Penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) Bank Syariah dan pengaruhnya terhadap kinerja karyawan: studi kasus Bank Muamalat Cabang Bogor

(1)

(GCG) PADA BANK SYARIAH MUAMALAT CABANG BOGOR DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar

Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy.)

Oleh:

SITI MARIAM NIM: 107046102165

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

(GCG) PADA BANK SYARIAH MUAMALAT CABANG BOGOR DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar

Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy.)

Oleh:

SITI MARIAM NIM: 107046102165

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

DR. Hasanudin, M.Ag Fahmi Ahmadi, M.Si

NIP. 19680703 199403 2 002 NIP. 19741213 200312 1 002

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(3)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance (Gcg) pada Bank Muamalat Cabang Bogor Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Karyawan, telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 21 Nopember 2006. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam)

Jakarta, 22 Juni 2011 Dekan,

Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH,MA, MM

NIP. 195505051982031012

Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua : Dr. Euis Amalia, M.Ag NIP. 197107011998032002

Sekretaris : Mu’min Rauf, M.A

NIP. 197004161997031004

Pembimbing I : Dr. Hasanudin, M.Ag

NIP. 196103041955031001

Pembimbing II: Fahmi Muhammad Ahmadi, M.Si NIP. 197421132003121002

Penguji I : Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 195505051982031012

Penguji II : Dr. Syahrul A'dham, M.Ag


(4)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis mengenai penerapan prinsip-prinsip good corporate governance (GCG) dalam manajemen sumber daya manusia di Bank Muamalat. Karena pengambilan keputusan manajemen termasuk manajemen SDM ini merupakan salah satu penerapan tata kelola perusahaan yang baik guna mendapatkan kinerja karyawan yang baik serta meningkatkan produktifitasnya.

Penelitian ini dilakukan dengan metode survey dan wawancara karyawan Bank Muamalat Cabang Bogor khusus Banking Staff yang berjumlah 39 orang dengan menggunakan kuesioner. Selanjutnya data yang diperoleh di uji kualitas terlebih dahulu, kemudian setelah layak digunakan, baru data dianalisis menggunakan regresi linear berganda.

Berdasarkan hasil penelitian, didapat informasi bahwa terdapat pengaruh antara prinsip-prinsip GCG secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan Bank Muamalat cabang Bogor. Sedangkan berdasarkan hasil uji hipotesis parsial, terdapat pengaruh transparansi, akuntabilitas, professional, dan kewajaran secara parsial terhadap kinerja karyawan Bank Muamalat Cabang Bogor. Sedangkan untuk prinsip pertanggungjawaban tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan Bank Muamalat Cabang Bogor.

Kata Kunci: Good Corporate Governance, transparansi, akuntabilitas, professional, pertanggungjawaban, kewajaran, kinerja karyawan.


(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Siti Mariam

Nama Panggilan : Sisy

Tempat/Tgl Lahir : Bogor, 9 Juli 1988 .

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat Rumah : Jalan Batara Ciluar RT 04 RW 02 NO. 34 Bogor Utara 16156

E-mail : sie_mariam@yahoo.com atau sisy_mariam@ymail.com

No.Hp : 085720703097

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. TK Islam Nurul Syafaat Bogor : 1993-1994

2. SDN Batutulis 8 Kota Bogor : 1994-2000

3. MTs negeri Kota Bogor : 2000-2003 4. MA Negeri 2 Kota Bogor : 2003-2006


(6)

PENGALAMAN ORGANISASI

1. HMI Komisariat Syariah dan Hukum Cabang Ciputat 2. Korp HMI Wati (KOHATI) Cabang Ciputat

3. Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan (BEM-J) Perbankan Syariah Divisi Kajian dan keilmuan UIN Jakarta Periode Tahun 2009-2010

4. Bendahara Umum Badan Eksekutif Mahasiswa Konsentrasi Perbankan Syariah UIN Jakarta Periode Tahun 2010-2011

5. Pengurus Lembaga Ekonomi Mahasiswa Islam (LEMI) Cabang Ciputat 6. Pengurus Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal (HM Madina ) Jakarta


(7)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Senandung ungkapan rasa syukur senantiasa terlantun dalam setiap nafas yang terhela kepada Illahi Rabbi, seiring dengan anugerah dan nikmat yang tak pernah henti mengalir dalam hidup ini. Lelah dan letih ini tak berarti ketika Sang Maha Penyayang memberikan kemudahan dan kelancaran dalam setiap urusan yang ada, karena hanya dengan kuas-Nya lah penulis akhirnya mampu menyelesaikan tugas akhir yang harus diselesaikan oleh setiap mahasiswa.

Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah menjadi suri tauladan sehingga kita mampu mengenal ajaran Islam yang menjadi rahmat untuk seluruh alam.

Banyak hal yang penulis temui saat melakukan penelitian ini, kegelisahan dan kekhawatiran tak pelak menjadi kesulitan yang penulis hadapi, namun semua itu mampu penulis lewati karena doa dan dukungan dari banyak pihak, hingga akhirnya penulis mampu menyelesaikan penelitian ini. Pada kesempatan ini kiranya penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. M. Amin Suma, S.H.,M.H.,M.M., Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hiayatullah Jakarta.

2. Dr. Euis Amalia, M.Ag, Ketua Jurusan Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.


(8)

3. Dr. Hasanudin, M.Ag. dan Fahmi Ahmadi,M. Si., pembimbing yang dengan sabar dan kecermatannya memberikan bimbingan dan arahan yang sangat membantu penulis.

4. Seluruh dosen Fakultas Syariah dan Hukum khususnya konsentrasi Perbankan Syariah, terima kasih atas ilmu yang diberikan selama ini.

5. Ibu Triana, Bagian Personalia Bank Muamalat Cabang Bogor yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian yang dengan segenap kemampuannya memberikan bantuan dan kemudahan bagi penulis.

6. Seluruh pihak Bank Muamalat Cabang Bogor atas kerjasama dengan membantu penulis dalam memperoleh data penelitian.

7. Ayah dan Ibu tercinta yang tak henti memberikan kasih sayang serta doa yang memudahkan langkah kaki ini, terimakasih karena telah membuat penulis merasa menjadi anak yang begitu beruntung.

8. Kakak (Yusriani Pulungan) dan Suami (Yanhya Anshori Lubis) serta keponakan kesayanganku Raissa yang dengan sikap saling menyayangi memberikan contoh terbaik dan menjadi inspirasi berharga.

9. Abang (Syaiful bahri Pulungan) dan Istri (Phita Sari Siregar) serta keponakan kesayanganku Nabila dan Nayla yang yang secara tidak langsung telah menjadi inspirasi memberikan semangat dalam penyusunan Skripsi ini. 10.Adikku tersayang (Nur Habibah Pulungan) yang telah memberikan motivasi


(9)

11.Arif Soleh yang dengan doa, kesabaran dan kedewasaanya telah memberikan semangat baru, terimakasih telah melengkapi kebahagiaan ini.

12.Teman-teman terbaikku:

 Siti Ati Almaratus Solihah, Wikeu Novitasari dan Renny Verawati

yang menemani di kosan selama dua tahun terakhir ini.

 Azzah Nurlaila, Febrianti, Siti Muflihah, Fitri Meilani dan Siti Ati Almaratus Solihah (Bintitan) sahabat dan motivator terbaik.

13.Teman-teman Perbankan Syariah 2007 B atas keceriaan dan kebersamaannya selama ini.

14.Seluruh Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa Perbankan Syariah Periode 2010-2011, terima kasih atas dukungan dan doanya selama ini.

15.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang memberikan doa dan dukungannya baik secara langsung ataupun tidak langsung yang tidak mungkin penulis ucapkan satu per satu.

Karya tulis ini adalah persembahan yang penulis berikan sebagai bentuk nyata apresiasi dukungan semuanya dan semoga menjadi gerbang kebahagiaan dan kesuksesan yang kelak akan menjadi persembahan terindah bagi orang tua penulis serta orang-orang yang terkasihi.

Jakarta, 26 Mei 2011


(10)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

D. Review Penelitian Terdahulu... 10

E. Kerangka Konsep ... 14

F. Tehnik Penulisan Skripsi ... 15

G. Sistematika Penulisan ... 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori tentang Good Corporate Governance Bank Syariah .. 19

B. Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance (GCG) dalam Manajemen Sumber Daya Manusia ...28

C. Konsep Kinerja Karyawan ... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ...37

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...37


(11)

D. Tehnik Pengumpulan Data ...39

E. Tehnik Analisis Data ...39

F. Variabel dan Definisi Operasional Variabel ...44

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ...50

B. Deskripsi dan Analisis Data ...52

C. Uji Instrumen Pengumpulan Data ...56

D. Analisis Deskripsi Variabel Penelitian ...61

BAB V PEMBAHASAN A. Analisis Pengaruh Prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) terhadap Kinerja Karyawan di Bank Muamalat Cabang Bogor ...68

B. Analisis Pengaruh Prinsip-prinsip Good Corporate Governance terhadap Aspek Penilaian Kinerja Karyawan di Bank Muamalat Cabang Bogor ...85

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan ...93

B. Keterbatasan Penelitian ...96

C. Saran ...96

DAFTAR PUSTAKA ...97 Lampiran


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Defini Operasional Variabel dan Pengukuran ... 49

Tabel 4.1 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin ... 54

Tabel 4.2 Karakteristik Responden berdasarkan Jabatan Karyawan ... 55

Tabel 4.3 Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan terakhir ... 55

Tabel 4.4 Karakteristik Responden berdasarkan Lama Bekerja di Bank Muamalat Cabang Bogor ... 56

Tabel 4.5 Karakteristik Responden berdasarkan Lama Bekerja di perusahaan lain 57 Tabel 4.6 Uji Validitas Variabel Independen ... 58

Tabel 4.7 Uji Validitas Variable Dependen ... 59

Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penelitian ... 61


(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar. 1.1 Kerangka Penelitian ... 15 Gambar 2.1. The Pyiramidh of mashlahah ... 20


(14)

1

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bank adalah lembaga intermediasi yang dalam menjalankan kegiatan usahanya bergantung pada dana masyaraka dan kepercayaan baik dari dalam maupun luar negeri. Dalam menjalankan kegiatan usaha tersebut bank menghadapi berbagai risiko, baik risiko kredit, risiko pasar, risiko operasional maupun risiko reputasi. Banyaknya ketentuan yang mengatur sektor perbankan dalam rangka melindungi kepentingan masyarakat, termasuk ketentuan yang mengatur kewajiban untuk memenuhi modal minimum sesuai dengan kondisi masing-masing bank, menjadikan sektor perbankan sebagai sektor yang “highly regulated”. 1

Perkembangan signifikan perbankan syariah dan lembaga keuangan syariah lainnya di Indonesia patut kita syukuri. Terlebih dengan disahkannnya RUU perbankan syariah menjadi Undang-undang, diharapkan menjadi titik tumpu pelesatan perkembangan lembaga keuangan syariah di Indonesia, sehingga mampu menggenjot perekonomian umat Islam. Sekalipun dunia dilanda krisis keuangan maupun resesi ekonomi, sektor perbankan syariah di

1

Komite Nasional Kebijakan Corporate Governanve, Pedoman Good Corporate Governance Perbankan Indonesia, Januari 2004. hal. 1.


