PENGARUH LIKUIDITAS, LEVERAGE, DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2011 – 2014)

(1)

MODERATING

(Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2011 – 2014) THE INFLUENCE OF THE LIQUDITY, LEVERAGE, AND PROFITABILITY TO THE

FIRM VALUE AND DIVIDEND POLICY AS MODERATING VARIABLE (Study at Manufacturing Company Listed in Indonesia Stock Exchange Periode

2011-2014)

SKRIPSI

Oleh

ERNA YULIANA LESTARI 20130410379

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2017


(2)

MODERATING

(Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2011 – 2014) THE INFLUENCE OF THE LIQUDITY, LEVERAGE, AND PROFITABILITY TO THE

FIRM VALUE AND DIVIDEND POLICY AS MODERATING VARIABLE (Study at Manufacturing Company Listed in Indonesia Stock Exchange Periode

2011-2014)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh

ERNA YULIANA LESTARI 20130410379

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2017


(3)

(4)

“ Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantarmu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS. Al Mujadalah :11)

“Ilmu itu lebih baik dari pada harta. Ilmu itu menjagamu sedangkan kamu menjaga harta. Ilmu itu hakim sedangkan harta dikenai hakum. Harta bisa berkurang karena penggunaan,

sedangkan ilmu akan bertambah bila digunakan.” (Ali Bin Abu Thalib)

Perjuangan hidup tidaklah mudah teman, banyak rintangan yang dihadapi. Tetaplah selalu: Berdo’a, Ikhtiar dan Tawakal.

MAN JADDA WAJADA

Siapa bersungguh-sungguh pasti berhasil MAN SHABARA ZHAFIRA Siapa yang bersabar pasti beruntung MAN SARA ALA DARBIWASHALA Siapa menapaki jalan-Nya akan sampai ke tujuan

Sebuah tantangan akan selalu menjadi beban, jika itu hanya dipikirkan. Sebuah cita-cita juga adalah beban, jika itu hanya angan-angan.

Jangan takut untuk melangkah, karena jarak 1000 mil dimulai dengan langkah pertama.


(5)

Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan cinta dan kasih sayang-Mu telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta memperkenalkanku dengan cinta. Atasa karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya Skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam selalu terlimpahkan keharibaan Rasulullah Muhammad SAW.

Perjuanagan merupakan pengalaman berharga yang dapat menjadikan kita manusia yang berkualitas.

KUPERSEMBAHKAN KARYA SEDERHANA INI KEPADA ORANG YANG SANGAT KUKASIHI DAN KUSAYANGI.

Kedua orang tua dan keluarga besar (Pendukung Terbaik)

Sebagai tanda bakti, hormat da rasa terima kasih yang tiada terhingga kupersembahkan karya kecil ini kepada Ibu dan Bapak yang telah memberikan kasih sayang, segala dukungan, dan cinta kasih yang tiada mungkin dapat kubalas hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan persembahan. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat Ibu dan Bapak bahagia, karena kusadar selama ini belum bisa berbuat yang lebih. Terimakasih Ibu, Bapak dan Keluarga Besar.

 Sebagai tanda cinta kasihku, saya persembahkan karya kecil ini buatmu. Terimakasih atas kasih sayang, perhatian dan kesabaranmu yang telah memberikan semangat dan inspirasi dalam menyelesaikan Skripsi ini. Semoga kamu pilihan yang terbaik buatku dan masa depanku. Aamiin. Terimakasih Qowiyul Aziz…

 Buat teman-teman Bidadari UMY (Ica, Arum, Fatmah, Rina, Alin, Erma, Maya, Fira, Sita, Winda, Ijah,.. terimakasih atas bantuan, do’a, nasehat, ejekan, dan semangat yang kalian berikan selama aku kuliah, aku tak akan melupakan semua yang telah kamu berikan selama ini. Buat kalian semua.. semangattt guys buat melihat dunia yang sesungguhnya. Sukses buat semua. Aamiin.

 Terimakasih buat Finda sama Hanan anak akutansi 2013 yang sudah memberikan dukungan, semangat, nasehat. Karya kecil ini aku persembahkan untuk kalian. Semoga kita semua sukses. Aamiin.

 Dosen Pembimbing Tugas Akhirku

Ibu Lela Hindasah, SE., M.Si terimakasih banyak saya sudah dibimbing selama ini, sudah dinasehati, sudah diajari, saya tidak akan lupa atas bantuan dan kesabaran dari ibu.

 Seluruh dosen pengajar di Prodi Manajemen

Terimakasih banyak untuk semua ilmu, didikan dan pengalaman yang sangat berarti yang telah kalian berikan kepada kami……


(6)

HALAMAN JUDUL……….. i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING……….. ii

HALAMAN PENGESAHAN……… iii

HALAMAN PERNYATAAN………... iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN v INTISARI………... vi

ABSTRAK………. vii

KATA PENGANTAR………... viii

DAFTAR ISI………. ix

DAFTAR TABEL………. x

DAFTAR GAMBAR………. xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian……… 1

B. Rumusan Masalah Penelitian………... 6

C. Tujuan Penelitian………. 7

D. Manfaat Penelitian………... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori………. 8

B. Hasil Penelitian Terdahulu………... 25

C. Hipotesis………... 32

D. Model Penelitian……….. 39

BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek / Obyek Penelitian………... 40

B. Jenis Data………. 40

C. Teknik Pengambilan Sampel………... 40

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian……… 40

E. Metode Analisis Data……….. 43

MRA (Moderate Regression Analysis)……….. 43

Uji Asumsi Klasik………... 44

Uji Hipotesis……… 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian……… 50

B. Statistik Deskriptif………... 50

C. Analisis Regresi………... 52

D. Uji Asumsi Klasik……… 56

E. Uji Hipotesis……… 60

F. Pembahasan ……… 67

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN A. Kesimpulan……….. 75

B. Keterbatasan……… 75

C. Saran ………... 76 DAFTAR PUSTAKA


(7)

3.1 Klasifikasi

Moderasi………. 44

4.1 Perincian Pemilihan Sampel Tahun 2011-2014………... 50

4.2 Statistik Deskriptif……… 51

4.3 Analisis Regresi Hipotesis 1 dan Hipotesis 2………... 52

4.4 Analisis Regresi Hipotesis 1 dan Hipotesis 2………... 53

4.5 Analisis Regresi Hipotesis 1 dan Hipotesis 2………... 55

4.6 Uji Normalitas……….. 56

4.7 Uji Normalitas Transformasi Data Ln……….. 57

4.8 Uji Heterokedastisitas Transformasi Data Ln……….. 58

4.9 Uji Multikolinearitas Transformasi Data Ln……… 59

4.10 Uji Autokorelasi Transformasi Data Ln…….………... 60

4.11 Uji Hipotesis 1 dan Uji Hipotesis 2 Transformasi Data Ln….………. 61

4.12 Uji Hipotesis 3 dan Uji Hipotesis 4 Transformasi Data Ln….……….. 63


(8)

DAFTAR GAMBAR

2.1 Model

Penelitian………...


(9)

(10)

(11)

vi

This study aims to analyze the influence of liquidity, leverage, profitability to the virm value moderated by dividend policy. The subject in this study was manufacturing company isted in Indonesia Stock Exchange Periode 20011-2014. In this study from 66 company, sample of 141 were selected using purposive sampling. Analysis tool used in this study is the Moderate Regression Analysis (MRA).

Based on the analysis that have been made the result are liquidity positive significantly the influence on firm value,dividend policy significantly moderated the effect of liquidity to the firm value, leverage positive significantly the influence on firm value, dividend policy is significantly moderated the effect of leverage to the firm value, profitability positive significantly the influence on firm value, and dividend policy is significantly effect moderated the effect of profitability to the firm value.


(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. Tujuan yang pertama adalah untuk mencapai keuntungan maksimal. Tujuan yang kedua adalah ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik saham. Sedangkan tujuan perusahaan yang ketiga adalah memaksimalkan nilai perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya. Ketiga tujuan perusahaan tersebut sebenarnya secara substansial tidak banyak berbeda, hanya saja penekanan yang ingin dicapai oleh masing-masing perusahaan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, (Martono dan Harjito, 2005 dalam Mahendra dkk, 2012). Nilai perusahaan diartikan sebagai harga yang bersedia dibayar oleh investor seandainya suatu perusahaan akan dijual. Nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham meningkat. Semakin tinggi harga saham sebuah perusahaan, maka semakin tinggi kemakmuran para pemegang saham. Suatu harga pasar saham merupakan cerminan dari nilai perusahaan, (Sartono,2010).

Rata-rata di Indonesia, keuntungan atas kepemilikan sebuah saham berkisar antara 2% - 4%. Nilai tersebut akan diberikan sesuai dengan kinerja perusahaan, dan penentuan nilai yang dibagikan berdasarkan persetujuan semua pemilik perusahaan (pemegang saham) dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), (Kompas,2015).


(13)

Belum lama ini Bursa Efek Indonesia menetapkan saham PT Hexindo Adiperkasa Tbk yang merupakan salah satu perusahaan manufaktur masuk dalam kategori Unusual Market Activity (UMA) karena telah terjadi peningkatan harga saham dan aktivitas saham di luar kebiasaan. Bursa Efek Indonesia juga menetapkan saham PT Island Concepts Indonesia Tbk masuk dalam kategori Unusual Market Activity (UMA) terkait penurunan harga saham di luar kebiasaan. Dengan demikian investor dalam mengambil keputusan investasi perlu mencermati kinerja perusahaan terkait perusahaan tercatat dan keterbukaan informasinya. Selain itu investor perlu mengkaji kembali rencana Corporate Action perusahaan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), (Kompas,2016).

Dalam peningkatan nilai perusahaan ada beberapa faktor yang mungkin perlu dipertimbangkan dengan baik dalam menentukan keputusan investasi yaitu likuiditas, leverage, profitabilitas dan kebijakan dividen. Dari sudut pandang investor empat faktor tersebut merupakan indikator penting dalam menilai prospek perusahaan di masa mendatang. Dalam menilai prospek perusahaan di masa datang investor dapat melihat sejauh mana profitabilitas perusahaan, (Tandelilin,2010). Indikator ini sangat penting diperhatikan untuk mengetahui sejauh mana investasi yang akan dilakukan investor di suatu perusahaan mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang disyaratkan investor. Beberapa penelitian terdahulu yang menguji tentang profitabilitas terdapat hasil penelitian yang berbeda yaitu penelitian Mahendra


(14)

dkk (2012), Mardiyati dkk (2012), Nugroho (2012), Prasetyorini (2013), Anzlina dan Rustam (2013), Sari (2013), Safitri dkk (2014), Putra (2014), Fadli (2015), Wulansari (2015), Triyono dkk (2015), Mabruroh dkk (2015), Pratama dan Wiksuana (2016) mengatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan penelitian Pramesti (2015) mengatakan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan.

Faktor lain yang perlu dipertimbangkan dengan baik adalah likuiditas. Likuiditas erat hubungannya dengan struktur modal dan nilai perusahaan. Perusahaan yang likuid akan dipercaya oleh para investor, karena mereka yakin perusahaan dapat melunasi seluruh kewajibannya tepat waktu, namun disisi lain perusahaan yang likuid ini umumnya akan cenderung untuk menggunakan dana internal dibanding dana eksternal berupa hutang, (Sartono,2010). Beberapa penelitian terdahulu yang mengemukakan hasil yang berbeda yaitu penelitian Nugroho (2012), Anzlina dan Rustam (2013), Pramesti (2015) dan Fadli (2015) yang mengatakan bahwa likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Selain itu penelitian Wijaya dan Purnawarti (2014), Putra (2014), Wulansari (2015) mengatakan bahwa likuiditas berpegaruh negatif signifikan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Rasio solvabilitas atau leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai oleh utang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan


(15)

aktivanya. Rasio leverage digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar seluruh kewajiabnnya baik jangka pendek maupun jangka panjang, (Kasmir,2015). Beberapa hasil penelitian yang menguji tentang leverage yaitu penelitian Nugroho (2012), Martini dan Ikhsan (2014), Mabruroh dkk (2015), Pratama dan Wiksuana (2016), mengatakan bahwa leverage berpengaruh positif signfikan terhadap nilai perusahaan. Namun hasil yang berbeda ditunjukkan oleh penelitian Wibowo dan Aisjah (2014), Kartasukmana (2015) serta Nanggola dan Listiadi (2014) yang mengatakan bahwa leverage berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

Selain beberapa faktor diatas yang menjadi signal bagi investor dalam menilai baik buruknya perusahaan adalah kebijakan dividen. Dividen merupakan kompensasi yang diterima oleh pemegang saham, disamping capital gain, (Mamduh,2014). Dalam penelitian ini kebijakan dividen dijadikan sebagai variabel moderating karena kebijakan dividen menjadi pusat perhatian banyak pihak seperti pemegang saham, kreditor, maupun pihak eksternal lain yang memiliki kepentingan dari informasi yang dikeluarkan perusahaan. Kebijakan dividen menyangkut masalah penggunaan laba yang menjadi hak para pemegang saham. Pada dasarnya, laba tersebut bisa dibagi sebagai dividen atau ditahan untuk di investasikan kembali di dalam perusahaan dengan mempertimbangkan tujuan perusahaan yaitu memaksimumkan kemakmuran para pemegang saham dan meningkatkan nilai perusahaan.


(16)

Beberapa penelitian terdahulu telah mengembangkan dan menguji berbagai model untuk menjelaskan perilaku dividen sebagai variabel moderating terkait dengan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan diantaranya likuiditas, leverage dan profitabilitas serta terjadi perbedaan hasil penelitian. Penelitian Sundari dan Utami (2013) serta penelitian Fadli (2015) mengatakan bahwa kebijakan dividen mampu memoderasi pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaan. Sedangkan penelitian Mahendra dkk (2012), Wijaya dan Purnawarti (2014) mengatakan bahwa kebijakan dividen tidak mampu memoderasi pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaan. Selain itu penelitian Martini dan Ikhsan (2014) mengatakan bahwa kebijakan dividen mampu memoderasi pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan. Tetapi penelitian Mahendra kk (2012), penelitian Nanggola dan Listiadi (2014) mengatakan kebijakan dividen tidak mampu memoderasi pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Martini dan Raharjo (2013), Erlangga (2010), Fadli (2015) mengatakan bahwa kebijakan dividen mampu memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Berbeda dengan penelitian Mahendra dkk (2012) yang mengatakan bahwa kebijakan dividen tidak mampu memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan.

Berkaitan dengan perbedaan beberapa hasil penelitian faktor-faktor tersebut, judul yang ditarik oleh peneliti adalah “Pengaruh Likuiditas, Leverage Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen


(17)

Sebagai Varibel Moderating Studi Pada Perusahaaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Periode 2011-2014”, penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian yang dilakukan Mahendra dkk (2012) yang memfokuskan pada analisis nilai perusahaan dan beberapa faktor yang mempengaruhinya. Perbedaan mendasar dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yaitu pada periode penelitian, peneliti menggunakan data sekunder selama 4 tahun yaitu 2011-2014.

B. Rumusan Masalah Penelitian

1. Apakah likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan? 2. Apakah kebijakan dividen dapat memperkuat pengaruh likuiditas terhadap

nilai perusahaan?

3. Apakah leverage berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan? 4. Apakah kebijakan dividen dapat memperkuat pengaruh leverage terhadap

nilai perusahaan?

5. Apakah profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan?

6. Apakah kebijakan dividen dapat memperkuat pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan?

C. Tujuan Penelitian

1. Menguji pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaan.

2. Menguji pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaan dengan kebijakan dividen sebagai variabel moderating.


(18)

3. Menguji pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan.

4. Menguji pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan dengan kebijakan dividen sebagai variabel moderating.

5. Menguji pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan.

6. Menguji pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan dengan kebijakan dividen sebagai variabel moderating.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan atau menjelaskan ilmu penghetahuan terkait faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan bagi investor dalam menilai prospek perusahaan yang dapat memberikan kemakmuran bagi para pemegang saham.


(19)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1. Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan diartikan sebagai harga yang bersedia dibayar oleh investor seandainya suatu perusahaan akan dijual, (Sartono,2010) . Memaksimumkan nilai perusahaan disebut sebagai memaksimumkan kemakmuran para pemegang saham yang akan diterima apabila aset perusahaan dijual sesuai dengan harga saham, (Martono dan harjito,2010). Nilai pemegang saham akan meningkat apabila nilai perusahaan juga meningkat yang ditandai dengan tingkat pengembalian investasi yang tinggi kepada pemegang saham, (Husnan, 2000). Bagi perusahaan yang menerbitkan saham di pasar modal, harga saham yang diperjual belikan di bursa merupakan indikator nilai perusahaan. Beberapa pengukuran nilai perusahaan menurut beberapa ahli:

a. Price Earning Ratio (PER)

Menurut Tandelilin (2010), informasi PER mengindikasikan besarnya rupiah yang harus dibayarkan investor untuk memperoleh satu rupiah earning perusahaan. Semakin besar PER, maka semakin besar pula kemungkinan perusaan untuk tumbuh sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

Rumus PER dapat dihitung dengan :

Saham Lembar

Per Laba

Saham Lembar

Per Saham Harga


(20)

b. Price to Book Value (PBV)

Menurut Sutrisno (2000), rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar harga saham yang ada di pasar dibandingkan dengan nilai buku sahamnya. Semakin tinggi nilai rasio ini semakin besar tambahan kekayaan yang dinikmati oleh pemilik perusahaan.

Rumus rasio ini adalah :

Saham Buku Nilai Saham Lembar Per Pasar Harga PBV 

c. Tobin’s Q

Menurut Weston dan Copeland (2004) salah satu alternatif yang digunakan dalam menilai nilai perusahaan adalah dengan menggunakan

Tobin’s Q. Tobin’s Q ini dikembangkan oleh professor James Tobin.

Rasio ini merupakan konsep yang sangat berharga karena menunjukkan estimasi pasar keuangan saat ini tentang nilai hasil pengembalian dari

setiap dollar investasi inkremental. Tobin’s Q dihitung dengan

membandingkan rasio ini dengan nilai buku ekuitas perusahaan. Rumusnya sebagai berikut :

) D EBV ( ) D EMV ( Q   Keterengan :

Q = Nilai perusahaan EMV = Nilai pasar ekuitas

EBV = Nilai buku dari total aktiva D = Nilai buku dari total hutang


(21)

EMV diperoleh dari hasil perkalian harga saham penutupan pada akhir tahun (closing price) dengan jumlah saham yang beredar pada akhir tahun. EBV diperoleh dari selisih total aset perusahaan dengan total kewajibannya.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan a. Rasio Likuiditas

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya,(Kasmir,2015). Likuiditas erat hubungannya dengan struktur modal dan nilai perusahaan. Perusahaan yang likuid akan dipercaya oleh para investor, karena mereka yakin perusahaan dapat melunasi seluruh kewajibannya tepat waktu, namun disisi lain perusahaan yang likuid ini umumnya akan cenderung untuk menggunakan dana internal dibanding dana eksternal berupa hutang, (Sartono,2010). Tujuan dan manfaat rasio likuiditas adalah sebagai berikut, (Kasmir, 2015): 1) Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban atau

hutang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih. Artinya, kemampuan untuk membayar kewajiban yang sudah waktunya dibayar sesuai jadwal batas waktu yang telah ditetapkan (tanggal dan bulan tertentu).

2) Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan. Artinya, jumlah kewajiban yang berumur dibawah satu tahun atau sama dengan satu tahun, dibandingkan dengan total aktiva lancar.


(22)

3) Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan persediaan atau pihutang.

4) Untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah persediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan.

5) Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar hutang.

6) Sebagai alat perencanaan ke depan, terutama yang berkaitan dengan perencanaan kas dan hutang.

7) Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu dengan membandingkannya untuk beberapa periode.

8) Untuk melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan dari masing-masing komponen yang ada di aktiva lancar dan hutang lancar.

9) Menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki kinerjanya dengan melihat rasio likuiditas yang ada pada saat ini.

Jenis-jenis rasio likuiditas yang dapat digunakan perusahaan untuk mengukur kemampuan perusahaan, yaitu, (Kasmir,2015):

1) Rasio lancar (current ratio)

Rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau hutang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Penghitungan rasio lancar dilakukan dengan cara membandingkan antara total aktiva lancar dengan total hutang lancar. Aktiva lancar


(23)

merupakan harta perusahaan yang dapat dijadikan uang dalam waktu singkat (maksimal 1 tahun). Komponen aktiva lancar meliputi kas, bank, surat berharga, pihutang, persediaan, biaya dibayar di muka, pendapatan yang masih harus diterima, pinjaman yang diberikan dan aktiva lancar lainnya.

Hutang lancar merupakan kewajiban perusahaan jangka pendek (maksimal 1 tahun). Artinya hutang itu segera harus dilunasi dalam waktu paling lama satu tahun. Komponen hutang lancar terdiri dari hutang dagang, hutang bank 1 tahun, hutang wesel, hutang gaji, hutang pajak, hutang dividen, biaya diterima di muka, hutang jangka panjang yang sudah hampir jatuh tempo.

2) Rasio sangat lancar atau cepat (quick ratio).

Rasio tersebut merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau hutang lancar (hutang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan. Artinya nilai persediaan kita abaikan, dengan cara dikurangi dari nilai total aktiva lancar. Hal ini dilakukan karena persediaan dianggap memerlukan waktu relative lebih lama untuk diuangkan, apabila perusahaan membutuhkan dana cepat untuk membayar kewajibannya dibandingkan dengan aktiva lancar lainnya. Untuk mencari rasio sangat lancar atau cepat (Quick Ratio) diukur dari total aktiva lancar, kemudian dikurangi dengan nilai persediaan.


(24)

3) Rasio kas (cash ratio).

Rasio kas merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar hutang. Keterpersediaan uang kas dapat ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau yang setara dengan kas seperti rekening giro atau tabungan di bank. Dapat dikatakan rasio ini menunjukkan kemampuan sesungguhnya bagi perusahaan untuk membayar hutang-hutang jangka pendeknya.

4) Rasio perputaran kas.

Rasio kas artinya rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat keterpersediaan kas untuk membayar tagihan dan biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan. Untuk mencari modal kerja, kurangi aktiva lancar terhadap hutang lancar.

5) Inventory to Net Working Capital.

Inventory to net working capital merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah persediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan. Modal kerja tersebut terdiri dari pengurangan antara aktiva lancar dengan hutang lancar.

b. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas atau leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Artinya berapa besar beban hutang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Rasio solvabilitas digunakan untuk


(25)

mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajiabnnya baik jangka pendek maupun jangka panjang, (Kasmir,2015).

Jenis-jenis rasio yang ada dalam rasio solvabilitas antara lain: 1) Rasio Debt To Asset Ratio (debt ratio).

Debt Ratio merupakan rasio hutang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total hutang dengan total aktiva. Rasio tinggi artinya pendanaan dengan hutang semakin banyak maka semakin sulit bagi perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi hutang-hutangnya. Sedangkan, rasio rendah artinya semakin kecil perusahaan dibiayai dengan hutang.

2) Rasio Debt To Equity Ratio (DER).

DER merupakan rasio yang digunakan untuk menilai hutang dengan ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam atau kreditor dengan pemilik perusahaan. Semakin besar rasio ini akan semakin tidak menuntungkan karena akan semakin besar risiko yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan. Sebaliknya dengan rasio yang rendah semakin tinggi tingkat pendanaan yang disediakan dan semakin besar batas pengaman bagi peminjam jika terjadi kerugian terhadap nilai aktiva.


(26)

3) Rasio Time Interest Earned (TIE).

TIE merupakan rasio untuk mencari jumlah kali perolehan bunga. Selain itu, juga sebagai kemampuan perusahaan untuk membayar biaya bunga. Secara umum semakin tinggi rasio, semakin besar kemungkinan perusahaan dapat membayar bunga pinjaman dan dapat menjadi ukuran untuk memperoleh tambahan pinjaman baru dari kreditor. Demikian pula sebaliknya, apabila rasionya rendah semakin rendah pula kemampuan perusahaan untuk membayar bunga dan biaya lainnya.

4) Rasio Fixed Charge Coverage (FCC).

FCC merupakan rasio yang menyerupai TIE, hanya saja perbedaannya adalah rasio ini dilakukan apabila perusahaan memperoleh hutang jangka panjang atau menyewa aktiva berdasarkan kontrak sewa. Biaya tetap merupakan biaya bunga ditambah kewajiban sewa tahunan atau jangka panjang.

5) Rasio Long Term Debt To Equity Ratio (LTDtER).

LTDtER merupakan rasio antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan hutang jangka panjang dengan cara membandingkan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan.


(27)

c. Rasio Profitabilitas

Rasio yang melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba atau keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara berbagai komponen yang ada di laporan keuangan, terutama laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi,(Kasmir,2015).

Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan maupun pihak luar perusahaan, yaitu:

1) Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu.

2) Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.

3) Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.

4) Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.

5) Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.

6) Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal sendiri.

Manfaat yang diperoleh dari penggunaan rasio profitabilitas, yaitu:

1) Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode.


(28)

2) Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.

3) Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu.

4) Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. 5) Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang

digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.

Jenis-jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan adalah, (Kasmir,2015):

1) Profit margin.

Profit margin merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan. Cara pengukuran rasio ini adalah dengan membandingkan laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih.

2) Return On Investment (ROI).

Return On Investment (ROI) merupakan rasio yang menunjukkan hasil atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Hasil pengembalian investasi menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Semakin kecil rasio ini semakin kurang baik, demikian pula sebaliknya. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas dari seluruh operasi perusahaan.

3) Return On Equity (ROE).

Hasil pengembalian ekuitas atas rentabilitas modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal


(29)

sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya.

4) Return On Asset (ROA).

Rasio ini mengukur kemampuan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset tertentu. Rasio yang tinggi menunjukkan efisiensi manajemen asset yang berarti efisiensi manajemen.

5) Laba per lembar saham.

Rasio laba per lembar saham atau disebut juga rasio nilai buku merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemn dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham. Rasio yang rendah berarti manajemen belum berhasil untuk memuaskan pemegang saham, sebaliknya dengan rasio yang tinggi kesejahteraan pemegang saham meningkat. Keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham biasa adalah jumlah keuntungan dikurangi pajak, dividen, dan dikurangi hak-hak lain untuk pemegang saham prioritas.

d. Struktur Modal

Struktur modal adalah merupakan perimbangan jumlah hutang jangka pendek yang bersifat permanen, hutang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa. Manajemen struktur modal bertujuan untuk menciptakan suatu bauran sumber dana permanen sedemikian rupa agar mampu memaksimalkan harga saham yang merupakan cerminan dari nilai perusahaan, (Sartono,2010).


(30)

Berikut ini adalah teori-teori yang menjelaskan struktur modal,yaitu : 1) Trade off theory

Teori ini menganggap bahwa penggunaan hutang 100% sulit dijumpai. Kenyataannya semakin banyak hutang, maka semakin tinggi beban yang harus ditanggung. Satu hal yang penting bahwa dengan meningkatnya hutang, maka semakin tinggi probabilitas kebangkrutan. Beban yang harus ditanggung saat menggunakan hutang yang lebih besar adalah biaya kebangkrutan, biaya keagenan, beban bunga yang semakin besar dan sebagainya.Biaya kebangkrutan dapat cukup signifikan mencapai 20% nilai perusahaan, (Mamduh,2004).

2) Pecking Order Theory

Pecking order theory menetapkan suatu urutan keputusan pendanaan dimana para manajer pertama kali akan memilih untuk menggunakan laba ditahan, hutang dan penerbitan saham sebagai pilihan terakhir. Penggunaan hutang lebih disukai karena biaya yang dikeluarkan untuk hutang lebih murah dibandingkan dengan biaya penerbitan saham, (Mamduh,2004). Secara spesifik, perusahaan mempunyai urut-urutan preferensi dalam penggunaan dana sebagai berikut :

a) Perusahaan lebih menyukai internal financing (dana internal). Dana internal tersebut diperoleh dari laba yang dihasilkan dari kegiatan perusahaan.


(31)

b) Perusahaan menyesuaikan target dividend payout ratio terhadap peluang investasi mereka, sementara mereka menghindari perubahan dividen secara drastis.

c) Kebijakan dividen yang sticky (tidak mudah naik dan turun) ditambah fluktuasi profitabilitas dan peluang investasi yang tidak dapat diproksi, berarti terkadang aliran kas internal melebihi kebutuhan investasi namun terkadang kurang dari kebutuhan investasi.

d) Apabila pendanaan eksternal diperlukan, pertama-tama perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang paling aman, yaitu mulai dari penerbitan hutang convertible bond, dan alternatif paling akhir adalah saham.

3) Signaling Theory

Teori signal adalah suatu tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan yang memberikan petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan modal baru dengan cara-cara lain seperti dengan menggunakan hutang, (Brigham dan Houston,2004). Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa manajer dan pemegang saham tidak mempunyai akses informasi perusahaan yang sama. Ada informasi tertentu yang hanya diketahui oleh manajer, sedangkan pemegang saham tidak tahu informasi tersebut sehingga terdapat informasi yang tidak simetri (asymmetric information) antara manajer


(32)

dan pemegang saham. Akibatnya, ketika struktur modal perusahaan mengalami perubahan, hal itu dapat membawa informasi kepada pemegang saham yang akan mengakibatkan nilai perusahaan berubah. Dengan kata lain, perilaku manajer dalam hal menentukan struktur modal, dapat dianggap sebagai sinyal oleh pihak luar, (Mamduh ,2004).

4) Agency Approach

Struktur modal disusun untuk mengurangi konflik antar berbagai kelompok kepentingan. Konflik antara pemegang saham dengan manager adalah konsep free cash flow. Ada kecenderungan manajer ingin menahan sumber daya sehingga mempunyai kontrol atas sumber daya tersebut. Hutang bisa dianggap sebagai cara untuk mengurangi konflik keagenan free cash flow. Jika perusahaan menggunakan hutang, maka manajer akan dipaksa untuk mengeluarkan kas dari perusahaan untuk membayar bunga, (Mamduh,2004).

e. Kebijakan Dividen

1) Pengertian Kebijakan Dividen

Kebijakan dividen adalah praktik yang dilakukan oleh manajemen dalam membuat keputusan pembayaran dividen, yang mencakup besaran rupiahnya, pola distribusi kas kepada pemegang saham, (Lease at al, 2000 dalam Gumanti, 2013). Kebijakan dividen yang optimal akan menciptakan keseimbangan diantara dividen saat ini dan pertumbuhan dimasa mendatang yang memaksimumkan harga saham, (Brigham dan Houston,2001).


(33)

Ukuran yang biasa digunakan dalam mengukur dividen yang dibayarkan oleh perusahaan ada 2 ukuran yaitu ukuran sebagai imbal hasil dividen (dividend yield) dan rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio = DPR). Dividend payout ratio pembagiannya diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di setiap perusahaan, (Gumanti,2013).

2) Teori Kebijakan Dividen

a) Teori ketidakrelevanan dividen (irrelevant dividend proposition). Teori yang dikembangkan oleh Miller dan Modigliani (1961) ini menjelaskan bahwa dalam suatu pasar yang sempurna, nilai perusahaan tidak tergantung (bebas) dari kebijakan dividen yang dilakukan oleh manajemen. Mereka menunjukkan bahwa, jika kebijakan perusahaan dalam hal investasidianggap tidak berubah, maka pembayaran dividen tunai tidak dapat mempengaruhi nilai perusahaan di pasar yang efisien. Karena jika perusahaan memiliki pengeluaran untuk investasi sama dengan atau bahkan melebihi laba operasinya, maka perusahaan harus mengeluarkan ekuitas baru jika perusahaan bermaksud membayar dividennya. Bukti dasar dari ketidakrelevanan dividen adalah dengan mengabaikan semua efek dari pengumuman dividen.

Jika semakin tinggi rasio pembayaran dividen maka tersirat anggapan bahwa semakin rendah keuntungan modal perusahaan. Jika dividen dianggap sebagai salah satu cara untuk menaikkan nilai perusahaan maka investor dianggap tidak selalu harus


(34)

berinvestasi pada perusahaan yang konsisten membagikan dividen, namun investor dapat menciptakan dividen sendiri pada akun pribadinya. Misalnya perusahaan dapat menghasilkan return yang sama dengan cara melakukan pembelian kembali saham atau akuisisi, (Gumanti,2013).

b) Bird in the hand theory.

Dalam Bird in the hand theory menyatakan bahwa investor lebih menyukai kepastian dalam bentuk dividen tunai (bird in the hand) daripada dijanjikan keuntungan yang belum pasti (bird in the bush), yaitu selisih positif harga saham yang menghasilkan capital gain. Menaikkan pembayaran dividen, hal-hal lain dianggap konstan, akan dapat menaikkan nilai perusahaan. Karena dividen yang diberikan saat ini lebih menjanjikan dalam mengurangi ketidakpastian atas arus kas mendatang, rasio pembayaran yang tinggi akan mengurangi biaya modal dan karenanya akan menaikkan nilai saham perusahaan, (Gumanti,2013).

c) Teori biaya transaksi dan pajak (clientele effect theory).

Teori ini menjelaskan bahwa hipotesis efek klien dividen yang sebelumnya dikenal dapat saja memainkan suatu peran dalam kebijakan dividen pada kondisi kepastian. Mereka menegaskan bahwa kelompok investor yang berbeda akan memiliki preferensi yang berbeda terhadap kebijakan dividen perusahaan.

Sebagai contoh, kelompok investor dengan tingkat pajak yang tinggi akan cenderung akan menghindari dividen, karena


(35)

dividen mempunyai tingkat pajak yang lebih tinggi dibandingkan dengan capital gain. Sedangkan peminat dividen yang tinggi akan memilih perusahaan yang mampu membayar dividen besar. Dividen tertentu akan menarik segmen tertentu kemudian tugas perusahaan (manajemen keuangan) adalah melayani segmen tersebut. Kebijakan dividen yang berubah-ubah akan mengacaukan efek klien tersebut, menyebabkan harga saham juga dapat berubah, (Gumanti,2013).

d) Signaling Theory.

Ada kecenderungan harga saham akan naik jika ada pengumuman kenaikan dividen, dan harga saham akan turun jika ada pengumuman penurunan dividen. Ada argumen yang mengatakan bahwa dividen meningkatkan nilai perusahaan. Tetapi ada argumen lain yang lebih masuk akal. Menurut argumen tersebut, dividen itu sendiri tidak menyebabkan kenaikan ( penurunan ) harga, tetapi prospek perusahaan, yang ditunjukkan oleh meningkatnya (menurunnya) dividen yang dibayarkan, yang menyebabkan perubahan harga saham. Teori ini disebut dengan teori signal atau isi informasi dividen, (Mamduh,2014).

Menurut teori signaling tersebut, dividen dipakai sebagai signal oleh perusahaan. Jika perusahaan merasa bahwa prospek di masa mendatang baik, pendapatan, aliran kas diharapkan meningkat atau diperoleh pada tingkat dimana dividen yang meningkat tersebut bisa dibayarkan, maka perusahaan akan meningkatkan dividen. Pasar


(36)

akan merespons positif pengumuman kenaikan dividen tersebut. Hal yang sebaliknya akan terjadi. Jika perusahaan merasa prospek dimasa mendatang menurun, perusahaan akan menurunkan pembayaran dividennya. Pasar akan merespon negatif pengumuman tersebut. Menurut teori tersebut, dividen mempunyai kandungan informasi yaitu prospek perusahaan dimasa mendatang.

F. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian Mahendra dkk (2012) menguji pengaruh likuiditas, leverage dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Metode yang dilakukan dengan persamaan regresi. Hasil penelitiannya likuiditas berpengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, leverage berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan dan profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Dalam penelitiannya kebijakan dividen dijadikan variabel moderating dan terdapat hasil bahwa kebijakan dividen tidak mampu memoderasi baik pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaan, leverage terhadap nilai perusahaan dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan.

Penelitian Martini dan Raharjo (2014) menguji pengaruh kebijakan hutang dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Metode yang digunakan adalah persamaan regresi. Hasil penelitiannya adalah kebijakan hutang dan profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Dalam penelitiannya kebijakan dividen dijadikan sebagai variabel moderating dan didapatkan hasil bahwa kebijkan dividen mampu


(37)

memoderasi baik pengaruh kebijakan hutang terhadap nilai perusahaan maupun pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan.

Penelitian Wijaya dan Purnawarti (2014) menguji pengaruh likuiditas dan kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan. Metode yang digunakan adalah persamaan regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan sedangkan kepemilikan institusional berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Dalam penelitiannya kebijakan dividen dijadikan sebagai variabel moderating dan didapatkan hasil bahwa kebijakan dividen tidak mampu memoderasi baik pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaan maupun pengaruh kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan.

Penelitian Prasetyorini (2013) menguji pengaruh ukuran perusahaan, leverage, PER, dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Metode yang digunakan adalah persamaan regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, leverage, PER, dan profitabilitas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan secara pasrsial menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan, struktur modal dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan serta likuiditas berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan.

Penelitian Putra (2014) menguji pengaruh profitabilitas, struktur modal, ukuran perusahaan dan likuiditas terhadap nilai perusahaan. Metode yang digunakan adalah persamaan regresi. Hasil penelitian


(38)

menujukkan bahwa secara simultan profitabilitas,struktur modal,ukuran perusahaan dan likuiditas berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan secara parsial profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan, struktur modal dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan serta likuiditas berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan.

