menjadi kenyataan.

12. Semua teman-teman AGB 42 yang sudah menemani penulis berbagi ilmu dan pengalaman selama penulis menempuh pendidikan di Departemen Agribisnis.

13. Teman-teman di Puri Hapsara, Mbak Leli, Mbak Rahmi, Mbak Cica, Mbak Nita, Mbak Ati, Neina, Mbak Uli, dan Mbak Meisji yang telah memberikan dukungan dan semangat serta mengajarkan banyak hal kepada penulis. 14. Teman-teman satu KKP di Desa Muara, Kecamatan Blanakan, Subang yang

memberikan banyak pelajaran berharga bagi penulis.

15. Teman-teman satu bimbingan penulis, Ocha, Fehmi, dan Faisal yang saling membantu memberikan semangat terhadap penyelesaian skripsi.

Bogor, Mei 2009


(21)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Karakteristik Buah Manggis ... 9

2.2 Manfaat Buah Manggis Bagi Kesehatan ... 10

2.3 Syarat Tumbuh Manggis ... 11

2.4 Penanaman Manggis ... 11

2.5 Pemeliharaan Manggis... 12

2.6 Panen Manggis ... 12

2.7 Sentra Penanaman Manggis ... 13

2.8 Rantai Pemasaran dan Karakteristik Manggis Ekspor... 13

2.9 Penelitian Terdahulu ... 15

III KERANGKA PEMIKIRAN ... 20

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ... 20

3.1.1 Teori Perdagangan Internasional ... 20

3.1.2 Gravity Model ... 22

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ... 25

3.2 Hipotesis ... 29

IV METODOLOGI PENELITIAN ... 30

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30

4.2 Data dan Instrumentasi ... 30

4.3 Metode Pengumpulan Data ... 30

4.4 Metode Pengolahan Data ... 31

4.5.1 Analisis Data... 32

4.5.2 Perumusan Model ... 32

4.5.3 Pengujian Hipotesis ... 33

4.5.4 Pengujian Asumsi ... 35

4.5 Definisi Operasional ... 37

V GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK NEGARA TUJUAN EKSPOR MANGGIS INDONESIA ... 39

5.1 Karakteristik Negara Tujuan Utama Ekspor Manggis ... 39

5.1.1 Karakteristik Negara China ... 39

5.1.2 Karakteristik Negara Hong Kong ... 45

5.1.3 Karakteristik Negara Uni Emirat Arab ... 48 5.2. Karakteristik Kelompok Negara Tujuan Ekspor


(22)

Manggis ... 50 5.2.1 Karakteristik Kelompok Negara Asia Lainnya ... 50 5.2.2 Karakteristik Kelompok Negara Timur Tengah

Lainnya ... 53 5.2.3 Karakteristik Kelompok Negara Eropa ... 54 VI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

ALIRAN PERDAGANGAN MANGGIS INDONESIA ... 58 6.1 Keragaan Umum Gravity model ... 58 6.2 Analisis Regresi Gravity mode ... 59 6.2.1 Gross Domestic Product (GDP) Negara Tujuan .... 61 6.2.2 Populasi Negara Tujuan ... 63 6.2.3 Jarak dengan Negara Tujuan ... 65 6.2.4 Penggunaan Manggis Sebagai Pelengkap Sesaji

Upacara Keagamaan (DM1) ... 66 6.2.5 Pelaksanaan Kebijakan Karantina oleh

Negara Tujuan (DM2) ... 68 6.2.6 Faktor-faktor Lain di Luar Model ... 72 6.2.7 Prospek Pengembangan Ekspor Manggis

Indonesia ... 75 VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 79 7.1 Kesimpulan ... 79 7.2 Saran ... 79 DAFTAR PUSTAKA ... 81 LAMPIRAN ... 84


(23)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman 1. Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Hortikultura Menurut

Kelompok Komoditas Tahun 2003-2007 ... 2 2. Perkembangan Produksi Buah-buahan Indonesia Tahun

2002-2007 ... ... 3 3. Perkembangan Produksi, Luas Panen, dan Produktifitas

Manggis Tahun 2000-2007 ... 4 4. Perkembangan Ekspor Buah-buahan Tropis Indonesia... 5 5. Volume Ekspor Manggis Indonesia per Negara Tujuan ... 5 6. Nilai Ekspor Manggis Indonesia per Negara Tujuan ... 6 7. Komponen Buah Manggis dan Pemanfaatannya... 10 8. Perusahaan Eksportir Manggis Indonesia ... 14 9. Data dan Sumber Data yang Digunakan dalam Penelitian... 31 10.Keragaan Ekspor Manggis Indonesia ke China……… 41 11.Hasil Regresi Model Keragaan Ekspor Manggis Indonesia

ke China ... 42 12.Keragaan Ekspor Manggis Indonesia ke Hong Kong...………… 47 13.Hasil Regresi Model Keragaan Ekspor Manggis Indonesia

ke Hong Kong ... 47 14.Keragaan Ekspor Manggis Indonesia ke UEA……… 49 15.Hasil Regresi Model Keragaan Ekspor Manggis Indonesia

ke UEA ... 50 16.Hasil Regresi Model Aliran Perdagangan Komoditas Manggis

Indonesia ... 60 17.Perkembangan GDP dan Volume Ekspor Manggis Indonesia ke


(24)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman 1. Bentuk Buah Manggis ... 9

2. Produk-produk Olahan Manggis dalam Kemasan ... 11 3. Rantai Pemasaran Manggis Puspahiang Tasikmalaya ... 13 4. Pengelompokkan Buah Manggis Berdasarkan Fitur Buah ... 15 5. Keseimbangan dalam Perdagangan Internasional ... 21 6. Kerangka Pemikiran Operasional ... 28 7. Cara Makan Buah Manggis Segar di Jepang ... 51 8. Buah Manggis Segar yang Dipasarkan di Jepang ... 52


(25)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Karakteristik Buah Manggis ... 84 2. Kandungan dan Komposisi Gizi Buah Manggis ... 85 3. Standar Mutu Buah Manggis Menurut SNI ... 86 4. Wilayah Andalan Manggis di Indonesia ... 87 5. Bulan Panen Manggis di Masing-masing Daerah ... 88 6. Statistik Perdagangan China ... 89 7. Statistik Perdagangan Hong Kong ... 90 8. Statistik Perdagangan Uni Emirat Arab ... 91 9. Hasil Uji Normalitas dan Heteroskedastisitas ... 92 10. Hasil Output Regresi Gravity Model ... 93 11. Data 23 Negara Tujuan Ekspor Manggis Indonesia


(26)

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Konsep perdagangan dunia secara umum dibangun berdasarkan pemikiran keunggulan komparatif dan daya saing yang berbeda antar negara. Jika negara-negara berproduksi dan berdagang dengan mengacu pada keunggulan komparatif dan persaingan, maka diyakini akan meningkatkan efisiensi penggunaan sumberdaya yang langka sehingga tercapai tingkat kesejahteraan dunia yang lebih baik.

Perdagangan internasional terjadi karena masing-masing pihak yang terlibat di dalamnya merasa memperoleh manfaat dari adanya perdagangan tersebut. Teori perdagangan internasional menunjukkan bahwa bangsa-bangsa akan memperoleh suatu tingkat kehidupan yang lebih tinggi dengan melakukan spesialisasi dalam barang-barang dimana mereka memiliki keunggulan komparatif dan mengimpor barang-barang yang mempunyai kerugian secara komparatif. Negara-negara/daerah-daerah tropik berusaha untuk menspesialisasikan diri mereka dalam produksi serta ekspor barang-barang yang berasal dari pertanian, perkebunan, dan pertambangan (Salvatore 1997).

Indonesia merupakan salah satu bagian dari negara tropik yang memiliki kekayaan sumberdaya alam melimpah, khususnya di bidang pertanian. Perhatian pemerintah terhadap komoditi pertanian juga diarahkan pada peningkatan produktivitas dan ekspor yang menjadi salah satu penyumbang devisa terbesar dalam pembangunan.

Hortikultura merupakan salah satu komoditas yang mempunyai peran yang penting dalam sektor pertanian, baik dari sisi sumbangan ekonomi nasional, pendapatan petani, penyerapan tenaga kerja maupun berbagai segi kehidupan masyarakat. Di tingkat nasional komoditas hortikultura menyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) sekitar 21,17 persen dari PDB sektor pertanian, menduduki urutan kedua setelah subsektor tanaman pangan yang sebesar 40,75 persen (Ditjen Hortikultura 2007).

