PELAJARAN 8

(1)

BERSUKARIALAH

DALAM KEMUDAANMU

PELAJARAN 8

Kegiatan

Menyanyikan lagu dari Pujian Bagi Kristus,No.240.

Masa Muda Sugguh Senang

Masa Mudah sungguh senang, Jiwa penuh dengan cita-cita;

Bagai api yang tak kunjung padam, Selalu membara dalam kalbu.

Ref. : Masa Mudaku, masa yang terhindar Masa Tuhan memanggiku.

Masa mudaku , masa yang ku kenang. Kutinggalkan s’mua dosaku.

La la la la la la la la la la la la la la la la la la la la la la la la la

La la la la la la la la la la la la la la la la la la la la la la la la la

Masa mudah sungguh senang, Kubrikan padamu,ya Tuhan; Apa yang ada pada diriku

Kusrahkan untuk kemuliaan-Mu.

Ref. : ....

Tulislah makna apa yang anda dapat dari lagu diatas

... ...

... ...

... ...


(2)

... ...

Kegiatan 2

Cobalah renungkan :

Cobalah mengingat masa kecil anda! Apakah guru pernah menanyakan kepada anda tentang cita-cita anda? Ingatkah anda apa jawabanmu? Sekarang anda sudah besar, duduk dikelas XI (SMA). Apakah cita-cita anda itu masih tetap atau sudah berubah? Bagaimana caranya agar cita-citamu itu tercapai?

... ...

... ...

... ...

... ...

... ...

Uraian Materi Pelajaran

Sungguh, Masa mudah merupakan masa yang penuh dengan harapan dan cita-cita. Tetapi, pada masa remaja acap kali segala sesuatu sepertinya tidak jelas. Itulah sebabnya setiap remaja harus mempertanyakan juga masa yang tidak pasti. Pdt. Dr. Andar Ismail, dalam bukunya, Selamat Ribut Rukun, mengutip tulisan Soren Kierkegaard, Filsuf Denmark, dalam bukunya,Repetiton, becerita tentang seorang pemuda yang gelisah bertanya : “Dimanakah Aku? Siapakah Aku? Bagaima sampai ada aku didunia ini? Mengapa aku tidak ditanya terlebih dulu apa aku mau dilahirkan atau tidak? Kenapa aku tidak diperkenalkan pada cara-cara hidup didunia ini? Siapa yang menjadi petunjuk? Aku ini menyampaikan usul kepadanya. Kepada siapa aku harus mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti ini?”


(3)

Apakah anda pernah mempertanyakan hal yang sama dalam hati tentang diri anda sendiri?

Pertanyaan-pertanyaan diatas sebenarnya bermuara pada upaya penemuan pada identitas diri. Ternyata begitu susah, melainkan juga perlu waktu dan usaha.

Mari kita mempelajari uraian Kitab Pengkhotbah tentang anak muda.

Pengkhotbah 11:9-10

Bersukarialah, hai pemuda dalam kemudaanmu, biarlah hatimu bersuka pada masa mudamu, dan turutilah keinginan hatimu dan pandangan matamu, tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah akan membawa engkau ke pengadilan! Buanglah kesedihan dari hatimu dan jauhkanlah penderitaan dari tubuhmu, karena kemudaan dan fajar hidup adalah kesia-siaan.

Ayat 9-10 ini mengungkapkan beberapa hal tentang anak muda, antara lain :

- Disuruh untuk bersukaria;

- Disuruh menuruti keinginan hati;

- Disuruh untuk menuruti pandangan hati; - Harus menghadap pengadilan Tuhan; - Masa muda adalah sia-sia;

Ayat-ayat diatas sepertinya saling bertantangan; pada satu pihak disuruh melakukan segala sesuatu, tetapi di lain pihak Tuhan juga akan menghukum. Masa muda dalam malah dianggap sebagai sesuatu yang sia-sia. Disinilah sebenarnya Tuhan memberi kebebasan kepada anda, memilih mana yang baik atau yang tidak; namun, akhirnya harus di pertanggungjawabkan kepadanya.

a. Bersukaria

Setiap orang mendambakan sukaria. Tidak ada orang yang mendambakan dukacita atau kemurungan. Inilah yang dipesankan oleh kitab pengkhotbah.

Masa muda merupakan masa antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Pada masa ini kita sedang berada pada masa antara ketergantungan sepenuhnya kepada orangtua dan masa kita harus mandiri. Sejalan dengan perubahan fisik pada diri kita, perubahan psikis pun sedang berkembang. Kita ingin mulai melepaskan semua


(4)

ikatan ketergantungan kepada orang dewasa, dan ini merupakan salah satu dorongan bagi kita untuk bersukaria. Dalam kenyataanya, dunia menyediakan kegembiraan bagi kita melalui berbagai kegiatan dan fasilitas yang tersedia.