(15)

Indonesia tetap kokoh dan bergairah. Prospek pertumbuhannya di masa depan pun sangat menjanjikan.2

Krisis perbankan di Indonesia yang dimulai akhir tahun 1997 bukan semata-mata diakibatkan oleh krisis ekonomi, tetapi juga diakibatkan oleh belum dilaksanakannya Good Corporate Governance dan etika yang melandasinya. Penerapan Good Corporate Governance (GCG) merupakan salah satu upaya yang cukup signifikan untuk melepaskan diri dari krisis ekonomi yang melanda Indonesia. Salah satu faktor yang menyebabkan lambatnya proses pemulihan kondisi perekonomian Indonesia adalah belum diterapkannya corporate governance yang baik. Oleh karena itu, corporate governance yang baik menjadi bagian penting dalam proses pembaharuan ekonomi untuk mengatasi krisis ekonomi.

Berdasarkan peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006, bank Indonesia sebagai lembaga otoritas negara mewajibkan perbankan, baik perbankan konvensional maupun perbankan syariah untuk segera menerapkan Good Corporate Governance pada setiap pelaksanaannya. Mengingat bahwa semakin kompleksnya risiko yang dihadapi bank, maka semakin meningkat pula kebutuhan praktek Good Corporate Governance oleh perbankan.

Perbankan Syariah sebagaimana halnya perbankan pada umumnya merupakan lembaga intermediasi keuangan, yakni lembaga yang melakukan

2


(16)

kegiatan menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat lain yang membutuhkan dalam bentuk kredit atau pembiayaan. Adanya merupakan suatu keniscayaan mengingat bank merupakan lembaga yang eksistensinya sangat membutuhkan adanya kepercayaan masyarakat (fiduciary relation).

Pertumbuhan dan perkembangan perbankan syariah di Indonesia semakin lama semakin meningkat. Seiring dengan perkembangan yang cepat tersebut, satu hal perlu dicermati adalah aspek good coorporate govarnance (GCG) karena terkait dengan berbagai macam risiko kerugian yang jika tidak diperhatikan, akan merusak citra syariah pada masa depan dan menjerumuskan bank syariah ke jurang kehancuran.3

Sebuah studi penelitian tentang pelaksanaan Corporate Governance yang dilakukan oleh IRTI di perbankan syariah diberbagai negara menunjukkan pelaksanaan Good Corporate Governance belum terlaksana dengan baik. Penerapan Good Corporate Governance terbukti di dalam penelitian di beberapa lembaga keuangan syariah di dunia muslim dapat meningkatkan kepercayaan

3

Agustianto, GCG Bank Syariah dan Peran DEwan Pengwas Syariah, Artikel ini dimuat di Seputar Indonesia Edisi Minggu, 31 Oktober 2010: Berita Industri Syariah diakses pada tanggal 22 januari 2011 dari www.muamalatbank.com/index.php/home/news.


(17)

masyarakat kepada bank syariah. Kegagalan dalam penerapan prinsip syariah akan membuat nasabah pindah ke bank lain sebesar 85%.4

Corporate Governance merupakan tata kelola yang diselenggarakan dengan mempertimbangkan semua faktor yang mempengaruhi proses institusional termasuk faktor-faktor yang berkaitan dengan fungsi regulator.5 Tujuan utama penerapan prinsip Good Corporate Governance adalah mencapai optimalisasi kinerja para karyawan yang intinya akan meningkatkan kinerja organisasi, maka kepentingan manajemen dan karyawan haruslah mendapat perlakuan yang seimbang dan wajar sesuai dengan kedudukan masing-masing.

Unsur kepercayaan masyarakat terhadap perbankan merupakan suatu hal yang sangat esensial, sehingga bank perlu menjaganya untuk mencegah adanya

rush atau penarikan dana masyarakat secara besar-besaran seperti halnya yang terjadi pada saat krisis moneter 1997 lalu. Pada waktu itu banyak bank yang

kolaps, sehingga pemerintah terpaksa melakukan proses likuidasi terhadap sejumlah bank yang bermasalah. Sementara itu bank syariah yang ada pada waktu itu yakni Bank Muamalat Indonesia (BMI) terbukti mampu bertahan dan termasuk bank dengan kategori sehat.

4

M. Umer Chapra dan Habib Ahmad, Corporate Governance in Islamic Banking , IRTI 2002, h.30.

5

Pontas R. Siahaan dalam workshop Good Corporate Governance bagi karyawan Deputi Pengawasan Instansi Pemerintah bidang Perekonomian di Pusdiklat Pengawasan BPKP, Gadog, Bogor (18-20 Agustus, 2004) artikel diakses pada tanggal 19 oktober 2010 dari http://www.bpkp.go.id/unit/perekonomian/GCG.pdf.


(18)

Perkembangan bisnis perbankan syariah yang sangat cepat ini tampaknya belum dibarengi oleh kualitas sumber daya insani yang mendukungnya. Sebagai salah satu industri yang baru tumbuh, perkembangan perbankan syariah di Indonesia sungguh luar biasa. Apalagi era booming tersebut justru terjadi pada saat perekonomian nasional secara umum tengah lesu darah dan beberapa bank konvensional kelas menengah mengalami masalah likuiditas yang cukup serius. Penerapan Good Corporate Governance di lembaga perbankan syariah menjadi sebuah keniscayaan yang tak terbantahkan. Bahkan bank-bank syariah harus tampil sebagai pionir terdepan dalam mengimplementasikan Good Corporate Governance tersebut.6

Tidak berlebihan jika ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa perbankan syariah harus melihat Good Corporate Governance bukan sebagai aksesori belaka, tetapi sebagai suatu sistem nilai dan praktek terbaik yang sangat fundamental. Karena, penerapan Good Corporate Governance dalam manajemen perbankan diharapkan dapat membawa dampak positif bagi para pelaku usaha, termasuk pihak internal operasional perusahaan.

Paradigma sumber daya manusia sebagai alat pelengkap organisasi sudah tidak tepat, dan harus menjadi paradigma baru. Paradigma baru yang dimaksud adalah memposisikan sumber daya manusia sebagai aset yang harus dikelola secara optimal, demi terwujudnya tujuan organisasi. Karyawan sebagai aset

6

Agustianto, Good Corporate Governance di Bank Syariah, Harian Umum Pelita edisi Sabtu 16 oktober 2010.


(19)

perusahaan harus dipelihara, dikembangkan, karena karyawan memiliki emosi, keinginan, tuntutan, kebutuhan, dan keterbatasan.7

Penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance pada industri perbankan syariah semakin diperlukan, khususnya dalam pengambilan keputusan mengenai manajemen perusahaan. Seperti yang dilakukan oleh Bank Muamalat terhadap keputusan mengenai kebijakan-kebijakan terkait pengelolaan sumber daya manusia dalam perusahaan. Yang menjadi salah satu dari kebijakan mengenai pengelolaan sumber daya manusia yang dilakukan Bank Muamalat yaitu dalam kebijakan manajemen mengenai persyaratan penerimaan karyawan dengan tingkat pendidikan sarjana strata satu (S1). Sehingga pada tahun 2010 tingkat pendidikan karyawan Bank Muamalat mengalami peningkatan yang signifikan, khususnya pada tingkat sarjana S1 menjadi sejumlah 2.620 orang (naik 44,03% dari tahun 2009 sejumlah 1.819 orang).8 Hal tersebut merupakan salah satu pengambilan keputusan manajemen sumber daya manusia (SDM) pada Bank Muamalat Indonesia dalam rangka mewujudkan produktifitas Sumber Daya Manusia.

Oleh karena itu, penulis bermaksud untuk meneliti mengenai penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance bank syariah sehingga menentukan keputusan manajemen yang juga dapat mempengaruhi kinerja karyawannya.

7

Bey Arifin, Pengaruh Faktor-Faktor Kepuasan Komunikasi Terhadap Kinerja Karyawan.

Jurnal Studi Manajemen dan Organisasi Vol. 2 No. 1 tahun 2005. Hal. 17.

8

Dikutip dari Human Resourches Highlight (Ikhtisar Sumber Daya Manusiat), sumber diakses pada tanggal 28 Maret 2011 dari http://www.muamalatbank.com/assets/cd/p03/07.html


(20)

Beradasarkan latar belakang yang telah dijelaskan tersebut maka penulis bermaksud untuk melakukan penelitian yang berjudul: ”Penerapan Prinsip -prinsip Good Corporate Governance pada Bank Syariah dan Pengaruhnya

Terhadap Kinerja Karyawan” (Studi Kasus Bank Muamalat Cabang Kota Bogor )”

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Penerapan prinsip Good Corporate Governance yang akan penulis teliti dibatasi pada tata kelola perusahaan dan pengaruhnya terhadap kinerja karyawan Bank Muamalat cabang Bogor yang beralamat di Jalan Raya Padjajaran Kota Bogor.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disampaikan di muka, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Bagaimana penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance yang diterapkan dalam manajemen Sumber Daya Manusia di Bank Muamalat Cabang Bogor?


