PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN DENGAN LIQUIDITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI PADA PERUSAHAAN LQ 45 YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

(1)

The Influence of Profitability to Cash Dividend Policy with Liquidity as Moderating Variable to LQ-45 Companies Listed in Indonesia Stock Exchange

DisusunOleh: LASMANHURI

20090410029

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

The Influence of Profitability to Cash Dividend Policy with Liquidity as Moderating Variable to LQ-45 Companies Listed in Indonesia Stock Exchange

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

DisusunOleh: LASMANHURI

20090410029

FAKULTAS EKONOMI DANS BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(3)

merupakan hasil karya sendiri dan didalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi manapun.

Dengan judul “PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN

DIVIDEN DENGAN LIQUIDITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI PADA PERUSAHAAN LQ 45 YANG TERDAFTAR DI BURASA EFEK

INDONESIA”. Sepanjang pengetahuan saya, tidak pernah terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis bahkan diterbitkan oleh orang lain. Kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dalam daftar pustaka. Selanjutnya apa bila dikemudian hari esok terbukti melakukan duplikasi dan ada pihak lain yang merasa dirugikan, saya siap bertanggung jawab dan menerima resiko yang menyertainya.

Yogyakarta, 23 Desember 2016

Penulis


(4)

lain

(Muhammad SAW)

Allah tidak akan membebani seseorang melalukan sesuatu

melainkan dengan kemampuannya

(Q.S Al-baqarah : 28

Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu,

maka allah akan memudahkan baginya jalan menuju surge


(5)

saya masih bisa berdiri sampai saat ini.

Nabi Muhammad SAW atas pedoman-pedomanmu dan sunnah-sunnah mu, terima kasih

Persembahan dari seorang anak untuk : Ayah dan Omak ku tercinta, yang selalu member doa, dukungan, perhatian, motivasi, dan kasih sayang yang tak terhingga disetiap langkah-langkahku. I love you

Buat saudara ku : Erpan dan keluarga, Dhison dan keluarga, Busro dan keluarga, dan Edi putra sekeluarga

Buat Nenek ku tersayang, yang selalu mensupport dan mendoakanku serta adik-adik dan keponakan ku tercinta.

Dosen pembimbing ibuk Lela hindasah yang baik, yang selalu sabar membimbingku selama penyusunan skripsi, terimakasih banyak buk atas waktu dan dukungannya.

Terimakasih buat sahabat-sahabat seperjuangan yang sama-sama menuntut ilmu di UMY, maaf tidak bisa menyebutkan namanya satu-persatu. Kalian best of the best deh.


(6)

Terimakasih juga buat sang mantan dan sang pacar karena telah hadir dalam keseharian ku


(7)

sisi manajemen perusahaan, tetapi juga dari pemegang saham. Para pemegang saham akan mengajukan pembagian dividen apabila perusahaan berhasil membukukan profit. Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan dividen tunai dengan likuiditas sebagai variabel moderating. Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu kebijakan dividen tunai, sedangkan variable independenya itu profitabilitas, sedangkan Likuiditas sebagai variable pemoderasi. Populasi ini, yaitu perusahaan LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014. Hasil penelitian ini adalah kebijakan jumlah pembagian dividen perusahaan dipengaruhi oleh profitabilitas dan diperkuat oleh likuiditas perusahaan.


(8)

company has made profit accountancy. This research aimed to empirically test the influence of profitability to cash dividend policy of which liquidity served as its moderating variable. The dependent variable of this research was cash dividend policy and the independent variable was profitability in which liquidity served as moderating variable. The population of the research was LQ-45 companies listed in Indonesia Stock Exchange during 2012-2014. The result of the research was that the amount of stock share of company dividend was influenced by profitability and was strengthened by company liquidity.


(9)

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

... MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

... INTISARI ... ix

ABSTRACT ... x

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian... 6

E. Manfaat penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A.Landasan Teori ... 8

1. dividen ... 8

2. Profitabilitas ... 22

3. Likuiditas ... 23


(10)

A.Obyek dan Subyek penelitian 30

B.Jenis Data 30

C.Teknik Pengambilan Sampel 31

D.Teknik Pengumpulan Data 31 E. Definisi Operasional Variabel Peneltian 32

F. Analisis Data 33 G.Uji Instrumen dan Kualitas dan Data 34 H.Uji Hipotesis 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 40

A. Analisis Deskriptif 40

B. Uji Asumsi Klasik 42

C. Pengujian Hipotesis ... 43

D. Pembahasan ... 45

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN ... 47

A. Kesimpulan ... 47

B. Keterbatasan ... 47

C. Saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(11)

(12)

(13)

x

accountancy. This research aimed to empirically test the influence of profitability to cash dividend policy of which liquidity served as its moderating variable. The dependent variable of this research was cash dividend policy and the independent variable was profitability in which liquidity served as moderating variable. The population of the research was LQ-45 companies listed in Indonesia Stock Exchange during 2012-2014. The result of the research was that the amount of stock share of company dividend was influenced by profitability and was strengthened by company liquidity.


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Investasi merupakan suatu penanaman modal yang dilakukan oleh seseorang yang sering disebut dengan investor, biasanya berinvestasi disuatu perusahaan dengaan tujuaan untuk mencari pendapatan atau tingkat kembalian investasi (return) baik berupa deviden (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga jual belinya (capital again). Ada beberapa investasi yang bisa dilakukan oleh seorang investor, salah satunya berinvestasi pada pasar modal, berinvestasi pada saham, berinvestasi pada obligasi, berinvestasi pada rekadana dan lain sebagainya. Biasanya investor berinvestasi degan menggunakan saham karena para investor menginginkan pembagian dividen yang stabil. Stabilitas dividen akan meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan dalam menanamkan dananya. Sebaliknya jika dividen tidak dibayarkan tingkat ketidakpastian investor akan meningkat dan menyebabkan peningkatan pengembalian yang diinginkan serta mengurangi nilai saham, maka setiap perusahaan harus menetapkan kebijakan dividen (Lestari, 2009).

Pembagian dividen sebuah perusahaan akan menerapkan salah satu dari empat jenis kebijakan dividen. Kebijakan dividen tersebut terdiri dari: 1.


(15)

Kebijakan dividen yang stabil, 2. Kebijakan dividen dengan penetapan jumlah minimal dan ekstra dividen, 3. Kebijakan dividen dengan penetapan rasio pembayaran dividen yang konstan, dan 4. Kebijakan dividen yang fleksibel (Riyanto, 2001).

Kebijakan dividen kas sebuah perusahaan memiliki dampak penting bagi pihak yang terlibat di masyarakat (Mariah, 2012). Bagi para pemegang saham atau investor, dividen kas merupakan tingkat pengembalian investasi mereka. Bagi pihak manajemen, dividen kas merupakan arus kas keluar yang mengurangi kas perusahaan. Bagi kreditor, dividen kas dapat menjadi signal mengenai kecukupan kas perusahaan untuk membayar bunga atau bahkan melunasi pokok pinjaman.

Investor menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil. Stabilitas dividen akan meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan dalam menanamkan dananya. Sebaliknya jika dividen tidak dibayarkan tingkat ketidakpastian investor akan meningkat dan menyebabkan peningkatan pengembalian yang diinginkan serta mengurangi nilai saham, maka setiap perusahaan harus menetapkan kebijakan dividen (Lestari, 2009).

Kebijakan dividen suatu perusahan akan melibatkan dua pihak yang berkepentingan akan saling bertentangan (agency problem) yaitu kepentingan para pemegang saham dengan dividennya dan kepentingan para perusahaan dengan laba ditahannya. Manajemen sering mengalami kesulitan untuk


(16)

memutuskan apakah akan membagi dividennya atau akan menahan laba untuk diinvestasikan kembali kepada proyek-proyek yang menguntungkan guna meningkatkan pertumbuhan perusahaan (Jumiati, 2013).

Laba sebaiknya tidak dibagikan sebagai deviden seluruhnya dan sebagian disisihkan untuk investasi kembali. Laba ditahan (retained earning) merupakan salah satu dari sumber dana yang berasal dari modal sendiri dan modal yang paling penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan agar bisa berkembang, dan disisi lain perusahaan juga bisa membayar deviden kepada pemegang saham.

Besar kecilnya dividen yang akan dibayarkan oleh perusahaan tergantung pada kebijakan dividen dari masing-masing perusahaan. Pembagian dividen yang lebih besar berarti akan meningkatkan harga saham yang berarti meningkatkan nilai saham, tetapi pembagian dividen yang semakin besar akan mengakibatkan semakin berkurangnya dana untuk investasi (Widiyanti dan Indarto, 2012). Dikarenakan dividen merupakan salah satu alasan untuk berinvestasi pada pasar modal, maka penelitian ini mencoba menganalisis fakor-faktor yang di duga mempengaruhi dividen.

Rasio profitabilitas dijadikan tolak ukur dalam menentukan harga saham, karena rasio profitabilitas adaalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, asset, dan pada saham tertentu.


