SEKILAS PENGERTIAN FILSAFAT, BAHASA DAN FILSAFAT BAHASA
3. SEKILAS PENGERTIAN FILSAFAT, BAHASA DAN FILSAFAT BAHASA
Maka monyet dan manusia adalah
sama karena masing-masing memiliki mata.
3.1 Filsafat
Realitas ungkapan bahasa dari contoh di atas Manusia tidak akan pernah lepas dari mutlak mengandung kebenaran, namun
kegiatan berfilsafat dalam kehidupannya. proposisi yang ditawarkan sebagai Secara umum orang sering menafsirkan kegiatan berfilsafat dalam kehidupannya. proposisi yang ditawarkan sebagai Secara umum orang sering menafsirkan
terjadi karena perkembangan waktu dan maupun konsep-konsep pemikiran yang
kebudayaan yang dikelola oleh manusia. berkaitan dengan semesta alam. Bahkan ada
Apa yang menjadi hakikat kebenaran sejati sinyelamen bahwa filsafat sering adalah apa-apa yang diperoleh dari Tuhan membingungkan dan menyesatkan sebagai pencipta manusia dan segala isinya sementara yang membuatnya (baca: filsuf)
dalam jagad raya ini.
tidak pernah merasa bingung bahkan tersesat oleh karenanya.
3.2 Bahasa
Dari sudut etimologisnya kata ‘filsafat’ Setiap orang mempunyai dan berasal dari bahasa Yunani “Philein” yang
menggunakan bahasa. Berbahasa merupakan berarti mencintai dan “Sophia” yang berarti
kegiatan rutin manusia yang alamiah kebijaksanaan. Maka dengan itu sebagaimana layaknya manusia bernafas. penggabungan kedua kata Philein dan
Namun dapat dibayangkan apa yang terjadi Sophia adalah mencintai kebijaksanaan.
bila manusia tidak memiliki bahasa naka Zubair (1987: 7) memberikan beberapa
bumi ini akan membisu seperti pepohonan defenisi tentang filsafat antara lain:
yang tumbuh dan berkembang sebagaimana
a. Cinta kebijaksanaan, adanya. Manusia pantas bersyukur dengan
b. Ilmu pengetahuan yang menyelidiki bahasa yang dimilikinya karena dapat hakikat segala sesuatu untuk mengidentifikasi tentang identitas dan memperoleh kebenaran dan kenyataan,
eksistensi dirinya sebagai manusia.
c. Hasil fikiran yang kirtis dan Bahasa merupakan alat komunikasi bila dikemukakan dengan cara yang ditinjau dari fungsinya. Dengan sistematis,
berkomunikasi dengan sesama maka bahasa
d. Pendalaman lebih lanjut dari Ilmu mau tidak mau merupakan perekat sosial pengetahuan, dan
yang man manusia dapat saling mengenal,
e. Pandangan hidup. berbicara dan bersenda gurau atau bahkan
Dari beberapa pengertian yang saling mencerca satu sama lainnya. Dengan diberikan di atas dapat disederhanakan
bahasa manusia membedakan dirinya bahwa filsafat merupakan disiplin ilmu yang
dengan mahluk hidup lainnya yang ada di mengkaji tentang hakekat semesta alam yang
jagad raya ini.
mana kajian tersebut tersusun secara Pengertian bahasa dapat dipandang sistematis buah pikiran manusia.
dari dua sisi yakni secara internal dan Dalam Encyclopedia Americana eksternal. Secara internal bahasa volume 21 (1996: 925) dikemukakan bahwa:
dimaksudkan sebagai system bunyi yang “Philosophy can be defined as rational
bermakna. Sebagaimana yang dikemukakan critical thinking of a more or less systematic
oleh R.H. Robins (1980: 9) bahwa bahasa kind, about the conduct of life, the general
secara internal adalah : ‘A language is a nature of the world, and the justification of
system of arbitrary vocal symbols by means belief”
of which a social group cooperates’. Bila Filsafat merupakan pemikiran kritis
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang sistematis dan meliputi kajian bahwa bahasa adalah sistem pelambangan mengenai prilaku manusia dalam kehidupan
bunyi yang arbitrer di mana kelompok dan juga cirri-ciri semesta alam. Secara
masyarakat dapat saling bekerja sama. sederhana dapat disimpulkan bahwa filsafat
Secara sederhana pengertain arbitrer adalah suatu refleksi yang merupakan akal
adalah mana suka dalam arti bahasa dapat budi, perenungan tentang esensi dari bebas menyatakan sesuatu berdasarkan manusia dan alam semesta.
konvensi dari masyarakat bahasa itu sendiri.