(21)

c. Bagaimana pengaruh penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governanace dalam manajemen SDM terhadap kinerja karyawan bank Muamalat Cabang Bogor?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bukti empiris mengenai:

a. Penerapan Prinsip-prinsip Good Corporate Governanace yang diterapkan dalam manajemen Sumber Daya Manusia di Bank Muamalat Cabang Bogor

b. Kinerja karyawan bank Muamalat Cabang Bogor

c. Pengaruh penerapan prisip-prinsip Good Corporate Governanace dalam manajemen SDM terhadap kinerja karyawan Bank Muamalat Cabang Bogor

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada be-berapa pihak, antara lain:

a. Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa tambahan pengetahuan empiris kepada penulis mengenai pelaksanaan


(22)

pengaruh terhadap kinerja karyawan, di samping pengetahuan konseptual yang telah penulis miliki.

b. Akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa tambahan kepustakaan/referensi empiris bagi peneliti selanjutnya serta sebaga khazanah ilmu pendidikan agar dapat menambah pengetahuan mengenai pelaksanaan Good Corporate Governanace di Indonesia, khususnya dalam meningkatkan kinerja karyawan Bank Syariah.

c. Institusi Perbankan Syariah

Dengan adanya penelitian ini diharapkan institusi perbankan syariah lainnya di tanah air memperoleh gambaran mengenai pengaruh penerapan prinsip Good Corporate Governanace terhadap kinerja karyawannya sehingga mampu meningkatkan kinerja karyawan Bank Syariah karena Sumber Daya Manusia merupakan salah satu faktor pelaksana dalam kegiatan operasional perusahaan.

d. Masyarakat

Untuk memanbah pengetahuan dan keyakinan kepada masyarakat mengenai penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governanace dalam suatu perusahaan, khususnya Sumber Daya Insani yang akan terjun langsung dalam industri perbankan.


(23)

D. Tinjauan (Rewiew) Kajian Terdahulu

Berdasarkan penelitian-penelitian telah dilakukan oleh beberapa peneliti dengan mengambil tema yang sama mengenai Good Corporate Governance yang dikaitkan pada variable yang berbeda-beda.

Rica Aulia (104046101626, Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Jakarta, 2009) dengan judul Penerapan Good Corporate Governance pada PT. Bank Syariah Mega Indonesia. Penelitiannya ini dengan melakukan analisis

self assessment berdasarkan SEBI No. 9/12/DPNP tanggal 30 Mei 2007. Melalui surat edaran bank Indonesia No. 9/12/DPNP tanggal 30 mei 2007, bank Indonesia mengeluarkan kertas kerja self assessment Good Corporate Governance untuk mengukur seberapa jauh praktek Good Corporate Governance diterapkan pada industri perbankan.

Pada penelitiannya, Rica menggunakan kertas kerja self assessment sebagai pedoman untuk mengukur sejauh mana penerapan gcg dilaksanakan pada PT. Bank Syariah Mega Indonesia. Setelah melakukan pengisian kertas kerja, data-data tersebut diolah lebih lanjut untuk melihat gambaran secara menyeluruh, yaitu untuk melihat pencapaian praktek-praktek Good Corporate Governance secara total maupun dilihat dari tiap-tiap faktor/ sub faktor. Kemudian diberikan peringkat penilaian dengan skala 1-5 untuk melihat pencapaian praktek-praktek


(24)

komposit berdasarkan peringkat yang telah ditetapkan untuk mengetahui nilai akhir dan pemberian predikat.

Berdasarkan hasil penelitiannya diketahui bahwa secara umum penerapan

Good Corporate Governance pada PT. Bank Syariah Mega Indonesia telah dilaksanakan secara baik berdasarkan prinsip-prinsip yang ada, tapi masih terdapat beberapa hal yang harus diperbaiki dan diperhatikan oleh manjemen agar penerapan GCG pada operasional PT. Bank Syariah Mega Indonesia dapat lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Ahmad Busyeri (204046102884, Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Jakarta, 2008) dengan judul Urgensi Audit Internal dalam mewujudkan Good Corporate Governanace pada Bank Syariah Studi Penelitian pada PT. Bank DKI Syariah jakarta.

Dalam penelitiannya, menilai peran ganda audit internal yang terjadi pada perkembangan dalam peran yang dibawakannya, yaitu dari sekedar unit yang mengecek kepatuhan, menjadi fungsi yang berperan aktif sebagai mitra bagi manajemen dalam mendukung penerapan Good Corporate Governanace.

Metode yang digunakan dalam penelitiannya adalah metode deskriptif eksploratif, dengan pendekatan kualitatif yang menghasilkan data deskriptif tertulis, dengan menggabungkan studi kepustakaan dan studi lapangan.

Berdasarkan hasil penelitiannya, mekanisme pelaksanaan Audit Internal pada PT. bank DKI Syariah Cabang Tanah Abang dilakukan dengann melalui beberapa


(25)

tahapan yaitu tahap perbandingan, tahap vouching tahap konfirmasi,tahap analisa, tahap pengecekan,tahap inspeksi, tahap verifikasi dan tahap sampling. Dengan adanya tahapan audit internal tersebut kinerja bank DKI Syariah cabang Tanah Abang akan lebih maju.

Yudha Pranata (2007 Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia) dengan judul Pengaruh Penerapan Good Corporate Governanace (GCG) Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan. Metode yang digunakan dalam penelitiannya ini yaitu dengan menganalisis variable independen (penerapan GCG) terhadap variabel dependennya yaitu ROE, NPM, dan Tobins Q. Penerapan GCG oleh perusahaan sampel berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROE. Penerapan GCG oleh perusahaan sampel berpengaruh positif dan signifikan terhadap NPM. Penerapan GCG oleh perusahaan sampel berpengaruh positif dan signifikan terhadap Tobins Q.

Adapun pertimbangan pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitiannya ini adalah perusahaan yang termasuk ke dalam kelompok perusahaan terbaik dalam pelaksanaan good corporate governance pada tahun 2002, 2003, 2004 dan 2005. Kelompok perusahaan terbaik dalam pelaksanaan corporate governance tersebut merupakan hasil survey yang dilakukan oleh

Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) bekerjasama dengan majalah SWA.

Berdasarkan hasil penelitiannya ini, ia menarik kesimpulan bagi para investor yang akan melakukan investasi dananya ke dalam perusahaan go public yang


(26)

menerapkan GCG, hendaknya memilih perusahaan-perusahaan yang memiliki skor GCG tinggi. Hal ini disebabkan dengan skor GCG yang tinggi profitabilitas perusahaan tersebut (ROE, NPM dan Tobins Q) juga cenderung memiliki nilai yang tinggi sehingga dapat memberikan keuntungan kepada investor. Sementara itu, ia berpendapat bahwa manajemen perusahaan go public yang menerapkan GCG, hendaknya mampu menjalankan GCG secara konsisten dan baik karena dengan pelaksanaan yang baik berarti skor GCG akan tinggi, dan jika skor GCG tinggi maka profitabilitas juga akan tinggi.

Sam’ani, (2008 Program Studi Magister Manajemen Program Pasca Sarjana

Universitas Diponegoro Semarang) dengan judul Pengaruh Good Corporate Governance dan Leverage Terhadap Kinerja Keuangan pada Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2004 – 2007.

Penelitian ini berusaha untuk menguji pengaruh corporate governance yang terdiri dari kepemilikan institusional, aktivitas komisaris, ukuran dewan direksi, komisaris independen, komite audit, dan leverage terhadap kinerja keuangan perbankan di Indonesia keuangan perbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitiannya ini dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan bank periode 2004-2007 yang dipublikasikan untuk umum serta tercantum dalam Direktori Perbankan yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. Dari data sekunmder yang didapat kemudian akan di uji hipotesis, yang terlebih dahulu dilakukan pengujian


(27)

asumsi klasik seperti uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas, dan uji autokorelasi.

Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa variable kepemilikan institusional, aktivitas komisaris, ukuran dewan direksi, komisaris independen, komite audit dan rasio leverage berpengaruh terhadap kinerja keungan. Akan tetapi variabel komisaris independen tidak berpengaruh terhadap kinerja.

E. Kerangka Konsep

Good Corporate Governance (GCG) adalah suatu sistem yang ada pada suatu organisasi yang memiliki tujuan untuk mencapai kinerja organisasi semaksimal mungkin dengan cara-cara yang tidak merugikan stakeholders organisasi tersebut. Dapat disimpulkan bahwa GCG merupakan seperangkat atau sekumpulan peraturan yang memuat ketentuan tentang bagaimana suatu perusahaan dikelola dengan baik dan benar, dengan penuh integritas dan bagaimana membina hubungan baik dengan para stakeholders, yang dapat berguna dalam meningkatkan kinerja karyawan dalam mewujudkan visi dan misi perusahaan, baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek.

Tujuan utama penerapan prinsip Good Corporate Governance adalah mencapai optimalisasi kinerja para karyawan yang intinya akan meningkatkan kinerja organisasi, maka kepentingan manajemen dan karyawan haruslah mendapat perlakuan yang seimbang dan wajar sesuai dengan kedudukan masing-masing.