Pada dasarnya, komoditas hortikultura dikelompokkan ke dalam empat kelompok utama yaitu buah-buahan, sayuran, tanaman hias dan biofarmaka (tanaman obat-obatan). Komoditas hortikultura terdiri dari 323 jenis, yaitu


(27)

buah-2   

buahan 60 jenis, sayuran 80 jenis, biofarmaka 66 jenis, dan tanaman hias 117 jenis (Ditjen Hortikultura 2007). Salah satu komoditas hortikultura yang mengalami perkembangan pesat adalah buah-buahan. Buah-buahan memiliki share yang cukup besar pada Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Hortikultura yaitu rata-rata sekitar 52 persen tiap tahunnya. Perkembangan share buah-buahan terhadap Pendapatan Domestik Bruto keseluruhan komoditi hortikultura dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Hortikultura Menurut Kelompok Komoditas Tahun 2003-2007

No Komoditas

PDB (Rp Milyar) Laju %/th 2003 2004 2005 2006 2007 1. Buah-buahan 28.246

(53%) 30.765 (54%) 31.694 (51%) 35.448 (52%) 36.909 (50%) 6,98

2. Sayuran 20.573

(38%) 20.749 (37%) 22.630 (36%) 24.694 (36%) 26.348 (36%) 6,43

3. Biofarmaka 565

(1%) 722 (1%) 2.806 (6%) 3.146 (6%) 3.376 (5%) 83,96

4. Tanaman Hias 4.501

(8%) 4.609 (8%) 4.662 (7%) 4.734 (6%) 6.481 (9%) 10,49

5. Total 53.885

(100%) 56.844 (100%) 61.792 (100%) 68.639 (100%) 73.115 (100%) 7,95

Sumber : Direktorat Jendral Bina Produksi Hortikultura (2008)

Ket : Angka dalam kurung adalah proporsi masing-masing komoditas terhadap nilai total PDB hortikultura

Tabel 1 menunjukkan bahwa PDB Hortikultura dari komoditas buah-buahan terus meningkat yang mengindikasikan permintaan buah-buah-buahan yang juga semakin meningkat. Peningkatan pemintaan terhadap buah-buahan disebabkan semakin meningkatnya jumlah penduduk, meningkatnya pengetahuan akan gizi, dan meningkatnya PDB riil. Selain itu standar konsumsi buah-buahan yang ditetapkan oleh Food Assosiation Organization (FAO) yaitu sebesar 65,75 kilogram per kapita per tahun mendorong masyarakat untuk mencukupi konsumsi buah. Hal tersebut memberikan kesempatan kepada negara-negara penghasil buah


(28)

3   

termasuk Indonesia untuk memenuhi permintaan buah baik di pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri.

Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan salah satu komoditas buah tropis primadona ekspor Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari ekspor buah-buahan Indonesia yang didominasi oleh komoditas buah manggis. Pada tahun 2006, kontribusi ekspor manggis terhadap total ekspor buah-buahan nasional adalah sebesar 37,4 persen (Ditjen Hortikultura 2007). Hal tersebut menjadi sangat bertentangan jika dilihat dari proporsi produksi buah manggis terhadap produksi total buah nasional yaitu sebesar 0,5 persen. Tingginya kontribusi ekspor buah manggis Indonesia dikarenakan manggis merupakan komoditas yang unik dan spesifik daerah tropis, sehingga pesaingnya di pasar internasional tidak banyak. Manggis sering disebut-sebut sebagai “Queen of Fruits” karena bentuknya yang eksotik yang menjadikan suatu daya tarik tersendiri.

Produksi manggis di Indonesia berfluktuasi dari tahun ke tahun, namun kecenderungannya terus meningkat dari tahun 2002 sampai tahun 2007. Rata-rata peningkatannya sebesar 15,52 persen per tahun. Perkembangan produksi buah manggis dan buah-buahan lainnya dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Perkembangan Produksi Buah-buahan Indonesia Tahun 2002-2007

Komoditas Produksi (Ton) Laju

%/thn 2002 2003 2004 2005 2006 2007

Pisang 4.384.384 4.177.155 4.874.439 4.177.608 5.037.472 5.454.226 5,31

Mangga 1.402.906 1.526.474 1.437.665 1.412.884 1.621.997 1.818.619 5,64

Jeruk 968.132 1.441.680 2.071.084 2.214.020 2.565.543 2.625.884 23,54

Pepaya 605.194 626.745 732.611 548.657 643.451 621.524 1,84

Nenas 555.588 677.089 709.918 925.082 1.427.781 2.237.858 33,62

Durian 525.064 741.831 675.902 566.205 747.848 594.842 5,56

Alpukat 238.182 255.957 221.774 227.577 239.463 201.635 -2,77

Manggis 62.055 79.073 62.117 64.711 72.634 112.722 15,52

Sumber : Direktorat Jendral Bina Produksi Hortikultura (2008)

Tanaman manggis di Indonesia tersebar hampir di semua kepulauan. Buah manggis yang diekspor sebagian besar berasal dari kebun rakyat, lahan pekarangan, maupun tamanan campuran. Buah tersebut sudah di gradding di tingkat pedagang pengumpul. Buah manggis yang diekspor umumnya berasal dari


(29)

4   

Kabupaten Tapanuli Selatan, Lima Puluh Kota, Padang Pariaman, Bogor, Tasikmalaya, dan Purwakarta. Luas panen dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dengan laju 11,43 persen. Hal tersebut juga diiringi dengan peningkatan produksi dan produktivitas. Perkembangan produksi, luas panen, dan produktifitas manggis dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Perkembangan Produksi, Luas Panen, dan Produktifitas Manggis Tahun 2000-2007

Tahun Produksi (Ton)

Luas Panen (Ha)

Produktivitas (Ton/Ha)

2000 26.400 5.192 5.08

2001 25.812 4.607 5.60

2002 62.055 8.051 7.71

2003 79.073 9.354 8.45

2004 62.117 8.473 7.33

2005 64.711 9.119 7.10

2006 72.634 8.275 8.78

2007 112.722 11.964 9.42

Laju (%/thn) 26.76 11.43 10.79

Sumber : Departemen Pertanian (2008)

Buah manggis memiliki nilai ekonomi tinggi dan mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan sebagai komoditas ekspor. Selain itu pesaingnya juga relatif sedikit seperti Malaysia, Thailand dan Negara-negara Amerika Latin. Ekspor manggis menempati urutan pertama ekspor buah segar nasional ke mancanegara kemudian diikuti oleh nanas dan jeruk. Laju peningkatannya pun cukup tinggi yaitu mencapai 35,6 persen per tahun. Peningkatan ini mengidentifikasikan bahwa permintaan akan buah manggis itu sendiri di pasar internasional terus bertambah. Posisi buah manggis dibanding dengan buah lainya sebagai komoditas ekspor dapat dilihat di Tabel 4.


(30)

5   

Tabel 4. Perkembangan Ekspor Buah-buahan Tropis Indonesia Tahun 2001-2007

Komoditas Volume Ekspor (Ton) Laju

(%/thn) 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

Manggis 4.868 6.512 9.304 3.045 8.437 5.697 9.093 35,6 Nenas 2.020 3.734 2.284 2.431 644 142 472 22,2 Pisang 263 5.126 27 993 3.647 4.443 9 919,4 Mangga 425 1.573 559 1.880 964 1.181 1.198 69,5

Jeruk 672 479 152 671 526 210 357 38,8

Alpukat 14 85 169 5 5 4 42 239,8

Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2008)

Tabel 4 memperlihatkan volume ekspor manggis yang terus meningkat tiap tahunnya. Perbedaan harga yang signifikan antara harga domestik dengan harga ekspor menjadi salah satu faktor pendorong peningkatnya volume ekspor. Kisaran harga ekspor Free on Board (FOB) untuk buah manggis di tahun 2007 rata-rata mencapai Rp 9.000/kg (BPS 2007). Harga tersebut sangat berbeda jauh dibandingkan dengan harga domestik yang rata-rata hanya mencapai Rp 2.000-Rp 4.000/kg.

Ekspor manggis Indonesia ke negara tujuan sangat berfluktuatif dari tahun ke tahun. Hal tersebut dapat dilihat dari volume ekspor tiga tahun terakhir di Tabel 5 dan nilai ekspor di Tabel 6. Negara Hongkong dan China adalah Negara tujuan utama ekspor manggis Indonesia diikuti oleh Uni Emirat Arab, Singapore, Malaysia, Arab Saudi, dan Vietnam.