Namun perlu dibatasi bahwa Misalnya, kata ‘rumah’ dalam bahasa pengertian kebenaran yang ditawarkan oleh
Indonesia sama dengan ‘house’ dan ‘ev’ dan filsafat bukan kebenaran yang hakiki.
‘jabu’ bagi orang Inggris, Turki dan Suku filsafat bahasa merupakan penyederhanaan Batak.
konsep filsafat melalui alat bantu bahasa. Bahasa secara eksternal lebih Dengan kata lain penjabaran nuansa filsafat dimaksudkan pada fungsi maupun melalui medium bahasa dikenal dengan peranannya sebagai alat komunikasi. Hal ini
sebutan filsafat bahasa.
dapat dilihat sebagaimana yang Tidak jauh berbeda dengan apa yang dikemukakan oleh Sri Utari Subyakto (1992:
dikemukakan oleh Wicoyo, Kaelan (1998:
1) bahwa berbahasa itu adalah komunikasi 576) mengutarakan bahwa filsafat bahasa dan tanpa berkomunikasi melalui bahasa,
sebagai salah satu cabang filsafat adalah: maka barangkali identitas kita sebagai
“pemecahan masalah-masalah dan konsep- ‘genus manusia’ (homo sapiens) akan hilang.
konsep filsafat melalui analisis bahasa, Ternyata peranan bahasa dlam kehidupan
karena bahasa merupakan sarana yang vital bahasa sangat dominan dan penting. Bahasa
dalam filsafat misalnya melalui berbagai dapat mempersatukan manusia dikarenakan
macam pertanyaan filosofis seperti adanya saling pengertian dan pemahaman
‘kebenaran’, ‘keadilan’, ‘kewajiban’, melalui informasi yang dilakukan melalui
‘kebaikan’ dan pernyataan-pernyataan medium bahasa. Dan bahasa itu sendiri
fundamental filosofis lainnya dapat merupakan cermin realitas kehidupan diuraikan dan dianalisis melalui bahasa atau manusia untuk mengidentifikasi analisis penggunaan bahasa.” keberadaannya secara jelas dan pasti.
Dari kedua kutipan di atas dapat disederhanakan bahwa filsafat bahasa
merujuk pada pemahaman tentang konsep Secara umum orang akan berasumsi
3.3 Filsafat Bahasa
filsafati melalui analisis bahasa. Dengan kata bahwa filsafat bahasa memuat pengertian
lain, kebingungan yang sering ditawarkan penggabungan dua kata ‘filsafat’ dan dalam berfilsafat dapat dipermudah melalui ‘bahasa’. Maka dengan demikian, asumsi
analisis bahasa. Atau melalui medium tersebut akan mengacu pada filsafat tentang
bahasa kebermaknaan unsur berfilsafati akan bahasa atau berfilsafat melalui bahasa.
lebih jelas dan mudah dipahami dengan Asumsi tersebut tidak dapat dipersalahkan
bantuan medium bahasa dalam hal ini meskipun esensinya tidak sesempurna apa
adalah analisis bahasa.
yang menjadi hakikat filsafat bahasa. Filsafat bahasa yang juga dikenal
4. INTERPRETASI
REALITAS
dengan sebutan filsafat analitik tumbuh dan
UNGKAPAN BAHASA DALAM
berkembang di Eropa terutama Inggris pada
KONTEKS FILSAFAT BAHASA
abad XX. Mengutip definisi yang ditawarkan Berbahasa sepertinya didapatkan secara
A. Joko Wicoyo (1997: 1) bahwa filsafat alamiah sehingga tidak perlu adalah: mempelajarinya. Padahal pengertian ini “bidang filsafat khusus yaitu masalah yang hanya bagi kaum awam yang tidak dibahasa dengan bahasa. Namun berbeda memahami betapa kompleks dan kayanya dengan ilmu bahasa atau linguistik yang khasanah bahasa dalam aktifitas kehidupan membahas mengenai ucapan, tata bahasa, manusia sehari-hari. Sadar atau tidak sadar, dan kosa kata, filsafat bahasa lebih bahasa atau ungkapan bahasa seseorang berkenaan dengan bagaimana suatu tetap memiliki makna atau realitas terhadap ungkapan bahasa itu mempunyai arti,
sesuatu yang dirujuknya.
