Pengaruh EVA, IOS dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Dividen Kas dengan Likuiditas sebagai Variabel Moderasi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia 2012 - 2015

(1)

Daftar Pustaka

Abor,Joshua dan Godfred A.Bokpin.2010.Investment Opportunities,Corporate Finance, and Dividend Payout Policy: Evidence from Emerging Markets. Studies in Economics and finance,27(3), pp:180-194

Al- Haddad,Weseem,et al. 2011. The Effec of Dividen Polisi Stabiliti on the Performance of Banking Sector Listed on Aman Stock Exchange. International Journal of Humanities & Social Scienc.1(5).May 2011 Ardestani, Hananeh Shahteimoori, Siti Zaleha Abdul Rasid, dan Rohaida

Basiruddin. 2013. Dividend Payout Policy, Investment Opportunity Set, and Corporate Financing in the Industrial Products Sector of Malaysia. Journal of Applied Finance and Banking, 3(1), pp: 123-136 Brigham, Eugene dan Joel F, Houston.2001. Manajemen Keuangan, Edisi 8.Jakarta: Erlangga

Budi Mulyono.2009. Pengaruh Debt To Equity Ratio, Insider Ownership, Size dan Investment Opportunity Set terhadap Kebijakan Dividen (Studi pada Industri Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2005-2007).Tesis.Universitas DiponegoroSemarang

Darminto.2008. Pengaruh Faktor Eksternal dan Berbagai Keputusan Keuangan terhadap Nilai Perusahaan.Jurnal Aplikasi Manajemen,8(1). Februari 2008.

Dwi Hastuti.2013. Pengaruh Profitabilitas,dan Set Kesempatan Investasi Terhadap Kebijakan Deviden Tunai dengan Likuiditas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur di BEI Periode 2008-2011. Skripsi.Universitas NegeriYogyakarta

Damayanti.S dan Achyani.F (2006). Analisis Pengaruh Investasi, Likuiditas, Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen Payout Ratio. Jurnal Akuntansi dan Keuangan,5(1), pp.51-62.

Darabi, Roya, Faezeh Pourahmadian, Arefeh Vahmiyan, dan Behrad Saleh. 2014. The Relationship Between Cash Flow Uncertainty and Payout Dividend Policy. Journal of Scientific Research and Reports, 3(1),pp: 158-169


(2)

Ervinta,Terra Vira dan Zaroni.2013. Analisis Pengaruh Faktor Fundamental dan EVA terhadap Harga Saham Indeks LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2011.Bina Ekonomi Majalah Ilmiah Fakultas Ekonomi Universitas Parayangan.17(1), pp : 67-87

Elyzabet Indrawati Marpaung dan Bram Hadianto.2009. Pengaruh Profitabilitas dan Kesempatan Investasi terhadap Kebijakan Dividen : Studi Empirik pada Emiten Pembentuk Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi.1(1),pp : 70-84, Mei 2009.

Eko Sudarmakiyanto dan Hery Prasetya.2013.Pengaruh Keputusan Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan Sektor Property,Real Estate,and Building Construction yang Terdaftar DiBEI Periode 2008-2012).

Fitri Ismiyanti dan Mamduh Hanafi.2003.Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institutional, Risiko, Kebijakan Hutang dan Kebijakan Dividen: Analisa Persamaan Simultan. Makalah Seminar, Simposium Nasional Akuntansi VI, Ikatan Akuntansi Indonesia, pp: 260-276. Gaver,J.J., dan K.M.Gaver.1993. Additional Evidence on the Association

between the Investment Opportunity Set and Corporate Financing, Deviden and Compensation Policies. Journal of Accounting and Economic.12, pp: 53- 62

Gill, A. et al.(2010).The Relationship Between Transformational Leadership and Employee Desire for Empowerment.International Journalof Contemporary Hospitality Management. 22(2), pp: 263-273 Harahap, S.S., 2004. Studi Empiris Terhadap Faktor Penentu Kebijakan

Jumlah Deviden. Media Riset Akuntansi, Auditing, dan Informasi.Universitas Trisakti. Jakarta

Hussain, Muzzammil dan Muhammad Usman. 2013. Investment Opportunities and Dividend Yield (Evidence from KSE). Journal of Multidisciplinary Sciences and Engineering, 4(11), pp: 12-16

Isfenti Sadalia dan Nurul SS Saragih.2008.Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set Terhadap Dividen Tunai Pada Perusahaan


(3)

Terbuka Di Bursa Efek Indonesia.Jurnal Manajemen Bisnis.1(3),pp:103-108.

Irala,L.R.2005. EVA: The Right Measure of Managerial Performance? Indian Journal of Accounting and Finance.119(2),pp: 1-10

Indonesian Capital Market Directory (ICMD)

Jensen, M.C., dan W.H. Meckling.1976. The Theory of The Firm: Managerial Behaviour, Agency Cost, and Ownership Structure. Journal of Financial Economics

Kallapur, Sanjay dan Mark A. Trombley.1999. The Association between Investment Opportunity Set Proxies and Realized Growth. Journal of Business Finance and Accounting.26,pp:505-519

Kangarlouei, Saeid Jabbarzadeh., Morteza Motavassel, Asghar Azizi, dan Mahdi Sarbandi Farahani. 2012. The Investigation of the Relationship between Dividend Policies, Csh-Flow Uncertainty, Contributed Capital Mix, and Investment Opportunities: The Case of Emerging Markets (Tehran Stock Exchange). International Journal of Business and Social Science, 3(2), pp:172-181

Koewn.J,David F.Scott,JR.John D Martin.J.William Petty.2001.Dasar-Dasar Manjemen Keuangan.Edisi Ketujuh. Jakarta : Salemba Empat Keown, Martin, Petty, dan Scott, JR. 2010. Financial Management:

Principles and Applications, Tenth Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall. Diterjemahkan oleh Marcus Prihminto Widodo. 2010. Manajemen Keuangan: Prinsip dan Penerapan, Edisi Kesepuluh. Jakarta Barat: PT Indeks

Lisa Linawati Utomo.1999.Economic Value Added sebagai Ukuran Keberhasilan Kinerja Manajemen Perusahaan.Jurnal Akuntansi dan Keuangan.1(1), pp: 28– 42

Luh F.I Mawarni dan Ni Made D.Ratnadi.2014. Pengaruh Kesempatan Investasi,Leverage, dan Likuiditas pada Kebijakan Dividen


(4)

Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.9(1),pp: 200-208.

Web Resource :


(5)

BAB III

METODE PENELITIAN

4. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif karena pengukuran variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik (Erlina, 2011). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara Economic Value Added, Investment Opportunity Set, danProfitabilitasterhadap Kebijakan Dividen dengan Likuiditas sebagaivariabel moderating pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2015. Pada penelitian ini, Economic Value Added yang diukur dengan NOPAT – Capital Charges, Investment Opportunity Set (IOS) yang diukur denganMarket to Book Value of Equity, dan profitabilitas yang diukur dengan Return On Asset (ROA) merupakan variabel independen. Kebijakan Dividen Kas yang diukurdengan Dividend Payout Ratio merupakan variabel dependen dan Likuiditas yang diukur dengan Current Ratio merupakan variabel Moderating.

3.2 Batasan Operasional

Penelitian ini memiliki beberapa batasan agar tujuan peneliti yang telah dipaparkan sebelumnya dalam latar belakang masalah dapat tercapai.Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2015. Data yang diperlukan untuk mendukung penelitian


(6)

ini adalah adalah laporan keuangan tahunan perusahaan periode 2012-2015, laporan pembagian dividen perusahaan periode 2012-2015, dan informasi jumlah saham perusahaan selama periode 2012-2015.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012).Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang termasuk ke dalam perusahaan manufaktur yang sudah dan masih terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2015 yaitu sebanyak 128 perusahaan.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012).Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling.Dalam Jogiyanto (2004) pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu.Kriteria yang digunakan dapat berdasarkan pertimbangan (judgement) atau jatah (quota) tertentu. Adapun kriteria yang ditetapkan oleh penulis adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan manufaktur yang sudah dan masih terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian yakni 2012-2015.

2. Perusahaan manufaktur yang mempunyai laba bersih positif selama periode penelitian yakni 2012-2015.


(7)

3. Perusahaan manufaktur yang membagikan dividen minimal tiga tahun selama periode penelitian yakni 2012-2015.

4. Perusahaan manufaktur yang menampilkan data dan informasi yang lengkap terkait dengan variabel-variabel yang dibutuhkan dalam penelitian.

Tabel 3.1

Data Populasi dan Sampel Penelitian

NO. KODE NAMA PERUSAHAAN KRITERIA SAMPEL

1 2 3 4 Subsektor Semen

1. INTP Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk.     Sampel 1

2. SMCB Holcim Indonesia, Tbk.     Sampel 2

3. SMGR Semen Indonesia, Tbk. Sampel 3

Subsektor Keramik, Porselin, dan Kaca

4. AMFG Asahimas Flat Glass, Tbk.     Sampel 4

5. ARNA Arwana Citramulia, Tbk. − −

6. IKAI Intikeramik Alamsari Industri, Tbk. − − − 7. KIAS Keramika Indonesia Assosiasi, Tbk.   − −

8. MLIA Mulia Industrindo, Tbk.  − − −

9. TOTO Surya Toto Indonesia, Tbk. Sampel 5

Subsektor Logam dan Sejenisnya

10. ALKA Alakasa Industrindo, Tbk.   − − 11. ALMI Alumindo Light Metal Industry, Tbk. 12. BTON Betonjaya Manunggal, Tbk. − −

13. CTBN Citra Tubindo, Tbk. − − −

14. GDST Gunawan Dianjaya Steel, Tbk.   − − 15. INAI Indal Aluminium Industry, Tbk. − − 16. ITMA Sumber Energi Andalan, Tbk. − − − 17. JKSW Jakarta Kyoei Steel, Tbk.  − − −

18. JPRS Jaya Pari Steel, Tbk.   − −

19. KRAS Krakatau Steel, Tbk. − − −

20. LION Lion Metal Works, Tbk. − −

21. LMSH Lionmesh Prima, Tbk.   − −

22. MYRX Hanson International, Tbk. − − 23. NIKL Pelat Timah Nusantara, Tbk. − − − 24. PICO Pelangi Indah Canindo, Tbk.   − − 25. TBMS Tembaga Mulia Semanan, Tbk.  − − −

Subsektor Kimia

26. BRPT Barito Pasific, Tbk. − − −


(8)

