Pengaruh Jenis Gula Terhadap Hasil Produk Pada Teh Botol Sosro

(1)

PENGARUH JENIS GULA TERHADAP HASIL PRODUK PADA TEH BOTOL SOSRO

TUGAS AKHIR

OLEH:

MARLISA SYARIF SIREGAR NIM 082410051

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS FARMASI DAN MAKANAN FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH JENIS GULA TERHADAP HASIL PRODUK PADA TEH BOTOL SOSRO

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Studi Diploma III Analis Farmasi dan Makanan

Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

Oleh:

MARLISA SYARIF SIREGAR NIM 082410051

Medan, Juni 2012 Disetujui Oleh: Dosen Pembimbing,

Dra. Herawaty Ginting, M.Si., Apt. NIP 195112231980032002

Disahkan Oleh: Dekan,

Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt. NIP 195311281983031002


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.

Pada dasarnya Tugas Akhir ini merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan Program Studi Diploma III Analis Farmasi dan Makanan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara. Tugas Akhir ini disusun berdasarkan apa yang penulis lakukan pada praktek kerja lapangan di PT Sinar Sosro di Deli Serdang.

Selama menyusun Tugas Akhir ini, penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar–besarnya kepada:

1. Ayahanda Syarifuddin Siregar SH, Ibunda Herlina Lubis SH dan adik tercinta Arifin dan Nita yang telah memberikan dorongan baik moril maupun materil sehingga Tugas Akhir ini dapat diselesaikan.

2. Ibu Dra. Herawaty Ginting, M.Si., Apt., yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun Tugas Akhir ini.

3. Bapak Prof. Dr. Jansen Silalahi, M.App.Sc., Apt., selaku Ketua Program Studi Diploma III Analis Farmasi dan Makanan.

4. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi USU.

5. Bapak Indra Siregar selaku Manager personalia di PT Sinar Sosro di Deli Serdang.


(4)

6. Ibu Debora Tamba selaku Manager Quality Control di PT Sinar Sosro di Deli Serdang.

7. Bapak Ibnu Wardhana selaku Koordinator Pembimbing PKL (Praktek Kerja Lapangan) di PT Sinar Sosro di Deli Serdang.

8. Seluruh staf dan karyawan PT Sinar Sosro di Deli Serdang yang telah membantu kami selama melaksanakan PKL (Praktek Kerja Lapangan). 9. Teman dekat Arman Syahputra, SE., sahabatku Ayu, Echa, Ema, Maya,

Uci, dan Ajeng yang selalu memberi motivasi dan menghibur. Tri dan Nia selaku teman sekelompok selama PKL di PT Sinar Sosro di Deli Serdang. 10.Seluruh teman-teman mahasiswa dan mahasiswi Analis Farmasi dan

Makanan angkatan 2008 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun tidak mengurangi arti keberadaan mereka.

Dalam menulis Tugas Akhir ini penulis menyadari bahwa tulisan ini tidak luput dari kekurangan dan kelemahan. Harapan kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tulisan ini. Akhirnya penulis berharap semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juni 2012 Penulis


(5)