(28)

Berdasarkan Berdasarkan uraian tersebut, penulis merumuskan kerangka konsep sebagai berikut:

Gambar. 1.1 Kerangka Penelitian

F. Tehnik Penulisan Skripsi

Penulis menggunakan analisis deskriptif dengan pendekatan studi kasus, yaitu metode yang melihat dan menggambarkan lingkungan dan keadaan yang nyata yang tampak dalam perusahaan dengan cara mengumpulkan, menyajikan dan menganalisis data sehingga dapat memberikan gambaran yang cukup jelas mengenai objek yang diteliti, agar dapat diambil suatu kesimpulan maupun dijadikan saran dimasa yang akan datang berdasarkan penelitian yang dilakukan.

Penulis memperoleh data dengan melakukan penelitian dengan menggunakan Studi Pustaka (Library Study), dalam hal ini, penulis melakukan studi pustaka untuk memperkuat dan mendukung penulisan skripsi ini yaitu menguraikan

teori-Transparansi (X1)

Akuntabilitas (X2)

Pertanggungjawaban (X3)

Profesional (X4)

Kewajaran (X5)


(29)

teori yang diperlukan dalam pembahasan masalah dengan mengumpulkan bahan atau data yang dianggap perlu dan mempunyai kaitan dengan judul yang diambil. Dari data-data tersebut kemudian dijadikan sebagai alat bantu dalam penyelesaian penelitian ini.

Selain itu diperoleh juga data melalui Studi Lapangan (Field Study), dengan melakukan kunjungan lapangan ke perusahaan yang bersangkutan untuk mendapatkan kelengkapan data hasil pengamatan atau informasi sesuai dengan masalah yang menjadi bahan penelitian.

Tehnik pengolahan dan analisis data yang digunakan oleh penulis adalah dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu memberikan gambaran mengenai suatu gejala tertentu. Kegiatan penelitian analisis deskriptif dilakukan untuk menggambarkan apa adanya suatu peristiwa sebagai upaya jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit penelitian yang sedang diteliti.9 Selain analisis deskriptif penulis juga menggunakan metode analisis eksplorasi dengan tujuan untuk mengenal dan mendapatkan pandangan baru tentang suatu gejala.

G. Sistematika Penulisan

Sebagai karya ilmiah, skripsi ini memiliki sistematika yang teratur, terperinci di dalamnya penulisannya agar dimengerti dan dipahami maksud dan tujuannya.

9


(30)

Tulisan ini terdiri dari enam bab yang akan diperinci lagi masing-masing bab, adapun kelima bab tersebut sebagai berikut

BAB I : Pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, rewiew studi terdahulu, kerangka konsep, tehnik penulisan skripsi dan sistematika penulisan.

BAB II : Tinjauan Pustaka terdiri dari tiga sub bab. Sub bab yang pertama berupa uraian mengenai konsep Good Corporate Governance

(GCG) bank syariah, terdiri dari uraian mengenai teori pemikiran GCG bank syariah, peraturan terkait penerapan prinsip-prinsip GCG bank syariah,dan kesesuaian prinsip-prinsip GCG dengan syariah. Sub bab yang kedua mengenai prinsip-prinsip GCG dalam manajemen sumber daya manusia. Dan sub bab yang ketiga mengenai konsep kinerja karyawan, terdiri dari uraian teori tentang kinerja dan criteria penilaian kinerja.

BAB III : Metodologi Penelitian terdiri dari enam sub bab,yaitu jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel penelitian, tehnik pengumpulan data, tehnik analisis data, variabel dan definisi operasional.


(31)

BAB IV : Hasil Penelitian, terdiri dari deskripsi dan anlisis data, karakteristik responden, analisis univariat, analisis bivariat, analisis multivariate, serta pembuktian hipotesis. Hasil penelitian ini berasal dari data yang telah diolah melalui olah data SPSS yang kemudian dianalisis.

BAB V : Pembahasan, berisi mengenai penjelasan pengaruh lima prisip GCG terhadap kinerja karyawan yang terdiri dari, pengaruh transparansi terhadap kinerja karyawan, pengaruh akuntabilitas terhadap kinerja karyawan, pengaruh profesional terhadap kinerja karyawan, pengaruh pertanggungjawaban terhadap kinerja karyawan, pengaruh kewajaran terhadap kinerja karyawan.

BAB VI : Penutup, terdiri dari Kesimpulan, Keterbatasan Penelitian, dan Saran.


(32)

19

TINJAUAN PUSTAKA

A.Teori tentang Good Corporate Governance (GCG) Bank Syariah

1. Pemikiran Tentang Good Corporate Governance Perbankan Syariah

Upaya Untuk menjelaskan prinsip dan aturan ekonomi dan finansial Islam dalam terminologi analitis modern baru berlangsung dalam dua dekade terakhir.1 Umar Chapra dan Ahmed mengungkapkan bahwa penerapan

Corporate Governance (dhawabith idarat al muassasat) yang baik sangat dibutuhkan untuk memenuhi kepentingan semua stakeholders secara adil.2

Yusof menyebut hal yang serupa dengan menekankan bahwa tujuan

Corporate Governance dalam perbankan syariah adalah untuk menegakkan keadilan, kejujuran, dan perlindungan terhadap kebutuhan manusia sesuai dengan maqashid syari’ah.3

Good Corporate Governance dalam pendekatan Islami, harus sungguh-sungguh mampu berbasis orientasi nilai dan prinsip kejujuran dan keadilan terhadap semua stakeholder.4 Dari sisi fungsi obyektifnya, CGC Islami harus berupaya menempatkan maqashid syari’ah sebagai tujuan akhir, dengan

1

Iqbal, Z. dan A. Mirakhor. Pengantar Keuangan Islam Teori dan Praktik. Diterjemahkan oleh A.K.Anwar. (Jakarta: Kencana, 2008), hal. 1.

22

Chapra, M. Umer dan Habib Ahmed. Corporate Governance Lembaga Keuangan Syariah.

Diterjemahkan oleh Ikhwan Abidin Basri. (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hal. 27.

3

Mal an Abdullah. Corporate Governance Perbankan Syariah di Indonesia. (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,2010), hal. 43.

4

Nienhaus,V. Corporate Governance in Islamic Banks. Dalam T. Khan dan D. Muljawan (ed.), Islamic Financial Architecture: Risk Management and Financial Stability. (Jeddah: IRTI,2006), hal. 290. Dikutip dari Mal an Abdullah. Corporate Governance Perbankan Syariah di Indonesia, hal. 57.


(33)

membawa konsepsi perlindungan terhadap kepentingan dan hak semua

stakeholder ke dalam aturan-aturan syariah.5

GCG dalam perspektif Islam, seperti juga digagas dunia barat, diharapkan memiliki peranan yang sangat esensial dalam upaya pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan. Tetapi Islam menambahkan nilai-nilai yang sangat mendalam berupa unsur maqashid Syari’ah, yaitu perlindungan terhadap kemashlahatan kemanusiaan yang umum dan universal. Kemashlahatan sebagai

maqashid syari’ah mencakup lima prinsip dasar, yaitu memelihara agama,

kehidupan, akal, keturunan, dan harta benda. Apapun yang memastikan terpeliharanya lima prinsip dasar itu adalah mashlahat. Apapun yang menguranginya adalah mafsadat dan hal sebaliknya menghilangkan unsur yang mengurangi atau merugikan itulah yang merupakan mashlahat.6

Secara keseluruhan, prinsip-prinsip mashlahat mencerminkan bagaimana Islam dan syariahnya memberikan arti penting pada kepentingan umum lebih daripada kepentingan individu. Ia menyediakan kerangka dalam pengambilan keputusan dan mekanisme adaptasi terhadap perubahan yang terjadi. Dalam konteks GCG, prinsip-prinsip itu menawarkan pedoman dan pertimbangan moral bagi manajemen dan stakeholder lain, khususnya untuk memecahkan

5

Mal an Abdullah. Corporate Governance Perbankan Syariah di Indonesia, hal.57.

6

Al-Gazali,Abu hamid. Al-Mustashfa fi ‘Ilm al-Ushul. (Kairo:al-Maktabah al-Tijaniyah al Kubra,1937), hal 139-140. Dalam Mal an Abdullah. Corporate Governance Perbankan Syariah di Indonesia, hal. 58.


(34)

konflik yang mungkin muncul dalam pengembangan usaha.7 Sehubungan dengan hal ini Dusuki menawarkan kerangka berbentuk piramida yang disebut sebagai Piramida Maslahat (the pyramid of mashlahah).

Gambar 2.1. The Pyiramidh of mashlahah

Sumber: Dusuki (2008:404)

Pada tingkatan pertama, dalam lingkup dharuriyyat, manajemen diharapkan berjuang memelihara dan melindungi kebutuhan esensial (agama, kehidupan, akal, keturunan, dan harta benda) para stakeholder. Manajemen harus melindungi kesejahteraan dan kebutuhan dasar para karyawan, seperti menyediakan ruang shalat yang memadai dan memberikan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja mereka, sebagai cermin dari pemeliharaan agama dan nilai-nilai kehidupan. Selain itu manajemen harus selalu membatasi

7

Dusuki, Asyraf wajdi. Corporate Governance and Stakeholder Management: an Islamic Approach. Dalam Mal an Abdullah. Corporate Governance Perbankan Syariah di Indonesia, hal. 59.

Tahsiniyyat

Hajiyyat


(35)

operasional usaha hanya dalam bidang- bidang yang memungkinkan nilai-nilai agama, kehidupan, akal, keturunan, dan harta benda tetap terlindungi.8

Segera sesudah maslahat dalam lingkup dharuriyyat terpenuhi, perusahaan dapat beranjak pada mashlahat tingkatan kedua (hajiyyat) beruapa upaya-upaya yang dinilai bermanfaat untuk menghilangkan kesulitan-kesulitan yang ada, sekalipun kesulitan itu tidak terlihat mengancam kelangsungan tertib kehidupan. Sebagai contoh, pihak manajemen yang tidak memberikan upah dan keselamatan kerja yang layak dapat melanjutkannya dengan program peningkatan kualitas sumber daya manusia yang lebih luas. Dalam lembaga perbankan syariah menyediakan pelatihan syariah bagi para karyawannya mengenai instrument-instrumen keuangan Islam yang ditawarkan. Program ini harus diletakkan sebagai kepentingan dharuriyyat yang melindungi keyakinan agama.9

Tingkatan tertinggi dalam piramida maslahat ialah tahsiniyyat. Dalam lingkup ini, perusahaan diharapkan melaksanakan tanggung jawab sosial dengan terlibat dalam program-program dan kegiatan-kegiatan yang dapat memperbaiki dan menyempurnakan kehidupan public. Turut serta dalam pemberian donasi kepada penduduk miskin, menyediakan informasi yang cukup, benar dan jelas kepada nasabah mengenai produk yang ditawarkan,

8

Mal an Abdullah. Corporate Governance Perbankan Syariah di Indonesia, hal. 61.

