10
2.2.2 Gedung Karangasem
Nama Gedung Karangasem diambil dari nama Kabupaten Karangasem yang terletak di bagian timur Bali yang telah membangun gedung ini pada tahun
1925 untuk Museum Bali. Gedung ini menyerupai sebuah bentuk Bale Panangkilan bale tempat menghadap raja dengan gaya arsitektur Bali bagian timur
dikombinasikan dengan bangunan pura dan disesuikan dengan kebutuhan museum. Gedung Karangasem merupakan gedung terbesar kedua dari empat gedung yang
dimiliki Museum Bali.
Gambar 2.3
Gedung Karangasem
Gedung Karangasem berisikan koleksi benda-benda tentang Cili. Cili adalah suatu bentuk simbol seorang wanita dengan muka runcing, kepala sedikit
lebar dan kadang runcing, telinga memakai anting besar, bentuk pinggang ramping dan tertutupi kain sehingga bentuk kaki tidak jelas. Ilustrasi Cili ditunjukkan seperti
pada Gambar 2.4.
11
Gambar 2.4 Patung Cili
Masyarakat Bali penganut agama Hindu selalu melaksanakan kegiatan ritual dengan wujud upakara dan upacara. Upakara berupa banten sesaji
merupakan bahasa simbol yang sakral sebagai wujud bhakti kepada Hyang Widi Wasa Tuhan yang Maha Esa. Pemujaan terhadap Hyang Widi Wasa dengan
segala manifestasi dilaksanakan hampir setiap saat. Bentuk upakara sangat beragam, salah satu upakara adalah Cili yang dianggap sebagai lambang kesuburan.
Pemakaian simbol Cili diharapkan mendapatkan kesejahteraan lahir dan batin dari Hyang Widi Wasa. Bentuk-bentuk Cili tersebut diimplementasikan dalam berbagai
perlengkapan upakara seperti sasap, penyeneng, sampian gantung, lamak dengan hiasan Cili, gebogan, dll.
2.3 Augmented Reality
Augmented Reality adalah teknologi yang menggabungkan benda maya dua dimensi 2D dan ataupun tiga dimensi 3D ke dalam sebuah lingkungan nyata tiga
dimensi lalu memproyeksikan benda-benda maya tersebut dalam waktu nyata. Berbeda dengan realitas maya yang sepenuhnya menggantikan kenyataan, namun
Augmented Reality hanya menambahkan atau melengkapi kenyataan. Tujuan dari Augmented Reality adalah menyederhanakan objek nyata dengan membawa objek
12
maya sehingga informasi tidak hanya untuk user secara langsung tetapi juga untuk setiap user yang tidak langsung berhubungan dengan user interface dari objek
nyata, seperti live-streaming video. Augmented Reality dapat diaplikasikan untuk hampir semua indera,
termasuk pendengaran, sentuhan, dan penciuman. Selain digunakan dalam bidang- bidang seperti kesehatan, militer, dan industri manufaktur. Augmented Reality juga
telah diaplikasikan dalam perangkat-perangkat yang digunakan orang banyak seperti pada smartphone. Augmented reality merupakan perkembangan dari virtual
reality artinya virtual reality mengacu pada penggabungan dari objek dunia nyata ke dunia maya sedangkan Augmented Reality adalah integrasi elemen-elemen
digital yang ditambahkan ke dalam dunia nyata secara real-time dan mengikuti keadaan lingkungan yang ada di dunia nyata.
2.3.1 Prinsip Kerja
Augmented Reality
Augmented reality bekerja berdasarkan pendeteksian citra yang berupa marker. Dimulai sampai aplikasi Augmented Reality menemukan kecocokan
dengan hasil identifikasi marker, baik melalui pelacakan marker-based maupun markerless. Aplikasi mengenali sebuah marker tertentu, maka aplikasi Augmented
Reality menampilkan informasi berlapis overlay di atas citra marker yang diidentifikasi. Aplikasi Augmented Reality kemudian dapat menampilkan berbagai
macam jenis informasi, seperti memainkan klip audio atau video yang berhubungan dengan marker, menampilkan teks informasi, fakta-fakta historis yang terkait
dengan lokasi, model 3D, dll. Alur kerja aplikasi Augmented Reality secara umum dijelaskan dimulai dari
pengambilan gambar marker dengan kamera smartphone atau webcam. Marker tersebut dikenali berdasarkan fitur yang dimiliki, kemudian masuk ke dalam object
tracker yang disediakan oleh Software Development Kit SDK. Marker tersebut telah didaftarkan dan disimpan ke dalam database. Object tracker kemudian
melacak dan mencocokkan marker tersebut agar dapat menampilkan informasi yang sesuai. Hasil keluaran pelacakan marker segera ditampilkan ke dalam layar