Penelitian Wulansari (2015) menguji pengaruh profitabilitas, struktur modal, ukuran perusahaan dan likuiditas terhadap nilai perusahaan. Metode yang digunakan adalah persamaan regresi. Hasil penelitian menujukkan bahwa secara simultan profitabilitas,struktur modal,ukuran perusahaan dan likuiditas berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan secara parsial profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan, struktur modal dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan serta likuiditas berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan.

Penelitian Sari (2013) menguji pengaruh profitabilitas, EVA, dan risiko sistematis terhadap nilai perusahaan. Metode yang digunakan adalah persamaan regresi. Hasil penelitan menunjukkan bahwa profitabilitas dan EVA memiliki pengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan leverage dan risiko sistematis tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Penelitian Mardiyati dkk (2012) menguji pengaruh kebijakan dividen, kebijakan hutang dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Metode yang digunakan adalah ordinary least square. Hasil penelitian


(39)

menunjukkan bahwa kebijakan dividen dan kebijakan hutang tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Sedangkan profitabilitas memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Dalam penelitiannya GCG dijadikan sebagai variabel moderating dan mampu memoderasi pengaruh variabel kebijakan dividen,kebijakan hutang dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan.

Penelitian Triyono dkk (2015) menguji pengaruh kebijakan dividen, struktur kepemilikan, kebijakan hutang,profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan. Metode yang digunakan adalah persamaan regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan dividen, struktur kepemilikan, dan kebijakan hutang tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Sedangkan profitabilitas dan ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.

Penelitian Safitri dkk (2014) menguji pengaruh struktur modal dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Metode yang digunakan adalah panel least square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur modal berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan dan positif signifikan terhadap profitabilitas serta profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.

Penelitian Pratama dan Wiksuana (2016) menguji pengaruh ukuran perusahaan dan leverage terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai variabel mediasi. Metode yang digunakan adalah analisis path. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, leverage dan profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.


(40)

Ukuran perusahaan dan leverage berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Sedangkan profitabilitas tidak mampu memediasi pengaruh ukuran perusahaan dan leverage terhadap nilai perusahaan.

Penelitian Nugroho (2012) menguji pengaruh profitabilitas, likuiditas dan leverage terhadap nilai perusahaan. Metode yang digunakan adalah persamaan regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas yang diproksikan dengan OPM, ROA dan ROE berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Likuiditas yang diproksikkan dengan CR tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan sedangkan yang diproksikan dengan QR memiliki pengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Leverage yang diproksikan dengan DER berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.

Penelitian Anzlina dan Rustam (2013) menguji pengaruh likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Metode yang digunakan adalah persamaan regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa likuiditas dan profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan solvabilitas dan aktivitas tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Penelitian Mabruroh dkk (2015) menguji pengaruh PER, leverage, DPR, profitabilitas dan cash holdings terhadap nilai perusahaan. Metode yang digunakan adalah persamaan regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PER, leverage dan profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan cash holdings berpengaruh negatif


(41)

signifikan terhadap nilai perusahaan dan DPR tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Penelitian Pramesti (2015) menguji pengaruh profitabilitas, likuiditas, dan aktivitas terhadap nilai perusahaan. Metode yang digunakan adalah persamaan regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan, likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan dan aktivitas tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Penelitian Fadli (2015) menguji pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Metode yang digunakan adalah persamaan regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Dalam penelitian Fadli (2015) kebijakan dividen dijadikan sebagai variabel moderating dan mendapatkan hasil bahwa kebijakan dividen mampu memoderasi pengaruh likuiditas dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan sedangkan solvabilitas tidak mampu dimoderasi oleh kebijakan dividen.

Penelitian Sundari dan Utami (2013) menguji pengaruh capital, kebijakan dividen, asset quality, earning dan likuiditas terhadap nilai perusahaan. Metode yang dignakan adalah persamaan regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa capital berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan, likuiditas berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan asset quality dan earning tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dalam penelitiannya kebijakan


(42)

dividen dijadikan sebagai variabel moderating dan didaptkan hasil bahwa kebijakan dividen mampu memoderasi pengaruh capital, earning dan likuiditas terhadap nilai perusahaan tetapi tidak mampu memoderasi pengaruh asset quality terhadap nilai perusahaan.

Penelitian Wibowo dan Aisjah (2014) menguji pengaruh profitabilitas, kepemilikan manajerial, kebijakan dividen, dan leverage terhadap nilai perusahaan. Metode yang digunakan adalah persamaan regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas dan kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan sedangkan kepemilikan manajerial dan leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan.

Penelitian Kartasukmana (2015) menguji pengaruh leverage, IOS, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan dengan kebijakan dividen sebagai variabel intervening. Metode yang digunkan adalah analisis jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. IOS, kepemilikan institusional dan kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Kebijakan dividen dapat memediasi pengaruh leverage dan IOS terhadap nilai perusahaan tetapi tidak dapat memediasi pengaruh kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan.

Penelitian Erlangga (2010) menguji pengaruh ROA terhadap nilai perusahaan dengan CSR, GCG dan kebijakan dividen sebagai variabel moderating. Metode yang digunakan adalah persamaan regresi. Hasil


(43)

penelitian menunjukan bahwa ROA berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. CSR, GCG dan kebijakan dividen mampu memoderasi pengaruh ROA terhadap nilai perusahaan.

Penelitian Nanggola dan Listiadi (2014) menguji pengaruh kebijakan hutang terhadap nilai perusahaan dengan kebijakan dividen sebagai variabel moderasi. Metode penelitian yang digunakan adalah menggunakan alat analisis Moderate Regression Analysis (MRA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan hutang berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan dan kebijakan dividen tidak mampu memoderasi pengaruh kebijakan hutang terhadap nilai perusahaan.

G. Hipotesis

1. Pengaruh Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan

Likuiditas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Likuiditas merupakan salah satu faktor yang menjadi perhatian investor dalam menilai prospek perusahaan. Likuiditas bergantung pada arus kas perusahaan dan komponen aktiva lancar lainnya serta kewajiban lancarnya, (Kasmir,2015). Likuiditas menentukan sejauh mana kemampuan perusahaan merealisasikan non kas menjadi kas dengan memaksimumkan perputaran pihutang dan perputaran persediaan. Likuiditas perusahaan dianggap baik apabila perusahaan mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya tepat waktu karena banyak dana yang tersedia bagi perusahaan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan dan investasinya. Perusahaan yang likuid


(44)

cenderung menggunakan dana internal dalam kegiatan pendanaannya, (Sartono,2010). Informasi tersebut memberikan sinyal positif bagi investor,dimana investor tertarik membeli saham diperusahaan tersebut sehingga permintaan saham meningkat yang berdampak pada meningkatnya harga saham. Harga saham yang tinggi merupakan cerminan nilai perusahaan yang tinggi. Jadi, semakin tinggi likuiditas nilai perusahaan akan meningkat. Hasil penelitian yang mendukung adalah penelitian Nugroho (2012), Anzlina dan Rustam (2013), Pramesti (2015) dan Fadli (2015) yang mengatakan bahwa likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.

H1 : Likuiditas Berpengaruh Positif Signifikan Terhadap Nilai Perusahaan

2. Pengaruh Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Dividen sebagai Variabel Moderating

Likuiditas bergantung pada arus kas perusahaan dan komponen aktiva lancar lainnya serta kewajiban lancarnya. Likuiditas perusahaan dianggap baik apabila perusahaan mampu merealisasikan non kas menjadi kas dengan memaksimumkan perputaran persediaan dan perputaran pihutang perusahaan Artinya, perusahaan tersebut mempunyai dana yang lebih untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya tepat waktu. Informasi tersebut akan memicu investor untuk meningkatkan permintaan saham dan kemudian akan meningkatkan harga saham. Harga saham yang tinggi merupakan cerminan dari nilai perusahaan yang tinggi. Pengaruh tersebut semakin


(45)

diperkuat dengan adanya kebijakan dividen. Pembayaran dividen merupakan aliran kas keluar dan merupakan kewajiban jangka pendek perusahaan kepada pemegang saham. Perusahaan yang mampu membayarkan dividen menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki kas yang benar-benar bebas. Apabila perusahaan membayarkan dividen maka akan mempengaruhi penggunaan kas oleh perusahaan. Artinya, perusahaan tersebut mampu menyeimbangkan kas yang dimilikinya dengan membayar dividen dalam aktivitas pendanaannya demi menjaga likuiditas perusahaan. Berdasarkan signaling theory dalam Mamduh (2014) apabila perusahaan mampu meningkatkan pembayaran dividen menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki prospek yang bagus dimasa yang akan datang seiring dengan aliran kas perusahaan yang baik. Dengan demikian investor akan tertarik untuk membeli saham perusahaan tersebut sehingga harga saham akan meningkat. Harga saham yang tinggi mencerminkan nilai perusahaan yang tinggi. Hasil penelitian yang mendukung argumen tersebut adalah penelitian Sundari dan Utami (2013) serta penelitian Fadli (2015) yang mengatakan bahwa kebijakan dividen memperkuat pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaan.

