DATA ANTROPOMETRI PETANI PRIA KECAMATAN DRAMAGA

18

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. DATA ANTROPOMETRI PETANI PRIA KECAMATAN DRAMAGA

Dalam suatu pengambilan data antropometri pada suatu populasi yaitu pada Kecamatan Dramaga terdapat perbedaan dengan populasi di daerah lain. Perbedaan antara suatu populasi dengan populasi yang lain adalah dikarenakan oleh faktor-faktor sebagai berikut Stevenson, 1989 dalam Nurmianto, 2004 : 1. Keacakanrandom 2. Jenis kelamin 3. Suku bangsa 4. Usia 5. Jenis pekerjaan 6. Pakaian 7. Faktor kehamilan pada wanita 8. Cacat tubuh secara fisik Faktor-faktor seperti jenis kelamin, suku bangsa, usia, jenis pekerjaan sangat mempengaruhi perbedaan antara populasi subjek dengan populasi yang lain. Jenis kelamin pada penelitian ini spesifik pada jenis kelamin pria sehingga populasi lain yaitu wanita tidak tercakup. Suku bangsa juga sebagian besar adalah Suku Sunda yang banyak mendiami daerah Jawa Barat umumnya dan Kecamatan Dramaga khususnya. Dari segi usia subjek, kisaran usia subjek antara 20-45 tahun, hal ini mempertimbangkan usia pertumbuhan tubuh pria dewasa yang tumbuh hingga usia 20 tahun dan kemudian menyusut mulai usia 45 tahun. Akan sangat berbeda bila subjek populasi usia dewasa dibandingkan dengan usia bayi, balita, maupun manula. Untuk jenis pekerjaan, penelitian ini spesifik pada pekerjaan bertani yang tentunya akan berbeda dengan populasi yang terbiasa bekerja sebagai buruh, pekerja kantoran, guru, dan lain-lain. Pengambilan data dilakukan secara acak dengan mengunjungi subjek yang ada di tiap-tiap desa, baik dengan langsung bertemu dengan subjek maupun melalui perantara pemuka atau tokoh masyarakat seperti ketua RT, ketua RW, dan ketua gapoktan. Berikut beberapa dokumentasi selama pengukuran antropometri petani pria di Kecamatan Dramaga : 19 a b c d e f g Keterangan : a. Pengukuan Berat Badan e. Pengukuran Panjang Siku ke Genggaman Tangan b. Pengukuran Tinggi Badan f. Pengukuran Panjang Telapak Kaki c. Pengukuran Tinggi Siku Tangan g. Pengukuran Lebar Telapak Kaki d. Pengukuran Jangkauan ke Depan Gambar 11. Proses saat pengukuran berlangsung dalam keadaan berdiri 20 a b c d e f g h Keterangan : a. Posisi sudut 90° kaki-paha-badan e. Pengukuran Panjang Kedudukan hingga Siku Kaki b. Pengukuran Tinggi Lutut f. Pengukuran Tinggi Siku Tangan c. Pengukuran Tinggi Bahu g. Pengukuran Panjang Telapak Tangan d. Pengukuran Tinggi Duduk h. Pengukuran Lebar Telapak Tangan 4 jari Gambar 12. Proses saat pengukuran berlangsung dalam keadaan duduk

