Kriteria Pemilihan Lahan Analisa Lahan

commit to user Laporan Tugas Akhir Bab IV Perencanaan Lahan Bayu Budi Prastowo I 8708021 Universitas Sebelas Maret Surakarta

BAB IV PERENCANAAN LAHAN

4.1. Kriteria Pemilihan Lahan

Dasar pemilihan lahan berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Solo. Lahan yang tersedia telah dipetakan sebagai ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai tempat pelestarian alam. Demikian pula dengan Taman Satwa Taru Jurug yang berfungsi sebagai tempat pelestarian satwa dan tumbuhan. Lihat Gambar 4.1. Gambar 4.1 Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Solo 26 commit to user Laporan Tugas Akhir Bab IV Perencanaan Lahan Bayu Budi Prastowo I 8708021 Universitas Sebelas Maret Surakarta 27

4.2. Analisa Lahan

Kondisi setiap lahan tidak pernah sama. Hal ini dipengaruhi berbagai aspek. Kemiringan tanah, kondisi air, ruang hijau, pemandangan, kebisingan, dan lain- lain. Konsep desain juga dipengaruhi oleh kondisi lahan.

4.2.1. Tata Guna Lahan

Lahan ini tepat digunakan sebagai Taman Satwa Taru Jurug yang berfungsi sebagai wadah melestarikan satwa dan tumbuhan. Sekaligus sebagai tempat rekreasi dan bersantai.

4.2.2. Lokasi Lahan

Taman Satwa Taru Jurug Terletak pada Jl. Ir. Sutami 18, Kelurahan Jebres Surakarta. Lihat Gambar 4.2. Gambar 4.2 Gambar Lokasi Taman Satwa Taru Jurug Sumber: Bakosurtanal commit to user Laporan Tugas Akhir Bab IV Perencanaan Lahan Bayu Budi Prastowo I 8708021 Universitas Sebelas Maret Surakarta 28

4.2.3. Kemiringan Lahan

Kemiringan lahan Taman Satwa Taru Jurug adalah ± 15 o . Dengan kondisi kemiringan menuju sungai bengawan Solo, sehingga pada saat hujan air mengalir menuju sungai, Selain itu ada juga yang menuju danau buatan. Lihat Gambar 4.3. Kemiringan Lahan Gambar 4.3. Kondisi Kemiringan Lahan Sumber : Google Earth Melihat kondisi kemiringan tanah, maka perancangan saluran air dibuat mengikuti arah kemiringan sehingga pada saat hujan area pedestrian tidak kebanjiran.

4.2.4. Sumber Air

Sumber air yang digunakan adalah air PDAM dan juga dari sumur bor. Air PDAM hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan air kantor. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan air seluruh areal Taman Satwa Taru Jurug yang begitu besar berasal dari air sumur bor dalam. commit to user Laporan Tugas Akhir Bab IV Perencanaan Lahan Bayu Budi Prastowo I 8708021 Universitas Sebelas Maret Surakarta 29 Sistem pendistribusian air bersih yang digunakan adalah sistem downfeet. Perlengkapn yang digunakan dalam sistem ini antara lain : meter air, tandon bawah yang dilengkapi pompa yang terbagi atas masing-masing blok massa, dan tandon atas yang terletak pada kontur yang paling tinggi. Pompa Gambar 4.4. Sistem Distribusi Air Bersih Sumber: Novi Dian 2010 Sistem pendistribusian air bersih dibuat seperti bagan diatas karena jarak lahan ini memiliki kontur yang miring 15 . Dari tandon tas inilah pendistribusian air dilakukan dengan cara mengalirkan air bersih secara downfeet ke tandon-tandon bawah yang tersebar disetiap blok massa dengan menggunakan pompa dan dialirkan ke tempat yang membutuhkan. 4.2.5. Sistem Pembuangan 4.2.5.1. Pembuangan Air Hujan Dalam pembangunan kawasan wisata aspek harus diperhatikan adalah tersedianya prasarana drainase yang mampu menjamin kawasan tersebut tidak tergenang air pada waktu musim hujan. Di kawasan Taman Satwa Taru Jurug saluran terletak di sisi luar bangunan atau di samping jalan lingkungan yang saling berhubungan dan dialirkan ke sungai atau danau buatan . Pada setiap 15 m di saluran drainase Sumur Bor Tandon Atas Tandon Bawah Distribusi Tandon Bawah Tandon Bawah Tandon Bawah Distribusi Distribusi Distribusi commit to user Laporan Tugas Akhir Bab IV Perencanaan Lahan Bayu Budi Prastowo I 8708021 Universitas Sebelas Maret Surakarta 30 terdapat sumur resapan air hujan dengan diameter dalam 70 cm, tebal 15 cm. Sumur tersebut terdiri dai 5 lapisan dengan masing-masing kedalaman 40 cm dan setiap lapisan diisi dengan batu kali. Dinding saluran drainase tersebut terbuat dari bahan beton dengan lebar dasar saluran 40 cm dan kedalaman 75 cm.