Namun, sukaria yang dimaksudkan Kitab Pengkhotbah bukanlah sukaria yang dilakukan sebebas-bebasnya,melainkan harus dikaitkan dengan ayat-ayat sebelumnya. Sukaria yang dilakukan orang muda haruslah berkaitan dengan “bersenang-senang dalam segala usaha yang dilakukan dengan jernih payah dibawah matahari selama hidup yang pendek” dan “bersukacita dalam jernih payahnya” (Pkh. 5:17b dan 18c). Sebab, hal seperti itulah yang dianggap baik. Kini anda boleh bersukaria, selagi anda masih mudah; tiba saatnya kelak anda tidak dapat bersukaria, segala sesuatu ada waktunya, tidak ada yang lestari (bnd. Pkh. 3:1-15).

b.Menuruti keinginan hati

Dalam bersukaria dalam masa tersebut, Kitab Pengkhotbah menasihatkan agar kita membiarkan diri kita memuaskan keinginan-keinginan hati kita, dorongan-dorongan hasrat (hati) yang tidak terkendali, tidak perlu dikendalikan. Yang perlu adalah dorongan hasrat yang tidak pernah dibiarkan tersalur. Dari pengalaman kita sehari-hari, keinginan-keinginan yang tidak tersalur dapat menimbulkan dampak-dampak yang sangat merugikan, baik bagi diri orang yang bersangkutan maupun bagi orang yang disekitarnya; lagi pula, hidup mereka menjadi tidak sesuai dengan kodratnya sebagai orang muda yang terus bertumbuh. Dengan menyatakan dorongan-dorongan itu, orang muda belajar membentuk dan mengasah kepekaan dan kepribadiannya.

Kitab pengkhotbah menasihatkan agar dalam menuruti keinginan hati, kita tidak melakukannya dengan suka hati, tetapi secara bertanggungjawab di hadapan Tuhan.

c. Menuruti pandangan mata

Ternyata bukan hanya menuruti hasrat hati yang dianjurkan Pengkhotbah, tetapi juga ingin pancindera orang muda. Keinginan indera harus disalurkan, karena dengan demikian ia memanfaatkan kesempatannya untuk menikmati hal-hal yang indah dalam hidupnya. Waktu pendek yang ia miliki itu, antara masa kanak-kanak denga masa dewasa, harus diisi dengan hal-hal yang memuaskan inderanya, dan melalui itu ia pun semakin bertumbuh dalam pengenalan akan keindahan ciptaan Tuhan.

Namun, tetaplah waspada terhadap godaan-godaan jahat yang ada disekitar anda. Sekarang banyak disajikan tontongan yang


(5)

bertantangan dengan nilai dan norma masyarakat, terutama agama; hindarilah itu, karena itu hanya akan membuat anda terjerumus kedalam derita yang menyengsarankan.

d.Menghadap Pengadilan Tuhan

Dalam kesukacitaanya atau kesukariaan muda, dalam menuruti keinginan hati dan matanya, orang muda haruslah mengingat bahwa pada waktunya ia harus menghadap pengadilan Tuhan. Segala tindakan dan perbuatan kita harus kita pertanggungjawabkan dihadapan Yang Mahaadil itu, karena untuk kemuliaan-Nyalah kita diciptakan. Kenikmatan hidup memang wajib kita nikmati, tetapi haruslah diingat, bahwa dari orang yang muda juga diminta tanggung jawab. Dengan demikian, segala sukaria, keinginan hati dan indera kita tidaklah diwujudkan secara sembarangan saja, harus ada pertimbangan; harus dilakukan dengan rasa tanggungjawab kepada Tuhan yang memungkinkan kita menjalani masa muda itu.

e. Masa muda adalah sia-sia

Di dalam Kitab Pengkhotbah, segala sesuatu yang diupayakan manusia untuk memahami sepenuhnya makna hidup ini terbatas dan adalah sia-sia. Namun, Pengkhotbah mengakui kesenangan-kesenangan adalah pemberian Allah, dan kesenangan-kesenangan itu layak dinikmati setelah kita berjerih payah (bnd.Pkh.3:13). Masa muda tentulah akan sia-sia bila kita tidak mengisinya dengan hal-hal yang membawa kita pada pertumbuhan rohani dan perkembangan jiwa kita, bahkan pemahaman kita akan kehendak Allah dalam kehidupan kita sebagai orang percaya.

Hal-hal apakah yang dapat kita lakukan agar masa muda kita tidak menjadi sia-sia? Hiduplah secara bertanggungjawab, baik terhadap diri sendiri, keluarga, masyarakat dan terutama kepada Tuhan. Berikut akan disampaikan beberapa hal yang perlu kita miliki agar hidup kita berhasil.

