Tematik Film “State of Play”

A. Tematik Film “State of Play”

Tema merupakan gagasan pokok atau ide utama dalam sebuah teks atau naskah yang disampaikan baik secara tertulis maupun oral. Tema bisa disampaikan setelah kita selesai membaca secara tuntas dan menyeluruh sebuah teks atau naskah. Karena menggambarkan ide umum dari keseluruhan isi teks, maka tema didukung oleh beberapa sub tema yang saling mendukung satu sama lain. Dengan demikian teks atau naskah dapat menjadi koheren atau utuh.

Dalam elemen tematik ini, penulis ingin mengetahui dan menganalisa tema- tema beserta subtema apa saja yang muncul atau coba diangkat dalam naskah film “State of Play”. Secara keseluruhan penulis mendapat kesan bahwa film ini mencoba mengangkat atau banyak berbicara seputar tema jurnalisme investigasi. Namun penulis juga mendapatkan kesan adanya beberapa subtema lain dalam film ini, baik yang mengandung signifikansi terhadap wacana jurnalisme investigasi. Maka dalam elemen tematik ini, penulis membagi tema-tema atau wacana yang muncul tersebut ke dalam tiga bagian besar :

1. Mengembangkan Fakta Dangerous Projects 119 1. Mengembangkan Fakta Dangerous Projects 119

a. Investigasi sebagai pengungkap fakta yang tersembunyi

Subtema pertama adalah mengenai jurnalisme investigasi sebagai pengungkap fakta yang tersembunyi. Kesan ini sangat kuat dalam film State of Play. Dalam pengumpulan fakta-fakta, sang jurnalis menggunakan teknik investigasi. Ia berusaha untuk membongkar suatu kejahatan yang tersembunyi. Berikut adalah scene- scene tentang jurnalisme investigasi dalam mengungkap fakta yang tersembunyi itu:

Scene 33

(Cal mencoba menghubungi sebuah nomor telepon) Mail box (Cal mencoba menghubungi sebuah nomor telepon) Mail box

Scene 45

Stagg dan Sando, keduanya ditembak. Satu peluru di tulang belakang, satunya di kepala. Ciri khas pembunuh profesional atau setidaknya seseorang dengan latar belakang militer. Mungkin Pasukan Khusus. PointCorp didirikan oleh 100% mantan militer. Kurasa itu hubungan yang tak bisa kita abaikan.

Scene91a

Cal : Aku baru saja diberitahu mantan pegawai Ponitcorp bahwa mereka

memiliki rencana memonopoli keamanan dalam negeri yang bernilai sekitar 40 miliar per tahun. Apa itu benar? Stephen : Ya Cal : Bagaimana? Stephen : Kau tak bisa menghubungkan apapun yang akan aku katakan kembali kepadaku. Kau mengerti? Cal : Tentu saja Stephen : baiklah. Tahun lalu, 47 perusahaan melakukan penawaran terhadap kontrak-kontrak besar Keamanan dalam negeri. Dari 57 perusahaan,

16 perusahaan memenangkan kontrak-kontrak itu. Dari 16 perusahaan itu, aku bisa buat koneksi antara 14 perusahaan. Dan maksudku bukan seseorang berganti perusahaan. Maksudku adalah praktek berbagi bank, perilaku kolusi. Aku yakin pada akhirnya, saat semuanya dibongkar, kau tak akan melihat 16 perusahaan memenangkan kontrak-kontrak itu. Dari 16 perusahaan itu, aku bisa buat koneksi antara 14 perusahaan. Dan maksudku bukan seseorang berganti perusahaan. Maksudku adalah praktek berbagi bank, perilaku kolusi. Aku yakin pada akhirnya, saat semuanya dibongkar, kau tak akan melihat

Scene 109b

Watergate.Bukan cuma itu, Suite 413.Suite yang sama ketika Medal of Freedom Initiative sedang Melobi

Scene 118a

Cal : Dua pertanyaan. Bagaimna Sonia bisa bekerja di kantormu dan nama orang yang merekomendasikan dirinya. Stpehen : Fergus. George Fergus

Scene 119

Cal memperlihatkan rekaman Dominic

yang

berhubungan

dengan kematian Sonia Baker

Scene124

Aku perlu konfirmasi darimu untuk sebuah artikel. Yang akan kami cetak besok. Aku diberitahu kau merekomendasikan Greer Thornton untuk menyewa Sonia Baker. Apa itu benar?

Scene 141

Scene 145

Cal : Bagaimana Anne Collins tahu Sonia Baker mendapatkan 26 ribu dolar per bulan?

Cal : Siapa Robert Bingham Stephen? (sambil melemparkan sebuah surat kabar)

Scene-scene di atas mempresentasikan kegiatan jurnalisme investigasi dalam mengungkap fakta yang tersembunyi.

Cal, Sang jurnalis, terkesan sedang menghubungi 3 nomor yang didapatkannya dari catatan panggilan telepon genggam Deshaun Stagg . Dalam scene ini, Cal nampak ingin mengetahui orang-orang yang ia hubungi dengan melakukan penyamaran via telepon. Cal terkejut ketika menghubungi salah satu nomor yang ternyata adalah nomor Sonia Baker. Dikesankan bahwa ia mendapatkan satu fakta yang mengejutkan dirinya (scene33). Dari fakta yang ia dapatkan, kemudian ia menanyakan perihal keterlibatan Sonia Baker dalam dunia narkoba. Ia menanyakan hal itu karena nomor Sonia ada dalam catatan panggilan telepon genggam Deshaun yang diperkirakan meninggal karena terlibat dunia narkoba.

Cal menganalisa dan menyimpulkan bahwa Sonia dibunuh oleh seseorang dengan latar belakang militer. Ia menyimpulkan demikian dengan alasan bahwa pria yang menembak Deshaun Stagg memiliki foto-foto Sonia Baker, memiliki sekantung peluru aneh yaitu peluru

melacak pemiliknya, dan menembak korban dengan dua kali tembakan yaitu di tulang belakang dan di kepala. Hal ini menunjukkan bahwa pembunuh memang benar-benar berencana membunuh dan profesional atau bahkan pasukan khusus. PointCorp dijalankan oleh 100% militer dan Sonia Baker adalah kepala peneliti dalam penyelidikan PointCorp. Cal menghubungkan fakta – fakta tersebut menjadi suatu kesimpulan yaitu PointCorp berusaha merusak citra Stephen Callin karena Stephen bisa menjadi kerugian besar bagi perusahaan tersebut (scene45).

Cal menemui Stephen Callin dan mengkonfirmasikan informasi yang disampaikan oleh orang dalam PointCorp. Stephen menjelaskan bahwa terjadi kolusi dalam pemenang kontrak-kontrak besar keamanan dalam negeri. Dalam scene ini, Stephen tekesan akan memperjelas koneksi antar pihak-pihak yang berkolusi melalui berbagai penyelidikannya yang dilakukan bersama Sonia Baker (scene91a).

Ditemukan fakta menarik dalam scene ini yaitu Dominic Foy, seorang pria yang ada di setiap foto Sonia Baker menangis maupun di dalam foto-foto telepon selular Rhonda.Dominic adalah seorang humas yang bekerja di Daily Gril. Alamat kantor Dominic terdaftar di gedung Watergate kamar 413 yang merupakan anak perusahaan PointCorp dalam kegiatan lobi. (scene109b) Ditemukan fakta menarik dalam scene ini yaitu Dominic Foy, seorang pria yang ada di setiap foto Sonia Baker menangis maupun di dalam foto-foto telepon selular Rhonda.Dominic adalah seorang humas yang bekerja di Daily Gril. Alamat kantor Dominic terdaftar di gedung Watergate kamar 413 yang merupakan anak perusahaan PointCorp dalam kegiatan lobi. (scene109b)

Cal memanggil Stephen untuk datang ke hotel tempat dilakukannya wawancara dengan Dominic dan menyaksikan rekaman yang telah dilakukan dengan maskud mendapatkan berita dari kedua sisi. Setelah Stephen datang, ia menyaksikan rekaman wawancara Dominic yang menyatakan bahwa Dominic bertemu dengan seseorang yang nampak marah kepada Sonia karena Sonia tidak lagi memberikan informasi kepadanya. Dan ia mengatakan bahwa sejak saat itu Sonia tidak mau mengangkat telponnya ketika ia mencoba menghubungi Sonia. Kemudian ia bertemu dengan Sonia dan mencoba bicara padanya tetapi ia menangis. Ia menangis karena ia jatuh cinta kepada Collin dan dia hamil. Sonia sangat takut jika Collin mengetahui apa yang dia perbuat dan kemudian Stephen tidak menginginkan dia dan bayinya. Sonia tampak hancur hingga ia membakar ceknya. (scene 119)

Dari fakta baru bahwa George Fergus (anggota kongres) yang memasukkan Sonia Baker ke dalam kantor Stephen, maka Cal melakukan konfirmasi kepada anggota kongres tersebut. Namun anggota kongres nampak marah dan tidak mengakui indikasi bahwa dirinya terlibat dalam skandal tersebut (scene 124)

mendapatkan uang 26 ribu dolar per bulan. Hal ini janggal karena Cal dan Della tidak menunjukkan rekaman jumlah uang kepada Stephen. Cal lalu melihat sebuah foto Stephen Collin dengan gambar logo militer di belakangnya yang ternyata sama dengan logo pada baju pria yang berusaha membunuh Cal di kediaman Fred Summers. Cal berlari sambil membawa sebuah koran dan menyuruh Della untuk mengatakan kepada Cameron agar menunda berita yang akan dicetak. (scene141)

Cal mendatangi Stephen dan menanyakan kepadanya siap sebenarnya Robert Bingham karena pria itulah yang berusaha membunuh Cal dan diduga membunuh Sonia Baker karena ia ada dalam rekaman video kereta bawah tanah. Di sinilah Stephen mengakui bahwa ialah yang menyuruh Bingham membuntuti dan melaporkan apa saja yang dilakukan Sonia karena Stephen merasakan ada sesuatu yang ditutupi oleh Sonia. Bingham dikeluarkan dari militer karena jiwanya yang labil. Karena jiwanya yang labil, Bingham kemudian membunuh Sonia karena ia kesal apa yang telah diperbuat Sonia kepada Stephen. Bagi Bingham, militer adalah segalanya dan ia membenci PointCorp karena apa yang telah mereka lakukan. Inilah akhir dari cerita film State of Play (scene145).