Tabel 5. Volume Ekspor Manggis Indonesia per Negara Tujuan Tahun 2005-2007

No. Negara Tujuan 2005

Volume (Kg)

2006 Volume (Kg)

2007 Volume (Kg)

1. Hongkong 4.241.783 1.258.053 3.225.280

2. China 3.462.575 3.576.096 4.037.592

3. Uni Emirat Arab 360.358 394.997 406.478

4. Singapore 77.697 6.968 104.116

5. Malaysia 18.860 56.838 776.481

6. Arab Saudi 100.720 104.983 97.279

7. Vietnam 79.161 - 138.084


(31)

6   

Tabel 6. Nilai Ekspor Manggis Indonesia per Negara Tujuan Tahun 2005-2007

No. Negara Tujuan 2005

Nilai (US$)

2006 Nilai (US$)

2007 Nilai (US$)

1. Hongkong 3.581.710 863.148 1.738.288

2. China 2.185.638 2.067.885 2.162.175

3. Uni Emirat Arab 289.122 308.831 267.691

4. Singapore 55.504 78.152 40.064

5. Malaysia 5.088 29.214 200.797

6. Arab Saudi 81.760 81.869 67.783

7. Vietnam 54.554 - 167.997

Sumber : BPS (2007)

Volume ekspor yang fluktuatif ke negara tujuan dipengaruhi oleh kondisi dan karakteristik masing-masing negara tujuan. Sebagian besar negara-negara tujuan adalah negara yang tidak mampu memproduksi manggis sendiri. Hal ini dikarenakan tanaman manggis hanya dapat tumbuh di daerah tropis teduh seperti Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Kemampuan memproduksi buah manggis merupakan peluang besar bagi Indonesia untuk memenuhi permintaan ekspor ke negara-negara tujuan yang sebagian besar tidak hanya menganggap manggis sebagai buah konsumsi namun juga sebagai pelengkap sesaji dalam upacara keagamaan seperti di Hongkong dan China.

1.2 Perumusan Masalah

Perkembangan ekspor komoditas manggis Indonesia terus mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir ini baik dalam volume maupun nilai devisa yang dihasilkan (Tabel 5 dan Tabel 6). Lahan yang tersedia pun sangat luas yaitu sekitar 112.722 ha dengan produktivitas 9.42ton/ha pada tahun 2007 (Tabel 3). Namun produktivitas manggis Indonesia masih kalah jauh dibandingkan dengan Thailand sebagai penghasil utama manggis dunia yaitu sebesar 30 ton/ha. Produktifitas lahan manggis Indonesia yang masih rendah tersebut dikarenakan kurangnya perhatian pemerintah terhadap peremajaan pohon manggis tua serta belum ditemukannya varietas manggis yang berkualitas. Masalah budidaya juga menjadi sangat penting karena sebagian besar petani manggis kurang fokus pada


(32)

7   

tanaman manggis mereka dan hanya menjadikannya tanaman tahunan dan sampingan komoditi lainnya.

Volume ekspor manggis Indonesia menduduki urutan pertama dibandingakan dengan ekspor buah-buahan lainnya. Namun, volume ekspor manggis tersebut belum mencapai 10 persen dari keseluruhan total produksi manggis Indonesia. Di tahun 2007, volume ekspor baru mencapai 9 ribu ton, sedangkan produksi manggis Indonesia mencapai 112 ribu ton. Hal tersebut dikarenakan banyaknya manggis Indonesia yang belum memenuhi kualifikasi ekspor seperti penampilan fisik yang kurang bagus, adanya penyakit getah kuning dan burik buah, serta kandungan zat-zat kimia yang tidak memenuhi ketentuan. Permasalahan tersebut timbul karena masih belum adanya teknologi produksi yang baik yang diterapkan di Indonesia.

Sejak tahun 2000 pemerintah menetapkan manggis sebagai komoditas unggulan nasional dalam RUSNAS Buah (Riset Unggulan Strategis Nasional Buah). Hal tersebut dikarenakan manggis masih memiliki potensi untuk terus dikembangkan. Pemerintah berusaha untuk memperbaiki sistem budidaya di tingkat petani dan menemukan varietas unggul dengan produktivitas yang optimal (PKBT 2008). Perhatian yang besar terhadap produksi manggis Indonesia tersebut harus diimbangi dengan peluang pasar yang yang tepat agar komoditi yang dihasilkan dapat dipasarkan sesuai permintaan konsumen khususnya negara-negara tujuan ekspor manggis Indonesia.

Pasar manggis Indonesia sebagian besar ditujukan ke berbagai negara Asia, Eropa, dan Timur Tengah. Negara-negara tujuan ekspor manggis Indonesia memiliki lokasi dan karakteristik yang berbeda-beda, baik dari kondisi perekonomian yaitu Gross Domestic Product (GDP) dan populasi, jarak antar negara, penggunaan manggis di negara tujuan, dan pelaksanaan kebijakan karantina oleh negara tujuan. Faktor-faktor yang berbeda pada negara tujuan tersebut berlaku sebagai faktor penarik (gravity) terjadinya aliran perdagangan manggis dari Indonesia sebagai negara pengekspor ke negara tujuan ekspor. Di antara negara-negara tujuan tersebut, tiga negara yang menjadi fokus pembahasan adalah negara tujuan utama ekspor komoditi manggis Indonesia yaitu Hongkong,


(33)

8   

China, dan Uni Emirat Arab. Negara tersebut dipilih berdasarkan volume ekspor tertinggi rata-rata tiap tahunnya.

Analisis aliran perdagangan manggis Indonesia ke negara-negara tujuan penting dilakukan agar ekspor manggis tetap eksis di pasar Internasional. Analisis tersebut didasarkan pada karakteristik negara tujuan ekspor yang dimaksudkan untuk mengetahui potensi ekspor manggis Indonesia di negara tujuan, sehingga diharapkan dapat diperoleh suatu gambaran potensi pengembangan ekspor manggis Indonesia.

Berdasarkan uraian di atas dan data-data yang telah disajikan. maka rumusan masalah yang akan dikaji lebih lanjut dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana karakteristik negara tujuan utama ekspor manggis Indonesia? 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi aliran perdagangan manggis

Indonesia dan faktor apa yang memiliki pengaruh signifikan terhadap peningkatan volume ekspor ke negara tujuan utama?

1.3 Tujuan

1. Memberikan gambaran mengenai karakteristik negara tujuan utama ekspor manggis Indonesia.

2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan manggis Indonesia dan faktor yang memiliki pengaruh signifikan terhadap peningkatan volume ekspor ke negara tujuan utama.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi instansi pengambil keputusan terutama pemerintah dan eksportir manggis, dapat dijadikan sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan baik dalam perencanaan maupun pengambilan keputusan yang berkaitan dengan ekspor manggis Indonesia.

2. Bagi pembaca yaitu sebagai sumber informasi dan perbandingan serta masukan bagi penelitian-penelitian selanjutnya.

3. Bagi penulis yaitu meningkatkan kemampuan menganalisis suatu permasalahan dengan mengimplementasikan ilmu-ilmu yang diperoleh selama kuliah.


(34)

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karakteristik Buah Manggis (Garcinia mangostana Linn.)

Manggis merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari hutan tropis teduh di kawasan Asia Tenggara, yaitu hutan belantara Malaysia atau Indonesia. Tanaman ini menyebar ke daerah Amerika Tengah dan daerah tropis lainnya seperti Srilanka, Malagasi, Karibia, Hawaii, dan Australia Utara. Di Indonesia, manggis disebut dengan berbagai macam nama lokal seperti Manggu (Jawa Barat), Manggus (Lampung), Manggusto (Sulawesi Utara), Manggista (Sumatera Barat).

Manggis (Garcinia mangostana Linn.) merupakan salah satu komoditas

eksotik tropika yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi. Di luar negeri

manggis dikenal sebagai “Queen of Tropical Fruits”. Buah manggis berbentuk

bulat, sewaktu muda warnanya hijau muda dan setelah tua berwarna ungu merah kehitaman. Buah berwarna hijau dengan bercak ungu sudah dapat dipanen. Buah masak beratnya berkisar antara 30-140 gram, tebal kulit sekitar 5 mm, getah berwarna kuning, warna petal merah dan stigma halus dengan diameter 8-12 mm.

Gambar 1. Bentuk Buah Manggis Sumber : http://4.bp.blogspot.com

Daging buah manggis bersegmen-segmen yang jumlahnya berkisar antara 5-8 segmen. Daging buah manggis berwarna putih, bertekstur halus dan setiap segmen daging mengandung biji yang berukuran besar. Masyarakat luas menggemari buah manggis untuk dikonsumsi sebagai “buah segar” karena buah yang telah matang memiliki cita rasa yang khas yaitu manis, asam, dan menyegarkan.