1.Kesadaran Diri

Kita terus bertumbuh. Itu berarti, kita terus berubah. Sebab itu, kita terus bertanya, “who am i” (siapakah saya). Pertanyaan ini merupakan pertanyaan yang harus dijawab oleh setiap pribadi. Juga permazmur (Raja Daud) pernah bertanya, “jika aku melihat langitmu, buatan jarimu, apakah manusia sehingga engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga engkau mengindahkannya” (Mzm. 8:4-5). Jelas sekali, bahwa Allah sangat memperhatikan dan mempedulikan setiap


(6)

manusia. Ini berarti bahwa Allah mempunyai maksud atas setiap hidup manusia. Jika kesadaran ini telah mendiami hati kita, maka tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mengembangkan diri serta berharap, bahwa Tuhan pasti menolong hidup dan masa depan kita. Dalam kitab Yeremia 29:11 dikatakan, “sebab aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada padaku mengenai kamu, demikianlah Firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepada hari depan yang penuh harapan.”

Didalam kesadaran diriini, harus disadari bahwa manusia adalah ciptaan yang mulai tetapi telah jatuh kedalam dosa. Namun, karena Kasih Karunia Allah kita ditebus dari dosa di dalam Yesus Kristus. Penebusan itu menjadi dasar dalam mensyukuri segala bentuk kehidupan yang Tuhan berikan termasuk mengatasi kelemahan dan mengingatkan kelebihan; karena setiap manusia memiliki kelemahan dan kelebihan.

2.Cita-cita

Setiap orang mempunyai banyak keinginan (cita-cita). Bagi yang bersangkutan, cita-cita itu pastilah sesuatu yang baik dan membahagiakan bagi dirinya. Bila cita-cita itu tercapai, betapa senang dan bahagianya yang bersangkutan. Akan tetapi, bila cita-cita itu tidak atau gagal tercapai, betapa ia kecewa, bahkan tidak jarang orang yang kecewa itu malah menjadi putus asa. Nah, agar cita-cita itu berkenan bagi Tuhan dan agar kita senantiasa diberkati dalam mencapai cita-cita itu, serahkanlah lebih dulu kepada Tuhan cita-cita itu, dan memohonkanlah agar cita-cita itu juga menjadi rencana Tuhan bagi kehidupan anda. “Percayalah kepada TUHAN dan lakukanlah yang baik, diamlah dinegeri dan berlakulah setia, dan bergembiralah karena TUHAN; maka ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu. Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya dan ia akan bertindak,” jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga” (Mat. 6:10). Bagian Alkitab yang lain berkata, “barangsiapa tinggal didalam aku dan aku didalam dia, ia berbuahbanyak, sebab diluar aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa” (Yoh. 15:5).

3.Memiliki Pandangan Hidup

Pandangan hidup adalah konsep atau pikiran seseorang tentang bagaimana ia menanggapi setiap masalah yang dihadapinya. Pemahaman itu tentu berkaitan erat dengan apa makna hidup bagi dirinya. Seseorang yang memiliki pandangan hidup yang kristiani berarti ia berpandangan bahwa hidup ini harus senantiasa men syukuri dan ditujukan bagi kemuliaan Tuhan. Tubuh, Tenaga, Pikiran,


(7)

Harta, Kecantikan, kegagahan dan lain-lain yang kita miliki hendaknya digunakan dan diabdikan sebagai ucapan syukur bagi Kemuliaan Tuhan. Dalam 1 Korintus 6:19, Rasul Paulus mengatakan, “atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah Bait Roh Kudus yang diam didalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?”

Hidup ini harus mensyukuri dan menjadi tempat Allah dimuliakan. Maksudnya melalui hidup kita (pikiran,perkataan,sikap dan perbuatan) Tuhan hendak dihormati dan dipermuliakan; kita melakukan itu karena kita telah diselamatkan melalui Yesus Kristus. Dengan cara ini, kita akan senantiasa berpikir positif terhadap hidup ini.

4.Motivasi

Mengapa anda berbuat ini dan berbuat itu? Apa tujuan anda? Apakah anda akan memberi salam kepada orang tua agar mereka mengasihimu? Apa tujuan anda belajar? Apkah anda i

ngin menjadi orang kaya? Apakah anda percaya kepada tuhan yesus demi mendapatkan berkat atau kesuksesan hidup?

Menurut kamus besar bahasa indonesia motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Jadi, semua pertanyaan diatas berkaitan erat dengan motivasi diri anda. Motivasi sangat menentukan bagi tindakan dan tingkah laku kita, sebab motivasi itu mempengaruhi segala tindak tanduk dan pikiran kita.

Setiap orang memiliki motivasi hidup. Persoalannya, apakah motivasi itu benar atau salah? Motivasi kita untuk belajar, tentulah bukan semata-mata untuk memperoleh ijazah, tetapi untuk memiliki pengetahuan, meningkatkan daya nalar, dan bila mungkin menguasai dan memajukan pengetahuan yang diajarkan kepada kita. Bila motivasi kita hanya untuk memperoleh ijazah, maka belajar itu sendiri menjadi tidak penting. Motivasi seperti ini tidak baik, meskipun dalam kenyataan sehari-hari ada banyak orang yang memiliki motivasi seperti itu. Contoh lain : motivasi seseorang adalah ingin menjadi kaya. Motivasi itu tidak salah, yang sering kali salah adalah cara orang untuk mencapai status kaya tersebut. Bila Cuma sekedar kaya, bisa saja orang itu mencapainya melalui jalan apa saja menghalalkan semua cara.

