52 Dalam menentukan arah pencapaian ke tapak terdapat beberapa syarat
yang dipertimbangkan yaitu : -
Pencapaian harus mudah, aman, dan lancar -
Dipertimbangkan terhadap arah datang terbanyak
4.3 Bentuk bangunan
Penentuan bentuk dasar massa harus dipertimbangkan terhadap : -
Penyesuaian terhadap bentuk site -
Kesatuan bentuk bangunan secara keseluruhan, walaupun memiliki fungsi yang berbeda
- Efisien penggunaan ruang
- Sirkulasi antar fasilitas
Untuk bentuk bangunan banyak menggunakan bentukan persegi panjang.
Gambar 4.3 Bentuk Bangunan
53
Gambar 4.4 persegi Gambar 4.5 3D persegi Bentukan-bentukan persegi panjang ini lebih sesuai diterapkan pada bangunan
asrama karena dengan bentuk persegi panjang semua ruang bisa dimaksimalkan dengan baik.
Gambar 4.6 mengalami substrakt Gambar 4.7 mengalami coakan Selain menyesuaikan dengan bentuk sitenya, karena menrupakan bagian dari
kampus UPN maka bentuk persegi juga menyesuaikan dengan bangunan-bangunan yang sudah ada di kampus UPN yang mayoritas berbentuk persegi. Namun nantinya akan
dibuat sedemikian rupa agar terlihat seperti bangunan asrama yang mana akan banyak permainan coakan dan tampilan yang mencerminkan hunian tempat tinggal yang nyaman
untuk memberi kesan informal dari bangunan
Hal ini dimaksudkan untuk membatasi antara asrama mahasiswa putra dan asrama mahasiswa putri, selain itu juga mengarahkan mahasiswa pada hal-hal
kegiatan yang positif dan mudah diawasi oleh pengawas.
54
4.4 Analisa iklim
Indonesia merupakan negara dengan iklim tropis dimana penduduknya dapat menikmati 2 musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Untuk analisa
iklim ini akan dibahas mangenai analisa matahari dan angin.
4.4.1 Analisa Matahari
Penerangan cahaya matahari dimanfaatkan antara 08.00 pagi hingga jam 16.00 sore. Pada waktu tersebut, cahaya yang masuk kedalam ruangan melalui
bukaan atau celah dapat berasal dari cahaya langit dan cahaya matahari langsung. Cahaya matahari langsung dapat menimbulkan peningkatan suhu pada
ruangan, maka sebaiknya cahaya langsung dari matahari sedikit dihindarkan agar tidak terlalu banyak masuk kedalam ruangan, sedangkan cahaya yang masuk
dikehendaki adalah cahaya terang langit sebagai sumber cahaya alami yang ideal
Gambar .4.8 Analisa Matahari
55 Untuk menghindari adanya radiasi matahari langsung pada unit hunian
maka dilakukan pemecahan sebagai berikut :
Menghindari pemakaian jenis bahan yang bersifat reflektif untuk mencegah silau.
Menggunakan jenis pohon berdaun hijau sepanjang massa sebagai
pelindung.
Menghidari perletakan pembukaan yang tegak lurus dengan arah matahari jika hal ini harus terjadi maka harus ada sosoran yang dapat menghindari
sinar langsung.
4.4.2. Curah hujan
Karena memiliki 2 musim yaitu kemarau dan musim hujan sehingga perlu juga menganalisa mengenai curah hujan untuk menghindari hal-hal yang terjadi
disaat musim hujan tiba. Untuk menghindari hujan pada bangunan dibutuhkan atap. Terdapat
berbagai macam bentuk atap yang dapat digunakan.
matahari air hujan
Gambar 4.9 Siklus air hujan pada atap miring
Salah satunya atap miring yang umum dipakai karena menyesuaikan iklim setempat, selain itu juga air hujan yang turun lewat atap miring bsa langsung jatuh
kebawah tanpa tertampung diatas atap. Atap miring juga menguntungkan disaat panas karena terdapat sosoran yang dapat menghindari sinar langsung.
56
4.4.3 Analisa Angin
Gambar 4.9 Analisa Angin
Untuk mendapatkan kenyamanan dalam ruang maka :
Digunakan sistem cross ventilation
Bukaan-bukan diusahakan menghadap arah aliran angin
Perbanyak pohon-pohon berdaun hijau agar suasana lebih sejuk
4.5 Tema Perancangan
Aspek energi dalam proses perencanaan arsitektur merupakan suatu hal yang fundamental dan menjadi pijakan suatu desain. Aspek tersebut
tentunya bukanlah suatu hal yang baru lagi, namun selayaknya sudah menjadi dasar bagi tiap arsitek dalam mendesain obyek arsitektural. Menurut Jimmy
Priatman, Ketua Pusat Studi Energi Bangunan dan dosen Pascasarjana Manajemen Konstruksi Fakultas Teknik Arsitektur UK Petra Surabaya, konsep
arsitektur hemat energi merupakan salah satu tipologi arsitektur yang berorientasi pada konservasi lingkungan global alami, dimana dalam perspektif yang lebih
luas, lingkungan yang dimaksud adalah meliputi bumi, udara, air, dan energi yang perlu dilestarikan.
Pengertian konsep rancangan Hemat Energi. adalah sebagai berikut :
57
Hemat : tidak boros, cermat
Menghemat : menggunakan sesuatu dengan cermat dan hati - hati
Energi : kemampuan untuk melakukan kerja misal untuk energi listrik
dan mekanika, daya kekuatan yang dapat digunakan untuk melakukan berbagai proses kegiatan, misal dapat merupakan bagian suatu bahan atau
tidak terikuti pada bahan seperti sinar matahari tenaga.
