Kinerja Keuangan Return Saham

investor ini adalah kompensasi atas biaya kesempatan opportunity cost dan resiko penurunan daya beli akibat adanya pengaruh inflasi. Perbedaan antara return yang diharapkan dengan return yang diterima merupakan suatu risiko yang harus selalu dipertimbangkan dalam keputusan investasi. 2. Risiko, umumnya semakin besar risiko yang ditanggung oleh investor dalam berinvestasi maka semakin besar pula tingkat return yang diharapkan. Sikap investor terhadap risiko akan sangat tergantung pada preferensi investor terhadap risiko. Investor yang memiliki keberanian yang tinggi maka dia akan memilih keberanian yang tinggi dengan harapan memperoleh tingkat return yang tinggi, dan demikian juga sebaliknya.

2. Kinerja Keuangan

Perusahaan sebagai suatu organisasi memiliki tujuan tertentu yang harus dicapai. Salah satu cara untuk mengetahui apakah suatu perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya telah sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan sesuai dengan tujuannya adalah melalui kinerja operasinya. Penilaian kinerja ini penting untuk mengidentifikasikan adanya pemborosan atau ketidakberesan sehingga dapat segera diatasi. Kinerja perusahaan dapat diwujudkan dalam 2 aspek yaitu aspek finansial dan non financial. Aspek finansial perusahaan dapat berupa rasio keuangan serta harga dan return saham. Sedangkan aspek non financial dapat berupa penyebaran pasar, indeks kepuasaan konsumen, perputaran pekerja, penghematan waktu dalam siklus produksi, inovasi dan sebagainya. Adapun tujuan penilaian kinerja menurut Munawir 1995 : 31 adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi. 2. untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun kewajiban keuangan jangka panjang. 3. Untuk mengetahui tingkat rentabilitas profitabilitas yaitu kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam periode tertentu. 4. Untuk mengetahui stabilitas usaha yaitu kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang dinilai dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar kembali pokok hutangnya tepat waktu serta kemampuan perusahaan untuk membayar dividen secara teratur kepada pemegang saham tanpa mengalami hambatan atau krisis keuangan.

3. Analisis Rasio Keuangan

Dari laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan maka dapat diambil suatu analisis rasio yang digunakan untuk memprediksi return saham yang didapat para investor. Analisis rasio keuangan merupakan alternatif untuk menguji apakah informasi keuangan bermanfaat untuk memprediksi harga saham. Analisa rasio keuangan didasarkan pada data historis yang tujuan utamanya adalah memberikan indikasi kinerja perusahaan pada masa yang akan datang. Macam-macam rasio keuangan ada lima macam, yaitu : a. Rasio Likuiditas yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek, contoh : quik ratio, current ratio, dan lain-lain. b. Rasio Aktivitas yaitu rasio yang mengukur sejauh mana efektifitas penggunaan aset dengan melihat tingkat aktivitas aset, rata-rata umur piutang, perputaran, persediaan, perputaran aktiva tetap, perputaran total aktiva, dan lain-lain. c. Rasio Solvabilitas yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang, contoh : total hutang terhadap total aset, times interest earned. d. Rasio Profitabilitas rasio yang melihat kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan atau laba, contoh : profit margin, return on assets, return on equity. e. Rasio Pasar yang melihat perkembangan nilai perusahaan relative terhadap nilai buku perusahaan, contoh : prices earning ratio, dividend yield, dividend payout ratio, earning per share, dan lain- lain. 19 Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Melalui rasio keuangan kita bisa membuat perbandingan dalam dua hal : 1. Rasio keuangan suatu perusahaan bisa dibandingkan dari waktu ke waktu untuk mengamati kecenderungan trend yang sedang terjadi. 2. Rasio keuangan bisa diperbandingkan antar perusahaan yang masih bergerak pada industri yang relatif sama. Dengan kedua cara ini kita bisa menilai keunggulan dan kelemahan pengelolaan keuangan antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain dalam industri tertentu, atau antara perusahaan dengan rata-rata perusahaan dalam industri yang sama.