Analisis Data

tema film “State of Play”sangat lekat dengan kegiatan jurnalisme investigasi. Dalam buku Septiawan Santana mengenai jurnalisme investigasi, kerja peliputan wartawan merujuk pada tiga tipe reporter, yaitu general reporters, specialist reporters, dan reporters with an investigative turn of mind. Yang pertama, reporter tipe general, reporter yang mencari berita tanpa mengetahui lebih dulu subjek pemberitaannya. Ia bekerja dalam ketergesaan deadline. Berita yang diliput juga ditentukan editor. Sementara itu, reporter specialist adalah reporter yang memiliki rincian keterangan mengenai subjek liputan dan mencoba menjelaskannya. Sedangkan para reporter yang bekerja dengan pikiran investigative adalah berbeda dengan kedua tipe reporter sebelumnya. Reporter tipe ini selalu menyiapkan diri untuk mendengar berbagai hal yang dikatakan orang kebanyakan. Reporter investigasi juga mencari pemikiran yang berbeda dari orang-orang yang berbeda. 121

Seorang wartawan investigasi handal mempunyai ciri pribadi yang skeptis, sabar, dan bisa menyusun strategi dalam mengungkap ketidakadilan dan penyalahgunaan kekuasaan. 122 Tom Friedman, dari New York Times dalam buku Catatan-catatan Jurnalisme Dasar karya Luwi Ishwara mengatakan bahawa sikap skeptis adalah sikap untuk selalu mempertanyakan segala sesuatu, meragukan apa yang diterima,

121 Ibid, hal.147.

sikap ini adalah keraguan, berbeda dari sikap sinis yang lebih mengarah kepada ketidakpercayaan. 123

Scene-scene di atas mengesankan bahwa kerja investigasi yang dilakukan Cal adalah bermaksud mengungkap fakta yang tersembunyi. Jurnalisme investigasi dialokasikan sebagai pekerjaan berbahaya, Dangerous Projects. Para wartawannya berhadapan dengan kesengajaan pihak-pihak yang tidak mau urusannya diselidiki, dinilai, dan dilaporkan kepada masyarakat. Peliputan semacam pelacuran anak-anak di bawah umur mengharuskan Paul Ehrlich, dari Reader’s Digest, mesti bekerja di tengah orang-orang yang penuh dengan ketakutan. Walaupun mereka mengharapkan bahwa kegiatan pelanggaran di dunia prostitusi itu harus segera diakhiri. Mereka begitu sukarnya untuk menyampaikan berbagai keterangan yang diperlukan, sebelum mereka mempercayai betul apa yang tengah dikerjakan Ehrlich. Wawancara pun akhirnya sering dikerjakan di tempat-tempat yang terpencil, pada saat malam larut atau fajar pagi mulai terbit. Bahkan, ketika Ehrlich hendak memulai liputannya, dalam kerja reportase yang baru di tingkat amatan dan pertanyaan- pertanyaan awal, seseorang telah mendatanginya, dan berseru, "Don't ask too many questions. It can be dangerous". 124

Bondan Winarno mengenai “Skandal Emas di Busang Kalimantan”, ia tidak begitu saja dapat mempercayai sebuah berita kematian “seorang

de Guzman”. Menurut hipotesanya, berita kematian tersebut tidaklah wajar karena bertentangan dengan fakta – fakta yang ia cari dan temukan. 125

Banyak berita investigasi berkaitan dengan korupsi maupun penyalahgunaan hak konsumen namun berita investigasi tidak selalu mengurusi hal-hal demikian melainkan juga berupa tanggapan terhadap bisnis swasta yang menyalahgunakan kepentingan umum. 126 Kaitannya dengan film State of Play, jurnalis investigasi berupaya mengungkap penyalahgunaan tentara bayaran oleh pelaku bisnis militer swasta dan terjadinya korupsi dalam pemerintahan. Temuan berupa penyalahgunaan dan korupsi tersebut adalah perkembangan dari penyelidikan kasus pembunuhan yang dari awal terus menerus digali hingga mendapatkan fakta lanjutan yang tersembunyi.

Reporter investigasi juga kerap menjatuhkan reputasi pemikiran kepemimpinan tertentu, dan menjadi sosok yang tidak selalu benar, memiliki aib kesalahan. Ia mengumpulkan fakta-fakta yang ditunggu- tunggu banyak orang sebagai sebuah kejutan. Bukan sekadar pernyataan-pernyataan kontroversial, yang dikutipnya dari para narasumbernya, atau para pakar yang menyatakan sebuah kebenaran,

125 Ibid, hal.18.

atau tidak bisa diungkap, dan merasa marah atau merasa wajib untuk mengungkapkan apa-apa yang telah dirahasiakan selama ini. 127

Kita tentunya masih ingat tentang penyelidikan Watergate oleh Washington Post pada tahun 1972 yang mengakibatkan mundurnya presiden Amerika Richard Nixon adalah contoh betapa ketekunan dapat mengungkapkan kebenaran di hadapan lawan dahsyat yang berupaya menutupi kebenaran. 128

Kerja investigasi wartawan kerap menemukan area liputan yang mesti dibuka dengan sengaja, dicari dengan hitungan tertentu, dan dikontak dengan ketekunan dalam menarik narasumber untuk membeberkan keterangan yang diperlukan. Berbagai narasumber bahkan diasumsikan berkemungkinan untuk corupt, memanipulasi keterangan. Karena itulah, pelbagai data dan keterangan yang didapat dari sebuah kisah berita memerlukan analisis kritis wartawan investigatif. 129

Scene –scene berikut juga merupakan representasi dari jurnalisme investigasi yang berusaha untuk mengungkap fakta yang tersembunyi :

Scene 74

Scene 76

127 Opcit, hal.148. 128 William C. Gaines, Laporan Investigasi Untuk Media Cetak dan Siaran, Institut Studi Arus Informasi

Della : Hai. Tuan Statler? Ya? Ya aku dari Washington Globe. Aku menulis artikel tentang kematian Sonia Baker dan aku hanya ingin..

Della : Hai. Della Frye dari Washington Globe.

Scene 77

Scene 78

Della : aku..bisakah aku bicara denganmu.. Tolong jangan...

Sydney Schanberg memenangkan sebuah Pulitzer pada 1976 untuk liputannya tentang Kamboja di The New York Times.

"Kalau saya harus memberitahu Anda seseorang yang pernik investigatifnya paling saya hormati, yang secara personal saya ketahui, orang itu adalah Sy Hersh. Namun ada pula orang- orang lain yang tak pernah saya temui, seperti George Seldes, yang menulis tentang industri rokok lama sebelum setiap orang ingin mencetak karyanya. Koran-koran tidak tertarik karena mereka mengiklankan produk rokok. Saya tidak hendak mengatakan bahwa ia selalu benar; tak seorang pun begitu (tidak "Kalau saya harus memberitahu Anda seseorang yang pernik investigatifnya paling saya hormati, yang secara personal saya ketahui, orang itu adalah Sy Hersh. Namun ada pula orang- orang lain yang tak pernah saya temui, seperti George Seldes, yang menulis tentang industri rokok lama sebelum setiap orang ingin mencetak karyanya. Koran-koran tidak tertarik karena mereka mengiklankan produk rokok. Saya tidak hendak mengatakan bahwa ia selalu benar; tak seorang pun begitu (tidak

Ada 3 elemen dasar yang mendorong kerja investigasi reporter menurut Ullmann dan Honeyman, yakni : laporan investigasi bukanlah laporan yang dibuat oleh seseorang, subjek kisahnya meliputi sesuatu yang penting alasannya bagi pembaca atau pemirsa, dan menyangkut beberapa hal yang sengaja disembunyikan dari hadapan publik. 131

Hasil riset yang dilakukan Bill Kovach dan Tom Rosenstiel yang didukung dan dibantu para ahli media yang tergabung dalam Comitte of Concerned Journalism yang kemudian ditulis dalam buku The Elements of Journalism, disebutkan bahwa tujuan utama dari jurnalisme adalah menyediakan informasi yang akurat dan terpercaya kepada warga masyarakat agar dengan informasi itu mereka bisa membangun sebuah masyarakat yang bebas. 132

Dalam buku Catatan-catatan Jurnalisme Dasar karya Luwi Ishwara yang diterbitkan Kompas, Paus Johanes Paulus II berkata :

“Dengan pengaruh yang luas dan langsung terhadap opini masyarakat, jurnalisme tidak bisa dipandu hanya oleh kekuatan ekonomi, keuntungan, dan kepentingan khusus. Jurnalisme haruslah diresapi sebagai tugas suci, dijalankan dengan kesadaran bahwa sarana

130 Ibid, hal.130.

kebaikan orang banyak”. 133 Rivers dan Mathews juga menambahkan bahwa wartawan

investigasi mengamsalkan bahwa jurnalisme adalah memberikan kepada publik informasi yang oleh pemerintah dilarang keras untuk diketahui oleh publik. Mereka memiliki keyakinan bahwa korupsi serta kebohongan yang terjadi lebih banyak daripada diduga orang. 134

2. Kerja investigasi yang berkesinambungan dan tidak cepat puas terhadap fakta awal yang diperoleh

Scene 23

Call menghubungi Della. Cal : Aku punya sumber, kau perlu bicara dengannya. Della : Kenapa? Cal : Apa kau punya pulpen? Della : Ya. Cal : Letnan Leon Comey. Tulis itu. C-O-M-E-Y. C-O-M-E-Y. 202-555-0167.

Dia

akan

memperlihatkan padamu rekaman kamera dari stasiun Metro.

Scene 26

Cal : Sonia baker. Ada informasi dia terlibat narkoba? Dia pernah ditangkap atau masuk tempat rehabilitasi?

Scene 96c

Anne : kami memiliki dua hipotek. Kami memiliki rumah di Virginia. Kamu punya apartemen di sini. Pada dasarnya kami menghabiskan penghasilan kami. Jadi tidak mungkin Stephen bisa memberikan orang 40 ribu dolar tanpa sepengetahuanku.

Scene 100

Dia sudah pasti seorang prajurit. Temanku dulu melihatnya di bursa keamanan. Tidak pernah mengetahui namanya. Tapi dia bekerja untuk pria tua bernama Fred

Summers. Memasang instalasi alarm, hal-hal seperti itu. Ini alamat Fred. Crystal City.

kediaman Fred Summers berdasar informasi yang ia dapatkan dari orang dalam PointCorps).