PENGARUH JENIS GULA TERHADAP HASIL PRODUK PADA TEH BOTOL SOSRO

ABSTRAK

Pemanis merupakan senyawa kimia yang sering ditambahkan dan digunakan untuk keperluan produk olahan pangan, industri serta minuman dan makanan kesehatan. Pemanis berfungsi untuk meningkatkan cita rasa dan aroma, memperbaiki sifat-sifat fisik, sebagai pengawet, memperbaiki sifat-sifat kimia sekaligus merupakan sumber kalori bagi tubuh,mengembangkan jenis minuman dan makanan dengan jumlah kalori terkontrol, mengontrol program pemeliharaan dan penurunan berat badan, mengurangi kerusakan gigi, dan sebagai bahan substitusi pemanis utama. Perkembangan industri pangan dan minuman akan kebutuhan pemanis dari tahun ketahun semakin meningkat. Industri pangan dan minuman lebih menyukai menggunakan pemanis sintetis karena selain harganya relatif murah, tingkat kemanisan pemanis sintetis jauh lebih tinggi dari pemanis alami. Hal tersebut mengakibatkan terus meningkatnya penggunaan pemanis sintetis terutama sakarin dan siklamat. Adapun tujuan dari pengujian pengaruh jenis gula terhadap hasil produk pada Teh Botol Sosro adalah untuk membandingkan jenis gula terhadap hasil suatu produk. Pengujian pengaruh jenis gula terhadap hasil produk pada Teh Botol Sosro dilakukan di PT. Sinar Sosro di Deli Serdang. Dari hasil percobaan pengaruh gula terhadap hasil produk pada Teh Botol Sosro, diketahui bahwa gula yang digunakan sebagai perbandingan adalah gula yang biasa digunakan pada kehidupan sehari-hari, dengan pembuatan yang sederhana dan gula yang mudah didapatkan dipasaran, kadar gula menggunakan °brix, kadar gula pada produk Teh Botol Sosro adalah 8,4 yang memiliki kadar gula 8,4 adalah gula rafinasi (gula murni), dengan kesadahan 0, pemeriksaan kadar gula menggunakan alat yang disebut Refraktometer. Dari hasil percobaan pengaruh jenis gula terhadap hasil produk Teh Botol Sosro, diketahui bahwa gula yang baik untuk produk Teh Botol Sosro adalah gula murni (gula rafinasi).


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ……… i

LEMBAR PENGESAHAN ……… ii

KATA PENGANTAR ……….... iii

ABSTRAK …..……… v

DAFTAR ISI ……….. vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ………...……….... 1

1.2Tujuan ………...……….……… 2

1.3Manfaat ………...……… 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemanis ………...……….... 3

2.1.1 Pemanis alami ………. 4

2.1.2 Pemanis Buatan ………..…………. 5

2.1.3 Tujuan Penggunaan Pemanis Sintetis ………. 5

2.2 Gula ……….………... 6

2.2.1 Jenis-Jenis Gula ……….. 11

2.2.2 Dampak Gula Terhadap Kesehatan ……… 17

2.3 Kesadahan ………. 18

BAB III METODE 3.1 Tempat Pengujian ………...……….. 21


(7)

3.2 Pengaruh Jenis Gula Terhadap Hasil Produk teh botol Sosro ...…. 21

3.2.1 Alat dan Bahan ……….. 21 3.2.2 Prosedur ………. 21 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil ………... 23 4.2 Pembahasan ……… 24 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ……….... 25 5.2 Saran ………..……… 25


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Gula yang dipakai Produk Teh Botol Sosro ….. 23 Tabel 2. Hasil Perbandingan antara Gula Pasir, Gula pasir berbutir kasar,


(9)

