g Produksi surfaktan alkil poliglikosida (APG) dan aplikasinya pada sabun cuci tangan cair

Lampiran 9 a Data analisis stabilitas emulsi surfaktan APG komersial dan surfaktan APG hasil sintesis Simbol Konsen trasi Tinggi keseluruhan cm Tinggi pemisahan cm Stabilitas emulsi Rata-rata stabilitas APG Ul 1 Ul 2 Ul 1 Ul 2 Ul 1 Ul 2 emulsi APG Ko- mersial 0.10 4.10 4.10 1.40 1.35 65.85 67.07 66.46 0.20 4.10 4.10 1.20 1.30 7073 68.29 69.51 0.30 4.10 4.10 1.15 1.25 71.95 69.51 70.73 A1B1C1 0.10 4.10 4.10 1.20 1.30 70.73 68.29 69.51 0.20 4.10 4.10 1.10 1.20 73.17 70.73 71.95 0.30 4.10 4.10 1.00 1.05 75.61 74.39 75.00 A1B1C2 0.10 4.10 4.10 1.05 1.10 74.39 73.17 73.78 0.20 4.10 4.10 1.00 1.05 75.61 74.39 75.00 0.30 4.10 4.10 0.90 1.00 78.05 75.61 76.83 A1B2C1 0.10 4.10 4.10 1.05 1.00 74.39 75.61 75.00 0.20 4.10 4.10 1.00 0.90 75.61 78.05 76.83 0.30 4.10 4.10 0.95 0.80 76.83 80.49 78.66 A1B2C2 0.10 4.10 4.10 1.40 1.45 65.85 64.63 65.24 0.20 4.10 4.10 1.35 1.35 67.07 67.07 67.07 0.30 4.10 4.10 1.30 1.30 68.29 68.29 68.29 A2B1C1 0.10 4.10 4.10 1.30 1.25 68.29 69.51 68.90 0.20 4.10 4.10 1.10 1.15 73.17 71.95 72.56 0.30 4.10 4.10 1.00 1.05 75.61 74.39 75.00 A2B1C2 0.10 4.10 4.10 1.20 1.25 70.73 69.51 70.12 0.20 4.10 4.10 1.15 1.15 71.95 71.95 71.95 0.30 4.10 4.10 1.00 1.10 75.61 73.17 74.39 A2B2C1 0.10 4.10 4.10 0.95 0.90 76.83 78.05 77.44 0.20 4.10 4.10 0.90 0.85 78.05 79.27 78.66 0.30 4.10 4.10 0.80 0.80 80.49 80.49 80.49 A2B2C2 0.10 4.10 4.10 1.10 1.15 73.17 71.95 72.56 0.20 4.10 4.10 1.00 1.00 75.61 75.61 75.61 0.30 4.10 4.10 0.90 0.95 78.05 76.83 77.44 Keterangan : A1 = jenis alkohol lemak C 10 ; A2 = jenis alkohol lemak C 12 B1 = bahan aktivator NaOH ; B2 = bahan aktivator MgO ; ; C1 = konsentrasi bahan aktivator 500 ppm ; C2 = konsentrasi bahan aktivator 700 ppm Ul = ulangan Lampiran 9 b Hasil analisis ragam stabilitas emulsi surfaktan APG hasil sintesis Sumber Jumlah kuadrat db Kuadrat tengah F hitung F tabel 0.05 Rata-rata Alkohol lemak Bahan aktivator Konsentrasi Error Total 91839.302 18.233 3.349 37.210 143.258 92041.353 1 1 1 1 12 16 91839.302 18.233 3.349 37.210 11.938 9.800 0.281 3.117 4.75 4.75 4.75 • Nilai F hitung F tabel = berpengaruh nyata • Nilai F hitung F tabel = tidak berpengaruh nyata Lampiran 10 a Data analisis kemampuan menurunkan tegangan permukaan surfaktan APG komersial dan surfaktan APG hasil sintesis Sampel Konsentrasi APG Tegangan permukaan dynecm Rata-rata Kemampuan menurunkan tegangan permukaan Ulangan 1 Ulangan 2 APG komersial A1B1C1 A1B1C2 A1B2C1 A1B2C2 A2B1C1 A2B1C1 A2B2C1 A2B2C2 0.1 0.2 0.3 0.1 0.2 0.3 0.1 0.2 0.3 0.1 0.2 0.3 0.1 0.2 0.3 0.1 0.2 0.3 0.1 0.2 0.3 0.1 0.2 0.3 0.1 0.2 0.3 31.90 31.80 31.80 29.50 29.20 28.90 28.50 28.50 28.30 28.50 28.30 28.20 28.20 28.00 27.90 28.50 28.40 28.30 28.40 28.20 28.10 26.35 26.15 25.90 27.80 27.70 27.60 31.80 31.80 31.60 29.30 29.00 28.85 28.70 28.30 28.10 28.40 28.30 28.10 28.10 28.10 28.00 28.60 28.30 28.20 28.60 28.20 28.00 26.30 26.00 25.80 27.70 27.50 27.40 31.85 