4.2.5.2. Saluran Kotoran

Kotoran buangan dari kloset yang berupa limbah padat dialirkan melalui pipa pembuangan untuk kemudian disalurkan ke septictank. Pipa pembuangan secara horizontal memiliki kemiringan 2 dari jarak horizontal yang ditempuh.

4.2.5.3. Sampah

Sistem pembuangan sampah dari bangnan, akan dibagi menjadi 2 bagian yaitu pembuangan sampah yang dihasilkan manusia dan sampah yang dihasilkan hewan. Pembuangan sampah yang dihasilkan manusia termasuk sampah yang dibuang oleh pengunjung. Untuk sampah jenis ini telah disediakan tempat sampah yang berada di area sirkulasi para pengunjung. Sistem pembuangan yang diplih adalah sistem pembuangan kolektif oleh petugas kebersihan, untuk kemudian ditampung terlebih dahulu dan dibuang ke TPA. Sampah dari kotoran binatang, untuk sampah jenis ini akan dibersihkan oleh petugas kebun binatang. Sebagian akan dibakar ditempat pembakaran yang telah disediakan dan sebagian akan diolah menjadi pupuk.

4.2.6. Sistem Listrik

Pada prinsipnya distribusi listrik ke tiap bangunan bersumber dari PLN. Dari gardu PLN yang terletak pada bangunan gardu induk, dari sini dihubungkan ke mesin trafo kemudian didistribusikan melalui panel control. commit to user Laporan Tugas Akhir Bab IV Perencanaan Lahan Bayu Budi Prastowo I 8708021 Universitas Sebelas Maret Surakarta 31 Pada proyek ini ruang panel terdapat di dekat area kantor pengelola. dari panel induk listrik dialirkan ke tiap gedung, pada tiap zona massa terdapat satu ruang panel.

4.2.7. Penghijaun

Kondisi eksisting Taman Satwa Taru Jurug memiliki jenis tanaman yang sangat bervariasi. pepohonan peneduh, tanaman obat-obatan , dan lain-lain. Fungsi XWDPDQ\DDGDODKVHEDJDLSHQJKLMDXDQ7DPDQ6DWZD7DUX-XUXJGDQ³SDUX-SDUX´ kota Solo. Perancangan bangunan akan lebih baik bila tidak menumbangkan tanaman yang ada tetapi justru mengikuti pola tanaman. Namun bila terpaksa tanaman tersebut bisa direlokasi atau diganti tanaman baru pada tempat yang berbeda.

4.2.8. Kebisingan

Tingkat kebisingan pada sisi Barat site lebih rendah, disebabkan hanya digunakan sebagai jalan lokal. Tingkat kebisingan pada sisi Selatan sangat tinggi, disebabkan digunakan sebagai jalan arteri sekunder. Jadi sebaiknya peletakan satwa pada sisi utara yang jauh dari kebisingan, karena satwa peka terhadap suara dan mempengaruhi proses perkembangbiakan.

4.3. Analisa Sirkulasi