PENGARUH JENIS GULA TERHADAP HASIL PRODUK PADA TEH BOTOL SOSRO

ABSTRAK

Pemanis merupakan senyawa kimia yang sering ditambahkan dan digunakan untuk keperluan produk olahan pangan, industri serta minuman dan makanan kesehatan. Pemanis berfungsi untuk meningkatkan cita rasa dan aroma, memperbaiki sifat-sifat fisik, sebagai pengawet, memperbaiki sifat-sifat kimia sekaligus merupakan sumber kalori bagi tubuh,mengembangkan jenis minuman dan makanan dengan jumlah kalori terkontrol, mengontrol program pemeliharaan dan penurunan berat badan, mengurangi kerusakan gigi, dan sebagai bahan substitusi pemanis utama. Perkembangan industri pangan dan minuman akan kebutuhan pemanis dari tahun ketahun semakin meningkat. Industri pangan dan minuman lebih menyukai menggunakan pemanis sintetis karena selain harganya relatif murah, tingkat kemanisan pemanis sintetis jauh lebih tinggi dari pemanis alami. Hal tersebut mengakibatkan terus meningkatnya penggunaan pemanis sintetis terutama sakarin dan siklamat. Adapun tujuan dari pengujian pengaruh jenis gula terhadap hasil produk pada Teh Botol Sosro adalah untuk membandingkan jenis gula terhadap hasil suatu produk. Pengujian pengaruh jenis gula terhadap hasil produk pada Teh Botol Sosro dilakukan di PT. Sinar Sosro di Deli Serdang. Dari hasil percobaan pengaruh gula terhadap hasil produk pada Teh Botol Sosro, diketahui bahwa gula yang digunakan sebagai perbandingan adalah gula yang biasa digunakan pada kehidupan sehari-hari, dengan pembuatan yang sederhana dan gula yang mudah didapatkan dipasaran, kadar gula menggunakan °brix, kadar gula pada produk Teh Botol Sosro adalah 8,4 yang memiliki kadar gula 8,4 adalah gula rafinasi (gula murni), dengan kesadahan 0, pemeriksaan kadar gula menggunakan alat yang disebut Refraktometer. Dari hasil percobaan pengaruh jenis gula terhadap hasil produk Teh Botol Sosro, diketahui bahwa gula yang baik untuk produk Teh Botol Sosro adalah gula murni (gula rafinasi).


(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Zat pemanis sintetis merupakan zat yang dapat menimbulkan rasa manis atau dapat membantu mempertajam penerimaan terhadap rasa manis tersebut, sedangkan kalori yang dihasilkannya jauh lebih rendah dari pada gula (Cahyadi, 2008).

Pemanis merupakan senyawa kimia yang sering ditambahkan dan digunakan untuk keperluan produk olahan pangan, industri serta minuman dan makanan kesehatan. Pemanis berfungsi untuk meningkatkan cita rasa dan aroma, memperbaiki sifat-sifat fisik, sebagai pengawet, memperbaiki sifat-sifat kimia sekaligus merupakan sumber kalori bagi tubuh,mengembangkan jenis minuman dan makanan dengan jumlah kalori terkontrol, mengontrol program pemeliharaan dan penurunan berat badan, mengurangi kerusakan gigi, dan sebagai bahan substitusi pemanis utama (Cahyadi, 2008).

Perkembangan industri pangan dan minuman akan kebutuhan pemanis dari tahun ketahun semakin meningkat. Industri pangan dan minuman lebih menyukai menggunakan pemanis sintetis karena selain harganya relatif murah, tingkat kemanisan pemanis sintetis jauh lebih tinggi dari pemanis alami. Hal tersebut mengakibatkan terus meningkatnya penggunaan pemanis sintetis terutama sakarin dan siklamat (Cahyadi, 2008).


(11)

Gula adalah salah satu bahan pangan yang sangat penting. Gula termasuk 9 bahan pokok yang pengadaan dan pengaturan harganya langsung ditangani pemerintah (Mubyarto, 1977).

Produk sosro ini memakai jenis gula murni yaitu gula yang telah mengalami proses pemutihan (rafinasi), gula murni ini sangat baik dipakai dalam industri karena gula murni ini jika dilarutkan dengan air maka kesadahannya rendah. Jika dibandingkan dengan gula yang lain seperti gula yang berwarna agak kekuningan maka akan didapat kesadahan yang tinggi dan terjadi penggumpalan, sehingga tidak baik untuk digunakan dalam suatu produk.

Menyadari akan hal ini, bahwa jenis gula mempengaruhi kualitas dari suatu produk minuman, maka penulis tertarik untuk mengambil judul tugas akhir “Pengaruh Jenis Gula Terhadap Hasil Produk Pada Teh Botol Sosro”. Adapun pengujian dilakukan selama penulis melakukan praktek kerja lapangan di PT.Sinar Sosro di Deli Serdang.

1.2Tujuan

Adapun tujuan dari pengaruh jenis gula terhadap hasil produk pada teh botol sosro adalah untuk membandingkan jenis gula terhadap hasil suatu produk. 1.3Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari pengaruh jenis gula terhadap hasil produk teh botol sosro adalah agar dapat mengetahui jenis gula yang baik untuk produksi industri minuman sehingga layak untuk dikonsumsi.