sehingga analisa filsafati tidak lagi Dalam percakapan sehari-hari mungkin dimengerti atau tidak lagi dianggap harus kita sering mendengar dan tidak menyadari didasarkan pada logika teknis, baik logika betapa dalamnya makna yang dikandung formal maupun matematik, tetapi berfilsafat ungkapan tersebut. Sebagai contoh ketika A didasarkan pada penggunaan bahasa biasa.” menyadari bahwa B memakai baju baru, Bila disimak dan diteliti pernyataan di maka A akan menyapa B dengan teguran atas maka dapat disederhanakan bahwa
ramah:
A: Kamu baju baru, ya? mengulumnya ke dalam mulut dan B: (menjawab) Ah! Tidak, tetapi tersenyum.
kemudian menjualnya kepada orang lain. Tentu pelesetan seperti di atas tidak lagi
Bila kita perhatikan esensi dari identik dengan makna yang sebenarnya dari ungkapan di atas maka kita memperoleh
ungkapan bahasa tersebut. Dengan demikian gambaran pemikiran sesuatu yang kontras.
peran filsafat bahasa yang menganalisis Kata ‘tidak’ bukan berarti menidakkan
konsep filsafati melalui medium bahasa akan karena ‘senyum’ merujuk kepada pengakuan
mempertegas makna yang sebenarnya yaitu bahwa B memang memakai baju baru.
pilihan yang teramat sulit untuk diputuskan. Realitas ungkapan bahasa di atas dikaitkan
Pergeseran interpretasi ralitas ungkapan pada filsafat bahasa dalam arti akal budi
bahasa sering terjadi karena adanya atau pemikiran dapat ditafsirkan sebagai
perubahan tatanan nilai budaya di tengah- sesuatu yang kabur atau absurd. Hal ini bisa
tengah masyarakat. Sebagai contoh kita bisa jadi berkaitan dengan nilai budaya membedakan persepsi generasi tua dengan
ketimuran yang terkenal ramah dan generasi muda tentang ungkapan bahasa berkesan tertutup. Dengan kata lain, sikap
dalam bentuk pepatah di bawah ini: keterus terangan maupun ketransparanan
ditutupi oleh kenaifan yang amat lugu
Berakit-rakit ke hulu
namun memiliki kesan tidak mempunyai
Berenang-renang ke tepian
sikap keberanian untuk terbuka.
Bersakit-sakit dahulu
Masih ada lagi ungkapan bahasa dalam
Bersenang-senang kemudian.
bentuk pepatah yang sangat mengandung
nilai budaya yang tinggi bagi masyarakat Generasi tua akan menginterpretasikan Indonesia. Pepatah tersebut sering konteks filsafati ungkapan tersebut pada dimaksudkan pada kondisi seseorang yang
masanya yang memang serba sulit dan menghadapi pilihan yang teramat berat
butuh perjuangan ekstra keras. Dengan untuk membuat sesuatu keputusan. Pepatah
demikian, kaum tua lebih tersebut adalah:
menyederhanakannya dengan keyakinan bahwa hidup harus dihadapi dengan
Bagaikan makan buah simalakama. semangat baja di mana seseorang harus siap Dimakan mati ibu tidak dimakan mati bapak.
menderita untuk memperoleh keberhasilan. Hal ini memang merupakan realita yang
Dari sudut pandang filsafat, maka dialami kaum generasi tua pada masanya makna dari ungkapan bahasa di atas adalah
untuk meraih keberhasilan hidup. terbenturnya suatu sikap mengambil
Bagi kaum generasi muda yang kebijakan karena adanya dua pilihan yang
menumpang di keberhasilan orang tuanya beresiko. Dengan kata lain, tidak ada jalan
akan menginterpretasikan makna yang keluar sebijak apapun kecuali penentuan
berbeda. Kaum muda lebih sikap untuk menghadapi segala menghubungkannya dengan situasi kemungkinan.
sekarang yang serba cepat untuk meperoleh Namun kenyataannya pepatah tersebut
kemenangan (siapa cepat dia menang). dewasa ini sering dipelesetkan dari esensi
Kaum muda bahkan memberikan respon makna yang sebenarnya. Dikatakan bila
yang lebih radikal bahwa setelah sakit yang seseorang dari suku Batak dihadapkan pada
lebih dekat adalah kematian bukan masalah tersebut, maka dia akan merasakan
kesenangan.
buahnya dulu tanpa menelannya. Artinya, Merujuk pada realitas ungkapan bahasa bagi dia makan berbeda dengan mengkulum
dalam konteks filsafat bahasa, ungkapan di atau merasakan buah tersebut di dalam
atas perlu dicermati pada nuansa mulut. Berbeda dengan etnis Cina yang
kulturalnya. Di dalam ungkapan tersebut budayanya senang berdagang. Dia akan
pada bait pertama dan kedua merujuk pada merasakan buah tersebut dengan usaha, sementara pada bait ketiga dan
keempat merupakan kemungkinan hasilnya: keempat merupakan kemungkinan hasilnya:
hakiki tentang pertanyaan-pertanyaan yang akan membuahkan hasil yang diidamkan.
