Pembuatan larutan baku surfaktan anionik 100 mgL Pembuatan larutan standar surfaktan anionik Pembuatan kurva kalibrasi

• Isopropil alkohol i-C 3 H 7 OH • Serabut kaca glass wool • Air suling • Sampel limbah cair domestik 3.2. Prosedur 3.2.1. Pembuatan larutan induk surfaktan anionik 1000 mgL Dilarutkan 1,000 gr LAS 100 aktif atau natrium lauril sulfat C 12 H 25 OSO 3 Na dengan 100 ml air suling dalam labu ukur 1000 ml kemudian ditambahkan air suling hingga tepat tanda tera dan dihomogenkan. CATATAN : Simpan larutan induk surfaktan anionik di dalam lemari pendingin untuk mengurangi biodegradasi. Bila terbentuk endapan, larutan ini tidak dapat digunakan.

3.2.2 Pembuatan larutan baku surfaktan anionik 100 mgL

Dipipet 10 ml larutan induk surfaktan anionik 1000 mgl dan dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml, kemudian ditambahkan air suling hingga tepat tanda tera dan dihomogenkan.

3.2.3 Pembuatan larutan standar surfaktan anionik

a. Dipipet 1,0 ml; 2,0 ml; 3,0ml dan 5,0 ml larutan baku surfaktan anionik 100 mgl dan dimasukkan masing – masing ke dalam labu ukur 250 ml. b. Ditambahkan air suling sampai tepat pada tanda tera sehingga diperoleh kadar surfaktan anionik 0,4; 0,8; 1,2 dan 2,0 mgl MBAS. CATATAN : Larutan standar dapat dibuat dari larutan baku surfaktan siap pakai yang diperdagangkan.

3.2.4. Pembuatan kurva kalibrasi

a. Dioptimalkan alat spektrofotometer sesuai dengan petunjuk alat untuk pengujian kadar surfaktan anionik. b. Diambil masing – masing 100 ml larutan blanko dan larutan standar dengan kadar surfaktan anionik 0,4 mgl; 0,8 mgl; 1,2 mgl dan 2,0 mgl kemudian masing – masing dimasukkan ke dalam corong pemisah 250 ml. c. Ditambahkan masing – masing larutan biru metilen sebanyak 25 ml. d. Ditambahkan masing – masing 10 ml kloroform, kocok kuat – kuat selama 30 detik sekali – kali dibuka tutup corong agar gas keluar. e. Dibiarkan hingga terjadi pemisahan fasa, digoyangkan corong pemisah perlahan – lahan, jika terbentuk emulsi ditambahkan sedikit isopropil alkohol sampai emulsinya hilang. f. Dipisahkan lapisan bawah Fasa kloroform dan ditampung dalam corong pemisah yang lain. g. Diekstraksi kembali fasa air dalam corong pemisah dengan mengulangi langkah a sampai f sebanyak 2 kali dan disatukan semua fasa kloroform. h. Ditambahkan 50 ml larutan pencuci ke dalam fasa kloroform gabungan dan dikocok kuat – kuat selama 30 detik. i. Dibiarkan terjadi pemisahan fasa, digoyangkan perlahan – lahan. j. Dikeluarkan lapisan bawah kloroform melalui glass wool dan ditampung ke dalam labu ukur pada langkah j. k. Ditambahkan 10 ml kloroform ke dalam fasa air hasil pengerjaan pada langkah j; dikocok kuat – kuat selama 30 detik. l. Dibiarkan terjadi pemisahan fasa, digoyangkan perlahan – lahan. m. Dikeluarkan lapisan bawah kloroform melalui glass wool dan ditampung ke dalam labu ukur pada langkah j. n. Diekstraksi kembali fasa air dalam corong pemisah dengan mengulangi langkah k sampai m dan disatukan semua fasa kloroform dalam labu ukur pada langkah j. o. Dicuci glass wool dengan kloroform sebanyak 10 ml dan digabungkan dengan fasa kloroform dalam labu ukur pada langkah j. p. Ditepatkan isi labu ukur pada langkah j; hingga tanda tera dengan kloroform. q. Diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 652 nm dan dicatat serapannya. CATATAN : Pengukuran dilakukan tidak lebih dari 3 jam setelah ekstraksi

3.2.5. Prosedur uji