72
Sosiologi untuk SMAMA kelas XII IPS
Dari segi interpresentasinya, data penelitian dapat dikategorikan menjadi dua macam, yaitu data yang bersifat faktual dan data yang
bersifat bukan faktual. Data faktual adalah data yang diperoleh dari subjek, berdasarkan anggapan bahwa memang subjeklah yang lebih
mengetahui keadaan sebenarnya dan pihak penelitian berasumsi bahwa informasi yang diberikan oleh subjek adalah benar, sedangkan data
yang bersifat bukan faktual adalah data mengenai subjek penelitian yang perlu digali secara tidak langsung lewat cara-cara pengukuran
dikarenakan subjek penelitian biasanya tidak mengetahui faktanya.
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti melalui studi kepustakaan, menggunakan daftar pertanyaan angket,
wawancara, observasi, dokumentasi, dan analisis media massa.
4. Observasi
Dalam pemahaman yang sempit, observasi dapat diartikan sebagai memperhatikan sesuatu hanya dengan mata telanjang, misalnya
mengamati bulan purnama. Dalam suatu penelitian, observasi meliputi kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dengan tes, angket, rekaman
gambar, dan rekaman suara sehingga observasi merupakan penga- matan dalam metode ilmiah.
Beberapa cara yang biasa dilakukan dalam observasi antara lain sebagai berikut:
a. Membuat catatan anekdot, yaitu catatan informasi yang digunakan pada waktu mengadakan observasi dan berisi suatu gejala atau
peristiwa misalnya tingkah laku manusia yang diperoleh dalam pengamatan bebas.
b. Membuat daftar cek, yaitu aftar yang berisi catatan setiap faktor secara sistematis.
5. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan atau data dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya si
peneliti dan responden. Wawancara berbeda dengan percakapan sehari-hari, karena:
a. Pewawancara dan responden pada umumnya belum saling mengenal;
b. Pewawancara selalu bertanya; c. Responden selalu menjawab;
d. Pertanyaan yang ditanyakan mengikuti alur pembicaraan; e. Pewawancara tidak menjuruskan pertanyaan pada suatu jawaban.
Di unduh dari : Bukupaket.com
73
Bab 4
„
Penelitian Sosial
Menurut tujuannya terdapat dua macam wawncara yaitu: a. wawancara survei, yang bertujuan mencari data untuk suatu
populasi tertentu; b. wawancara diagnistik, yang bertujuan mendiagnosis seseorang
tentang masalah yang dihadapi. Pada saat melakukan wawancara, pewawancara harus memiliki
sikap-sikap sebagai berikut: 1. Netral, dengan cara tidak memberikan reaksi dan bentuk apa pun
terhadap jawaban yang diberikan responden. 2. Adil, pewawancara harus memperlakukan semua responden sama,
tidak memihak agar responden merasa aman dalam memberikan jawaban atau keterangan.
3. Ramah dalam mewawancarai, pewawancara harus selalu bersikap ramah dengan wajar, tanpa dibuat-buat, segar dan berpenampilan
rapi serta menarik. 4. Hindari ketegangan, pada saat wawancara hindarilah ketegangan
dan hilangkan kesan seolah-olah responden sedang diuji, agar responden tidak merasa tegang.
Seorang peneliti sebaiknya mengikuti langkah-langkah pelakanaan wawancara, yaitu:
a. Membuat pedoman wawancara; Terdapat dua macam pedoman wawancara, yaitu sebagai berikut:
1. Pedoman wawncara tidak berstruktur, merupakan pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar wawancara.
2. Pedoman wawancara berstruktur, merupakan pedoman wawancara yang disusun secara terinci. Butir-butir pertanyaan
telah dipersiapkan dan pewawancara tinggal memberi tanda cek. b. Menetapkan sampel sesuai dengan tujuan penelitian agar sampel
benar-benar memiliki informasi yang dibutuhkan. c. Latihan wawancara untuk pewawancara dan instrumen pelaksa-
naannya.
6. Analisis Media Massa