H2 : Kebijakan Dividen Memperkuat Pengaruh Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan

3. Pengaruh Leverage Terhadap Nilai Perusahaan

Berdasarkan teori keganenan dalam Mamduh (2004), peningkatan aliran kas bebas akan memicu konflik antara manajer dengan


(46)

pemegang saham. Hal ini dikarenakan manajer menginginkan dana tersebut disalurkan pada investasi yang menguntungkan bagi perusahaan, sedangkan pemegang saham menginginkan kelebihan dana tersebut dibagikan dalam bentuk dividen. Konflik antara manajer dengan pemegang saham dapat menimbulkan biaya keagenan. Dengan demikian, salah satu cara untuk mengotrol biaya tersebut adalah dengan menerbitkan hutang. Dengan adanya hutang maka dapat digunakan untuk mengendalikan aliran kas secara berlebihan oleh manajer dan menghindari investasi yang berlebihan sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan. Hal ini dikarenakan penambahan hutang memerlukan komitmen pembayaran kembali bunga dan pokok pinjaman yang mengurangi free cash flow dan mengurangi kemampuan manajer untuk melakukan tindakan pemborosan, yang membuat manajer menjadi disiplin, sehingga penggunaan sumber daya perusahaan menjadi lebih produktif. Berdasarkan teori signaling dalam Mamduh (2004), peningkatan rasio hutang perusahaan memberikan sinyal positif bagi para investor dengan asumsi bahwa aliran kas perusahaan dimasa yang akan datang akan terjaga dan adanya hutang juga menunjukkan optimisme dari manajemen dalam melakukan investasi sehingga diharapkan bahwa prospek perusahaan di masa yang akan datang akan cerah. Jadi, semakin tinggi leverage nilai perusahaan akan semakin meningkat. Hasil penelitian yang mendukung adalah penelitian Nugroho (2012), Mabruroh dkk (2015), Pratama dan Wiksuana (2016) serta penelitian Martini dan Ikhsan (2014) yang


(47)

mengatakan bahwa leverage berpengaruh positif signfikan terhadap nilai perusahaan.

H3 : Leverage Berpengaruh Positif Signifikan Terhadap Nilai Perusahaan

4. Pengaruh Leverage Terhadap Nilai Perusahaan dengan Kebijakan

Dividen Sebagai Variabel Moderating

Berdasarkan teori keagenan dalam Mamduh (2004) penggunaan hutang yang semakin tinggi oleh perusahaan dapat mengurangi konflik antara manajer dengan pemegang saham. Hal ini dikarenakan penambahan hutang memerlukan komitmen pembayaran kembali bunga dan pokok pinjaman yang mengurangi free cash flow dan mengurangi kemampuan manajer untuk melakukan tindakan pemborosan, yang membuat manajer menjadi disiplin, sehingga penggunaan sumber daya perusahaan menjadi lebih produktif. Berdasarkan signaling theory dalam Mamduh (2004), penambahan hutang akan menjadi prospek yang baik dimasa yang akan datang sehingga akan memberikan sinyal positif bagi investor dengan asumsi bahwa aliran kas dimasa yang akan datang tetap terjaga. Hal ini akan meningkatkan permintaan saham oleh investor sehingga akan meningkatkan harga saham dan nilai perusahaan. Penjelasan tersebut diperkuat dengan adanya kebijakan dividen. Pemegang saham menginginkan pembayaran dividen agar pihak manajemen tidak terlalu banyak memegang kas karena cenderung menikmati kas tersebut bagi kepentingan dirinya sendiri. Dengan adanya pembayaran dividen yang


(48)

diinginkan pemegang saham, kesempatan untuk melakukan investasi oleh manajer dengan kas menjadi berkurang. Agar perusahaan mampu menjaga aliran kas di masa yang akan datang, perusahaan perlu meningkatkan penggunaan hutang. Dengan demikian, investor menganggap bahwa perusahaan tersebut memperhatikan kemakmuran para pemegang sahamnya. Hal ini, akan memicu investor untuk membeli saham perusahaan tersebut. Permintaan saham yang tinggi akan meningkatkan harga saham. Harga saham yang tinggi mencerminkan nilai perusahaan yang tinggi. Hasil penelitian yang mendukung adalah penelitian Martini dan Riharjo (2014) yang mengatakan bahwa kebijakan dividen memperkuat pengaruh kebijakan hutang terhadap nilai perusahaan.

H4 : Kebijakan dividen memperkuat pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan

5. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan

Rasio profitabilitas merupakan rasio yang melihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, (Kasmir, 2015).Profitabilitas yang tinggi menunjukkan perusahaan memperoleh laba yang tinggi dan mencerminkan prospek perusahaan yang baik dimasa yang akan datang. Hal ini dapat memicu investor untuk membeli saham perusahaan tersebut, sehingga akan meningkatkan permintaan saham. Dengan demikian harga saham juga akan meningkat. Harga saham yang tinggi mencerminkan nilai perusahaan juga tinggi. Jadi, semakin tinggi profitabilitas maka nilai perusahaan juga semakin meningkat.


(49)

Hal ini didukung oleh penelitian Mahendra dkk (2012), Umi dkk (2012), Wahyudi (2012), Bhekti (2013), Zulfia (2013), Okyana (2014), Rizky (2014), Fadli (2015), Tri (2015), Triyono dkk (2015), Vicky dkk (2015), Angga dan Wiksuana (2016) yang mengatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. H5 : Profitabilitas Berpengaruh Positif Signifikan Terhadap Nilai Perusahaan

6. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderasi

Rasio profitabilitas memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini di tunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Semakin tinggi laba yang dihasilkan oleh perusahaan akan menarik investor untuk membeli saham perusahaan yang akan meningkatkan permintaan saham, (Kasmir,2015). Permintaan saham yang meningkat dapat meningkatkan harga saham. Harga saham yang tinggi mencerminkan nilai perusahaan yang tinggi. Pengaruh tersebut semakin diperkuat dengan adanya kebijakan dividen. Berdasarkan signaling theory dalam Mamduh (2014) pasar akan menginterpertasikan pembayaran dividen sebagai sinyal tentang prospek cerah perusahaan dimasa yang akan datang. Dengan adanya pembayaran dividen yang meningkat kepada pemegang saham, investor memprekdisikan laba yang telah didapatkan oleh perusahaan akan berlanjut atau bahkan semakin baik. Semakin baik prospek perusahaan maka perusahaan dianggap menguntungkan oleh


(50)

investor, akibatnya investor tertarik untuk membeli saham perusahaa dan meningkatkan permintaan saham perusahaan. Hal ini akan meningkatkan harga saham perusahaan. Harga saham yang tinggi mencerminkan nilai perusahaan yang tinggi. Hasil penelitian yang mendukung adalah penelitian Erlangga (2010), Putri dan Ikhsan (2014), Fadli (2015) yang mengatakan bahwa kebijakan dividen dapat memperkuat pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan.

H6 :Kebijakan Dividen Memperkuat Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan

H. Model Penelitian

H1 + H3 + H5 +

H6 H4 H2

Gambar 2.1 Model Penelitian Likuiditas

Leverage

Kebijakan Dividen

Nilai Perusahaan


(51)

40

METODE PENELITIAN

A. Obyek / Subyek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdafatar di BEI tahun 2011-2014.

B. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan sifatnya adalah data kuantitatif, berdasarkan waktunya adalah data panel dan berdasarkan cara memperolehnya merupakan data sekunder yaitu dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD). Sumber data berasal dari www.idx.co.id.

C. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan menggunakan pertimbangan (judgment) atau kriteria tertentu, (Jogiyanto,2014). Adapun kriteria sampel yang akan digunakan adalah:

1. Perusahaan yang terus mendapatkan laba selama periode 2011-2014. 2. Perusahaan yang membagikan dividen pada periode 2011-2014. D. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional merupakan penjelasan tentang bagaimana suatu variabel diukur. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan antara lain likuiditas, leverage, dan profitabilitas sebagai variabel independen, nilai perusahaan sebagai variabel dependen serta kebijakan dividen sebagai variabel moderating.


(52)

1. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Nilai Perusahaan. Indikator dari nilai perusahaan adalah harga saham, (Sartono, 2010). Semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi nilai perusahaan. Dalam penelitian ini alat ukur yang digunakan untuk menilai nilai perusahaan dengan menggunakan Price to Book Value. (PBV). Rasio PBV digunakan untuk mengetahui sebera besar harga saham yang ada di pasar dibandingkan dengan nilai buku sahamnya, (Sutrisno,2000). Semakin tinggi nilai rasio ini semakin besar tambahan kekayaan yang dinikmati oleh pemilik perusahaan. Rumus rasio ini adalah :

Saham Buku Nilai

Saham Lembar Per

Pasar Harga PBV

2. Variabel Independen a. Likuiditas

Current ratio atau rasio lancar merupakan salah satu rasio yang masuk dalam rasio likuiditas. Rasio lancar atau current ratio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Penghitungan rasio lancar dilakukan dengan cara membandingkan antara total aktiva lancar dengan total hutang lancar. Aktiva lancar merupakan harta perusahaan yang dapat dijadikan uang dalam waktu singkat (maksimal 1 tahun). Sedangkan hutang lancar merupakan kewajiban perusahaan jangka pendek (maksimal 1 tahun),


(53)

(Kasmir,2015). Rumus yang dapat digunakan untuk mengitung Curent Ratio sebagai berikut :

Lancar Hutang

Lancar Aktiva

Ratio

Curent

b. Leverage

Debt to equity ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk menilai hutang dengan ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam atau kreditor dengan pemilik perusahaan, (Kasmir,2015).