Dalam scene23, terkesan bahwa Cal adalah sosok wartawan

mendapatkan rekaman video keamanan dari stasiun kereta bawah tanah tempat Sonia Baker dinyatakan tewas. Hal ini dilakukan Cal setelah Stephen menunjukkan sebuah rekaman video kepadanya. Video tersebut direkam pada pagi hari di hari kematian Sonia dan berisi rekaman Sonia Baker yang nampak ceria dan tidak menandakan bahwa ia akan bunuh diri. Kesan bahwa Cal adalah seorang jurnalis yang menjunjung tinggi fakta juga dikesankan dalam scene ini setelah ia mengucapkan kalimat kepada Della bahwa ia berusaha membantu mendapatkan fakta saat lain kali Della mencoba menulis sampah di internet.

Scene

26 adalah scene yang menjawab bahwa tidak ada hubungan Sonia dengan narkoba. Dalam scene ini diceritakan bahwa Cal menemui seorang wanita teman Deshaun Stagg di tempat tersembunyi yang terkesan kumuh. Wanita tersebut berprofesi sama seperti Deshaun yaitu pencuri koper dan kemudia menjualnya kembali (semacam uang jasa). Wanita tersebut menunjukkan pada Cal beberapa foto-foto Sonia Baker, senjata, dan sekantung peluru aneh dari koper yang diduga milik pria yang membunuh Deshaun. Keberadaan nomor telepon genggam Sonia dalam catatan panggilan telepon Deshaun adalah karena wanita tersebut (pacar Deshaun Stagg) ingin mengingatkan sonia bahwa ia sedang dibuntuti oleh seseorang. Melalui bukti-bukti tersebut, Cal kembali mendapatkan fakta baru.

Stephen bisa memberikan uang 40 ribu dolar kepada seseorang dalam satu bulan. Menurut Anne, Stephen tidak mungkin memberikan orang uang sebesar itu tanpa sepengetahuannya karena pada dasarnya mereka menghabiskan penghasilan mereka. Hal ini ditanyakan oleh Cal karena informasi yang didapat oleh Della adalah Stephen membayar hutang Sonia Baker sebesar 40 ribu dolar. Namun hal ini tidak terbukti setelah Cal mengkonfirmasikannya kepada Anne Callin (Scene96c).

Pria yang bekerja di PointCorp mendatangi cal dan menjelaskan informasi yang ia dapat tentang seseorang yang terekam video rekaman kereta bawah tanah. Pria tersebut mendatangi Cal setelah sebelumnya Cal memintanya untuk mencari informasi tentang seseorang yang diduga terlibat dalam kasus pembunuhan Sonia. Menurutnya, pria dalam rekaman tersebut adalah seorang prajurit dan sekarang ia bekerja kepada seorang pria tua bernama Fred Summers. Ia memberikan alamat Fred Summers kepada Cal dan segera bergegas meninggalkannya. Kesan yang didapat dalam adegan ini adalah usaha Cal dalam melanjutkan fakta yang ia temukan. Dalam scene ini juga digambarkan kewaspadaan narasumber tersebut seolah-olah bahaya bisa mengancamnya kapan saja. (scene 100).

Cal mendatangi alamat Fred Summers namun yang ia temui adalah pria yang ada dalam video rekaman kereta bawah tanah yang Cal mendatangi alamat Fred Summers namun yang ia temui adalah pria yang ada dalam video rekaman kereta bawah tanah yang

Analisis Data

Ada suatu fokus yang hendak diinvestigasi, yakni hal-hal yang mengarah kepada sebuah problem, masalah yang tampil ke permukaan (isu), dan kontroversi. Hal ini yang membedakan dengan peliputan reguler, atau reportase pada umumnya. 135 Dari scene-scene di atas, terdapat kesan bahwa dalam mendapatkan fakta-fakta yang utuh, dibutuhkan kerja investigasi yang berkesinambungan dan tidak cepat puas terhadap fakta awal yang diperoleh.

Wartawan investigasi yang berdedikasi akan melakukan pekerjaanya karena ia percaya pada pentingnya pekerjaan itu. Pekerjaanya memberikan tantangan yang terus-menerus dan ia yakin bahwa ia berada di pihak kebenaran dan keadilan serta yakin ia mendapatkan dukungan publik jika pekerjaanya dilaksanakan dengan baik. 136

135 Ibid, hal.137.

dengan Laporan Penyidikan, dapat dipahami melalui lima Tujuan dan Sifat pelaporannya yaitu 137 :

a. Mengungkapkan kepada masyarakat, informasi yang perlu mereka ketahui karena menyangkut kepentingan atau nasib mereka. Dengan mengetahui informasi itu, masyarakat dapat ikut berpartisipasi dalam mengambil keputusan. Tanpa bantuan laporan penyidikan, informasi itu mungkin tidak dapat mereka ketahui, karena:

3. "pemilik" atau "penyimpan" informasi tidak menyadari pentingnya informasi itu

4. Informasi itu sengaja disembunyikan.

b. Laporan penyidikan tidak hanya mengungkapkan hal-hal yang secara operasional tidak sukses, tetapi dapat juga sampai kepada konsep yang keliru.

c. Laporan penyidikan itu beresiko tinggi, karena bisa menimbulkan kontroversi dan bahkan kontradiksi dan konflik. Untuk menghasilkan laporan seperti ini, sering kali harus menggali bahan-bahan informasi yang dirahasiakan.

d. Karena itu harus jauh-jauh hari dipikirkan akibat-akibat yang dapat ditimbulkannya terhadap: d. Karena itu harus jauh-jauh hari dipikirkan akibat-akibat yang dapat ditimbulkannya terhadap:

2. Penerbitan pers itu sendiri (baik reaksi dari lembaga resmi maupun dari pemasang iklan dan publik pembaca).

e. Untuk menghadapi dilema ini diperlukan kecintaan dan semangat pengabdian kepada kepentingan masyarakat luas. Pada pokoknya, harus ada idealisme, baik di dalam diri reporter penyidikan (investigative reporter) itu sendiri maupun di sektor-sektor lain dalam struktur organisasi penerbitan pers itu sampai kepada anggota direksi dan pemegang sahamnya. Mereka semua perlu memiliki integritas pribadi, dapat membedakan antara yang benar dan yang salah, serta bersikap tenang dan tidak emosional dalam menghadapi kemungkinan guncangan-guncangan akibat reaksi dari luar.

f. Dalam jurnalisme investigasi dibutuhkan keberhati-hatian. Keberhati-hatian diperlukan bukan hanya untuk keselamatan jiwa namun juga dalam menemukan fakta. Semua itu bermula dari motivasi menyampaikan the wright a wrong. Pelbagai akumulasi materi yang telah ditelusuri, pada ujungnya tertuju kepada sebuah konklusi fakta: bahwa ada kenyataan yang salah yang terjadi di f. Dalam jurnalisme investigasi dibutuhkan keberhati-hatian. Keberhati-hatian diperlukan bukan hanya untuk keselamatan jiwa namun juga dalam menemukan fakta. Semua itu bermula dari motivasi menyampaikan the wright a wrong. Pelbagai akumulasi materi yang telah ditelusuri, pada ujungnya tertuju kepada sebuah konklusi fakta: bahwa ada kenyataan yang salah yang terjadi di

Kerja wartawan investigasi ibarat seorang penyelidik yang tengah meneliti dan meluruskan berbagai kebohongan yang sengaja diciptakan oleh pihak-pihak tertentu. Wartawan investigasi bisa dibedakan dengan wartawan harian. Awal perbedaannya terletak pada inisiatif wartawan investigasi yang tidak menunggu sampai suatu masalah atau peristiwa timbul dan diberitakan. Akan tetapi wartawan investigasi justru menampilkan permasalahan baru atau sesuatu hal yang baru. 139

Dalam jurnalisme investigasi, juga dikenal istilah Libel Check. Libel check berarti melihat kembali data dan fakta yang telah diperoleh, termasuk kembali membaca tulisan yang sudah dibuat. Hal ini dilakukan untuk menghindari berita-berita fitnah. 140

2. Penelusuran Fakta Material dan Saksi Kunci

a. Penelusuran Bukti-bukti yang Dilakukan Jurnalis Investigasi dalam Film “State of Play”

138 Septiawan Santana K, Jurnalisme Investigasi, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2004, hal.103. 139 http://materijurnalistikums.blogspot.com/ diakses tanggal 08/08/2012 pukul 21.36 WIB. 140 Rangkuman dan Analisis Buku “Reportase Investigasi, Menelisik Lorong Gelap” Penulis: Dadi

Sumaatmadja yang diunduh dalam http://catatancalonwartawan.wordpress.com/2009/03/11/rangkuman-dan-analisis-buku-

%E2%80%9Creportase-investigasi-menelisik-lorong-gelap%E2%80%9D/ diakses tanggal 08/08/2012 pukul

Scene 31

(Terlihat Cal memeriksa catatan panggilan pada telepon gengam milik Deshaun Stagg)

Scene 72

Della : siapa ini? Sepertinya aku kenal. Woman : Dominic Foy. Dia temannya Sonia

Scene 86

Della : Aku sedang mencari gambar Sonia dalam rekaman kamera keamanan Metro. 20 detik setelah memasuki area di luar kamera, pria ini muncul. Kurasa aku melihat dia semalam di RS.

Scene 21

Stephen Collin menunjukkan rekaman video Sonia Baker kepada Cal. Sonia mengucapkan :“Sayang, kudoakan kau semoga sukses. Taklukkan mereka dan aku tidak sabar menunggu akhir pekan ini. Aku cinta padamu. Sampai ketemu.”

Scene 41

Scene 80

(Terlihat Cal sedang memperhatikan foto-foto yang ditunjukkan oleh kekasih Deshaun Stagg)

Terlihat Della sedang memberikan temuan-temuannya kepada Cal. Della menemukan sosok Rhonda Silver dalam investigasinya.

Scene82

Terlihat Cal sedang meemriksa laman website

Cal berusaha mendapatkan catatan panggilan pada telepon genggam milik Deshaun Stagg, pria kulit hitam yang dibunuh pria tak dikenal. Penjaga mayat (yang terlihat sudah akrab dengan Cal) nampak agak gusar dan mencoba memperingatkannya bahwa mereka berdua akan mendapatkan masalah jika diketahui sedang berbincang dalam ruangan tersebut (scene 31).