28. DPNS Duta Pertiwi Nusantara, Tbk. − − − 29. EKAD Ekadharma International, Tbk. − −

30. ETWA Eterindo Wahanatama, Tbk.  − − − 31. INCI Intanwijaya Internasional, Tbk. − − − 32. SOBI Sorini Agro Asia Corporindo, Tbk.  − − −

33. SRSN Indo Acidatama, Tbk.   − −

34. TPIA Chandra Asri Petrochemical, Tbk. − − − 35. UNIC Unggul Indah Cahaya, Tbk. − −

Subsektor Plastik dan Kemasan

36. AKKU Alam Karya Unggul, Tbk. − − −

37. AKPI Argha Karya Prima Industry, Tbk. − − 38. APLI Asiaplast Industries, Tbk.  − − −

39. BRNA Berlina, Tbk.  − − −

40. FPNI Lotte Chemical Titan, Tbk. − − − 41. IGAR Champion Pacific Indonesia, Tbk. − − 42. IPOL Indopoly Swakarsa Industry, Tbk.   − − 43. SIAP Sekawan Intipratama, Tbk. − − −

44. SIMA Siwani Makmur, Tbk. − − −

45. TRST Trias Sentosa, Tbk.   − −

46. YPAS Yanaprima Hastapersada, Tbk.  − − −

Subsektor Pakan Ternak

47. CPIN Charoen Pokphand Indonesia, Tbk. Sampel 6 48. JPFA JAPFA Comfeed Indonesia, Tbk.   − −

49. MAIN Malindo Feedmill, Tbk. Sampel 7

50. SIPD Sierad Produce, Tbk. − −

Subsektor Kayu dan Pengolahannya

51. SULI Sumalindo Lestari Jaya, Tbk.  − − − 52. TIRT Tirta Mahakam Resources, Tbk. − − −

Subsektor Pulp dan Kertas

53. ALDO Alkindo Naratama, Tbk.  − − −

54. FASW Fajar Surya Wisesa, Tbk.  − − − 55. INKP Indah Kiat Pulp & Paper, Tbk. − − −

56. INRU Toba Pulp Lestari, Tbk. − − −

57. KBRI Kertas Basuki Rachmat Indonesia, Tbk.  − − −

58. SPMA Suparma, Tbk. − − −

59. TKIM Pabrik Kertas Tjiwi Kimia, Tbk. − −

Subsektor Otomotif dan Komponen

60. ASII Astra International, Tbk.     Sampel 8

61. AUTO Astra Otoparts, Tbk. − − −

62. BRAM Indo Kordsa, Tbk. − −

63. GDYR Goodyear Indonesia, Tbk.  − − −

64. GJTL Gajah Tunggal, Tbk. − −

65. IMAS Indomobil Sukses Internasional, Tbk. − −

66. INDS Indospring, Tbk.   − −


(9)

68. MASA Multistrada Arah Sarana, Tbk. − − −

69. NIPS Nipress, Tbk.  − − −

70. PRAS Prima Alloy Steel Universal, Tbk.  ฀ − −

71. SMSM Selamat Sempurna, Tbk.  ฀ − −

Subsektor Tekstil dan Garment

72. ADMG Polychem Indonesia, Tbk. − − −

73. ARGO Argo Pantes, Tbk. − − −

74. CNTX Century Textile Industry, Tbk.  − − −

75. ERTX Eratex Djaja, Tbk. − −

76. ESTI Ever Shine Textile Industry, Tbk. − − − 77. HDTX Panasia Indo Resources, Tbk.  − − − 78. INDR Indo-Rama Synthetics, Tbk.  − − − 79. MYTX Apac Citra Centertex, Tbk. − − −

80. PBRX Pan Brothers, Tbk. − −

81. POLY Asia Pacific Fibers, Tbk.  − − − 82. RICY Ricky Putra Globalindo, Tbk. − − − 83. SSTM Sunson Textile Manufacturer, Tbk. − − − 84. TFCO Tifico Fiber Indonesia, Tbk.  − − − 85. UNIT Nusantara Inti Corpora, Tbk.   − −

86. UNTX Unitex, Tbk. − − −

Subsektor Alas Kaki

87. BATA Sepatu Bata, Tbk.     Sampel 9

88. BIMA Primarindo Asia Infrastructure, Tbk. − − −

Subsektor Kabel

89. IKBI Sumi Indo Kabel, Tbk. − −

90. JECC Jembo Cable Company, Tbk.   − −

91. KBLI KMI Wire and Cable, Tbk. − − −

92. KBLM Kabelindo Murni, Tbk. − − −

93. SCCO Supreme Cable Manufacturing &   − − Commerce, Tbk.

94. VOKS Voksel Electric, Tbk.   − −

Subsektor Elektronika

95. PTSN Sat Nusapersada, Tbk. − − −

Subsektor Makanan dan Minuman

96. ADES Akasha Wira International, Tbk.   − −

97. AISA Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk.  Sampel 10 98. CEKA Wilmar Cahaya Indonesia, Tbk. − − −

99. DAVO Davomas Abadi, Tbk.  − − −

100. DLTA Delta Djakarta, Tbk.  − − −

101. ICBP Indofood CBP Sukmes Makmur, Tbk. − −

102. INDF Indofood Sukmes Makmur, Tbk.  Sampel 11 103. MLBI Multi Bintang Indonesia, Tbk.     Sampel 12


(10)

105. PSDN Prasidha Aneka Niaga, Tbk. − − − 106. ROTI Nippon Indosari Corpindo, Tbk. − −

107. SKLT Sekar Laut, Tbk.   − −

108. STTP Siantar Top, Tbk.   − −

109. ULTJ Ultrajaya Milk Industry & Trading   − − Company, Tbk.

Subsektor Rokok

110. GGRM Gudang Garam, Tbk.     Sampel 13

111. HMSP Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk.   − − 112. RMBA Bentoel Internasional Investama, Tbk. − − −

Subsektor Farmasi

113. DVLA Darya-Varia Laboratoria, Tbk.   − −

114. INAF Indofarma, Tbk. − − −

115. KAEF Kimia Farma, Tbk. − −

116. KLBF Kalbe Farma, Tbk.  Sampel 14

117. MERK Merck, Tbk.  − − −

118. PYFA Pyridam Farma, Tbk. − −

119. SCPI Merck Sharp Dohme Pharma, Tbk. − − − 120. SQBB Taisho Pharmaceutical Indonesia, Tbk.  − − − 121. TSPC Tempo Scan Pasific, Tbk.  − − −

Subsektor Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga

122. MBTO Martina Berto, Tbk. − −

123. MRAT Mustika Ratu, Tbk.  − − −

124. TCID Mandom Indonesia, Tbk. − −

125. UNVR Unilever Indonesia, Tbk. − Sampel 15

Subsektor Peralatan Rumah Tangga

126. KDSI Kedawung Setia Industrial, Tbk.   − −

127. KICI Kedaung Indah Can, Tbk. − −

128. LMPI Langgeng Makmur Industri, Tbk. − − − Sumber : Hasil olahan penelitin

Berdasarkan kriteria tersebut, maka sampel dalam penelitian ini berjumlah 15 data perusahaan manufaktur dengan total sampel penelitian berjumlah 60 (15x4). Daftar nama perusahaan yang menjadi sampel dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:

Tabel 3.2

Daftar Sampel Penelitian

No. Kode Perusahaan Nama Perusahaan

1. INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

2. SMCB Holcim Indonesia Tbk.


(11)

4. AMFG Asahimas Flat Glass Tbk. 5. TOTO Surya Toto Indonesia Tbk.

6. CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk.

7. MAIN Malindo Feedmill Tbk.

8. ASII Astra International Tbk.

9. BATA Sepatu Bata Tbk.

10. AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. 11. INDF Indofood Sukses Makmur Tbk. 12. MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk.

13. GGRM Gudang Garam Tbk.

14. KLBF Kalbe Farma Tbk.

15. UNVR Unilever Indonesia Tbk. Sumber: IDX 2012-2015 (data diolah oleh peneliti)

3.4 Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang tidak secara langsung diberikan kepada pengumpul data. Data penelitian diambil dari laporan keuangan tahunan dari setiap perusahaan yang merupakan sampel penelitian dari tahun 2012-2015.Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan jumlah dividen. Data yang dibutuhkan oleh peneliti diperoleh melalui Indonesia Capital Market Directory (ICMD ) dan situs resmi Bursa Efek Indonesia yakni www.idx.co.id.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian in adalah metode studi pustaka dan dokumentasi. Metode studi pustaka berarti memeroleh data melalui buku, artikel, jurnal, penelitian, maupun sumber tertulis lainnya sedangkan dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data yang sudah didokumentasikan seperti neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan


(12)

informasi pembagian dividen perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2015.

3.6 Definisi Variabel dan Operasionalisasi Variabel 3.6.1 Definisi Variabel dan Pengukurannya

Menurut Sugiyono (2012) variabel penelitian adalah: “Segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”. Sesuai dengan judul skripsi ini yaitu “Pengaruh Economics Value Added, Investment Opportunity Set, dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Dividen Kasdengan Likuiditas sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015”. Maka definisi dari setiap variabel dan pengukurannya adalah sebagai berikut.

3.6.1.1 Variabel Independen

Variabel independen adalah “Variabel yang dapat memengaruhi perubahan dalam variabel dependen atau yangmenyebabkan terjadinya variasi bagi variabel tak bebas” (Erlina,011). Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel independen yaitu:

1. Economic Value Added

EVA menurut Keown, JR (2010:44) adalah perbedaan laba usaha bersih setelah pajak (NOPAT) dan beban modal untuk periode tersebut (yaitu produk dari biaya modal


(13)

perusahaan dan modal yang diinvestasikan pada awalperiode). EVA dapat diukur dengan rumus Nopat – Biaya Modal.

2. Investment Opportunity Set

Investment Opportunity Set adalah alternatif investasi dimasa yang akan datang bagi perusahaan investment opportunity set dapat didefinisikan sebagai kombinasi antara aktiva riil (asset in place) dengan alternatif investasi dimasa yang akan datang yang memiliki nilai bersih sekarang positif (Wardani dan Siregar, 2009). Perusahaan dengan pertumbuhan penjualan yang tinggi diharapkan memiliki kesempatan investasi yang tinggi.

3. Profitabilitas

Menurut Brigham dan Houston (2010) “Profitabilitas adalah sekelompok rasio yang menunjukkan kombinasi dari pengaruh likuiditas, manajemen asset, dan hutang pada hasil operasi”.Profitabilitas mengukur kemampuan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki perusahaan seperti aktiva, modal atau penjualan perusahaan.