Sebagai orang yang beriman, kira harus memiliki motivasi yang benar dan sesuai dengan nilai-nilai kristiani. Dengan demikian, kita berjalan sesuai dengan kehendak Tuhan dan akan merasa sejahtera serta damai dalam perlindungan Tuhan. Bukankah segala sesuatu yang kita lakukan adalah untuk memuliakan Tuhan? Rasul Paulus berkata,


(8)

“Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan” (Rm.14:8).

Jadi, setiap orang harus memiliki motivasi yang baik. Jika kita memiliki motivasi yang tidak baik, kita harus menyadari bahwa “mata TUHAN ada di segala tempat” (Ams. 15:3), dan “segala sesuatu telanjang dan terbuka didepan mata dia, yang kepadanya kita harus memberikan pertanggungjawab” (Lbr. 4:13).

5.Tantangan Mewujudkan Makna Hidup (Bacalah Filipi 1:19-20)

Sering orang mengklasifikasikan tantangan hidup, yaitu tantangan dari dalam diri sendiri dan tantangan yang datang dari luar diri. Namun, sebenarnya keduanya hampir sama, tergantung kecenderungan seseorang memandang hidupnya. Tantangan dari dalam sering kali muncul karena adanya keterbatasan atau kelemahan yang kita miliki, sedangkan tantangan dari luar muncul bila hal itu brtentangan atau berbeda dengan keinginan orrang lain yang ada di sekitar kita atau kondisi lain diluar diri kita.

Tantangan yang datang dari luar diri kita seringkali berkaitan erat dengan terjadinya pertentangan kepentingan antara diri kita dengan diri orang lain. Selalu saja ada yang tidak mengiginkan kita hidup sesuai dengan nilai-nilai iman yang kita anut, atau dapat juga karena kita tidak mendapat dukungan dari pihak lain. Pernyataannya, haruskah kita surut atau putus asa? Jawabannya, tidak.

Didalam kita mewujudkan makna hidup ke dalam realitas kehidupan, kita harus senantiasa berpikir positif tentang diri sendiri maupun orang lain. Kita harus berpikir bahwa diri kita dan diri setiap orang berguna dan memiliki kemampuan diri. Dengan berpikir demikian, maka segala tantangan, baik dalam maupun dari luar diri kita, dapat kita jadikan sekaligus sebagai motivasi untuk mewujudkan makna hidup kita. Allah memberikan kita kehebatan dan kelemahan, sepatutnya kita tidak bermegah atas kehebatan kita; sebaliknya kita tidak putus asa atas kelemahan kita. Marilah belajar dari pengalaman Rasul Paulus, tentang “duri didalam dagingku” (bnd. 2 Kor 12:7-10).

6.Di dalam pengaruh hidup, berpeganglah teguh pada keyakinan akan Tuhan

Dalam kehidupan remaja, pergaulan merupakan hal yang sangat penting. Melalui pergaulan kita belajar dan berkenalan dengan banyak hal, baik tentang diri kita sendiri maupun mengenai hal-hal diluar diri kita. Namun, proses belajar dan berkenalan itu, mau tidak mau akan mempengaruhi hidup kita. Apakah pengaruh itu positif atau negatif, sangat tergantung pada nilai-nilai yang kita miliki serta pandangan hidup kita.


(9)

Ada orang yang bersemboyang, “jangan dipengaruhi oleh orang lain!” sebaliknya, bagi segolongan orang, nasihat seperti ini adalah sia-sia. Namun, yang menjadi masalah adalah, pertama, orang-orang macam apa yang mempengaruhi kita; kedua, bagaimana kita dipengaruhi.

Dari pengalaman hidup sehari-hari kita menemukan kedua bahaya dalam hubungan kita dengan teman-teman. Bahaya pertama adalah eksklusivitas, yaitu kecenderungan untuk menolak orang lain diluar lingkungan persahabatan yang sudah ada. Mungkin orang itu ditolak karena suku bangsanya, karena kondisi ekonomi dan pendidikannya, karena ia dianggap bodoh atau terlalu pintar, atau karena alasan lain. Kita merasa lebih tinggi kalau kita dapat menganggap orang lebih rendah hati, kita menjadi sombong. Hal ini jelas merugikan orang yang ditolak. Ia merasa disingkirkan, karena hubungannya dengan orang lain terputus. Setiap kali ia berhadapan dengan orang-orang yang menolaknya, ia merasa dihina. Mungkin ia merasa rendah diri dan sering bertanya dalam hatinya mengapa ia dinilai demikian.