Scene 72 berisi tentang usaha jurnalis yaitu Cal dan Della mencari data-data mengenai orang-orang yang mengenal sosok Sonia Baker mulai dari pengacara, teman kuliah, hingga mencari nomor

sosial. Della menunjukkan temuan mengejutkan kepada Cal. Ketika ia sedang melihat video rekaman kereta bawah tanah, ia melihat seorang pria memasuki titik buta 20 detik setelah Sonia lebih dulu masuk ke sana. Ia memperlihatkan wajah pria tersebut sambil mengatakan bahwa ia melihatnya pada hari terjadinya pembunuhan Vernon Sando sang penjual Pizza di rumah sakit. Kemudian Cal segera memverivikasi informasi ini kepada orang dalam di PointCorp dengan tujuan mencari tahu siapa sebenarnya orang di dalam foto yang ditunjukkan Della (scene86).

Dalam scene 21, tampak Stephen menunjukkan video rekaman Sonia Baker yang bersemangat dan tidak sabar menunggu akhir pekan bersamanya. Video tersebut direkam pada pagi hari di hari kematian sonia. Video tersebut menunjukkan bahwa sonia tidak memiliki keinginan untuk bunuh diri karena tampak wajah keceriaan dan semangat dalam raut wajah Sonia. Cal nampak memberikan sinyal bahwa video tersebut dapat digunakan untuk merubah fakta tentang kematian Sonia Baker yang dianggap bunuh diri. Cal mencoba membangun fakta-fakta baru untuk menyangkal tuduhan berbagai media bahwa Sonia Baker meninggal karena bunuh diri.

Seorang gadis nampak menyerahkan tas berisi foto-foto Sonia Baker kepada Cal. Tas berisi foto-foto tersebut dijual oleh gadis Seorang gadis nampak menyerahkan tas berisi foto-foto Sonia Baker kepada Cal. Tas berisi foto-foto tersebut dijual oleh gadis

Della memberikan informasi kepada Cal mengenai mantan teman sekamar Sonia Baker Yaitu Rhonda Silver (scene80). Penelusuran terhadap website yang berhubungan dengan PointCorps. Scene ini terkesan terhubung dengan pencarian Cal terhadap fakta-fakta lain dalam kasus pembunuhan Sonia karena diletakkan di antara pencarian data-data mengenai orang-orang dekat Sonia dan dengan tempo yang cepat (scene82).

Analisi Data

Scene-scene di atas menunjukkan bahwa kinerja jurnalisme investigasi menelusuri fakta material yang ada. Dalam buku Septiawan Santana mengenai jurnalisme investigasi, terdapat dua jenis fakta yang harus dikejar dalam reportase investigasi yaitu material dan saksi kunci. Fakta material berupa dokumen tertulis (kuitansi, laporan keuangan, nota pribadi, catatan harian, memo dinas, dsb). Fakta material sering dijadikan pintu untuk memasuki sebuah kasus. Investigasi tidak bisa ditampilkan apa adanya, tanpa dilengkapi data akurat dan bukti material yang otentik. Fakta tersebut ibaratnya

pengaduan atau gugatan dari pihak terkait. 141 Dalam buku Laporan Investigasi Untuk Media cetak dan siaran karya William C. Gaines, dokumen merupakan salah satu metode jurnalis investigasi dalam mengumpulkan fakta. Di buku ini disebutkan bahwa dokumen merupakan informasi tertulis dan apa saja yang dicetak, dan lain-lain yang diandalkan untuk mencatat atau membuktikan sesuatu ( Webster’s New World Dictionary). Dokumentasi dapat ditemukan di tempat-tempat yang ganjil bukan hanya dalam arsip resmi. Hal ini dapat memberikan ruang tambahan bagi jurnalis investigasi dalam bekerja. Dokumen dapat memberikan penolakan terhadap narasumber yang mengungkapkan pernyataan

yang “berbalik” dan mencoba untuk berdusta. 142

Dokumen ini penting karena di sanalah biasanya ketentuan- ketentuan yang mengikat bisa dijadikan barang bukti. Dokumen juga bisa dipakai untuk mempertentangkan pernyataan-pernyataan nara sumber yang berbohong. Di Indonesia banyak sekali pejabat atau pemimpin perusahaan yang setengahnya "berbohong" dengan cara menjawab pertanyaan wartawan secara diplomatis atau bahkan dengan memutarbalikkan logika. Keberadaan dokumen tertulis dengan mudah akan membantah semua kebohongan. 143 Seperti yang dilakukan Cal

141 Septiawan Santana K, Jurnalisme Investigasi, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2004, hal.109. 142 William C. Gaines, Laporan Investigasi Untuk Media Cetak dan Siaran, Institut Studi Arus Informasi 141 Septiawan Santana K, Jurnalisme Investigasi, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2004, hal.109. 142 William C. Gaines, Laporan Investigasi Untuk Media Cetak dan Siaran, Institut Studi Arus Informasi

Pada era teknologi internet seperti sekarang, kerja investigasi jurnalistik menjadi lebih terbantu. Data-data dapat dikirim dengan mudah via email melalui provide yang menyediakan alamat email secara gratis. Investigasi juga dapat dilakukan melalui website dari instansi pemerintah maupun swasta. Kerja seperti itu dapat menghemat

mendatangi instansi pemerintah/swasta satu per satu. 144 Goenawan Mohamad, wartawan senior Indonesia, menyatakan bahwa ia melihat upaya reportase investigatif yang tengah bergerak mengikuti naluri penciuman untuk membuka upaya pihak-pihak yang menutup-tutupi suatu kejahatan. Mereka terus menelusuri pelbagai dokumen, yang terkait dengan kejahatan tersebut, dan mencoba mempelajarinya, untuk menemukan adanya tindak kejahatan dilakukan di balik sebuah peristiwa. 145

Dalam jurnalisme investigasi, dokumen yang dimaksud tidak harus berupa sesuatu yang tertulis namun juga gambar dan impuls elektronik yang direkam dalam pita yang mengandung informasi juga disebut sebagai dokumen. Definisi dokumen juga dapat diperluas Dalam jurnalisme investigasi, dokumen yang dimaksud tidak harus berupa sesuatu yang tertulis namun juga gambar dan impuls elektronik yang direkam dalam pita yang mengandung informasi juga disebut sebagai dokumen. Definisi dokumen juga dapat diperluas

Benda-benda yang dikumpulkan oleh polisi dari TKP adalah bukti. Sedangkan daftar inventaris yang dicatat di lembaga kepolisian merupakan sebuah dokumen. Sebagai contoh adalah gigi seorang mayat korban pembunuhan. Gigi itu sendiri adalah bukti sedangakan bagan gigi yang dibuat adalah dokumen. 147 Namun yang perlu dijadikan catatan bahwa dokumen bukanlah ujung dari jejak suatu kasus. Dokumen harus dipahami dan maknanya dikaitkan dengan berita yang sedang diinvestigasi.

Dalam buku Bagaimana Meliput dan Menulis Berita untuk Media Massa karya Ashadi Siregar dipaparkan bahwa kecenderungan menggunakan data atau dokumen untuk mendukung penulisan berita semakin berkembang. Hal ini terjadi karena tidak setiap masalah dapat dijelaskan secara baik kalau hanya lewat kata-kata. Ada masalah yang perlu dijelaskan dengan suatu gambaran yang terukur. 148

Ada sifat kerja intelektual, yang harus disiapkan oleh reporter investigatif sebagai kunci pembuka kasus-kasus yang hendak diungkapkannya. Mereka harus memiliki penalaran untuk

146 Opcit , hal. 21. 147 Gaines, William C, Laporan Investigasi untuk Media Cetak dan Siaran, Institut Studi Arus Informasi Kedutaan Besar Amerika Serikat, 1998, hal 21. 148

secara legal yang tidak semudah liputan reguler. Penelusuran dokumen merupakan sarana untuk mengecek kebenaran dari apa yang dikatakan narasumber terhadap sebuah peristiwa. Berbagai dokumen itu kerap menjadi batu loncatan, dasar pijakan, bagi bangunan kisah mengenai korupsi, penyelewengan tugas, konflik kepentingan, atau salahmanajemen. Pada momen tertentu, keseluruhan kisah mungkin telah terbangun melalui hanya lembaran catatan keuangan (financialrecords). Akan tetapi pada umumnya, kerja investigatif baru terlihat hasilnya setelah melewati prosedur dasar jurnalistik: berbicara dengan banyak orang, mengajukan pertanyaan, mencari jawaban. 149

Dalam buku Laporan Investigasi Untuk Media Cetak dan Siaran karya William C. Gaines, dokumen utama yang digunakan oleh jurnalis investigasi adalah yang merupakan arsip publik namun tidak semua dokumen yang dapat dipakai adalah bersifat publik saja. Catatan pribadi juga dapat digunakan sebagai dokumen seperti tagihan telepon, catatan medis, dan pengembalian pajak. Dulu, dokumen disimpan dalam brankas dan dinumerisasi. Namun di era komputerisasi, penyelidik dapat mencarinya ke dalam komputer dengan hanya mengetikkan nama seseorang atau dari kasus yang pernah dialaminya. 150

149 Septiawan Santana K, Jurnalisme Investigasi, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2004, hal.109.

dalam Film “State of Play” Scene 43

Cal : siapa yang mungkin menginginkan Sonia mati? Stephen : apa? Cal : Apa ada sesuatu dalam sejarahnya, yang belum kau katakan kepadaku? Koneksi yang membuat Sonia terkena masalah? Stephen : Tidak. Tidak. Tidak. Tunggu, saat ini aku berbicara dengan temanku atau wartawan? Cal : Aku harus menjadi keduanya. Kau mengenal pria bernama Deshaun Stagg? Stephen : Tidak. Dia seorang pemuda. Kriminal kecil. Pecandu narkoba. Tertembak dan terbunuh satu malam sebelum Sonia mati. Stephen : Cal, Sonia tak punya hubungan apapun dengan narkoba. Cal : Dengar Stephen, aku memberitahumu hal-hal yang belum aku biarakan dengan koranku. Kau harus pikirkan ini. Siapa yang menginginkan kematian Sonia?