mengacu pada rasa keadilan manusia dan Interpretasi realitas ungkapan bahasa tidak
rasa kepeduliaan untuk mengerti tentang terlepas dari pemahaman makna dari tiap
nilai hakiki dari kehidupan. unsur bahasa yang diajarkan. Oleh karena
Realitas ungkapan bahasa dalam itu, analisis bahasa dalam arti filsafat bahasa
konteks filsafat bahasa tidak lain dan tidak membuat penegasan tentang keberadaan
bukan untuk mempertegas dan memperjelas makna realitas dari bahasa itu sendiri.
makna konsep-konsep atau masalah-masalah idak dapat dipungkiri bahwa makna
filsafat melalui analisis bahasa. Dengan kata realitas ungkapan bahasa merupakan lain melalui analisis bahasa kerangka prediksi untuk ke depan. Meskipun pemikira logis yang sederhana dan mudah dampaknya pada saat itu kurang dimengerti,
dipahami akan bisa menetralisir nuansa namun pada waktu ke depannya, cukup
filsafat yang rada kompleks dan sukar. mempunyai makna kultural yang sangat berharga. Misalnya pepatah bagi suku Batak
5. PENUTUP
Toba yang mengatakan: Filsafat bahasa merupakan jembatan (linkage) untuk memahami problema- Beranak empat belas
problema filsafat melalui analisis bahasa. Berputri tujuh belas
Dengan kata lain, medium bahasa dijadikan ‘Maranak sampuluopat
alat untuk mempermudah kerangka Marboru sampulupitu’
pemikiran dari esensi filsafati dalam arti
makna maupun arti dari pokok Pada mulanya pepatah ini lebih permasalahan filsafat itu sendiri.
ditekankan pada pentingnya kuatitas Interpretasi realitas ungkapan bahasa
manusianya yang mana pada saat itu etnis dalam konteks filsafat bahasa merujuk pada Batak mempercayai banyak anak akan
adanya kebenaran yang hakiki dari setiap memperoleh banyak berkat. Meskipun hal
ungkapan bahasa. Namun kadang kala ini sedikit bertentangan dengan kebijakan
ungkapan bahasa tersebut memiliki makna pemerintah untuk program Keluarga yang berganda sehingga perlu adanya
Berencana. interpretasi untuk mempermudah makna
Namun bila dicermati ungkapan yang dimaksudkan. Singkat kata, interpretasi pepatah di atas sangat relevan dengan
realitas ungkapan bahasa merupakan cermin kondisi tuntutan bangsa dewasa ini yakni
dari tujuan atau maksud yang hendak ‘orang tua asuh’. Sadar atau tidak sadar bagi
disampaikan dalam ungkapan bahasa. suku etnis Batak Toba dapat merefleksikan
Kegiatan bahasa merupakan hal yang konsep filsafati ungkapan tersebut sebagai
normal bagi manusia. Dalam aktifitasnya wujud nyata dari makna yang terkandung
manusia menggunakan medium bahasa dalam pernyataan tersebut. Dengan
untuk menyampaikan maksud dan tujuan demikian realitas ungkapan yang yang bernuansa kebijakan dan kebajikan
tersembunyi dalam ungkapan tersebut atau filsafat. Namun sering kebijakan dan
merupakan sesuatu yang unpredictable. kebajikan tersebut salah diinterpretasikan Untuk ke depannya dalam arti waktu dulu
sehingga mengaburkan makna yang dan waktu sekarang untuk memahami
dimaksudkan. Dengan hadirnya realitas konsep pemikiran yang ada dalam pepatah
ungkapan bahasa maka setidaknya batak tersebut.
kekaburan makna tersebut dapat diperkecil Dari beberapa contoh ungkapan bahasa
sehingga maknanya akan lebih mudah di atas baik berupa statement atau dipahami.
pernyataan dan berupa pepatah dapat Realitas ungkapan bahasa dalam tulisan
ditelusuri bahwa filsafat benar-benar ini lebih ditekankan pada ungkapan sehari- merujuk pada hal-hal yang bijaksana.
hari dalam bentuk pernyataan ataupun Dengan kata lain konsep filsafati dalam hari dalam bentuk pernyataan ataupun Dengan kata lain konsep filsafati dalam