Profitabilitas dapat diukur dengan indikator Return onAsset (ROA). Menurut Weston dan Copeland


(14)

(1999)“ROAmerupakan salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk mengukur perbandingan antara laba operasi bersih terhadap total aktivanya”.

3.6.1.2 Variabel Dependen

Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang tidak bebas, dipengaruhi oleh variabel independen atau bebas, dan merupakan konsekuensi dari variabel independen (Erlina, 2011).Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kebijakan Dividen Kas.kebijakan dividen yang diukur dengan Dividend Payout Ratio (DPR). DPR menjelaskan seberapa besar porsi dividen dari net income perusahaan. Kebijakan dividen juga berhubungan dengan penentuan besarnya dividend payout ratio, yaitu besarnya persentase laba bersih setelah pajak yang dibagikan sebagai dividen kepada para pemegang saham (I Made Sudana : 2011).

3.6.1.3Variabel Moderating

Nur dan Bambang (2001) variabel Moderating adalah yaitu tipe variabel-variabel yang memperkuat atau memperlemah hubungan langsung antara variabel independen dengan variabel dependen. Variabel moderating merupakan tipe variabel yang mempunyai pengaruh terhadap sifat atau arah hubungan antar variabel.Sifat atau arah hubungan antar variabel-variabel independen dengan variabel-variabel-variabel-variabel dependen


(15)

kamungkinan positif atau negatif dalam hal ini tergantung pada variabel moderating.Variabel Moderating dalam penelitian ini yaitu Likuiditas yang diukur dengan Current Ratio (CR). CR menjelaskanukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban jangka pendek, karena rasio ini menunjukan seberapa jauh tuntutan dari kreditor jangka pendek dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi uang tunai dalam periode yang sama dengan jatuh tempo utang”(Agnes Sawir 2003 : 8).

3.6.2 Definisi Operasional Variabel

Operasional variabel diperlukan untuk menjabarkan variabel penelitian ke dalam konsep dimensi dan indikator. Di samping itu, tujuannya adalah untuk memudahkan pengertian dan menghindari perbedaan persepsi dalam penelitian ini.

Tabel 3.3

Definisi Operasional Variabel

No Variabel

Penelitian Indikator Skala

1 Economic Value Added

(X1) NOPAT – Capital Charges Nominal 2 Investment Opportunity

Set (X2) Total Ekuitas

Jumlah Saham Beredar x Harga penetupan Saham

Ratio

3 Profitabilitas (X3) EBIT

Total Aset x 100

Ratio

4 Dividen Kas (Y) DPS

EPS

x 100


(16)

5 Likuiditas (Z) Current Aset

Current Liability

x 100

Ratio Sumber: Data Diolah oleh Peneliti (2016)

3.7 Metode Analisis Data

3.7.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah statistik yang menggambarkan fenomena atau karakteristik data. Dalam suatu penelitian, analisis deskriptif perlu dilakukan karena karakteristik suatu data akan menggambarkan fenomena dari data. Karakteristik data umumnya perlu diketahui meliputi frekuensi, tendensi pusat dan dispersinya. Statistik deskriptif merupakan proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi, sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan. Statistik deskriptif umumnya digunakan untuk memberi informasi mengenai variabel penelitian yang utama, terdiri dari:

1. Mean adalah jumlah seluruh angka pada data yang dibagi dengan jumlah data yang ada.

2. Median adalah angka tengah yang didapat dari apabila disusun berdasarkan angka tertinggi dan terendah.

3. Range adalah selisih nilai tertinggi dan terendah dalam satukumpulan data.

4. Standar deviasi adalah suatu ukuran penyimpangan. Jika nilainya kecil maka data yang digunakan mengelompok di sekitar nilai rata-rata.

5. Variance adalah jumlah selisih antar data dengan rata-rata data dankemudian dibagi dengan jumlah data dikurangi 1 (n-1).


(17)

3.7.2Uji Asumsi Klasik

Metode analisis yang diterapkan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda. Secara teoritis model regresi yang digunakan dalam penelitian akanmenghasilkan nilai parameter model penduga yang akurat bila dipenuhi asumsi klasik. Menurut Ghozali (2012) terdapat 4 (empat) uji yang dilakukan dalam melaksanakan uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.Untuk mendeteksi apakah variabel residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik.Sedangkan normalitas suatu variabel umumnya dideteksi dengan uji statistik nonparametrik Kolmogorof - Smirnov (K-S). Suatu variabel dikatakan terdistribusi normal jika nilai signifikansinya > 0,05 (Ghozali, 2012).

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2012). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya


(18)

multikolinearitas di dalam model regresi antara lain dapat dilakukan dengan melihat (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanyamultikolinearitas adalah nilai tolerance ≥ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≤

10 Ghozali, 2012).

3. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian ini dilakukan untuk mendeteksi apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Dalam model regresi, salah satu asumsi yang harus dipenuhi bahwa varians residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tidak memiliki pola tertentu.

Pendeteksian ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat juga dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu (bergelombang, melebar kemudian menyempit) pada grafik plot (scatterplot) antara nilai prediksi variabel terkait (ZPRED) dengan residualnya (SRESID).

4. Uji Autokorelasi

Asumsi ini disebut juga dengan asumsi non-autokorelasi (non- autocorrelation). Untuk menguji asumsi independensi dari error, dapatdigunakan uji Durbin-Watson.Nilai statistik dari uji Durbin-Watson berkisar di antara 0 dan 4. Field (2009) menyatakan sebagai berikut “Nilai


(19)

statistik dari uji Durbin-Watson berkisar dari 0 sampai 4. Nilai statistik dari uji Durbin-Watson yang bernilai 2 berarti residual tidak berkorelasi”.

Nilai statistik dari uji Durbin-Watson yang lebih kecil dari 1 ataulebih besar dari 3 diindikasi terjadi autokorelasi. Field (2009) menyatakan “Nilaidari statistik uji Durbin-Watson bergantung pada jumlah variabel bebas dan banyaknya pengamatan dalam sampel. Nilai kritis Durbin-Watson dapat dilihat dalam tabel distribusi Durbin-Watson atau dengan menggunakan patokan nilai (rule of thumb).Nilai statistik Durbin-Watson yang lebih kecil dari 1 atau lebih besar dari 3 perlu mendapat perhatian bahwa terindikasi terjadi autokorelasi.”

3.8 Pengujian Hipotesis

3.8.1 Analisis Regresi Berganda

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda untuk mengetahui pengaruh variabel EVA, IOS dan Profitabilitas terhadap dividen kas digunakan uji statistik dengan rumus :

Y = α + β1X1+ β2X2+ β3X3 + e

Keterangan :

Y = Dividen Kas

α = Konstanta

β = Koefisien Regresi

X1 = EVA

X2 = IOS


(20)

a. Uji F

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh signifikan secara simultan antaraEconomic Value Added, Investment Oppotunity Set, profitabilitas terhadap kebijakan dividen kas.Ujistatistik F menunjukkan apakah variabel independenyangdimasukkan dalam model mempunyai pengaruhterhadapvariabledependennya.Kriteriapengambilankep utusannya,yaitu:

1. BilaFhitung>Ftableatauprobabilitas<nilaisignifikan(Sig

≤0,05),maka hipotesis tidak dapat ditolak, ini berarti

bahwa secara simultan variabel independen memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

2. BilaFhitung<Ftableatauprobabilitas>nilaisignifikan(Sig

≥0,05),maka hipotesisditerima,ini

berartibahwasecarasimultanvariableindependentidak

mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabledependen.

b. Uji T

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen memengaruhi variabel dependen secara signifikan.Pengujian ini dilakukan dengan uji t atau t-test, yaitu membandingkan antara nilai t-hitung dengan nilai t- tabel.


(21)

Uji ini dilakukan dengan syarat:

1. Jika t-hitung ˃ t -tabel, maka H0 ditolak yang berarti

variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

2. Jika t-hitung ˂ t -tabel, maka H0 diterima yang berarti

variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Pengujian juga dapat dilakukan melalui pengamatan nilai signifikansi t pada tingkat α yang digunakan

(penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5%). Analisis

didasarkan pada perbandingan antara signifikan t dengan nilai signifikansi 0,05, di mana syarat-syaratnya adalah sebagai berikut:

1. Jika signifikansi t < 0,05, maka H0 ditolak yang berarti

variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

2. Jika signifikansi t > 0,05, maka H0 diterima yang berarti

variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

c. Koefisien Determinasi (R2)


(22)

(R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Besarnya koefisien determinasi ini adalah 0 sampai dengan 1.Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.Nilai yang mendekati satu berarti variabel- variabel independen memberikan hampir semua informasi yangdibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali 2006 : 83).

3.8.2 Analisis Regresi Moderasi

Uji regresi moderasi ada tiga cara yaitu uji interaksi, uji nilai selisih mutlak, dan uji residual. Peneliti menggunakan uji residual dalam penelitian ini. Menurut Ghozali (2006 : 164), pengujian variabel moderating dengan uji interaksi maupun uji selisih nilai absolut mempunyai kecenderungan akan terjadi multikolonoeritas yang tinggi antar variabel independen dan hal iniakan menyalahi asumsi klasik dalam regresi ordinary least square(OLS).Uji interaksi atau sering disebut dengan Moderated Regression Analysis (MRA) merupakan aplikasi khusus regresi berganda linear dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau lebih variabel independen Pengujian Interaksi dilakukan dengan rumus berikut :


(23)

di mana : Y = Kebijakan Dividen Kas α = konstanta

β1-β3 = koefisien regresi

X1 = Economics Value Added (EVA) X3 = Profitabilitas


(24)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata (mean), dan nilai standar deviasi. Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan dalam perhitungan statistik deskriptif adalah Economics Value Added (EVA), Investment Opportunity Set (IOS), Profitabilitas, Likuiditas dan Kebijakan Dividen Kas. Berdasarkan analisis statistik deskriptif diperoleh gambaran sampel sebagai berikut :

Tabel 4.1

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

y=Dividen Kas 60 ,052 ,998 ,39597 ,225904

x1=EVA 60 -324 6660 1179,58 1836,289

X2=IOS 60 -,013 ,245 ,08180 ,058180

X3=Profitabilitas 60 ,012 ,657 ,15976 ,115881 z=Likuiditas 60 ,514 6,148 2,21370 1,390721 Valid N (listwise) 60

Sumber : Hasil Olahan SPSS Versi 21 2016

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa Mean variabel EVA sebesar 1179,58 dengan standar deviasi sebesar 1836,289 serta nilai kisaran minimum dan maksimum adalah sebesar -324 dan 6660. Mean variabel IOS sebesar ,08180 dengan standar deviasi sebesar ,058180 serta nilai kisaran minimum dan maksimum adalah sebesar -,013 dan ,245. Mean


(25)

variabel profitabilis adalah sebesar ,15976 dengan standar deviasi sebesar ,115881 serta nilai kisaran minimum dan maksimum ,012 dan ,657. mean variabel likuiditas sebesar2,21370 dengan standar deviasi sebesar 1,390721 serta nilai kisaran minimum dan maksimum adalah sebesar ,514 dan 6,148. Mean variabel kebijakan dividen tunai sebesar ,39597 dengan standar deviasi sebesar ,225904 serta nilai kisaran minimum dan maksimum adalah sebesar ,052 dan ,998.

