PENGELOLAAN LEMBAGA KESENIAN RIA AGUNG NUSANTARA
BAB III PENGELOLAAN LEMBAGA KESENIAN RIA AGUNG NUSANTARA
3.1 Organisasi
Bisa dikatakan bahwa manusia selalu berhubungan dengan organisasi, bahkan sejak lahir sampai dengan meninggal pun, hampir tidak pernah lepas dari organisasi baik organisasi kecil maupun organisasi besar. Setiap lembaga atau usaha yang dibangun oleh manusia pastinya memiliki tujuan yang ingin dicapai. Usaha-usaha yang dibagun oleh manusia itu sendiri difungsikan juga untuk keperluan manusia itu sendiri.
Organisasi atau usaha apapun didirikan memiliki tujuan dan manusia merupakan pihak yang paling berkepentingan terhadap didirikanya sebuah organisasi atau sebuah lembaga. Organisasi didirikan karena manusia sebagai mahluk sosial, sukar untuk mencapai tujuannya jika dilakukan semuanya secara sendiri, sehingga ia harus membutuhkan sebuah usaha-usaha tertentu. Di dalam melakukan usaha tersebutlah manusia itu harus bekerja sama dengan yang lainya dengan tugas masing-masing yang sudah disepakati bersama sehingga membentuk sebuah organisasi dan memerlukan organisasi guna mencapai tujuan yang di inginkan.
Berdasarkan pendapat Malayu S. P. Hasibuan dalam bukunya yang berjudul Organisasi dan Motivasi (1996:26) mengatakan bahwa didalam sebuah manajemen, organisasi sangatlah penting dikarenakan:
1. Organisasi adalah syarat utama adanya manajemen, tanpa organisasi manajemen tidak ada.
2. Organisasi merupakan wadah dan alat pelaksanaan proses manajemen dalam mencapai tujuan.
3. Organisasi adalah tempat kerjasama formal dari sekelompok orang dalam melakukan tugas-tugasnya.
4. Organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Lembaga Kesenian Ria Agung Nusantara sebagai sebuah lembaga yang bergerak
dibidang kesenian yang di mana di dalamnya terdapat aktivitas-aktivitas kesenian juga melakukan kegiatan organisasi terbukti seperti yang dikemukan oleh Achmad Sobirin dalam Budaya Organisasi . Dalam kiprahnya terhadap kehidupan manusia dan dalam upayanya agar bisa diterima manusia (lingkungan masyarakat), organisasi dengan kemampuanya berusaha menciptakan nilai tambah dan berbagai output yang diharapakan dapat memenuhi kebutuhan beberapa kelompok orang yang berbeda kepentinganya. Secara umum proses penciptaan nilai tambah terjadi dalam tiga tahap yaitu: masukan (input), proses transformasi (konversi) dan keluaran (output).
Sesuai dengan pendapat yang dikemukan diatas, hal serupa juga dilakukan oleh Lembaga Kesenian Ria Agung Nusantara, guna untuk memenuhi kebutuhan berbagai kelompok dalam hal ini masyarakat, maka lembaga ini melakukan kegiatan atau penciptaan, ide-ide pimpinan, tempat atau materi sebagai masukan (input), proses latihan, menjalin relasi atau hubungan sebagai proses transformasi (konversi) dan pertunjukan atau kesenian yang dikemas dan di pertunjukan dipanggung yang mengundang sebagai keluaran (output)
3.1.1 Struktur Organisasi Lembaga Kesenian Ria Agung Nusantara
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia struktur adalah susunan atau bagunan. Dalam pembahasan ini penulis akan menjelaskan bagimana susunan pengurus yang diterapkan oleh Lembaga Kesenian Ria Agung Nusantara. Menurut S. P. Hasibuan dalam bukunya yang berjudul Organisasi dan Motivasi (1996:26) struktur organisasi adalah suatu gambar yang mengambarkan tipe organisasi atau bagan organisasi (organization chart), pendepertemenan organisasi, kedudukan dan jenis wewenang pejabat, bidang dan hubungan pekerjaan, garis perintah dan tanggung jawab, rentang kendali dan sistem pimpinan organisasi. Dalam hal ini yang penulis maksud adalah struktur kepengurusan dalam Lembaga Kesenian Ria Agung Nusantara yang menggunakan tipe Piramid yaitu: Dimana bentuk bagan organisasi yang saluran wewenangnya dari puncak pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah disusun dari atas ke bawah, atau sebaliknya (2002:36).
Pada masa sekarang ini beberapa sistem pengelolaan atau manajemen dari budaya barat diambil oleh kelompok-kelompok kesenian yang terdapat di nusantara. Seperti yang dikemukakan oleh Muhammad Takari:
Bentuk organisasi kesenian banyak yang menggunakan sistem organisasi Barat, Seperti adanya ketua, wakil ketua, sekretaris, wakil sekretaris, bendahara, wakil bendahara, ketua bidang musik, ketua bidang tari, tata busana, make-up, manajer panggung, dan lain-lainya. Dalam kebudayaan barat sistem manajemen seperti inidisebut sebagai sistem organisasi bentuk garis (2008:23).
Struktur organisasi rancang dan dibangun sesuai dengan perkembangan organisasi dan sesuai dengan sumber-sumber kemampuanya, biasanya disusun oleh pihak pimpinan.
