98
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa pada SMA negeri dan SMA swasta se kabupaten Banjarngara adalah
sebagai brikut: a.
Aspek kepemimpinan kepala sekolah Kepemimpinan kepala sekolah Pada SMA negeri dan swasta memiliki kriteria
sangat ideal. Akan tetapi terdapat kelemahan pada kompetensi supervisi. hal ini terjadi karena kepala sekolah belum optimal didalam mengamati kegiatan
belajar mengajar dikelas, sehingga tenaga pendidik dan siswa tidak terpantau perkembangannya. Hal ini terjadi dikarenakan kepala sekolah di SMA negeri
dan swasta beranggapan bahwa guru disekolah tersebut sudah profesional di dalam kegiatan kegiatan belajar mengajar dikelas.
b. Aspek manajemen kurikulum dan program pengajaran
Manajemen kurikulum dan program pengajaran pada SMA negeri dan swasta berkriteria sangat optimal. Akan tetapi terdapat kekurangan pada penilaian
hasil belajar yang masih kurang optimal dikarenakan didalam penilaian hasil belajar didasarkan pada standar penilaian pendidikan yang semakin tinggi.
c. Aspek manajemen tenaga kependidikan
Manajemen tenaga kependidikan pada SMA negeri dan swasta berkriteria sangat ideal. Akan tetapi terdapat kekurangan pada tenaga pustakawan dan
tenaga laboratorium. Hal ini di karenakan pada SMA baik negeri dan swasta
99
belum mempunyai kualifikasi akademik yang memadai untuk tenaga laboran dan pustakawan, sehingga untuk tenaga laboratorium masih dipegang secara
rangkap oleh guru masing-masing bidang studi. d.
Aspek manajemen kesiswaan Manajemen kesiswaan yang meliputi input dan proses belajar mengajar pada
SMA negeri dan swasta berkriteria tinggi. Perbedaan hanya SMA negeri memiliki input yang lebih baik dari SMA swasta. Hal ini disebabkan banyak
calon siswa yang menempatkan sekolah swasta sebagai pilihan kedua setelah sekolah negeri
e. Aspek manajemen sarana dan prasarana
Manajemen sarana dan prasarana pada SMA Negeri berkriteria sangat optimal sedangkan pada SMA Swasta berkriteria optimal. Namun, pada SMA
Negeri memiliki kekurangan pada sistem Pengadaan yang kurang optimal. Sedangkan pada SMA Swasta terdapat kelemahan pada pemeliharaan. Hal ini
terjadi dikarenakan kesadaran warga sekolah didalam memelihara sarana prasarana yang masih belum optimal.
f. Aspek output lulusan
Output yang di hasilkan oleh SMA negeri secara kualitas lulusan memiliki persentase lebih tinggi dari SMA swasta. Pada SMA negeri intensitas
melanjutkan ke perguruan tinggi rata-rata 35, dan pada SMA swasta 10, untuk tahun ini pada SMA negeri dan swasta kelulusan belum mencapai
100.
100
5.2 Saran