(35)

10  

Kelopak buah 2.2 Manfaat Buah Manggis Bagi Kesehatan

Buah manggis dapat disajikan dalam bentuk segar dan olahan. Hasil olahan buah manggis antara lain dalam bentuk buah kaleng dan sirop/sari buah. Secara tradisional buah manggis adalah obat sariawan, wasir dan luka. Kulit buah dimanfaatkan sebagai pewarna termasuk untuk tekstil dan air rebusannya dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Batang pohon dipakai sebagai bahan bangunan, kayu bakar, dan kerajinan (PKBT 2006). Pemanfaatan bagian-bagian buah manggis serta produk olahannya dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Komponen Buah Manggis dan Pemanfaatannya

Komponen Buah Produk Olahan Gambar

Kulit buah 1.Bahan Pewarna

2.Bahan Farmasi

3.Ekstrak Xanthone

Daging Buah 1.Juice

2.Cocktail

3.Sirup

4.Puree

Daun kelopak buah Bahan Kompos

Biji Bahan Benih

Sumber : Kastaman (2007)

Kandungan lain yang terdapat pada buah manggis adalah alpha-mangostin

dan gamma-mangostin yang bersifat sebagai anti bakteri. Alpha-mangostin juga diketahui mempunyai efektivitas yang sama baiknya dengan antibiotika yang

berada di pasaran seperti amphicillin dan minocycline. Selain itu, kandungan

stilbenes pada buah manggis juga sangat bermanfaat sebagai antifungi.

Buah manggis tidak hanya dapat dimanfaatkan daging buahnya saja, namun kulit buahnya juga memiliki manfaat yang cukup besar. Daging kulit buah

manggis (pericarp) mengandung senyawa biologis aktif yang diidentifikasi

sebagai xanthones, yang memiliki sifat menyembuhkan berbagai penyakit.

Kemampuannya sebagai anti-oksidan dihitung 100 kali lebih kuat daripada vitamin A, C dan E. Hasil penelitian menunjukan bahwa buah ini mengandung

Daging buah


(36)

11  

komponen anti inflamatory yang potensial, inhibitor cox-2 dan sejumlah vitamin,

mineral serta anti-oksidan yang dapat mencegah pembekuan darah, menurunkan kadar kolesterol darah dan membantu fungsi jantung.

Gambar 2. Produk-produk Olahan Manggis dalam Kemasan Sumber : http://myhealt.net

2.3 Syarat Tumbuh Manggis

Tanaman manggis merupakan tanaman yang cocok hidup di daerah tropis teduh, sering ditemukan tumbuh bersama dengan tanaman durian. Tumbuh baik di dataran rendah sampai ketinggian 800 m di atas permukaan laut (dpl), suhu optimal berkisar antara 22-32 derajat Celcius dengan curah hujan 1.500-2.500 mm/tahun dan kelembaban 80 persen.

Jenis tanah yang ideal adalah latosol dan andosol, berdrainase baik, memiliki pH 5,0-7,0 dengan kedalaman lapisan olah tanah 50-200 cm. Daun dan buah manggis tahan terhadap sinar matahari, namun tanaman ini memerlukan naungan pada saat masih kecil. Naungan dikurangi seiring dengan semakin tingginya tanaman. Tanaman manggis cocok untuk ditumpangsarikan dengan tanaman buah-buahan lainnya (Rukmana 1995).

2.4 Penanaman Manggis

Tanaman manggis kebanyakan diperbanyak dengan biji, karena bibit

manggis adalah true-to-type (identik dengan genetik induknya), batang tegak,

kuat, tahan hama dan penyakit, dan tidak mudah roboh. Tetapi kini mulai dikembangkan perbanyakan secara vegetatif dengan sambungan atau susuan.


(37)

12  

Pertumbuhan bibit lambat, sehingga perlu perawatan khusus, misalnya media harus remah dan subur, mengandung air cukup banyak tetapi tidak tergenang.

Pengolahan tanah dilakukan sebelum musim hujan, dengan lubang tanam berukuran 100 x 100 x 50 cm untuk tanah gembur. Lubang tanam dibiarkan terbuka selama dua minggu sebelum diisi dengan campuran tanah galian bagian atas. Pemberian pupuk diberikan dengan dosis 30 kg untuk pupuk kandang, Urea sebanyak 50 gr, TSP 25 gr dan KCL 20 gr. Jarak tanam ideal manggis adalah 10 x 10 m untuk tanaman asal biji, dan 5 x 5 m untuk tanaman hasil sambungan. Sebagai tanaman pelindung dapat digunakan pisang dengan jarak tanam 2,5 x 2,5 m ditanam dua bulan sebelum tanaman manggis ditanam dan naungan perlu dipertahankan sampai tanaman berumur 2-4 tahun. Untuk menjaga kelembaban tanaman, sebaiknya diberi mulsa secukupnya di sekeliling tanaman (Rukmana 1995).

2.5 Pemeliharaan Manggis

Pemupukan diberikan sesuai dengan umur tanaman dan dilakukan dua kali dalam setahun yaitu setengah dosis seudah panen dan setengah dosis lagi menjelang berbunga. Pupuk diberikan dalam larikan melingkar sedalam 10-20 cm tepatnya di bawah tepi tajuk.

Pengairan dilakukan 1-2 kali sehari pada fase awal pertumbuhan, terutama pada musim kemarau. Interval pengairan dikurangi bertahap setelah tanaman berumur di atas 5 tahun. Pengendalian hama terutama ulat daun yang menyerang pada daun muda dan kutu api yang menyerang pada saat tanaman sedang berbunga dan berbuah. Pengendalian dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida (Rukmana 1995).

2.6 Panen Manggis

Secara umum buah manggis baru dapat dipanen setelah berumur 8-10 tahun jika dikembangkan dari biji dengan umur produktif hingga 80 tahun. Namun dengan pengembangan budidaya sekarang, pohon manggis dengan tinggi hanya 5 meter sudah dapat dipanen pada umur 5-7 tahun. Ciri-ciri buah manggis yang siap panen adalah kulit berwarna ungu kemerah-merahan atau merah muda.


(38)

13  

Pemanenan buah manggis sangat tegantung pada tujuan pemasaran. Manggis untuk ekspor dipanen pada umur 104-108 hari setelah bunga mekar, dengan criteria kulit buah berwarna ungu kemerah-merahan hingga kulit buah masih hijau dengan ungu merah mencapai 10-25 persen (Rukmana 1995).

2.7 Sentra Penanaman Manggis

Sentra penanaman manggis di Indonesia tersebar di beberapa daerah seperti Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Jawa Barat (Tasikmalaya, Bogor, Ciamis dan Purwakarta), Sumatera Barat, Sumatera Utara, Riau, Jawa Timur dan Sulawesi Utara. Daerah produsen manggis terbesar di Indonesia adalah Jawa Barat (sekitar 11.512 ton) dan Sumatera Barat (sekitar 8.474 ton) (PKBT 2006). Sedangkan luas lahan panen manggis Indonesia adalah 9.354 hektar. Data produksi buah manggis berdasarkan wilayah produktif dapat dilihat pada Lampiran 1.

2.8 Rantai Pemasaran dan Karakteristik Manggis Ekspor

Rantai pemasaran buah manggis di tiap daerah berbeda-beda, namun sebagian besar petani menjual kepada tengkulak atau pengumpul sebelum dibeli oleh eksportir atau pedagang besar. Salah satu contoh rantai pemasaran buah manggis dengan studi kasus di daerah Puspahiang Tasikmalaya dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Rantai Pemasaran Manggis Puspahiang Tasikmalaya Sumber : Kastaman (2007)

Pasar Ekspor Pasar Lokal

Petani Manggis

Petani Pengumpul Bandar/Borongan Broker/Tengkulak

Pengumpul besar/ Distributor lokal/


(39)

14  

Tingginya volume ekspor manggis Indonesia tidak terlepas dari peran eksportir yang melakukan promosi-promosi produk ke negara tujuan. Eksportir manggis sebagian besar juga mencakup eksportir buah-buahan lainnya seperti salak, nanas, dan mangga. Beberapa eksportir manggis yang tercatat di Direktorat Tanaman Buah, Dirjen Bina Produksi Hortikultura dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Perusahaan Eksportir Manggis Indonesia

No. Nama Perusahaan Lokasi Usaha Negara Tujuan

Ekspor

Volume Ekspor (ton/thn)

1. PT. Yuda Mustika Jakarta Barat Taiwan, Hong Kong,

Cina

1.100

2. Emerald Trading Inc. Bandung Taiwan dan Timur

Tengah

100

3. PT. Corona Prayitna Jakarta Barat Hong Kong, Taiwan 75

4. PT. Agroindo Usaha Jaya

Jakarta Selatan Uni Eropa dan Timur

Tengah

25

5. PT. Alindojaya

Pratama

Jakarta Selatan Timur Tengah 20

Sumber : Dirjen Bina Produki Hortikulturatan (2008)

Harga beli buah manggis diperoleh dari kesepakatan antara perusahaan dengan pemasok. Harga beli yang diperoleh berfluktuasi sesuai dengan musim dan daerah asal buah manggis tersebut. Harga relatif mahal pada awal musim panen yaitu pada bulan Oktober, kemudian harga secara perlahan turun hingga pada pertengahan musim panen yaitu pada bulan Januari sampai Maret dan harga kembali naik menjelang akhir musim panen yaitu pada bulan April. Sementara itu jika harga buah manggis dikelompokkan pada masing-masing tingkat pelaku usaha manggis, maka akan didapatkan informasi harga sbb:

1. Harga Petani : Rp. 2.500,-/kg sebelum grading

2. Harga Tengkulak : Rp. 3.500,- sebelum grading

3. Harga Bandar : Rp. 6.000,-/kg kelas Super

4. Hasil grading : Rp. 2.000,-/kg kelas BS

5. Harga Supplier : Rp. 8.500,-/kg kelas Super Rp.3.000,-/kg (BS)


(40)

15  

Komoditas manggis di tingkat petani dan pengumpul dibedakan atas

beberapa tingkatan kualitas yakni kualitas super, falcon, dan barang sisa (BS).