Rumus debt to equity ratio (DER) yang digunakan, yaitu:

Ekuitas

Hutang

Total

DER

c. Profitabilitas

Return On Asset (ROA) merupakan rasio yang menunjukkan hasil atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Return On Asset merupakan perbandingan antara laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dengan total aset yang dimiliki perusahaan, (Brigham dan Houston,2011). Rumus ROA sebagai berikut :

Aset Total

EBIT ROA


(54)

3. Variabel Moderating

Variabel moderating dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen. Alat ukur yang digunakan dalam mengukur kebijakan dividen adalah rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio = DPR). Rasio pembayaran dividen diukur dengan cara membagi besarnya dividen per lembar saham dengan laba bersih per lembar saham, (Gumanti,2013). Rumus yang dapat digunakan adalah :

Saham Lembar Per

Bersih Laba

Saham Lembar Per

Tunai Dividen DPR

E. Metode Analisis Data

Dalam upaya mengolah data serta menarik kesimpulan maka peneliti menggunakan program SPSS. Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh likuiditas, leverage dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan dengan kebijakan dividen sebagai variabel moderating pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2011-2014. Berikut ini analisis data yang digunakan dalam penelitian berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, tujuan penelitian dan memperhatikan sifat-sifat data yang dikumpulkan:

1. Uji Statistik Diskriptif

Uji statistik deskriptif pada penelitian ini digunakan untuk meyajikan jumlah data, nilai minimum dan nilai maxsimum, nilai rata-rata (mean), dan standar deviasi atas data sampel yang digunakan, (Ghozali,2011).


(55)

2. Moderated Regression Analysis (MRA)

Moderated Regression Analysis (MRA) menggunakan pendekatan analititik yang mempertahankan integritas sampel dan memberikan dasar untuk mengontrol pengaruh variabel moderator, (Ghozali,2011). Salah satu metode untuk menganilisis variabel moderasi adalah regresi moderasi. Analisis regresi moderasi merupakan analisis regresi yang melibatkan varabel moderasi dalam membangun model hubungangnya. Variabel moderasi berperan sebagai variabel yang dapat memperkuat atau memperlemah pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, (Solimun,2010). Klasifikasi variabel moderasi dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini :

Tabel 3.1 Klasifikasi Moderasi

Tipe Moderasi Koefisien Pure Moderasi b2 tidak signifikan

b3 signifikan Quasi Moderasi b2 signifikan b3 signifikan Homologiser Moderasi b2 tidak signifikan

b3 tidak signifikan Prediktor Moderasi b2 signifikan

b3 tidak signifikan

Pengujian terhadap efek moderasi dapat dilakukan dengan cara sebagai melihat dari signifikansi koefisien β3 dari interaksi variabel independen dan variabel moderating (variabel independen*variabel moderating), (Jogiyanto,2010).


(56)

Dari Moderated Regression Analysis (MRA) persamaan yang didapat sebagai berikut :

a. Hipotesis 1 dan Hipotesis 2

Ynilai perusahaan = α + β1Xlikuiditas + β2Xkebijakan dividen + β3Xlikuiidtas*Xkebijakan dividen + ɛ

b. Hipotesis 3 dan Hipotesis 4

Ynilai perusahaan = α + β1Xleverage + β2Xkebijakan dividen + β3Xleverage*Xkebijakan

dividen + ɛ

c. Hipotesis 5 dan Hipotesis 6

Ynilai perusahaan = α + β1Xprofitabilitas + β2Xkebijakan dividen + β3Xprofitabilitas*Xkebijakan dividen + ɛ

3. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik pada regresi moderasi tidak memasukkan variabel interaksi, karena pada variabel interaksi ada unsur variabel independen dan variabel moderating. Hal ini dapat menyebabkan adanya masalah dalam regresi terutama multikolinearitas yang dapat mencapai lebih dari 80%, (Liana,2009).

a. Uji Multikolenieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Konsekuensinya kesalahan standar estimasi cenderung meningkat dengan bertambahnya variabel independen, tingkat signifikan untuk menolak hipotesis nol semakin besar dan probabilitas


(1)

Semakin tinggi leverage maka nilai perusahaan semakin meningkat dan semakin rendah leverage maka nilai perusahaan semakin menurun. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Nugroho (2012), Mabruroh dkk (2015), Pratama dan Wiksuana (2016), Martini dan Ikhsan (2014) yang menyatakan bahwa leverage berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.

Berdasarkan teori signal dalam Mamduh (2004), investor memandang bahwa perusahaan dengan leverage yang tinggi menunjukkan prospek yang baik dimasa yang akan datang dengan asumsi bahwa aliran kas perusahaan dimasa yang akan datang tetap terjaga. Berdasarkan teori keagenan dalam Mamduh (2004), adanya peningkatan aliran kas bebas akan memicu konflik antara manajer dengan pemegang saham sehingga dapat menimbulkan biaya keganenan.

Dengan demikian, salah satu cara untuk mengontrol biaya tersebut dengan menerbitkan hutang, karena penambahan hutang memerlukan komitmen pembayaran kembali bunga dan pokok pinjaman yang dapat mengurangi kas perusahaan sehingga mengurangi kemampuan manajer dalam melakukan tindakan pemborosan dan menjadikan penggunaan sumber daya menjadi lebih produktif . Selain itu, dengan adanya hutang juga menunjukkan optimisme dari manajemen dalam melakukan investasi sehingga diharapkan bahwa prospek dimasa yang akan datang semakin baik. Sejalan dengan signaling theory, bahwa investasi yang tinggi merupakan sinyal pertumbuhan pendapatan perusahaan dimasa yang akan datang. Hal ini dapat menarik minat investor untuk membeli saham perusahaan, sehingga dapat meningkatkan permintaan saham. Permintaan saham yang tinggi dapat meningkatkan harga saham. Harga saham yang tinggi mencerminkan nilai perusahaan yang tinggi.

Kebijakan Dividen Memoderasi Pengaruh Leverage Terhadap Nilai Perusahaan

Dalam penelitian ini masuknya kebijakan dividen mampu secara signifikan memperkuat pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan. Kebijakan terhadap pembayaran dividen merupakan keputusan yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Martini dan Riharjo (2014) yang menemukan bahwa kebijakan dividen mampu memperkuat pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa kebijakan dividen bertindak sebagai quasi moderator yang memperkuat pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan. Sebagai quasi moderator kebijakan dividen dapat berpengaruh secara langsung terhadap nilai perusahaan. Perusahaan harus menentukan kebijakan dividen yang optimal untuk memaksimalkan harga saham sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

Berdasarkan teori signaling dalam Mamduh (2004) perusahaan yang memiliki hutang tinggi dan mampu membayarkan dividen yang tinggi dapat memberikan signal yang baik kepada pemegang saham. Signal tersebut diterima oleh investor dan investor menginterpretasikan bahwa perusahaan tersebut memiliki prospek yang baik dimasa yang akan datang. Perusahaan yang memiliki prospek bagus dimasa yang akan datang adalah perusahaan yang aliran kasnya tetap terjaga. Berdasarkan teori keagenan dalam Mamduh (2004) adanya penambahan hutang oleh perusahaan dapat digunakan untuk mengendalikan aliran kas perusahaan karena perusahaan yang menerbitkan hutang memerlukan pembayaran kembali bunga dan pokok pinjaman yang mengggunakan kas perusahaan sehingga dapat menghindari adanya pemborosan dan investasi yang berlebihan oleh manajer. Artinya, perusahaan mampu menjaga aliran kas perusahaan dan menggunakan sumber daya tersebut dalam kegiatan yang lebih produktif.

Dengan demikian, investor menganggap bahwa perusahaan tersebut memperhatikan kemakmuran para pemegang sahamnya. Hal ini, akan memicu investor untuk membeli saham perusahaan tersebut. Permintaan saham yang tinggi akan


(2)

meningkatkan harga saham. Harga saham yang tinggi mencerminkan nilai perusahaan yang tinggi.

Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan

Dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis kelima. Semakin tinggi profitabilitas maka nilai perusahaan semakin tinggi dan semakin rendah profitabilitas maka nilai perusahaan juga semakin rendah. Profitabilitas yang tinggi mencerminkan prospek masa depan perusahaan yang bagus sehingga investor tertarik untuk berinvestasi yang nantinya akan menaikkan harga saham perusahaan sehingga menaikkan nilai perusahaan.

Profitabilitas menunjukkan tingkat keuntungan yang mampu diraih oleh perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Perusahaan yang profitabilitasnya tinggi dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan, karena perusahaan semakin baik dalam membayarkan return kepada pemegang saham. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Mahendra (2012) yang menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada sektor manufaktur. Hasil penelitian ini juga konsisten dengan penelitian Martini dan Riharjo (2014) bahwa kinerja perusahaan yang baik dapat dilihat dari kemampuan perusahaan menghasilkan laba.

Tingkat profitabilitas inilah yang perlu terus ditingkatkan oleh perusahaan untuk memunculkan signal positif bagi investor. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori signal yang menjelaskan bahwa pasar akan menginterpretasikan terlebih dahulu informasi yang diterimanya bahwa perolehan laba perusahaan merupakan signal yang baik bagi prospek perusahaan dimasa yang akan datang. Dengan demikian terwujudlah perusahaan yang menguntungkan dalam perdagangan saham, (Mamduh,2014).

Kebijakan Dividen Dapat Memoderasi Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan

Dalam penelitian ini masuknya kebijakan dividen mampu secara signifikan memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya pembayaran dividen menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki kinerja perusahaan yang baik. Dividen Payout Ratio yang tinggi akan memperkuat pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penemuan Erlangga (2010), Fadli (2015), Martini dan Riharjo (2014). Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa kebijakan dividen bertindak sebagai quasi moderator yang memperkuat pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Sebagai quasi moderator kebijakan dividen dapat berpengaruh secara langsung terhadap nilai perusahaan.

Profitabilitas yang tinggi serta kebijakan dividen yang optimal mampu mencerminkan prospek perusahaan yang bagus sehingga dapat menaikkan harga saham serta meningkatkan nilai perusahaan. Berdasarkan teori signal dalam Mamduh (2014) pasar cenderung menginterpertasikan pembayaran dividen sebagai sinyal tentang prospek cerah perusahaan di masa mendatang sehingga dengan pembayaran dividen kepada pemegang saham, laba yang diperoleh perusahaan, diprediksikan oleh investor akan berlanjut atau bahkan akan semakin baik.