(17)

Profitabilitas mengambarkan tingkat keuntungan perusahaan, Semakin besar keuntungan yang diperoleh perusahaan, maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan dalam membayar dividen (Qadir, 2010). Berbeda dengan hasil Penelitian yang dilakukan (Lestari, 2011) keuntungan yang diperoleh perusahaan lebih banyak digunakan untuk melakukan ekspansi

usaha sehingga keuntungan yang diperoleh tidak dibagikan kepada investor. Pengujian pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan dividen diawali oleh penelitian (Lintner, 1956) yang menemukan bahwa laba tahun berjalan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pembayaran dividen saat ini selain dividen tahun sebelumnya. Laba merupakan indikator utama yang menunjukkan kapasitas perusahaan dalam membayarkan dividen (Anil dan Kapoor, 2008)

Perusahaan yang memperoleh keuntungan cenderung akan membayar porsi dividen yang lebih besar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profitabilitas sangat diperlukan oleh perusahaan apabila akan mebayar dividen. Hal tersebut sejalan dengan penelitian (Suharli, 2007) dan (Qadir, 2010) profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Sedangkan penelitian (Sulistyowati, 2010) dan (Lestari, 2011) menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen karena keuntungan perusahaan lebih banyak digunakan untuk melakukan ekspansi


(18)

Likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangan yang bersifat jangka pendek. Dividen merupakan tingkat keuntungan yang dibagikan kepada pemegang saham dan merupakan kewajiban perusahaan. Semakin tinggi likuiditas perusahaan, maka semakin tinggi pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen (Widiyanti dan Indarto, 2012). Berbeda dengan penelitian yang dilakukan (Eko, dkk, 2011) walaupun kemampuaan likuiditas perusahaan cukup kuat tidak memberikan dampak positif terhadap kebijakan dividen.

Berdasarkan latar belakang dan hasil empiris terdahulu yang masih bervariasi, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitaian kembali dengan judul “Pengaruh Profitabilitas Terhadap Kebijakan Dividen dengan Liquiditas Sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan LQ 45 yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan dividen dengan liquiditas sebagai variabel moderasi pada perusahaan LQ 45 periode 2012-2014. Adapun pemilihan variabel penelitian ini mengacu pada bebrapa model penelitian terdahulu profitabilitas dan liquiditas sebagai variabel moderasi.

B. Batasan Penelitian

Agar mendapat temuan yang terfokus dan mendalami permasalahan serta untuk menghindari penafsiran yang berbeda, maka peneliti perlu


(19)

membatasi masalah penelitian. Oleh karena itu peneliti menggunakan Profitabilitas sebagai variable indevenden. Peneliti menggunakan Liquiditas sebagai variable moderasi. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka rumusan masalah yang dapat diuji dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah Profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan deviden perusahaan?

2. Apakah Profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan dividen dengan liquiditas sebagai variabel moderasi?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Menguji pengaruh Profitabilitas terhadap kebijakan deviden perusahaan? 2. Menguji Profitabilitas terhadap kebijakan dividen dengan liquiditas


(20)

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

1. Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada

pengembangan teori dan bisa menjadi bahan referensi untuk penelitian –

penelitian selanjutnya sehingga bisa memperbaiki penelitian terdahulu.

2. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan perusahaan dalam dalam mengambil keputusan mengenai kebijkan dividen agar dapat memaksimalkan nilai perusahaan dan kesejahteraan para pemegang saham.


(21)

BAB II

TINJUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Dividen

a. Pengertian Dividen

Dividen merupakan distribusi oleh perusahaan kepada pemegang saham yang didasarkan pada laba perusahaan. Perusahaan yang sukses akan memperoleh pendapatan (income). Pendapatan tersebut dapat diinvestasikan ke dalam bentuk operating aset, diinvestasikan ke dalam bentuk sekuritas, digunakan untuk melunasi utang, ataupun didistribusikan kepada para pemegang saham. Pemegang saham memiliki hak untuk bagian yang proporsional dari setiap dividen dimana saham dalam suatu kelas tertentu akan menerima dividen yang sama (Harrison Jr. W.T. et al, 2011).

Besarnya dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham dapat direpresentasikan oleh suatu rasio yang disebut sebagai devidend

payout ratio yang merupakan persentase dari pendapatan setelah pajak

yang berubah menjadi dividen. Besaran yang menyangkut dividen lainnya adalah dividen per share yaitu besarnya dividen untuk tiap-tiap lembar saham. Semakin tinggi tingkat dividen, yang ditetapkan


(22)

perusahaan berarti semakin kecil dana yang tersedia untuk ditanamkan dalam perusahaan.

Pada praktiknya, dividen tidak selalu dibagikan dalam bentuk kas. Adapun bentuk-bentuk dividen lainnya adalah (Sulitia, 2009).

1). Dividen saham (stock devidend), yaitu dividen yang dibagikan perusahaan dalam bentuk saham perusahaan sehingga jumlah saham perusahaan menjadi bertambah. Namun demikian arus kas perusahaan tidak terganggu karena perusahaan tidak perlu mengeluarkan kas.

2). Dividen properti (property devidend), yaitu dividen yang dibagikan dalam bentuk aktiva lain selain kas atau saham, misalnya aktiva tetap dan surat-surat berharga.

3). Dividen likuidasi (liquidating devidend), yaitu dividen yang diberikan kepada pemegang saham sebagai akibat dilikuidasikannya perusahaan.

Dengan demikian, manajemen harus membuat sesuatu kebijakan yang menyangkut pengguna laba yang menjadi hak pemegang saham.

b. Kebijakan dividen

Kebijakan deviden merupakan keputusan tentang seberapa banyak laba saat ini yang akan dibayarkan sebagai dividen dari pada laba yang


(23)

akan ditahan untuk kemudian diinvestasikan kembali dalam perusahaan (Bringham, E.F. dan Houston, J.F, 2011).

Kebijakan dividen perusahaan dapat berubah-ubah sepanjang waktu sesuai dengan pertimbangan perusahaan pada waktu itu dan berbeda antar satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Dalam melaksanakan kebijakan dividennya, perusahaan dapat menggunakan satu dari alternatif kebijakan dividen mengenai pola pembayaran dividen berikut (Sulitia, 2009):

1).Rasio pembayaran dividen konstan.

Dalam kebijakan ini, dividen payout ratio yang ditetapkan perusahaan konstan dari tahun ke tahun. Jadi, walaupun dividen payout ratio konstan, jumlah nominal dividen per saham akan berfluktuasi sesuai dengan variasi pendapatan setelah pajak perusahaan.

2).Dividen per saham konstan.

Kebijakan ini merupakan kebalikan dari kebijakan rasio pembayaran dividen konstan. Dalam kebijakan ini, perusahaan menetapkan besaran dividen per saham yang konstan dari tahun ke tahun. Jadi, walaupun pendapatan setelah pajak perusahaan mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun, akan tetapi besarnya dividen per saham yang dibagikan perusahaan akan tetap sama.


(24)

Dalam kebijakan ini, perusahaan membagikan dividen yang kecil untuk tiap lembar sahamnya secara teratur. Apabila nantinya pada akhir tahun laba perusahaan mengalami peningkatan maka terdapat ekstra dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham. Diperoleh dari selisih antara nilai realisasi aset perusahaan dikurangi dengan semua kewajibannya.

Kebijakan tersebut sangat penting bagi perusahaan karena pembayaran dividen simungkinkan akan berpengaruh pada nilai perusahaan dan laba ditahan yang biasanya merupakan sumber dana internal yang terbesar dan terpenting bagi pertumbuhan perusahaan.

c. Prosedur pembagian dividen

Pembagian dividen ditentukan oleh dewan direksi perusahaan melalui rapat umum pemegang saham. Berikut ini adalah prosedur yang umum digunakan perusahaan saat pembagian dividen (Ross et al., 2005 dalam Sulitia 2009).

1). Declaration Date.

Tanggal pengumuman resmi keputusan pembagian dividen yang diambil pada saat Rapat Umum Pemegang Saham.


(25)

Tanggal dimana seluruh pemegang saham perusahaan sampai batas tanggal tersebut berhak mendapatkan dividen.

3). Date of Record.

Tanggal pencatatan pemegang saham perusahaan yang berhak mendapatkan dividen

4). Ex Dividen Date.

Tanggal dimana pemegang saham tidak lagi berhak mendapatkan dividen.

5). Date of Payment.

Dividen dibayarkan pada tanggal pembayaran kepada semua pemegang saham yang berhak menurut catatan yang dibuat pada tanggal pencatatan.

Setiap tahapan memiliki durasi yang berbeda-beda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Hal ini tergantung kepada kebiijakan masing-masing perusahaan yang diputuskan pada saat Rapat Umum Pemegang Saham.

d. Teori Mengenai kebijakan dividen.

1). Kebijakan dividen tidak Relevan.

Teori Dividen Tidak Relevan dikemukakan (Modigliani dan Miller dalam Hanafi,2004). Modigliani dan Miller berpendapat, nilai suatu


(26)

perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya Dividend Payout

Ratio/DPR(sebagai proksi dari kebijakan dividen), namun ditentukan

oleh laba bersih sebelum pajak (EBIT) dan kelas risiko perusahaan. Jadi, pernyataan MM tersebut didasarkanpada asumsi penting yang lemah seperti pasar modal sempurna dimana semua investor adalah rasional, menurut MM ini didasarkan pada beberapa asumsi penting yang lemah seperti:

a). Pasar modal sempurna dimana para investor rasional.

b). Tidak ada biaya emisi saham baru jika perusahaan menerbitkan saham baru.

c). Tidak ada pajak baik perorangan maupun pajak penghasilan perusahaan.

d). Informasi tentang investasi tersedia untuk setiap individu. 2). Dividen dibayar tinggi (The Bird-in-the-Hand Theory).

Menurut (Gordon dan Lintner) biaya modal sendiri akan naik jika Dividend Payout Ratio (DPR) rendah. Teori ini menyatakan bahwa dividen memiliki tingkat kepastian yang lebih tinggi dibandingkan capital gain. Menurut teori ini, investor lebih memilih dividen yang sudah pasti jumlah nominalnya daripada mengharapkan adanya capital gain yang masih mungkin berfluktuasi. Karena tingkat kepastian dividen yang lebih tinggi dibandingkan capital gain, maka


(27)

investor akan cenderung membeli saham-saham yang membagikan dividen. Semakin tinggi dividen yang dibagikan maka semakin tinggi minat investor terhadap saham. Tingginya minat investor terhadap saham tersebut akan menyebabkan meningkatnya harga saham. Akibatnya, harga saham akan ditentukan oleh besarnya dividen yang dibagikan (Sulitia, 2009).

