Kesehatan Pemilikan Kesejahteraan Sosial

30 ฀ Gaji dan upah yang diterima dari gaji pokok, kerja sampingan, kerja lembur dan kerja kadang-kadang. ฀ Usaha sendiri yang meliputi hasil bersih dari usaha sendiri, komisi, penjualan dari kerajinan rumah. ฀ Hasil investasi yakni pendapatan yang diperoleh dari hak milik tanah. Keuntungan serial yakni pendapatan yang diperoleh dari hak milik. b Pendapatan yang berupa barang yaitu : Pembayaran upah dan gaji yang ditentukan dalam beras, pengobatan, transportasi, perumahan dan kreasi “Pengertian Status”, 2012.

d. Kesehatan

Menurut organisasi kesehatan dunia WHO kesehatan ialah suatu keadaan sejahtera dari bada jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Selanjutnya kesehatan juga merupakan suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit kelemahan. Pada dasarnya kesehatan itu meliputi tiga aspek, antara lain : 1. Kesehatan fisik terwujud apabila seseorang tidak merasa dan mengeluh sakit 2. Tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit 3. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami tampak sakit Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penanggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan, dan atau perawatan. Adapun yang menjadi indicator dalam pemenuhan kesehatan yaitu: a. Kemampuan untuk membeli obat-obatan b. Kemampuan untuk berobat ke dokter c. Kemampuan pemenuhan kebutuhan spiritual

e. Pemilikan

31 Selain pekerjaan, pendidikan, pendapatan dan kesehatan yang menjadi ukuran status sosial ekonomi seseorang, masih ada lagi yaitu pemilikan. Pemilikan barang-barang yang berhargapun dapat digunakan untuk ukuran tersebut. Semakin banyak seseorang itu memiliki sesuatu yang berharga seperti rumah dan tanah, maka dapat dikatakan bahwa orang itu mempunyai kemampuan ekonomi yang tinggi dan mereka semakin dihormati oleh orang-orang disekitarnya. Apabila seseorang memiliki tanah, rumah sendiri, sepeda motor, mobil, komputer, televisi dan tape biasanya mereka termasuk golongan orang mampu atau kaya. Apabila seseorang belum mempunyai rumah dan menempati rumah dinas, punya kendaraan, televisi, tape, mereka termasuk golongan sedang. Sedang apabila seseorang memiliki rumah kontrakan, sepeda dan radio biasanya termasuk golongan biasa.

2.5 Kesejahteraan Sosial

Elizabeth Wickenden dalam Friedlander, 1974:4 mendefenisikan kesejahteraan sosial sebagai “a system of laws, programs, benefits, and service which strengthen or assure provision for meeting social needs recognized as basic for the welfare of the population and for the functioning of the social order”. suatu system perundang- undangan,kebijakan,program,pelayanan, dan bantuan untuk menjamin pemenuhan kebutuhan sosial yang dikenal sebagai kebutuhan dasar bagi kesejahteraan manusia dan bagi berfungsinya ketertiban sosial secara lebih baik. Dari defenisi tersebut dapat dipahami tiga hal, sebagai berikut : a. Konsep pelayanan sosial bidang praktik pekerjaan sosial mencakup aktivitas yang sangat luas, mulai dari perundang-undangan sosial sampai kepada tindakan langsung pemberian bantuan. b. Konsep kesejahteraan sosial berbeda dengan kesejahteraan. Terpenuhinya kebutuhan sosial kesejahteraan sosial sebagai suatu keadaan menjadi dasar bagi 32 terciptanya kesejahteraan sebagai keadaan yang baik dalam semua aspek kehidupan manusia. c. Pada tingkat masyarakat, kesejahteraan sosial berarti terdapatnya ketertiban sosial social order yang lebih baik. Karena begitu pentingnya upaya mewujudkan kesejahteraan sosial, maka Negara kitapun memiliki Undang-Undang yang secara khusus mengatur hal ini, yaitu Undang- Undang No.6 Tahun 1974 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial yang memaparkan bahwa kesejahteraan sosial adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial, material maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman lahir dan batin yang memungkinkan bagi setiap warga Negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan jasmaniah, rohaniah, dan sosial yang sebaik- baiknya bagi diri sendiri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan falsafah Negara kita yaitu Pancasila. Maka tak salah dan tak heran jika semua orang ingin hidupnya sejahtera, dan bahkan salah satu tujuan penyelenggaraan negarapun adalah ingin menyejahterakan rakyatnya Wibhawa, Raharjo Budiarti, 2010:23-24. Dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial, diperlukan peran masyarakat yang seluas-luasnya, baik perseorangan, keluarga, organisasi keagamaan, organisasi sosial kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat, organisasi profesi, badan usaha, lembaga kesejahteraan sosial, maupun lembaga kesejahteraan sosial asing demi terselenggaranya kesejahteraan sosial yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan.

2.6 Kemiskinan