Demikian juga halnya dengan Lembaga Kesenian Ria Agung Nusantara. Lembaga yang sudah berdiri selama 22 tahun ini mengadopsi sistem yang berasal dari Barat, namum masih Demikian juga halnya dengan Lembaga Kesenian Ria Agung Nusantara. Lembaga yang sudah berdiri selama 22 tahun ini mengadopsi sistem yang berasal dari Barat, namum masih
Di samping itu sistem organisasi lembaga ini masih sangat sederhana. Sehingga lima fungsi manejemen yaitu: (1) planning, atau dalam bahasa Indonesia disebut perencanaan, yaitu menentukan tujuan-tujuan yang hendak dicapai pada masa yang akan datang dan apa yang akan diperbuat agar dapat mencapai tujuan itu. (2) organizing, atau dalam bahasa Indonesia disebut pengorganisasian, adalah pengelompokan, dan menentukan berbagai kegiatan penting dan memberikan kekuasaan untuk melaksanakan kegiatan itu. (3) Staffing, (penentuan sumber daya manusia) yaitu menentukan keperluan kerja. (4) Motivating, yaitu mengarahkan atau menyalurkan perilaku manusia kearah tujuan yang hendak dicapai. (5) Contolling, yaitu pengawasaan kegiatan dalam bentuk mengukur pelaksanaan sesuai dengan tujuan, menetapkan sebab-sebab penyimpangan dan mengambil tindakan kreatif yang diperlukan (lihat Takari 2008:43).
Kurang efektif terlihat dari keseluruhan aturan dilakukan secara bersama-sama oleh anggota dan kekuasaan utama di pegang oleh ketua lembaga kesenian. (1) Planning atau perencanaan Untuk mencapai tujuan supaya lebih sering tampil keluar negeri maka, manajer atau ketua lembaga ini melakukan latihan yang rutin setiap hari Senin sampai dengan Jumat, tidak menggabungkan alat musik barat disetiap kali pertunjukan disamping itu tidak adanya pungutan apaun yang dikenakan terhadap anggota disisi lainya selalu melakukan kontak dengan pihak-pihak pengundang yang dianggap mampu bekerja sama.
(2) Organizing atau pengorganisasian Pembagia tugas yang terjadi pada Lembaga Kesenian Ria Agung Nusantara bersifat tertulis saja, hal ini terlihat karena keseluruhan anggota saling bekerja sama dan saling menjagadengan yang lain untuk melakukan tugas-tugas tanpa harus menunggu anggota yang lain yang merupakan bidang masing-masingnya. Walau memang ada penaggung jawab dalam setiap bidang namun fungsinya hanya sebagai pegawas dimana tugas yang dikerjakanya sedikit lebih banyak dibanding anggotanya untuk bertanggung jawab atas bidangnya. Namum walau sebagai ketua penaggung jawab dalam bidangnya ia juga harus membantu bidang lainya. Para pemusik dan penari bekerja sama untuk melakukan tugas- tugas bersama karena sudah dianggap bagian dari satu keluarga.
(3) Staffing atau penentuan sumber daya manusia Karena lembaga ini bukanlah lembaga yang besar atau seperti sebuah perusahaan maka sistem yang digunakanpun untuk menentukan Sumber Daya Manusianya sangatlah berbeda. Anggota tidak yang ingin bergabung didalamnya ditentukan oleh ketua lembaga ini. Tidak ada kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh anggota yang mau bergabung namum mengenai keputusan diterima atau tidaknya diputuskan oleh manajer atau ketua pimpinan.
(4) Motivating atau pengarahan Untuk memotivasi para anggotanya ketua lembaga ini menggunakan sistem siapa yang rajin, loyal dalam artian setia pada lembaga ini, maka ia akan lebih sering tampil pada acara-acara yang melibatkan lembaga ini, walau kesempatan selalu diberikan pada keseluruhan anggota.
(5) Contolling atau pengawasan Keseluruhan pengawasaan dilakukan oleh ketua lembaga yaitu Monang Butar-Butar bersama bendahara Siska Uli Cempaka yang juga merupakan istri dari ketua lembaga ini. Semua pengawasan mulai dari hal inventaris lembaga, pelatihan, atau masalah pada waktu pertunjukan semuanya dipegang oleh ketua dan bendahara. Dan pengawasan tersebut tidak bersifat tertulis atau sebuah laporan . Struktur yang dibuat hanya sebagai syarat terpenuhinya sekumpulan orang untuk disebut
sebagai organisasi, yang pada kenyataan di dalamnya tidak dikenal namanya jalur perintah dan laporan, saling tumpang tindih pekerjaan karena seluruh bagian dalam organisasi dituntut untuk menjadi serba bisa. Pembagian tugas tersebut hanya bersifat diatas kertas saja khususnya para bagian penaggung jawab. hal ini terjadi karena semua anggota dituntut juga untuk saling menjaga dan tidak hanya mengurusi bagianya saja. hal ini juga terlihat dimana setiap penari atau pemusik juga kadang mengurusi bagian lain misalnya penanggung jawab make-up kadang mengangkat atau mengurusi pakian juga atau sebaliknya .
Berhubung anggota pada lembaga ini yang masih aktif dan bertahan berjumlah 31 Orang maka pembagian tugas juga tidak begitu spesifik, tumpang tindih bagi para penanggung jawab dan anggota sering terjadi. Masing-masing kepala satuan hanya sebagai Ketua masing-masing bidang saja yang berfungsi sebagai ketua pengarah tidak memberi pertanggung jawaban atas tugasnya kepada ketua lembaga karena keseluruhan tugas-tugas dikerjakan oleh keseluruhan anggota dalam sistem gotong royong (Lebih lanjut lihat Gambar 3.1).