31.80 31.70 29.40 29.10 28.88 28.75 28.40 28.20 28.45 28.35 28.15 28.15 28.05 27.95 28.55 28.35 28.25 28.50 28.20 28.05 26.33 26.08 25.85 27.75 27.60 27.50 55.97 59.90 60.83 60.90 60.49 60.76 61.04 64.10 61.81 Keterangan : A1 = jenis alkohol lemak C 10 ; A2 = jenis alkohol lemak C 12 B1 = bahan aktivator NaOH ; B2 = bahan aktivator MgO ; ; C1 = konsentrasi bahan aktivator 500 ppm ; C2 = konsentrasi bahan aktivator 700 ppm Lampiran 10 b Hasil analisis ragam ANOVA kemampuan menurunkan tegangan permukaan surfaktan APG hasil sintesis Sumber Jumlah kuadrat db Kuadrat tengah F hitung F tabel 0.05 Rata-rata Alkohol lemak Bahan aktivator Konsentrasi Error Total 12412.745 3.106 3.851 0.083 4.217 12424.002 1 1 1 1 12 16 12412.755 3.106 3.851 0.083 0.351 8.840 10.960 0.235 4.75 4.75 4.75 • Nilai F hitung F tabel = berpengaruh nyata • Nilai F hitung F tabel = tidak berpengaruh nyata Lampiran 11 a Data analisis kemampuan menurunkan tegangan antarmuka surfaktan APG komersial dan surfaktan APG hasil sintesis Sampel Konsentrasi APG Tegangan antarmuka dynecm Rata-rata Kemampuan menurunkan tegangan antarmuka Ulangan 1 Ulangan 2 APG komersial A1B1C1 A1B1C2 A1B2C1 A1B2C2 A2B1C1 A2B1C1 A2B2C1 A2B2C2 0.1 0.2 0.3 0.1 0.2 0.3 0.1 0.2 0.3 0.1 0.2 0.3 0.1 0.2 0.3 0.1 0.2 0.3 0.1 0.2 0.3 0.1 0.2 0.3 0.1 0.2 0.3 3.80 3.60 3.50 4.00 3.90 3.85 3.80 3.70 3.60 3.70 3.60 3.50 3.80 3.70 3.65 3.50 3.30 3.10 2.80 2.70 2.60 2.50 2.45 2.40 2.70 2.60 2.55 3.60 3.50 3.20 3.90 3.85 3.60 3.75 3.60 3.50 3.65 3.50 3.40 3.75 3.60 3.50 3.40 3.10 2.95 2.90 2.80 2.70 2.60 2.50 2.20 2.80 2.70 2.50 3.70 3.55 3.35 3.95 3.88 3.73 3.78 3.65 3.55 3.68 3.55 3.45 3.78 3.65 3.58 3.45 3.20 3.03 2.85 2.75 2.65 2.55 2.48 2.30 2.75 2.65 2.53 91.61 90.69 91.13 91.38 91.06 92.44 93.38 94.25 93.69 Keterangan : A1 = jenis alkohol lemak C 10 ; A2 = jenis alkohol lemak C 12 B1 = bahan aktivator NaOH ; B2 = bahan aktivator MgO ; ; C1 = konsentrasi bahan aktivator 500 ppm ; C2 = konsentrasi bahan aktivator 700 ppm Lampiran 11 b Hasil analisis ragam ANOVA kemampuan menurunkan tegangan antarmuka surfaktan APG hasil sintesis Sumber Jumlah kuadrat db Kuadrat tengah F hitung F tabel 0.05 Rata-rata Alkohol lemak Bahan aktivator Konsentrasi Error Total 153.760 3.610 0.303 0.010 0.047 158.090 1 1 1 1 12 16 153.760 3.610 0.303 0.010 0.034 106.307 8.908 0.294 4.75 4.75 4.75 • Nilai F hitung F tabel = berpengaruh nyata • Nilai F hitung F tabel = tidak berpengaruh nyata Lampiran 12 Perhitungan nilai HLB surfaktan APG Penentuan kurva standar nilai HLB Surfaktan Aquades yang digunakan ml Rata-rata Nilai HLB Ulangan 1 Ulangan 2 Asam oleat 14.3 16.8 15.55 1 Span 20 38.3 37.7 38 8.6 Twen 80 67.7 70 68.85 15 Sumber : Moechtar 1989 Gambar kurva standar nilai HLB. ♦ = nilai HLB, = linier kurva nilai HLB y = 0,259x - 2,380 R² = 0,980 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 40 60 80 Ni la i H LB Volume Aquadest Tabel 13 a Rekapitulasi uji organoleptik panelis terhadap aroma sabun cuci tangan cair 123 610 Skala Frekuensi Persen Kumulatif Skala Frekuensi Persen Kumulatif 1 - - - 1 - - - 2 - - - 2 - - - 3 3 9.09 9.09 3 1 3.03 3.03 4 4 12.12 12.21 4 5 15.15 18.18 5 17 51.52 72.73 5 13 39.39 57.58 6 9 27.27 100 6 14 42.42 100 7 - - - 7 - - - Total 33 Total 33 Keterangan : 123 = sabun cuci tangan cair komersial 610 = sabun cuci tangan cair hasil sintesis Tabel 13 b Data kesukaan panelis terhadap aroma sabun cuci tangan cair Perlakuan N Rata-rata St. deviasi 123 33 4.97 0.88 610 33 5.21 0.82 Tabel 13 c Hasil Uji Friedman N Asym. Sig df Khi kuadrat hit Khi kuadrat tabel 33 0.005 1 8.00 3.841 • Khi hit khi kuadrat tabel = berbeda nyata Tabel 14 a Rekapitulasi hasil kesukaan panelis terhadap kesan yang tertinggal dikulit setelah pemakaian sabun cuci tangan cair 123 610 Skala Frekuensi Persen Kumulatif Skala Frekuensi Persen Kumulatif 1 - - - 1 - - - 2 2 6.06 6.06 2 1 3.03 3.03 3 3 9.09 15.15 3 1 3.03 6.06 4 9 27.27 42.42 4 6 18.18 24.24 5 19 57.58 100 5 16 48.49 72.73 6 - - - 6 9 27.27 100 7 - - - 7 - - - Total 33 Total 33 Keterangan : 123 = sabun cuci tangan cair komersial 610 = sabun cuci tangan cair hasil sintesis Tabel 14 b Data kesukaan panelis terhadap kesan yang tertinggal dikulit setelah pemakaian sabun cuci tangan cair Perlakuan N Rata-rata St. deviasi 123 33 4.36 0.90 610 33 4.94 0.93 Tabel 14 c Hasil Uji Friedman N Asym. Sig df Khi kuadrat hit Khi kuadrat tabel 33 0.01 1 10.714 3.841 • Khi hit khi kuadrat tabel = berbeda nyata Tabel 15 a Rekapitulasi hasil kesukaan panelis terhadap warna sabun cuci tangan cair 123 610 Skala Frekuensi Persen Kumulatif Skala Frekuensi Persen Kumulatif 1 - - - 1 - - - 2 1 3.03 3.03 2 2 6.06 6.06 3 3 3.09 12.12 3 - - - 4 1 3.03 15.15 4 1 3.03 9.09 5 9 27.27 42.42 5 5 15.15 24.24 6 16 48.49 90.91 6 22 66.67 90.91 7 3 3.03 100 7 3 3.03 100 Total 33 Total 33 Keterangan : 123 = sabun cuci tangan cair komersial 610 = sabun cuci tangan cair hasil sintesis Tabel 15 b Data kesukaan panelis terhadap warna sabun cuci tangan cair Perlakuan N Rata-rata St. deviasi 123 33 5.36 0.76 610 33 5.64 0.89 Tabel 15 c Hasil Uji Friedman N Asym. Sig df Khi kuadrat hit Khi kuadrat tabel 33 0.061 1 3.522 3.841 • Khi hit khi kuadrat tabel = tidak berbeda nyata Tabel 16 a Rekapitulasi hasil kesukaan panelis terhadap banyaknya busa sabun cuci tangan cair 123 610 Skala Frekuensi Persen Kumulatif Skala Frekuensi Persen Kumulatif 1 - - - 1 - - - 2 - - - 2 - - - 3 - - - 3 2 6.06 6.06 4 6 18.18 18.18 4 4 12.12 18.18 5 9 27.28 45.45 5 16 48.49 66.67 6 18 54.55 100 6 11 33.33 100 7 - - - 7 - - - Total 33 Total 33 Keterangan : 123 = sabun cuci tangan cair komersial 610 = sabun cuci tangan cair hasil sintesis Tabel 16 b Data kesukaan panelis terhadap banyaknya busa sabun cuci tangan cair Perlakuan N Rata-rata St. deviasi 123 33 5.36 0.78 610 33 5.09 0.84 Tabel 16 c Hasil Uji Friedman N Asym. Sig df Khi kuadrat hit Khi kuadrat tabel 33 0.206 1 1.60 3.841 Khi hit khi kuadrat tabel = tidak berbeda nyata Tabel 17 a Rekapitulasi hasil kesukaan panelis terhadap kekentalan sabun cuci tangan cair 123 610 Skala Frekuensi Persen Kumulatif Skala Frekuensi Persen Kumulatif 1 - - - 1 1 3.03 3.03 2 1 3.03 3.03 2 3 9.09 12.12 3 5 15.15 18.18 3 4 12.12 24.24 4 4 15.15 33.33 4 3 9.09 33.33 5 11 33.33 66.67 5 9 27.28 60.61 6 9 27.28 93.94 6 12 36.36 96.97 7 2 6.06 100 7 1 3.03 100 Total 33 Total 33 Keterangan : 123 = sabun cuci tangan cair komersial 610 = sabun cuci tangan cair hasil sintesis Tabel 17 b Data kesukaan panelis terhadap kekentalan sabun cuci tangan cair Perlakuan N Rata-rata St. deviasi 123 33 4.85 0.86 610 33 5.27 0.88 Tabel 17 c Hasil Uji Friedman N Asym. Sig df Khi kuadrat hit Khi kuadrat tabel 33 0.061 1 3,522 3.841 RINGKASAN SITI AISYAH . Produksi Surfaktan Alkil Poliglikosida APG dan Aplikasinya pada Sabun Cuci Tangan Cair. Dibimbing oleh ANI SURYANI dan TITI CANDRA SUNARTI. Surfaktan surface active agent merupakan salah satu oleokimia turunan yang satu molekulnya memiliki gugus hidrofilik bagian polaryang suka air dan gugus hidrofobik non polaryang suka akan minyaklemak, sehingga dapat mempersatukan campuran yang terdiri dari air dan minyak. Bagian polar molekul surfaktan dapat bermuatan positif, negatif atau netral. Sifat rangkap ini yang menyebabkan surfaktan dapat diadsorbsi pada antar muka udara-air, minyak-air dan zat padat-air untuk membentuk lapisan tunggal. Gugus hidrofilik surfaktan berada pada fase air dan gugus hidrofobik ke udara dalam kontak dengan zat padat ataupun terendam dalam fase minyak. Umumnya bagian non polar hidrofobik adalah merupakan rantai alkil yang panjang, sementara bagian yang polar hidrofilik mengandung gugus hidroksil. Surfaktan merupakan senyawa aktif penurun tegangan permukaan yang pada umumnya digunakan sebagai bahan penggumpal, pembasah, pembusaan, emulsifier dan sebagai komponen bahan adhesif yang telah diaplikasikan secara luas pada berbagai industri seperti industri kosmetik, industri kimia, industri pertanian dan industri pangan. Alkil Poliglikosida APG merupakan salah satu jenis surfaktan nonionik yang biasa digunakan sebagai formulasi produk- produk personal care, kosmetik, pemucatan kain tekstil dan herbisida. Karakterisasi surfaktan APG dipengaruhi oleh jenis alkohol lemak fatty alcohol yang digunakan serta penambahan logam alkali dan konsentrasinya pada tahap pemurnian proses pemucatanbleaching. Tahap butanolisis menggunakan ratio mol antara pati:butanol:air:katalis adalah 1:8.5:8:0.018 yang dilakukan pada suhu 140–150 C dengan tekanan 4.5-7 bar selama selama 30 menit. Tahap transasetalisasi menggunakan alkohol lemak rantai panjang C 10 dan C 12 dengan ratio mol 4.7 molbobot mol pati dan katalis 0.009 molbobot mol pati pada suhu 110-120 C dengan tekanan vakum selama 2 jam, dan dilanjutkan ke tahap pemurnian yang berupa proses netralisasi, distilasi, pelarutan dan pemucatan. Proses pemucatan dilakukan dengan menambahkan larutan H 2 O 2 dan logam alkali pada suhu 80-90 Surfaktan APG menghasilkan rata-rata