Scene87

Cal : Michael, aku perlu sesorang untuk membantuku menggali lebih dalam tentang PointCorp. Aku perlu orang dalam. Seseorang yang tahu cara mereka beroperasi (sembari melihat-lihat website PointCorp)

Scene 90

Scene 117

Cal : Jadi, apa pemahamanmu mengenai tujuan PointCorp? Mr.X : Tujuan mereka? Mereka lakukan apapun yang mereka inginkan. Para tentara ini tak menjawab siapa pun. Mereka tidak setia pada apa pun selain cek pembayaran.

Dominic : Ada seorang pria, yang aku kenal dari klub. Dan dia bekerja untuk firma humas yang sangat besar. Cal : Nama? Dominic : Dan dia.. Tidak, aku tak akan memberikan namanya. Dia temanku. (Terlihat Cal, Della dan kedua temannya

sedang melakukan

wawancara

mendalam terhadap

Dominic Foy)

Scene 127

Stephen : Aku pertama kali diperkenalkan kepada Sonia Baker pada bulan April 2007........ (Terlihat Cal sedang melakukan wawancara dengan Stephen dan Anne Collins)

Scene 57

(Terlihat Della mencari informasi tentang saksi pembunuhan Deshaug Stagg yang terlihat sudah sadar dari koma. Vernon Shando dianggap saksi kunci atas terbunuhnya Deshaun Stagg)

Scene 68

Scene 81

Della: Ini Della Frye. Aku wartawan The Globe. Kau pernah menjadi pengacara Sonia Baker dalam kasus mengutilnya? Someone: Apa Dominic memberikan nomorku kepadamu?

Cal : Bob, ini Cal. Kau bisa melakukan pencarian nomor jaminan sosial?

Scene 145

Cal : Siapa Robert Bingham? Stephen : Apa ada polisi di luar? Cal : Tidak. Stephen : Aku menyelamatkan nyawa Robert Bingham di Kuwait, 1991. Saat itu dia berusia 17 tahun. Dia prajurit yang baik. Dia bangga dengan pekerjaan kami. Angkatan darat adalah hidupnya.dan dia memiliki masalah sat dia dilepaskan.

Cal menemukan adanya nomor Sonia Baker pada telepon genggam Deshaun kemudian ia mencoba menyimpulkan adanya fakta Cal menemukan adanya nomor Sonia Baker pada telepon genggam Deshaun kemudian ia mencoba menyimpulkan adanya fakta

Scene 87 berisi tentang usaha jurnalis yaitu Cal dan Della mencari data-data mengenai orang-orang yang mengenal sosok Sonia Baker mulai dari pengacara, teman kuliah, hingga mencari nomor telepon seseorang bernama Rhonda Silver melalui nomor jaminan sosial.

Cal menemui orang dalam PointCorp yang tidak ingin disebutkan identitasnya. Cal menemuinya untuk mendapatkan informasi mengenai perusahaan tersebut. Cal nampak menyerahkan foto orang yang dicurigai membunuh Vernon Sando dan Sonia Baker. Pria tersebut menjelaskan kepada Cal bahwa para prajurit di PointCorp hanya setia pada uang dan mengatakan bahwa Stephen Callin akan terus dirusak reputasinya oleh PointCorp karena ia sedang mengancam keuntungan perusahaan tersebut sebesar 30 atau 40 miliar dolar per tahun. Pria tersebut menjelaskan keuntungan utama dari PointCorp adalah dalam operasi dalam negeri mereka. Mereka dikirim untuk mengendalikan massa setelah badai katarina, merekalah kontraktor militer swasta yang diizinkan menembak warga Amerika, melatih teknik interogasi baru kepolisian Chicago, dan tak lama lagi mereka akan mengambil alih N.S.A dalam hal menyadap telepon, Cal menemui orang dalam PointCorp yang tidak ingin disebutkan identitasnya. Cal menemuinya untuk mendapatkan informasi mengenai perusahaan tersebut. Cal nampak menyerahkan foto orang yang dicurigai membunuh Vernon Sando dan Sonia Baker. Pria tersebut menjelaskan kepada Cal bahwa para prajurit di PointCorp hanya setia pada uang dan mengatakan bahwa Stephen Callin akan terus dirusak reputasinya oleh PointCorp karena ia sedang mengancam keuntungan perusahaan tersebut sebesar 30 atau 40 miliar dolar per tahun. Pria tersebut menjelaskan keuntungan utama dari PointCorp adalah dalam operasi dalam negeri mereka. Mereka dikirim untuk mengendalikan massa setelah badai katarina, merekalah kontraktor militer swasta yang diizinkan menembak warga Amerika, melatih teknik interogasi baru kepolisian Chicago, dan tak lama lagi mereka akan mengambil alih N.S.A dalam hal menyadap telepon,

Adegan ini berisi tentang wawancara Della dan Cal, dengan Dominic Foy yang berlangsung di dalam sebuah kamar sebuah hotel. Setelah ditekan oleh Cal, akhirnya Dominic bersedia untuk berbicara. Ia mengakui bahwa dirinya yang memilih sonia untuk bekerja pada PointCorp . Sonia dibayar 20 ribu dolar setiap bulan. Ia mengaku bahwa Sonia bercerita kepadanya mengenai Collin yang ia mata- matai. Menurutnya, Sonia terlibat kisah asmara dengan Stephen Callin dan itulah yang menghancurkan rencana PointCorp untuk memata- mati Stephen. Dalam scene ini juga dikesankan bahwa Cal ingin mengetahui seluruh fakta, terutama yang tidak ia ketahui dari Dominic. Dominic ketakutan ketika Cal menyuruhnya untuk menyebutkan siapa orang yang merekomendasikan Sonia untuk bekerja bersama Stephen. (scene117)

Stephen mendatangi kantor berita Washington globe untuk memberikan pernyataan. Stephen mengaku bahwa Sonia direkomendasikan oleh anggota kongres yaitu George Fergus. Dan ia mengaku bahwa Sonia ditempatkan di kantor Stephen sebagai mata- mata dan mengakui adanya korupsi di antara anggota partainya. Stephen mambuka kejahatan yang telah dilakukan oleh PointCorp. Kemudian ia menyatakan bahwa pointcorp membunuh Sonia Baker Stephen mendatangi kantor berita Washington globe untuk memberikan pernyataan. Stephen mengaku bahwa Sonia direkomendasikan oleh anggota kongres yaitu George Fergus. Dan ia mengaku bahwa Sonia ditempatkan di kantor Stephen sebagai mata- mata dan mengakui adanya korupsi di antara anggota partainya. Stephen mambuka kejahatan yang telah dilakukan oleh PointCorp. Kemudian ia menyatakan bahwa pointcorp membunuh Sonia Baker

Della berusaha menemui Vernon Shando untuk mencari informasi karena Shando dianggap sebagai saksi kunci dalam kasus pembunuhan (scene 57)

Dalam scene 68, Della melakukan wawancara melalui telephon kepada orang-orang yang dulu pernah berhubungan dengan Sonia. Cal berusaha mencari nomor telephon Shonda Silver melalui nomor jaminan sosial. Scene 81 berisi tentang penelusuran Cal terhadap saksi kunci dalam kasus pembunuhan Sonia Baker.

Scene 145 merupakan upaya Cal dalam memperoleh informasi mengenai Robert Bingham. Cal mendatangi Stephen dan menanyakannya langsung.

Analisis Data

Merujuk pada scene-scene di atas, maka nampak jelas bahwa jurnalisme investigasi melakukan kegiatan penelusuran saksi kunci melalui wawancara. Saksi kunci adalah fakta berupa kesaksian dari sumber berita. Saksi kunci menempati posisi terpenting dalam reportase investigasi. Saksi kunci yang gampang digelitik umumnya Merujuk pada scene-scene di atas, maka nampak jelas bahwa jurnalisme investigasi melakukan kegiatan penelusuran saksi kunci melalui wawancara. Saksi kunci adalah fakta berupa kesaksian dari sumber berita. Saksi kunci menempati posisi terpenting dalam reportase investigasi. Saksi kunci yang gampang digelitik umumnya

: Interview is a meeting between two people to discuss important matters. Atau pertemuan antara dua orang untuk mendiskusikan hal-hal yang penting. 152

Jadi wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan bahan berita (data atau fakta). Pelaksanaanya bisa dilakukan secara tatap muka ataupun secara tidak langsung seperti melalui telepon, internet, ataupun surat (termasuk juga surat elektronik). 153 Wawancara juga merupakan salah satu cara menggali informasi lewat percakapan antara wartawan dengan seseorang yang menjadi sumber berita. 154

Dalam buku Laporan Investigasi Untuk Media Cetak dan Siaran karya William C. Gaines dinyatakan bahwa wawancara investigasi, entah orang yang diwawancarai dianggap sebagai target atau tidak, biasanya dilakukan dalam cara yang tidak resmi ketimbang seperti interogasi yang kasar dan bermusuhan. Wartawan berusaha memperoleh fakta dan pandangan orang yang diwawancara dengan menjadi pendengar yang baik serta mengajukan pertanyaan yang tepat. Dalam jurnalisme investigasi, wawancara dapat dilakukan dengan teknik yang bermacam-macam. Jurnalis investigasi dapat melakukan wawancara secara pribadi. Dengan cara ini, keuntungan

151 Septiawan Santana K, Jurnalisme Investigasi, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2004, hal.110. 152 Jani Yosef, To Be A Journalist, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2009, hal.34.

wajah yakin maupun kebohongan dari narasumber. Namun jika izin wawancara tidak diberikan, jurnalis dapat menyusun strategi berupa pembentukan tim dalam pengumpulan fakta. Jurnalisme investigasi lekat dengan strategi dalam mengungkap fakta yang tersembunyi. 155

Wawancara memegang peranan penting dalam mengungkap fakta karena melalui wawancara didapat keterangan yang diperlukan wartawan. Menurut Roy Paul Nelson, wawancara dinilai sebagai salah satu bagian dari kerja riset jurnalistik (pencarian data dan keterangan) yang menuntut kerja keras. Bagi dunia jurnalisme investigatif, setiap melakukan wawancara, wartawan investigatif memerlukan pendekatan dan penanganan yang berbeda pada tiap kasusnya. Setiap individu, yang diwawancara memiliki segi-segi personal, kepribadian, dan kejiwaan, yang khas manusiawi. Sementara, wartawan investigatif dibebani dengan pengejaran tugas untuk mengungkap dan menggali segala keterangan, yang kerap, masih diliputi kegelapan. Dari tiap sumber berita, iajuga harus memperhitungkan kemungkinan manipulasi keterangan yang disengaja, ataupun bisa juga tidak disengaja - dikarenakan oleh sebab human error. 156