4.2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel independen, variabel dependen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.Model regresi yang baik hendaknya berdistribusi normal atau mendekati normal. Uji ini akan dideteksi melalui dua cara yaitu, analisis grafik (histogram dan Normal P-Plots) dan analisis statistik (Non-Parametrik Kolmogorov-Smirnov).


(26)

Dengan melihat tampilan grafik histogram yang tersaji pada Gambar 4.1 maupun grafik normal plot yang tersaji pada Gambar 4.2, dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi yang normal.Sedangkan pada grafik normal plot terlihat titik- titik penyebaran data menyebar jauh dari garis diagonal serta tidak mengikuti arah garisdiagonal.Kedua grafik ini menunjukkan bahwa model regresi tidak menyalahi asumsi normalitas.

ii. Analisis Statistik

Peneliti menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dimana uji ini membuktikan kenormalan suatu data dalam penelitian dengan angka. Suatu data dinyatakan normal apabila nilai signifikansi atau probabilitas > 0,05, dan apabila nilai signifikansi atau probabilitas < 0,05, maka data tidak terdistribusi normal.


(27)

Uji Kolmorov Sirminov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandarized Residual

N 60

Normal Parametersa,b

Mean ,39597

Std. Deviation ,225904

Most Extreme Differences

Absolute ,159

Positive ,159

Negative -,064

Kolmogorov-Smirnov Z 1,232

Asymp. Sig. (2-tailed) ,096

Test distribution is Normal. Calculated from data.

Hasil dari pengolahan data penelitian dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov yang tersaji dengan Tabel 4.1 diperoleh signifikansi variabel dividen kas lebih besar dari 0,05 yaitu 0,96 yang menunjukkan bahwa data penelitian terdistribusi secara normal.

b. Uji Autokorelasi

Tabel 4. Uji Autokorelasi

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 ,444a ,197 ,139 ,209649 1,906

Sumber : Hasil Olahan SPSS 21 - 2016

Hasil uji autokorelasi pada Tabel 4 menunjukkan nilai D-W sebesar 1,906 dengan nilai dL= 1,43 dan dU = 1,62 sehingga 4-dL = 4-1,43

= 2,57 dan 4-dU = 4- 1,62 = 2,38 . Oleh karena nilai d statistic 2,207 berada

diantara dU dan 4-dU (1,62<1,906< 2,38) maka pengujian dengan

Durbin-Watson berada pada daerah tidak ada autokorelasi maka ini berarti pada model regresi tidak terjadi gejala autokorelasi.


(28)

c. Uji Multikolinieritas

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas dapat diketahui dari nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF).

Tabel 4. Uji Multikolinearitas

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

(Constant)

x1=EVA ,881 1,136

X2=IOS ,938 1,066

X3=Profitabilitas ,931 1,074

z=Likuiditas ,852 1,174

Sumber : Data Olahan SPSS 21 - 2016

Hasil menunjukkan bahwa semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini memiliki memiliki nilai tolerence lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10. Hal ini berarti bahwa variabel-variabel dalam penelitian ini tidak menunjukkan adanya multikolinearitas dalam model regresi.

d. Uji Heteroskedastisitas

Tabel 4. Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) ,163 ,053 3,071 ,003

x1=EVA -1,582E-005 ,000 -,222 -1,603 ,115

X2=IOS -,274 ,302 -,122 -,907 ,369

X3=Profitabilitas ,176 ,152 ,156 1,157 ,252

z=Likuiditas -,001 ,013 -,006 -,043 ,966

a. Dependent Variable: abs_res2


(29)

dengan meregresikan nilai absolute ei dengan variabel bebas.Jika tidak ada satu pun nilai absolute ei variabel bebas yang berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat maka tidak ada heteroskedastisitas.Hasil uji glejser pada Tabel 5 ini menunjukkan bahwa penelitian ini telah terbebas dari indikasi heteroskedastisitas karena tidak ada satupun nilai absolute residual variabel bebas yang berpengaruh signifikan ( > 0,05) terhadap variabelterikat.

Untuk mengetahui ada atau tidaknya heteroskedastitas antar variabel independen dapat dilihat dari ada tidaknya pola tertentu pada gambar scatterplot.

Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa data (titik-titik) menyebar secara merata di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penelitian ini bebas dari masalah heteroskadastitas.

4.3. Pengujian Hipotesis


(30)

Tabel 4. Analisis Regresi Berganda

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) ,362 ,057 6,346 ,000

x1=EVA 2,789E-005 ,000 ,227 1,865 ,001

X2=IOS -1,067 ,477 -,275 -2,239 ,079

X3=Profitabilitas ,555 ,242 ,285 2,297 ,002

Sumber : Data Olahan SPSS 21 – 2016

Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda yang ditunjukan pada Tabel6, maka dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 0,362+2,789-005X1-1,067X2 +0,555X3 + ε... (1)

Interpretasi dari persamaan regresi di atas adalah sebagai berikut: Nilai konstanta sebesar 0,362 menunjukkan bahwa jika variabel EVA, IOS dan Profitabilitas sama dengan nol, maka nilai Kebijakan Dividen Tunai (Y) adalah sebesar 0,362. Nilai koefisien β1=2,789-005 menunjukkan bahwa jika

EVA meningkat satu rupiah, maka Kebijakan Dividen Tunai akan meningkat sebesar 0,362 rupiah dengan asumsi variable independen

lainnya konstan. Nilai koefisien β2 = -1,067 menunjukkan bahwa jika IOS

meningkat satu rupiah, maka Kebijakan Dividen Tunai akan menurun sebesar -1,067 rupiah dengan asumsi variable independen lainnya

konstan.Nilai koefisien β3= 0,555 menunjukkan bahwa jika Profitabilitas

meningkat satu rupiah, maka Kebijakan Dividen Tunai akan naik sebesar 0,362 rupiah dengan asumsi variable independen lainnya konstan.


(31)

b. Hasil Uji F

Uji statistik F atau Analisis of Variance (ANOVA) pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependennya. Hasil uji F dapat dilihat pada tabel berikut :

ANOVA

Model Sum of

Squares

df Mean Square

F Sig.

Regression ,571 3 ,190 4,370 ,002

Residual 2,440 56 ,044

Total 3,011 59

Sumber : Olahan Data SPSS 21 – 2016

Dari hasil pengolahan data di atas dapat dilihat bahwa variabel independen (EVA, IOS dan Profitabilitas) nilai F hitung sebesar 4,370 dengan tingkat signifikan sebesar 0,002. Dengan demikian hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel independen memberi pengaruh terhadap dividen kas.

c. Uji Hasil T

Uji parsial (uji t) dilakukan untuk mengetahui pengaruh apakah setiap variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Nilai dari uji t dapat dilihat dengan membandingkan nilai thitung dan ttabel.. Sebelum menghitung nilai � tabel, terlebih dahulu menghitung nilai derajat. Berikut rumus untuk menghitung nilai derajat bebas.


(32)

Perhatikan bahwa � menyatakan jumlah elemen dalam sampel, sedangkan � merupakan jumlah variabel.Diketahui jumlah elemen dalam sampel sebanyak 60 dan jumlah variabel adalah 4, sehingga derajat bebas adalah 60 – 4 = 56. Misalkan tingkat signifikansi yang digunakan adalah 5%, sehingga nilai � tabel dengan derajat bebas 60 dan tingkat signifikansi 5% adalah ±2,00. Gambar 4.6 merupakan penghitungan � tabel berdasarkan Microsoft Excel.

Suatu variabel dikatakan berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen jika:|�ℎ�����|>|������|

Uji Signifikasi Parsial ( Uji T)

Model t Sig.

(Constant) 6,346 ,000

x1=EVA 2,865

-2,239 2,497

,002

X2=IOS ,089

X3=Profitabilitas ,004

Sumber : Olahan Data SPSS 21 – 2016

Berdasarkan tabel diatas, maka hasil penelitian untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut:


(33)

a. variabel EVA (X1) mempunyai nilai signifikansi 0,001 yang berarti nilai ini lebih kecil dari 0,05, sedangkan nilai|�ℎ�����|>|������|, yakni |2,865|>|2,00|. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa variabel EVA secara parsial berpengaruh terhadap Dividen Kas,

b. variabel IOS (X2) mempunyai nilai signifikansi 0,089 yang berarti nilai ini lebih besar dari 0,05, sedangkan nilai |�ℎ�����|>|������|, yakni |-2,239|<|2,00|. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa variabel IOS secara parsial tidak berpengaruh terhadap Dividen Kas.

c. variabel Profitabilitas (X3) mempunyai nilai signifikansi 0,04 yang berarti nilai ini lebih kecil dari 0,05, sedangkan nilai |�ℎ�����|>|������|, yakni |2,497|>|2,00|. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa variabel Profitabilitas secara parsial berpengaruh terhadap Dividen Kas.

d. Uji Moderated Regression Analysis (MRA)

Untuk mengetahui apakah variabel likuiditas mampu memoderasi pengaruh variabel EVA dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Dividen Tunai maka digunakan model pengujian interaksi (Moderated Regression Analysis—MRA).Model ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel moderasi mampu mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat, dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau lebih variabel bebas).Adapun hasil analisis uji interaksi dengan menggunakan program SPSS dapat dilihat pada Tabel Berikut ini :


(34)

Tabel 4. Hasil Uji Interaksi (MRA)

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) ,376 ,068 5,553 ,000

x1=EVA 6,735E-005 ,000 ,547 1,367 ,042 ,102 9,788

z=Likuiditas -,005 ,024 -,031 -,210 ,834 ,751 1,332

z1 2,717E-005 ,000 ,325 ,846 ,401 ,111 8,977

Sumber : Data Olehan SPSS 21 – 2016

Berdasarkan Tabel 7, maka persamaan regresi yang terbentukadalah sebagai berikut:

Y= α + β1X1 + β2Z+ β3Z1+ ε ...(2)

Y= 0,376 + 6,735-005 X1 -0,005Z + 2,717-005Z1+ ε ...(3)

Keterangan :

α : Konstanta

β1 – β2 : Koefisien Regresi

X1 : EVA

Z : Likuiditas

Z1 : Interaksi EVA dengan Likuitas

Hasil uji interaksi (Moderated Regression Analysis—MRA) menunjukkan setelah likuiditas masuk sebagai variabel moderasi menunjukkan bahwa hasil interaksi variabel EVA dengan variabel likuiditas (X1Z) terhadap kebijakan dividen tunai menunjukkan nilai

signifikansi sebesar 0,042< 0,05 serta koefisien regresi yang bernilai positif sebesar (2,717-005). Hal ini menunjukkan bahwa variabel likuiditas


(35)

mampu memoderasi pengaruh positif dan signifikan EVA (Economic Value Added) terhadap kebijakan dividen tunaiperusahaan.