Hemat Energi dari segi arsitektur : meninimalkan penggunaan
energi tanpa membatasi atau merubah fungsi bangunan, kenyamanan,
maupun produktivitas penghuninya
Hemat Energi Perancangan pasif merupakan cara penghematan energi
melalui pemanfaatan energi matahari secara pasif, yaitu tanpa mengonversikan energi matahari menjadi energi listrik. Rancangan pasif
lebih mengandalkan kemampuan arsitek bagaimana rancangan bangunan dengan sendirinya mampu “mengantisipasi” permasalahan iklim luar.
Untuk mendapatkan kenyamanan termal dengan pengkondisian alami dapat dilakukan dengan :
1. Sumbu panjang bangunan orientasi bangunan, sumbu panjang bangunan setidaknya sejajar dengan sumbu timur dan barat bersudut 5 derajat dari sumbu
timur barat. Hal ini agar bukaan yang ada menghadap utara dan selatan. Penetrasi sinar matahari langsung juga dapat diminimalkan karena sisi terpendek yang
berhadapan dengan matahari timur dan barat. 2. Tidak adanya material keras di sekeliling bangunan. Perlu diingat material di
sekeliling bangunan akan menyerap panas. Halaman yang ditanami vegetasi
58 pohon dan rumput akan memanfaatkan panas untuk proses asimulasi sehingga
akan menambah sejuk udara sekeliling. Hindari pemakainan beton, aspal dan paving block di sekeliling bangunan.
3. Bangunan sedapat mungkin ditengah lahan atau memungkinkan mendapatkan hembusan angin pada semua sisi untuk membantu menyejukkan permukaan
bangunan. 4. Usahakan ventilasi berlangsung 24 jam. Posisi jendela pada bukaan utara dan
selatan. Pada malam hari perlu kasa nyamuk karena serngga menyukai cahaya terang dari dalam rumah. Hindari bangunan berdenah rumit, karena partisi
pembatas akan menghambat aliran udara. Lubang bukaan diusahakan tidak hanya satu sisi teteapi 2 sisi bangunan sehingga tercipta ventilasi silang. cross
ventilation 5. Teritisan pada bangunan sangat diperlukan. Idealnya panjang tritisan pada
keempat sisi rumah berbeda karena berhubungan dengan panjang pembayangan pada bukaan dinding jendela tidak sama kada keempat sisi. Selain berfungsi
untuk pembayangan, tritisan juga bermanfaat untuk menghindari tampias jika musin penghujan. Tritisan digunakan untuk melindungi bukaan. Pelindung ini
dapat berupa pohon, tirai untuk menghindari sinar matahari langsung. 6. Dinding juga memerlukan perlindungan dari sinar matahari langsung. Dinding
yang panas akan merambat masuk ke dalam ruangan sehingga ruangan menjadi ikut hangat. Untuk itu dapat dipakai teritisan untuk melindungi dinding. Atau
dengan menggunakan selasar untuk melindungi dinding. 7. Langit-langit juga bermanfaat untuk mencegah panas masuk melalui atap ke
59 dalam ruangan. Radiasi dari atasp dapat dicegah dengan langit-langit. Untuk
mencitakan ventilasi alami yang baik, sebuah ruangan harus mempunyai ketinggian langit-langit minimal 3 m dari lantai.
8. Volume ruangan juga berpengaruh pada kenyamana termal. Volume yang besar dapat membantu mengatasi kesejukan. Efek volume sebenarnya menerapkan
prinsip bahwa “Volume udara yang lebih besar akan menjadi panas lebih lama apabila disbanding dengan ruangan yang bervolume lebih kecil” Hal ini
diterapkanpada bangunan colonial yang mempunyai ruangan yang besar, jendela yang lebar dan langit-langit yang tinggi diatas 4 m.
9. Usahakan ada 3 lubang ventilasi yang berbatasan dengan dinding luar yaitu : Lubang atas untuk ventilasi atas dengan udara hangat yang ringan, lubang
tengan jendela, untuk angin yang mengenai tubuh dan lubang bawah untuk melepaskan udara lembab yang berat.
10. Jika memungkinkan, angkatlah lantai bangunan minimal 50 cm dari tanah halaman untuk memudahkan udara lembab keluar dari bangunan. Perlu diingat
6 0
S U
N G
A I
JL .R
U N
G K
U T
M A
D Y
A
J A
L A
N
KAMPUS UPN VETERAN JATI M
BAB V KONSEP RANCANGAN
5. 1 Konsep Tapak 5.1.1 Konsep Penzoningan
Konsep penzoningan pada perancangan di sesuaikan berdasarkan aktifitas kegiatan yang ada di asrama ini, penzoningan pada site di konsep menjadi 3, yaitu
meliputi :
Gambar 5.1 Penzoningan
- Area publik : fasilitas penunjang - Area semi privat : kantor pengelola
- Area privat : asrama putri dan putra
5.1.2 Konsep Pola Tatanan
Sesuai dengan tema yang digunakan yaitu hemat energi. Maka pada pola tatanan disesuaikan dengan tema. Sesuai point 1 hal 57 sumbu panjang tidak
mengarah pada arah timur dan barat.
A REA PUBLIK
A REA SEM I A REA PRIV A T