Menurut MM argumentasi yang dikemukakan Gordon dan Lintner tersebut mempunyai kesalahan, dalam hal peningkatan pembayaran dividen hanya dimungkinkan apabila laba yang diperoleh perusahaan juga meningkat. MM berpendapat bahwa pada akhirnya investor akan memilih untuk kembali menginvestasikan dividen yang mereka dapat pada perusahaan yang sama atau pada perusahaan yang memiliki resiko yang hamper sama.

3). Teori Perbedaan Pajak

Menurut Litzenberger dan Ramaswamy, adanya pajak yang dikenekan pada dividen dan capital gains membuat investor lebih menyukai capital gains dari pada dividen agar mereka dapat menunda pembayaran pajak. Oleh sebab itu, investor mensyaratkan suatu tinggat keuntungan yang lebih tinggi pada saham yang memberikan

dividend yield yang tinggi dengan capital agains yang rendah.


(28)

Menurut (Hanafi, 2004) Residual Theory pembayaran dividen dilakukan jika perusahaan memiliki dana sisa setelah membiayai investasi-investasi yang memiliki Net Present Value positif dengan menggunakan pendapatan perusahaan yang ditahan (retained

earnings). Jadi, dengan kata lain, pembayaran dividen merupakan

prioritas terakhir perusahaan. Apabila perusahaan tidak memiliki dana sisa, maka tidak ada pembayaran dividen yang dilakukan.

Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi akan menahan pendapatannya untuk membiayai proyek-proyek investasi yang layak sehingga rasio pembayaran dividennya kecil. Sedangkan perusahaan yang sudah besar tidak terlalu banyak lagi membiayai proyek-proyek investasi sehingga lebih banyak menggunakan pendapatannya untuk membayarkan dividen (Sulitia, 2009).

5). Clientele Effect Theory.

Teori ini menyatakan bahwa clientele (kelompok) pemegang saham yang bebeda akan memiliki preferensi yang berbeda pula terhadap kebijakan dividen perusahaan. Menurut (Hanafi, 2004) kebijakan dividen ditujukan untuk memenuhi kebutuhan segmen investor tertentu. Sebagi contoh, kelompok investor dengan tingkat pajak yang tinggi akan mengindari dividen, karena dividen mempunyai tingkat pajak yang lebih tinggi dibandingkan dengan


(29)

capital gain. Sebaliknya kelompok investor dengan pajak yang rendah akan lebih menyukai capital gain.

6). Teori Signaling Hypothesis

Investor lebih menyukai dividen dari pada capital agains dapat dibuktikan dengan adanya fakta empiris bahwa jika ada kenaikan dividen maka akan di ikuti dengan kenaikan harga saham dan begitu juga sebaliknya. Tetapi MM dalam (Pujiati, 2015) berpendapat berpendapat bahwa adanya kenaikan dividen yang lebih dari biasanya

adalah suatu “sinyal” untuk para investor bahwa manajemen

perusahaan meramalkan suatu peningkatan penghasilan di masa yang akan datang.

7). Teori Keagenan (Agency Theory)

Agency theory adalah teori yang menjelaskan agency

relationship dan masalah-masalah yang ditimbulkannya (Jensen dan

Meckling, 1976). Agency relationship merupakan hubungan antara dua pihak, dimana pihak pertama bertindak sebagai prinsipal/pemberi amanat dan pihak kedua disebut agen yang bertindak sebagai perantara yang mewakili prinsipal dalam melakukan transaksi dengan pihak ketiga. Pada agency theory yang disebut prinsipal adalah pemegang


(30)

saham dan yang dimaksud agen adalah manajemen yang mengelola perusahaan. Pihak prinsipal memberi kewenangan kepada agen untuk melakukan transaksi atas nama prinsipal dan diharapkan dapat membuat keputusan terbaik bagi prinsipalnya (Hartono dan Atahau, 2007). Dalam perusahaan yang telah go public, agency relationship

dicerminkan oleh hubungan antara investor dan manajemen perusahaan, baik board of directors maupun board of commissioners. Persoalannya adalah diantara kedua pihak tersebut seringkali terjadi perbedaan kepentingan.

Hubungan keagenan merupakan sebuah kontrak di mana satu orang atau lebih (prinsipal) yang melibatkan orang lain (agen) untuk melakukan beberapa pekerjaan atas nama mereka. Prinsipal akan mendelegasikan beberapa wewenang pengambilan keputusan kepada agen (Jensen, M.C. dan Meckling, W.H., 1976: 309).

Teori keagenan ini memiliki berbagai asumsi setiap individu memiliki kepentingan dirinya sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara principal dan agent. (Eisenhardt,1989 dalam Arief,2013) mengemukakan tiga asumsi sifat dasar manusia yaitu: (1) manusia pada umumnya mementingkan diri sendiri (self interest),(2) manusia memiliki daya sosial terbatas mengenai persepsi masa mendatang(bounded rationality), dan (3) manusia selalu menghindari


(31)

resiko (risk adverse). Inilah faktor biasanya terjadi masalah antara pihak agen dan prinsipal. Dimana kedua bela pihak biasanya selalu mementingkan keinginan dan ego mereka masing-masing, sehingga terjadi konflik antara prinsipal dan agen.

Tingkat asimetri informasi akan cenderung relative tinggi pada perushaan dengan tingkat kesempatan investasi yang besar. Manajer memiliki informasi tentang nilai proyek di masa mendatang dan tindakan mereka tidaklah dapat diawasi dengan detail oleh pemegang saham. Sehingga biaya agensi antara manajer dengan pemegang saham akan makin meningkat pada perusahaan dengan kesempatan investasi yang tinggi. Pemegang saham perusahaan tersebut akan sangat mungkin bergantung pada insentif guna memotivasi manajer untuk melakukan kepentingannya, hal tersebut akan berdampak pada pembagian dividen perusahaan, sehingga seringkali pembahasan mengenai dividen haruslah mengacu pada kerangka teori keagenan.

8). Expectation Theory.

Teori ini menyatakan bahwa para pemegang saham memiliki harapan masing-masing terhadap besarnya dividen yang akan dibayarkan perusahaan. Harapan atas besarnya dividen yang akan dibayarkan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor internal perusahaan seperti besarnya dividen tahun lalu, keputusan investasi perusahaan,


(32)

dan pendapatan perusahaan tahun ini. Harapan pemegang saham juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal seperti kondisi perekonomian dan politik negara.

Pada saat dividen diumumkan dan dibagikan, maka pemegang saham akan membandingkan keadaan aktual dengan harapan mereka. Hal ini akan mempengaruhi harga saham perusahaan. Apabila dividen aktual ternyata relatif sama dengan harapan.pemegang saham maka harga saham tidak terpengaruh. Sebaliknya, apabila terdapat perbedaan yang cukup besar antara dividen aktual dengan harapan pemegang saham, maka harga saham akan terpengaruh secara signifikan. Jadi, sebaiknya perusahaan bersikap sangat hati-hati dalam menentukan besaran dividen yang akan dibayarkan (Sulitia, 2009).

9). Information content of divident

Ada kecenderungan harga saham akan naik jika ada pengumuman kenaikan dividen, dan harga saham akan turun jika ada pengumuman penurunan dividen. Sebagai contoh, dengan data di Amerika Serikat, menunjukan bahwa harga saham naik sebesar 3% setelah pengumuman kenaikan dividen, dan harga turun sekitar 7% setelah pengumuman penurunan dividen. Sekilas fenomena tersebut nampaknya konsisten dengan argumen bahwa dividen meningkatkan nilai perusahaan. Tetapi ada argument lain yang lebih masuk akal.


(33)

Menurut argument tersebut dividen itu sendiri tidak menyebabkan kenaikan (penurunan) harga, tetapi prospek perusahaan, yang ditunjukan oleh meningkatnya (menurunnya) dividen yang dibayarkan, yang menyebabkan perubahan harga saham. Teori tersebut dikenal sebagai teori signal atau isi informasi dari dividen.

Menurut teori signal, dividen dipakai sebagai signal oleh perusahaan. Jika perusahaan merasa bahwa prospek di masa mendatang baik, pendapatan aliran kas diharapkan meningkat atau diperoleh pada tingkat di mana dividen yang meningkat tersebut bias dibayarkan, maka perusahaan akan meningkatkan dividen. Pasar akan merespon positif pengumuman kenaikan dividen tersebut, dan sebalinya. Menurut teori tersebut, dividen mempunyai kandungan informasi, yaitu prospek perusahaan di masa mendatang.

e. Faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen

Berikut ini faktor-faktor yang mempengaruhi dalam kebijakan dividen (Hanafi, 2004):

1). Kesempatan investasi.

Semakin besar kesempatan investasi maka dividen yang bisa di bagikan akan semakin sedikit, akan lebih baik jika dana ditanamkan pada investasi yang menghasilkan NPV positif.


(34)

2). Profitabilitas dan likuiditas.

Perusahaan yang mempunyai aliran kas atau profitabilitas yang baik bisa membayar dividen atau meningkatkan dividen. Hal yang sebaliknya akan terjadi jika aliran kas tidak baik. Alasan lain pembayaran dividen adalah untuk menghindari akuisisi oleh perusahaan lain. Perusahaan yang mempunyai kas belebihan seringkali menjadi target dalam akuisisi. Untuk menghindari akuisisi, perusahaan tersebut bisa membayar dividen, dan sekaligus juga memakmurkan pemegang saham.

