Konsep Peradilan Administrasi Kerangka Konseptual Dan Kerangka Teoritis 1. Kerangka

a. menyampaikan saran kepada Presiden, kepala daerah, atau pimpinan Penyelenggara Negara lainnya guna perbaikan dan penyempurnaan organisasi danatau prosedur pelayanan publik; b. menyampaikan saran kepada Dewan Perwakilan Rakyat danatau Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah danatau kepala daerah agar terhadap undang-undang dan peraturan perundang-undangan lainnya diadakan perubahan dalam rangka mencegah Mal-administrasi.

c. Konsep Peradilan Administrasi

Peradilan administrasi di berbagai negara modern terutama negara-negara Welfare State Negara Kesejahteraan 24 merupakan suatu tonggak yang menjadi tumpuan harapan masyarakat atau warga negara untuk mempertahankan hak- haknya yang dirugikan oleh perbuatan pejabat administrasi karena keputusan yang dikeluarkannya. Maksud pembentukan peradilan administrasi adalah untuk memberikan perlindungan hukum bagi warga masyarakat terhadap perbuatan pejabat administrasi yang melanggar hak asasi dalam lapangan hukum administrasi negara. Kecuali itu, kehadiran peradilan administrasi akan memberikan perlindungan hukum yang sama kepada pejabat administrasi yang bertindak benar dan sesuai dengan hukum. 25 24 Indonesia termasuk negara type Werlfare State, hal ini terbukti dari : pertama, salah satu sila dari Pancasila sebagai dasar falsafah negara sila ke lima adalah Keadilan Sosial. Ini berarti tujuan dari negara adalah menuju kesejahteraan dari para warganya. Kedua, dalam Pembukaan UUD 1945 dikatakan bahwa tujuan pembentukan negara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Lihat, Muchsan, Sistem Pengawasan Terhadap Perbuatan Aparat Pemerintah Dan Peradilan Tata Usaha Negara di Indonesia, Liberty, Yogyakarta, 1992, hal. 70. 25 S.F. Marbun, Peradilan Administrasi Negara dan Upaya Administrasi di Indonesia, Yogyakarta: Liberty, 1997, hal. 11. Melihat kenyataan tersebut, dapat dipahami bahwa peradilan administrasi diperlukan keberadaannya, sebagai salah satu jalur bagi para pencari keadilan yang merasa kepentingannya dirugikan karena dalam melaksanakan kekuasaannya itu ternyata pejabat administrasi yang bersangkutan terbukti melanggar ketentuan hukum. Di Indonesia, Peradilan Administrasi dikenal dengan Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana diatur dalam UU No.5 Tahun 1986. Berdasarkan Pasal 24 Ayat 3 Amandemen ketiga Undang-Undang Dasar 1945 yang disahkan 10 November 2001 Jo Pasal 10 Ayat 2 UU No. 4 Tahun 2004 Tentang Kekuasaan Kehakiman dikenal 4 lingkungan lembaga peradilan, yaitu: Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer, dan Peradilan Tata Usaha Negara. Tiap-tiap lembaga ini mempunyai kewenangan dan fungsi masing-masing, sehingga lembaga-lembaga peradilan ini mempunyai kompetensi absolut yang berbeda satu dengan lainnya. Terciptanya peradilan administrasi yang banyak di berbagai negara modern yang berdasarkan hukum, terutama yang biasa disebut welfare staat negara kesejahteraan merupakan suatu tonggak yang menjadi tumpuan masyarakat atau warga negara untuk mempertahankan hak-haknya yang dirugikan oleh alat kekuasaan negara dalam rangka suatu perbuatan administrasi negara yang dipermasalahkan yang mengandung keterangan atau kekeliruan, kesalahan bertentangan dengan undang-undang, terlambat sehingga merugikan masyarakat dan sebagainya. 26 Perbuatan pejabat administrasi yang demikian ini dapatlah disebut 26 Baharuddin Lopa dan Andi Hamzah, Mengenal Peradilan Tata Usaha Negara, Sinar Grafika, Jakarta, 1993, hal.2-3 sebagai suatu perbuatan yang melanggar hukum dan bertentangan dengan asas- asas umum pemerintahan yang baik.

d. Konsep Good Governance