Mula-mula seorang wartawan investigator adalah wartawan yang tidak menerima mentah-mentah pernyataan sumber-sumber resmi. Ia melakukan pekerjaan riset yang dalam, tekun merekonstruksi

155 William C. Gaines, Laporan Investigasi Untuk Media Cetak dan Siaran, Institut Studi Arus Informasi 155 William C. Gaines, Laporan Investigasi Untuk Media Cetak dan Siaran, Institut Studi Arus Informasi

Studi yang dilakukan oleh American Society of Newspaper Editors (ASNE) antara tahun 1985-1998, bahwa pembaca menginginkan semua sumber disebut namanya dan bila tidak bisa harus disebutkan alasannya. Publik menginginkan wartawan dan jurnalisme kembali ke dasar dari bercerita tentang orang-orang dan peristiwa dalam komunitas mereka, dan menyajikan cerita dengan adil dan imbang dengan sumber-sumber yang teridentifikasi. 158 Ada berbagai jenis Wawancara yaitu:

a. WawancaraTelepon

Hubungan telepon dinilai dapat memangkas waktu dan memungkinkan mengajukan pertanyaan lebih lugas daripada pertemuan tatap muka. Wartawan dimungkinkan untuk mencatat atau merekam komentar tanpa mengganggu pembicaraan. Namun feedback non-verbal tidak dapat diamati wartawan.

b. Wawancara Langsung b. Wawancara Langsung

c. Konferensi Pers

Konferensi pers sering diartikan sebagai suatu peristiwa yang direncanakan oleh para pejabat atau pengusaha untuk kepentingan dan keinginan sendiri. Suasana konferensi pers membuat wartawan sulit mendapat, atau mengejar informasi yang berharga. 159

Wawancara investigatif memang membutuhkan teknik tersendiri karena berbagai macam kemungkinan dapat terjadi dalam sebuah wawancara. Melalui sebuah pertanyaan yang salah, di dalam sebuah wawancara investigatif, Alex Dobish dari Journal di Milwaukee, Amerika, mendapatkan sebuah keberuntungan. Ketika itu, ia tengah memojokkan seorang pegawai pemerintah daerah, agar mengakui keterlibatannya di dalam suatu kasus manipulasi tanah. Dengan kegeraman, dan ledakan intonasi retorik, Dobish menyatakan bahwa pembeli tanah itu lalah Root River Land Corporation. Pengaruh suasana wawancara, dengan ajuan pertanyaan yang terus menghimpitnya, membuat pegawai pemerintahan daerah itu terlonjak, terpancing. Dan menegaskan bahwa proses jual-beli tanah yang dilakoninya tidak melibatkan sebuah korporasi (corporation) akan Wawancara investigatif memang membutuhkan teknik tersendiri karena berbagai macam kemungkinan dapat terjadi dalam sebuah wawancara. Melalui sebuah pertanyaan yang salah, di dalam sebuah wawancara investigatif, Alex Dobish dari Journal di Milwaukee, Amerika, mendapatkan sebuah keberuntungan. Ketika itu, ia tengah memojokkan seorang pegawai pemerintah daerah, agar mengakui keterlibatannya di dalam suatu kasus manipulasi tanah. Dengan kegeraman, dan ledakan intonasi retorik, Dobish menyatakan bahwa pembeli tanah itu lalah Root River Land Corporation. Pengaruh suasana wawancara, dengan ajuan pertanyaan yang terus menghimpitnya, membuat pegawai pemerintahan daerah itu terlonjak, terpancing. Dan menegaskan bahwa proses jual-beli tanah yang dilakoninya tidak melibatkan sebuah korporasi (corporation) akan

a. On the record

Semua pernyataan boleh dikutip dengan menyertakan nama serta gelar orang yang membuat pernyataan tersebut.

b. On Background

Semua peryataan boleh dikutip tapi tanpa menyertakan nama dan gelar orang yang memberi peryataan tersebut.

c. On Deep Background

Apapun yang dikatakan boleh digunakan tapi tidak dalam bentuk kutipan langsung dan tidak untuk sembarang jenis penyebutan.

d. Off the record

Informasi yang diberikan tidak boleh disebarluaskan. Dan juga tidak boleh dialihkan kepada narasumber lain dengan harapan bahwa informasi itu kemudian boleh dikutip. 161

Sering permasalahan muncul dari soal pencarian narasumber yang menjadi kunci pembuka keterangan. Jack Tobin memaparkan pengalamannya mencari seorang Jane Smith, yang menjadi

Los Angeles yang berjumlah sepuluh juta lebih penduduknya. Kisah liputannya mencantumkan nama Jane Smith untuk jarak waktu sebelum Perang Dunia ke-2, yakni pada tahun 1940. Melalui riset kepustakaan di berbagai catatan kependudukan, Tobin berhasil menemukan buruannya. Semua itu didapat melalui upaya repoltase investigatif yang terfokus kepada segala keterangan yang terkait dengan rincian kehidupan individu yang hendak dijadikan narasumber. Untuk itu, dalam perkembangan masyarakat seperti Amerika, berbagai sumber dan media informasi dapat dipergunakan, seperti: newspaper libraries, buku-buku telepon, city directories, para tetangga, registrasi pemilikan SIM, para peserta pemilu, catatan kelahiran, sampai ke catatan-catatan yang bersifat komersial (Uniform Commercial Code fillings), catatan keputusan pengadilan (pailitnya perusahaan, pajak, perceraian, dsb), dan catatan tesis dan disertasi univestitas. 162

Dalam menghadapi narasumber yang terkesan menghindar, menutup-nutupi, ataupun menolak diwawancarai maka wartawan bisa saja menuliskan kejadian tersebut dalam beritanya. Bahwa narasumber menolak untuk diwawancarai atau terkesan menghindar ketika diminta informasi. Jika itu yang terjadi maka pembaca akan menarik Dalam menghadapi narasumber yang terkesan menghindar, menutup-nutupi, ataupun menolak diwawancarai maka wartawan bisa saja menuliskan kejadian tersebut dalam beritanya. Bahwa narasumber menolak untuk diwawancarai atau terkesan menghindar ketika diminta informasi. Jika itu yang terjadi maka pembaca akan menarik

Wartawan investigatif jarang meliput mengenai agenda hidup sehari-hari seseorang. Mereka seakan lebih mencari sesuatu keburukan di dalam liputannya. Mereka datangi sebuah pertemuan para pejabat bukan untuk sekadar mewawancarai biografi satu per satunya, akan tetapi karena adanya seseorang yang dinilai memiliki otoritas sebagai pembuataturan, dan mempertanyakannya. Mereka meliput pertemuan dewankota, contohnya, jika di sana terdapat latar belakang yang berhubungandengan sebuah proyek besar. Jika pun mereka membuatnya menjadi laporan, hal itu berkaitan dengan tugas liputannya. Bahan liputannya akan dijadikan dokumentasi bagi liputan selanjutnya. 164

Beberapa prinsip peliputan mengindikasikan kegiatan penggalian informasi. Pekerjaan wartawan ialah mengumpulkan informasi untuk membantu masyarakat memahami pelbagai kejadian yang mempengaruhi kehidupan mereka. Penggalian itu membawa para reporter untuk melakukan tiga kegiatan, di dalam reportase. Pertama, Surfacefacts, yakni, penelusuran fakta-fakta dari sumber- orisinal, seperti pelbagai rilis berita, catatan-catatan tangan, dan pelbagai omongan (speeches); Kedua, Reportorial enterprise yang meliputi kerja memverifikasi, menyelidiki, meliput kejadian-kejadian

Interpretation andanalysis, yakni, coba mengukur akumulasi informasi berdasar tingkat signifikasinya, dampaknya, penyebabnya, konsekuensinya. 165

"Saya harus memaksa diri saya untuk mengajukan berbagai pertanyaan tajam," ujar wartawan investigatif Bruce Lockin. Gaya ajuan pertanyaannya menjelaskan ciri, sekaligus teknik, di dalam mengajukan pertanyaan secara tidak tampak, tidak memperlakukan pertanyaan sebagai layaknya sebuah pertanyaan. Jenis pertanyaan ini merupakan upaya mengajukan pertanyaan untuk sebuah informasi yang sudah diketahui. Subjek investigatif dipojokkan pada posisi seseorang yang harus menjelaskan, tidak diberi pilihan untuk menyangkal. Bila pun maksud dari pertanyaan yang diajukan adalah untuk kepentingan konfirmasi, jenis pertanyaan ini langsung menggoyahkan subyek investigasi. Disini, wartawan investigatif tidak bertanya dengan pertanyaan apa namun lebih menanyakan mengapa. 166

Bahkan ketika jurnalis mencoba mengorek informasi kepada tipe masyarakat yang kurang ekspresif dalam mengemukakan pendapat dan aspirasinya, maka jurnalis perlu melakukan pertanyaan-

merumuskan pendapatnya. 167 Kerja wartawan investigasi kerap harus mencari informasi kepada orang-orang yang memgang peranan penting dalam suatu kasus atau sering disebut dengan Finding the people. Finding the people adalah kunci setelah sebuah kisah investigatif ditemukan wartawan. Reportase investigatif membutuhkan pertolongan orang- orang yang relevan, yang terkait dengan kisah yang hendak disampaikan. Dari pelbagai narasumber yang mau diajak wawancara, wartawan investigatif kerap menemukan rekomendasi penting bagi pelacakan selanjutnya. Para informan menjadi petunjuk rangkaian kisah yang hendak dikembangkan. Walaupun kerap harus dihadapi risiko untuk tak berkehendak disebutkan jati dirinya. Hal ini merupakan hal yang harus diminimalisir di dalam pelaporan jurnalistik. Karena itu, "janganlah dikutip pernyataan orang yang tidak diketahui keberadaannya," saran Spark. Namun, bila semuanya telah absah dan memungkinkan, kutipan para informan amat diperlukan. 168

Dalam buku Laporan Investigasi untuk Media Cetak dan Siaran karya William C. Gaines memaparkan kegiatan wawancara yang dilakukan Glays Tyding. Ia melakukan wawancara dengan sumbernya beberapa kali. Sumber pertamanya tidak mengatakan segala hal yang diketahuinya. Bahkan dalam sejumlah situasi, wartawan investigasi