3). Akses ke pasar uang.

Jika perusahaan mempunyai akses kepasar uang yang baik, perusahaan bisa membayar dividen lebih tinggi. Akses yang baik bisa membantu perusahaan memenuhi kebutuhan likuiditasnya.

4). Stabilitas pendapatan

Jika pendapatan perusahaan relatif stabil, aliran kas pada masa yang akan datang dapat diperkirakan lebih akurat. Perusahaan semacam itu bisa membayar dividen yang lebih tinggi. Hal ini sebaliknya terjadi untuk perusahaan yang mempunyai pendapatan yang tidak stabil. Ketidakstabilan aliran kas dimasa mendatang membatasi kemampuan perusahaan membayar dividen yang tinggi.


(35)

Perusahaan terlebih dahulu akan menentukan kebutuhan pendaanaan termasuk untuk membiayai kesempatan investasi yang layak diterima sebelum menentukan besarnya dividen yang akan dibagi. Jika laba perusahaan masih tersisah setelah pemenuhan kebutuhan pendanaan tersebut selanjutnya akan dibagikan dalam bentuk dividen. Dengan demikian, semakin besar kebutuhan pendanaan perusahaan akan berdampak pada semakin rendahnya dividen yang akan dibagi (Van Horne, James C dan Wachowic, John M., 2007:282) dalam (Pujiati, 2015).

2. Profitabilitas

Hanafi dan Halim(2009) mengemukakan bahwa rasio profitabilitas adalah rasio untuk mengukur kemempuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, aset dan modal saham tertentu. Ada tiga rasio yang sering digunakan, yaitu profit margin, Return on Asset (ROA) dan

Return On Equity( ROE).

a. Profit Margin.

Profit margin yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan

menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Profit margin

yang tinggi menandakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Profit margin yang rendah menandakan penjualan yang terlalau rendah untuk tingkat biaya yang


(36)

tertentu, atau biaya yang terlalu tinggi untuk tingkat penjualan tertentu. Secara umum, rasio yang rendah menujukkan ketidak efisienan manajemen.

b. Return On Asset (ROA).

Return on asset mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba

bersih berdasarkan tingkat aset tertentu. Return On asset juga sering disebut Retrurn On investmen (ROI). ROA yang tinggi menunjukkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan aset, yang berarti semakin baik.

c. Return On Equity (ROE)

Return on Equity (ROE) mengukur kemampuan perusahaan

mengahasilkan laba bersih berdasarkan modal tertentu. Rasio ini, merupakan pengukur profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham.

3. Liquiditas

Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk menjual aset guna mendapatkan kas pada waktu yang singkat (Breasley, R.A., Myers, S.C. dan Marcus, A.J., 2006: 77). Arief Sugiono dan Edy Untung (2008: 29) dalam (Pujiati,2015) mendefinisikan likuiditas sebagai kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk


(37)

memenuhi kewajiban keuangan jangka pendeknya yang segera harus dipenuhi.

Perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi cenderung memiliki kondisi keuangan yang baik karena dapat segera mencairkan aset yang tersedia untuk melunasi utang ketika jatuh tempo. Semakin baik likuiditas suatu perusahaan maka akan mampu membayar dividen lebih banyak.

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian Suharli (2007) menyatakan bahwa profitabilitas yang diproksikan dengan ROI berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen, sedang hasil penelitian Indah Sulistyowati, et, all menyatakan bahwa profitabilitas yang diproksikan dengan ROA tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Disisi lain, hasil penelitian Suwendra Kumar (2007) memberikan hasil bahwa profitabilitas yang diproksikan dengan ROA berpengaruh positif terhadap DPR baik pada perusahaan PMDN maupun PMA. Berdasarkan hal tersebut diatas maka dirumuskan hipotesis berpengaruh positif.

Penelitian Pujiati (2015) yang meneliti tentang pengaruh kepemilikan manejerial, kepemilikan institusional, dan kesempatan investasi terhadap kebijakan deviden dengan liquiditas sebagai variabel moderasi dengan menggunakan sampel perusahaan sektor industri barang konsumsi periode


(38)

2008-2013 dimana kesempatan investasi menunjukkan Hasil uji hipotesis bahwa pengaruh Kesempatan Investasi (CAPBVA) terhadap Kebijakan Dividen (DPR) adalah negatif dan signifikan.

Penelitian yang dilakukan oleh Hedi dan Utik (2009) yang meneliti pengaruh

Cash Position (CP) Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA)

terhadap kebijakan dividen dengan menggunakan sampel perusahaan manufaktur pada periode (2006-2008) dan menggunakan analisis regresi linier berganda dari analisis menggunkan uji F didapatkan bahwa Cash Position (CP) Debt to Equity

Ratio (DER), Return Of Asset (ROA) secara simultan berpengaruh positif tidak

signifikan terhadap terhadap Devidend Payout Ratio (DPR) dan dengan menggunakan uji-t atau pengujian hipotesis secara parsial ketiga variabel tersebut mempunyai pengaruh positif tidak signifikan terhadap DPR.

Penelitian yang dilakukan Hadiwidjaja dan Triani (2009) yang meneliti tentang profitabilitas terhadap kebijakan dividen menunjukkan bahwa. Cash ratio, NPM dan Roi mempunyai pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap

Devidend payout Ratio sedangakn ROI dan NPM mempunyai pengaruh

signifikan dan parsial terhadap Devidend payout Ratio.

Penelitian yang dilakukan oleh Eko dkk (2011) yang berjudul Faktor-faktor yang mempengaruhi dividen payout ratio pada perusahaan jasa keuangan. Diperoleh hasil dimana (ROA), terhadap Dividend payout Ratio. Hasil penelitian


(39)

menunjukkan secara simultan menunjukkan bahwa (ROA), berpengaruh positif terhadap Dividend payout Ratio.

C. Hipotesis

1. Pengaruh Profitabilitas terhadap kebijakan dividen perusahaan

Pengujian pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan dividen diawali oleh penelitian (Lintner, 1956), yang menemukan bahwa laba tahun berjalan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pembayaran dividen saat ini selain dividen tahun sebelumnya. Rasio profitablitas atau rentabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.

Return On Assset (ROA) atau Return on Invesment (ROI) mengukur tingkat

keuntungan perusahaan berdasarkan aset yang dimiliki perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Widiyanti dan Indiarto (2012) membuktikan bahwa ROA berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Semakin tinggi ROA maka semakin baik kinerja keuangan, karena kenaikan laba bersih lebih besar dibandingkan dengan kenaikan aktiva, demikian juga sebaliknya semakin rendah ROA maka semakin buruk kinerja laporan keuangan, karena kenaikan laba bersih lebih kecil dibanding dengan kenaikan aktiva. Menurut Wirjolukito et al., (2003) dalam Suharli (2007) menyatakan bahwa pihak manajemen akan membayarkan dividen untuk memberikan sinyal mengenai keberhasilan perusahaan dalam membukukan profit. Sinyal tersebut menyimpulkan bahwa


(40)

kemampuan perusahaan untuk membayar dividen merupakan fungsi dari keuntungan. Perusahaan yang memperoleh keuntungan cenderung akan membayar porsi keuntungannya lebih besar sebagai dividen. Semakin besar keuntungan yang diperoleh maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Maka hipotesis berikut dikemukakan :

H1 : Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen.

2. Pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan dividen tunai dengan likuiditas sebagai variabel moderasi.

Darminto (2014) mengatakan kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya, seperti melunasi utang maupun dalam hal pembayaran dividen. Dividen akan semakin besar dibayarkan apabila tingkat likuiditas perusahaan semakin tinggi karena dividen merupakan arus kas keluar. Kas yang memadai belum tentu dimiliki oleh perusahaan dengan laba yang tinggi, sehingga apabila perusahaan ingin membagikan dividen maka perusahaan perlu memiliki kas yang cukup karena dividen umumnya dibagikan dalam bentuk dividen kas.

Secara teori penelitian yang dilakukan oleh Widiyanti dan Indiarto (2012) menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh terhadap kebijakan dividen, karena dapat diartikan semakin tinggi likuiditas berarti semakin


(41)

tinggi kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya (termasuk didalamnya kemampuan membayar dividen dan kas utang), maka semakin tinggi likuiditas juga menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.

Michell Suharli (2007) mengatakan bahwa perusahaan yang memiliki likuiditas lebih baik maka akan mampu membayar dividen lebih banyak. Pada perusahaan yang membukukan keuntungan lebih tinggi (profitabilitas tinggi), ditambah likuiditas yang lebih baik, maka semakin besar jumlah dividen yang dibagikan. Pada perusahaan yang menggunakan dana untuk investasi lebih banyak akan menyebabkan dana untuk pembayaran dividen berkurang, namum likuiditas yang lebih baik mampu mengeliminir (memperlemah) hipotesis tersebut karena saat itu perusahaan dapat menunda pembayaran hutang jangka pendeknya. Likuiditas diartikan sebagai kemampuan melunasi seluruh kewajiban jangka pendeknya dan mendanai operasionalnya. Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis penelitian ini adalah :

H2 : Profitabilitas mempengaruhi kebijakan dividen tunai perusahaan dengan likuiditas sebagai variabel moderasi


(42)

D. Model Penelitian

Variabel independen Variabel devenden

Gambar 2.1 Model Penelitian

Kebijakan dividen (Y)

Profitabilitas


(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

G. Obyek/subyek penelitian a. Objek Penelitian

Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang masuk dalam indeks LQ 45 Pada Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012 sampai dengan tahun 2014.

b. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui sumber yang telah ada dan tidak perlu dikumpulkan sendiri oleh peneliti (Sekaran, 2006). Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini, meliputi data laporan tahunan berupa annual

report periode 2012 sampai 2014 dari masing-masing perusahaan melalui website

Bursa Efek Indonesia (http://www.idx.co.id), laporan keuangan yang diperoleh dari ICMD (Indonesian Capital Market Directory) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014.