Allah mengisi semua orang. Kita harus mencerminkan kasih Allah yang sangat inklusif itu. Orang kristen harus mengasihi setiap orang, termasuk orang-orang yang dianggap hina oleh masyarakat. Yesus sendiri bergaul dengan orang-orang yang dibenci oleh masyarakat-Nya dan didalam jemaat oleh Kisah Para Rasul pun melakukan hal yang sama. Dijelaskan bahwa orang-orang percaya saling bekerja sama, beribadah bersama, bersukacita bersama, dan menderita bersama (Kis. 2:41-47). Didalam Yesus Kristes mereka yang terpisah – Yahudi dan yang bukan Yahudi, laki-laki dan perempuan, majikan dan pembantu – semuanya menjadi satu (bnd. Kol. 3:11 Flp. 2:1-11). Kita tidak perlu mengangkat harga dari kita dengan menganggap rendah orang lain. Harga kita dijamin oleh Tuhan. Kita “berharga di mata TUHAN” (Yes. 43:4). Juga, kalau kita ditolak oleh orang lain, kita dapat merasa yakin bahwa kita masih diterima dan dianggap penting oleh Tuhan. Kita adalah anggota persekutuan-Nya. Kita dipersatukan dengan semua yang beriman kepada-Nya.

Bahawa yang kedua, menyangkut hubungan kita dengan teman-teman ialah tekanan untuk menyesuaikan diri dengan pendapat dan perbuatan orang lain. Bila hal itu adalah perbuatan orang baik, tidak ada masalah. Akan tetapi, bila perbuatan yang tidak baik, bagaimana? Sering kali orang membenarkan suatu perbuatan yang diragukan kebenarannya dengan berkata, “semua orang berbuat demikian”. Kalau kebanyakan orang dalam kalangan kita sudah berbuat demikian, maka kepada seseorang yang berkata “aku tidak boleh berbuat demikian,” dikatan bahwa ia kolot. Kalau kebanya orang dalam satu


(10)

kelas menyontek, orang yang tidak menyontek dianggap aneh. Kalau semua orang dikantor menerima suap, orang yang tidak menerima suap disisihkan. Seringkali orang menyerah terhadap dorongan-dorongan dari temannya, takut tidak diterima oleh teman-teman. Orang yang ikut-ikutan tidak lagi berpikir bagi diri sendiri, tetapi mengikuti arus tanpa mengembangkan cara hidup berdasarkan nilai yang ia miliki. Seseorang pemuda Kristen harus berani mempertahankan prinsip berdasarkan nilai-nilai kristian walaupun berada dengan orang-orang disekitarnya. Inilah yang disebut, “Berani tampil beda”, tentu dalam hal yang positif.

Memang, sangat sukar untuk berdiri sendirian berlawanan dengan tekanan-tekanan dari orang lain. Namun, yakinlah bahwa Tuhan akan menguatkan anda, bila anda memohon pertolongannya.

Kegiatan 3

Diskusikan kembali Perikop pengkhotbah 11:9-10 serta bandingkan dengan ayat-ayat lain dalam alkitab. Ikutilah instruksi selanjutnya dari guru.

Kegiatan 4

Tugas : Kumpulkan data-data/informasi tentang berbagai gaya hidup remaja masa kini!

a. Tuliskan dampak positif dan negatif dari gaya hidup tersebut!

b. Buatlah rencana apa yang akan anda lakukan sehubungan dengan gaya hidup tersebut, agar dampak positifnya bisa dikembangkan dan dampak negatifnya dihindari!

Tugas ini akan dibahas pada pertemuan berikutnya.

Kegiatan 5

Menyanyika kembali lagu “Masa Mudah Sungguh Senang”, lalu pelajar diakhiri dengan berdoa bersama.


(1)

bertantangan dengan nilai dan norma masyarakat, terutama agama; hindarilah itu, karena itu hanya akan membuat anda terjerumus kedalam derita yang menyengsarankan.

d.Menghadap Pengadilan Tuhan

Dalam kesukacitaanya atau kesukariaan muda, dalam menuruti keinginan hati dan matanya, orang muda haruslah mengingat bahwa pada waktunya ia harus menghadap pengadilan Tuhan. Segala tindakan dan perbuatan kita harus kita pertanggungjawabkan dihadapan Yang Mahaadil itu, karena untuk kemuliaan-Nyalah kita diciptakan. Kenikmatan hidup memang wajib kita nikmati, tetapi haruslah diingat, bahwa dari orang yang muda juga diminta tanggung jawab. Dengan demikian, segala sukaria, keinginan hati dan indera kita tidaklah diwujudkan secara sembarangan saja, harus ada pertimbangan; harus dilakukan dengan rasa tanggungjawab kepada Tuhan yang memungkinkan kita menjalani masa muda itu.

e. Masa muda adalah sia-sia

Di dalam Kitab Pengkhotbah, segala sesuatu yang diupayakan manusia untuk memahami sepenuhnya makna hidup ini terbatas dan adalah sia-sia. Namun, Pengkhotbah mengakui kesenangan-kesenangan adalah pemberian Allah, dan kesenangan-kesenangan itu layak dinikmati setelah kita berjerih payah (bnd.Pkh.3:13). Masa muda tentulah akan sia-sia bila kita tidak mengisinya dengan hal-hal yang membawa kita pada pertumbuhan rohani dan perkembangan jiwa kita, bahkan pemahaman kita akan kehendak Allah dalam kehidupan kita sebagai orang percaya.