3.1.2 Sistem Pembagian Honor
Setiap usaha seseorang manusia hendaknya dihargai, penghargaan itu dapat berupa materi atau sebagainya. Manusia yang bergabung dalam suatu organisasi atau lembaga yang tujuan akhir dari lembaga tersebut adalah untuk mendapatkan keuntungan maka dia akan menerima upah kerja kerasnya dari lembaga tempat ia bergabung.
Besar kecilnya penghargaan yang diterima khusunya untuk lembaga kesenian tradisional yang kadang memakai jasa seniman lain atau yang bukan menetap menjadi anggota pada organisasi atau lembaga tersebut biasanya dilihat dari seberapa terkenalnya seniman tersebut di wilayahnya. Di sisi lainya jika dia anggota tetap juga dilihat dari seberapa lama dia bergabung pada lembaga kesenian tersebut. Sementara untuk para penari cabutan pembagian upah dilakukan juga berdasarkan besar kecilnya proyek yang diterima. Pembagian honor atau pupur pada setiap kesenian tradisional biasanya tergantung besarnya proyek yang dijalankan dan tingkat kesenioritasnya, biasanya diberikan setelah penampilan selesai atau tergantung cepatnya pupur atau upah yang diberikan oleh pihak pengundang, tetapi berbeda jika ke luar negeri biasanya pupur atau upah diberikan seminggu sebelum keberangkatan. Pembagian uang pupur atau honor tidak dilakukan setiap bulan.
Pada Lembaga Kesenian Ria Agung Nusantara pembagian uang pupur, uang terimakasih, uang capek, uang jalan, dan sejenisnya dikelola sendiri oleh ketua lembaga bersama bendahara lembaga secara lebih pribadi artinya tidak dipublikasikan kepada anggota berapa bayaran yang didapat dari hasil melakukan pertunjukan. Dalam sistem pembagian pupur yang diberlakukan oleh lembaga ini ialah 50% untuk anggota tergantung tingkat kesenioritasnya, 30% untuk kas, dan 20% untuk biaya make-up dan kostum anggota.
3.1.3 Penerimaan Anggota
Anggota dalam sebuah organisasi merupakan bagian yang sangat penting. Tanpa adanya anggota maka sistem yang diterapkan tidak akan berjalan dengan baik, tidak akan mungkin seorang ketua akan menjalankan semua pekerjaan. Seorang yang akan mendirikan sebuah organisasi apapun maka ia akan merencanakan anggota, tempat dan modal. Dalam hal ini anggota yang bergabung dalam lembaga yang diteliti oleh penulis.
Sistem penerimaan anggota pada Lembaga Kesenian Ria Agung Nusantara untuk saat ini tidak membuat target untuk jumlah anggotanya setiap tahun, lembaga ini juga tidak secara resmi membuka pendaftaran untuk para anggota, artinya siapapun yang ingin bergabung dalam lembaga ini bebas datang kapan saja, tetapi yang harus diperhatikan ialah ketekunan dalam latihan dan kesetian pada lembaga dan yang tidak kalah penting ialah penampilan yang layak atau paras cantik bagi para penari wanita. Karena lembaga ini merupakan lembaga kesenian tradisional, terbukti dari aktivitas kesenian yang sering dibawakan yaitu kesenian tradisional yang berasal dari Sumatera Utara pada khususnya, maka sebahagian para pemusik dan penari kadang menggunakan sistem cabutan. Seperti yang dikemukan oleh Muhammad Takari (2008i:
Dalam rangka penentuan sumber daya manusia atau staffing, banyak kelompok seniman tradisional Nusantara, yang membentuknya berdasarkan seniman-seniman ”cabutan.” Maksud seniman cabutan dalam tanda kutip ini, adalah seniman dari kelompok lain atau seniman yang tak terikat oleh kelompok disatu-satukan untuk memenuhi permintaan kesenian dalam satu atau beberapa kali pertunjukan.