(44)

c. Teknik Pengambilan Sampel

Pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling, yaitu sampel dari suatu populasi dipilih dengan kriteria tertentu. Dalam penelitian ini kriteria pemilihan sampel adalah sebagai berikut :

1. Peusahaan sampel berturut-turut masuk dalam indkes LQ 45 selama periode 2012 sampai dengan 2014.

2. Perusahaan sampel selalu membagikan dividen selama periode 2012 sampai dengan 2014.

3. Perusahaan menghasilkan laba bersih selama periode 2012-2014 karena pada dasarnya dividen berasal dari laba bersih perusahaan.

d. Teknik Pengumpulan Data

Karena secara keseluruhan data merupakan data sekunder, maka metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah menggunakan metode dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data dari laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode pengamatan 2012-2014 yang tersedia di pojok Bursa Efek Indonesia (BEI) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, annual report dan


(45)

e. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel dependen, independen, dan moderasi. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah profitabilitas, dan investment opportunity cost. Selain itu, peneliti menggunakan Liquiditas sebagai variabel moderasi.

1. Variabel Dependen

Variabel dependen merupakan tipe variabel yang dijelaskan atau yang dipengaruhi oleh variabel independen (Indriantoro, N., dan Supomo, B, 2009: 63). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen yang dihitung dengan menggunakan devidend payout ratio (DPR) dengan rumus sebagai berikut ( Zaipul, 2011):

DPR =

2. Variabel independen

Variabel independen atau bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi penyebab berubah atau timbulnya variabel dependen atau variabel terikat. Variabel independen dalam penelitian ini terdiri atas: Variabel Profitabilitas ( ). Untuk mengukur profitabilitas menggunakan rasio, yaitu:

Return On Equity (ROE). Perhitungan sebuah perusahaan dapat dihitung


(46)

ROE =

3. Variabel moderasi

Variabel moderating dalam penelitian ini adalah likuiditas. Likuiditas di dalam penelitian ini diproksi oleh Current Ratio (CR). Current Ratio dapat diperoleh dengan menggunakan rumus (Mariah, 2012) :

CR =

f. Analisis Data

1. Analisis statistik dekriptif.

Analisis ini digunakan untuk mengetahui nilai minimum, maksimum, rata-rata dan standar deviasi dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian.

2. Alat analisis

Untuk melihat besarnya pengaruh profitabilitas sebagai variabel independen terhadap kebijakan jumlah dividen sebagai variabel dependen, maka digunakan Moderated Regression Analysis (MRA). Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda. Hal ini dikarnakan variabel independen yang digunakan lebih dari dua (Ghozali,2011). Sebagaimana pengertian analisis regresi linier berganda


(47)

merupakan suatu analisis yang bertujuan untuk mencari pengaruh antara dua variabel independen atau lebih terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011). Persamaan regresinya sebagai berikut (Mariah, 2012) :

Y = α + β1X1 + β2X2 + (β3x1. X2 ) + e Keterangan:

Y = Dividend Payout Ratio, yaitu proksi dari kebijakan dividen tunai pada perioda t+1

α = Konstanta

b1, b 2, b3 = Koefisien variabel-variabel independen

X1 = Return on Equity (ROE), yaitu proksi dari profitabilitas pada perioda t

X2 = Current Ratio (CR), yaitu proksi dari likuiditas pada perioda t

X3 = Interaksi antara profitabilitas (PROF) dan Current Ratio (CR) pada perioda t

E = Error term

g. Uji Asumsi Klasik

Untuk menguji kualitas instrumen dan data digunakan Uji asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi yang digunakan bebas dari kesalahan


(48)

penggangu yang dapat mempengaruhi hasil penelitian (Ghozali,2011). Uji Asumsi klasik terdiri dari :

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk menguji normalitas data dapat dihitung dengan uji kolmogrov-Smirnov Test.

Ketentuannya adalah jika nilai asymp.sig lebih besar dari 0,05 maka data terdistribusi dengan normal (Ghozali, 2011).

Jika data tidak memenuhi kriteria normalitas, cara yang di lakukan adalah dengan megubah semua variabel menjadi logaritma natural ( ) kemudian melakukan regresi dengan variabel yang telah diubah menjadi tersebut. 2. Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen (Ghozali, 2005). Uji Multikolinearitas dapat menyebabkan variabel – variabel independen menjelaskan varians yang sama dalam pengestimasian variabel dependen. Nilai tolerance dan Variance Inflacation Factor (VIF) digunakan untuk mendeteksi adanya multikolinieritas. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas mana yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dapat


(49)

dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jika nilai tolerance yang rendah dengan nilai VIF tinggi karena (VIF = 1/tolerance) dan menunjukkan adanya kolinieritas yang tinggi. Nilai batas yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai tolerance mendekati 1 atau sama dengan nilai VIF disekitar angka 10. Gejala multikolinieritas akan didefinisikan jika VIF lebih besar dari 10 (Gujarati, 1995)

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi, salah satunya dengan uji Durbin-Watson (DW test). Cara tes DW test adalah sebagai berikut:

Ho : residual (res_1) random (acak) Ha : residual (res_1) tidak random

Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah membandingkan nilai probabilitas signifikansi dengan tingkat signifikansi yang ditetapkan sebelumnya (5%). Apabila koefisien signifikansi lebih besar dari tingkat signifikansi yang ditetapkan, maka dapat disimpulkan hipotesis Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa residual random atau tidak terjadi autokorelasi antarnilai residual (Imam Ghozali, 2011: 120-121)


(50)

4. Uji Heteroskedestisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual 1 pengamat ke pengamat yang lain (Ghozali, 2005). Jika variance dari residual 1 pengamat ke pengamat lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model regresi homoskedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran.

Gejala heteroskedastisitas dapat diuji dengan menggunakan uji Glejser yaitu dengan meregres nilai absolut residual terhadap variabel indevenden (Ghozali, 2009). Heteroskedastisitas dengan uji Glejser tidak terjadi apabila tidak satupun variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai absolute Ut (AbsUt) .

Apabila ada variable yang mempunyai nilai di bawah 0,05 atau signifikan maka terdapat heteroskedastisitas, untuk mengatasinya variabel tersebut dibuang dari penelitian dan dilakukan pengujian Glejser kembali sampai tidak terdapat variabel yang mempunyai nilai dibawah 0,05 (Ghozali, 2009)


(51)

h. Uji Hipotesis

1. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis merupakan pengujian yang dilakukan untuk menguji hipotesis yang di ajukan. Dalam penelitian ini pengujian hipotesis menggunakan uji t dan uji F. pengujian hipotesis terdiri dari:

a). Uji t

Uji t adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011). Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagi berikut: Ho diterima jika p-value (Sig) < α 5 % artinya secara parsial variabel independen berpengaruh signifikan terhadap varibel dependen. Ho ditolak jika p-value (Sig) > α 5 % artinya secara parsial variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap varibel dependen. b). Uji F

Pengujian dengan uji nilai F adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan atau tidak antara semua variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan (Ghozali, 2011). Kriteria pengambilan keputusan adalah: Ho diterima jika

p-value (Sig) < α 5% artinya secara simultan variabel independen


(52)

p-value (Sig) > α 5% artinya secara simultan variabel independen tidak

berpengaruh signifikan terhadap variabel independen. c). Uji koefisien determinasi ( )

Koefisien determinasi( ) digunakan untuk mengetahui sampai seberapa besar presentase variasi variabel bebas pada model dapat menjelaskan variabel terikat (Ghozali, 2011). Koefisien determinasi ( ) dinyatakan dalam presentase yang nilainya berkisar antara 0< <1. Nilai yang kecil berari kemampuan variabel-varaiabel terikat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel terikat. Dalam penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar presentase variasi variabel terikat dapat diterangkan oleh variabel bebas menggunakan adjusted R square (Ghozali, 2011).

Untuk semua pengujian dalam penelitian ini di bantu dengan menggunakan SPSS for Windows versi 16.0.


(53)

Selama periode penelitian tahun 2012 – 2014 terdapat 30 perusahaan yang berturut-turut masuk dalam indeks LQ 45. Setelah dilakukan seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, diperoleh jumlah sampel sebanyak 22 perusahaan dengan data observasi sebanyak 66. Proses pemilihan sampel disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.1.

Proses Pemilihan Sampel

Keterangan Jumlah

Perusahaan berturut-turut masuk dalam indeks LQ 45 periode 2012-2014

30 Perusahaan tidak membagikan dividen berturut-turut selama periode

2012-2014

Perusahaan tidak menghasilkan laba selama periode 2012-2014 Perusahaan tidak memiliki data lengkap

(8) (0) (0)

Perusahaan terpilih sebagai sampel 22

Tahun pengamatan 3

Jumlah observasi total periode penelitian (22 x 3) 66

A. Analisis Deskriptif

Statistik deskripsi variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

Tabel 4.2. Statistik Deskriptif

Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviasi


(54)

54,750 dengan standar deviasi 21,371. Profitabilitas (X1) memiliki rata-rata sebesar 0,159 dengan tandar deviasi 0,109. Likuiditas (X2) memiliki rata-rata sebesar 2,279 dengan standar deviasi 1,392.

B. Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini dimaksudkan agar model regresi yang diperoleh menghasilkan estimator linier tidak bias yang terbaik

(best linier unbias estimator/blue).