3.1 Teknik Analisis Laporan Keuangan

Sebagai sumber informasi utama bagi investor, laporan keuangan diharapkan mampu membantu dalam proses pengambilan keputusan ekonomi. Seperangkat laporan keuangan dalam bentuk neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas belum dapat memberi manfaat maksimal bagi pemakainya sebelum dilakukan analisa terlebih dahulu. Adapun teknik analisa laporan keuangan menurut Foster 1986: 58 adalah sebagai berikut : 1. Cross-sectional techniques, yaitu membandingkan analisa keuangan perusahaan yang satu dengan perusahaan sejenis pada saat bersamaan, yang terdiri atas : 20 a Common size statement, analisa untuk mangetahui prosentase masing-masing aktiva terhadap total aktivanya serta untuk mengetahui struktur permodalan dan komposisi pembiayaan yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya. b Financial ratio analisys, yaitu analisa dengan cara mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi untuk menginterpretasikan posisi keuangan suatu perusahaan. 2. Time series techniques, yaitu membandingkan analisa perusahaan dari periode ke periode untuk mengetahui kemajuan atau kemunduran suatu perusahaan, yang terdiri atas: a trend statement, yaitu analisa untuk mengetahui kecenderungan keadaan keuangan perusahaan, apakah membaik atau memburuk. b Financial ratio analisys, yaitu analisa dengan cara mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi untuk menginterpretasikan posisi keuangan suatu perusahaan. c Variability measures, yaitu analisa dengan mengetahui sebab-sebab perubahan laba dari satu periode ke periode yang lain, atau perubahan laba suatu periode dengan laba yang dianggarkan untuk periode tersebut. 21 Teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik analisis Time series techniques. Dimana teknik yang menganalisa tentang rasio keuangan dari periode ke periode.

4. Rasio Yang Digunakan Investor

Analisis rasio dan analisis trend selalu digunakan untuk mengetahui kesehatan keuangan dan kemajuan perusahaan setiap kali laporan keuangan keuangan diterbitkan. Analisis rasio adalah membandingkan antara 1 unsur-unsur neraca, 2 unsur-unsur laporan laba rugi, 3 unsur-unsur neraca dan laporan laba-rugi, serta 4 rasio keuangan emiten yang satu dan rasio keuangan emiten yang lain. Dari laporan laba-rugi dan neraca tersebut dapat disusun rasio keuangan sesuai dengan kepentingan investor. Apabila ingin mengetahui kekuatan manajemen, maka rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio solvabilitas harus dianalisis, dan jika ingin menilai kinerja perusahaan, maka rasio profitabilitas harus diperhatikan. Dalam penelitian ini rasio yang digunakan adalah Return on Asset ROA, Earning Per Share EPS, dan Economic Value Added EVA. Dimana rasio-rasio tersebut diperkirakan dapat mempengaruhi return saham yang diterima oleh para pemegang saham.

a. ROA Return on Asset

Untuk menilai kinerja perusahaan, biasanya investor akan melihat dan menganalisa laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Alat ukur financial yang lazim digunakan untuk mengukur tingkat 22 laba adalah ROA. Perusahaan yang memiliki ROA yang tinggi dianggap menghasilkan kinerja yang baik. ROA merupakan salah satu rasio yang menjadi ukuran profitabilitas perusahaan, serta menunjukkan efisiensi manajemen dalam menggunakan seluruh aset yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan pendapatan. Perhitungan ROA diformulasikan sebagai berikut: Aktiva Total pajak setelah bersih Laba ROA  Besarnya Return on Assets dipengaruhi oleh 2 dua faktor, yaitu : 1. Tingkat perputaran aktiva yang digunakan untuk operasi. 2. Profit margin, yaitu besarnya keuntungan operasi yang dinyatakan dalam prosentase penjualan bersih. Profit margin ini mengukur tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan dihubungkan dengan penjualan. o Keterkaitan Return on Asset terhadap return saham Rasio ROA juga menjadi informasi yang penting bagi investor yang akan melakukan transaksi. Karena rasio ini menggambarkan laba bersih yang bisa didapat dari seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan. Ini berarti jika semakin besar rasio ini menunjukkan laba yang dapat dihasilkan dari seluruh kekayaan yang dimiliki juga besar. Hal tersebut akan sangat menarik investor untuk berinvestasi sebab profitabilitas 23 akan mempengaruhi harga saham Husnan, 1998:305, dan dengan banyaknya investor yang berminat untuk berinvestasi maka akan menyebabkan naiknya harga saham yang mempengaruhi juga terhadap return yang diterima oleh investor. Sehingga rasio ROA diperkirakan memiliki hubungan yang positif dengan return saham. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Natarsyah 2000, Sparta 2000 dan Risna Trisnawati 1999 menunjukkan bahwa ROA berpengaruh positif signifikan terhadap return saham. Hasil ini membuktikan bahwa dalam membuat keputusan investasi saham investor masih mempertimbangkan ROA.