Demikian halnya yang terjadi pada Lembaga Kesenian Ria Agung Nusantara, baik para pemusik dan penari, kadang menggunkan sistem cabut dari lembaga kesenian lainya yang dianggap pemusik dan penarinya sudah berpengalaman dibidangnya masing-masing. Hal terjadi karena sebahagian dari pemusik tetap pada lembaga ini kurang menguasai materi dan juga bukan Demikian halnya yang terjadi pada Lembaga Kesenian Ria Agung Nusantara, baik para pemusik dan penari, kadang menggunkan sistem cabut dari lembaga kesenian lainya yang dianggap pemusik dan penarinya sudah berpengalaman dibidangnya masing-masing. Hal terjadi karena sebahagian dari pemusik tetap pada lembaga ini kurang menguasai materi dan juga bukan
Di sisi lain juga karena alasan para seniman, dimana para seniman juga ingin memperbanyak keuangannya melalui banyaknya pertunjukan. Mereka tidak mau terikat dalam satu organisasi kesenian saja juga dikarenakan karena jarang sebuah lembaga kesenian membayar upah para senimanya setiap bulan dalam jumlah tertentu atau gaji d dalam perusahan yang menetap tanggal terima dan jumlahnya, hal itu terjadi khususnya bagi para pemusik. ”Saya pernah ikut menari di Lembaga Kesenian Ria Agung Nusantara, memang baru sekali, entah apa yang membuat mereka meminta saya untuk ikut menari pada sebuah acara waktu itu, tapi dengar-dengar karena mereka kekurangan anggota, soalnya konsep untuk pertunjukan mereka pada waktu itu menari sambil menyanyi pada acara 17 Agustus di rumah Gubernuran’’ tutur Jerry yang merupakan mahasiswa Etnomusikologi (wawancara, Senin, 5 Juni 2011, pukul 11:00 Wib)
’’Saya bukan anggota tetap di situ (Lembaga Kesenian Ria Agung Nusantara), saya juga bukan pemain dan anggota tetap di lembaga yang lain, tetapi saya cuma kadang dipanggil, untuk mengisi acara yang mengatasnamakan lembaga itu. Jika sesuai dengan honorya, ya saya terima, karena memang itulah pekerjaan saya’’ tutur Marsius Sitohang (wawancara, Rabu, 21 April 2011, pukul 10:00 Wib)
3.1.4 Sistem Pendanaan
Pada tahun 1990, Lembaga Kesenian Ria Agung Nusantara mendapatkan pembiayaan dana dari Bapak Edward Silintonga mulai dari tempat untuk latihan, biaya untuk make-up, ongkos untuk para anggota juga masih dibiayai, hal itu berlanjut sampai awal tahun 1993 akhir, Pada tahun 1990, Lembaga Kesenian Ria Agung Nusantara mendapatkan pembiayaan dana dari Bapak Edward Silintonga mulai dari tempat untuk latihan, biaya untuk make-up, ongkos untuk para anggota juga masih dibiayai, hal itu berlanjut sampai awal tahun 1993 akhir,
Hal itu berlanjut sampai saat ini. Namum jika diundang atau mereka dibawa oleh walikota medan keluar negeri yang membiayai sepenuhnya ialah wali kota dengan pihak yang mengundang, mulai dari pengurusan pass vord, tiket serta akomodasi, uang saku dan biaya makan semuanya ditanggung.
3.2 Pelatihan
Pelatihan merupakan kegiatan yang direncanakan, dilaksanakan secara sistematis sesuai dengan materi yang dibutuhkan. Di dalam melakukan latihan, materi yang dilatih bukan harus materi yang diminta oleh sang pengundang saja, tetapi lain dari pada itu juga mempelajari materi lain sebelum memasuki materi yang akan difokuskan hal ini dilakukan untuk memperbanyak pengetahuan tari dan sebagai pemanasan.
Untuk tampil maksimal di dalam membawakan kesenian dipanggung maka dibutuhkan pelatihan yang harus dikelola dengan baik, mengingat lembaga ini sudah sering tampil di dalam dan di luar negeri. Pelatihan ini dilakukan guna membangun penguasaan terhadap materi yang akan mereka bawakan oleh para anggota sehingga para anggota yang terlibat di dalam setiap pertunjukan tidak hanya menguasai materi tapi juga dituntut prima. Baik pemusik didalam menguasai alat musiknya terhadap materi yang akan dibawakan dan juga para penari didalam menarikan tarian yang akan dibawakan, kelenturan tubuh, penguasan gerak, tempo dan Untuk tampil maksimal di dalam membawakan kesenian dipanggung maka dibutuhkan pelatihan yang harus dikelola dengan baik, mengingat lembaga ini sudah sering tampil di dalam dan di luar negeri. Pelatihan ini dilakukan guna membangun penguasaan terhadap materi yang akan mereka bawakan oleh para anggota sehingga para anggota yang terlibat di dalam setiap pertunjukan tidak hanya menguasai materi tapi juga dituntut prima. Baik pemusik didalam menguasai alat musiknya terhadap materi yang akan dibawakan dan juga para penari didalam menarikan tarian yang akan dibawakan, kelenturan tubuh, penguasan gerak, tempo dan
Khusunya bagi para penari, hal ini disebabkan karena mereka tidak melihat panggung secara langsung. Pada waktu pelatihan ini juga setiap anggota dibentuk mentalnya untuk siap menerima kritikan dari pelatih dan teman jika melakukan kesalahan yang bertujuan untuk membagun ke arah yang lebih baik. Sebelum dilakukan latihan terlebih dahulu para penari melakukan pemanasan yaitu dengan lonjat-lonjat diatas tali, hal ini dilakukan sebagai syarat utama sebelum melakukan latihan guna mencegah terjadinya keseleo pada kaki pada waktu menari. Pemanasan dilakukan kurang lebih 10 menit sebelum memasuki latihan, dan hal wajib dilakukan oleh setiap anggota setiap kali mengikuti latihan.
3.2.1 Jadwal Latihan
Aktivitas latihan biasa, dimulai pada pukul 00:14 WIB sampai pukul 00:16 WIB dari Senin sampai Jumat, khususnya para penari. Untuk penampilan yang akan mereka terima dalam waktu dekat biasa latihan dimulai pada pukul 00:14 WIB sampai pukul 00:19 WIB, tetapi jika ada job (biasanya sebutan untuk perkerjaan atau panggilan manggung) keluar negeri jadwal latihan di mulai pada pukul 00:16 WIB sampai pukul 00:22 WIB di tambah hari Sabtu, Tetapi untuk para pemusik karena Lembaga ini kadang menggunakan pemusik dari luar atau sistem cabut sehingga waktu latihan ditentukan atas kesepakatan bersama, kadang pemusik bergabung dengan para penari sehari sebelum hari yang ditentukan untuk pertunjukan yaitu latihan terakhir, khususnya jika mereka akan tampil di wilayah kota Medan, tetapi berbeda jika mereka akan diundang keluar negeri, jadwal latihan biasanya lebih dipadatkan dari hari biasanya.
3.2.2 Tempat Latihan
Aktivitas latihan Lembaga Kesenian Ria Agung Nusantara beralamat di JL. Bahagia. No.