1. Uji Normalitas

Hasil uji normalitas menggunakan metode uji One-Sample

Kolmogorov-Smirnov (KS) disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.3. Hasil Uji Normalitas

Z Asymp-sig Keterangan

One Sample KS 1,009 0,260 Data

berdistribusi normal Sumber: Hasil olah data.

Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) yang diperoleh pada tabel 4.3 sebesar 0,260 > 0,05, berarti data berdistribusi normal.


(55)

periode t dengan residual pada periode t-1 (sebelumnya). Hasil uji autokorelasi dengan menggunakan Durbin Watson statistics disajikan pada tabel 4.4 berikut.

Tabel 4.4. Hasil Uji Autokorelasi

DW-test dU 4-dU Keterangan

Durbin-Watson 2,075 1,660 2,340 Tidak terdapat masalah autokorelasi

Sumber: Hasil analisis data

Hasil pengujian pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa nilai DW-test sebesar 2,075 berada pada daerah dU < DW test < 4-dU, artinya tidak ada autokorelasi negatif maupun positif.

3. Uji Multikolinearitas

Ringkasan hasil uji multikolinearitas menggunakan metode variance

inflation factor (VIF) disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.5.

Ringkasan Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel Collinearity Statistics Kesimpulan

bebas Tolerance VIF

X1 0,985 1,015 Non multikolinearitas

X2 0,985 1,015 Non multikolinearitas


(56)

disimpulkan model regresi tidak terjadi multikolinearitas.

4. Uji Heteroskedastisitas

Ringkasan hasil uji heteroskedastisitas menggunakan uji Glejser disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.6.

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Variabel terikat Variabel bebas Sig.t Keterangan

ABSE X1 0,065 Non heteroskedastisitas

X2 0,568 Non heteroskedastisitas

Sumber: Hasil olah data.

Tabel 4.6 menunjukkan tidak ada satupun variabel bebas yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat nilai absolut dari residual (abse). Hal ini terlihat dari nilai sig. t > 0,05. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak menunjukkan adanya heteroskedastisitas.

C. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan moderat regression


(57)

tabel 4.6.

Tabel 4.7.

Ringkasan Hasil Uji MRA Variabel Unstandardized

Coefficient B

Sig Keterangan

Konstanta X1 X2 X1*X2 44,744 79,948 -5,995 28,896 0,000 0,009 0,055 0,047 Signifikan Tidak signifikan Signifikan Adj R-sq F-stat Sig 0,424 16,948 0,000 Sumber: Hasil olah data.

Hasil uji regresi pada tabel 4.7 diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 44,744 + 79,948 X1 - 5,995 X2 + 28,896 X1*X2 + e


(58)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Hipotesis pertama (H1) diterima.

b. Pengujian Hipotesis Kedua (H2)

Variabel moderat (X1*X2) memiliki koefisien regresi sebesar 28,896 dengan p-value (sig) sebesar 0,047< α (0,05), berarti profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen dengan likuiditas sebagai moderasi. Hipotesis kedua (H2) diterima (Ghozali, 2011).

2. Uji signifikansi nilai F (F-test)

Hasil perhitungan pada tabel 4.7 diperoleh nilai sig. F (p-value) sebesar

0,000 < α (0,05) yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan variabel -variabel profitabilitas, likuiditas dan moderasi antara profitabilitas dengan likuiditas secara simultan terhadap kebijakan dividen.

3. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Nilai adjusted R square sebesar 0,424 menunjukkan bahwa 42,4% variasi kebijakan dividen perusahaan dapat dijelaskan oleh variabel-variabel


(59)

D. Pembahasan

Hasil pengujian hipotesis pertama yaitu profitabilitas (ROE) berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen tunai perusahaan (DPR) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014 diterima. Return on equity (ROA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen tunai perusahaan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi ROE

sebesar 0,009 < α (0,05), Perusahaan yang memiliki stabilitas keuntungan dapat menetapkan tingkat pembayaran dividen dengan yakin dan mensinyalkan kualitas atas keuntungan mereka. Jadi, semakin tinggi rasio profitabilitas maka semakin besar dividen dibagikan kepada investor, hal ini disebabkan salah satu tujuan dari perusahaan adalah memakmurkan para pemegang saham. Hasil penelitian ini sesuai dengan Widiyanti dan Indiarto (2012) yang berhasil membuktikan bahwa ROA berpengaruh terhadap kebijakan dividen.

Pengujian hipotesis kedua menunjukkan profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen dengan likuiditas sebagai moderasi. Perusahaan yang memiliki likuiditas lebih baik akan mampu membayar dividen lebih banyak. Pada perusahaan yang membukukan keuntungan lebih tinggi (profitabilitas tinggi),


(60)

yang lebih baik mampu mengeliminir (memperlemah) hipotesis tersebut karena saat itu perusahaan dapat menunda pembayaran hutang jangka pendeknya.

Likuiditas diartikan sebagai kemampuan melunasi seluruh kewajiban jangka pendeknya dan mendanai operasionalnya. Michael Suharli (2007) mengatakan bahwa hanya perusahaan yang memiliki likuiditas baik yang akan membagikan labanya kepada pemegang saham dalam bentuk tunai. Sebaliknya pihak manajemen perusahaan akan menggunakan potensi likuiditas yang ada untuk melunasi kewajiban jangka pendek maupun mendanai operasi perusahaannya. Hasil penelitian ini sesuai dengan Suwarti Titiek (2013) yang berhasil membuktikan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen dengan likuiditas sebagai moderasi.


(61)

BAB V

SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis pada bab sebelumnya dengan ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen perusahaan.

2. Likuiditas memoderasi hubungan antara profitabilitas terhadap kebijakan dividen perusahaan.

B. Keterbatasan

Keterbatasan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Variabel-variabel yang mempengaruhi kebijakan dividen yang diteliti hanya meliputi profitabilitas dan moderasi antara profitabilitas dengan likuiditas sehingga nilai koefisien determinasi yang diperoleh masih rendah.

2. Jumlah sampel sangat terbatas, hal ini disebabkan terbatasnya perusahaan LQ 45 yang membayarkan dividen selama periode penelitian.

C. Saran

Berdasarkan hasil analisis pembahasan serta beberapa kesimpulan tersebut maka penulis memberikan saran sebagai berikut:


(62)

1. Agar diperoleh keuntungan yang optimal dalam investasinya, investor yang melakukan penawaran modal pada perusahaan LQ 45, perlu memperhatikan faktor-faktor profitabilitas dan likuiditas.

2. Penelitian selanjutnya perlu dilakukan penambahan variabel lain, seperti: investasi, risiko pasar, kepemilikan perusahaan, leverage operasi dan sebagainya.

3. Memperbanyak data obsrevasi dengan memperpanjang periode penelitian sehingga kesimpulan yang diperoleh tingkat generalisasinya dapat lebih ditingkatkan.


(63)

Kebijakan Dividen Tunai Dengan Likuiditas Sebagai Variabel

Moderating”Seminar Nasional Akuntansi dan Bisnis, Universitas Kristen

Maranatha.

Andriyani, Maria, (2008). “Analisis Pengaruh Cash Ratio, Debt To Equity Ratio, Insider Ownership, Investment Opportunity Set (Ios), Dan Profitability

Terhadap Kebijakan Dividen”. Universitas Diponegoro. Semarang.

Anil, K., dan S. Kapoor. 2008. Determinant of Dividend Payout Ratio-A Study of Indian Information Technology Sector, International Research Journal of

Finance and Economics, 15, hal. 63-71.

Anugrah, Dwi Purtiani, (2009). Analisis Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Return Saham Perusahaan Sektor Manufaktur.Universitas Guna Darma.

Desy Natalia. (2013). “Pengaruh Profitabilitas dan Kesempatan Investasi terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI”.

Skripsi. Universitas Negeri Padang.

Ghozali, Imam, (2011), Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi 5, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang

Hanafi, Mamduh, M.,(2004), Manajemen keuangan, badan penerbit fakultas Ekonomi- UGM, Yogyakarta.

Hanafi, M dan Halim,A., (2009), Analisis Laporan Keuangan, UPP STIM YKPN, Yogyakarta.

Ismiyanti, Fitri dan Mamduh Hanafi, “Struktur Kepemilikan, Risiko, dan Kebijakan Keuangan, Analisa Persamaan Simultan”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis

Indonesia, 2004, Vol 19, N0.2

Jumiati, Laela, (2013), “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Growth Dan Size Terhadap Kebijakan Deviden”. Skripsi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Kumar, Suwendra, Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan, Investmentan Opportunity Set (IOS), dan Rasio-Rasio Keuangan terhadap Dividend Payuot Ratio(DPR), 2007


(64)

Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen Payout Ratio, Skripsi, Fakultas Ekonomi. Universitas Yogyakarta.

Lestari, A., Anggraeni, (2009), Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dividen Payout Ratio Pada Perusahaan Yang Sahamnya Aktif Di Bursa Efek Indonesia, PDF, Universitas Gunadarma.

Mulyono, Budi, (2009). “Pengaruh Debt to Equity Ratio, Insider Ownership, Size,

dan Investment Opportunity Set terhadap Kebijakan Dividen”. Tesis.

Universitas Diponegoro.

Pujiati, (2015), “Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Dan Kesempatan Investasi Terhadap Kebijakan Dividen Dengan Likuiditas Sebagai Variabel Pemoderasi”, PDF, Universitas Negri Yogyakarta.

Pradana, S, W, L,. dan Sanjaya, I, P, S,. (2014). “ pengaruh Profitabilitas, free cash

flow, dan investment opportunity set terhadap dividen payout ratio”.

Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Riyanto, Bambang,2000. “Dasar-dasar pembelanjaan perusahaan”, badan penerbit fakultas ekonomi-UGM, yagyakarta

Ratih Fitria Sari. (2010). “Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Utang, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, dan Kesempatan Investasi

terhadap Kebijakan Dividen”. Skripsi. Universitas Sebelas Maret.

