Two Point Crossover Uniform Crossover Mutasi Terarah Mutasi Biasa

kromosom induk. Sehingga akan menghasilkan anak yang memiliki gen dari kedua induk tersebut. Contoh : Gambar 1-4 Contoh One Point Crossover

b. Two Point Crossover

Proses crossover ini dilakukan dengan memilih dua titik crossover. Kromosom keturunan dibentuk dengan barisan gen awal dari induk pertama, kemudian disalin dengan gen induk kedua, lalu selebihnya disalin dengan gen induk pertama. Gambar 1-5 Contoh Two Point Crossover

c. Uniform Crossover

Uniform Crossover menghasilkan kromosom keturunan dengan menyalin bit secara acak dari kedua orangtuanya. Gambar 1-6 Contoh Uniform Crossover

2.2.3.3. Mutasi

Mutasi merupakan proses mengubah nilai dari satu atau beberapa gen dalam satu kromosom. Perubahan gen dilakukan dengan berbagai cara : mengubah gen 1 menjadi 0 dan sebaliknya, melakukan pertukaran gen pada suatu posisi dengan gen pada posisi lain, mengubah gen dengan batasan tertentu, dan sebagainya bergantung pada representasi individunya Suyanto, 2010. Tujuan dari mutasi adalah mempercepat perbedaan diantara semua kromosom dalam populasi sehingga pencarian dapat dipetakan ke seluruh ruang. Selain itu mutasi bertujuan untuk mengembalikan komponen penting yang hilang ketika proses crossover. Contoh : Gambar 1-7 Contoh Mutasi Ada beberapa jenis operator Mutasi :

a. Mutasi Terarah

Mutasi terarah sangat bergantung pada informasi gen. Informasi gen berupa nilai pelanggaran gen bagian dari nilai fitness. Hal ini berarti bahwa adanya kemungkinan untuk gen yang berbeda akan di mutasi. Mutasi akan dilakukan jika pelanggaran gen tersebut lebih besar dari gen yang lain dalam satu kromosom.

b. Mutasi Biasa

Mutasi biasa tidak memperhitungkan informasi gen. Hal ini berarti setiap gen memiliki peluang yang sama untuk terjadi mutasi.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

3.1. Latar Belakang Masalah

Sebagian besar proses penjadwalan kuliah di PGSD Universitas Sanata Dharma masih menggunakan cara manual. Program penjadwalan yang ada untuk penjadwalan tidak mampu dalam menyusun data matakuliah di PGSD yang banyak. Jika digunakan, sistem tidak menghasilkan jadwal bahkan sering terjadi crash dalam aplikasinya. Apabila masih menggunakan cara manual akan berdampak pada pekerjaan lain selain penjadwalan matakuliah, misalnya waktu yang dibutuhkan dalam menyusun jadwal timing. Dalam proses pembuatan jadwal kuliah akan menyangkut penempatan matakuliah yang ditawarkan pada hari, ruang, dan jam tertentu. Permasalahan yang dihadapi adalah bagaimana menyusun jadwal matakuliah dengan mempertimbangkan hari, jam dan ruangan yang tepat sehingga tidak terjadi bentrok antar kelas dan matakuliah yang ditawarkan. Selain itu, sistem juga mempertimbangkan dosen yang mengajar sehingga tidak ada hari dan jam yang sama untuk 1 dosen mengajar lebih dari 1 matakuliah. Dalam penyusunan jadwal dapat dilakukan dengan cara manual namun dalam proses pengerjaannya akan mengalami banyak hamabtan terutama dalam hal ketelitian dan permasalahan waktu.