b. Earning Per Share EPS

Komponen penting yang harus diperhatikan dalam analisis perusahaan adalah laba per lembar saham atau dikenal sebagai Earning per Share EPS. Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. Besarnya EPS suatu perusahaan bisa diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan. Meskipun beberapa perusahaan tidak mencantumkan besarnya EPS perusahaan bersangkutan dalam laporan keuangannya, tetapi besarnya EPS suatu perusahaan bisa kita hitung berdasarkan informasi laporan neraca dan laporan rugi laba perusahaan. Rumus untuk menghitung EPS suatu perusahaan adalah sebagai berikut Tandelilin, 2001: 241-242 : beredar saham jumlah pajak dan bunga setelah bersih Laba EPS  Besarnya hasil perhitungan laba per lembar sahamEPS menunjukkan laba yang dapat dibukukan oleh perusahaan untuk setiap unit saham biasa yang digunakannya. o Keterkaitan Earning per Share terhadap Return saham EPS ini akan sangat membantu investor karena informasi EPS ini bisa menggambarkan prospek earning suatu perusahaan dimasa yang akan datang. Karena EPS menunjukkan laba bersih perusahaan yang siap dibagikan kepada semua pemegang saham perusahaan, maka semakin besar EPS akan menarik investor untuk melakukan investasi diperusahaan tersebut. Ratio ini juga memberikan gambaran kepada pemegang saham tentang keuntungan yang akan diperoleh Munawir, 1995:241. Oleh karena itu, hal tersebut akan mengakibatkan permintaan akan saham meningkat dan harga saham akan meningkat. Dengan adanya kenaikan harga saham maka akan memungkinkan terjadinya peningkatan return saham. Diharapkan hubungan antara EPS dan return saham adalah positif Kusumawati dan Susilowati, 2002.

