GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

A. Kawasan Hutan Kawasan Hutan Kabupaten Barru berdasarkan fungsinya dapat dibedakan atas Kawasan Hutan Lindung dan Kawasan Hutan Produksi. Luas Kawasan Hutan Kabupaten Barru bardasarkan SK Menhut No. 434 Tahun 2009 tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Konservasi Perairan Propinsi Sulawesi Selatan dan Perda No. 09 Tahun 2009 Tentang RTRW Propinsi Sulawesi Selatan adalah 68.179,99 ha yang terdiri dari :

 Hutan Lindung : 51.266,03 ha  Hutan Produksi Terbatas : 16.913,96 ha

Secara detail sebaran kawasan hutan pada tujuh kecamatan yang berada di Babupaten Barru, dapat Tabel 8. Tabel 8. Luas Kawasan Hutan dalam setiap Kecamatan di Kabupaten

Barru Tahun 2012. Jenis Hutan

No. Kecamatan

Hutan

Hutan Produksi Jumlah Luas

2. Tanete Riaja

3. Tanete Rilau

6. Soppeng Riaja

17.312,45 68.179,99 Sumber : Dinas Kehutanan Tahun 2013.

B. Hutan Tanaman Rakyat & Perkembangannya Barru memiliki pontensi yang cukup besar untuk pengembangan

hutan tanaman rakyat, dari data yang didapatkan di dinas kehutanan Kabupaten Barru sendiri memiliki potensi hutan produksi yang cukup besar dan dapat dikelolah dengan baik untuk pengembangan HTR yaitu sebesar 17.312 ha, seperti yang dapat dilihat pada Tabel 8.

Pada tahun 2010-2013 Kementerian Kehutanan telah melakukan pencanangan Hutan Tanaman Rakyat (HTR) di Kabupaten Barru seluas 1.497 ha, yang meliputi 3 kecamatan (llihat pada Tabel 3). Sedangkan yang telah mendapatkan izin usaha pemanfatan hasil hutan kayu (IUPHHK HTR) dari Bupati dan telah diverifikasi adalah seluas 1.481 ha (llihat pada Tabel 3). Pada pertengahan tahun 2013 Dinas Kehutanan kembali mengusulkan areal pencadangan HTR sebesar 14.000 ha yang tersebar hampir disetiap kecamatan, dengan model pengelolaan yang menggunakan skema mandiri.

C. Kondisi Biofisik Kawasan

1. Penutupan lahan Luas Kawasan Hutan Kabupaten Barru, berdasarkan SK Menhut No. 434 Tahun 2009 tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Konservasi Perairan Propinsi Sulawesi Selatan serta Perda No.

09 Tahun 2009 Tentang RTRW Propinsi Sulawesi Selatan adalah sebesar 68.179,99 ha atau 58,04% dari total luas wilayah Kabupaten

Barru dengan rincian Kawasan Hutan Lindung seluas 51.266,03 ha dan Kawasan Hutan Produksi Terbatas seluas 16.913,96 ha.

Wilayah Kabupaten Barru yang masih berpenutupan vegetasi berupa hutan (berhutan) adalah seluas 16.377,00 Ha dan yang bukan berupa hutan (non hutan) adalah seluas 100.648,00 ha (terdapat 1.867,00 ha tertutup awan). Kawasan hutan di Kabupaten Barru telah ditata batas 100 % pada tahun 1997/1998 dengan panjang batas luar sebesar 554,12 km. Tata batas fungsi hutan lindung/hutan produksi terbatas tahun 2000 dengan panjang tata batas 31,23 km. Pola tata guna hutan di kawasan hutan ini selain terdiri dari kawasan hutan lindung, dan hutan produksi terbatas juga terdapat kawasan budidaya, yang terdiri dari sawah dan lahan kering. Luas dan sebaran kawasan budidaya dapat dilihat pada Tabel 9.

2. Iklim Berdasarkan pembagian tipe iklim dengan metoda zone agroklimatologi yang menggunakan perbandingan jumlah bulan basah (curah hujan lebih dari 200 mm/bulan) dan bulan kering (curah hujan kurang dari 100 mm/bulan). Wilayah Kabupaten Barru teridiri atas 84.340 ha atau sekitar 71,79 % bagian bertipe iklim C dengan bulan basah 5 – 7 bulan (Oktober – April) dan bulan kering kurang dari 2 bulan (Mei – September). Curah hujan tertinggi diwilayah ini terjadi pada bulan Desember, sedangkan curah hujan terendah 2. Iklim Berdasarkan pembagian tipe iklim dengan metoda zone agroklimatologi yang menggunakan perbandingan jumlah bulan basah (curah hujan lebih dari 200 mm/bulan) dan bulan kering (curah hujan kurang dari 100 mm/bulan). Wilayah Kabupaten Barru teridiri atas 84.340 ha atau sekitar 71,79 % bagian bertipe iklim C dengan bulan basah 5 – 7 bulan (Oktober – April) dan bulan kering kurang dari 2 bulan (Mei – September). Curah hujan tertinggi diwilayah ini terjadi pada bulan Desember, sedangkan curah hujan terendah

