PENGAMBILAN DATA Antropometri petani pria dan aplikasinya pada desain tangkai cangkul: studi kasus di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor
11
Tabel 2. Data yang Diukur di Lapangan Data yang diukur ketika berdiri adalah
Data yang diukur ketika duduk adalah No
Keterangan No
Keterangan 1
Berat Badan 24
Tinggi Dudukan 2
Tinggi Badan 25
Tinggi Lutut 3
Tinggi Mata 26
Tinggi Pinggul 4
Tinggi Bahu 27
Tinggi Bahu 5
Tinggi Siku Tangan 28
Tinggi Mata 6
Tinggi Pergelangan Tangan 29
Tinggi Duduk 7
Tinggi Ujung Tangan 30
Tebal Badan 8
Tinggi Siku Kaki 31
Lebar Pantat 9
Tinngi Telapak Tangan 32
Panjang Siku ke Ujung Jari 10
Tinggi Selangkang 33
Panjang Siku ke Pergelangan Tangan 11
Tinggi Pinggul 34
Tinggi Siku Tangan 12
Jangkauan ke Depan 35
Panjang Kedudukan hingga Siku Kaki 13
Jangkauan ke Depan Menggenggam 36
Panjang Kedudukan hingga Lutut 14
Panjang Lengan Atas 37
Panjang Pergelangan Tangan 15
Panjang Lengan 38
Panjang Telapak Tangan 16
Lebar Bahu 39
Lebar Telapak Tangan 4 jari 17
Jangkauan Horizontal Siku Tangan 40
Lebar Telapak Tangan 5 jari 18
Jangkauan Horizontal Tangan 41
a. Keliling Genggaman Tangan 19
Panjang Siku ke Genggaman Tangan b. Diameter Genggaman Tangan
20 Tinggi Genggaman Tangan
21 Tinggi Sandaran Tangan
22 Lebar Telapak Kaki
23 Panjang Telapak Kaki
Pengukuran antropometri tidak dilakukan dengan menggunakan antropometer, hal ini dikarenakan keterbatasan jumlah antropolometer dan kesulitan dalam membawanya ke lapangan. Oleh
sebab itu, digunakan alat ukur sederhana seperti yang telah disebutkan dalam subbab alat dan bahan sebelumnya. Agar mendapatkan hasil pengukuran di lapangan yang sesuai dengan nilai yang
diinginkandicapai dan valid maka cara melakukan pengukuran tentunya sedikit berbeda dengan pengukuran yang dilakukan dengan antropometer. Berikut penjelasan bagaimana cara pengukuran dan
posisi subjekorang yang diukur : 1. Pengukuran untuk parameter berat badan. Pengukuran dilakukan dengan timbangan dengan
keadaan subjek dalam posisi badan tegap dan dalam posisi seimbang atau tidak bergerak ke kiri, kanan, depan, maupun belakang serta tidak melakukan gerakan loncatan-loncatan.
2. Pengukuran untuk parameter nomor 2 sampai 11. Pengukuran dilakukan dengan cara menyandarkan subjek pada media dinding contohnya dinding rumah dengan badan tegap, berdiri
sempurna, dan kaki sedikit rapat. Dan pertemuan antara penggaris dan meteran harus tegak lurus baik tampak samping maupun tampak depan. Berikut ilustrasi pengukurannya :
12
Gambar 4. Ilustrasi pengukuran parameter nomor 2 sampai 11 3. Pengukuran untuk parameter nomor 12 sampai 16. Pengukuran dilakukan dengan cara
menyandarkan subjek pada media dinding contohnya dinding rumah dengan badan tegap, berdiri sempurna, dan kaki sedikit rapat. Dan pertemuan antara penggaris dan meteran harus tegak lurus
baik tampak samping maupun tampak depan. Untuk pengukuran parameter nomor 12 dan 13, tangan harus dipancangkan ke depan secara tegap dan tegak lurus serta parameter 13
menggenggam pulpen mata pulpen sebagai titik ukur. Berikut ilustrasinya :
Gambar 5. Ilustrasi pengukuran parameter nomor 12 sampai 16 4. Pengukuran untuk parameter nomor 17 dan 18. Pengukuran dilakukan dengan cara menyandarkan
subjek pada media dinding contohnya dinding rumah dengan badan tegap, berdiri sempurna, dan kaki sedikit rapat. Untuk parameter nomor 17, posisi lengan ditekuk sehingga siku tangan nampak
mengerucut, dan antara lengan kiri dan kanan harus segaris sedangkan parameter nomor 18 lengan tangan direbah hingga lengan tangan kanan dan kiri segaris. Dan pertemuan antara penggaris dan
meteran harus tegak lurus baik tampak samping maupun tampak depan. Berikut ilustrasinya :
13
Gambar 6. Ilustrasi pengukuran parameter nomor 17 sampai 18 5. Pengukuran untuk parameter nomor 19 sampai 23. Pengukuran dilakukan dengan cara
menyandarkan subjek pada media dinding contohnya dinding rumah dengan badan tegap, berdiri sempurna, dan kaki sedikit rapat. Untuk parameter 19 dan 20, tangan dalam keadaan
menggenggam pulpen mata pulpen sebagai titik ukur. Dan pertemuan antara penggaris dan meteran harus tegak lurus baik tampak samping maupun tampak depan . Untuk parameter nomor
22 diukur dengan jangka sorong dan dicari ukuran terpanjangnya. Berikut ilustrasinya :
Gambar 7. Ilustrasi pengukuran parameter nomor 19 sampai 23 6. Pengukuran untuk parameter nomor 24 sampai 31. Pengukuran dilakukan dengan posisi subjek
dalam keadaan duduk, posisi badan tegap, paha lurus, kaki lurus, sudut antara badan dan paha 90°, sudut antara kaki dan paha 90°. Dan pertemuan antara penggaris dan meteran harus tegak lurus
baik tampak samping maupun tampak depan. Apabila antara kaki dengan paha tidak terbentuk sudut 90°, maka gunakan bantalan untuk mengganjal kaki kemudian sesuaikan hingga terbentuk
sudut 90°. Berikut ilustrasinya :
14
Gambar 8. Ilustrasi pengukuran parameter nomor 24 sampai 31 7. Pengukuran untuk parameter nomor 32 sampai 36. Pengukuran dilakukan dengan posisi subjek
dalam keadaan duduk, posisi badan tegap, paha lurus, kaki lurus, sudut antara badan dan paha 90°, sudut antara kaki dan paha 90°. Dan pertemuan antara penggaris dan meteran harus tegak lurus
baik tampak samping maupun tampak depan. Apabila antara kaki dengan paha tidak terbentuk sudut 90°, maka gunakan bantalan untuk mengganjal kaki kemudian sesuaikan hingga terbentuk
sudut 90°. Berikut ilustrasinya :
Gambar 9. Ilustrasi pengukuran parameter nomor 32 sampai 36 8. Pengukuran untuk parameter 37 sampai 41. Pengukuran dilakukan dengan posisi subjek dalam
keadaan duduk, posisi badan tegap, paha lurus, kaki lurus, sudut antara badan dan paha 90°, sudut antara kaki dan paha 90°. Untuk parameter nomor 38 sampai 40 menggunakan jangka sorong,
sedangkan untuk parameter nomor 41 menggunakan silinder untuk digenggam dan diukur dengan meteran pita. Untuk parameter nomor 37 dilakukan dengan meteran dan dibantu penggaris, serta
pertemuan antara penggaris dan meteran harus tegak lurus baik tampak samping maupun tampak depan. Berikut ilustrasinya :
15
Gambar 10. Ilustrasi pengukuran parameter nomor 37 sampai 41