5. Economic Value Added

Pendekatan yang lebih baru dalam penilaian saham adalah dengan menghitung Economic Value Added EVA suatu perusahaan. Istilah Economic Value Added EVA pertama kali dipopulerkan oleh Stern Steward Management Services, sebuah perusahaan konsultan di Amerika Serikat. Model EVA merupakan salah satu pengukur kinerja yang mengukur nilai tambah added value yang dihasilkan perusahaan kepada investor shareholders. a. Keunggulan dan Kelemahan EVA Keunggulan EVA menurut Mirza 1997 : 68 adalah : 1. EVA memfokuskan penilaiannya pada nilai tambah dengan memperhitungkan biaya modal sebagai konsekuensi investasi. 2. Perhitungan EVA relatif mudah dilakukan, hanya yang menjadi persoalan adalah perhitungan biaya modal yang memerlukan lebih banyak data dan analisa yang lebih mendalam. 3. EVA dapat dipergunakan secara mandiri tanpa memerlukan data pembanding seperti standar industri atau data perusahaan lain. Sedangkan kelemahan EVA Mirza : 68 adalah : 1. EVA hanya mengukur hasil akhir, konsep ini tidak mengukur aktivitas-aktivitas penentu seperti loyalitas. 2. EVA terlalu bertumpu pada kenyakinan bahwa investor sangat mengandalkan pendekatan fundamental dalam mengkaji dan mengambil keputusan untuk membeli atau menjual saham- 26 saham tertentu, padahal faktor-faktor lain terkadang justru lebih dominan. 3. Konsep EVA sangat dependen terhadap transparansi internal dalam perhitungan EVA secara akurat. Langkah-langkah untuk menghitung EVA adalah sebagai berikut: 1 Menghitung biaya utang kd Kd = biaya bungatotal hutang Untuk menghitung biaya hutang perlu untuk mempertimbangkan pajak sehingga diperoleh : Kd = 1-tkd T = tarif pajak yang berlaku 2 Menghitung biaya modal saham cost of equityk e K e = Rf + β Rm - Rf Keterangan : Rf : tingkat suku bunga β : beta saham Rm : return market 3 Menentukan struktur modal di neraca  Menentukan proporsi utang terhadap total utang dan ekuitas Wd = total utang jumlah utang dan ekuitas x 100  Proporsi ekuitas terhadap total utang dan ekuitas We = total ekuitas jumlah utang dan ekuitas x 100 27 4 Menghitung biaya modal c Menggunakan pendekatan Weighted Average Cost of Capital WACC WACC = {kd x Wd} + {ke x We} Setelah menghitung WACC diperlukan untuk menghitung biaya modal yang dirumuskan: Biaya modal = WACC x jumlah modal 5 Menghitung EVA EVA = laba setelah kena pajak – biaya modal Atau EVA = NOPAT – Biaya modal Jika dua perusahaan memiliki utang yang berbeda, dan juga perbedaan jumlah pembayaran bunga, perusahaan tersebut memiliki kinerja operasi yang sama tetapi berbeda pada penghasilan bersih atau net income, maka perusahaan dengan lebih banyak utang akan memiliki net income yang lebih kecil. Tampak bahwa walaupun angka net income merupakan indikator keuangan yang penting namun angka tersebut tidak sepenuhnya mencerminkan kinerja sesungguhnya dari operasi perusahaanefektifitas kerja manajer dan karyawannya. Untuk dapat melakukan evaluasi kinerja manajer secara lebih baik maka dimunculkan suatu formula yaitu laba operasi bersih setelah pajak atau net operating profit after taxes NOPAT yang merupakan sejumlah laba perusahaan tersebut tidak memiliki utang dan tidak memiliki aset finansial Agus Sartono, 2001:100. Langkah-langkah perhitungan EVA dapat dijelaskan pada tabel berikut: Langkah Keterangan 1. Ongkos Modal Hutang kD a. Beban Bunga b. Jumlah hutang jangka panjang c. Bunga d. Tingkat pajak perusahaan e. Faktor koreksi 1-t f. Ongkos Modal Hutang 2. Ongkos Modal Saham a. rf tanpa resiko b. Beta c. rm tingkat bunga pasar d. Ongkos modal saham kE 3. Struktur Modal a. Hutang jangka panjang b. Modal saham c. Jumlah Modal d. Komposisi hutang e. Komposisi Modal Saham 4. Ongkos Modal Rata-Rata Tertimbang WACC a. WACC 5. Economic Value Added a. Laba sebelum pajak b. Beban Bunga c. Laba sebelum bunga dan pajak d. Beban pajak e. Ongkos Modal Tertimbang Laporan LabaRugi Lihat neraca 1a 1b Diketahui 1-1d 1e x 1c Diketahui Diketahui Diketahui 2a+2bx{2c-2a} Lihat neraca Lihat neraca 3a + 3b 3a 3c {1 - 3d} 3dx1f + 3ex2d Laporan Laba Rugi Laporan Laba Rugi 5a + 5b Lihat laporan laba rugi 4a x 3c 29 Kriteria penilaian perusahaan berdasarkan nilai EVA adalah sebagai berikut:  EVA 0 Nilai perusahaan berkurang akibat tingkat pengembalian yang dihasilkan lebih rendah dari tingkat pengembalian yang diharapkan penyedia dana investor. Dengan kata lain, tidak ada nilai tambah pada perusahaan tersebut karena laba yang tersedia tidak memenuhi harapan-harapan penyedia dana terutama pemegang saham.  EVA = 0 Perusahaan secara ekonomis berada dalam keadaan ”impas” karena semua laba yang tersedia telah digunakan untuk membayar kewajiban kepada penyedia dana, baik kreditor maupun pemegang saham.  EVA 0 Tingkat pengembalian yang dihasilkan perusahaan lebih besar daripada tingkat biaya modal atau tingkat biaya yang diharapkan investor atas investasi yang dilakukannya. Keadaan ini juga menunjukkan bahwa perusahaan telah berhasil menciptakan nilai bagi penyedia dana karena telah berhasil menciptakan nilai bagi penyedia dana karena telah memaksimumkan nilai perusahaan. 30

