Gambar 2.2. Mekanisme Keruntuhan Yang Diinginkan
2.6. Daktilitas
Dalam SNI 03 – 1726 – 2002 pasal 3.1.2 dijelaskan daktilitas adalah kemampuan suatu struktur gedung untuk mengalami simpangan pasca – elastik
yang besar secara berulang kali dan bolak balik akibat beban gempa diatas beban gempa yang menyebab terjadi pelelehan pertama.
Daktilitas struktur bangunan dikenal dengan nama faktor daktilitas struktur gedung
adalah rasio antar simpangan maksimum struktur akibat pengaruh gempa rencana pada saat mencapai kondisi diambang keruntuhan
m
dan simpangan struktur gedung pada saat terjadi pelelehan pertama
y
, yaitu :
1,0 ≤
=
y m
≤
m
....................................2.1
Dimana : : Faktor daktilitas struktur gedung, rasio antara simpangan maksimum
struktur gedung akibat pengaruh gempa rencana pada saat mencapai
9
kondisi diambang keruntuhan dan simpangan struktur gedung pada saat terjadi pelelehan pertama.
m
: Simpangan maksimum struktur gedung akibat pengaruh gempa rencana pada saat mencapai kondisi di ambang keruntuhan.
y
: Simpangan struktur gedung akibat pengaruh gempa rencana pada saat terjadinya pelelehan pertama.
m
: Nilai faktor daktilitas maksimum yang dapat dikerahkan oleh sistem atau subsistem struktur gedung.
2.7. Dimensi Rencana
Secara keseluruhan langkah – langkah perhitungan dalam perencanaan gedung ini dapat dibagi menjadi 3 tiga bagian, yaitu :
1. Perhitungan struktur sekunder, yang meliputi : perhitungan rangka atap baja, pelat atap beton, tangga dan balok anak. Oleh karena struktur sekunder
dianggap menumpu pada struktur utama, maka gaya – gaya reaksi pada tumpuan yang didapat dari perhitungan sekunder ini dianggap sebagai beban
pada perhitungan struktur utama.
2. Perhitungan struktur utama, yang meliputi : perhitungan balok – balok utama, dan kolom – kolom yang menggangap kolom terbawah terjepit pada
tanah.
3. Perhitungan struktur pondasi, yang meliputi : poer, balok sloof, dan tiang pancang dimana beban – beban diperhitungkan berasal dari reaksi – reaksi
yang terjadi pada ujung kolom yang terbawah dari struktur utama, dan untuk
10
kebutuhan tulangan tiang pancang didasarkan gaya – gaya yang terjadi
akibat pengangkatan daripada tulang pancang sendiri.
Pada tugas akhir ini, hanya diuraikan langkah – langkah pada tahap perhitungan struktur utama, karena pada tahap ini tata cara perhitungannya
termasuk yang paling kompleks dari keseluruhan langkah – langkah yang harus dijalani.
Dimensi balok menurut SNI 03 – 2847 – 2002 pasal 23.3.2 s d 23.3.4 mensyaratkan :
1.
o
4d → d
4
o
2. h
bw
0,3 3. Bw 250
4. Bw bk + 1,5 d
Dimana :
o
=
bentang bersih balok d
= tinggi efektif h
= tinggi balok bw
= lebar balok bk
= lebar kolom
11