Tabel 4 Hasil Uji Interaksi (MRA)

Protitabilitas Terhadap Kebijakan Dividen Dengan Likuiditas

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) ,371 ,090 4,126 ,000

X3=Profitabilitas ,429 ,344 ,020 1,248 ,217 ,527 1,898

z=Likuiditas -,025 ,043 -,155 -,591 ,557 ,237 4,211

z3 ,039 ,217 ,049 ,182 ,856 ,224 4,457

Sumber : Data Olahan SPSS 21 – 2016

Berdasarkan Tabel 7, maka persamaan regresi yang terbentukadalah sebagai berikut:

Y= α + β1X3+ β2Z+ β3X3Z+ ε ...(4)

Y= 0,371 + 0,429X1 -0,025Z + 0,039 X1Z+ ε ...(5)

Hasil uji interaksi (Moderated Regression Analysis— MRA)menunjukkan setelah likuiditas masuk sebagai variabel moderasi menunjukkan bahwa hasil interaksi variabel Profitabilitas dengan variabel likuiditas (Z3) terhadap kebijakan dividen tunai menunjukkan nilai

signifikansi sebesar 0,020< 0,05 serta koefisien regresi yang bernilai positif sebesar (0,371).Hal ini menunjukkan bahwa variabel Likuiditas mampu memoderasi pengaruh positif variable profitabilitas terhadap kebijakan dividen tunai perusahaan.


(36)

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil dari tabel regresi berganda diatas yang dilakukan dengan menggunakan SPSS 21, didapat hasil berikut:

I. Uji Hipotesis I

Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel Economics Value Added (EVA) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,001 lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan kriteria pengujian makaH1 diterima, yang artinya Economics Value Added (EVA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur di BEI.

II. Uji Hipotesis 2

Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel Investment Opportunity Set (IOS) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,079 lebih besar dari 0,05. Berdasarkan kriteria pengujian makaH2ditolak, yang artinya Investment Opportunity Set (IOS) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur di BEI.

III. Uji Hipotesis 3

Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel Profitabilitas memiliki nilai signifikansi sebesar 0,002 lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan kriteria pengujian makaH3diterima, yang


(37)

artinya Profitabilitas berpengaruh Positif dansignifikan terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur di BEI.

IV. Uji Hipotesis 4

Berdasarkan hasil output SPSS, hasil penelitian pada tabel 4.9 menunjukkan bahwa Likuiditas dapat memoderasi hubunganEconomics Value Added (EVA) dengan Dividen Kas. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0,042< 0,05. Olehkarena itu, dapat disimpulkan bahwa H4yaitu Likuiditas dapat

memoderasi hubungan Economics Value Added (EVA) dengan Dividen Kas diterima.

V. Uji Hipotesis 5

Berdasarkan hasil output SPSS, hasil penelitian pada tabel 4.9 menunjukkan bahwa Likuiditas dapat memoderasi hubungan Profitabilitas dengan Dividen Kas. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0,020< 0,05. Olehkarena itu, dapat disimpulkan bahwa H5yaitu Likuiditas dapat memoderasi hubungan


(38)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan perumusan masalah dan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

1. Variabel EVA dan Profitabilitas berpengaruh terhadap dividen kas secara parsial, Sedangkan IOS tidak berpengaruh terhadap dividen kas secara parsial. Namun jika dibandingkan, EVA mempunyai hasil korelasi yang lebih tinggi daripada hasil korelasi Profitabilitas terhadap dividen kas.

2. Current ratio yang digunakan sebagai ukuran likuiditas ternyata tidak bisa memoderasi hubungan IOS dengan dividen kas.

5.2. Keterbatasan Penelitian

Adapun keterbatasan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. dari 132 perusahaan yang menjadi populasi dalam penelitian ini, hanya 15 perusahaan yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel, sehingga hasil penelitian ini belum dapat menjelaskan pembayaran dividen yang dilakukan semua perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia,


(39)

2. variabel independen dalam penelitian ini hanya 3 variabel, sehingga hasil penelitian ini belum dapat menjelaskan semua variabel yang mempengaruhi dividen kas, seperti pajak dan ukuran perusahaan.

5.3. Saran

Beberapa saran yang dapat diberikan dari peneliti, antara lain:

1. Bagi peneliti selanjutnya disarankan agar lebih menambah sampel yang diteliti, menggunakan rentang waktu yang lebih panjang dan menambahkan variabel independen lainnya sehingga hasil penelitian lebih akurat.

2. Bagi perusahaan, agar perusahaan mampu menyampaikan informasi yang cukup kepada investor mengenai perkembangan perusahaan. Selain itu, perusahaan dapat meminimalkan resiko kepercayaan investor dalam menanamkan modalnya kepada perusahaan sehingga nilai perusahaan meningkat dan menarik minat para investor untuk berinvestasi.

3. Bagi investor atau calon investor, sebelum melakukan investasi sebaiknya mengetahui tentang informasi dan kinerja perusahaan yang akan diinvestasikannya.


(40)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

3. Landasan Teori

Signalling Theory (Teori Sinyal)

Teori ini menyatakan bahwa terdapat ketidaksimetrisan informasi antara manajer dan investor.Masih terdapatnya perbedaan informasi yang dimiliki oleh investor dan manajer sehingga manajer merasa perlu untuk menyampaikan suatu sinyal ke pasar mengenai kondisi perusahaan. Pengumuman ke masyarakat luas mengenai prospek perusahaan merupakan cara yang mudah dilakukan oleh semua perusahaan baik itu perusahaan besar maupun perusahaan kecil. Akhirnya pasar menangkap aksi tersebut sama untuk suatu perusahaan atau dengan kata lain investor melihat adanya satu kualitas perusahaan yang sama untuk semua perusahaan. Kondisi ini membuat manajer perusahaan yang memiliki prospek bagus di masa mendatang menggunakan dividen untuk memberikan sinyal ke pasar.Dengan menggunakan dividen, perusahaan kecil tidak dapat mengikuti kebijakan yang diambil oleh perusahaan besar sehingga ada perbedaan antara perusahaan besar dan perusahaan kecil. Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas tinggi akan membayarkan dividen untuk memberikan sinyal baik ke pasar, sedangkan perusahaan dengan tingkat profitabilitas rendah akan sulit untuk mengikuti kebijakan yang diterapkan perusahaan dengan tingkat keuntungan yang lebih tinggi.


(41)

Menurut teori ini, apabila perusahaan meningkatkan pembayaran dividen, manajer percaya bahwa di masa mendatang perusahaan akan memiliki pendapatan yang cukup besar untuk menyesuaikan sistem pembayaran dividen yang dilakukan saat ini. Jika perusahaan memberikan dividen yang lebih rendah daripada yang diharapkan maka hal ini akan diinterpretasikan sebagai sinyal buruk. Miller dan Modigliani (1961) menyatakan bahwa penurunan dividen dapat mengindikasikan bahwa pendapatan perusahaan di masa mendatang akan mengecewakan. Infomasi naik turunnya dividen tunai yang dibagikan perusahaan merupakan salah satu informasi yang dipandang cukup penting bagi investor karena informasi tersebut berkenaan dengan prospek keuntungan yang akan diperoleh investor atau calon investor dalam melakukan penilaian perusahaan (Prastiono, 2000). Perusahaan yang memiliki kesempatan bertumbuh untuk menjadi lebih besar cenderung mengalami masalah asimetri informasi antara manajemen dan pemegang saham. Leary dan Michaely (2008) menyatakan bahwa asimetri informasi yang lebih besar akan terjadi dengan kesempatan bertumbuh yang lebih besar juga.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa beberapa proksi yang bisa digunakan untuk mengukur tingkat asimetri informasi di perusahaan antara manajer dengan pemegang saham yaitu ukuran perusahaan dan pertumbuhan perusahaan. Kebijakan Dividen juga tidak dapat dipisahkan dari teori sinyal karena teori ini menyatakan bahwa investor akan memandang perubahan dividen sebagai suatu sinyalperamalan laba oleh manajemen. Menurut Wirjolukito dalam Suharli (2007) menyatakan bahwa pihak manajemen akan


(42)

membayarkan dividen untuk memberikan sinyal mengenai keberhasilan perusahaan dalam membukukan profit .

2.1.2 Kebijakan Dividen (Dividen Payout Ratio)

Menurut Riyanto (2001:269) kebijakan dividen yang dilakukan oleh perusahaan yaitu antara lain sebagai berikut:

a. Kebijakan dividen yang stabil

Kebijakan dividen yang stabil berarti jumlah dividen per lembar saham yang dibayarkan setiap tahunnya relatif tetap selama jangka waktu tertentu meskipun pendapatan per lembar saham per tahunnya berfluktuasi.Dividen yang stabil ini dipertahankan untuk beberapa tahun dan kemudian apabila ternyata pendapatan perusahaan meningkat dan kenaikan pendapatan tersebut nampak mantap dan relatif permanen, barulah besarnya dividen per lembar saham dinaikkan. Beberapa alasan yang mendorong perusahaan menjalankan kebijakan dividen stabil antara lain sebagai berikut:

1) Kebijakan dividen yang stabil dapat memberikan kesan kepada investor bahwa perusahaan tersebut mempunyai prospek yang baik di masa mendatang

2) Banyak pemegang saham yang hidup dari pendapatan yang diterima dari dividen. Golongan ini dengan sendirinya tidak akan menyukai adanya dividen yang tidak stabil, dimana golongan ini menginginkan kepastian dividen yang dibayarkan.

b. Kebijakan dividen dengan penetapan jumlah dividen minimal plus jumlah ekstra tertentu .