Hal-hal apakah yang dapat kita lakukan agar masa muda kita tidak menjadi sia-sia? Hiduplah secara bertanggungjawab, baik terhadap diri sendiri, keluarga, masyarakat dan terutama kepada Tuhan. Berikut akan disampaikan beberapa hal yang perlu kita miliki agar hidup kita berhasil.

1.Kesadaran Diri

Kita terus bertumbuh. Itu berarti, kita terus berubah. Sebab itu, kita terus bertanya, “who am i” (siapakah saya). Pertanyaan ini merupakan pertanyaan yang harus dijawab oleh setiap pribadi. Juga permazmur (Raja Daud) pernah bertanya, “jika aku melihat langitmu, buatan jarimu, apakah manusia sehingga engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga engkau mengindahkannya” (Mzm. 8:4-5). Jelas sekali, bahwa Allah sangat memperhatikan dan mempedulikan setiap


(2)

manusia. Ini berarti bahwa Allah mempunyai maksud atas setiap hidup manusia. Jika kesadaran ini telah mendiami hati kita, maka tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mengembangkan diri serta berharap, bahwa Tuhan pasti menolong hidup dan masa depan kita. Dalam kitab Yeremia 29:11 dikatakan, “sebab aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada padaku mengenai kamu, demikianlah Firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepada hari depan yang penuh harapan.”

Didalam kesadaran diriini, harus disadari bahwa manusia adalah ciptaan yang mulai tetapi telah jatuh kedalam dosa. Namun, karena Kasih Karunia Allah kita ditebus dari dosa di dalam Yesus Kristus. Penebusan itu menjadi dasar dalam mensyukuri segala bentuk kehidupan yang Tuhan berikan termasuk mengatasi kelemahan dan mengingatkan kelebihan; karena setiap manusia memiliki kelemahan dan kelebihan.

2.Cita-cita

Setiap orang mempunyai banyak keinginan (cita-cita). Bagi yang bersangkutan, cita-cita itu pastilah sesuatu yang baik dan membahagiakan bagi dirinya. Bila cita-cita itu tercapai, betapa senang dan bahagianya yang bersangkutan. Akan tetapi, bila cita-cita itu tidak atau gagal tercapai, betapa ia kecewa, bahkan tidak jarang orang yang kecewa itu malah menjadi putus asa. Nah, agar cita-cita itu berkenan bagi Tuhan dan agar kita senantiasa diberkati dalam mencapai cita-cita itu, serahkanlah lebih dulu kepada Tuhan cita-cita itu, dan memohonkanlah agar cita-cita itu juga menjadi rencana Tuhan bagi kehidupan anda. “Percayalah kepada TUHAN dan lakukanlah yang baik, diamlah dinegeri dan berlakulah setia, dan bergembiralah karena TUHAN; maka ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu. Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya dan ia akan bertindak,” jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga” (Mat. 6:10). Bagian Alkitab yang lain berkata, “barangsiapa tinggal didalam aku dan aku didalam dia, ia berbuahbanyak, sebab diluar aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa” (Yoh. 15:5).

3.Memiliki Pandangan Hidup

Pandangan hidup adalah konsep atau pikiran seseorang tentang bagaimana ia menanggapi setiap masalah yang dihadapinya. Pemahaman itu tentu berkaitan erat dengan apa makna hidup bagi dirinya. Seseorang yang memiliki pandangan hidup yang kristiani berarti ia berpandangan bahwa hidup ini harus senantiasa men syukuri dan ditujukan bagi kemuliaan Tuhan. Tubuh, Tenaga, Pikiran,


(3)

Harta, Kecantikan, kegagahan dan lain-lain yang kita miliki hendaknya digunakan dan diabdikan sebagai ucapan syukur bagi Kemuliaan Tuhan. Dalam 1 Korintus 6:19, Rasul Paulus mengatakan, “atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah Bait Roh Kudus yang diam didalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?”

Hidup ini harus mensyukuri dan menjadi tempat Allah dimuliakan. Maksudnya melalui hidup kita (pikiran,perkataan,sikap dan perbuatan) Tuhan hendak dihormati dan dipermuliakan; kita melakukan itu karena kita telah diselamatkan melalui Yesus Kristus. Dengan cara ini, kita akan senantiasa berpikir positif terhadap hidup ini.