167 Ashadi Siregar, Bagaimana Meliput dan Menulis Berita untuk Media Massa, kanisius, Yogyakarta, 1998,

mengenalnya dari suara di telepon. Mungkin sumber pertama ini memiliki faktor politis dengan memberikan informasi kepada jurnalis. Dalam buku ini dijelaskan bahwa motif sebuah sumber bukanlah faktor yang harus diperhatikan bila sedang mempertimbangkan apakah sebuah berita berdasarkan petunjuk harus dimuat atau tidak. Jika ini mengenai isu penting maka berita itu tidak memerlukan hal- hal yang lain lagi atau dengan kata lain layak untuk diinvestigasi dan kemudian dimuat. 169 Namun ada pula kerja investigasi yang berhasil mengungkapkan masalah-masalah besar melalui berita yang sudah direncanakan sebelumnya. Dalam artian, berita investigasi yang dihasilkan tidak berasal dari petunjuk atau tindak lanjut atas sebuah berita yang menghebohkan akan tetapi lebih tertata dalam perencanaanya. 170

Ada sifat kerja intelektual, yang harus disiapkan oleh reporter investigatif sebagai kunci pembuka kasus-kasus yang hendak diungkapkannya. Mereka harus memiliki penalaran untuk mendapatkan catatan dokumentasi, dan kemampuan mengaksesnya secara legal yang tidak semudah liputan reguler. Penelusuran dokumen merupakan sarana untuk mengecek kebenaran dari apa yang dikatakan narasumber terhadap sebuah peristiwa. Berbagai dokumen itu kerap menjadi batu loncatan, dasar pijakan, bagi bangunan kisah

169 William C. Gaines, Laporan Investigasi Untuk Media Cetak dan Siaran, Institut Studi Arus Informasi 169 William C. Gaines, Laporan Investigasi Untuk Media Cetak dan Siaran, Institut Studi Arus Informasi

Investigating Individuals adalah istilah lain dari people trails, yaitu menyangkut kegiatan pencarian dan wawancara dengan para narasumber. Hal ini terkait dengan kegiatan mendapatkan keterangan dan para narasumber yang berwenang, kredibel, dan legimet, untuk memperkuat pembuktian dari fakta yang hendak dilaporkan. Bukan hanya mencatat pandangan dari para pakar/ahli, wartawan investigatif juga harus mampu menembus narasumber yang terkait dengan permasalahan yang hendak diungkap, seperti para mantan pejabat, eksekutif, dan pekerja lainnya, bahkan orang-orang luar yang mengetahui jelujuran persoalannya. Dapat melakukan wawancara dengan mereka, merupakan langkah penting lain yang mesti dilakukan wartawan investigatif. Banyak dari mereka yang harus diberi kepercayaan dahulu sebelurn mau untuk diajak wawancara. Meraih kepercayaan ini bukan pekerjaan mudah. Untuk itulah, teknik interviewpun menjadi sarana lanjutan dari wartawan investigatif.

keterangan penting dan orang-orang yang diajak wawancara. 172 Wartawan perlu mengetahui cara bertanya yang tepat, agar orang lain mau memberikan keterangan yang diperlukan. Sebelum sampai ke tindakan mengajukan pertanyaan, seorang wartawan perlu mengetahui untuk hal-hal apa ia perlu melakukan cara ini. 173

Para wartawan investigatif dan redakturnya mesti siap untuk mengantisipasi perkembangan kisah, dan sigap mencatat hal-hal penting yang mesti ditelusuri. Penggalian investigatifnya bukan saja tertuju pada perolehan fakta-fakta, atau sampai kepada kebenaran yang hendak diungkap, namun tertuju pula untuk mengurangi terjadinya kesalahan agar rangkaian reporter-sumber berita-khalayak tidak terjebak dengan menelusuri persoalan dengan kerangka berpikir yang salah. Pelbagai asumsi wartawan investigatif harus tetap dijaga melalui pelbagai pengecekan, terkait dengan upaya mengamati komentar atau kutipan kunci persoalan dan sumber berita yang benar.

174 Dunia jurnalisme membutuhkan kejelian dalam memilah dan

memilih fakta yang akan ditampilkan. Dalam reportase, terdapat lima pegangan yaitu prinsip-prinsip intelektual yaitu (1) jangan menambahkan sesuatu yang tidak ada (2) jangan menipu pembaca, (3)

172 Ibid, hal.110. 173 Ashadi Siregar, Bagaimana Meliput dan Menulis Berita untuk Media Massa,kanisius, Yogyakarta, 1998,

(4) percaya pada keaslian reportase sendiri, dan (5) rendah hati. 175 Wartawan investigatif harus memahami benar proses mendapatkan kemudahan berbagai data di berbagai tempat. Mereka harus bisa membuat jalinan hubungan yangbersahabat dengan orang- orang yang bekerja, dan mengetahui betul berbagai catatan yang hendak dicari di tempat-tempat yang menjadi area investigasi. Orang- orang tersebut tidak harus kepala departemen, akan tetapai cukup orang-orang yang menguasai betul bagaimana tempat tersebut bekerja. 176

Bahkan jenis wawancara investigasi yang lebih jauh lagi ketajamannya, menggunakan teknik manipulasi sikap seolah-olah mengetahui fakta yang terjadi. Partanyaan ditujukan melalui gaya reporter yang telah mendapatkan keterangan – keterangan penting sehingga dalam menolak keterlibatannya, narasumber akan menjelaskan berbagai hal yang sebenarnya terjadi. Seperti teknik yang digunakan oleh Brit Hume, dalam Inside Story (Doubleday, 1974) yaitu menuduh tokoh kunci melakukan sesuatu, walau telah diketahui bahwa ia tidak mungkin terlibat. Keberhasilan dari teknik ini adalah ketika mereka menyatakan ketidaksetujuan dan menyatakan telah terjadi suatu kesalahan karena mereka sebenarnya hanya berada di posisi keterlibatan tertentu. Bahkan mereka cenderung akan

yang lebih berat lagi. 177 Dalam penjelasan Peter Benyaminson, dari Detroit Free Press, yang dikutip Rivers dan Mathews di dalam buku Septiawan Santana, memaparkan bahwa sangat sering terjadi bahwa seorang penyelidik yang tekun mampu mengungkap segala sesuatunya kecuali kaitan akhir dari serangkaian tindakan kriminal. Dalam keadaan seperti itu, memutuskan untuk bertemu dengan tokoh utama dan menuduhkan semua tindakan kriminal sambil membiarkan dulu kenyataan belum terungkapnya bukti yang sebebutlnya menjadi kunci pemecahan, seringkali membuahkan hasil. Karena tokoh utama mengira wartawan sudah memiliki semua bukti sehingga ia lebih memilih mengakui perbuatannya. 178

Hasil dari wawancara harus dikonstruksi kembali oleh jurnalis ke dalam suatu peristiwa dengan kritis agar fakta yang digunakan untuk membangun rekonstruksi berhasil menampilkan gambaran yang mendekati realitas sebenarnya dan obyektif. Hal ini penting karena sering terwawancara (orang yang diwawancarai) memandang sesuatu dengan subyektif dan mementingkan kepentingan golongan tertentu atau memiliki keberpihakan terhadap salah satu pihak. 179

3. Tekanan terhadap jurnalisme investigasi

177 Ibid, hal.269. 178 Ibid, hal.270.

a. Kekerasan Fisik Terhadap Jurnalis

Wacana ketiga adalah “kekerasan terhadap jurnalis”. Kesan ini muncul karena adanya beberapa adegan kekerasan yang

dilakukan terhadap kerja jurnalis dalam film “State of Play”. Dalam berbagai upaya pengungkapan fakta, sang jurnalis menghadapai

rintangan. Salah satu rintangan tersebut adalah kekerasan secara fisik dan mental. Cal, seorang wartawan media cetak Washington Globe dalam film State of Play mengalami percobaan pembunuhan. Terdapat adegan yang menampilkan bahwa ada pihak yang tidak senang jika kasus yang menimpanya terbongkar. Pihak tersebut mencoba membunuh sang jurnalis dengan melakukan pengejaran dan melepaskan tembakan kepada sang jurnalis. Berikut ini adalah scene-scene yang menunjukkan kekerasan yang dialami sang jurnalis.

Robert Bingham terhadap Cal)

Scene 147

(Cal diancam dibunuh oleh Robert Bingham

namun usaha

pembunuhan

tersebut dapat digagalkan oleh polisi)

dirinya dengan ditembak sebanyak 2 kali sesaat setelah mendatangi narasumber dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi. Cal harus sembunyi diantara mobil-mobil yang diparkir di sebuah garasi untuk menghindari aksi percobaan pembunuhan kepada dirinya. Bahkan ia sempat terjatuh dari mobil karena ia berusaha untuk menggelayuti mobil agar terbebas dari tembakan. Ia selamat setelah mobil yang ia gelayuti menabrak mobil polisi sehingga pelaku melarikan diri karena takut tertangkap polisi ( scene 104).

Cal, sang jurnalis kembali mengalami percobaan pembunuhan terkait dengan berbagai fakta yang ia ungkap. Namun upaya pembunuhan ini dapat digagalkan karena pelaku terlebih dahulu ditembak oleh polisi yang tiba di lokasi (scene147).

Dari scene-scene di atas tampak bahwa kinerja jurnalis dalam peliputan investigasi sangat rentan terhadap keekrasan. Hal ini dikarenakan investigasi adalah kegiatan jurnalisme yang mencoba untuk mengungkap sebuah kasus atau kejahatan yang tertutup rapat. Seorang jurnalis harus mampu menghadapi berbagai tekanan untuk dapat mencapai independensi dalam investigasi. Ketika suatu peristiwa terjadi, ia harus mampu mencari informasi yang sebenar- benarnya. Informasi yang tertutupi dan yang sengaja ditutupi harus ia gali.

Joseph Pulitzer, menurut Mitchell V.Charnley, Joseph Pulitzer, menurut Mitchell V.Charnley,

dimotivasi oleh “semangat, ketrampilan, keberanian, dan imajinasi”. Kerja peliputannya tidak puas dengan “kemendalaman penggalian” dan agresivitas serta kerap “berbahaya/berisiko tinggi” terhadap fakta-fakta yang tersembunyi. 180

Ini menjelaskan bahwa kinerja jurnalis dalam investigasi dekat dengan bahaya. Hal ini dikarenakan sang jurnalis harus menggali informasi dengan dalam terhadap suatu kasus yang sengaja disembunyikan. Seperti layaknya sebuah perlawanan, jurnalisme investigasi tidak berhenti berjuang untuk mendapatkan kebenaran walau harus menghadapi berbagai tekanan.