Kebijakan dividen ini menetapkan jumlah rupiah minimal dividen per lembar saham setiap tahunnya, dimana cara penetapan dividend payout ini adalah penetapan junlah dividen minimal plus jumlah ekstra.

c. Kebijakan dividen dengan penetapan dividend payout ratio yang konstan. Kebijakan dividen dengan penetapan dividend payout ratio yang

konstan berarti bahwa jumlah dividen per lembar saham yang dibayarkan setiap tahunnya akan berfluktuasi sesuai dengan perkembangan keuntungan netto yang diperoleh setiap tahunnya.

d. Kebijakan dividen yang fleksibel

Kebijakan dividen yang fleksibel menunjukkan bahwa besarnya dividen per lembar saham setiap tahunnya disesuaikan dengan posisi finansial dan kebijakan finansial dari perusahaan yang bersangkutan.


(43)

Ang (1997) menyatakan bahwa dividen merupakan nilai pendapatan bersih di perusahaan setelah pajak dikurangi dengan laba ditahan yang ditahan sebagai cadangan perusahaan.Dividen ini untuk dibagikan kepadapara pemegang saham sebagai keuntungan dari laba perusahaan.Apabilaperusahaan penerbit saham mampu menghasilkan laba yang besar maka ada kemungkinan pemegang sahamnya akan menikmati keuntungan dalam bentuk dividen yang besar pula. Penentuan besarnya dana yang dialokasikanuntuk pembayaran dividen ini tidak adayangmembatasi,namuntergantung pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), apakah laba itu akan dialokasikan untuk pembayaran dividen atau untuk laba ditahan.

Laba ditahan merupakan salah satu dari sumber dana yang paling penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan. Sedangkan dividen merupakan aliran kas yang dibayarkan kepada para pemegang saham atau“equity investors”.Setiap perusahaan selalu menginginkan adanyapertumbuhan bagi perusahaan tersebut di satu pihak dan juga dapat membayarkan dividen kepada para pemegang saham di lain pihak, tetapi kedua tujuan tersebut selalu bertentangan. Sebab kalau makin tinggi tingkat dividen yang dibayarkan, berarti semakin sedikit laba yang ditahan, dansebagai akibatnya ialah menghambat tingkat pertumbuhan (rate of growth)dalam pendapatan dan harga sahamnya. Kalau perusahaan ingin menahan sebagian besar dari pendapatan yang tersedia untuk pembayaran dividen adalah semakin kecil. Persentase dari pendapatan yang akan dibayarkankepada pemegang saham sebagai dividen tunai disebutdividend payout ratio.


(44)

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa makin tingginya dividend payout ratio yang ditetapkan oleh perusahaan berarti makin kecil dana yang untuk ditanamkan kembali di dalam perusahaan yang berarti akan menghambat pertumbuhan perusahaan (riyanto : 2001). Dividen merupakan bagian dari keuntungan yang dibayarkan oleh perusahaan kepada para pemegang saham, oleh karena itu dividen merupakan bagian dari penghasilan yang diharapkan oleh para pemegang saham. Besar kecil dividen yang dibayarkan mempengaruhi pencapaian tujuan maksimal kesejahtraan para pemegang saham. Menurut Ang (1997) faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam memutuskan suatu usulan dividen oleh dewan direksi antara lain:

a. Keuntungan Perseroan b. Prospek pertumbuhan usaha c. Posisi kas (likuiditas) d. Aspek hukum

e. Keadaan pasar

2.1.3 Macam-macam Bentuk Dividen

Menurut Keyso dan Weydgant (1995) mengungkapkan bahwa dividen yang dibagikan kepada para investor berbentuk, antara lain:

a. Dividen Tunai

Dividen tunai merupakan dividen yang pembayarannya dibagikan dalam bentuk uang tunai.Dividen dalam bentuk ini merupakan pembayaran yang paling banyak diharapkan investor.

b. Dividen Saham

Dividen saham) merupakan dividen yang pembayarannya dibagikan dalam bentuk proporsi saham tertentu. Dividen saham merupakan dividen


(45)

yang pembayarannya dibagikan dalam bentuk proporsi sahamtertentu. Dibagikannya dividen dalam bentuk saham, maka akan meningkatkan likuiditas perdagangan dibursa efek. Kemungkinan perusahaan ingin menurunkan nilai sahamnya guna memperluas kepemilikan dan posisi likuiditas perusahaan yang tidak memungkinkan membagikan dividen dalam bentuk tunai.

c. Sertifikat Dividen

Sertifikat dividen merupakan dividen yang dibayarkan dengan sertifikat atau promes yang telah dikeluarkan oleh perusahaan yang menyatakan bahwa suatu waktu sertifikat itu dapat ditukarkan dalam bentuk uang. Hal ini dapat disimpulkan bahwa sertifikat dividen yaitu hutang dividen dalam bentuk script atau pembayaran dividen pada masa yang akan datang.

d. Property Dividend

Property dividend yaitu pembayaran dividen dalam bentuk kekayaanseperti barang dagangan, real estate atau investasi dalam bentuk lain yang dirancang oleh dewan direksi.

2.1.4 Langkah-langkah Pembayaran Dividen

Langkah-langkah atau prosedur pembayaran dividen adalahpengumuman emiten atas dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham yang disebut juga dengan tanggal pengumuman dividen (Ang, 1997). Tanggal-tanggal yang perlu diperhatikan dalam pembayaran dividen yaitu :

a. Tanggal pengumuman

Tanggal pengumuman merupakan tanggal yang secara resmi diumuman oleh emiten tentang bentuk dan besarnya serta jadwal pembayaran dividen yang akan dilakukan. Pengumuman ini biasanya untuk pembagian dividen regular.Isi pengumuman tersebut menyampaikan hal-hal yang dianggap penting yakni; tanggal pencatatan, tanggal pembayaran, besarnya dividen kas per lembar.

b. Tanggal pencatatan dalam daftar pemegang saham (Date of Record)

Tanggal pencatatan merupakan tanggal dimana perusahaan harus melakukan pencatatan nama dari para pemegang saham. Para pemilik saham yang terdaftar sebagai pemegang saham pada perusahaan publik atau emiten tersebut diberikan hak untuk memperoleh pembagian dividen, sedangkan pemegang saham yang tidak terdaftar pada tanggal pencatatan tidak diberikan hak untuk mendapatkan dividen.

c. Tanggal cum-dividend (Cum-dividend Date)

Tanggal ini merupakan tanggal hari terakhir perdagangan saham yang masihmelekat hak untuk mendapatkan dividen baik dividen tunai maupun dividen saham.


(46)

d. Tanggal ex-dividend (Ex-dividend Date)

Tanggal ini merupakan tanggal dimana perdagangan saham sudah tidak melekat lagi hak untuk memperoleh dividen.Jadi jika investor membeli saham pada tanggal ini atau sesudahnya, maka investor tersebut tidak dapat mendaftarkan namanya untuk mendapatkan dividen.

e. Tanggal pembayaran (Payment Date) . Tanggal ini merupakan tanggal dimana perusahaan melakukan pembayaran dividen kepada para pemegang saham yang telah memiliki hak atas dividen.

Jadi pada tanggal tersebut para investor sudah dapat mengambil dividen sesuai dengan bentuk dividen yang telah diumumkan oleh emiten (dividen tunai, dividen saham).

2.1.5 Pola Pembayaran Dividen

Keputusan mengenai dividen payout ratio adalah keputusan yang menyangkut bagaimana cara dan dalam bentuk apa dividen dibayarkan kepada pemegang saham. Ada beberapa pola pembayaran dividen yang dapat dipilih sebagai alternatif dividen payout ratio perusahaan (Ang, 1997), yaitu :

a. Stable and Occasionally Increasing Dividend per-share

Kebijakan ini menetapkan dividen per saham yang stabil, selama tidak ada peningkatan yang permanen dalam earning power dan kemampuan membayar dividen. Manajemen akan menaikkan dividen, jika ada keyakinan bahwa tingkat yang lebih tinggi tersebut dapat dipertahankan. Hal ini dilandasi adanya psikologi pemegang saham, dimana bila dividen naik maka akan menaikkan juga harga saham dan sebaliknya

b. Stable Dividend per-share

Dasar pemikirannya adalah bahwa pasar mungkin akan menilai suatu saham lebih tinggi bila dividen yang diharapkan tetap stabil daripada bila dividen berfluktuasi. Perusahaan yang memilih cara ini akan membayar dividen dalam jumlah yang tetap (stable amount) dari tahun ke tahun.

c. Stable Payout Ratio

Dalam pola pembayaran dividen ini, jumlah dividen dihitung berdasar suatu prosentase tetap dari laba. Bila laba berfluktuasi, maka jumlah dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham pun akan ikut berfluktuasi.

d. Regular Dividend plus Extras

Dalam cara ini, dividen regular ditetapkan dalam jumlah yang diyakini oleh manajemen mampu dipertahankan di masa mendatang tanpa menghiraukan fluktuasi laba dan kebutuhan investasi modal. Bila tambahan kas tersedia, perusahaan memberikan dividen ekstra kepada pemegang saham. Pola ini mengakui bahwa dividen mempunyai kandungan informasi, sehingga dengan pemberian dividen ekstra dapat menarik minat pemodal yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan harga saham.


(47)

e. Fluctuating Dividends and Payout Ratio

Dalam pola pembayaran ini besarnya dividen dan payout ratio disesuaikan \dengan perubahan laba dan kebutuhan investasi modal perusahaan untuk setiap periode.Oleh karena itu besar dividen dan payout ratio yang dibayarkan berfluktuasi mengikuti fluktuasi laba dan kebutuhan investasi.

2.1.6 Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan profit atau laba. Perusahaan yang dapat membukukan profit tinggi maka perusahaan tersebut dinilai berhasil dalam menjalankan usaha. Perusahaan yang dapat menciptakan profit atau laba besar berarti perusahaan dapat menciptakan pendanaan internal bagi perusahaan sendiri. Setelah ada dana tersebut, maka perusahaan akan menggunakan untuk ditahan menjadi laba ditahan dan dibagikan kepada para pemilik sebagai dividen. Menurut Wirjolukito, et al dalam (2013) menyatakan bahwa pihak manajemen akan membayarkan dividen untuk memberikan “sinyal” mengenai keberhasilan perusahaan dalam membukukan profit. Sinyal tersebut menyimpulkan bahwa kemampuan perusahaan untuk membayar dividen adalah fungsi dari keuntungan.Dengan demikian profitabilitas mutlak diperlukan untuk perusahaan apabila hendak membayar dividen. Dividen adalah bagian dari laba bersih yang dihasilkan perusahaan, oleh karena itu dividen akan dibagikan jika perusahaan memperoleh laba.