60. Teladan. Medan. Tempat latihan ini merupakan rumah kediaman pribadi Monang Butar-bitar dan keluarganya. Tempat latihan dilakukan di ruangan samping kanan rumah tersebut. Ruangan ini berukuran 5 kali tujuh meter. Di dalam ruangan ini terdapat alat-alat musik miliki Ria Agung Nusantara, yaitu seperangat taganing, ogung (oloan, ihutan, panggoran, doal), dan gendang ronggeng Melayu. Alat-alat musik ini diletakkan berjajar di bagaian kanan ruangan tersebut. Lihat denah ruangan latihan dan rumah kediaman Monang Butar-butar berikut ini.
Gambar 3.2 Denah
Keterangan gambar: Tempat latihan
Ruangan dapur
Tempat alat musik Ruang tamu Ruang depan sebagai warnet
Pintu masuk/gerbang
Teras rumah Ruang tidur Jalan raya Tembok sekeliling rumah
Pekarangan rumah
3.2.3 Pelatih
Untuk melatih anggota yang belum menguasai materi dibutuhkan pelatih yang memiliki kemampuan lebih dari anggota sehingga para anggota mampu menerima materi yang diajarkan dengan cepat. Di dalam melatih para anggota pada Lembaga Kesenian Ria Agung Nusantara khusunya tari dalam menguasai gerak dasar adalah Monang Butar-Butar, setelah semua anggota mengetahui gerak dasar barulah ketua lembaga mempercayakan sebahagian pada anak didik yang lebih menguasai materi dan biasanya lebih senioritas untuk melatih para anggota lain yang belum menguasai materi dasar sebelum berlanjut untuk materi berikutnya.
Sedangkan untuk para pemusik kebanyakan dari mereka biasanya sudah saling mengetahui materi yang mereka pelajari sehingga sesama pemusiklah yang menentukan dan saling belajar sedangkan untuk vocal biasanya terlebih dahulu mereka mendengarkan lagu-lagu yang akan dipelajari melalui kaset atau CD yang diputar tetapi semua perintah berasal dari pimpinan lembaga. Untuk setiap latihan mereka hanya menggunakan kurang lebih 5 menit untuk setiap istirahat, jika ada murid yang masih belum latihan padahal waktu latihan sudah mulai, maka senior akan menegurnya. Sementara untuk murid yang akan telat datang haruslah memberi pemberitahuan sebelumnya tetapi bagi mereka yang tidak hadir tampa pemberitahuan akan ditegur besoknya.
3.2.4 Alat Musik yang Digunakan
Alat merupakan sebuah sarana yang membantu untuk meringankan segala pekerjaan. Alat yang digunakan diharapakan dapat memberi kemudahan untuk manusia yang menggunakanya. Apapun alat yang dugunakan oleh manusia itu bertujuan untuk mendukung aktivitas yang dilakukan oleh manusia itu sendiri.
Seperti yang dilakukan oleh Lembaga Kesenian Ria Agung Nusantara adapun alat musik yang digunakan untuk setiap latihan adalah menggunakan musik rekaman, tape, cd berisi lagu- lagu dan tari-tarian yang kadang disertai video atau bahkan hanya musiknya saja yang merupakan milik lembaga ini. Musik rekaman inilah yang digunakan pada waktu latihan atau bahkan ketika mereka tidak membawakan musik secara live atau langsung.
Hal ini dilakukan lebih efektif karena jika menggunakan musik langsung dengan pemusik akan terlalu kewalahan karena biasanya terjadi pengulangan-pengulangan untuk satu tarian. Pengulangan-pengulangan sering terjadi ketika para penari tidak hafal dengan gerak, sehingga akan diulang atau kurangnya kekompakan pada setiap diri penari. Karena jika menggunakn musik secara langsung maka akan memungkinkan para pemusik kewalahan sehingga mereka menggunakan musik rekaman dimana musik yang sudah ada dalam bentuk kaset atau CD tersebut memilik kemampuan yang tidak terbatas untuk diputar berulang-ulang.
Berbeda jika mereka meggunakan musik secara langsung (live) untuk latihan atau ketika mereka sedang melakukan pertunjukan, hal itu tergantung dengan tarian serta musik yang mereka bawakan misalnya ensambel gondang sabangunan yang terdiri dari tagading, gordang, gong 4 buah yaitu (oloan, panggora, ihutan, dan goal) sarune bolon, dan hesek.
3.2.5 Pemusik
Jumlah pemain musik tetap untuk saat ini berjumlah 6 Orang, dimana semuanya pemusik inilah yang memainkan semua musik yang akan dibawakan ketika mereka melakukan sebuah pertunjukan secara langsung (live). Tetapi mereka juga tidak jarang melakukan sistem cabutan dari lembaga lain atau pemusik yang sudah mereka kenal dan bisa diajak kerja sama, hal itu Jumlah pemain musik tetap untuk saat ini berjumlah 6 Orang, dimana semuanya pemusik inilah yang memainkan semua musik yang akan dibawakan ketika mereka melakukan sebuah pertunjukan secara langsung (live). Tetapi mereka juga tidak jarang melakukan sistem cabutan dari lembaga lain atau pemusik yang sudah mereka kenal dan bisa diajak kerja sama, hal itu
Biasanya para pemain pemusik cabutan ini lebih banyak dilakukan jika acara keluar negeri atau nasional karena hal ini akan mempengaruhi nama lembaga kesenian yang diundang, artinya untuk tampil di luar negeri persiapan dan berform atau pertunjukan lebih baik lagi ketimpang dalam negeri karena di luar negeri melibatkan orang-orang luar negeri serta menjaga nama baik lembaga. Disamping itu juga tergantung pada materi yang dibawakan, kadang penari di saat menari membawa alat musik seperti rebab misalnya pada tarian Zapin.
