Algoritma Pelatihan Backpropagation Backpropagation

∑ = = m k kj k j w net 1 _ δ δ Faktor δ unit tersembunyi : 1 _ _ _ j j j j j j z z net net z f net − = = δ δ δ Hitung suku perubahan bobot v ji yang akan dipakai nanti untuk merubah bobot v ji Δv ji = α δ j x i ; j=1, 2, ..., p ; i=0, 1, ..., n Fase III : Perubahan bobot vi. Hitung semua perubahan bobot Perubahan bobot garis yang menuju ke unit keluaran : w kj baru=w kj lama+ Δw kj k=1, 2, ..., m ; j=0, 1, ..., p Perubahan bobot garis yang menuju ke unit tersembunyi : v ji baru=v ji lama+ Δv ji j=1, 2, ..., p ; i=0, 1, ..., n Setelah proses pelatihan selesai dilakukan, jaringan dapat dipakai untuk mengenali pola. Dalam hal ini, hanya propagasi maju saja yang digunakan untuk pengujian testing yang bertujuan untuk menentukan keluaran jaringan. Selain itu proses pengujian ini juga bertujuan untuk mengetahui keakuratan jaringan syaraf tiruan yang sebelumnya dilatih.

4. Pemilihan Bobot dan Bias

Bobot awal akan mempengaruhi apakah jaringan mencapai titik minimum lokal atau global terhadap nilai error, dan cepat tidaknya proses pelatihan menuju kekonvergenan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Apabila nilai bobot awal terlalu besar, maka input ke setiap lapisan tersembunyi atau lapisan output akan jatuh pada daerah dimana turunan sigmoidnya sangat kecil. Dan jika bobot awal terlalu kecil, maka proses pelatihan akan menjadi lambat. Oleh karena itu dalam standar backpropagation, bobot dan bias diisi dengan bilangan acak kecil. Prosedur umum untuk menginisialisasi bobot dan bias adalah nilai acak antara -0.5 dan 0.5. Cara lain untuk membuat inisialisasi bobot dan bias awal ke unit tersembunyi dapat dilakukan dengan menggunakan metode Nguyen-Widrow.

5. Jumlah Unit Tersembunyi

Pada dasarnya tidak ada aturan khusus untuk menetapkan jumlah layar tersembunyi yang akan digunakan. Jaringan dengan sebuah layar tesembunyi sudah cukup bagi backpropagation untuk mengenali sembarang perkawanan antara masukan dan target dengan tingkat ketelitian yang ditentukan. Tetapi penambahan jumlah layar tersembunyi dapat membuat pelatihan lebih mudah.

6. Jumlah Pola Pelatihan

Dalam Hal ini juga tidak ada kepastian tentang berapa banyak pola yang akan digunakan agar jaringan dapat dilatih dengan sempurna. Jumlah pola yang dibutuhkan dipengaruhi oleh banyaknya bobot dalam jaringan serta tingkat akurasi yang diharapkan.

7. Jumlah iterasi

Jumah iterasi digunakan sebagai kondisi penghentian dari pelatihan backpropagation. Jumlah iterasi ditentukan oleh user sendiri, karena tidak ada aturan untuk menentukan jumlah iterasi. Dalam pelatihan backpropagation, iterasi akan dihentikan jika jumlah iterasi yang dilakukan sudah melebihi jumlah maksimum iterasi yang ditetapkan, atau kesalahan yang terjadi sudah lebih kecil dari batas toleransi yang diijinkan.

C. Pengenalan Pola

Pola adalah suatu entitas yang dapat didefinisikan mungkin secara samar dan dapat diberi suatu identifikasi atau nama. Contoh: gelombang suara, sidik jari, raut wajah, penutup lahan dll. Pengenalan pola bertujuan menentukan kelompok atau kategori pola berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki pola tersebut.

D. Preprocessing Pra Pengolahan Citra

Secara harafiah, citra image adalah sebuah gambar pada bidang dwimatra dua dimensi. Ditinjau dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi menerus continue dari intensitas cahaya pada bidang dwimatra. Munir, 2004 Preprocessing merupakan proses awal yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas citra edge enhancement dengan menggunakan teknik-teknik pengolahan citra. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI