11
2200 kkal8 jam 312 watt telah tergolong berat. Dengan asumsi efisiensi tenaga mekanisnya 20, berarti tenaga mekanis yang dapat dimanfaatkan hanya sebesar 64 watt Wisnubrata 2003.
Dengan mengukur kadar udara pernafasan ditetapkan 60 – 90 watt sebagai beban sedang dan layak dikerjakan petani dengan masa kerja efektif enam jam sehari Sigit 1989.
Interaksi antara manusia dengan alat atau mesin perlu diperhatikan dalam perancangan alat agar diperoleh suatu alat atau mesin yang nyaman untuk digunakan oleh penggunanya. Oleh karena
itu, dimensi alat yang dirancang perlu disesuaikan dengan ukuran tubuh pengguna.Tabel acuan desain alat berdasarkan Ergonomika dapat dilihat pada lampiran.
2. Alat penanam dengan sumber tenaga hewan
Alat penanam dengan sumber tenaga hewan juga banyak sekali macamnya tergantung modifikasi suatu daerah serta jenis benih yang akan ditanam.
Alat penanam tipe ini yang paling sederhana adalah tipe yang hanya mempunyai satu atau dua buah jalur dengan pemasukan benih dilakukan secara terpisah, artinya benih dijatuhkan oleh operator
melalui corong pemasukan terus melalui saluran benih yang kemudian sampai dan masuk kedalam tanah. Alat penanam dibuat dari logam kecuali corong pemasukan dan saluran benih. Kedalaman dan
jarak dapat di atur sesuai dengan kebutuhan. Alat penanam yang dikombinasikan dengan alat pemupuk dengan tenaga penarik hewan.
Bagian-bagian alat penanam sederhana ini adalah: Batang tarik
Batang pengendali Pembuka alur
Corong benih Saluran benih
3. Alat penanam dengan sumber tenaga traktor
Berdasarkan cara penanaman, maka alat penanaman dengan sumber tenaga dari traktor dapat digolongkan menjadi 3 golongan, yaitu:
a. Alat penanaman sistem baris lebar b. Alat penanaman sistem baris sempit
c. Alat penanaman sistem sebar Pada umumnya bahwa prinsip dasar kerja dari alat tanam adalah sama, baik jenis yang
didorongditarik tenaga manusia, ditarik tenaga hewan atau traktor. Prinsip kerjanya adalah sebagai berikut:
Pembukaan alur atau lubang khusus tugal Mekanisme penjatahan benih
Penutupan alur atau lubang khusus tugal
Seiring dengan meningkatnya penggunaan mesin dalam kegiatan budidaya pertanian secara tidak langsung mendorong peningkatan penggunaan peralatan mekanis. Balai Penelitian Tanaman
Serealia Balitsereal telah membuat alat tanam mekanis model ATB1-2R-Balitsereal untuk menanam jagung. Dalam pengoperasiannya, alat ini ditarik traktor tangan 8.5 HP dan dapat dioperasikan pada
lahan kering dan lahan sawah tadah hujan. Kapasitas alat berkisar antara 8-10 jamha tergantung pada kondisi lahan dan keterampilan operator. Berikut gambar dari alat tanam mekanis model ATB1-2R
Balitsereal.
12
Gambar 5. Alat tanam mekanis model ATB1-2R-Balitsereal Mesin tanam jagung tipe empat alur juga telah dikembangkan oleh Balai Besar Pengembangan
Mekanisasi Pertanian BB-Mektan. Dalam pengoperasiannya, alat ini digandeng dengan traktor tangan 10.5 HP. Kapasitas kerja alat adalah 3-4 jamha dengan jumlah 1-2 operator.
Gambar 6. Alat tanam mekanis dengan tenaga penggerak traktor tangan rekayasa BB Mektan
13
D. RANGKAIAN ELEKTRONIKA PADA ALAT TANAM
Selain dengan alat mekanis, mesin tanam kini sedang berkembang dengan penambahan komponen elekronika yang biasa digunakan untuk merakit robot dapat menggantikan fungsi dari
komponen-komponen alat mekanis. Berbagai macam komponen elektronika yang dapat digunakan pada “CO Seeders” prototipe II seperti:
a. Mikrokontroler Komponen utama adalah mokrokontroler yang berfungsi mengontrol seluruh sistem kecuali
gaya dorong maju alat, penutup lubang tanam, dan pembuka alur pupuk. Mikrokontroler yang digunakan adalah tipe DT-51 ATMega 8535 yang akan mengontrol sistem open gate pada tabung
penyaluran benih dan furadan, putaran motor penjatah benih dan furadan, dan menerima input dari sensor magnet.
b. EMS Dual H-bridge 2 A Selanjutnya adalah komponen motor driver sebagai penghubung driver motor DC dan
mikrokontroller, atau dengan kata lain agar perintah dari mikrokontroller dapat diterjemahkan dengan baik oleh motor DC. Motor driver yang digunakan adalah tipe EMS Dual H-bridge 2A yang mampu
mengontrol 2 motor sekaligus yang di rangkai pararel. EMS ini mengontrol putaran penjatah benih dan furadan, serta putaran pada sistem buka-tutup pada tabung penyaluran benih dan furadan sebelum
jatuh tepat pada lubang tanam. c. Rangkaian pembagi tegangan
Rangkaian pembagi tegangan ini adalah rangkaian yang berfungsi membagi tegangan yang berasal dari aki kering 12 V. Rangkaian ini akan meneruskan tegangan input 12 V dan akan membagi-
bagikan tegangan yang melewati IC seri 78xx sehingga keluaran tegangnya menjadi 5 V, 9 V, atau 12 V berdasarkan keluaran seri IC yang di lewati tegangan input.
d. Sensor Magnet Sensor magnet berfungsi sebagai penanda penugalan yang terhubung oleh mikrocontroler
untuk melakukan perintah pada motor DC pada open gate. sensor yang digunakan adalah sensor magnet Allegro 3144e. Sensor magnet di letakkan di rangka dengan dudukannya yang sejajar dengan
magnet yang ditempelkan sejajar pada velk tiap-tiap mata tugal. e. Rangkaian penguat Op-Amp
Rangkaian penguat ini merupakan rangkaian yang bisa menguatkan tegangan pada masukan serta membalik hasil penguatan tersebut, jadi keluaran dari rangkaian ini akan selalu memiliki
polaritas yang berlawananan dengan sinyal masukannya. Rangkaian ini menggunakan komponen IC LM324 dan trimpot 10K
Ω. Rangkaian ini digunakan sebagai penguat tegangan pada kaki output sensor magnet sebelum menuju mikrokontroler sebagai indikasi pemrogramannya.
f. Motor DC Motor DC yang digunakan adalah motor DC yang memiliki RPM rendah. motor DC berfungsi
untuk memutar piringan penjatah benih dan furadan, selain itu juga untuk memutar open gate pada tabung penyaluran benih dan furadan sebelum jatuh di lubang tanam.
14
III. METODOLOGI PENELITIAN