1. NILAI RATA-RATA, SIMPANGAN BAKU, DAN PERSENTIL

Setelah dilakukan pengambilan data dari 10 desa di Kecamatan Dramaga, diperoleh data antropometri petani pria secara ringkas sebagai berikut selengkapnya lihat Lampiran 2 : 21 Tabel 4. Ringkasan Data Antropometri Petani Pria di Kecamatan Dramaga satuan dalam cm kecuali Berat Badan dalam kg Parameter lihat Gambar 3 halaman 10 Nilai Rata- rata Simpangan Baku Persentil ke-5 Persentil ke-50 Persentil ke-95 Berdiri 1 Berat Badan 56.85 10.95 38.90 56.85 74.80 2 Tinggi Badan 162.12 5.44 153.20 162.12 171.04 3 Tinggi Mata 150.69 5.46 141.74 150.69 159.65 4 Tinggi Bahu 135.67 5.16 127.21 135.67 144.14 5 Tinggi Siku Tangan 102.52 4.37 95.36 102.52 109.68 6 Tinggi Pergelangan Tangan 79.15 4.01 72.58 79.15 85.73 7 Tinggi Ujung Tangan 60.07 3.65 54.07 60.07 66.06 8 Tinggi Siku Kaki 46.04 2.56 41.84 46.04 50.23 9 Tinngi Telapak Tangan 68.06 3.95 61.57 68.06 74.54 10 Tinggi Selangkang 72.82 3.74 66.69 72.82 78.95 11 Tinggi Pinggul 94.82 4.35 87.69 94.82 101.95 12 Jangkauan ke Depan 80.35 3.06 75.33 80.35 85.37 13 Jangkauan ke Depan Menggenggam 69.53 3.49 63.81 69.53 75.25 14 Panjang Lengan Atas 31.45 2.04 28.11 31.45 34.80 15 Panjang Lengan 55.58 2.38 51.68 55.58 59.48 16 Lebar Bahu 44.19 3.22 38.91 44.19 49.46 17 Jangkauan Horizontal Siku Tangan 84.35 4.40 77.13 84.35 91.56 18 Jangkauan Horizontal Tangan 167.26 6.41 156.75 167.26 177.77 19 Panjang Siku ke Genggaman Tangan 34.40 1.89 31.29 34.40 37.50 20 Tinggi Genggaman Tangan 70.01 3.79 63.80 70.01 76.23 21 Tinggi Sandaran Tangan 99.00 3.79 92.79 99.00 105.22 22 Lebar Telapak Kaki 10.49 0.56 9.57 10.49 11.40 23 Panjang Telapak Kaki 24.99 1.21 23.01 24.99 26.97 Duduk 24 Tinggi Dudukan 36.62 2.06 33.24 36.62 40.00 25 Tinggi Lutut 50.37 2.16 46.83 50.37 53.90 26 Tinggi Pinggul 55.63 3.14 50.48 55.63 60.77 27 Tinggi Bahu 93.67 4.44 86.39 93.67 100.94 28 Tinggi Mata 108.26 5.23 99.69 108.26 116.84 29 Tinggi Duduk 120.26 5.92 110.54 120.26 129.97 30 Tebal Badan 20.90 2.26 17.19 20.90 24.60 31 Lebar Pantat 34.19 3.28 28.81 34.19 39.57 32 Panjang Siku ke Ujung Jari 45.38 1.86 42.33 45.38 48.44 33 Panjang Siku ke Pergelangan Tangan 26.89 1.41 24.58 26.89 29.20 34 Tinggi Siku Tangan 58.43 3.38 52.88 58.43 63.98 35 Panjang Kedudukan hingga Siku Kaki 47.47 3.04 42.49 47.47 52.45 36 Panjang Kedudukan hingga Lutut 55.18 2.70 50.75 55.18 59.61 37 Panjang Pergelangan Tangan 18.45 0.78 17.17 18.45 19.73 38 Panjang Telapak Tangan 10.36 0.48 9.58 10.36 11.15 39 Lebar Telapak Tangan 4 jari 8.71 0.54 7.82 8.71 9.59 40 Lebar Telapak Tangan 5 jari 10.15 0.68 9.03 10.15 11.27 41 a. Keliling Genggaman Tangan 15.29 0.81 13.95 15.29 16.62 b. Diameter Genggaman Tangan 4.87 0.26 4.44 4.87 5.29 Selain data di atas, diketahui pula usia rata-rata subjek yaitu 35.15 tahun. 22