(12)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemanis

Dilihat dari sumber pemanis dapat dikelompokkan menjadi pemanis alami dan pemanis buatan (sintetis). Pemanis alami biasanya berasal dari tanaman. Tanaman penghasil pemanis yang utama adalah tebu (Saccharum officanarum L) dan bit (Beta vulgaris L). Bahan pemanis yang dihasilkan dari kedua tanaman tersebut dikenal sebagai gula alam atau sukrosa. Pemanis sintetis adalah bahan tambahan yang dapat menyebabkan rasa manis pada pangan, tetapi tidak memiliki nilai gizi (Cahyadi, 2008).

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan untuk mengetahui hubungan struktur kimia bahan pemanis dengan rasa manis adalah mutu rasa manis, intensitas rasa manis, dan kenikmatan rasa manis (Cahyadi, 2008).

1. Mutu rasa manis

Faktor ini sangat bergantung dari sifat kimia bahan pemanis dan kemurniannya. Dari uji sensoris menunjukkan tingkat mutu rasa manis yang berbeda antara bahan pemanis satu dengan yang lainnya. Bahan alami yang dapat mendekati rasa manis, kelompok gula yang banyak dipakai sebagai dasar pembuatan bahan pemanis sintetis adalah asam-asam amino. Salah satu dipeptida seperti aspartam memiliki rasa manis dengan mutu yang serupa dengan kelompok gula dan tidak memiliki rasa ikutan. Sedangkan pada sakarin dan siklamat menimbulkan rasa ikutan pahit yang semakin terasa dengan bertambah bahan


(13)

pemanis. Rasa pahit tersebut diduga terkait dengan struktur molekulnya, karena dengan pemurnian yang bagaimanapun tidak dapat menghilangkan rasa pahit.

2. Intensitas rasa manis

Intensitas rasa manis menunjukkan kekuatan atau tingkat kadar kemanisan suatu bahan pemanis. Intensitas rasa manis berkaitan dengan nilai relatif rasa manis dalam yang sama maupun yang berbeda antara masing-masing bahan pemanis. Masing-masing pemanis berbeda kemampuannya untuk merangsang indra perasa. Kekuatan rasa manis yang ditimbulkan oleh bahan pemanis dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah suhu dan tempat mediumnya (cair atau padat).

3. Kenikmatan rasa manis

Bahan pemanis ditambahkan dengan tujuan untuk memperbaiki rasa dan bau bahan pangan sehingga rasa manis yang timbul dapat meningkatkan kelezatan. Meskipun rasa manis yang tepat sangat disukai, tetapi pemanis yang berlebihan akan terasa tidak enak.

2.1.1 Pemanis alami

Beberapa jenis pemanis alami maupun pemanis buatan dapat digunakan untuk makanan. Pemanis alami yang sering digunakan untuk makanan, terutama adalah tebu dan bit. Kedua jenis pemanis ini sering disebut gula alam atau sukrosa. Selain itu ada berbagai pemanis lain yang dapat digunakan untuk makanan, diantaranya laktosa, maltosa, galaktosa, glukosa, fruktosa, sorbitol, manitol, gliserol, dan glisina (Yuliarti, 2007).


(14)

2.1.2 Pemanis buatan

Pemanis buatan (sintetis) merupakan bahan tambahan yang dapat memberikan rasa manis dalam makanan, tetapi tidak memiliki nilai gizi. Sebagai contoh adalah sakarin, siklamat, aspartam, dulsin, sorbitol sintetis, dan nitro-propoksi-anilin. Diantara berbagai jenis pemanis buatan atau sintetis, hanya beberapa saja yang diizinkan penggunaannya dalam makanan sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 208/Menkes/Per/IV/1985. Diantaranya sakarin, siklamat, dan aspartam dalam jumlah yang dibatasi atau dengan dosis tertentu (Yuliarti, 2007).