Semakin baik prospek perusahaan maka perusahaan dianggap menguntungkan oleh investor, akibatnya harga saham perusahaan tersebut akan meningkat karena diminati para investor. Harga saham yang tinggi mencerminkan nilai perusahaan yang tinggi.


(3)

KESIMPULAN

1. Likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan

2. Kebijakan dividen sebagai pure moderasi yang dapat memperkuat pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaan.

3. Leverage berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.

4. Kebijakan dividen sebagai quasi moderasi yang dapat memperkuat pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan.

5. Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.

6. Kebijakan dividen sebagai variabel quasi moderasi yang dapat memperkuat pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan.

SARAN

1. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan pada perusahaan lain, seperti perbankan, perusahaan real estate dan property yang terdaftar di BEI. Hal ini dimungkinkan akan memberikan hasil pembanding dari penelitian yang sebelumnya.

2. Bagi perusahaan diharapkan dapat mempertimbangkan bukti empiris terkait variabel yang digunakan dalam penelitian dan yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan (kebijakan dividen sebagai variabel moderating) dalam pengambilan keputusan.

KETERBATASAN PENELITIAN

1. Penelitian ini hanya menggunakan periode pengamatan yang relatif pendek yaitu 4 tahun.

2. Penelitian ini hanya menggunakan perusahaan yang memiliki kriteria penelitian sesuai dengan purposive sampling sehingga hanya diperoleh total sampel yang sedikit.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Anzlina, C. W. Rustam.,2013,“Pengaruh Tingkat Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Di Bei Tahun 2006-2008”,Jurnal Ekonomi, 16(2).

Bergerak Tak Wajar, Saham HEXA masuk kategori UMA, http://www.kompas.com diakses tanggal 12 April 2016 pukul 09.00 WIB.

Brigham, Eugene dan Joel F Houston.,2004, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi 10, Jilid 1, Jakarata : Salemba Empat.

_______________________________.,2011,Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi 11, Jilid 1, Jakarata : Salemba Empat.

Erlangga.,2009, Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Pengungkapan CSR, Good Corporate Governance Dan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Pemoderasi, Jurnal Akuntansi Dan Investasi, 10(1).

Fadli, Muhammad.,2015, Pengaruh Likuiditas, Solvabilitas, dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Dividen sebagai Variabel Moderasi pada Perusahaan Perbankan, Asuransi dan Lembaga Keuangan lainnya di BEI Tahun 2010-2013. JOM FEKON Vol.2 No.2.

Ghozali, Imam., 2011, “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”, Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gumanti, Tatang A., 2013, Kebijakan Dividen Teori Empiris Dan Implikasi. Edisi Pertama.UPP STIM YKPN : Yogyakarta.

Harga Turun Tak Wajar, Saham ICON Masuk Pengawasan BEI, http://www.kompas.com, diakses tanggal 16 April 2016 pukul 09.00 WIB.

Husnan, Suad., 2000. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan, Edisi Ketiga. Yogyakarta : UPP AMP YKPN.

Liana,Lie.,2009,Penggunaan MRA dengan SPSS untuk Menguji Variabel Moderating terhadap Hubungan antara Variabel Independen dan Variabel Dependen,Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK Volume XIV.No.2 Juli 2009:90-77.

Fahmi,Irham.,2014, Analisis Kinerja Keuangan. Cetakan Ketiga, Bandung : Alfabeta Jogiyanto., 2013, Metodologi Penelitian Bisni. Edisi 6. BPFE : Yogyakarta.

Junaidi., 2009, Bentuk Fungsional Regresi Linier (Seri 4a Model Ekonometrik dengan SPSS), Fakultas Ekonomi : Universitas Jambi

Kartasukmana, Addin.,2015, Pengaruh Leverage, Invesment Oportunity Set, Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Dividen sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI. Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang.


(5)

Kasmir.,2015, Analisis Laporan Keuangan, Rajawali Pers:Banten

Mabruroh, V., Riswan, R., & Lestari, S.,2015, Pengaruh Price Earning Ratio, Leverage, Dividend Payout Ratio, Profitabilitas Dan Cash Holdings Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Non-Keuangan Yang Terdaftar Dalam Indeks Lq45,Monex, 4(1).

Mahendra Dj, A., Sri Artini, L. G., & Suarjaya, A. A.,2012, Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis Dan Kewirausahaan, 6(2).

Mamduh M. Hanafi., 2004, Manajemen Keuangan, BPFE : Yogyakarta.

________________., 2014, Manajemen Keuangan.Edisi Pertama, BPFE : Yogyakarta.

Mardiyati, U., Ahmad, G. N., & Putri, R.,2012, Pengaruh Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia (Jrmsi)| Vol, 3(1).

Martini, P. D., 2015, Pengaruh Kebijakan Utang Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan: Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Pemoderasi, Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi, 3(2).

Martono & Agus Harjito., 2010, Manajemen Keuangan, Edisi 3, Yogyakarta :Ekonisia

Nainggola, S. D. A., & Listiadi, A.,2014, Pengaruh Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderasi, Jurnal Ilmu Manajemen (JIM), 2(3).

Nugroho, W. A.,2013, Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Dan Leverage Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Sektor Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011), (Doctoral Dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Pramesti, I. D.,2015, Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Dan Aktivitas Terhadap Price To Book Value (Pbv) Pada Perusahaan Tekstil Dan Garmen Yang Terdaftar Di Bei Periode (2010-2013), (Doctoral Dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Prasetyorini, B. F.,2013, Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Price Earning Ratio dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan, Jurnal Ilmu Manajemen, 1(1), 183-196.

Pratama, I., & Wiksuana, I.,2016, Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Leverage Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Mediasi, E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 5(2).

Puja Wijaya, I. B. N., & Purnawati, N. K.,2014, Pengaruh Likuiditas Dan Kepemilikan Institusional Terhadap Nilai Perusahaan Dimoderasi Oleh Kebijakan Dividen, E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 3(12).

Putra, R. A., & Herawati, J.,2014, Pengaruhi Profitabilitas, Struktur Modal, Nilai Perusahaan Dan Likuiditas Terhadap Nilai Perusahan (Studi Pada Perusahaan Asuransi Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012), Jurnal Ilmiah Mahasiswa Feb, 2(2).


(6)

Safitri, O. N.,2014, The Influence Of Capital Structure And Profitability On Firm Value (A Study In Retail Companies Listed In Indonesia Stock Exchange 2010-2013 Period), Jurnal Administrasi Bisnis, 13(2).

Sari, Z. E.,2013, Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Economic Value Added Dan Risiko Sistematis Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Kategori Lq45 Yang Terdaftar Di Bei), Jurnal Akuntansi, 1(2).

Sartono,Agus., 2010. Manajemen Keuangan Teori Dan Aplikasi, Edisi 4, BPFE :Yogyakarta. Solimun.,2010, Analisis Variabel Moderasi dan Mediasi,Malang:Program Studi Statistika FMIPA-UB.

Strategi Memilih Saham Yang Menguntungkan,http://www.kompas.com, diakses tanggal 12 April 2016 pukul 09.00 WIB.

Sutrisno., 2000, Manajemen Keuangan, Edisi Satu, Yogyakarta : Ekonisia.

Tandelilin, Eduardus.,2010, Portofolio Dan Investasi Teori Dan Aplikasi, Edisi Pertama. Penerbit Kanisius : Yogyakarta.

Triyono, K. R., & Arifati, R.,2015, Pengaruh Kebijakan Dividen, Struktur Kepemilikan, Kebijakan Hutang, Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, Journal Of Accounting, 1(1).

Weston J. Fred dan Copeland E. Thomas.,2004, Manajemen Keuangan. Edisi Sembilan. Jakarata : Binarupa Aksara.

Wibowo, R., & Aisjah, Siti.,2014, Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Dividen dan Leverage terhadap Nilai Perusahaan, Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya.

Wulansari, T., & Herawati, J.,2015, Pengaruhi Profitabilitas, Struktur Modal, Nilai Perusahaan Dan Likuiditas Terhadap Nilai Perusahan (Studi Pada Perusahaan Asuransi Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013), Jurnal Ilmiah Mahasiswa Feb, 3(2).

Wulansari, Tri., & Utami, W.,2013,Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Dividen sebagai Variabel Moderating, Jurnal MIX Vol.III No.3 Oktober 2013.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Likuiditas, Leverage, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI

2 8 123

Pengaruh Profitabilitas Dan Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Pemoderasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2014

3 19 87

PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN, KEBIJAKAN LEVERAGE DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PADA TAHUN 2009-2013).

0 3 14

PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN, KEBIJAKAN LEVERAGE DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (PERUSAHAAN PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN, KEBIJAKAN LEVERAGE DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PADA TAHUN 20

0 2 14

PENDAHULUAN PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN, KEBIJAKAN LEVERAGE DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PADA TAHUN 2009-2013).

0 2 11

PENGARUH LIKUIDITAS, LEVERAGE, DIVIDEN DAN PENGEMBALIAN INVESTASI TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (PERUSAHAAN PENGARUH LIKUIDITAS, LEVERAGE, DIVIDEN DAN PENGEMBALIAN INVESTASI TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PADA TAHUN 20

0 2 15

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, LEVERAGE, DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI.

1 9 36

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI 2011-2012.

0 4 24

PENGARUH LIKUIDITAS, LEVERAGE, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI.

2 5 29

ANALISIS PENGARUH LEVERAGE, LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI.

1 2 132