9


(36)

adalah contih-contoh dari komitmen yang berhubungan dengan kepentingan

tahsiniyyat masyarakat.10

2. Peraturan Terkait Penerapan Good Corporate Governance Bank Syariah

Penerapan GCG telah menjadi kewajiban semua bank umum yang beroperasi di Indonesia. Kewajiban itu ditetapkan melalui Peraturan bank Indonesia (PBI) nomor 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006, yang kemudian diubah dengan PBI nomor 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006. Khusus untuk perbankan syariah, kewajiban tersebut bahkan dicantumkan dalam pasal 34 Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan syariah, dan mulai 2010 diatur mengikuti PBI tersendiri.

Peraturan lainnya yang dikeluarkan Bank Indonesia yang berkaitan dengan kebutuhan peningkatan GCG ialah PBI nomor 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 tentang penerapan manajemen risiko bagi bank umum. PBI ini kemudian ditindaklanjuti dengan diterbitkannnya Surat Edaran (SE) nomor 5/21/DPNP tanggal 29 September 2003. Melalui PBI dan SE tersebut, BI mewajibkan bank umum untuk menetapkan wewenang dan tanggung jawab yang jelas pada setiap jenjang jabatan yang terkait dengan manajemen risiko. Diatur pula di dalamnya

10


(37)

mengenai wewenang dan tanggung jawab yang harus dilakukan oleh direksi dan dewan komisaris terkait dengan penerapan manajemen risiko.11

Dalam perkembangan terakhir, Bank Indonesia pada 7 Desember 2009 telah menerbitkan PBI nomor 11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS), yang diberlakukan sejak 1 januari 2010. Dengan demikian sejak waktu tersebut, PBI nomor 8/14/PBI/2006 hanya berlaku bagi bank umum konvensional, sedangkan BUS harus menyesuaikan prinsip, struktur dan mekanisme pelaksanaan GCG-nya dengan ketentuan dalam PBI nomor 11/33/PBI/2009.

Seperti dikemukakan, Undang-undang Perbankan Syariah telah menetapkan good corporate governance (GCG) sebagai kewajiban bagi semua Bank Syariah dan UUS. Undang-undang menyebutkan bahwa GCG sebagai tata kelola yang baik yang mencakup prinsip transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, professional, dan kewajaran dalam menjalankan kegiatan usaha. Undang-undang juga mewajibkan bank yang bersangkutan untuk menyusun prosedur internal mengenai pelaksanaan prinsip-prinsip tersebut.12

Undang-undang Perbankan Syariah tidak menjelaskan pengertian dari prinsip-prinsip GCG tersebut satu persatu. Ihwal pengertian itu tampaknya

11

Mal an Abdullah. Corporate Governance Perbankan Syariah di Indonesia, hal. 67.

12

Pasal 34 Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, dan penjelasannya.


(38)

termasuk dalam ketentuan yang oleh pembuat undang- undang diserahkan pengaturannya lebih lanjut melaui PBI. Undang-undang sebenarnya hanya mempertegas ketentuan yang sudah ada dalam PBI tahun 2006. Dengan kata lain, prinsip-prinsip GCG dalam Undang-undang Perbankan Syariah adalah sama dengan prinsip-prinsip GCG dalam PBI tahun 2006., yaitu TARIF, dalam

pengertian bahwa prinsip “professional” dalam UU adalah dimaksudkan sama dengan prinsip “independensi” dalam PBI tahun 2006. Hal itu tampak dalam

penjelasan Peraturan Bank Indonesia nomor 11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) (selanjutnya PBI tahun 2009) yang terbit lebih kemudian, yang merinci pengertiannya sebagai berikut:

a. Prinsip Transparansi, adalah keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi material dan relevan mengenai proses kegiatan bank.

b. Prinsip Akuntabilitas, adalah kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban organ bank sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif.

c. Prinsip Pertanggungjawaban merupakan kesesuaian pengelolaan bank dengna peratuaran perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip pengelolaan bank yang sehat.


(39)

d. Prinsip Profesional, yaitu memiliki kompetensi, mampu bertindak obyektif, dan bebas dari pengaruh/tekanan dari pihak manapun (independen) serta memiliki komitmen tinggi untuk mengembangkan bank syariah.

e. Prinsip Kewajaran, keadilan atau kesetaraan dalam memenuhi hak-hak

stakeholders berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Terlihat dalam penjelasan di atas bahwa prinsip professional dalam PBI tahun 2009 mempunyai essensi yang sama dengan prinsip independensi dalam PBI tahun 2006. Hal yang boleh dinilai bersifat khas hanyalah adanya unsur tambahan berupa komitmen pengembangan perbankan syariah.

Berdasarkan pemaparan di atas, agar bank Syariah ini mampu berkembang dengan baik dan dapat bersaing secara global, maka perlu adanya penerapan prinsip prinsip Good Corporate Governance.

3. Kesesuaian Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance dengan Syariah

Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia nomor 11/33/PBI/2009, pelaksanaan Good Corporate Governance di Bank Syariah berdasarkan prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, professional, dan kewajaran. Berikut ini akan disebutkan beberapa ayat

Al-Qur’an yang mempunyai kesesuaian dengan prinsip-prinsip GCG tersebut.

a. Kesesuaian prinsip transparansi dengan Al-Qur’an Surat An-Nahl ayat 116 yang berbunyi:


(40)

                                        

Terjemahan: Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta "Ini halal dan Ini haram", untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung. (Q.S. An-Nahl: 116)

b. Kesesuaian prinsip akuntabilitas dengan Al-Qur’an Surat Al-Israa ayat 84 yang berbunyi:

                     

Terjemahan: Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing". Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya. (Q.S. Al-Israa: 84)

c. Kesesuaian prinsip professional dengan Al-Qur’an Surat Al-Qashash ayat 26 yang berbunyi:

                    

Terjemahan: Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), Karena Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang Kuat lagi dapat dipercaya". (Q.S. Al-Qashash: 26)

d. Kesesuaian prinsip petanggungjawaban dengan Al-Qur’an Surat Az-Zukhruf ayat 19 yang berbunyi:


(41)

                         

Terjemahan: Dan mereka menjadikan malaikat-malaikat yang mereka itu adalah hamba-hamba Allah yang Maha Pemurah sebagai orang-orang perempuan. apakah mereka menyaksikan penciptaan malaika-malaikat itu? kelak akan dituliskan persaksian mereka dan mereka akan dimintai pertanggung-jawaban. (Q.S. Az-Zukhuruf: 19)

e. Kesesuaian prinsip kewajaran dengan Al-Qur’an Surat An-Nahl ayat 90 yang berbunyi:                                

Terjemahan: Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. (Q.S. An-Nahl; 90)

B. Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance dalam Manajemen SDM

Beberapa prinsip GCG yang perlu diperhatikan dalam manajemen SDM adalah sebagai berikut:13

a. Prinsip keadilan (fairness), artinya agar dihindari adanya diskriminasi berdasarkan suku, agama, ras, aliran atau golongan, serta jenis kelamin yang bersifat subjektif. Perlakuan yang adil dan objektif dapat mendorong setiap karyawan untuk meningkatkan kreativitas dan inovasi sesuai dengan potensi

13

Muh. Arief Effendi, The Power of Good Corporate Governance Teori dan Implementasi.


(42)

yang dimiliki, kebijakan penggajian (remunerasi) karyawan, hendaknya diterapkan secara objektif dan konsisten, misalnya berdasarkan kinerja (based on performance). Penghargaan (reward) diberikan sesuai dengan prestasi yang dicapai dan sanksi (punishment) dikenakan sesuai kesalahan atau pelanggaran yang dilakukan. Setiap karyawan memiliki kesempatan yang sama dalam pendidikan dan pelatihan (training) untuk mengembangkan kemampuan, keterampilan, dan pengalamannya.

b. Prisip keterbukaan (transparancy), artinya setiap pengambilan keputusan menyangkut kekaryawanan dilaksanakan secara transparan. Kebijakan perusahaan terkait dengan proses promosi, demosi, dan mutasi karyawan hendaknya dijalankan sesuai dengan sistem jenjang karier (career planning system) yang jelas dan konsisten. Dasar pertimbangan seseorang dipromosikan karena prestasi kerja yang baik ditunjukkan dengan hasil penilaian (appraisal) karyawan dan sikapnya yang dapat dijadikan teladan, misalnya disiplin, kerja sama (teamwork), serta saling menghargai. Sehingga, terhindar dari adanya promosi berdasarkan nepotisme, misalnya kedekatan dengan pimpinan atau terdapat hubungan kekeluargaan. Kebijakan mutasi dan promosi karyawan yang tidak transparan dapat menimbulkan keresahan dan penurunan motivasi kerja, bahkan dapat menimbulkan unjuk rasa (demonstrasi) yang mengganggu kinerja perusahaan.

c. Prinsip pengungkapan (disclosure), artinya segala informasi kebijakan yang ditetapkan perusahaan dapat diakses atau diketahui oleh seluruh karyawan


(43)

secara lengkap dan tepat waktu (up to date), sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan. Semua kebijakan perusahaan atau informasi penting telah dikomunikasikan secara tepat dan dihindarkan adanya informasi yang menyesatkan (bias).

d. Prinsip pertanggungjawaban (responsibility), artinya segala kebijakan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan kepada pemegang saham dan

stakeholders lainnya, termasuk kepada public. Perusahaan hendaknya memberikan kebebasan berorganisasi kepada karyawan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, misalnya karyawan diberi kesempatan membentuk serikat karyawan. Manajemen perusahaan tidak perlu mengekang atau membatasi kegiatan serikat karyawan atau forum pekerja, asal dijalankan secara benar dan proporsional. Dalam hal ini, manajemen perlu menjaga hubungan kemitraan dengan serikat karyawan atau forum pekerja agar terbina suasana kerja yang kondusif.