Hubungan antara profitabilitas dengan kebijakan deviden dapat dianalogikan sebagai berikut.Sebuah perusahaan yang dapat membukukan laba maka perusahaan tersebut dapat memilih untuk menahan laba atau membagikan sebagai dividen.


(48)

Jika perusahaan membagikan deviden maka pendanaan internal perusahaan akan berkurang.

Menurut teori “bird in the hand” investor lebih menyukai dibagikan deviden daripada menunggu pengembalian dari keuntungan modal.Maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa semakin tinggi profitabilitas menggambarkan kemampuan badan usaha untuk menghasilkan laba dengan menggunakan seluruh modal yang dimiliki.Hal ini sesuai dengan pernyataan Shapiro (1991:731) “profitabilitas suatu perusahaan akan mempengaruhi kebijakan para investor atas investasi yang dilakukan”. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba akan dapat menarik para investor untuk menanamkan dananya guna memperluas usahanya, sebaliknya tingkat profitabilitas yang rendah akan menyebabkan para investor menarik dananya. Sedangkan bagi perusahaan itu sendiri profitabilitas dapat digunakan sebagai evaluasi atas efektivitas pengelolaan badan usaha tersebut.Profitabilitas perusahaan merupakan salah satu dasar penilaian kondisi suatu perusahaan, untuk itu dibutuhkan suatu alat analisis untuk bisa menilainya.Alat analisis yang dimaksud adalah rasio-rasio keuangan.Rasio profitabilitas mengukur efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang diperoleh dari penjualan dan investasi.

Profitabilitas juga mempunyai arti penting dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka panjang, karena profitabilitas menunjukkan apakah badan usaha tersebut mempunyai prospek yang baik di masa yang akan datang. Dengan demikian setiap badan usaha akan selalu berusaha meningkatkan profitabilitasnya, karena semakin tinggitingkat profitabilitas suatu badan usaha


(49)

maka kelangsungan hidup badan usaha tersebut akan lebih terjamin. Profitabilitas dapat diproyeksikan dengan menggunakan Return On Assets (ROA). ROA dapat diukur denganmenggunakan rumus:

= Net Income

Total Aset

x 100%

2.1.7 Likuiditas

Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang telah jatuh tempo.Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi segala kewajiban jangka pendek perusahaan.Likuiditas perusahaan merupakan faktor yang penting yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya dividen, maka semakin kuat posisi likuiditas berarti semakin besar kemampuan perusahaan membayar dividen (Riyanto, 1995).Perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi, perusahaan tersebut mempunyai kesempatan dalam memenuhi segala kewajiban jangka pendek termasuk dengan membayar deviden ke pemilik modal.Maka dapat disimpulkan bahwa semakin likuid suatu perusahaan kemungkinan membayar membayar dividen semakin besar juga.Likuiditas dapat diproyeksikan dengan menggunakan Current Ratio(CR).Current Ratio dapat diukur mengunakan rumus : aset lancar

Liabilitas Lancar

x 100%

2.1.8 Economic Value Added

EVA atau Economic Value Added adalahukuran nilai tambahekonomis yang dihasilkan perusahaan sebagai akibat dari aktifitas atau strategi manajemen.


(50)

EVA digunakan sebagai ukuran kinerja perusahaan dalam menentukan aset perusahaan yang lebih produktif dan membantu dalam nengurangi perbedaan kepentingan manajer dan pemegang saham (Irala, 2005).EVA adalah ukuran penting untuk menilai kinerja suatu perusahaan (Parasuraman,2000).Dapat diartikan bahwa EVA merupakan nilai tambah ekonomis dari perusahaan untuk digunakan sebagai kegiatan maupun strateginya selama periode tertentu sehingga menjadi cara untuk menilai kinerja keuangan perusahaan. EVA menjelaskan bagaimana perusahaan membuat nilai untuk pemiliknya. Prinsip EVA memberikan sistem pengukuran yang baik untuk menilai suatu kinerja dan prestasi keuangan manajemen perusahaan karena EVA berhubungan langsung dengan nilai pasar sebuah perusahaan (Lisa ; 1999). Perlu dicatat juga EVA dapat diterapkan juga pada tingkat divisi atau subsidiary perusahaan (Wiagustini 2010 ; 98)

Rumus = NOPAT/ Net Operation Profit After Tax – Capital Charges

2.1.9 Investment Oppurtunity Set

Investment Opportunity Set merupakan investasi pilihan untuk dimasa yang akan datang dengan keuntungan akan adanya peningkatan dalam aktiva maupun ekuitas. Pemilihan proksi ini karena dalam penilain pasar dapat dilihat dengan meningkatnya aktiva dan IOS di masa akan datang. Pada penelitian Kallapur dan Trombley (1999) mengatakan bahwa rasio MBVA berkorelasi positif dengan realisasi pertumbuhan aktiva danekuitas. IOS dapat diukur dengan menggunakan rumus :

Total Equitas


(51)

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan kebijakandividen sebagaimana diuraikan sebagai berikut:

1. Hardiatmo, Daljono (2013) mengenai Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2008 – 2010). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel Profitabilitas memiliki pengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR), variabel Likuiditas tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen, variabel Leverage tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen, Variabel pertumbuhan perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen, variabel ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen namun dengan arah negatif.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Lopolusi Ita (2013) mengenai Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011.Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa variabel profitabilitas berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap variabel perubahan kebijakan dividen, variabel likuiditas berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap kebijakan dividen, variabel ukuran perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap variabel kebijakan dividen, variabel utang berpengaruh negatif signifikan terhadap variabel perubahan kebijakan dividen, dan variabel free cash


(52)

flowberpengaruh negatif tidak signifikan terhadap variabel perubahan kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2007-2011.

3. Penelitian Dwi Varanty (2014) mengenai Pengaruh Economic Value Added dan Investment Oppurtunity Set Terhadap Kebijakan Dividen Tunai dengan Likuiditas Sebagai Variabel moderasi. Hasil penelitiannya yaitu variabel likuiditas tidak mampu memoderasi pengaruh negatif investment opportunity set terhadap kebijakan dividen.

4. Penelitian Nur Azmi (2014) mengenai pengaruh Profitabilitas dan Investment Oppurtunity Set terhadap kebijakan dividen tunai dengan likuiditas sebagai variabel moderating. Hasil penelitiannya yaitu dimana Likuiditas tidak dapat memoderasi hubungan antara Profitabilitas dan IOS terhadap dividen tunai. 5. Serta Penelitian Lain dari Maya Merlinasari (2014) mengenai analisis

pengaruh likuiditas, profitabilitas, leverage terhadap dividen kas. Hasil penelitian dimana profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen kas.


(53)

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis

Kerangka konseptual adalah suatu model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah riset. Secara teoritis, kerangka konseptual akan menjelaskan hubungan antara variabel independen (economics value added, Investment Opportunity Set dan Profitabilitas) terhadap terhadap variabel dependen ( kebijakan dividen) dan likuiditas sebagai Variabel Moderasi. Adapun kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar. 2.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan suatu model yang menerangkan hubungan teori dengan faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka-kerangka konseptual yang menjelaskan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen yaitu :

Economic Value Added (EVA)

(X1)

Investment Opportunity Set (IOS)

(X2)

Profitabilitas (X3)

Kebijakan Dividen

Kas (Y)


(54)

1. Hubungan EVA terhadap Kebijakan Dividen Kas.

Nilai EVA yang positif berarti manajemen perusahaan telah berhasil memaksimumkan nilai perusahaan dan kinerja perusahaan mengalami peningkatan. Kinerja perusahaan yang meningkat akan sejalan dengan peningkatan laba perusahaan. Semakin besar laba perusahaan, dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham juga cenderung meningkat. Hal ini akan menarik minat para investor untuk menanamkan modal pada perusahaan yang memiliki nilai EVA postif sehingga harga saham perusahaan akan meningkat (Ervinta dan Zaroni, 2013).Berdasarkan asumsi diatas, maka dibuat hipotesis sebagai berikut :

H1 : EVA memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen kas.

2. Hubungan IOS terhadap Kebijakan Dividen Kas.

Menurut (Smith dan Watts : 1992) IOS dengan kebijakan dividen dapat diidentifikasi melalui arus kas perusahaan, semakin besar jumlah investasi dalam satu periode tertentu, semakin kecil dividen yang diberikan,karena perusahaanbertumbuh di identifikasikan sebagai perusahaan yang free cash flow-nya rendah. Penelitian Dwi (2013) menyimpulkan Likuiditas perusahaan baik, perusahaan akan cenderung untuk menggunakan dana kas yang ada untuk membiayai IOS yang tinggi. Oleh karena itu, akan mengurangi dana kas yang tersedia untuk membayar dividen tunai.Berdasarkan asumsi diatas, maka dibuat hipotesis sebagai berikut : H2 : IOS memiliki pengaruh terhadap Kebijakan Dividen Kas.


(55)

3. Hubungan Profitabilitas terhadap Kebijakan Dividen kas.

Perusahaan yang mempunyai tingkatan profitabilitas yang tinggi, maka perusahaan akan mendapatkan laba yang tinggi dan pada akhirnya laba yang tersedia untuk dibagikan sebagai dividen kepada para pemegang saham akan semakin besar pula. Semakin besar laba yang diperoleh perusahaan, maka pembayaran dividen kepada pemegang saham atau alokasi untuk laba ditahan akan semakin besar pula. Sudarsi (2002), Suharli dan Oktorina (2005), Marlina dan Danica (2009) dan Kouki (2009) menemukan bahwa profitabilitas mempunyai hubungan positif dengan kebijakan dividen. Berdasarkan asumsi diatas, maka dibuat hipotesis sebagai berikut :

H3 : Profitabilitas memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen kas.