4.Motivasi

Mengapa anda berbuat ini dan berbuat itu? Apa tujuan anda? Apakah anda akan memberi salam kepada orang tua agar mereka mengasihimu? Apa tujuan anda belajar? Apkah anda i

ngin menjadi orang kaya? Apakah anda percaya kepada tuhan yesus demi mendapatkan berkat atau kesuksesan hidup?

Menurut kamus besar bahasa indonesia motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Jadi, semua pertanyaan diatas berkaitan erat dengan motivasi diri anda. Motivasi sangat menentukan bagi tindakan dan tingkah laku kita, sebab motivasi itu mempengaruhi segala tindak tanduk dan pikiran kita.

Setiap orang memiliki motivasi hidup. Persoalannya, apakah motivasi itu benar atau salah? Motivasi kita untuk belajar, tentulah bukan semata-mata untuk memperoleh ijazah, tetapi untuk memiliki pengetahuan, meningkatkan daya nalar, dan bila mungkin menguasai dan memajukan pengetahuan yang diajarkan kepada kita. Bila motivasi kita hanya untuk memperoleh ijazah, maka belajar itu sendiri menjadi tidak penting. Motivasi seperti ini tidak baik, meskipun dalam kenyataan sehari-hari ada banyak orang yang memiliki motivasi seperti itu. Contoh lain : motivasi seseorang adalah ingin menjadi kaya. Motivasi itu tidak salah, yang sering kali salah adalah cara orang untuk mencapai status kaya tersebut. Bila Cuma sekedar kaya, bisa saja orang itu mencapainya melalui jalan apa saja menghalalkan semua cara.

Sebagai orang yang beriman, kira harus memiliki motivasi yang benar dan sesuai dengan nilai-nilai kristiani. Dengan demikian, kita berjalan sesuai dengan kehendak Tuhan dan akan merasa sejahtera serta damai dalam perlindungan Tuhan. Bukankah segala sesuatu yang kita lakukan adalah untuk memuliakan Tuhan? Rasul Paulus berkata,


(4)

“Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan” (Rm.14:8).

Jadi, setiap orang harus memiliki motivasi yang baik. Jika kita memiliki motivasi yang tidak baik, kita harus menyadari bahwa “mata TUHAN ada di segala tempat” (Ams. 15:3), dan “segala sesuatu telanjang dan terbuka didepan mata dia, yang kepadanya kita harus memberikan pertanggungjawab” (Lbr. 4:13).

5.Tantangan Mewujudkan Makna Hidup (Bacalah Filipi 1:19-20) Sering orang mengklasifikasikan tantangan hidup, yaitu tantangan dari dalam diri sendiri dan tantangan yang datang dari luar diri. Namun, sebenarnya keduanya hampir sama, tergantung kecenderungan seseorang memandang hidupnya. Tantangan dari dalam sering kali muncul karena adanya keterbatasan atau kelemahan yang kita miliki, sedangkan tantangan dari luar muncul bila hal itu brtentangan atau berbeda dengan keinginan orrang lain yang ada di sekitar kita atau kondisi lain diluar diri kita.

Tantangan yang datang dari luar diri kita seringkali berkaitan erat dengan terjadinya pertentangan kepentingan antara diri kita dengan diri orang lain. Selalu saja ada yang tidak mengiginkan kita hidup sesuai dengan nilai-nilai iman yang kita anut, atau dapat juga karena kita tidak mendapat dukungan dari pihak lain. Pernyataannya, haruskah kita surut atau putus asa? Jawabannya, tidak.

Didalam kita mewujudkan makna hidup ke dalam realitas kehidupan, kita harus senantiasa berpikir positif tentang diri sendiri maupun orang lain. Kita harus berpikir bahwa diri kita dan diri setiap orang berguna dan memiliki kemampuan diri. Dengan berpikir demikian, maka segala tantangan, baik dalam maupun dari luar diri kita, dapat kita jadikan sekaligus sebagai motivasi untuk mewujudkan makna hidup kita. Allah memberikan kita kehebatan dan kelemahan, sepatutnya kita tidak bermegah atas kehebatan kita; sebaliknya kita tidak putus asa atas kelemahan kita. Marilah belajar dari pengalaman Rasul Paulus, tentang “duri didalam dagingku” (bnd. 2 Kor 12:7-10). 6.Di dalam pengaruh hidup, berpeganglah teguh pada keyakinan

akan Tuhan

Dalam kehidupan remaja, pergaulan merupakan hal yang sangat penting. Melalui pergaulan kita belajar dan berkenalan dengan banyak hal, baik tentang diri kita sendiri maupun mengenai hal-hal diluar diri kita. Namun, proses belajar dan berkenalan itu, mau tidak mau akan mempengaruhi hidup kita. Apakah pengaruh itu positif atau negatif, sangat tergantung pada nilai-nilai yang kita miliki serta pandangan hidup kita.