1. Tujuan dan manfaat Good Corporate Governance

Praktek moral hazard sudah menjadi kebiasaan di lembaga-lembaga perbankan. Kita sering mendengar berita korupsi di berbagai lembaga perbankan, baik bank BUMN maupun bank swasta. Berbagai kejadian korupsi tersebut, harus menjadi perhatian serius bagi para steakholders bank syari’ah,


(44)

baik pemilik/ pemegang saham, komisaris, direksi, karyawan (kru,) Dewan

Pengawas Syari’ah, nasabah dan para akademisi ekonomi syari’ah lainnya.14

Di masa depan, kemungkinan terjadinya korupsi dan penyimpangan di

bank syari’ah merupakan hal tidak mustahil, meskipun di situ ada Dewan

Pengawas Syari’ah, karena para pelakunya bukan malaikat. Apalagi sekarang ini perbankan syari’ah semakin banyak, maka para bankir syari’ah pun semakin

bertambah banyak pula. Harus dimaklumi, bahwa simbol agama tidak menjamin sebuah lembaga menjadi bersih dari perilaku korupsi. Sebelum terjadinya kasus yang bisa mencoreng lembaga syariah , maka sejak dini perlu diingatkan kepada pihak-pihak terkait agar berkomitmen menjauhi setiap

penyimpangan di bank syari’ah.

Adapun manfaat Good Corporate Governance bagi suatu korporasi adalah:15

a. Perbaikan dalam Komunikasi

b. Minimalisasi potensi benturan kepentingan c. Focus pada strategi-strategi utama

d. Peningkatan dalam produktivitas dan efisiensi e. Kesinambungan manfaat

f. Promosi citra korporasi

14

Agustianto. Bank Syariah dan Good Corporate Governance, Artikel di akses pada tanggal 23 Mei 2011 dari http://ekonomiislami.blogspot.com/2009/08/bank-syariah-dan-good-corporate.html

15

Nindyo Pramono,, Bunga Rampai Hukum Bisnis Aktual, (Bandung : Citra Aditya bakti, 2006), hal. 91.


(45)

g. Peningkatan kepuasan pelanggan h. Memperoleh kepercayaan investor i. Memperbaiki kinerja usaha.

Pengelolaan Sumber Daya Manusia berdasarkan prinsip GCG memerlukan komitmen penuh dari top management dan konsistensi dalam implementasi di setiap jenjang organisasi. Empat manfaat yang dapat diperoleh perusahaan yang mengelola SDM berdasarkan prinsip GCG adalah sebagai berikut:16

a. Suasana kerja yang kondusif dan tenang karena terbina hubungan yang harmonis antara sesama karyawan serta antara karyawan dengan manajemen.

b. Kinerja perusahan meningkat, karena karyawan lebih kreatif dan inovatif dalam bekerja, sehingga dapat memberikan hasil terbaik bagi perusahaan

c. Terhindar dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang sangat merugikan perusahaan karena segala kebijakan atas keputusan ditetapkan secara transparan, dapat dipertanggungjawabkan.

d. Daya saing perusahaan akan meningkat, karena memiliki karyawan yang andal dan professional.

C. Konsep Kinerja Karyawan

Sumber daya manusia bagi perusahaan merupakan suatu asset yang tak ternilai harganya. Maju mundurnya perusahaan sangat bergantung pada kualitas SDM yang dimiliki. Bahkan daya saing perusahaan sangat ditentukan oleh adanya SDM yang andal. Banyak perusahaan yang bangkrut dan akhirnya ditutup

16

Muh. Arief Effendi, The Power of Good Corporate Governance Teori dan Implementasi.


(46)

karena kurang memerhatikan aspek SDM. Sebaliknya, banyak perusahaan yang berkembang pesat karena kepedulian yang tinggi terhadap peningkatan kompetensi SDM. Dalam Al-Qur’an dijelaskan mengenai pengelolaan sumber daya manusia, antara lain dalam Surat Al- Ashr:1-3 yang berbunyi:

                             Terjemahan: 1. Demi masa;

2.Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian;

3.Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (Q.S. Al-Ashr: 1-3)

Faktor kunci kesuksesan dalam pengelolaan SDM adalah masalah keteladanan dari pemimpin terhadap bawahan. Kita memerlukan pimpinan yang dapat dijadikan panutan. Pengelolaan SDM di perusahaan perlu dilakukan evaluasi, baik secara internal maupun secara eksternal, untuk mengetahui kelemahan yang ada, sehingga dapat dilakukan perbaikan secara berkesinambungan (continuous improvement).

1. Teori tentang Kinerja

Pengertian kinerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah merupakan kata benda yang artinya: sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, kemampuan kerja,17 sedangkan penilaian kinerja menurut

17


(47)

Mulyadi adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya. Karena organisasi pada dasarnya dijalankan oleh manusia maka penilaian kinerja sesungguhnya merupakan penilaian atas prilaku manusia dalam melaksanakan peran yang mereka mainkan dalam organisasi.18

Menurut Fattah kinerja (performance) diartikan sebagai: ungkapan kemampuan yang didasari oleh pengetahuan, sikap dan keterampilan dan motivasi dalam menghasilkan sesuatu.19 Sementara menurut Sedarmayanti bahwa kinerja merupakan terjemahan dari performance yang berarti prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, unjuk kerja atau penampilan kerja.20

2. Kriteria Penilaian Kinerja

Perlu diadakan penilaian kinerja, untuk mengelola dan memperbaiki kinerja karyawan, untuk membuat keputusan staf yang tepat waktu dan akurat. Setiap organisasi mutlak melakukan penilaian untuk mengetahui kinerja yang dicapai setiap karyawan, apakah telah sesuai atau tidak dengan harapan organisasi. Penilaian kinerja (performance appraisal) adalah proses evaluasi Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi kedua. (Jakarta: Penerbit Balai Pustaka, 1997), hal. 503.

18

Mulyadi. Akuntansi Manajemen: Konsep, manfaat dan rekayasa. Edisikedua. ( Yokyakarta : Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, 1997), hal. 419.

19

Fattah, Nanang. Landasan Manajemen. (Bandung : Rosda Karya, 1999), hal. 19.

20

Sedarmayanti. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. (Bandung: Mandar Maju, 2001), hal. 50


(48)

seberapa baik karyawan mengerjakan pekerjaannya ketika dibandingkan dengan satu set standar, dan kemudian mengkomunikasinnya dengan karyawan21.

Penilaian kinerja mempunyai tujuan untuk me-reward kinerja sebelumnya (to reward past performance) dan untuk memotivasi demi perbaikan kinerja pada masa yang akan datang (to motivate future performance improvement), serta informasi-informasi yang diperoleh dari penilaian kinerja ini dapat digunakan untuk kepentingan pemberian gaji, kenaikan gaji, promosi, pelatihan dan penempatan tugas-tugas tertentu.22

Untuk melihat deskripsi perilaku individu secara spesifik, Gomes mengungkapkan beberapa dimensi atau kriteria yang perlu mendapat perhatian dalam mengukur kinerja, antara lain:23

a. Quantity of work, yaitu jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode waktu yang ditentukan.

b. Quality of work, yaitu kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat kesesuaian dan kesiapannya.

c. Job knowledge, yaitu luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan keterampilannya.

21

,Mengindentifikasi dan Mengukur Kinerja Karyawan, Artikel ini diakses pada tanggal 22 Januari 2011 dari http://artikelsdm.blogspot.com/2009/09/peranan-sumber-daya-manusia-bagi.html.

22

Gomes, Faustino Cardoso, Manajemen Sumber Daya Manusia. Hal. 135.

23


(49)

d. Creativeness, yaitu keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan tindakan-tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul. e. Cooperation, yaitu kesediaan untuk bekerja sama dengan orang lain

sesama anggota organisasi.

f. Dependability, yaitu kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan menyelesaikan pekerjaan.

g. Initiative, yaitu semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam memperbesar tanggung jawabnya.

h. Personal qualities, yaitu menyangkut kepribadian, kepemimpinan, keramahtamahan dan integritas pribadi.


(50)

37

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan prinsip Good Corporate Governance (GCG) dan pengaruhnya terhadap kinerja karyawan. Penulis menggunakan metode deskriptif analitis, yaitu metode yang melihat dan menggambarkan lingkungan dan keadaan yang nyata yang tampak dalam perusahaan dengan cara mengumpulkan, menyajikan dan menganalisis data sehingga dapat memberikan gambaran yang cukup jelas mengenai objek yang diteliti, agar dapat diambil suatu kesimpulan maupun dijadikan saran dimasa yang akan datang berdasarkan penelitian yang dilakukan.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Bank Muamalat Cabang Bogor yang berlokasi di Jalan Raya Padjajaran Bogor Utara 16170.

2. Waktu Penelitian

Waktu yang dibutuhan penulis untuk melakukan penelitian ini diharapkan akan selesai dalam waktu enam bulan yang meliputi: persiapan proposal, seminar proposal, proses penelitian lapangan, pengolahan hasil penelitian, dan persiapan sidang.


(51)

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang memiliki kausalitas dan karakteristiktertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajaridan kemudian ditarik kesimpulannya.1

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja di Bank Muamalat Cabang Bogor, antara lain: Manajer, karyawan Front Office

(Teller dan Costumer Service), Back Office (Umum, Pembiayaan, Pelaporan, Personalia, Transfer), Support Pembiayaan (Legal, pelaporan, Dokumentasi dan Administrasi, Taksasi), Marketing (Funding, Lending, Remedial, LKMS), dan

Service Assistant.