4. Hubungan Profitabilitas Terhadap Kebijakan Dividen Kas dengan Likuiditas Sebagai Variabel Moderating.

Profitabilitas menunjukkan kemampuan modal yang diinvestasikan dalam total aktiva untuk menghasilkan laba perusahaan. Semakin tinggi tingkat profitabilitas maka kemungkinan pembagian dividen juga semakin besar (Sartono, 2001:123). Nur Azmi (2014) menyatakan bahwa Likuiditas tidak dapat memoderasi hubungan antara profitabilitas dan IOS terhadap dividen tunai. Berdasarkan asumsi diatas, maka dibuat hipotesis sebagai berikut : H4 : Likuiditas mampu memoderasi pengaruh Profitabilitas terhadap kebijakan dividen kas.


(56)

5. Hubungan EVA Terhadap Kebijakan Dividen Kas dengan Likuiditas Sebagai Variabel Moderating.

Menurut Keown et.all (2001 : 621) mengatakan posisi likuiditas sangat berpengaruh terhadap kemampuan pembayar dividen karena dividen dibayarkandengan kas dan tidak dengan laba ditahan, perusahaan harus memiliki kas tersedia untuk membayardividen.

Nilai EVA yang positif berarti manajemen perusahaan telah berhasil memaksimumkan nilai perusahaan dan kinerja perusahaan mengalami peningkatan. Kinerja perusahaan yang meningkat akan sejalan dengan peningkatan laba perusahaan. Semakin besar laba perusahaan, dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham juga cenderung meningkat. Hal ini akan menarik minat para investor untuk menanamkan modal pada perusahaan yang memiliki nilai EVA postif sehingga harga saham perusahaan akan meningkat. Berdasarkan teori diatas, maka dibuat hipotesis sebagai berikut :

H5 : Likuiditas mampu memoderasi pengaruh EVA terhadap kebijakan dividen kas.


(57)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kebijakan dividen merupakan fungsi yang tidak dapat dipisahkan dari kebijakan pendanaan perusahaan, secara khusus pembelanjaan intern perusahaan dan sekaligus sebagai peta atau performance karena melalui kebijakan dividen dapat diketahui pengaruh nilai perusahaan atau harga saham dalam pasar modal.

Dalam era globalisasi seperti ini perkembangan ekonomi mengalamipeningkatan dan persaingan yang begitu signifikan sehingga para manajer mulai berhati-hati dalam pengambil tindakan yang efektif ataupun efesien dalam pengelolaan perusahaan. Di dalam menjalankan sebuah perusahaan pasti dibutuhkan dana yang dimana dana tersebut dimiliki oleh para investor. Investor lebih suka berinvestasi pada perusahaan yang mempunyai kebijakan dividen relatif stabil atau cenderung naik, karena hal tersebut investor beranggapan jika berinvestasi pada kebijakan dividen yang stabil maka akan lebih terjamin pengambilannya keuntungannya (Achmad dan Rosidi, 2007). Oleh karena itu perusahaan dan manajer keuangan akan memberikan perhatian lebih kepada kebijakan dividen, karena perusahaan akan berhadapan dengan keraguan akan memberikan dividen pada pemegang saham, atau akan menahan laba tersebut untuk investasi pengembangan usaha (Okpara et al., 2010).

Setiap perusahaan berusaha untuk meningkatkan nilai perusahaan melaluipembayaran dividen dan tetap menjaga pertumbuhan ekuitas pemilik


(58)

dengan menahan laba yang tersedia bagi pemegang saham menjadi laba di tahan.Menurut Gill et al (2010) pembayaran dividen penting bagi investor karena dividen memberikan kepastian bagi pemegang saham dengan mengamankan penghasilannya saat ini dan membantu menjaga harga pasar saham. Pada umumnya pembayaran dividen dilakukan secara tunai karena lebih menarik bagi pemegang saham dibandingkan dengan secara dividen saham, dan sebagianbesarperusahaan mulai membayar dividen setelah mencapai kematangan bisnis (Al- Haddad,2011).

Perusahaan berusaha untuk mencari suatu kebijakan dividen yang optimal yang dapat memaksimalkan nilai perusahaan.Kebijakan dividen yang optimal adalah kebijakan dividen yang bisa menciptakan keseimbangan antara dividen saat ini dan pertumbuhan dimasa mendatang yang bisa memaksimumkan harga saham perusahaan.Pada saat manajemen memutuskan berapa banyak laba yang harus dibagikan kepada pemegang saham, harus selalu mengingat bahwa tujuan perusahaan adalah memaksimumkan kemakmuran pemegang saham (Darminto, 2008).

Saxena (1999) mengatakan bahwa isu tentang dividen sangat penting karena perusahaan menggunakan dividen sebagai cara untuk memperlihatkan kepada pihak luar atau calon investor berhubungan dengan stabilitas dan prospek pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang dan dividen memegang peranan penting pada struktur permodalan perusahaan. Melalui kebijakan dividen ini perusahaan memberikan sebagian dari keuntungan bersih kepada pemegang saham secara tunai (Brigham dan Houston,2001).


(1)

Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak., selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak., selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis. Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M, Ak., selaku Dosen Penguji dan Bapak Erwin Keulana S.E,Ak, M.Si, selaku Dosen Pembanding, atas segala saran dan masukan yang telah diberikan selama ini.

5. Seluruh Staf dan Karyawan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

6. Kedua orangtua penulis, saudara-saudara penulis, dan teman-teman seperjuangan selama proses perkuliahan. Terima kasih atas dukungan doa, kasih sayang, dan motivasi yang selama ini diberikan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang membacanya serta dapat digunakan untuk menambah pengetahuan dan bahan masukan bagi penelitian selanjutnya. Semoga Tuhan senantiasa melimpahkan berkat dan karunia-Nya.

Medan, Januari 2017 Penulis

Berto Candra Purba NIM. 150522120


(2)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACK ... iii

PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... 10

2.1.1 Signaling Theory ... 10

2.1.2 Kebijakan Dividen ... 12

2.1.3 Macam – Macam Bentuk Dividen ... 14

2.1.4 Langkah – Langkah Pembayaran Dividen . 15 2.1.5 Pola Pembayaran Dividen ... 16

2.1.6 Profitabilitas ... 17

2.1.7 Likuiditas ... 19


(3)

2.1.9 Investment Opportunity Set ... 20

2.2 Tinjauan Pustaka ... 21

2.3 Kerangka Konseptual ... 23

2.3.1 Hubungan EVA terhadap Dividen ... 24

2.3.2 Hubungan IOS terhadap Dividen... 24

2.3.3 Hubungan Profitabilitas terhadap Dividen .. 25

2.3.4 Hubungan EVA terhadap dividen kas dengan Likuiditas sebagai variabel moderating ... 25

2.3.5 Hubungan Profitabilitas terhadap dividen kas Dengan Likuiditas sebagai variabel moderating ... 25

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 27

3.2 Batasan Operasional ... 27

3.3 Populasi dan Sampel ... 28

3.4 Jenis dan Sumber Data ... 33

3.5 Metode Pengumpulan Data ... 33

3.6 Definisi Variable atau Operasional Variabel ... 34

3.6.1 Definisi variabel dan pengukuran ... 34

3.6.2 Definisi Operasional Variabel ... 37

3.7 Metode Analisis Data ... 38

3.7.1 Analisis Deskriptif ... 38

3.7.2 Uji Asumsi Klasik ... 39


(4)

viii

3.8.1 Analisis Regresi Berganda ... 41

3.8.1.1 Uji F ... 41

3.8.1.2 Uji T ... 42

3.8.1.3 Koefisien Determinasi (R2) ... 43

3.8.2 Analisis Regresi Moderasi ... 44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Deskriptif ... 46

4.2 Uji Asumsi Klasik ... 47

4.2.1 Uji Normalitas ... 47

4.2.2 Uji Autokorelasi ... 49

4.2.3 Uji Multikolinearitas ... 50

4.2.4 Uji Heterokedasitas ... 50

4.3 Pengujian Hipotesis ... 52

4.3.1 Analisis Regresi Berganda ... 52

4.3.2 Koefisien Determinasi (R2) ... 53

4.3.3 Uji T ... 54

4.4 Uji Interaksi/ Moderated Regresion Analysis .... 56

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ... 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 60

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 61


(5)

DAFTAR GAMBAR

No Judul

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 23

Halaman Gambar 4.1 Normal P-Plots ... 47

Gambar 4.2 Histogram ... 48

Gambar 4.3 Scatter Plot ... 51


(6)

x

DAFTAR TABEL

No Judul

Tabel 3.1 Data Populasi dan Sampel Penelitian ... 29

Halaman Tabel 3.2 Daftar Sampel Penelitian ... 32

Tabel 3.3 Definisi Operasional Variabel ... 37

Tabel 4.1 Tabel Statistik Deskriptif ... 46

Tabel 4.2 Uji Kolmorov Siminov ... 49

Tabel 4.3 Uji Autokorelasi ... 49

Tabel 4.4 Uji Multikolinearitas ... 50

Tabel 4.5 Uji Heterokedasitas ... 50

Tabel 4.6 Analisis Regresi Berganda ... 52

Tabel 4.7 Koefisien Determinasi ... 53

Tabel 4.8 Uji F ... 54

Tabel 4.9 Uji T ... 55

Tabel 4.10 Uji MRA – 1 ... 57


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Laba Akuntansi dan Laba Tunai terhadap Dividen Kas dengan Likuiditas sebagai Variabel Moderasi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

6 108 83

PENGARUH LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN : Pada Perusahaan Manufaktur yang listed di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012.

1 4 46

Pengaruh EVA, IOS dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Dividen Kas dengan Likuiditas sebagai Variabel Moderasi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia 2012 - 2015

1 1 11

Pengaruh EVA, IOS dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Dividen Kas dengan Likuiditas sebagai Variabel Moderasi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia 2012 - 2015

0 0 2

Pengaruh EVA, IOS dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Dividen Kas dengan Likuiditas sebagai Variabel Moderasi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia 2012 - 2015

0 0 9

Pengaruh EVA, IOS dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Dividen Kas dengan Likuiditas sebagai Variabel Moderasi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia 2012 - 2015

0 3 17

Pengaruh EVA, IOS dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Dividen Kas dengan Likuiditas sebagai Variabel Moderasi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia 2012 - 2015

0 0 4

Analisis Pengaruh Laba Akuntansi dan Laba Tunai terhadap Dividen Kas dengan Likuiditas sebagai Variabel Moderasi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

0 1 15

SKRIPSI ANALISIS PENGARUH LABA AKUNTANSI DAN LABA TUNAI TERHADAP DIVIDEN KAS DENGAN LIKUIDITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

1 3 11

PENGARUH LIKUIDITAS, LEVERAGE, PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN SEKTOR MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA -

1 3 118