Pengelompokan ini didasarkan atas kualitas buah manggis yang didapat, dari ukuran ,bentuk, warna kelopak buah, warna buah, tekstur buah dan varietasnya.

Hal ini akan mempengaruhi dalam penentuan harga dan dalam proses packaging

selanjutnya. Perbedaan fitur buah manggis berdasarkan kulit buah, kelopak buah dan warna daging buah dapat dilihat pada Gambar 4.

Fitur Manggis Kualitas Super :

Daging buah putih bersih, kulit buah bersih dan kelopak buah masih hijau

Fitur Manggis Kualitas Falcon :

Daging buah putih bersih namun agak pucat, kulit buah agak kasar dan kelopak buah masih hijau

Fitur Manggis Kualitas BS :

Daging buah berwarna putih pucat dan ada sebagian yang keabuan, kulit buah banyak buriknya dan kelopak buah hijau agak kecoklatan

Gambar 4. Pengelompokkan Buah Manggis Berdasarkan Fitur Buah Sumber : Kastaman (2007)

2.9 Penelitian Terdahulu

2.9.1 Kajian Empiris Mengenai Manggis

Penelitian mengenai buah manggis sudah banyak dilakukan di antaranya penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2004) mengenai analisis persepsi dan prioritas konsumen dalam keputusan pembelian manggis dengan menggunakan


(41)

16  

Analisys Hierarchy Process (AHP). Hasil penelitian menunjukkan buah manggis masih kurang diminati dibandingkan dengan buah lainnya, baik nasional maupun impor. Buah manggis menempati peringkat ketujuh yang diprioritaskan konsumen diantara empat jenis buah nasional lainnya dan lima jenis buah impor.

Berdasarkan hasil pengolahan dengan menggunakan AHP diperoleh faktor-faktor yang secara signifikan mempengaruhi konsumen rumah tangga membeli manggis diantaranya harga manggis (koefisien + 0,1888), frekuensi pembelian (koefisien – 0,1141), dan rata-rata jumlah pembelian manggis

(koefisien + 0,050) dari standar error (α) 5 persen. Ketersediaan buah merupakan

faktor pertama yang mempengaruhi keputusan permintaan (bobot 0,186), harga (bobot 0,152), atribut buah fisik (bobot 0,139), dan faktor anggaran (0,126).

Selain itu, penelitian mengenai buah manggis juga telah dilakukan Susanto (2005) mengenai kajian strategis pengembangan agribisnis buah manggis di wilayah agropolitan. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan AHP secara horizontal diketahui bahwa pengembangan sumberdaya manusia menjadi prioritas utama dalam pengembangan agribisnis buah manggis, prioritas selanjutnya adalah pengembangan kelembagaan ekonomi rakyat, pengembangan permodalan serta pengembangan iklim usaha.

Hasil pengolahan data secara vertikal diketahui bahwa prioritas utama alternatif strategi yang direkomendasikan adalah alternatif strategi pengembangan peran lembaga penunjang agribisnis buah manggis dalam penyediaan bibit unggul dan inovasi teknologi budidaya guna menghasilkan tanaman manggis yang memiliki produktivitas tinggi, berorientasi dengan mutu yang dapat bersaing di pasar internasional.

Penelitian mengenai manggis lainnya dilakukan oleh Sandra (2007) mengenai pengembangan pemutuan buah manggis untuk ekspor secara non destruktif dengan jaringan syaraf tiruan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat sifat fisik manggis dengan parameter yang diukur dengan teknik citra digital yang selanjutnya digunakan untuk merancang jaringan syaraf tiruan untuk pemutuan dan sortasi buah manggis. Parameter pemutuan buah manggis dengan pengolahan citra digital adalah indeks warna biru, indeks warna merah, saturasi, dan intensitas.Teknologi pencitraan digital ini dapat memudahkan eksportir untuk


(42)

17  

melakukan penyortiran buah manggis sebelum buah diekspor karena dapat membedakan sifat fisiokimia dari buah manggis itu sendiri.

2.9.2 Kajian Empiris Mengenai Pemasaran dan Ekspor Manggis

Penelitian mengenai pemasaran manggis dilakukan oleh Pakpahan (2006) yang membahas tentang Analisis sistem pemasaran manggis dengan studi kasus Desa Babakan, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta dan Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Kedua desa tersebut merupakan sentra produksi buah manggis terbesar di Jawa Barat.

Fungsi pemasaran yang dilakukan oleh lembaga pemasaran pada kedua lokasi yaitu fungsi pertukaran yang meliputi penjualan dan pembelian, fungsi fisik yang meliputi pengemasan dan pengangkutan, dan fungsi fasilitas yang meliputi standardisasi dan gradding, penanggungan risiko, pembiayaan, dan informasi pasar. Lembaga pemasaran yang terlibat tidak semuanya dapat melakukan seluruh fungsi pemasaran tersebut.

Struktur pasar yang dihadapi oleh petani pada dua lokasi adalah pasar oligopsoni karena jumlah petani lebih banyak dibandingkan jumlah pedagang pengumpul antar desa dan pedagang pengumpul antar kota serta produk yang dipasarkan meropakan produk homogen, begitu juga dengan struktur pasar yang dialami oleh eksportir. Eksportir merupakan penentu harga dan pembayaran harga serta kerjasama yang terjadi di antara lembaga pemasaran. Eksportir menentukan harga bagi pedagang bagi pedagang pengumpul antar desa dan pedagang pengumpul antar kota karena adanya pengaruh keterikatan modal.

Penelitian Novansi (2006) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi volume ekspor beberapa buah-buahan penting Indonesia menganalisis perkembangang ekspor beberapa buah-buahan penting Indonesia menurut negara tujuan ekspor dan menganalisis pengaruh faktor-faktor (harga domestik, harga ekspor, nilai tukar rupiah, volume ekspor ke negara lain, dan volume ekspor periode sebelumnya) terhadap volume ekspor beberapa buah-buahan penting Indonesia.

Dalam penelitian tersebut diungkapkan bahwa negara tujuan ekspor manggis Indonesia yang potensial menurut besarnya volume dan nilai ekspor adalah Hongkong, Taiwan, Uni Emirat Arab, Malaysia, Singapura, Saudi Arabia,


(43)

18  

dan Amerika Serikat. Dalam kurun waktu 2002-2004 Hong Kong merupakan negara pengimpor manggis Indonesia terbesar diikuti oleh Taiwan. Volume ekspor manggis Indonesia ke begara Hong Kong dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain harga domestik, harga ekspor, nilai tukar rupiah, volume ekspor ke negara lain, dan volume ekspor periode sebelumnya.

Penelitian mengenai ekspor manggis dilakukan oleh Timor (2008) yang membahas strategi pengembangan ekspor manggis dengan studi kasus PT. Agroindo Usaha Jaya. PT. Agroindo sendiri merupakan perusahaan ekspor dengan tujuan ekspor utama Uni Eropa dan Timur Tengah. Dari hasil penelitian tersebut, strategi yang disarankan kepada PT. Agroindo yaitu memperluas pasar, menekan biaya operasional, meningkatkan promosi, dan melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga terkait untuk meningkatkan ekspor.

2.9.3 Kajian Empiris Mengenai Gravity Model

Penelitian dengan menggunakan model regresi berganda dengan

persamaan tunggal dengan metode gravity model dilakukan oleh Yunita (2006)

yang meneliti tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi aliran

perdagangan biji kakao Indonesia. Data yang digunakan adalah data cross section.