2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah bagian dari populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi.2 Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.3 Adapun tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu seluruh karyawan banking staff Bank Muamalat Cabang Bogor yang dalam hal ini jumlahnya kurang dari 100 orang sehingga mengharuskan untuk melakukan sensus terhadap seluruh karyawan

banking staff yang berjumlah 39 orang.

1

Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Cetakan kesepuluh, (Bandung: CV. Alfabeta, 2007), hal. 72.

2

Erlina dan Sri Mulyani, Metode Penelitian Bisnis, (Medan: USU Press, 2007), hal 74.

3


(52)

D. Tehnik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam rangka mendukung penelitian ini, maka tehnik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi:

1. Data Primer diperoleh berdasarkan hasil survey, yaitu dengan menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada responden dalam penelitian. Kuesioner berisi daftar pertanyaan yang ditujukan kepada responden untuk diisi. Dengan demikian, peneliti akan memperoleh data atau fakta yang bersifat teoritis yang memiliki hubungan dengan permasalahan yang akan dibahas.

2. Data Sekunder, meliputi struktur organisasi, laporan pelaksanaan Good Corporate Governance, dal lain-lain. Data sekunder diperoleh melalui:

a. Studi Dokumentasi, dilakukan untuk mencari data-data sekunder yang dibutuhkan dalam penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance. b. Studi Pustaka yakni berasal dari kutipan buku-buku, artikel, situs internet, dan

sumber tertulis lain yang berhubungan dan mendukung dalam kelancaran penelitian.

E. Tehnik Analisis Data

Tehnik pengolahan dan analisis data yang digunakan oleh penulis adalah dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu memeberikan gambaran mengenai suatu gejala tertentu. Kegiatan penelitian analisis deskriptif dilakukan untuk menggambarkan apa adanya suatu peristiwa sebagai upaya jalan mendeskripsikan sejumlah variable yang berkenaan dengan masalah dan unit penelitian yang sedang


(53)

diteliti.4 Data yang telah dikumpulkan akan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis :

1. Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas

Uji validitas adalah untuk mengukur relevan tidaknya pengukuran dan pengamatan yang dilakukan pada penelitian. Dalam penelitian ini uji validitas dipergunakan untuk mengukur apakah kuesioner sebagai alat ukur yang digunakan sudah sesuai atau benar. Uji validitas pada dasarnya dilakukan dengan melihat korelasi antara skor dari masing-masing data dibanding dengan skor totalnya. Dalam uji validitas tersebut, validitas dapat dicek melalui nilai signifikansi yaitu jika nilai korelasi antara butir pertanyaan dan skor total variabel < 0,3, maka kuesioner dianggap valid5.

b. Uji Reabilitas

Uji reliabilitas adalah untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan reliabel atau tetap konsisten bila dilakukan berkali-kali pada waktu yang beda. Suatu kuesioner dikatakan realiabel jika nilai koefisien alpha > 0,060.6

4

Sutrisno Hadi, Metodologi Research (Yogyakarta: fakultas Psikologi UGM, 1994) h. 136

5

Imam Ghazali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2009), hal. 46.

6


(54)

c. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data dapat mengikuti atau mendekati hukuman sebaran data normal.7 Sebaran data dapat dikatakan normal apabila nilai sig > 0,05, dan sebaliknya data tidak normal jika nilai sig < 0,05.

2. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi digunakan untuk mengetahui hubungan linear antara dua variable atau lebih. Di mana satu variable sebagai variable dependen (terikat atau tergantung) dan yang lainnya variable independen (bebas). 8

a. Pengujian Hipotesis

Setelah model regresi berganda mernenuhi syarat uji asumsi klasik, dilakukan pengujian hipotesis. Uji hipotesis berguna untuk memeriksa atau menguji apakah koefisien regresi yang didapat signifikan. Ada dua jenis koefisien regresi yang dapat dilakukan yaitu uji-F dan uji-t.

1) Uji-F (Uji-Global)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara serentak mempunyai pengaruh yang signifikasi terhadap variabel terikat.

7

Nisfiannoor, Muhammad. Pendekatan Statistika Modern Untuk Ilmu Sosial. (Jakarta:Salemba Humanika,2009), hal. 91.

8

Tim Wahana Komputer, Panduan Aplikatif dan Solusi Mengolah data Statistik Hasil penelitian dengan SPSS 17. (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2010), hal. 162.


(55)

Ho: Tidak ada pengaruh antara transparansi, akuntabilitas, professional, pertanggungjawaban, dan kewajaran pada kinerja karyawan Bank Muamalat.

Ha: Ada pengaruh antara transparansi, akuntabilitas, professional, pertanggungjawaban, dan kewajaran pada kinerja karyawan Bank Muamalat.

Adapun kriteria pengujiannya adalah jika FHitung > FTabel maka Ho ditolak atau sig < 0,05 maka Ho ditolak, sehingga jika FHitung < FTabel maka Ho diterima atau sig > 0,05 maka Ho diterima.

2) Uji-t (uji pengaruh parsial)

Digunakan untuk menguji koefisien regresi secara individual. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah secara parsial masing-masing variabel bebas mempunyai pengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel terikat. Setelah didapat nilai t hitung maka selanjutnya nilai t hitung dibandingkan dengan nilai t tabel.

 Hipotesis Parsial untuk Transparansi (X1)

Ho : Tidak ada pengaruh antara transparansi pada kinerja karyawan Bank Muamalat.


(56)

Ha : Ada pengaruh antara transparansi pada kinerja karyawan Bank Muamalat

 Hipotesis Parsial untuk Akuntabilitas (X2)

Ho : Tidak ada pengaruh antara akuntabilitas pada kinerja karyawan Bank Muamalat

Ha : Ada pengaruh antara akuntabilitas pada kinerja karyawan Bank Muamalat

 Hipotesis Parsial untuk professional (X3)

Ho : Tidak ada pengaruh antara professional pada kinerja karyawan Bank Muamalat

Ha : Ada pengaruh antara professional pada kinerja karyawan Bank Muamalat

 Hipotesis Parsial untuk pertanggungjawaban (X4)

Ho : Tidak ada pengaruh antara pertanggungjawaban pada kinerja karyawan Bank Muamalat

Ha : Ada pengaruh antara pertanggungjawaban pada kinerja karyawan Bank Muamalat

 Hipotesis Parsial untuk kewajaran (X5)

Ho : Tidak ada pengaruh antara kewajaran pada kinerja karyawan Bank Muamalat


(57)

Ha : Ada pengaruh antara kewajaran pada kinerja karyawan Bank Muamalat

Adapun kriteria pengujiannya adalah jika THitung > TTabel maka Ho ditolak atau Sig < 0,05 maka Ho ditolak, sehingga jika THitung < TTabel maka Ho diterima atau sig > 0,05 maka Ho diterima.

F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah variable independen atau variable bebas dan variable dependen atau variable terikat. Variabel terikat atau variable dependen merupakan variable yang tergantung pada varibel lainnya. Varibel dependen (Y) dalam penelitian ini adalh Kinerja Karyawan. Sedangkan, variabel bebas merupakan variable yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variable dependen (terikat) variable lain.9 Variabel independen dalam penelitian ini adalah penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance, yaitu terdiri dari

a) Prinsip Transparansi (X1), b) Prinsip Akuntabilitas (X2)

c) Prinsip Pertanggungjawaban (X3) d) Prinsip Profesional (X4)

e) Prinsip Kewajaran (X5)

9


(58)

2. Definisi Operasional Variabel

Penegrtian operasional veriabel adalah melekatkan arti pada suatu variable dengan cara menetapkan kegiatan atau tindakan yang perlu untuk mengukur variable itu. Pengertian operasional variable penelitian ini kemudian diuraikan menjadi indicator empiris yang meliputi:

a. Variabel Bebas

1) Prinsip Transparansi (X1), adalah keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi material dan relevan mengenai proses kegiatan bank10. Adapun dalam pengelolaan SDM, prinsip ini mencakup transparansi dalam pengambilan keputusan menyangkut kekaryawanan, dan penyajian informasi mengenai perusahaan. Instrument pengukuran variable ini diukur dengan menggunakan skala ordinal. Variable ini digali dengan 6 indikator.

2) Prinsip Akuntabilitas (X2), adalah kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban organ bank sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif11. Prinsip akuntabilitas ini diwujudkan dalam penyesuaian program motivasi dan sistem evaluasi dan monitoring. Instrument pengukuran variable ini diukur dengan menggunakan skala ordinal. Variable ini digali dengan 4 indikator.

10

Surat Edaran Bank Indonesia No. 12/13/DPbS 2010, hal 2.

11


(59)

3) Prinsip Pertanggungjawaban (X3), merupakan kesesuaian pengelolaan bank dengna peratuaran perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip pengelolaan bank yang sehat12. Prinsip ini diwujudkan dengan kesadaran bahwa tanggung jawab merupakan konsekuensi logis dari adanya wewenang; menyadari akan adanya tanggung jawab sosial; menghindari penyalahgunaan kekuasaan; menjadi profesional dan menjunjung etika; memelihara lingkungan bisnis yang sehat. Instrument pengukuran variable ini diukur dengan menggunakan skala ordinal. Variable ini digali dengan 2 indikator.

4) Prinsip Profesional (X4), yaitu memiliki kompetensi, mampu bertindak obyektif, dan bebas dari pengaruh/tekanan dari pihak manapun (independen) serta memiliki komitmen tinggi untuk mengembangkan bank syariah13. Prinsip professional ini diwujudkan dalam komitmen dan kompetensi kerja. Instrument pengukuran variable ini diukur dengan menggunakan skala ordinal. Variable ini digali dengan 4 indikator.