Suwarti, Titiek, (2013), “Peran Liquiditas sebagai Variabel Moderasi Hubungan antara Profitabilitas dan Investment Opportunity Cost terhadap Kebijakan

Dividen”. PDF. Unisbank, Semarang.

Sulistiyowati, Indah, dkk, (2010), Pengaruh profitabilitas, Leverage, dan Growth Terhadap kebijakan Dividen dengan GCG sebagai Variabel Intervening, SNA 13.

Sulitia, Nyimas (2009), “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen”,

PDF Univesrsitas Indonesia

Suharli, Michell, Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set terhadap Kebijakan Dividen Tunai dengan Likuiditas sebagai varibel penguat,


(65)

(66)

(67)

1 AALI 44.75 59.01 60.38

2 AKRA 62.28 68.84 62.80

3 ASII 45.03 45.04 45.59

4 CPIN 28.10 29.80 26.90

5 EXCL 39.09 41.63 52.89

6 GGRM 38.35 35.56 28.67

7 HRUM 70.07 55.29 57.92

8 ICBP 49.89 49.79 49.71

9 INCO 64.61 63.15 57.42

10 INDF 49.81 49.80 49.72

11 INTP 34.80 66.13 94.29

12 ITMG 84.65 170.99 79.19

13 JSMR 40.04 40.00 40.00

14 KLBF 66.77 44.97 43.14

15 LSIP 40.34 40.79 39.45

16 MNCN 46.32 50.02 51.04

17 PGAS 55.00 57.06 48.31

18 PTBA 57.26 58.29 37.09

19 SMGR 45.00 45.00 40.00

20 TLKM 68.22 68.42 72.66

21 UNTR 53.57 53.25 54.95


(68)

2 AKRA 1791704 615627 2263163 11787525 14633141 14791917 0.152 0.042 0.153 3 ASII 22742000 22297000 22125000 182274000 213994000 236029000 0.125 0.104 0.094 4 CPIN 1444789 959054 1746644 12348627 15722197 20862439 0.117 0.061 0.084 5 EXCL 2830101 2764647 1032817 31170654 35455705 40277626 0.091 0.078 0.026 6 GGRM 4068711 4383932 5395293 41509325 50770251 58220600 0.098 0.086 0.093 7 HRUM 1778984 1041728 608348 4645148 5208642 5897221 0.383 0.200 0.103 8 ICBP 2066365 2235040 2531681 15222857 21267470 24910211 0.136 0.105 0.102 9 INCO 2910354 6073685 2142362 22560884 27989330 29027987 0.129 0.217 0.074 10 INDF 4779446 3416635 5146323 59324207 78092789 85938885 0.081 0.044 0.060 11 INTP 2480312 7662885 11351794 22755160 26607241 28884973 0.109 0.288 0.393 12 ITMG 1297812 6251850 4113320 14420136 17081558 16258180 0.090 0.366 0.253 13 JSMR 1318824 1535812 1237821 21432134 24753551 28366345 0.062 0.062 0.044 14 KLBF 1775099 1970452 2121091 9417957 11315061 12425032 0.188 0.174 0.171 15 LSIP 1115539 768625 916695 7551796 7974876 8655146 0.148 0.096 0.106 16 MNCN 1763019 1809842 1883432 8960942 9615280 13609033 0.197 0.188 0.138 17 PGAS 6118210 8850528 5621296 30976446 37791930 53536157 0.198 0.234 0.105 18 PTBA 2909421 1854281 2019214 12728981 11677155 14812023 0.229 0.159 0.136 19 SMGR 4926640 5354299 5573577 26579084 30792884 34314666 0.185 0.174 0.162 20 TLKM 15470000 18362000 38257349 103054000 111369000 127951000 0.150 0.165 0.299 21 UNTR 5753342 10554653 4839970 50300633 57362244 60292031 0.114 0.184 0.080 22 UNVR 4839145 5352625 2884695 11984979 7485249 14280670 0.404 0.715 0.202


(69)

1 AALI 1780395 1691694 2403615 2600540 3759265 4110955 0.685 0.450 0.585 2 AKRA 7414601 7723315 6719745 5142386 6593292 6183756 1.442 1.171 1.087 3 ASII 75799000 88352000 97241000 54178000 71139000 73523000 1.399 1.242 1.323 4 CPIN 2846127 8824900 10009670 2167652 2327048 4467240 1.313 3.792 2.241 5 EXCL 3387237 3658985 5844114 8728212 8739996 7931046 0.388 0.419 0.737 6 GGRM 29954021 54697447 14745543 13802317 20094580 23783134 2.170 2.722 0.620 7 HRUM 2866473 3245066 3492764 1070554 1036181 1011515 2.678 3.132 3.453 8 ICBP 8580311 11321715 13603527 2988540 4696583 6230997 2.871 2.411 2.183 9 INCO 5462486 6840464 7728153 1601981 2072403 2591538 3.410 3.301 2.982 10 INDF 26202972 32464497 40995736 13080544 19471309 22681686 2.003 1.667 1.807 11 INTP 4905249 8625800.2 16086773 2418762 2740089 3260559 2.028 3.148 4.934 12 ITMG 9369534 13754972 7082961 4225993 4597250 4528818 2.217 2.992 1.564 13 JSMR 3996741 4531117 3746345 3768596 6648164 4919884 1.061 0.682 0.761 14 KLBF 6441711 7497319 8120805 1891618 2640590 2385920 3.405 2.839 3.404 15 LSIP 2593816 1999126 1863506 479601 556461 688236 5.408 3.593 2.708 16 MNCN 6766799 6811828 5101141.9 1250225 1606491 892276 5.412 4.240 5.717 17 PGAS 13656295 19183520 21847077 2483317 4571487 10868753 5.499 4.196 2.010 18 PTBA 8718297 6479783 7416805 1770664 2260956 3574129 4.924 2.866 2.075 19 SMGR 8231297 9972110 11648545 4825205 5297631 5273269 1.706 1.882 2.209 20 TLKM 21258000 27973000 33075000 22189000 24107000 28437000 0.958 1.160 1.163 21 UNTR 22048115 27814126 33579799 11327164 14560664 16297816 1.946 1.910 2.060 22 UNVR 5035962 5862939 6337170 7535896 8419442 8864832 0.668 0.696 0.715


(70)

2 AKRA 2012 62.28 0.152 1.442 0.219 3 ASII 2012 45.03 0.125 1.399 0.175 4 CPIN 2012 28.10 0.117 1.313 0.154 5 EXCL 2012 39.09 0.091 0.388 0.035 6 GGRM 2012 38.35 0.098 2.170 0.213 7 HRUM 2012 70.07 0.383 2.678 1.026 8 ICBP 2012 49.89 0.136 2.871 0.390 9 INCO 2012 64.61 0.129 3.410 0.440 10 INDF 2012 49.81 0.081 2.003 0.162 11 INTP 2012 34.80 0.109 2.028 0.221 12 ITMG 2012 84.65 0.090 2.217 0.200 13 JSMR 2012 40.04 0.062 1.061 0.066 14 KLBF 2012 66.77 0.188 3.405 0.640 15 LSIP 2012 40.34 0.148 5.408 0.800 16 MNCN 2012 46.32 0.197 5.412 1.066 17 PGAS 2012 55.00 0.198 5.499 1.089 18 PTBA 2012 57.26 0.229 4.924 1.128 19 SMGR 2012 45.00 0.185 1.706 0.316 20 TLKM 2012 68.22 0.150 0.958 0.144 21 UNTR 2012 53.57 0.114 1.946 0.222 22 UNVR 2012 99.96 0.404 0.668 0.270 23 AALI 2013 59.01 0.127 0.450 0.057 24 AKRA 2013 68.84 0.042 1.171 0.049 25 ASII 2013 45.04 0.104 1.242 0.129 26 CPIN 2013 29.80 0.061 3.792 0.231 27 EXCL 2013 41.63 0.078 0.419 0.033 28 GGRM 2013 35.56 0.086 2.722 0.234 29 HRUM 2013 55.29 0.200 3.132 0.626 30 ICBP 2013 49.79 0.105 2.411 0.253 31 INCO 2013 63.15 0.217 3.301 0.716 32 INDF 2013 49.80 0.044 1.667 0.073 33 INTP 2013 66.13 0.288 3.148 0.907 34 ITMG 2013 170.99 0.366 2.992 1.095 35 JSMR 2013 40.00 0.062 0.682 0.042 36 KLBF 2013 44.97 0.174 2.839 0.494 37 LSIP 2013 40.79 0.096 3.593 0.345 38 MNCN 2013 50.02 0.188 4.240 0.797 39 PGAS 2013 57.06 0.234 4.196 0.982 40 PTBA 2013 58.29 0.159 2.866 0.456 41 SMGR 2013 45.00 0.174 1.882 0.327 42 TLKM 2013 68.42 0.165 1.160 0.191 43 UNTR 2013 53.25 0.184 1.910 0.351 44 UNVR 2013 99.93 0.715 0.696 0.498 45 AALI 2014 60.38 0.141 0.585 0.082 46 AKRA 2014 62.80 0.153 1.087 0.166


(71)

52 ICBP 2014 49.71 0.102 2.183 0.223 53 INCO 2014 57.42 0.074 2.982 0.221 54 INDF 2014 49.72 0.060 1.807 0.108 55 INTP 2014 94.29 0.393 4.934 1.939 56 ITMG 2014 79.19 0.253 1.564 0.396 57 JSMR 2014 40.00 0.044 0.761 0.033 58 KLBF 2014 43.14 0.171 3.404 0.582 59 LSIP 2014 39.45 0.106 2.708 0.287 60 MNCN 2014 51.04 0.138 5.717 0.789 61 PGAS 2014 48.31 0.105 2.010 0.211 62 PTBA 2014 37.09 0.136 2.075 0.282 63 SMGR 2014 40.00 0.162 2.209 0.358 64 TLKM 2014 72.66 0.299 1.163 0.348 65 UNTR 2014 54.95 0.080 2.060 0.165 66 UNVR 2014 44.67 0.202 0.715 0.144


(72)

66 26.90 170.99 54.7494 21.37069 66 .026 .715 .15874 .109281 66 .388 5.717 2.27939 1.391908 66

Y X1 X2


(73)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

66 .0000000 15.84081238 .124 .124 -.102 1.009 .260 N

Mean

St d. Dev iation Normal Parametersa,b

Absolute Positiv e Negativ e Most Ext reme

Dif f erences

Kolmogorov -Smirnov Z Asy mp. Sig. (2-tailed)

Unstandardiz ed Residual

Test distribution is Normal. a.