2.1.3 Tujuan Penggunaan Pemanis Sintetis

Pemanis ditambahkan ke dalam bahan pangan mempunyai beberapa tujuan diantaranya sebagai berikut (Cahyadi, 2008).

1. Sebagai pangan bagi penderita diabetes mellitus karena tidak menimbulkan kelebihan gula darah. Pada penderita diabetes mellitus disarankan menggunakan pemanis sintetis untuk menghindari bahaya gula. Dari tahun 1955 sampai 1966 digunakan campuran siklamat dan sakarin pada pangan dan minuman bagi penderita diabetes.

2. Memenuhi kebutuhan kalori rendah untuk penderita kegemukan. Kegemukan merupakan salah satu faktor penyakit jantung yang merupakan penyebab utama kematian. Untuk orang yang kurang aktif secara fisik disarankan untuk mengurangi masukan kalori per


(15)

harinya. Pemanis sintetis merupakan salah satu bahan pangan untuk mengurangi masukan kalori.

3. Sebagai penyalut obat. Beberapa obat mempunyai rasa yang tidak menyenangkan, karena itu untuk menutupi rasa yang tidak enak dari obat tersebut biasanya dibuat tablet yang bersalut. Pemanis lebih sering digunakan untuk menyalut obat karena umumnya bersifat higroskopis dan tidak menggumpal.

4. Menghindari kerusakan gigi. Pada pangan seperti permen lebih sering ditambahkan pemanis sintetis karena bahan permen ini mempunyai rasa manis yang lebih tinggi dari gula, pemakaian dalam jumlah sedikit saja sudah menimbulkan rasa manis yang diperlukan sehingga tidak merusak gigi.

5. Pada industri pangan, minuman, termasuk industri rokok, pemanis sintetis dipergunakan dengan tujuan untuk menekan biaya produksi, karena pemanis sintetis ini selain mempunyai tingkat rasa manis yang lebih tinggi juga harganya relatif murah dibandingkan dengan gula yang diproduksi dialam.

2.2 Gula

Gula adalah suatu komoditi perdagangan utama. Gula paling banyak diperdagangkan dalam bentuk keadaan makanan atau


(16)

diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis asam), menyimpan yang akan digunakan ole

Gula sebagai sukrosa diperoleh dari demikian, terdapat sumber-sumber gula minor lainnya, seperti kelapa. Sumber-sumber pemanis lain, seperti umbi semacam gula/pemanis namun bukan tersusun dari sukrosa. Proses untuk menghasilkan gula mencakup tahap ekstrasi (pemerasan) diikuti dengan pemurnian melalu

Beberapa gula misalnya glukosa, fruktosa, maltosa, sukrosa,dan laktosa mempunyai sifat fisik dan kimia yang berbeda-beda misalnya dalam hal rasa manisnya, kelarutan didalam air, daya pembentukan karamel jika dipanaskan dan pembentukan kristalnya (Winarno, 1980).

Fungsi-fungsi gula dalam produk antara lain: sebagai bahan penambah rasa dan sebagai bahan perubah warna kulit produk (Subagjo, 2007).

Ada tidaknya sifat pereduksi dari suatu molekul gula ditentukan oleh ada tidaknya gugus hidroksil (OH) bebas yang reaktif. Gugus hidroksil yang reaktif pada glukosa (aldosa) biasanya terletak pada karbon nomor satu (anomerik), sedangkan pada fruktosa (ketosa) hidroksil reaktifnya terletak pada karbon nomor dua (Winarno, 1992).


(17)

Gambar struktur fruktosa Gambar struktur glukosa

Sukrosa tidak mempunyai gugus OH bebas yang reaktif karena keduanya sudah saling terikat, sedangkan laktosa mempunyai OH bebas pada atom C no. 1 pada gugus glukosanya. Karena itu, laktosa bersifat pereduksi sedangkan sukrosa bersifat nonpereduksi (Winarno, 1992).