rendemen berkisar antara 37.44- 46.88, kejernihan transmisi berkisar antara 12.99-55.91, rata-rata stabilitas emulsi pada pengamatan 300 menit berkisar antara 65,24-80,49, mampu menurunkan tegangan permukaan air berkisar antara 59.90-64.10 dan kemampuan menurunkan tegangan antarmuka berkisar antara 90.69-94.25. Surfaktan APG hasil analisis terbaik diperoleh dari jenis alkohol lemak C C selama 40-60 menit pada tekanan normal. Proses pemucatan dengan penambahan logam alkali sebagai bahan aktivator akan menghasilkan warna yang lebih jernih, dimana logam alkali yang digunakan adalah NaOH dan MgO. 12 A2 dengan bahan aktivator MgO B2 dengan konsentrasi 500 ppm C1 memiliki HLB sebesar 8.498 dengan gugus fungsi eter terletak pada jumlah gelombang 1 152.10 cm -1 sedangkan gugus fungsi hidroksil terletak pada jumlah gelombang 3 396.18 cm -1 , kemudian diaplikasikan pada sabun cuci tangan cair. Sabun cuci tangan cair yang dihasilkan sesuai dengan SNI 1996 yang memiliki daya bersih sebesar 128 FTU Turbidity, bobot jenis 1.024 gml, pH 6.98 dan tidak diperoleh cemaran mikroba. Pada sabun komersial memiliki daya bersih 128, bobot jenis sebesar 1.027 gml dengan pH 7.03 dan juga tidak didapat adanya cemaran mikroba, sedangkan sabun cuci tangan cair dari surfaktan APG komersial memiliki daya bersih 176, bobot jenis 1.096, pH 7.95 dan juga tidak ada cemaran mikroba. Pada uji organoleptik yang dilakukan dengan 33 panelis, panelis memberikan respon netral hingga sangat suka terhadap aroma, kesan yang tertinggal dikulit setelah pemakaian sabun cuci tangan cair serta terhadap warna sabun cuci tangan cair hasil sintesis dibanding dengan sabun cuci tangan cair komersial dengan merek “D”. Namun terhadap banyaknya busa serta kekentalan, panelis memberikan respon netral hingga sangat suka terhadap sabun cuci tangan cair komersial dengan merek “D” dibandingkan dengan sabun cuci tangan cair hasil sintesis. Kata kunci : dekanol, dodekanol, sabun cuci tangan cair 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini, perkembangan industri kosmetik, detergen, produk-produk perawatan diri personal care products semakin meningkat, dimana meningkatnya produk-produk tersebut mengakibatkan kebutuhan bahan aktif seperti surfaktan semakin meningkat pula. Surfaktan surface active agent merupakan salah satu oleokimia turunan yang merupakan senyawa aktif yang mampu menurunkan tegangan permukaan dan tegangan antaramuka suatu cairan. Surfaktan memiliki gugus hidrofilik biasa disebut bagian kepala, dan yang suka air dan hidrofobik yang disebut bagian ekor, yang tidak suka air. Sifat surfaktan inilah, sehingga surfaktan dapat digunakan sebagai bahan penggumpal, pembusaan, dan emusifier oleh industri farmasi, kosmetik, kimia, pertanian dan pangan serta industri produk perawatan diri personal care product. Industri surfaktan di Indonesia masih terbatas, padahal kebutuhan surfaktan ini sangat besar. Pada tahun 2006, kebutuhan surfaktan di Indonesia sebesar 95 000 ton dimana