Di Indonesia, kasus Udin BERNAS adalah salah satu dari beberapa kasus tentang kekerasan jurnalis yang tidak mudah dilupakan. Fuad Muhammad Syafruddin atau yang kerap disapa Udin, wartawan Harian BERNAS, meninggal dunia karena penganiayaan yang menyebabkan pendarahan berat di kepala dan kerusakan otak. Dia diduga dibunuh setelah Tulisan-tulisan Udin mengenai kebijakan pemerintah orde baru dan militer. 181 Kegiatan jurnalisme investigasi adalah tentang memasuki ruangan berbahaya

yang sudah terdapat papan peringatan “dilarang masuk” pada bagian depannya.

180 Septiawan Santana K, Jurnalisme Investigasi, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2004, hal. 53-54.

berisiko. Pihak-pihak yang namanya tersangkut dalam investigasi sering melakukan perbuatan tidak terpuji terhadap wartawan. Misalnya dengan cara menyerang nama baik wartawan, pemboikotan secara ekonomis terhadap wartawan, dan mengancam hingga melakukan penganiayaan. 182

b. Tekanan dari media

Subtema kedua dalam wacana “jurnalisme investigasi” dalam film State of Play adalah tekanan dari media. Berikut adalah scene-

scene yang mengesankan adanya tekanan dari media untuk menampilkan gosip / sesuatu yang belum tentu benar :

Scene 107a

Cam : Ya, mengapa kita tidak bisa mempublikasikan itu? Seorang pelayan datang dengan mengungkapkan skandal seks. Hebat, itu sungguh berita penting. Lalu dia menolaknya. Ada berita yang lain lagi. Lalu salah satunya berkoar, dan ada cerita lain lagi. Sementara orang sedang membaca

Scene 107e

Kita punya manajemen baru untuk menjawab itu, Cal. Mereka tertarik dengan penjualan, bukan dengan kebijaksanaan.

soal itu dan mereka dapatkan itu dari kita sebab kita yang pertama memilikinya! Tapi kita tidak melakukannya, bukan? Tidak, karena ada orang bodoh memutuskan untuk tak meliputnya.

Cameroon (sang editor) nampak menekan Cal untuk menampilkan fakta yang belum utuh. Fakta tersebut dinilai akan mendatangkan keuntungan bagi perusahaan media ( scene107a).

Cameroon nampak menjelaskan bahwa manajemen baru di perusahaan. Perusahaan lebih tertarik dengan penjualan bukan mengenai kebijaksanaan (scene107e).

Dari scene-scene di atas nampak bahwa kesan adanya tekanan dari media. Sang editor yang merupakan representasi dari pihak media menekan supaya jurnalis memuat berita mengenai sesuatu yang belum tentu benar atau mengandung kebohongan namun bisa mendatangkan profit atau keuntungan. Dalam scene tersebut juga terdapat kesan bahwa editor menekan jurnalis untuk segera menampilkan informasi yang didapat meskipun fakta sebenarnya belum terungkap. Hal semacam inilah yang sering menjadikan fakta sering kabur ataupun tenggelam.

Dalam scene ini direpresentasikan bagaimana seorang wartawan diperhadapkan pada kepentingan institusi media yaitu editor. Editor menghadapkan jurnalis pada persoalan oplah atau

redaktur adalah mengemban tanggung jawab akan isi dari halaman surat kabar dengan menerima bahan mentah, baik dari kantor berita, wartawan, koresponden, atau bahkan pers release dari lembaga, organisasi, instansi pemerintah atau perusahaan swasta. Bahan tersebut kemudia diseleksi untuk dipilih mana yang layak untuk dimuat dengan segera(hari itu juga) dan mana yang bisa ditunda pemuatannya. 183 Masalah-masalah tersebut membuat banyak wartawan akan sulit bergerak memperjuangkan kebenaran sebuah berita. Peran pemimpin redaksi yang tegas akan sebuah irama “kebenaran” tentunya dibutuhkan. Kompetensi pemimpin redaksi sebuah media juga membutuhkan perhatian khusus dari institusi media. 184

Scene di atas jelas mengganggu kinerja seorang jurnalis dalam menampilkan berita yang objektif. Seorang editor hendaknya tidak masuk dalam dunia bisnis atau keuntungan. Karena di dalam dunia jurnalis, bidang “keuntungan” harus terpisah dengan bidang “kebenaran dan fakta” agar fakta dapat dibangun dengan sebenar-

benarnya tanpa ada tekanan.

Kesehatan keuangan perusahaan pers juga tidak boleh terabaikan karena menurut Claude Sitton, direktur editorial dan wakil presiden Observer Publishing Company, bahwa surat kabar Kesehatan keuangan perusahaan pers juga tidak boleh terabaikan karena menurut Claude Sitton, direktur editorial dan wakil presiden Observer Publishing Company, bahwa surat kabar

membongkar penyelewengan (muckrackers), sekarang memberi jalan kepada pengeruk uang (buckrackers) yang mencari popularitas dan kekayaan. 186

Menurut Mursito BM, dalam menjalankan fungsinya, jurnalisme tidak dapat lepas dari kontrol. Kontrol tersebut berasal dari masyarakat dan sistem terutama sistem politik dan ekonomi. Kekuasaan politik akan selalu memiliki kepentingan dalam mengendalikan pers. Dengan menguasai pers, kekuasaan politik dapat memperpanjang tangannya. Sedangkan kekuasaan ekonomi diwujudkan terutama dalam bentuk modal, managemen, serta profesionalismenya. 187

James C. Thomson Jr, kurator Nieman Foundation mengatakan bahwa surat kabar harus mengoperasikan “mendapatkan uang” dan “berbuat baik (mengungkapkan keadilan dan kebenaran)” secara berimbang. Karena di satu sisi, wartawan

dan editor berusaha mengungkap kebenaran dalam membongkar kejahatan dan di pihak lain pemilik berusaha mempertahankan bisnis dan mengusahakan keuntungan yang besar. Otis Chandler, pemimpin redaksi Times Miror Company, percaya bahwa surat kabar yang sukses tidak akan membiarkan departemen bisnis

185 Luwi Ishwara, Catatan-catatan Jurnalisme Dasar, Kompas, Jakarta, 2005, Hal 19.

departemen editorial untuk sepenuhnya meliput berita seperti yang dilihatnya. 188

Mempertahankan imbang kedua sikap ini memang tidak mudah terutama menghadapi berbagai godaan sehingga terkadang harus ada yang dikorbankan. Oleh karena itu wartawan senior dan penulis Seno Gumira Ajidarma mengatakan bahwa jika ada media yang berniat untuk melakukan reportase investigatif maka sebaiknya melepaskan diri dari kepentingan atau tujuan bisnisnya. "Sebab reportase seperti ini memang untuk mencerahkan publik," 189

c. Tekanan dari pemerintah

Berikutnya adalah tekanan dari pihak kepolisian. Kepolisian berusaha untuk menghentikan peliputan berita mengenai pembunuhan yang ditangani oleh Cal. Polisi menganggap bahwa ini bukanlah berita namun sebuah kasus yang seharusnya ditangani oleh polisi. Berikut adalah scene-scene yang mengesankan bahwa terdapat tekanan dari pihak kepolisian :

Scene 106

188 Opcit.

Cal : Kau keberatan jika aku kembali mengerjakan beritaku? Don : Itu bukan berita tapi kasus.

Berdasar percakapan di atas terkesan bahwa kepolisian berusaha untuk menghentikan peliputan berita tentang pembunuhan karena mereka menganggap bahwa ini adalah sebuah kasus yantg seharusnya ditangani oleh kepolisian. Dalam hal ini kepolisian merupakan representasi dari pemerintah.

Pekerjaan investigasi adalah pekerjaan yang sama –sama dilakukan oleh para wartawan dan aparat keamanan (intelejen). Secara prinsip pekerjaan investigasi yang dilakukan seorang wartawan dan intel memang mirip. Hanya saja diantara keduanya terdapat perbedaan yang menonjol. Seorang wartawan melakukan pekerjaan investigasi untuk kemudian ditulis dan dipublikasikan pada masyarakat luas. Maka intelejen bekerja berdasarkan perintah komando di mana hasilnya dilaporkan secara tertutup kepada si pemberi komando. 190 Bahkan dalam buku Laporan Investigasi Untuk Media Cetak dan Siaran karya William C. Gaines Pekerjaan investigasi adalah pekerjaan yang sama –sama dilakukan oleh para wartawan dan aparat keamanan (intelejen). Secara prinsip pekerjaan investigasi yang dilakukan seorang wartawan dan intel memang mirip. Hanya saja diantara keduanya terdapat perbedaan yang menonjol. Seorang wartawan melakukan pekerjaan investigasi untuk kemudian ditulis dan dipublikasikan pada masyarakat luas. Maka intelejen bekerja berdasarkan perintah komando di mana hasilnya dilaporkan secara tertutup kepada si pemberi komando. 190 Bahkan dalam buku Laporan Investigasi Untuk Media Cetak dan Siaran karya William C. Gaines

Dalam buku Septiawan Santana diungkapkan bahwa wartawan investigasi memang melakukan penyelidikan untuk mengungkapkan suatu kasus layaknya seorang detektif. Namun ia bekerja bukan untuk detektif partikelir yang disewa oleh seseorang (kepentingan tertentu) namun untuk kepentingan pelaporan peristiwa yang mesti diketahui oleh masyarakat. 192

Berbagai tekanan tersebut hendaknya tidak menyurutkan jurnalis dalam menampilkan fakta. Bernard C. Cohen dalam Advanced Newsgathering karangan Bryce T. McIntyre menyebutkan bahwa beberapa peran yang umum dijalankan pers di antaranya adalah sebagai pelapor atau informer. Pers bertindak sebagai mata dan telingan publik untuk melaporkan peristiwa- peristiwa di luar pengetahuan masyarakat dengan netral dan tanpa prasangka. 193

191 William C. Gaines, Laporan Investigasi Untuk Media Cetak dan Siaran, Institut Studi Arus Informasi

Kedutaan Besar Amerika Serikat, Jakarta, 1998, hal.36. 192 Kedutaan Besar Amerika Serikat, Jakarta, 1998, hal.36. 192