Sukrosa adalah oligosakarida yang mempunyai peran penting dalam pengolahan makanan dan banyak terdapat pada tebu, bit, siwalan, dan kelapa kopyor. Untuk industri-industri makanan biasa digunakan sukrosa dalam bentuk kristal halus atau kasar dan dalam jumlah yang banyak dipergunakan dalam bentuk cairan sukrosa (sirup). Pada pembuatan sirup, gula pasir (sukrosa) dilarutkan dalam air dan dipanaskan, sebagian sukrosa akan terurai menjadi glukosa dan fruktosa, yang disebut gula invert (Winarno, 1992).

Inversi sukrosa terjadi dalam suasana asam. Gula invert ini tidak dapat berbentuk kristal karena kelarutan fruktosa dan glukosa sangat besar (Winarno, 1992).

Sumber gula di Indonesia sejak masa lampau adalah cairan tumbuh diseluruh Indonesia,tetapi dari segi iklim yang paling sesuai adalah pulau


(18)

Jawa, khususnya Jawa Timur. Tebu biasanya ditanam pada akhir musim kemarau setelah panen pada musim hujan . Untuk tebu, sawah-sawah itu mesti diubah menjadi deretan pematang-pematang dan parit-parit, sedangkan ukuran parit-parit itu tergantung kepada sistem pengairannya. Untuk menjadi matang, tebu membutuhkan waktu 12 bulan, yaitu untuk mencapai kadar sucrose 10% dengan membiarkan tebu itu matang lebih lama lagi misalnya 16 bulan, kadar sukrosa itu bisa meningkat sampai 14 atau 15 persen. Setelah dipanen sekali, tebu itu bisa dibiarkan tumbuh kembali untuk dipanen kedua atau bahkan ketiga kalinya dari rumpun tanaman yang sama (Mubyarto, 1977).

Hasil gula per hektar yang tinggi bisa dicapai berkat sistem penanaman yang efisien karena ada sistem irigasi yang baik, penggunaan tanah paling subur di setiap daerah dan last but not least dengan menggunakan stek tebu yang paling unggul yang dikembangkan oleh lembaga penelitian yang dibiayai dan diselenggarakan oleh pabrik-pabrik gula (Mubyarto, 1977).

Negara-negara penghasil gula yang besar adalah negara-negara Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) menghasilkan 15,5% dari produksi dunia : Uni soviet 8,4%, Brazil 9,6%, Kuba 7,9%, India 6,3%, Amerika Serikat 6,2%, RRC 3,2%, Meksiko 2,8%, Australia 4,0%, sedangkan negara-negara lainnya sekitar 0,5%-2,0% (Anonim, 1983).

Jenis impor gula Indonesia meliputi gula mentah (raw sugar), gula bit yang dikemas untuk keperluan eceran maupun bukan eceran, gula untuk keperluan farmasi, gula warna coklat, gula aren, dan lain-lain (Anonim, 1983).


(19)

Salah satu parameter kualitas dari gula ditinjau dari warna ICUMSA (International Commission For Uniform Methods of Sugar Analysis), yaitu menunjukkan kualitas warna gula dalam larutan. ICUMSA merupakan lembaga yang dibentuk untuk menyusun metode analisis kualitas gula dengan anggota lebih dari 30 negara. Mengenai warna gula ICUMSA telah membuat rating atau grade kualitas warna gula. Sistem rating berdasarkan warna gula yang menunjukkan kemurnian dan banyaknya kotoran yang terdapat dalam gula tersebut, antara lain:

1. Gula Rafinasi (Refined Sugar)

Gula rafinasi merupakan gula dengan kualitas yang paling bagus karena melalui proses pemurnian bertahap. Warna gula putih cerah. Untuk Indonesia gula rafinasi diperuntukkan bagi industri makanan dan minuman karena membutuhkan gula dengan kadar kotoran yang sedikit dan warna putih.

2. Gula Kristal Mentah (Raw Sugar)

Raw sugar digunakan sebagai bahan baku untuk gula rafinasi, dan juga beberapa proses lain seperti MSG biasanya menggunakan raw sugar.