sekitar 45 000 ton masih diimpor Wuryaningsih 2007. Jumlah ini diperkirakan akan meningkat setiap tahunnya seiring dengan semakin banyaknya industri kosmetik, industri makanan, industri minuman, industri farmasi, industri tekstil, industri pertanian dan industri penyamakan kulit Sofianingsih dan Nurcahyani 2006. Surfaktan APG Alkil Poliglikosida merupakan surfaktan nonionik yang pada umumnya digunakan sebagai formulasi beberapa produk-produk perawatan diri personal care products, formulasi herbisida, produk kosmetik maupun untuk pemucatan kain tekstil. Surfaktan APG merupakan surfaktan yang ramah lingkungan biodegradable, karena bahan baku pembuatan surfaktan APG berasal dari minyak nabati dan karbohidrat dari pati. Bahan baku surfaktan APG adalah alkohol lemak fatty alcohol yang berbasis minyak nabati seperti minyak kelapa, minyak sawit atau minyak inti sawit PKOPalm Kernel Oil, minyak biji kapok dan minyak biji karet serta karbohidrat dari pati seperti tapioka dan sagu, atau dapat juga dengan dekstrosa gula turunan pati. Surfaktan APG ini tidak berbahaya untuk mata, kulit serta dapat mengurangi efek iritasi akibat dari pemakaian surfaktan jenis lain serta dapat terurai baik secara aerob dan anaerob Mehling et al. 2007. Kebutuhan akan surfaktan APG di Indonesia saat ini masih dalam bentuk impor. Salah satu keunggulan dari surfaktan APG antara lain tidak beracun non toxic sehingga permintaan dunia terhadap surfaktan APG menjadi meningkat. Saat ini, kebutuhan akan surfaktan APG di Indonesia masih dalam bentuk impor. Impor surfaktan nonionik Indonesia pada tahun 2009 mencapai 18 176 ton. Indonesia merupakan negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia. Data Direktorat Jenderal Perkebunan 2009 menyatakan pada tahun 2009 luas areal kelapa sawit Indonesia sebanyak 7 321 897 Ha, dengan produksi inti sawit Palm Kernel Oil PKO sebesar 3 888 058 ton. Tingginya produksi PKO ini tidak diimbangi dengan pengolahan yang memadai, untuk itu sangat perlu dilakukan penganekaragaman produk hilir dari inti sawit untuk meningkatkan nilai tambahnya. Salah satunya diolah menjadi alkohol lemak fatty alcohol, dimana pada tahun 2009 produksi alkohol lemak Indonesia mencapai 155 000 ton. Selain itu Indonesia juga merupakan negara penghasil ubi kayu ke tiga terbesar di dunia, dimana produksi ubi kayu Indonesia pada tahun 2010 sebesar 22 851 000 ton. Tingginya produksi alkohol lemak dan ubi kayu ini, maka Indonesia sangat berpeluang untuk memproduksi surfaktan APG. Hill et al. 2000 menyatakan bahwa, surfaktan APG dapat diproduksi dengan dua cara yaitu 1 secara langsung yaitu dengan satu tahap berupa tahap asetalisasi dan 2 cara tidak langsung yang melalui dua tahap yaitu butanolisis dan transasetalisasi, dimana kedua cara ini kemudian dilanjutkan dengan tahap pemurnian yaitu proses netralisasi, distilasi, pelarutan dan pemucatan. Penggunaan bahan baku pati pada proses sintesis surfaktan APG memiliki beberapa keunggulan, diantaranya ketersediaan