Subjek Pajak Pengertian Pajak Penghasilan

karena ada subjeknya, yakni mereka yang telah memenuhi kriteria pemajakan seperti yang ditetapkan dalam peraturan perpajakan. Pasal 1 UU PPh No. 36 Tahun 2008 memuat 3 tiga pernyataan yaitu: 1 Undang-undang ini mengatur pengenaan pajak penghasilan terhadap subjek pajak berkenaan dengan penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam tahun pajak. 2 Subjek pajak tersebut dikenakan pajak apabila menerima atau memperoleh penghasilan, dalam bahasa Undang-undang ini disebut wajib pajak. Wajib pajak dikenakan pajak atas penghasilan yang diterima atau dipeerolehnya selama satu tahun pajak atau dapat pula dikenakan pajak untuk penghasilan dalam bagian tahun pajak, apabila kewajiban pajak subjektifnya dimulai atau berakhir dalam tahun pajak. 3 Yang dimaksud dengan tahun pajak dalam undang-undang ini adalah tahun takwim. Namun wajib pajak dapat menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun takwim, sepanjang tahun buku tersebut meliputi jangka waktu 12 dua belas bulan.

2. Subjek Pajak

Pajak penghasilan dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak. Berdasarkan UU PPh No. 36 Tahun 2008 Pasal 2 yang menjadi subjek pajak adalah sebagai berikut : a. Yang menjadi subjek pajak adalah : 1 a orang Pribadi; b warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, menggantikan yang berhak; 2 badan; 3 bentuk usaha tetap; b. Subjek pajak terdiri dari subjek pajak dalam negeri dan subjek pajak luar negeri. c. Yang dimaksud dengan subjek pajak dalam negeri adalah : 1 orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia atau orang pribadi yang berada di Indonesia lebih dari 183 seratus delapan puluh tiga hari dalam jangka waktu 12 dua belas bulan, atau orang pribadi yang dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia; 2 badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia 3 warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, menggantikan yang berhak; Universitas Sumatera Utara d. Yang dimaksud dengan subjek pajak luar negeri adalah : 1 orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 seratus delapan puluh tiga hari dalam jangka waktu 12 dua belas bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia. 2 orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 seratus delapan puluh tiga hari dalam jangka waktu 12 dua belas bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia yang dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia bukan dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia. e. Yang dimaksud dengan bentuk usaha tetap adalah bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia tidak lebih dari 183 sararus delapan puluh tiga hari dalam jangka waktu 12 dua belas bulan, atau badan yang tidak didirkan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia, untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia, yang dapat berupa : 1 tempat kedudukan manajemen; 2 cabang perusahaan; 3 kantor perwakilan; 4 gedung kantor; 5 pabrik; 6 bengkel; 7 pertambangan dan penggalian sumber alam, wilayah kerja pengeboran yang digunakan untuk eksplorasi pertambangan; 8 perikanan, peternakan, pertanian, perkebunan, atau kehutanan; 9 proyek konstruksi, instalasi, atau proyek perakitan; 10 pemberian jasa dalam bentuk apapun oleh pegawai atau oleh orang lain, sepanjang dilakukan lebih dari 60 enam puluh hari dalam jangka waktu 12 dua belas bulan; 11 orang atau badan yang bertindak selaku agen yang berkedudukan tidak bebas; 12 agen atau pegawai dari perusahaan asuransi yang tidak didirkan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia yang menerima premi asuransi atau menanggung risiko di Indonesia. f. Tempat tinggal orang pribadi atau tempat kedudukan badan ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak menurut keadaan yang sebenarnya. Universitas Sumatera Utara Yang tidak termasuk subjek pajak sebagaimana dimaksud dalam UU PPh No. 36 Tahun 2008 Pasal 3 adalah sebagai berikut : Tidak Termasuk Subjek Pajak a. badan perwakilan negara asing; b. pejabat-pejabat perwakilan diplomatik, dan konsulat atau pejabat- pejabat lain dari negara asing, dan mereka, dengan syarat yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama-sama mereka, dengan syarat bukan warga negara Indonesia dan di Indonesia tidak menerima atau memperoleh penghasilan lain di luar jabatan atau pekerjaannya tersebut serta negara yang bersangkutan memberikan perlakuan timbal balik; c. organisasi-organisasi internasional yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan, dengan syarat : 1 Indonesia menjadi anggota organisasi tersebut; 2 tidak menjalankan usaha atau kegiatan lain untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia selain pemberian pinjaman kepada pemerintah yang dananya berasal dari iuran para anggota; d. pejabat-pejabat perwakilan organisasi internasional yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan dengan syarat bukan warga negara Indonesia dan tidak menjalankan usaha atau kegiatan atau pekerjaan lain untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia. 3. Objek Pajak Berdasarkan UU PPh No. 36 Tahun 2008 Pasal 4: Yang menjadi objek pajak adalah penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun.

4. Tarif Pajak

Dokumen yang terkait

Analisis Koreksi Fiskal Untuk Menghitung Besarnya PPh Terutang Pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

8 112 80

Akuntansi Pertanggungjawaban sebagai Alat Bantu Manajemen dalam Pengendalian Biaya (Studi Kasus Kanwil Perum Pegadaian Medan)

15 83 93

Studi Sosial Ekonomi Masyarakat dalam Pemanfaatan Pelayanan Perum Pegadaian (Studi Kasus : Perum Pegadaian Medan dan Cabang Sunggal).

0 32 83

Pengaruh perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal, discretionary accrual, dan aliran kas terhadap persistensi laba: studi empiris pada perusahaan manufaktur di bursa efek Indonesia

2 8 98

Analisis Rekonsiliasi Fiskal atas Laporan Keuangan Komersial dalam Menentukan Pajak Penghasilan (PPh) Terutang (Studi Kasus pada PT. Indomix Perkasa Tahun Pajak 2010)

16 122 164

ANALISIS LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL DALAM PERHITUNGAN LABA KENA PAJAK Analisis Laba Akuntansi Dan Laba Fiskal Dalam Perhitungan Laba Kena Pajak Studi Empiris Pada Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta.

0 2 10

Perbandingan Beban Pajak Terutang Perusahaan Menurut Komersial dan Fiskal (Studi Kasus Pada PY "X").

0 0 27

Analisis Pengaruh Perbedaan Laba Akuntansi dengan Laba Fiskal dan Komponen Laba Terhadap Persistensi Laba BAB 0

0 4 18

ANALISIS PERBANDINGAN LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL DAN LAPORAN KEUANGAN FISKAL DALAM RANGKA MENGHITUNG PAJAK PENGHASILAN TERUTANG (Studi Kasus pada CV. Makmur Jaya Mulia di Bandar Lampung) Thontowie Maryanti Syamsu Rizal Abstrak - Analisis Perbandingan Lapo

0 0 16

Analisis Penerapan Rekonsiliasi Fiskal Terhadap Laporan Laba Rugi Komersial Untuk Menghitung Pajak Penghasilan Badan (Studi Kasus PT. Laju Abadi) - Ubharajaya Repository

0 3 15