Hubungan antara diabetes mellitus dengan kelainan trombosit

2.10 Hubungan antara diabetes mellitus dengan kelainan trombosit

DM dianggap sebagai faktor protrombotik dengan mengaktivasi trombosit secara kronik, mengaktivasi sistem koagulasi dan menurunkan kemampuan fibrinolisis. 3 hal utama yang dapat menjelaskan perubahan trombosit pada DM yaitu: 1. terbentuknya trombosit muda immatur, lebih besar dan lebih reaktif pada sumsum tulang. 2. hiperagregasi trombosit akibat terpapar lingkungan metabolik pada DM 3. trombosit teraktivasi akibat kerusakan vaskular. Peningkatan agregasi trombosit pada DM terutama terjadi pada kontrol gula darah yang buruk. Perubahan trombosit bahkan sudah bisa terjadi pada awal DM dan pada akhirnya menimbulkan komplikasi angiopati. Hiperaktivitas trombosit pada DM bersifat multifaktorial dan berhubungan dengan faktor-faktor biokimiawi seperti hiperglikemi, hiperlipidemi, resistensi insulin, inflamasi, dan stress oksidatif. 21,29,30 Gambar 2.6 Patogenesis Kelainan Trombosit pada DM 3 Universita Sumatera Utara Gambar 2.7. Perubahan Trombosit pada Diabetes Mellitus 31 Pada subjek sehat, dengan menginduksi hiperglikemi secara akut ternyata dapat meningkatkan reaktivitas dan mengaktivasi trombosit dan hal ini telah dibuktikan dengan peningkatan marker seperti soluble P selectin dan ligand CD40. Pemberian cairan hiperosmolar juga dapat mengaktivasi trombosit sehingga dapat disimpulkan bahwa hiperglikemi mempunyai efek osmotik langsung. 31,32 Gangguan regulasi signal pathway yang mengakibatkan peningkatan aktivasi dan agregasi trombosit, hal inilah yang mendasari patofisiologi terbentuknya trombus, emboli pada pembuluh darah kapiler, pelepasan mediator- mediator oksidatif, mediator-mediator konstriksi, dan substansi mitogenik yang mengakibatkan gangguan pada pembuluh darah. Pembuluh darah besar dan kecil pada pengidap diabetes memperlihatkan akumulasi kontinu protein-protein AGE dan pengikatan AGE pada reseptor spesifik di makrofag menyebabkan pelepasan berbagai sitokin yang selanjutnya dapat mempengaruhi proliferasi dan fungsi sel vaskular serta menyebabkan aktivasi sistem kaskade. 20,30,31 Pada DM dijumpai peningkatan prostaglandin E yang menyebabkan sintesa tromboksan lebih banyak, sementara pembentukan prostaglandin I2 PGI2 berkurang sehingga menginduksi agregasi trombosit, menyebabkan kerusakan fluiditas membrane trombosit akibat terbentuknya protein glikasi. Beberapa kelainan metabolik yang terdapat pada DM seperti obesitas, dislipidemia dan peningkatan inflamasi sistemik juga memegang peranan dalam Universita Sumatera Utara peningkatan aktivitas trombosit. Pada obesitas dijumpai peningkatan jumlah trombosit dan MPV karena peningkatan serum leptin, peningkatan konsentrasi kalsium sitosolik dan stres oksidatif yang berhubungan dengan peningkatan agregasi trombosit. Hiperlipoproteinemia yang sering dijumpai pada penderita DM juga berperan dalam peningkatan agregasi trombosit, dimana lipoprotein juga meningkatkan sintesa tromboksan dan mengurangi fluiditas membran trombosit. 7,32,33 Pada DM juga dijumpai peningkatan kadar β-thromboglobulin β-TG dan faktor 4 trombosit PF4 yang berhubungan dengan terjadinya makro dan mikro angiopati seperti diabetik retinopati. Peningkatan soluble P-selectin dan ligand CD40 pada DM akan mempercepat terjadinya status protrombotik dan aterosklerosis. Hiperglikemi, hiperinsulinemia dan terbentuknya LDL glikosilasi GlyLDL mengakibatkan gangguan pada homeostasis kalsium, menginhibisi aktivitas Na+K+ ATP-ase, meningkatkan aktivitas Ca2+ ATP-ase yang menyebabkan peningkatan konsentrasi Ca2+ intraseluler dan menurunnya Mg+ intraseluler dan hal ini mengakibatkan perubahan pada trombosit. Hiperglikemi juga berhubungan dengan peningkatan aktivitas protein kinase C, peningkatan produksi anion superoxide, menurunnya antioksidan glutation dan menurunnya nitric oxide sintetase. Berbagai hal inilah yang menyebabkan terjadinya stress oksidatif, inflamasi, disfungsi endotel dan aktivasi trombosit. 28,34,35 36,37,38,39 Gambar 2.8 Mekanisme Stress Oksidatif pada DM 31 Universita Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan uji cross sectional.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di poliklinik rawat jalan dan rawat inap di RSUP H.Adam Malik Medan dengan persetujuan Komisi Etik Penelitian FK USU,dilaksanakan mulai bulan Juni 2013 – Juli 2013, atau hingga subjek penelitian ini tercukupi. .

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi target adalah seluruh pasien diabetes mellitus. Sampel adalah semua populasi penderita diabetes mellitus di poliklinik rawat jalan dan rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan.

3.4 Perkiraan besar sampel

Besar sampel dihitung dengan mempergunakan rumus besar sampel untuk penelitian analitik korelatif, yaitu: n = jumlah subyek Z α = Deviat baku alpha, Z α=1,96 Z β = Deviat baku β, β=0,1→ Zβ=1,28 r = perkiraan koefisien relasi, r=0,39 Dengan menggunakan rumus di atas didapat jumlah sampel minimal 68 orang. Universita Sumatera Utara