2. KOEFISIEN KORELASI

Koefisien korelasi menunjukkan seberapa dekat hubunagan suatu variabel dengan variabel lain. Menurut Higgins 2005, korelasi tidak sama dengan penyebabansebab-akibat. Jika dihubungkan hanya berarti dua peubah yang terhubung. Anda tidak dapat berkata bahwa salah satu dari dua peubah adalah penyebab dari peubah lain. Korelasi memberitahu anda bahwa jika suatu peubah berubah, maka peubah lain tampak berubah pada suatu teknik peramalan. Masih menurut Higgins 2005, Koefisien korelasi r memiliki selang nilai antara -1 hingga +1. Jika koefisien korelasi bernilai positif berarti menunjukkan hubungan yang positif begitu pula sebaliknya. Suatu koefisien korelasi yang nilainya lebih besar mendekati +- 1.00 menunjukkan hubungan yang lebih kuat sedangkan koefisien korelasi yang nilainya lebih kecil mendekati 0.00 menunjukkan hubungan yang lebih lemah. Nilai koefisien korelasi sebesar 0.00 berarti tidak ada hubungan sedangkan nilai koefisien +- 1.00 berarti hubungan erat atau sempurna. Menurut Hasan 2003, untuk menentukan keeratan hubungan atau korelasi antarvariabel, berikut ini diberikan nilai-nilai dari r sebagai patokan : 1. r = 0, tidak ada korelasi 2. 0 r ≤ 0.2, korelasi sangat rendahlemah sekali 3. 0.2 r ≤ 0.4, korelasi rendahlemah tapi pasti 4. 0.4 r ≤ 0.7, korelasi yang cukup berarti 5. 0.7 r ≤ 0.9, korelasi yang tinggi, kuat 6. 0.9 r 1.0, korelasi sangat tinggi, kuat sekali, dapat diandalkan 7. r = 1.0, korelasi sempurna Setelah dilakukan pengolahan data diperoleh hasil perhitungan, semua data menunjukkan nilai koefisien korelasi 0.00-1.00, kecuali hanya satu data yang menunjukkan nilai koefisien korelasi sama dengan 0.00, yaitu tinggi selangkang dan panjang lengan atas. Koefisien korelasi r suatu korelasi antarparameter yang nilainya lebih besar dari korelasi antarparameter lain berarti korelasi antarparameter tersebut memiliki hubungan yang lebih erat dari korelasi antarparameter lain. Hasil perhitungan nilai koefsien korelasi antarparameter antropometri dapat dilihat pada Lampiran 3. Dari tabel nilai koefisien korelasi antarparameter antropometri, keeratan hubungan antarparameter menunjukkan bahwa : 1. Parameter berat badan berkorelasi kuat dengan parameter lebar bahu dan tebal badan. Hal ini menunjukkan bahwa lebar bahu dan tebal badan sangat terkait berat badan, semakin besar lebar bahu dan tebal badan seseorang maka semakin berat pula berat badannya, begitupun sebaliknya. 2. Parameter tinggi badan memiliki korelasi yang kuat sekali dengan parameter tinggi mata dan tinggi bahu, hal ini berarti ada keseragaman ukuran panjang wajah dan panjang leher. Parameter tinggi badan berkorelasi kuat pula dengan jangkauan horizontal tangan, hal ini berarti rasio panjang horizontal tubuh dengan panjang vertikal tubuh adalah seragam. 23 3. Parameter tinggi pinggul berkorelasi kuat dengan tinggi badan, tinggi mata, tinggi bahu, artinya antara bagian atas tubuh upper body dan bagian bawah tubuh lower body memiliki rasio yang seragam. 4. Parameter panjang siku ke pergelangan tangan berkorelasi kuat dengan panjang siku ke ujung jari. Hal ini menunjukkan bahwa elemen-elemen lengan bawah yaitu panjang siku ke pergelangan tangan dan panjang siku ke ujung jari memiliki rasio yang seragam. 5. Parameter panjang kedudukan hingga lutut duduk berkorelasi kuat dengan tinggi lutut duduk artinya panjang kaki memiliki keseragaman ukuran dan rasio panjang yang seragam. 6. Parameter panjang pergelangan tangan duduk berkorelasi sangat kuat dengan panjang telapak tangan artinya keduanya memiliki keseragaman dan rasio panjang yang seragam.

B. APLIKASI ANTROPOMETRI PADA DESAIN TANGKAI CANGKUL