Variabel-variabel yang digunakan adalah volume ekspor, GDP per kapita negara tujuan, populasi negara tujuan, jarak antara negara Indonesia dengan negara tujuan, harga produk ekspor di negara tujuan, nilai tukar dan kualitas produk (dummy).

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel-variabel bebas dalam model berpengaruh terhadap variabel-variabel tidak bebas. Dengan kata lain, semua variabel bebas dapat menjelaskan variasi perubahan volume ekspor biji kakao Indonesia ke negara-negara tujuan. Variabel-variabel yang berpengaruh besar terhadap aliran perdagangan biji kakao Indonesia adalah populasi negara tujuan, jarak antara negara Indonesia dengan negara tujuan, nilai tukar mata uang negara tujuan terhadap Dollar Amerika dan kualitas biji kakao Indonesia. Sedangkan untuk GDP per kapita negara tujuan tidak menjadi faktor utama yang menjadi pertimbangan bagi negara importir untuk mengimpor biji kakao Indonesia.


(44)

19  

Penelitian Suneti (2005) membahas tentang analisis aliran perdagangan dan faktor yang mempengaruhi ekspor meubel rotan di Indonesia. Hasil yang diperoleh adalah bahwa pendapatan per kapita, jumlah penduduk dan nilai tukar terhadap Dollar Amerika memberikan nilai yang positif. Sedangkan jarak, harga, dan biaya transportasi berpengaruh negatif. Dari keenam variabel, hanya tiga variabel yang nyata pada taraf lima persen yaitu pendapatan per kapita, populasi, dan biaya transportasi.

2.9.4 Tinjauan Terhadap Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai ekspor manggis yang pernah dilakukan sebelumnya adalah tentang Strategi Pengembangan Ekspor Manggis pada PT. Agroindo Usaha Jaya di Pasanggrahan, Jakarta Selatan. Penelitian ini lebih mengkaji mengenai strategi eksportir manggis sebagai salah satu pihak yang berperan dalam rantai pemasaran ekspor manggis itu sendiri. Penelitian mengenai analisis faktor yang

mempengaruri ekspor yang dilakukan dengan permodelan gravity model terhadap

negara tujuan ekspor pernah dilakukan terhadap beberapa komoditi unggulan ekspor Indonesia seperti kakao, karet, pala, rotan, dan tempurung kelapa. Variabel-variabel yang digunakan dalam peneltian tersebut terdiri dari variabel

inti gavity model dan variabel tambahan. Variabel inti yang digunakan yaitu GDP,

populasi, dan jarak sama dengan yang digunakan dalam penelitian ini. Namun,

penggunaan variabel tambahan gravity model dalam penelitian ini disesuaikan

dengan kasus yang dibahas yaitu mengenai ekspor manggis itu sendiri. Untuk itu, penelitian yang menganalis aliran perdagangan manggis Indonesia seperti yang dilakukan dalam penelitian ini berbeda dengan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya.


(45)

III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1 Teori Perdagangan Internasional

Teori mengenai perdagangan internasional telah berkembang mulai dari teori merkantilis hingga teori Adam Smith (Keunggulan Absolut), David Ricardo (Keunggulan Komparatif) dan Haberler (Keunggulan Komparatif dengan Pendekatan Biaya Imbangan). Teori merkantilis bekembang sekitar abad ke-16 sampai abad ke-18 di Eropa. Argumen mereka menyatakan bahwa kepentingan masing-masing negara dapat dipenuhi melalui upaya mendorong ekspor ke negara lain dan menghambat impor. Kaum merkantilis berpandangan bahwa suatu negara hanya dapat memperoleh keuntungan dari perdagangan dengan mengorbankan negara lain. Namun, setelah akhir abad ke-18, pandangan tersebut digantikan oleh perdagangan bebas yang menyatakan bahwa kepentingan suatu bangsa dan kepentingan dunia akan lebih baik bila dilayani dengan cara membiarkan orang-orang melakukan perdagangan seperti yang mereka inginkan (Salvatore 1997).

Dari beberapa teori yang dikembangkan tersebut, teori yang digunakan untuk memodelkan perdagangan yang dilakukan oleh dua negara dengan beberapa asumsi tertentu adalah teori tentang keunggulan komparatif yang dikembangkan oleh Ricardo dan disempurnakan oleh Haberler. Dengan adanya perdagangan, setiap negara dapat melakukan spesialisasi dalam produksi komoditi yang memiliki keunggulan komparatif dan menukarkan sebagian outputnya dengan negara lain untuk memperoleh komoditi yang memiliki kerugian komparatif. Kegiatan perdagangan yang dilakukan kedua negara membuat negara-negara tersebut mengkonsumsi kedua komoditi tersebut dalam jumlah yang lebih besar dibanding tanpa perdagangan.

Faktor yang melatarbelakangi terjadinya perdagangan internasional pada dasarnya adalah manfaat yang diperoleh karena perbedaan biaya produksi.

Perbedaan ini terjadi karena adanya endowment faktor (faktor bawaan alam)

sehingga mendorong masing-masing negara menjadi spesialis dari proporsi penggunaan faktor-faktor produksi dari hadiah alam tersebut. Heckser-Ohlin dalam teori yang melatarbelakangi terjadinya perdagangan internasional menyatakan bahwa sebuah negara akan mengekspor komoditi yang produksinya


(46)

21 lebih banyak menyerap faktor produksi yang relatif melimpah dan murah di negara itu, dan dalam waktu yang bersamaan negara tersebut akan mengimpor komoditi yang produksinya memerlukan sumberdaya yang relatif langka dan mahal di negara tersebut (Salvatore 1997).

Perdagangan antar dua negara yang didasari perbedaan permintaan dan penawaran suatu komoditas dapat dilihat pada Gambar 5. Misalkan kedua negara itu adalah A dan B, di mana masing-masing negara memiliki permintaan dan

penawaran yang berbeda. DA dan SA untuk negara A sedangkan DB dan SB untuk

negara B.

Gambar 5. Keseimbangan dalam Perdagangan Internasional Sumber : Salvatore (1997)

Pada kondisi autarki, keseimbangan negara A berada di titik EA dengan

harga keseimbangan tersebut sebesar PA. pada negara B, titik keseimbangan

terjadi di titik EB dengan tingkat harga PB. kondisi ini terjadi dengan mengambil

asumsi bahwa harga domestik di negara A lebih rendah dibanding dengan harga di

negara B (PA < PB). Pada kondisi harga di atas PA, di negara A mengalami

peningkatan penawaran dan berada di atas tingkat permintaan negara tersebut,

sehingga menyebabkan kelebihan penawaran suatu komoditas (excess supply) di

negara A. Sementara, bila harga berada di bawah PB maka ngara B akan

mengalami kenaikan tingkat permintaan karena konsumen akan meminta lebih banyak pada tingkat harga yang relatif lebih murah. Hal tersebut mengakibatkan

permintaan melebihi tingkat penawaran (excess demand) di negara B.

Px/Py Px/Py Px/Py SB

DB

D*

DA

SA S*

PB

PA P*

X X

X

EB E*

EA


(47)

22 Pada saat berlangsung perdagangan bebas antara negara A dan negara B dengan tingkat harga P*, asumsi tidak ada biaya transportasi, maka negara A akan mengekspor kelebihan penawarannya. Sementara itu, negara B akan mengimpor untuk menutupi kekurangan penawarannya dari negara A. adanya hubungan perdagangan bebas ini akan menyebabkan terjadinya keseimbangan internasional di titik E*. Pada tingkat keseimbangan tersebut, kuantitas ekspor yang ditawarkan negara A sama dengan kuantitas impor yang diminta negara B.

3.1.2 Gravity Model

Gravity Model adalah model yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor ekonomi yang mempengaruhi perdagangan antara dua negara. Model yang dibentuk berdasarkan kinerja hukum gravitasi Newton ini diaplikasikan untuk menganalisis terjadinya aliran perdagangan antar negara. Selain aplikasi dalam aliran perdagangan, model ini juga diaplikasikan dalam ilmu sosial lainnya seperti transportasi dan perpindahan penduduk antar kota bahkan benua. Model ini telah sukses secara empiris dalam menjelaskan terjadinya arus perdagangan antar negara, tetapi alasan yang diterima secara teoritis masih diperdebatkan. Menurut model ini, barang ekspor dari negara i ke negara j diterangkan oleh ukuran ekonomi masing-masing negara (GDP), populasi masing-masing negara, dan jarak antar negara (Bergstrand 1985).

Pertama kali gravity model digunakan dalam analisis perdagangan

internasioanal oleh Tinberger (1962) dan Ponyohen (1963) untuk menganalisis aliran perdagangan antara negara-negara Eropa. Selanjutnya Bergstrand (1985) menerapkan persamaan gravitasi dari perkembangan model perdagangan dunia.