Daftar nama-nama pemain musik
LAKI-LAKI PEREMPUAN
Muller Turnip
Untuk tarian Dara Zapin
Thomas Saragih keseluruhan
penari
Monang Butar-
perempuan
butar
memainkan alat
musik marwas
Bertua
sitanggang
yang dimainkan pada waktu
Alcoboy
menari
Willy Aby Udur Jagar
Deskripsi masing-masing pemain musik: Nama Keterangan
Muller Turnip menguasai instrumen : Sarune, Suling, Taganing, Garantung,Hasapi Toba
Thomas Saragih accordion, Hasapi Toba, Garantung, Guitar,Piano, Organ, Gendang Padang, Talempong, gendang simalungun, gendang Karo, Gordang Toba, Gordang Sambilan, Gendrang Pakpak, Vokal
Monang Butar-butar Taganing Toba, Garantung, Hasapi Toba, semua alat musik Gendang budaya Sumatera, Gambus Melayu, Talempong, kalondang Pakpak Dairi, Piano, Organ
Bertua sitanggang seluruh instrumen Toba, Gendang Karo, seluruh alat musik tiup Budaya Sumatera.
Alcoboy alat musik Minangkabau, dan beberapa alat musik Sumatera Utara seperti Hesek dan Gong
Willy Talempong, seluruh alat musik Gong Sumatera, Gondang Sambilan
Aby Talempong, Gong, Doal, Guitar Udur Jagar seluruh alat musik Gendang Sumatera, Guitar,
Hasapi
3.2.6 Penari
Jumlah penari yang terdaftar untuk saat ini berjumlah 25 Orang, 8 laki-laki dan 17 Perempuan. Penari ini berasal dari latar belakang pendidikan, umur dan waktu bergabung.
Daftar nama-nama penari
PEREMPUAN LAKI-LAKI
Ika Pratiwi Aby Puji Tan
Willy Nandra Alcoboy Elsa Grace
Rizky Virza Isnaini
Yono Diana Hairani
Wikky Prayoga Wirda Masri Malianti Zikri Siti Sarah
Andi Gunawan Jesika Tria Rizky Ainul Husni Martina
Harahap Pitri Ani
Sopian Siska Uli
Cempaka Nirna
Marpaung Diana Septiana Nova Rizky
Deskripssi masing-masing penari:
Nama Penari Perempuan
Tarian yang dikuasai
Ika Pratiwi
pandai menari tarian persembahan Melayu, tari Biring Manggiis, tari
tortor Batak, Dara Zapin , Alam Babega, Cawan, Serampang Dua Belas
( 18 tahun)
Puji Tan
pandai menari tarian Persembahan Melayu, tari Biring Manggiis, tari tor-tor Batak, Dara Zapin, Alam Babega, Cawan, Serampang Dua Belas (19 tahun)
Nandra
pandai menari tarian Persembahan Melayu, tari Biring Manggiis, tari tor-tor Batak, Dara Zapin, Alam Babega, Cawan, Serampang Dua Belas (20 tahun)
Elsa Grace
pandai menari tarian Persembahan Melayu, tari Biring Manggis, Tari Tortor Batak, Dara Zapin , Alam Babega, Cawan, Serampang Dua Belas (19 tahun )
Virza Isnaini
dapat menari tarian Persembahan Melayu dan Biring Manggis (16 tahun)
Diana Hairani
dapat menari tarian Persembahan Melayu dan
Biring Manggis (17 tahun )
Wirda
dapat menari tarian Persembahan Melayu dan Biring Manggis(18 tahun)
Malianti
dapat menari tarian Persembahan Melayu dan Biring anggis (17 tahun)
Siti Sarah
pandai menari tarian Persembahan Melayu, tari Biring Manggis, Tari Tortor Batak, Dara Zapin , Alam Babega, Cawan, Saman, Serampang Dua Belas dan Si Hutur Sanggul (21 tahun)
Jesika
dapat menari tarian Persembahan Melayu dan Biring Manggis ( 17 tahun)
Tria Rizky
pandai menari tarian Persembahan Melayu, tari Biring Manggis,Tari Tortor Batak, Dara Zapin ,Si Hutur Sanggul, Alam Babega, Cawan, Serampang Dua Belas (24 tahun)
Ainul Husni
pandai menari tarian Persembahan Melayu, tari Biring Manggis, Tari Tortor Batak, Dara Zapin , Alam Babega, Cawan, Serampang Dua Belas dan Si Hutur Sanggul (22 tahun)
Martina Harahap
dapat menari tarian Persembahan Melayu, Saman, Tortor Batak dan Biring Manggis (18 tahun)
Pitri Ani Sopian
dapat menari tarian Persembahan Melayu, Saman, Si Hutur Sanggul, Tortor Batak dan Biring Manggis dan Tarian yang berasal dari Sumatera Utara (18 tahun)
Siska Uli Cempaka
Istri Monang Butar-butar pandai menari tarian Persembahan Melayu, tari Biring Manggis, tari Saman, Tortor Batak, dara Zapin , Alam Babega, Cawan, Serampang Dua Belas dan tari Si Hutur Sanggul dan tarian yang berasal dari Sumatera Utara(35 tahun)
Nirna Marpaung
dapat menari tarian Persembahan Melayu, Tortor Batak dan Biring Manggis (22 tahun)
Diana Septiana
dapat menarikan tari Persembahan Melayu(18 tahun
Nova Rizky
pandai menari tarian Persembahan Melayu, tari Biring Manggis, Tari Tortor Batak, Dara Zapin , Alam Babega, Cawan, Serampang Dua Belas dan
