B. Penelitian Yang Relevan
1. Penelitian dilakukan oleh Gilang et al 2012 yang menganalisa faktor
– faktor yang berhubungan dengan kejadian asfiksia neonatrum studi di RSUD Tugurejo
Semarang periode 1 Januari 2009 – 31 Desember 2010, dengan jenis penelitian analitik
dengan pendekatan
cross sectional
. Hasil dari penelitian dengan analisis regresi logistik ini diperoleh 4 faktor yang dominan dengan asfiksia neonatorum yaitu BBLR,
pertolongan dengan lekat sungsang per abdominal dan pervaginam, partus lama macet, dan ketuban pecah dini.
2. Raras 2011 meneliti tentang pengaruh preeklamsia berat pada kehamilan
terhadap keluaran maternal dan perinatal di RSUP Dr Kariadi tahun 2011, dengan metode deskriptif menyimpulkan data terdapat 234 11,86 kasus preeklamsia berat
dari 1973 persalinan dan keluaran perinatal meliputi berat bayi lahir rendah BBLR 91 kasus 37, pertumbuhan janin yang terhambat 17 kasus 6,9, kelahiran preterm 70
kasus 28,3, asfiksia neonatorum 38 kasus 16,7, kematian perinatal 23 kasus 9,3, sedangkan pada karakteristik ibu ditemukan data, sebanyak 70,5 berada dalam
reproduksi sehat 20-35 tahun, 35,9 merupakan nullipara, 31,2 merupakan gravida satu, 71,1 usia kehamilan lebih dari 37 minggu dan 14,1 terdapat penyakit atau
riwayat penyakit terdahulu.
3. Dassah et al 2014 melakukan penelitian yaitu lahir mati dan skor
APGAR
yang sangat rendah pada kelahiran per vaginam di rumah sakit tersier di Ghana dengan menggunakan analisis retrospektif cross- sectional. Penelitian dilaksanakan di Ghana
pada tahun 2014. Hasil dari peelitian tersebut adalah kelahiran prematur, gangguan hipertensi pada kehamilan, persalinan sungsang dan vakum ekstraksi merupakan faktor
risiko yang signifikan untuk lahir mati dan skor
APGAR
yang sangat rendah di menit kelima kehidupan. Berat badan lahir rendah juga merupakan faktor risiko yang
signifikan untuk skor
APGAR
sangat rendah. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
C. Kerangka Berfikir