Calculated f rom dat a. b.


(74)

Variabl es Entered/Removedb

X2, X1a . Enter

Model 1

Variables Entered

Variables

Remov ed Method All requested v ariables entered.

a.

Dependent Variable: Y b.

Model Summaryb

.643a .414 .395 16.61632 2.075

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

St d. Error of the Estimate

Durbin-Wat son Predictors: (Constant), X2, X1

a.

Dependent Variable: Y b.

ANOVAb

12291.484 2 6145.742 22.259 .000a

17394.442 63 276.102

29685.926 65 Regression Residual Total Model 1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Const ant), X2, X1 a.

Dependent Variable: Y b.

Coeffi cientsa

35.874 4.728 7.588 .000

126.473 19.000 .647 6.656 .000 .985 1.015

-.527 1.492 -.034 -.353 .725 .985 1.015

(Constant) X1 X2 Model 1

B St d. Error Unstandardized

Coef f icients

Beta St andardized Coef f icients

t Sig. Tolerance VI F

Collinearity Statistics

Dependent Variable: Y a.


(75)

Variabl es Entered/Removedb

X2, X1a . Enter

Model 1

Variables Entered

Variables

Remov ed Method All requested v ariables entered.

a.

Dependent Variable: ABSE b.

Model Summary

.234a .055 .025 11.18907

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

St d. Error of the Estimate Predictors: (Constant), X2, X1

a.

ANOVAb

457.167 2 228.583 1.826 .170a

7887.303 63 125.195

8344.470 65 Regression Residual Total Model 1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Const ant), X2, X1 a.

Dependent Variable: ABSE b.

Coeffi ci entsa

8.486 3.184 2.665 .010

24.038 12.794 .232 1.879 .065

-.577 1.005 -.071 -.574 .568

(Constant) X1

X2 Model 1

B St d. Error Unstandardized

Coef f icients

Beta St andardized

Coef f icients

t Sig.

Dependent Variable: ABSE a.


(76)

Variabl es Entered/Removedb

X1*X2, X1,

X2a . Enter

Model 1

Variables Entered

Variables

Remov ed Method

All requested v ariables entered. a.

Dependent Variable: Y b.

Model Summary

.671a .451 .424 16.21953

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

St d. Error of the Estimate Predictors: (Constant), X1*X2, X1, X2

a.

ANOVAb

13375.389 3 4458.463 16.948 .000a

16310.537 62 263.073

29685.926 65 Regression Residual Total Model 1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Const ant), X1*X2, X1, X2 a.

Dependent Variable: Y b.

Coeffi ci entsa

44.744 6.355 7.040 .000

79.948 29.484 .409 2.712 .009

-5.995 3.062 -.390 -1.958 .055

28.896 14.236 .490 2.030 .047

(Constant) X1 X2 X1*X2 Model 1

B St d. Error Unstandardized

Coef f icients

Beta St andardized

Coef f icients

t Sig.

Dependent Variable: Y a.


(1)

47 ASII 2014 45.59 0.094 1.323 0.124

48 CPIN 2014 26.90 0.084 2.241 0.188

49 EXCL 2014 52.89 0.026 0.737 0.019

50 GGRM 2014 28.67 0.093 0.620 0.058

51 HRUM 2014 57.92 0.103 3.453 0.356

52 ICBP 2014 49.71 0.102 2.183 0.223

53 INCO 2014 57.42 0.074 2.982 0.221

54 INDF 2014 49.72 0.060 1.807 0.108

55 INTP 2014 94.29 0.393 4.934 1.939

56 ITMG 2014 79.19 0.253 1.564 0.396

57 JSMR 2014 40.00 0.044 0.761 0.033

58 KLBF 2014 43.14 0.171 3.404 0.582

59 LSIP 2014 39.45 0.106 2.708 0.287

60 MNCN 2014 51.04 0.138 5.717 0.789

61 PGAS 2014 48.31 0.105 2.010 0.211

62 PTBA 2014 37.09 0.136 2.075 0.282

63 SMGR 2014 40.00 0.162 2.209 0.358

64 TLKM 2014 72.66 0.299 1.163 0.348

65 UNTR 2014 54.95 0.080 2.060 0.165


(2)

Descriptives

Descriptive Statistics

66 26.90 170.99 54.7494 21.37069

66 .026 .715 .15874 .109281

66 .388 5.717 2.27939 1.391908

66 Y

X1 X2

Valid N (listwise)


(3)

Uji Normalitas

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

66 .0000000 15.84081238 .124 .124 -.102 1.009 .260 N

Mean

St d. Dev iation Normal Parametersa,b

Absolute Positiv e Negativ e Most Ext reme

Dif f erences

Kolmogorov -Smirnov Z Asy mp. Sig. (2-tailed)

Unstandardiz ed Residual

Test distribution is Normal. a.

Calculated f rom dat a. b.


(4)

Uji Autokorelasi dan Uji Multikolinearitas

Regression

Variabl es Entered/Removedb

X2, X1a . Enter

Model 1

Variables Entered

Variables

Remov ed Method

All requested v ariables entered. a.

Dependent Variable: Y b.

Model Summaryb

.643a .414 .395 16.61632 2.075

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

St d. Error of the Estimate

Durbin-Wat son Predictors: (Constant), X2, X1

a.

Dependent Variable: Y b.

ANOVAb

12291.484 2 6145.742 22.259 .000a

17394.442 63 276.102

29685.926 65 Regression Residual Total Model 1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Const ant), X2, X1 a.

Dependent Variable: Y b.

Coeffi cientsa

35.874 4.728 7.588 .000

126.473 19.000 .647 6.656 .000 .985 1.015

-.527 1.492 -.034 -.353 .725 .985 1.015

(Constant) X1 X2 Model 1

B St d. Error Unstandardized

Coef f icients

Beta St andardized Coef f icients

t Sig. Tolerance VI F

Collinearity Statistics

Dependent Variable: Y a.


(5)

Uji Heteroskedastisitas

Regression

Variabl es Entered/Removedb

X2, X1a . Enter

Model 1

Variables Entered

Variables

Remov ed Method

All requested v ariables entered. a.

Dependent Variable: ABSE b.

Model Summary

.234a .055 .025 11.18907

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

St d. Error of the Estimate Predictors: (Constant), X2, X1

a.

ANOVAb

457.167 2 228.583 1.826 .170a

7887.303 63 125.195

8344.470 65

Regression Residual Total Model 1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Const ant), X2, X1 a.

Dependent Variable: ABSE b.

Coeffi ci entsa

8.486 3.184 2.665 .010

24.038 12.794 .232 1.879 .065

-.577 1.005 -.071 -.574 .568

(Constant) X1

X2 Model 1

B St d. Error

Unstandardized Coef f icients

Beta St andardized

Coef f icients

t Sig.

Dependent Variable: ABSE a.


(6)

Hasil Uji Regresi

Regression

Variabl es Entered/Removedb

X1*X2, X1,

X2a . Enter

Model 1

Variables Entered

Variables

Remov ed Method

All requested v ariables entered. a.

Dependent Variable: Y b.

Model Summary

.671a .451 .424 16.21953

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

St d. Error of the Estimate Predictors: (Constant), X1*X2, X1, X2

a.

ANOVAb

13375.389 3 4458.463 16.948 .000a

16310.537 62 263.073

29685.926 65 Regression Residual Total Model 1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Const ant), X1*X2, X1, X2 a.

Dependent Variable: Y b.

Coeffi ci entsa

44.744 6.355 7.040 .000

79.948 29.484 .409 2.712 .009

-5.995 3.062 -.390 -1.958 .055

28.896 14.236 .490 2.030 .047

(Constant) X1 X2 X1*X2 Model 1

B St d. Error

Unstandardized Coef f icients

Beta St andardized

Coef f icients

t Sig.

Dependent Variable: Y a.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Dan Growth Terhadap Kebijakan Dividen Dengan Good Corporate Governance Sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013

11 202 112

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 68 88

Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leveragedan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Dividen sebagai Variabel Moderasi (Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

13 100 115

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 5 88

Pengaruh Profitabilitas Dan Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Pemoderasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2014

3 19 87

Pengaruh EVA, IOS dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Dividen Kas dengan Likuiditas sebagai Variabel Moderasi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia 2012 - 2015

15 41 78

PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP JUMLAH DIVIDEN TUNAI DENGAN HARGA SAHAM SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN INDEKS LQ-45 YANG TERDAFTAR DI BEI.

0 4 23

Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas, dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Lq 45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015).

0 2 27

PENGARUH KEPUTUSAN PENDANAAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL MODERASI Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ).

0 1 119

PENGARUH LIKUIDITAS, PROFITABILITAS DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN INDEKS LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA Skripsi

0 0 30