Si Hutur Sanggul dan tarian yang berasal dari Sumatera Utara (23 tahun)
Nama Penari Laki-Laki
Tarian yang dikuasai
Aby
dapat menarikan tarian Tortor Batak, Alam Babega,Saman,Serampang Dua Belas, Si Hutur Sanggul dan Silat (20 tahun)
Willy
dapat menarikan tarian Tortor
Batak, Alam Babega,Saman,Serampang Dua Belas, Si Hutur Sanggul, Biring Manggis, Silat dan tarian yang berasal dari Sumatera Utara (17 tahun)
Alcoboy
dapat menarikan tarian Tortor Batak, Alam Babega,Saman,Serampang Dua Belas, Si Hutur Sanggul, Biring Manggis dan Silat (19 tahun
Rizky
dapat menarikan tarian Tortor batak (19 tahun)
Yono
dapat menarikan tarian Tortor batak (21 tahun)
Wikky Prayoga
dapat menarikan tarian Tortor Batak, Alam Babega,Saman,Serampang Dua Belas, Si Hutur Sanggul dan Silat (20 tahun)
Masri
dapat menarikan tarian Biring Manggis (18 tahun)
Zikri
dapat menarikan tarian Biring
Manggis (19 tahun)
Andi Gunawan
dapat menarikan Tarian Biring Manggis dan Si Hutur Sanggul dan Serampang Dua Belas (22 tahun)
Sumber : facebook, 21 Agustus 2011
3.3 Produksi
Produksi setiap proses atau prosedur yang digunakan untuk menciptakan barang atau jasa yang mempunyai kegunaan atau nilai. Proses tertentu dapat secara simultan mencakup aspek- aspek fisik, insan, dan ekonomis. Proses itupun dirancang untuk mengubah seperangkat unsur- unsur input menjadi seperangkat unsur-unsur output yang spesfik (Kumaruddin 1991:11) dalam bukunya yang berjudul Asas Asas Menejemen Produksi.
Dalam hal ini produksi yang dimaksud oleh penulis ialah kesenian yang dibawakan oleh Lembaga Kesenian Ria Agung Nusantara. Dalam pertunjukannya. kesenian yang dibawakan dan dipertontonkan untuk orang banyak merupakan sebuah produksi yang dihasilkan dari proses latihan atau proses belajar, yang dimana keseluruhan hasil yang berupa kesenian itu memiliki nilai dan kegunaan bagi masyarakat yang bersangkutan.
3.3.1 Tahap-Tahap Produksi
Pada Lembaga Kesenian Ria Agung Nusantara kesenian (musik dan tari serta vokal) yang sering mereka bawakan atau tampilkan ketika diundang untuk mengisi suatu acara adalah jenis kesenian yang sudah ada dikemas kembali, seperti Gondang Hasapi misalnya, tarian Persembahan, tari Gandang, tari Tor-Tor Tunggal Panatuan, Tot-Tor Cawan serta lagu-lagu seperti Soleram, Dekke Jahir, Opio atau lagu-lagu opera batak yang dibawakan secara medley biasanya mereka langsung mempelajari tarian terlebih dahulu melalui video yang sudah ada sebelumnya, setelah mempelajari gerak dengan hitunganya, baru mereka memainkan dengan musik rekaman jika menggunakan musik rekaman. Sedangkan untuk lagu-lagu mereka biasanya akan mendengarkan liriknya terlebih dahulu dinyanyikan oleh pelatih atau melalui media rekam, baru membuat musiknya dengan alat musik seperti gitar.
3.3.2 Produksi Musik
Lembaga Kesenian Ria Agung Nusantara tidaklah memproduksi musik sebagai ciptaan mereka sendiri secara keseluruhan namum ada tarian yang diciptakan sendiri oleh ketua lembaga ini mulai dari musik sampai tarianya yakni Tari Zapin Dara Medan, “Tari Zapin Dara Anak Medan, adalah tarian yang saya ciptakan sendiri, mulai dari tariannya sampai musiknya, saya yang buat sendiri, tarian ini juga sering dibawakan keluar negeri, begitu juga dengan Tor-Tor 7 Cawan atau Orang Batak bilang Saowan, tari 7 Cawan itu pertama sekali yang buat saya baru karena sering dibawakan kepertunjukan jadi ditiru oleh orang lain“ Tuturnya (Wawancara, 24 Juni 2011) tetapi lebih sering lembaga ini membawakan kembali jenis musik yang sudah ada seperti halnya musik yang sering dibawakan oleh Lembaga Kesenian Ria Agung Nusantara adalah musik Gondang Sabagunan serta lagu-lagu Opera Batak.
3.3.3 Pemasaran Produk
Pemasaran umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, memperkenalkan dan meyerahkan barang dan jasa konsumen dan perusahaan. Orang pemasaran melakukan pemasaran dari 10 jenis wujud yang berbeda: barang , jasa, pengayaan pengalaman, orang, tempat, kepemilikan, organisasi, informasi dan gagasan.
