Landasan Teoritis Teori Penegakan Hukum Dalam Masyarakat

1.7 Landasan Teoritis

Teori dapat diartikan sebagai serangkaian asumsi, konsep, defenisi dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep” 6 adapun yang menjadi fungsi dari teori dalam penelitian ini adalah untuk memberikan arahan atau petunjuk dan meramalkan serta menjelaskan gejala yang diamati. Landasan Teoritis atau Kerangka Teori adalah upaya untuk mengidentifikasi teori hukum umumteori khusus, konsep-konsep hukum, asas-asas hukum, aturan hukum, norma-norma dan lain-lain yang akan dipakai sebagai landasan untuk membahas permasalahan penelitian. Untuk menjawab permasalahan dalam skripsi ini, maka teori yang dipergunakan dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Teori Penegakan Hukum Dalam Masyarakat

Dalam kaitannya dengan permasalahan yang diangkat kedalam skripsi ini, penulis menggunakan teori yang relevan untuk membedah permasalahan tersebut dengan menggunakan teori yang berkaitan dengan penegakan hukum. Satjipto Rahardjo, menggambarkan kembali pendapat dari Robert B Seidman tentang analisa bekerjanya hukum di dalam masyarakat, dengan model analisa yang digambarkannya dalam bagan berikut ini : 6 Burhan Ashofa, 1996, Metode Penelitian Hukum, Rineka Cipta, Jakarta, h. 19 Teori Penegakan Hukum oleh : Satjipto Rahardjo Dari bagan di atas dapat diuraikan dalil-dalil sebagai berikut : a. Setiap peraturan hukum memberitahu tentang seorang pemegang peranan role occupant itu diharapkan bertindak. b. Bagaimana seorang pemegang peran itu akan bertindak sebagai suatu respons terhadap peraturan hukum merupakan fungsi peraturan-peraturan hukum yang ditujukan kepadanya, sanksi-sanksinya, aktivitas kekuatan sosial, politik, dan lain-lainnya mengenai dirinya c. Bagaimana lembaga-lembaga pelaksana itu akan bertindak sebagai respons terhadap peraturan hukum merupakan fungsi peraturan-peraturan hukum yang ditujukan kepada mereka, sanksi-sanksinya, keseluruhan kompleks, Faktor Sosial Personal Lembaga Pembuat Aturan Pemegang Peranan Lembaga Penerapan Aturan Faktor Sosial Personal Faktor Sosial Personal kekuata-kekuatan sosial, politik dan lain-lainnya yang mengenai diri mereka serta umpan balik yang datang dari pemerang peranan. d. Bagaimana pembuat Undang-undang itu akan bertindak merupakan fungsi peraturan-peraturan yang mengatur tingkah laku mereka, sanksi-sanksinya, keseluruhan kompleks kekuatan sosial, politik, ideologis, dan lain-lainnya yang mengenai diri mereka serta umpan balik yang datang dari pemegang peranan serta birokrasi. 7 Bekerjanya hukum dalam perspektif sosial tidak pada ruang hampa. Hubungan antara hukum dengan variabel-variabel lain dalam masyarakat. Disamping hukum berfungsi sebagai alat untuk pengendalian sosial as a tool of social control, bekerjanya hukum dalam masyarakat melibatkan beberapa unsur atas aspek yang saling memiliki keterkaitan sebagai suatu sistem. Beberapa aspek tersebut yaitu : a. Lembaga Pembuat Hukum Law Making Instituion b. Lembaga Penerap Sanksi. c. Pemegang Peran Role occupant d. Kekuatan Sosiental Personal Sociental Personal Force. e. Budaya Hukum 7 Satjipto Rahadjo, 1986, Hukum dan Masyarakat, Angkasa, Bandung, h.76 f. Unsur-Unsur Umpan Balik Feed Back dari proses bekerjanya hukum yang sedang berjalan. 8 Ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi penegakan hukum di Indonesia, antara lain : a. Faktor Undang-undang itu sendiri. Hal ini dapat disebabkan oleh tidak diikutinya asas-asas berlakunya Undang-undang, belum adanya peraturan pelaksanaan yang sangat dibutuhkan untuk menerapkan undang-undang, atau ketidakjelasan arti kata dalam Undang-undang yang biasanya menimbulakan multi tafsir. b. Faktor penegak hukum yakni pihak yang secara langsung dan tidak langsung berkecimpung dibidang penegakan hukum. Biasanya para penegak hukum mengalami keterbatasan untuk menempatkan diri, kurang aspiratif, sulit membuat proyeksi untuk memikirkan masa depan, atau kurang inovatif. c. Faktor sarana dan fasilitas yang mendukung penegakan hukum. Tanpa adanya sarana dan fasilitas, maka tidak mungkin penegakan hukum akan berlangsung dengan lancar. Sarana atau fasilitas ini antara lain mencangkup sumber daya manusia manusia yang berpotensi, trampil, dan berpendidikan, serta peralatan dan faktor yang memadai. 8 Ronny H Soemitro, 1989, Perspektif Sosial dalam Pemehaman Masalah Hukum, CV Agung, Serang, h. 26. d. Faktor masyarakat yaitu lingkungan dimana hukum itu berlaku dan diterapkan. Penegakan hukum berasal dari masyarakat dan untuk mencapai kedamaian didalam masyarakat, oleh karna itu masyarakat sedikit banyak dapat mempengaruhi penegakan hukum tersebut. Biasanya yang selulu menjadi masalah dalam penegakan hukum dalam masyarakat adalah masyarakat tidak mengetahui atau tidak menyadari apabila hak-hak mereka dilanggar, tidak mengetahui upaya hukum yang harus dititempuh, kurangnya pengetahuan sosial atau politik, kurangnya kemampuan finansial, serta masalah psikis. e. Faktor kebudayaan Kebudayaan pada dasarnya merupakan nilai-nilai yang mendasari hukum yang berlaku. 9 Dalam kaitannya dengan skripsi ini maka penegakan hukum terkait dengan pelaksanaan dari Perkapolri No. 8 Tahun 2011 dalam kaitannya dengan melakukan pengamanan terhadap eksekusi objek jaminan fidusia yang ada di Kabupaten Tabanan. Dalam hal ini Polisi memiliki peran untuk membantu melakukan pengamanan terhadap eksekusi yang dilakukan oleh pihak kreditur baik itu bank maupun lembaga pembiayaan lainnya. 9 Soerjono Soekanto, 1985, Efektivikasi Hukum dan Peranan Sanksi, Remadja Karya, Bandung, h.24

b. Teori Kewenangan Theorie Van Bevoegdhaid