4. Total hari hujan pertahun di Wilayah Kabupaten Barru ialah sebanyak 113 hari dengan jumlah curah hujan sebesar 5.252 mm. Curah hujan di Kabupaten Barru berdasarkan hari hujan terbanyak pada bulan Desember dan Januari adalah masing-masing sebesar 1.335 mm dan 1.138 mm, sedangkan hari hujan masing-masing 2 hari dengan jumlah curah hujan masing-masing 104 mm dan 17 mm. Data hari hujan rata-rata bulanan di wilayah Kabupaten Barru dapat dilihat pada Gambar 5.

Untuk kelembaban udara rata – rata di sekitar wilayah Kabupaten Barru dapat dilihat pada Gambar 6, yang mengindikasikan bahwa kelembapan udara rata-rata di wilayah Kabupaten Barru berkisar 66 – 88 %, dengan suhu maksimum dan minimum rata-rata 29 o

C dan 27 o C.

Tabel 9. Penggunaan Tanah di Kabupaten Barru Tahun 2012.

Luas dan Persentase No.

Penggunaan Tanah

ha (%)

1. Kampung / Pemukiman 2.767,92 2,36

2. Sawah 15.959,23 13,59

3. Kolam / Tambak 2.903,55 4,47

4. Kebun Campuran 18.586,95 15,82

5. Ladang / Tegalan 5.138,70 4,37

6. Lahan Terbuka 3.367,53 2,87

7. Mangrove 288,89 0,25

8. Semak Belukar 12.712,11 10,82

9. Alang – alang 265,32 0,23

10. H u t a n 55.481,80 47,23

117.472,00 100,00 Sumber : Badan Pertanahan Kabupaten Barru, 2012.

TOTAL

Gambar 5. Histogram Hari Hujan Rata - Rata Bulanan di Lokasi Studi.

Hari Hujan Rata - Rata Bulanan Kab. Barru

Hari Hujan

Sumber : BMG Stasiun Klimatologi Kelas I Panakkukang, Maros, 2012

Gambar 6. Kelembaban Udara Rata - Rata Bulanan di Lokasi Studi.

KELEMBABAN UDARA RATA - RATA BULANAN

bab 40 K elem 20

Sumber : BMG Stasiun Klimatologi Kelas I Panakkukang, Maros, 2012.

3. Topografi

a. Kemiringan Lereng Kondisi topografi Kabupaten Barru merupakan dataran tinggi dan

perbukitan yang berada pada ketinggian 100 – 500 meter dari permukaan laut (mdpl) dengan persentase kemiringan mencapai

0 – <40 %. Persentase kemiringan lahan Kabupaten Barru dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Persentase Kemiringan Lahan

Luas Areal No

43,06 Sumber : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM)

c. Jenis Tanah Jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Barru terdiri atas beberapa jenis tanah antara lain jenis regosol, mediteran, litosol dan alluvial. Besarnya luas dan persentase jenis tanah tersebut dapat dilihat pada Tabel 12.

d. Kondisi Geologi Kabupaten Barru memiliki sifat geologi yaitu seri endapan gunung api yang meliputi 27,59 % dari total wilayah Kabupaten, dengan berbagai jenis batuan penyusunnya. Litologi penyusun Wilayah Kabupaten Barru dapat dibagi menjadi 11 kelompok antara lain:

- Kompleks Ophiolit Barru, Batuan Malihan, Kompleks Melange, Formasi Belang Barru, Formasi Mallawa, Formasi Tonasa, Formasi Camba, Anggota Batuan Gunung Api Camba, Anggota Batu Gamping Formasi Camba, Batu Gamping Formasi Walanae dan Endapan Alluvium

Tabel 11. Persentase Ketinggian Lahan di Kabupaten Barru Luas Areal

No Ketinggian (mDPL)

84 0,07 Sumber : Barru dalam Angka Tahun 2012.

5 > 1500

Tabel 12. Luas dan Persentase Jenis Tanah Luas Areal

No Jenis Tanah

12,48 Sumber : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM)

4 Alluvial

4.659