Tidak hanya digunakan untuk menganalisis perdagangan secara agregat, gravity

model juga diterapkan terhadap aliran perdagangan suatu komoditas.

Gravity model menyajikan suatu analisis yang lebih empiris dari pola perdagangan dibandingkan model yang lebih teoritis. Model ini pada bentuk dasarnya, menjelaskan perdagangan berdasarkan jarak antar negara dan interaksi antar negara dalam ukuran ekonominya seperti GDP dan populasi. Alasan yang

melatarbelakangi penggunaan gravity model adalah bahwa negara yang lebih

besar dan kaya banyak melakukan perdagangan luar negeri dibandingkan dengan negara yang lebih kecil dan miskin di mana adanya pengaruh dari jarak, namun


(48)

23 bukan sebagai hambatan. Sesuai dengan perumusan Newton terhadap model gravitasi fisika yaitu ”interaksi antara dua objek adalah sebanding dengan massanya dan berbanding terbalik dengan jarak masing-masing”.

Dengan F adalah volume aliran perdagangan, M adalah ukuran ekonomi umtuk kedua negara, D adalah jarak antara kedua negara, dan G adalah konstanta. Dengan menggunakan logaritma, persamaan di atas diubah ke dalam bentuk linier untuk analisis ekonometrik menjadi:

Log (Aliran perdagangan bilateral) = α + β1 Log (GDP negara 1) + β2 Log

GDP negara 2) + β3 Log (Jarak) + ε

(Dimana konstanta G menjadi bagian dari α)

Secara umum persamaan gravity model adalah sebagai berikut: Log Xij = b0 + b1 log Yj +b2 log Popj + b3 log Dij + eij

Dimana :

Xij = Volume komoditi yang diperdagangkan dari negara i ke negara j

Yj = GDP negara j

Popj = Populasi di negara j

Dij = Jarak antara negara i dengan negara j

Pada penerapannya dalam perdagangan antar negara, bentuk model ini disusun oleh tiga jenis variabel utama, yang terdapat pada setiap gravity model untuk aliran perdagangan bilateral yaitu:

1. Variabel yang mewakili total permintaan potensial negara pengimpor (Xij)

2. Variabel yang mewakili total penawaran potensial negara pengekspor

(Popj dan Yj)

3. Variabel yang mewakili pendukung atau penghambat aliran perdagangan (Dij)

Berdasarkan hasil studi tinjauan terdahulu dari beberapa penelitian sebelumnya yang telah dilakukan, maka variabel-variabel gravity yang akan

digunakan dalam model aliran perdagangan manggis Indonesia adalah Gross

Domestic Product (GDP) negara tujuan, populasi negara tujuan, dan jarak antara negara Indonesia dengan negara tujuan ekspor.


(49)

24 1. Gross Domestic Product (GDP)

Produk Domestik Bruto (gross domestic product, GDP) menyatakan

pendapatan total dan pengeluaran total nasional pada output barang dan jasa. GDP sering dianggap sebagai ukuran terbaik dari kinerja perekonomian suatu

negara. Gross Domestic Product (GDP) suatu negara adalah ukuran kapasitas

untuk memproduksi komoditi ekspor negara tersebut.

Gross Domestic Product (GDP) sebagai salah satu variabel utama dalam

analisis aliran perdagangan gravity model menunjukkan besarnya kemampuan

perekonomian suatu negara. Semakin besar GDP yang dihasilkan suatu negara semakin besar pula kemampuan negara tersebut untuk melakukan perdagangan. GDP merupakan faktor ekonomi yang mengindikasikan kecenderungan suatu negara untuk berdagang. Bagi negara eksportir GDP yang semakin besar akan mempengaruhi volume ekspor komoditi negara tersebut. Dan bagi negara importir besarnya GDP juga akan mempengaruhi jumlah impor komoditi tersebut. Sehingga dalam hal ini GDP yang dimiliki negara produsen dan negara tujuan ekspor akan mempengaruhi volume perdagangan.

2. Populasi Negara Tujuan

Populasi yang dimiliki suatu negara mempengaruhi besarnya kebutuhan negara tersebut terhadap komoditas perdagangan ditunjukkan dengan meningkatnya permintaan. Sementara itu pertumbuhan penduduk dapat mempengaruhi aliran perdagangan dengan menganalisis dua sisi dalam perdagangan yaitu permintaan dan penawaran. Pertumbuhan penduduk di negara tujuan ekspor akan menyebabkan meningkatnya kebutuhan dan dinyatakan dalam peningkatan permintaan. Meningkatnya permintaan tercermin dalam pergeseran kurva permintaan negara tujuan ekspor sehingga

terjadi excess demand di pasar internasional yang akan mendorong

meningkatnya harga komoditi tersebut.

Sementara itu bagi negara produsen komoditas perdagangan, pertumbuhan penduduk akan mendorong peningkatan kebutuhan dalam negeri terhadap komoditas perdagangan tersebut, selanjutnya akan mengurangi jumlah ekspor karena sebagian dari produksi telah digunakan di dalam negeri yang akan


(50)

25

Berkurangnya supply komoditi ini juga akan mengakibatkan terjadinya excess

demand (jika permintaan awal tetap) di pasar internasional yang akan mendorong meningkatnya harga komoditas tersebut. Sehingga pertumbuhan penduduk yang terjadi baik di negara produsen maupun negara konsumen ekspor cenderung akan mengakibatkan terjadinya peningkatan harga komoditi

perdagangan (cateris paribus). Dampak yang ditimbulkan oleh pertumbuhan

penduduk juga ditentukan oleh besarnya peningkatan produksi karena pertambahan sumber daya tenaga kerja, karena penduduk merupakan tenaga kerja sebagai faktor produksi.

3. Jarak antara Indonesia dengan Negara Tujuan

Jarak adalah faktor geografi yang menjadi variabel utama gravity model untuk aliran perdagangan. Jarak juga merupakan variabel asli yang berasal dari model gravitasi Newton. Dalam kaitannya dengan perdagangan, jarak memberikan pengaruh dalam masalah biaya angkut (transportasi) produk dari titik produksi ke titik konsumsi. Biaya angkut tersebut juga memberikan dampak secara langsung maupun tidak langsung bagi perdagangan internasional.

4. Variabel Dummy

Variabel dummy digunakan untuk menentukan hubungan antara variabel

bebas kualitatif dengan variabel terikat (Hanke et al., 2003).

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Permintaan ekspor manggis dari berbagai negara terus meningkat dari tahun ke tahun. Peluang Indonesia sebagai salah satu negara produsen manggis terbesar mendorong pemerintah untuk menjadikan manggis sebagai komoditi unggulan nasional yang harus terus dikembangkan. Perkembangan volume dan nilai ekspor manggis Indonesia berfluktuasi dari tahun ke tahun. Hal ini dipengaruhi oleh faktor-faktor yang ditimbulkan oleh negara Indonesia sebagai pengekspor dan negara tujuan ekspor manggis Indonesia.

Negara-negara tujuan ekspor manggis Indonesia memiliki karakteristik yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Karakteristik ini dapat dilihat dari faktor ekonomi dan faktor non ekonomi. Faktor ekonomi terdiri dari GDP negara tujuan dan populasi negara tujuan. Sedangkan faktor non ekonomi adalah


(51)

26 jarak antara negara Indonesia dengan negara tujuan. Selain itu, disertakan pula

variabel dummy yaitu penggunaan manggis sebagai pelengkap upacara keagamaan

di negara tujuan dan pelaksanaan kebijakan karantina oleh negara tujuan.

Keragaman karakteristik dan variabel dummy akan mempengaruhi perdagangan

antara negara Indonesia dengan negara tujuan.

GDP per kapita merupakan ukuran ekonomi suatu negara. Hal ini dapat terlihat baik dari negara pengekspor maupun pengimpor. Perubahan pada pendapatan masyarakat akan berpengaruh pada permintaan suatu komoditi. Sedangkan pertambahan penduduk akan meningkatkan permintaan terhadap komoditi ekspor. Jika pendapatan per kapita naik, maka permintaan terhadap suatu komoditi akan bertambah (Lipsey 1995).

Suatu negara dengan populasi yang lebih besar akan sanggup untuk melakukan perdagangan dengan jumlah yang lebih besar dibandingkan dengan negara yang populasinya lebih kecil. Pertambahan populasi pada negara importir dapat berada pada sisi penawaran dan permintaan. Pertambahan populasi pada sisi penawaran akan meningkatkan produksi dalam negeri, yang mengakibatkan penurunan pada permintaan komoditi ekspor oleh negara importir. Pertambahan populasi dari sisi permintaan akan meningkatkan permintaan komoditi ekspor di negara importir. Populasi yang dilihat dari negara importir akan berpengaruh positif terhadap aliran perdagangan manggis Indonesia.