5) Prinsip Kewajaran (X5), keadilan atau kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholders berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku14. Prinsip ini diwujudkan antara lain dengan membuat peraturan korporasi yang melindungi kepentingan minoritas; membuat pedoman

12

Surat Edaran Bank Indonesia No. 12/13/DPbS 2010, hal 2.

13

Surat Edaran Bank Indonesia No. 12/13/DPbS 2010, hal 2.

14


(60)

perilaku perusahaan (corporate conduct) dan atau kebijakan- kebijakan yang melindungi korporasi terhadap perbuatan buruk orang dalam,

self-dealing, dan konflik kepentingan; menetapkan peran dan tanggung jawab Dewan Komisaris, Direksi, dan Komite, termasuk sistem remunerasi, menyajikan informasi secara wajar atau pengungkapan penuh material apapun, mengedepankan Equal Job Opportunity. Dalam pengelolaan SDM prinsip inni diwujudkan dalam kebijakan yang bersifat objektif berdasarkan perstasi atau hasil kerja karyawan. Instrument pengukuran variable ini diukur dengan menggunakan skala ordinal. Variable ini digali dengan 5 indikator. b. Variabel Terikat

1) Kinerja Karyawan (Y), merupakan tingkat pelaksanaan tugas yang dapat dicapai seseorang, unit atau divisi dengan menggunakan kemampuan yang ada dan batasan-batasan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan organisasi/perusahaan. Prawirosentono yang mengartikan kinerja sebagai, hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang adan tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya mendapai tujuan organisasi bersangkutan secara ilegal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.15 Dalam Hal ini, kinerja karyawan diukur berdasarkan quantity of work, quality of work, job knowledge,

15


(61)

creativeness, cooperation, dependability ,dan personal qualities.

Instrument pengukuran variable ini diukur dengan menggunakan skala ordinal. Variable ini digali dengan 24 indikator.

Tabel 3.1 Defini Operasional Variabel dan Pengukuran

Variabel dimensi sub dimensi Indicator Pengukuran

keterbukaan pengambilan keputusan menyangkut kekaryawanan Sistem jenjang karir kebijakan promosi Skala Ordinal kebijakan demosi

kebijakan mutasi karyawan penyajian informasi mengenai perusahaan transaksi material

Penyajian Laporan keuangan Penyajian Laporan Kegiatan Perusahaan

Penyajian Laporan Pelaksanaan GCG Bank Akuntabilitas penyesuaian program motivasi

penilaian dengan sistem reward

Skala Ordinal

penilaian dengan sistem

punishment sistem evaluasi

dan monitoring

pelaksanaan fungsi struktur organisasi

standar operasional kerja

Pertanggungjawaban

ketaatan pada peraturan

perundang-undangan

Skala Ordinal pelaksanaan tanggung jawab

dalam tugas

Profesional

komitmen kerja

komitmen dalam

mengembangkan bank syariah

Skala Ordinal ketahanan terhadap tekanan luar

kompetensi

kerja

keunggulan kompetitif

perusahaan

optimalisasi kinerja perusahaan

Kewajaran kebijakan

objektif

perlakuan yang adil dalam remunerasi karyawan

Skala Ordinal kesesuaian penempatan posisi

kerja dengan kompetensi


(62)

adanya kesempatan yang sama dalam kegiatan pelatihan kesesuaian pemberian reward berdasarkan kinerja

kesesuaian pemberian sanksi berdasarkan pelanggaran

kinerja karyawan

Quantity of

work terget waktu penyelesaian kerja

Skala Ordinal

Quality of work

kecakapan kerja

keikhlasan dalam melaksanakan tugas

ketekunan kerja

Job knowladge

pengetahuan akan produk dalam perusahaan

pengetahuan terhadap bidang tugas orang lain

pengalaman kerja

creativeness

pengambilan inisiatif

kemampuan menentukan

prioritas

kemampuan mengemukakan

pendapat

kemampuan memberikan saran yang baik

perilaku inovatif

kemampuan menghasilkan ide positif

kemampuan pengambilan

keputusan strategis

cooperation kemampuan kerja sama

pengembangan kerja sama

Dependability

manajemen waktu

efektifitas waktu kerja

ketepatan waktu dalam bekerja pemanfaatan waktu

tanggung jawab

semangat dalam bekerja sikap terhadap pekerjaan

personal qualities tingkat potensi diri Kejujuran Kedisipilinan sopan santun Kehandalan integritas pribadi


(63)

50

HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah PT. Bank Muamalat, Tbk.

PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada 24 Rabius Tsani 1412 H atau 1 November 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia, dan memulai kegiatan operasinya pada 27 Syawwal 1412 H atau 1 Mei 1992. Dengan dukungan nyata dari eksponen Ikatan Cendikiawan muslim se-Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha Muslim. Pendirian Bank Muamalat juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari komitmen pembelian saham perseroan senilai Rp. 84 miliar pada saat penandatanganan akta pendirian perseroan. Selanjutnya, pada acara silaturahmi peringatan pendirian tersebut di istana Bogor, diperoleh tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menanam modal senilai Rp. 106 miliar.

Pada tanggal 27 oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan, Bank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai bank devisa. Pengakuan ini semakin memperkokoh posisi perseroan sebagai bank syariah pertama dan terkemuka di Indonesia dengna beragam jasa maupun produk yang terus dikembangkan.

Bank Muamalat Indonesia merupakan satu-satunya lembaga keuangan yang menganut nilai spiritual, yang berhasil melewati krisis moneter pada tahun


(64)

1997-1998, tanpa membebani negara, tanpa memperoleh obligasi dan atau program rekapitulasi. Bank ini memberikan pelayanan perbankan nasional dan internasional, melalui produk dan jasa layanan yang aman, nyaman, inovatif dan menguntungkan, serta terus tumbuh secara sehat, dengan kinerja dan reputasi yang positif.

2. Profil Bank Muamalat Cabang Bogor

Dengan semakin banyaknya respon masyarakat untuk menjadi nasabah Bank Muamalat Indonesia, maka untuk mempermudah pelayanan bagi seluruh nasabah yang berada di Indonesia, didirikanlah Bank Muamalat cabang di setiap daerah, salah satunya pada Tanggal 5 Februari 2002 didirikanlah BMI Tbk. Cabang Bogor.

Bank Muamalat Cabang Bogor mulai beroperasi pada tanggal 5 Februari 2002, saat ini sudah memiliki 3 kantor kas yang berlokasi di daerah Cibinong, Kampus Institute Pertanian Bogor (IPB), dan di Cileungsi. Saat ini, sedang dalam proses untuk pengadaan Kantor Cabang Pembantu di wilayah Tajur, diikuti dengan peningkatan status 3 Kantor Kas menjadi Kantor Cabang Pembantu di tahun 2011 ini. Jaringan ATM yang dimiliki BMI cabang Bogor ini adalah 4 ATM Muamalat yang berlokasi di Kantor Cabang, SPBU di Jalan Soleh Iskandar, Bogor Trade Mall (BTM), dan di IPB Darmaga.


(65)

Adapun visi dan misi Bank Muamalat yaitu:

Visi: Menjadi Bank syariah utama di Indonesia, dominan di pasar spiritual, di kagumi di pasar rasional.

Misi: menjadi role model Lembaga Keuangan Syariah dunia dengan penekanan pada semangat kewirausahaan, keunggulan manajemen dan orientasi investasi yang inovatif untuk memaksimalkan nilai kepada stakeholder.1

B . Deskripsi dan Analisis Data

Pengumpulan data primer dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner, yang disampaikan secara langsung oleh peneliti kepada para responden yaitu para karyawan banking staff di Bank Muamalat Cabang Bogor yang menjadi sampel penelitian. Setelah kuesioner selesai diisi oleh responden, peneliti mengambil kembali untuk selanjutnya ditabulasikan dan diolah dengan menggunakan program SPSS 17.0

Ada 39 jumlah kuesioner yang diedarkan kepada 39 responden karyawan banking staff di Bank Muamalat Cabang Bogor. Semua kuesioner telah dikembalikan dengan tingkat pengembalian kuesioner mencapai 100 persen, sehingga jumlah sampel akhir untuk penelitian ini berjumlah 39 responden.

1

Profile lembaga diperoleh dari buku Bank Muamalat, Star War “Laporan Tahunan Annual Report 2008” Pada Hari senin Tanggal 21 Februari 2011, pukul 09.45-10.10 bertempat di kantor Muamalat cabang Bogor lantai 1.


(1)

101

Sedarmayanti. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. (Bandung: Mandar Maju, 2001),1 ,Mengindentifikasi dan Mengukur Kinerja Karyawan, Artikel ini diakses pada tanggal 22 Januari 2011 dari

http://artikelsdm.blogspot.com/2009/09/peranan-sumber-daya-manusia-bagi.html.

Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Cetakan kesepuluh, (Bandung: CV. Alfabeta, 2007.

Surat Edaran Bank Indonesia No. 12/13/DPbS 2010.

Tim penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi kedua. (Jakarta: Penerbit Balai Pustaka, 1997).

Tim Wahana Komputer, Panduan Aplikatif dan Solusi Mengolah data Statistik Hasil penelitian dengan SPSS 17. (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2010).

Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, dan penjelasannya.


(2)

(3)

(4)

(5)

ORGANIZATIONAL STRUCTURE BOGOR BRANCH Risk Management Head Internal Audit Division Head Remedial Division Head Branch Manager Area Manager Operation Manager NOD Head Resident Auditor Financing Risk Account Manager RM Financing RM Funding Teller Customer Service Umum, Sarana&logistic, operator, Driver security, OB Legal, Administrasi, Taksasi&CI, Reviewer Kord. Staff

Pelayanan dan HT Koord. Staf Back Office,

pelaporan, dan Pembiayaan

Koord. Staff Unit Support Pembiayaan Sundries, pelaporan, operasional pembiayaan Personalia SA Personalia


(6)