3. Gula Mentah (Very Raw Sugar)

Khusus digunakan sebagai bahan baku gula rafinasi dan tidak boleh dikonsumsi.

Metode pengujian warna gula dengan standar ICUMSA menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 420 nm dan 560 nm. Untuk mengukur warna gula menggunakan metode ICUMSA sebelumnya gula dilarutkan sampai sempurna kemudian dihilangkan turbidity nya dengan cara


(20)

menambahkan kieselguhr kemudian disaring dengan saringan vakum menggunakan kertas saring Whatman 42. Kemudian filtrat diambil dan pH larutan diatur sampai pH 7 dengan cara menambahkan HCl atau NaOH. Kemudian mengukur brix larutan dengan refraktometer dan tentukan berat jenis larutan dengan tabel hubungan brix dengan berat jenis. Pengukuran warna ICUMSA dengan spektrofotometer panjang gelombang 420 nm, kemudian menetapkan transmittance pada 100 % dengan H2O menggunakan kuvet 1 cm (b). Kuvet dibilas dengan larutan (Anonim, 2010).

2.2.1 Jenis-Jenis Gula

1. Gula merah

Gula merah atau gula Jawa biasanya diasosiasikan dengan segala jenis gula yang dibuat dari keluarga palma, seperti dalam bentuk bubuk curah disebut

2.

Gula tebu

Gula tebu kebanyakan dipasarkan dalam bentuk gula kristal curah. Pertama tama bahan mentah dihancurkan dan diperas, sarinya dikumpulkan dan disaring, cairan yang terbentuk kemudian ditambahkan bahan tambahan (biasanya menggunakan tersebut kemudian diputihkan denga terbentuk kemudian dididihkan, endapan dan sampah yang mengambang kemudian dapat dipisahkan. Setelah cukup murni, cairan didinginkan dan


(21)

dikristalkan (biasanya sambil diaduk) untuk memproduksi gula yang dapat dituang ke cetakan. Sebuah kristalisasi (Anonim, 2011).

3. Gula batu

kotak/blok adalah gula kristal lembut yang dipres dalam bentuk dadu. Gula mentah (raw sugar) adalah gula kristal yang dibuat tanpa melalui proses pemutihan dengan belerang. Warnanya agak kecoklatan karena masih mengandun

Gula Batu berbentuk bongkahan seperti batu. Rasanya tidak semanis gula pasir, namun lebih legit. Gula batu biasanya digunakan untuk minuman. Takarannya 1 sdt gula pasir = 2 sdt gula batu. Untuk memudahkan penggunaannya gula batu harus dihancurkan lebih dahulu (Evifadhilah, 2010).

4. Gula bit

Bit dicuci, kemudian bit di potong potong dan gulanya kemudian di ekstraksi dengan air panas pada sebuah diffuse. Pemurnian kemudian ditangani dengan menambahkan laruta penyaringan campuran yang terbentuk lalu dididihkan hingga kandungan air yang tersisa hanya tinggal 30% saja. Gula kemudian diekstraksi dengan kristalisasi terkontrol. Kristal gula pertama tama dipisahkan denga


(22)

Ampas yang tersisa (dimana sudah tidak bisa lagi diambil gula darinya) digunakan untuk makanan disaring ke dalam tingkat kualitas tertentu untuk kemudian dijual (Anonim, 2011).

5. Gula pasir

Gula pasir adalah gula hasil kristalisasi cairan tebu. Biasanya berwarna putih namun ada pula yang berwarna coklat (raw sugar). Disebut gula pasir karena bentuknya yang seperti pasir. Biasanya gula pasir digunakan untuk pemanis dalam minuman, kue, makanan, dan lain-lain (Evifadhilah, 2010).