Dari 10 ruang lingkup pemasaran diatas menurut penulis bahwa Lembaga Kesenian Ria Agung Nusantara memasararkan produk dalam wujud jasa, yaitu jasa mencakup hasil kerja perusahaan penerbangan, hotel, penyewaan mobil, orang yang melakukan pemeliharaan dan perbaikan, juga para professional seperti akuntan, pengacara, insinyur, dokter dan konsultan keuangan. Dan menurut penulis bahwa pertunjukan yang dilakukan oleh Lembaga Ria Agung disetiap pertunjukan adalah salah satu bentuk jasa yaitu untuk menghibur orang banyak. Setiap kesenian yang mereka bawakan diharapkan memberi hiburan buat para yang penontonya khusunya para pihak pengundang.
Menurut Sunarto dalam bukunya “Pengantar Manajemen Pemasaran” (2006 : 4-5) Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelakasanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran individu dan organisasi.
Dalam hal ini pemasaran yang penulis maksud adalah tujuan cara-cara lembaga ini untuk memasarkan atau mecari relasi untuk menampilkan kesenian yang mereka latih guna untuk mendapatkan keuntungan yakni uang. Karena Lembaga Kesenian Ria Agung Nusantara adalah lembaga perseorangan maka tujuan dari akhir mengarah pada material atau laba. Hal ini juga sesuai dengan tujuan akhir dari konsep pemasaran yaitu membantu organisasi mencapai tujuan.
Dalam kasus perusahaan swasta, tujuan utama adalah laba; dalam kasus organisasi public dan nirlaba, tujuan utama adalah bertahan hidup dan menarik cukup dana guna melakukan yang bermanfaat.
Setiap lembaga yang dikelola oleh setiap manusia baik lembaga yang besar atau kecil jika ingin mendapatkan laba atau keuntungan haruslah memiliki startegi pemasaran yang berbeda dengan yang lainya. Untuk konsep bersaing seperti yang dikemukan oleh Sunarto yakni ada empat konsep bersaing yang dijadikan sebagai pedoman organisasi melakukan pemasaran: konsep produksi, konsep produk, Konsep penjualan, dan konsep pemasaran.
Konsep yang digunakan oleh Lembaga Kesenian Ria Agung Nusantara ialah konsep pemasaran, konsep ini menegaskan bawha kunci untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan oleh perusahaan atau lembaga tersebut harus menjadi lebih efektif dibandingkan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan, dan mengkomunikasikan nilai kepada sasaran pasar yang terpilih. Konsep pemasaran inipun telah diekspresikan dalam cara yang beraneka ragam:
- “temukan keinginan dan penuhilah” - “cintailah pelanggan, bukan produk” - “lakukan dengan cara anda”.
Menurut penulis bahwa Lembaga Kesenian Ria Agung Nusantara juga memakai konsep diatas hal ini terlihat dari: “Kami jika diundang ke suatu pertunjukan akan memberikan pertunjukan yang lebih dari yang diminta oleh panitia, jika mereka meminta 3 pertunjukan maka kami akan memberikan 5 pertunjukan, 2 sebagai bonus, walau tidak disetiap pertunjukan kami lakukan tetapi jika keluar negeri sejauh ini masih tetap memberikan bonus, sehingga kami berharap mereka semakin suka dengan penampilan kami sehingga mereka juga terpuaskan oleh penampilan yang kami berikan, disamping itu kami selalu melakukan kontak terus menerus Menurut penulis bahwa Lembaga Kesenian Ria Agung Nusantara juga memakai konsep diatas hal ini terlihat dari: “Kami jika diundang ke suatu pertunjukan akan memberikan pertunjukan yang lebih dari yang diminta oleh panitia, jika mereka meminta 3 pertunjukan maka kami akan memberikan 5 pertunjukan, 2 sebagai bonus, walau tidak disetiap pertunjukan kami lakukan tetapi jika keluar negeri sejauh ini masih tetap memberikan bonus, sehingga kami berharap mereka semakin suka dengan penampilan kami sehingga mereka juga terpuaskan oleh penampilan yang kami berikan, disamping itu kami selalu melakukan kontak terus menerus
Menurut Porter dalam buku yang berjudul Pengantar Manajemen Pemasaran, Strategi adalah sebagai penciptaan posisi unik dan bernilai yang mencakup perangkat unik dan berbeda. Dalam hal ini bagaimana cara lembaga ini untuk dikenal oleh masyarakat sehingga mereka memiliki mitra atau kerja sama untuk mereka dapat dipakai atau bagaimana cara lembaga ini menyalurkan produk mereka dimana mereka sebagai produsen ke konsumen atau pemakai jasa (pihak pengundang).
Pihak pengundang bagi mereka merupakan pasar yang perlu dijaga sebagai konsumen agar nantinya jasa lembaga ini digunakan kembali. Lembaga ini berharap dengan pemberian bonus penampilan para pengguna jasa atau pihak pengundang dapat merasa puas, Di dalam memasarkan hasil dari kesenian, Lembaga Kesenian Ria Agung Nusantara tidak memasarkan dalam bentuk kaset atau CD, tetapi hanya dipasarkan melalui promo nama saja, artinya mereka hanya mengenalkan nama lembaga ini saja misalnya buat pamplet depan lembaga kesenian, promo lewat facebook atau e-mail dan melakukan kontak dengan pihak pengundang terdahulu, disamping itu melalui teman ke teman dan juga kerja sama dengan Pemerintah kota Medan, Sumatera Utara, Direktoral Pariwisata Jakarta dan KBRI (kedutaan Besar Republik Indonesia) yang sudah dimulai sejak tahun 1988 sejak awal berdirinya lembaga kesenian ini.