(5)

Ada orang yang bersemboyang, “jangan dipengaruhi oleh orang lain!” sebaliknya, bagi segolongan orang, nasihat seperti ini adalah sia-sia. Namun, yang menjadi masalah adalah, pertama, orang-orang macam apa yang mempengaruhi kita; kedua, bagaimana kita dipengaruhi.

Dari pengalaman hidup sehari-hari kita menemukan kedua bahaya dalam hubungan kita dengan teman-teman. Bahaya pertama adalah eksklusivitas, yaitu kecenderungan untuk menolak orang lain diluar lingkungan persahabatan yang sudah ada. Mungkin orang itu ditolak karena suku bangsanya, karena kondisi ekonomi dan pendidikannya, karena ia dianggap bodoh atau terlalu pintar, atau karena alasan lain. Kita merasa lebih tinggi kalau kita dapat menganggap orang lebih rendah hati, kita menjadi sombong. Hal ini jelas merugikan orang yang ditolak. Ia merasa disingkirkan, karena hubungannya dengan orang lain terputus. Setiap kali ia berhadapan dengan orang-orang yang menolaknya, ia merasa dihina. Mungkin ia merasa rendah diri dan sering bertanya dalam hatinya mengapa ia dinilai demikian.

Allah mengisi semua orang. Kita harus mencerminkan kasih Allah yang sangat inklusif itu. Orang kristen harus mengasihi setiap orang, termasuk orang-orang yang dianggap hina oleh masyarakat. Yesus sendiri bergaul dengan orang-orang yang dibenci oleh masyarakat-Nya dan didalam jemaat oleh Kisah Para Rasul pun melakukan hal yang sama. Dijelaskan bahwa orang-orang percaya saling bekerja sama, beribadah bersama, bersukacita bersama, dan menderita bersama (Kis. 2:41-47). Didalam Yesus Kristes mereka yang terpisah – Yahudi dan yang bukan Yahudi, laki-laki dan perempuan, majikan dan pembantu – semuanya menjadi satu (bnd. Kol. 3:11 Flp. 2:1-11). Kita tidak perlu mengangkat harga dari kita dengan menganggap rendah orang lain. Harga kita dijamin oleh Tuhan. Kita “berharga di mata TUHAN” (Yes. 43:4). Juga, kalau kita ditolak oleh orang lain, kita dapat merasa yakin bahwa kita masih diterima dan dianggap penting oleh Tuhan. Kita adalah anggota persekutuan-Nya. Kita dipersatukan dengan semua yang beriman kepada-Nya.

Bahawa yang kedua, menyangkut hubungan kita dengan teman-teman ialah tekanan untuk menyesuaikan diri dengan pendapat dan perbuatan orang lain. Bila hal itu adalah perbuatan orang baik, tidak ada masalah. Akan tetapi, bila perbuatan yang tidak baik, bagaimana? Sering kali orang membenarkan suatu perbuatan yang diragukan kebenarannya dengan berkata, “semua orang berbuat demikian”. Kalau kebanyakan orang dalam kalangan kita sudah berbuat demikian, maka kepada seseorang yang berkata “aku tidak boleh berbuat demikian,” dikatan bahwa ia kolot. Kalau kebanya orang dalam satu


(6)

kelas menyontek, orang yang tidak menyontek dianggap aneh. Kalau semua orang dikantor menerima suap, orang yang tidak menerima suap disisihkan. Seringkali orang menyerah terhadap dorongan-dorongan dari temannya, takut tidak diterima oleh teman-teman. Orang yang ikut-ikutan tidak lagi berpikir bagi diri sendiri, tetapi mengikuti arus tanpa mengembangkan cara hidup berdasarkan nilai yang ia miliki. Seseorang pemuda Kristen harus berani mempertahankan prinsip berdasarkan nilai-nilai kristian walaupun berada dengan orang-orang disekitarnya. Inilah yang disebut, “Berani tampil beda”, tentu dalam hal yang positif.

Memang, sangat sukar untuk berdiri sendirian berlawanan dengan tekanan-tekanan dari orang lain. Namun, yakinlah bahwa Tuhan akan menguatkan anda, bila anda memohon pertolongannya.

Kegiatan 3

Diskusikan kembali Perikop pengkhotbah 11:9-10 serta bandingkan dengan ayat-ayat lain dalam alkitab. Ikutilah instruksi selanjutnya dari guru.

Kegiatan 4

Tugas : Kumpulkan data-data/informasi tentang berbagai gaya hidup remaja masa kini!

a. Tuliskan dampak positif dan negatif dari gaya hidup tersebut!

b. Buatlah rencana apa yang akan anda lakukan sehubungan dengan gaya hidup tersebut, agar dampak positifnya bisa dikembangkan dan dampak negatifnya dihindari!

Tugas ini akan dibahas pada pertemuan berikutnya.

Kegiatan 5

Menyanyika kembali lagu “Masa Mudah Sungguh Senang”, lalu pelajar diakhiri dengan berdoa bersama.