pati yang banyak serta harganya yang lebih murah. Sintesis surfaktan APG dengan dua tahap dari pati juga telah dilakukan oleh Wuest et al. 1992, dimana tahap pertama direaksikan dengan alkohol rantai pendek terutama butanol dan tahap kedua transasetalisasi yang direaksikan dengan alkohol rantai lebih panjang C 8 -C 22 terutama C 12 sampai C 18 . Panjang rantai atom karbon alkohol lemak fatty alcohol berpengaruh terhadap kualitas surfaktan APG yang dihasilkan. Rosen 2004 mengatakan bahwa umumnya produk-produk komersial yang menggunakan surfaktan APG berbasis alkohol lemak dengan panjang rantai atom C 10 dan C 12 , karena memiliki sifat sebagai bahan pembusa, bahan pembasah serta sebagai bahan pembersih yang baik. Putri 2010 telah melakukan penelitian terhadap karakteristik surfaktan APG yang dihasilkan dengan menggunakan pati tapioka, yang menyatakan bahwa optimasi ratio mol pati dan alkohol lemak dengan rantai panjang C 10 Schmitt 1993 mengatakan bahwa proses pemucatan merupakan suatu tahap pemurnian surfaktan APG, yang bertujuan untuk menghilangkan zat-zat warna dan bau yang tidak diinginkan pada surfaktan APG. McCurry et al. 1994, menyatakan proses pemucatan dapat dilakukan dengan penambahan logam alkali adalah 1:4.7 dan ratio mol pati tapioka dengan butanol sebesar 1:8.5. seperti natrium hidroksida NaOH dan magnesium oksida MgO dengan konsentrasi berkisar antara 250-1000 ppm, namun lebih baik lagi pada 500 ppm dan 700 ppm. Permasalahan utama dalam sintesis surfaktan alkil poliglikosida APG yaitu terbentuknya warna gelap yang tidak diinginkan pada produk. Penggunaan bahan baku yang berasal dari pati ataupun gula-gula sederhana dalam pembuatan surfaktan alkil poliglikosida, sangat mudah mengalami degradasi akibat penggunaan suhu yang tinggi dan keadaan asam maupun basa selama proses sintesis. Proses degradasi inilah yang menghasilkan by-product yang tidak diinginkan selama proses sintesis surfaktan APG, yang juga akan mempengaruhi warna produk surfaktan APG. Oleh sebab itu dalam penelitian ini akan dikaji sintesis surfaktan APG yang akan menghasilkan tingkat kejernihan dan karakteristik surfaktan APG yang baik serta dapat diaplikasikan dalam produk pembuatan sabun cuci tangan cair dengan karakteristik yang baik pula.

1.2 Tujuan Penelitian

1.2.1 Tujuan umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memproduksi surfaktan Alkil Poliglikosida APG dari jenis alkohol lemak, jenis logam alkali sebagai bahan aktivator pada konsentrasi yang berbeda serta aplikasinya pada sabun cuci tangan cair.

1.2.2 Tujuan khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk : 1 Mengetahui pengaruh jenis alkohol lemak fatty alcohol terhadap karakteristik APG yang dihasilkan. 2 Mengetahui pengaruh jenis logam alkali NaOH dan MgO sebagai bahan aktivator dangan konsentrasi yang berbeda pada tahap pemurnian proses pemucatan terhadap karakteristik APG yang dihasilkan. 3 Mengaplikasikan surfaktan APG yang dihasilkan pada sabun cuci tangan cair.