b. Biaya Modal cost of capital

Konsep biaya modal tidak terlepas dari perhitungan EVA. Biaya modal adalah semua biaya yang secara riil dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka mendapatkan sumber dana baik yang berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk membiayai investasi perusahaan. Konsep biaya modal hanya relevan untuk keputusan jangka panjang yang menyangkut masalah keputusan investasi pada aktiva tetap atau masalah capital budgeting. Komponen sumber dana yang digunakan dalam analisis cost of capital adalah beberapa permanent investment, yaitu : 1. Biaya hutang cost of debt Biaya hutang adalah besarnya tingkat keuntungan yang diminta oleh investor. Besarnya tingkat keuntungan ini sama dengan tingkat bunga yang menyamakan present value penerimaan di masa datang dan pembayaran pokok pinjaman. Sartono, 1996:222 2. Biaya saham preferen cost of preferred stock Biaya saham preferen yang dimaksud di sini adalah biaya sebesar tingkat keuntungan yang diisyaratkan oleh investor saham preferen Sartono, 1996 : 221. Biaya modal saham preferen adalah gabungan hutang dan saham biasa, saham preferen membebani kewajiban tetap kepada perusahaan untuk melakukan pembayaran secara periodik. 3. Biaya modal saham biasa cost of common stock Saham biasa adalah surat bukti kepemilikan perusahaan yang tidak memiliki hak-hak istimewa seperti saham preferen. Perhitungan cost of capital dipengaruhi oleh komponen pajak. Pengaruhnya terhadap komponen sumber dana adalah : 1. Untuk cost of debt, karena bunga dibayar atas dasar sebelum pajak, maka perlu dilakukan tax adjusment. 2. Untuk cost of preferred dan common stock tidak perlu diperhitungkan, karena dividen dibayar setelah laba dipotong pajak. Biaya modal suatu perusahaan tidak hanya tergantung dari biaya hutang dan pembiayaan ekuitas tetapi juga seberapa banyak dari masing- masing komponen modal tersebut dimiliki dalam struktur modal. Hubungan ini digabungkan dalam biaya modal rata-rata tertimbang weighted average cost of capital. o Keterkaitan Economic Value Added terhadap return saham EVA adalah ukuran keberhasilan manajemen perusahaan dalam meningkatkan nilai tambah value added bagi perusahaan. Asumsinya adalah bahwa jika kinerja manajemen baikefektif dilihat dari besarnya nilai tambah yang diberikan, maka akan tercermin pada peningkatan harga saham perusahaan. EVA dihitung dengan mengurangkan keuntungan operasi perusahaan dengan biaya modal perusahaan, baik untuk biaya utang cost of debt maupun modal sendiri Cost of equity. Biaya modal perusahaan sangat dipengaruhi oleh hubungan antara risiko risk dan tingkat pengembalian return, dimana semakin besar risiko yang ditanggung oleh investor semakin tinggi pula tingkat pengembalian yang dikehendaki. EVA mampu menghitung laba ekonomi yang sebenarnya atau true economic profit suatu perusahaan pada tahun tertentu. EVA memberikan pengukuran yang lebih baik atas nilai tambah yang diberikan perusahaan kepada pemegang saham. Oleh karena itu manajer yang menitik beratkan pada EVA dapat diartikan telah beroperasi pada cara-cara yang konsisten untuk memaksimalkan kemakmuran pemegang saham. Dengan demikian EVA merupakan salah satu kriteria yang lebih baik dalam penilaian kebijakan manajerial dan kompensasi. Nilai perusahaan akan meningkat jika perusahaan membiayai investasi dengan net present value yang positif, karena net present value yang positif akan memberikan economic value added kepada pemegang saham. Oleh karena itu, dengan memberikan nilai tambah kepada pemegang saham maka dapat menarik investor untuk menanamkan sahamnya ke perusahaan. Banyaknya investor yang menanamkan sahamnya diharapkan berpengaruh terhadap meningkatnya harga saham yang diikuti dengan peningkatan return saham kepada pemegang saham. Maka, diharapkan hubungan economic value added dengan return saham berpengaruh positif.

6. Return Saham

Dalam melakukan investasi di dalam pasar modal, tujuan utama yang ingin dicapai oleh pelaku pasar adalah memaksimalkan return, salah satunya adalah return saham. Return saham adalah pendapatan yang dinyatakan dalam persentase dari modal awal investasi. Pendapatan investasi dalam saham ini meliputi keuntungan jual beli saham, dimana jika untung disebut capital gain dan jika rugi disebut capital loss. Pada penelitian ini harga saham dapat digunakan sebagai dasar untuk menghitung return bulanan. Hal itu berlaku jika dalam periode pengamatan tidak ada tindakan corporate action oleh perusahaan. Namun apabila sulit untuk menelusuri ada tidaknya corporate action, cara terbaik adalah dengan menggunakan Indeks Harga Saham Individual IHSI Mohamad Samsul, 2006: 291-293. Dengan rumus penghitungan sebagai berikut : 1 1     it it it it P P p R Keterangan : R it = return saham i untuk periode t hari, bulan, tahun berjalan,dan sebagainya. P it = harga saham penutupan i pada periode t. P it-1 = harga saham penutupan i pada periode sebelumnya.

C. Kerangka Konseptual

Untuk memperjelas kerangka dari penulisan ini maka dibuatlah suatu kerangka konseptual sebagai berikut : Gambar 1 Pengaruh Return on Asset, Earning Per Share dan Economic Value Added terhadap return saham pada Bursa Efek Jakarta Keterangan: Kerangka konseptual dari penulisan ini adalah penggunaan rasio keuangan yaitu dengan memilih rasio return on asset, earning per share dan economic value added yang digunakan sebagai rasio yang diperkirakan berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap return saham. Return on Asset ROA Economic Value Added EVA Earning Per Share EPS Return saham 35