Jarak sebagai suatu variabel aliran perdagangan bilateral, bertindak sebagai suatu wakil untuk biaya transportasi. Jarak antar negara yang semakin jauh akan meningkatkan biaya-biaya transportasi dan mengurangi volume perdagangan. Variabel jarak adalah suatu faktor perlawanan perdagangan yang menghadirkan penghalang perdagangan seperti biaya pengangkutan dan waktu. Jarak yang digunakan dalam penelitian ini adalah jarak antara Negara Indonesia dengan negara tujuan ekspor manggis.

Variabel dummy yang digunakan dalam persamaan aliran perdagangan

manggis Indonesia ada dua variabel, yang pertama adalah variabel penggunaan manggis sebagai pelengkap upacara keagamaan di negara tujuan dengan nilai D=1 untuk negara yang mengkonsumsi manggis Indonesia sebagai pelengkap sesaji pada upacara keagamaan dan nilai D=0 untuk negara yang mengonsumsi manggis


(1)

Lampiran 3. Standar Mutu Buah Manggis Menurut SNI

Jenis Uji Persyaratan Mutu Buah Manggis Segar Mutu Super Mutu I Mutu II

Keseragaman Seragam Seragam Seragam

Diameter >65 mm 55-65 mm <55 mm

Tingkat kesegaran Segar Segar Segar

Warna kulit buah Hijau kemerahan sampai merah muda mengkilat

Hijau kemerahan sampai merah muda mengkilat

Hijau kemerahan

Buah yang cacat atau busuk

0 0 0

Tangkai atau kelopak Utuh Utuh Utuh

Kadar kotoran (b/b) 0 0 0

Serangan yang hidup atau mati

Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Warna daging buah segar

Putih bersih khas manggis

Putih bersih khas manggis

Putih bersih khas manggis Sumber : Departemen Pertanian (2006)

Standar Codex STAN 204-1997 Untuk Buah Manggis

Kode Ukuran Bobot (gram) Diameter (mm)

A 30-50 38-45

B 51-75 46-52

C 76-100 53-58

D 101-125 59-62

E >125 >62

Sumber : Departemen Pertanian (2006)

     


(2)

Lampiran 4. Wilayah Andalan Manggis di Indonesia

No. Provinsi Kabupaten Produksi Tahun 2004

(Ton) 1. Sumatera Utara Tapanuli Selatan

Tapanuli Tengah Tapanuli Utara

517 921 1.420 2. Sumatera Barat Lima Puluh Kota

Padang Pariaman Pesisir Selatan Sawah Lunto/Sijunjung Pasaman 941 2.556 1.766 3.045 166

3. Riau Kampar

Bengkalis

231 2.148

4. Jambi Sorolangun

Kerinci

290 708

5. Sumatera Selatan OKU

Lahat

186 861

6. Bengkulu Bengkulu Selatan

Rejang Lebong Kota Bengkulu

10 337 110

7. Lampung Tanggamus 213

8. Banten Pandeglang

Lebak

1.437 1.074

9. Jawa Barat Bogor

Sukabumi Tasikmalaya Ciamis Purwakarta 2.113 1.933 2.811 1.197 3.458

10. Jawa Tengah Purworejo 166

11. D.I. Yogyakarta Kulon Progo Sleman

509 788

12. Jawa timur Trenggalek

Blitar Jember

594 163 169

13. Bali Badung

Tabanan

1.395 996

14. NTB Lombok Barat 256

15. Sulawesi Selatan Bantaeng 50

16. Bangka Belitung Bangka Belitung

345 275

17. Kalimantan Barat Pontianak 327

18. Kalimantan Tengah Kapuas 172

19. Kalimantan Selatan Kota Baru 118

Sumber : Angka Tetap 2004  

   


(3)

Lampiran 5. Bulan Panen Manggis di Masing-masing Daerah di Indonesia

No. Daerah Produksi Bulan Panen

Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agsts Sept Okt Nov Des 1. Tapanuli selatan

2. Sawahlunto/Sijunjung 3. Lahat

4. Kampar 5. Bengkulu 6. Sarolangun 7. Tanggamus 8. Tasikmalaya 9. Bogor 10. Purwakarta 11. Purworejo 12. Trenggalek 13. Blitar 14. Bantaeng 15. Pontianak 16. Tabanan 17. Lombok Barat Sumber : Ditjen Hortikultura (2006)


(4)

Lampiran 9. Hasil Uji Normalitas dan Heteroskedastisitas  

3 2

1 0

-1 -2

-3 99

95

80

50

20

5 1

RESI 1

P

e

rc

e

n

t

Mean -4,13196E-15

StDev 1,022

N 23

KS 0,128

P-Value > 0,150 Probability Plot of RESI 1

Normal

 

7 6

5 4

3 2

1

0

-1

-2

-3

Fit t ed Value

R

e

s

id

u

a

l

Versus Fits (response is Log Xij )

   

     


(5)

Lampiran 10. Hasil Output Regresi Gravity Model

Regression Analysis: Log Xij versus Log Yj; Log Popj; Log Dij; DM1; DM2 The regression equation is

Log Xij = 5,55 + 0,268 Log Yj + 0,004 Log Popj - 1,08 Log Dij + 1,66 DM1 - 1,29 DM2

Predictor Coef SE Coef T P VIF Constant 5,546 5,278 1,05 0,308

Log Yj 0,2676 0,7987 0,34 0,742 5,154 Log Popj 0,0038 0,5656 0,01 0,995 4,305 Log Dij -1,0770 0,9898 -1,09 0,292 1,658 DM1 1,6632 0,9549 1,74 0,100 1,232 DM2 -1,2947 0,6581 -1,97 0,066 1,811

S = 1,16260 R-Sq = 53,6% R-Sq(adj) = 40,0%

Analysis of Variance

Source DF SS MS F P Regression 5 26,551 5,310 3,93 0,015 Residual Error 17 22,978 1,352

Total 22 49,529

Source DF Seq SS Log Yj 1 0,026 Log Popj 1 7,487 Log Dij 1 5,299 DM1 1 8,508 DM2 1 5,231

Unusual Observations

Obs Log Yj Log Xij Fit SE Fit Residual St Resid 21 11,7 0,602 3,046 0,377 -2,444 -2,22R R denotes an observation with a large standardized residual.

Durbin-Watson statistic = 1,55804

               


(6)

Lampiran 11. Data 23 Negara Tujuan Ekspor Manggis Indonesia Tahun 2007

Sumber : BPS (2007) (Xij)

https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/ (2008) (Yj dan Popj)

http://www.timeanddate.com/worldclock/ (2009) (Dj)

Ket : E+12 = 1012  

Nama Negara

Volume (Xij) (kg)

GDP (Yj) (US$)

Populasi (Popj) (orang)

Jarak (Dj) (km)

DM1 DM2

Japan 112 4,844E+12 127.288.416 5.772 0 1

Hongkong 3.225.280 2,238E+11 6.980.412 3.245 1 0

Korea, Republic of 179.073 8,575E+11 48.379.392 5.278 0 1

Taiwan 1.500 4,016E+11 22.920.946 3.806 0 1

China 4.037.592 4,222E+12 1.321.851.888 5.194 1 0

Singapore 104.116 1,545E+11 4.588.167 894 0 0

Malaysia 776.481 2,147E+11 26.841.132 1.168 0 0

Brunei Darussalam 1.500 1,718E+10 381.371 1.527 0 1

India 17.360 1,237E+12 1.147.995.904 4.982 0 0

Vietnam 138.084 9,088 E+10 86.116.560 3.005 0 0

Saudi Arabia 97.297 4,677E+11 28.146.656 7.336 0 0

Kuwait 42.514 1,597E+11 2.596.799 7.401 0 0

Oman 400 5,632 E+10 3.311.640 6.176 0 0

United Arab Emirates 406.478 2,700E+11 4.484.011 6.607 0 0

Qatar 4.374 1,169E+11 824.789 6.903 0 1

Bahrain 7.092 1,968 E+10 718.306 7.003 0 1

Netherlands 18.465 9,095E+11 16.645.313 11.353 0 1

France 27.417 2,978E+12 64.057.792 11.575 0 1

Germany 5.124 3,818E+12 82.369.552 10.777 0 1

Belgium 80 4,954E+11 10.403.951 11.406 0 1

Switzerland 4 4,926E+11 7.581.520 11.213 0 1

Italy 1.048 2,399E+12 58.145.320 10.805 0 1