6. Gula pasir berbentuk kasar (crystalizzed sugar)

Gula pasir berbentuk kasar adalah gula yang juga dari hasil kristalisasi cairan tebu. Berbeda dengan gula pasir, gula ini memiliki butir yang lebih kasar. Warnanya juga ada yang berwarna-warni. Biasanya gula jenis ini digunakan untuk tabulan pada biscuit sebelum dipanggang karena gula ini tidak meleleh dalam suhu oven (Evifadhilah, 2010).

7. Gula Kaster (caster sugar)

Gula kastor memiliki bentuk yang lebih halus daripada gula pasir. Karena sifatnya yang mudah bercampur, maka gula kastor sering digunakan sebagai bahan campuran untuk pemanis dalam adonan kue, masakan, kue kering, dll. Gula kastor memiliki warna putih bersih. Gula kastor bisa dibuat dengan memasukkan gula pasir ke kantong plastik lalu memukul-mukulnya hingga hancur. Hasil ayakannya dapat menggantikan gula kastor (Evifadhilah, 2010).


(23)

8. Gula bubuk (icing sugar atau confection sugar)

Gula incing atau disebut juga dengan tepung gula adalah gula yang telah mengalami penghalusan sehingga berbentuk bubuk gula. Karena sifatnya yang halus, gula icing baik digunakan untuk membuat krim untuk cake, taburan untuk cake, atau taburan untuk kue kering. Ada beberapa jenis gula bubuk yang mengandung pati jagung sehingga tidak menggumpal (Evifadhilah, 2010).

9. Gula dadu

Sesuai dengan namanya, gula dadu memiliki bentuk seperti dadu. Gula dadu biasanya memiliki kualitas tinggi. Gula ini lazim digunakan sebagai pemanis dalam minuman teh atau kopi (Evifadhilah, 2010).

10.Brown sugar

Gula jenis ini adalah jenis gula yang dalam proses pembuatannya dibubuhi molase. Warnanya kecoklatan seperti gula palem, memiliki wangi karamel, dan rasanya legit. Rasa brown sugar tidak semanis gula pasir, biasanya digunakan dalam pembuatan masakan sehingga membuat masakan lebih lezat daripada bila menggunakan gula pasir sebagai pemanisnya (Evifadhilah, 2010).

11.White Sugar

White sugar merupakan proses dari sugar cane melalui proses pencucian secara kimiawi sehingga menghasilkan gula dengan warna putih (Subagjo, 2007).


(24)

12.Gula palem (palm sugar)

Gula palem jiga disebut gula semut. Gula ini berasal dari nira atau sari batang tumbuhan keluarga palem-paleman. Memiliki bentu seperti gula pasir, berwarna coklat, dan memiliki harum yang khas. Biasanya gula palem digunakan untuk membuat Ontbijkoek, fruti cake, atau campuran masakan seperti pada pitmopen (Evifadhilah, 2010).

13.Gula aren

Gula aren bahan bakunya sama seperti gula jawa. Hanya saja gula aren memiliki harum yang lebih khas, dan warna yang lebih coklat daripada gula jawa (Evifadhilah, 2010).

14.Madu

Madu Tidak seperti jenis gula lainnya, madu merupakan campuran dari tiga jenis gula, yaitu glukosa, fruktosa dan sakarosa. Komposisinya adalah 80% gula dengan 20%air (Evifadhilah, 2010).

15.Sirup maple

Sirup maple adalah sirup yang didapatkan dari pohon maple yang banyak terdapat di wilayah Amerika Utara. sirup ini merupakan larutan 70% sakarosa dan glukosa dalam air. Penyusun utamanya adalah sakarosa (Evifadhilah, 2010).

16.Corn syrup

Corn syrup merupakan produk sampingan dalam pengolahan jagung. Rasanya tidak semanis sirup gula. Dibuat dari pati jagung dengan menambahkan


(25)

sejenis enzim sehingga berbentuk sirup kental. Corn syrup akan memberikan efek moist pada kue. Ada 2 jenis corn syrup, yaitu Light Corn Syrup dan Dark Corn Syrup (Evifadhilah, 2010).

17.Golden syrup

Golden syrup adalah sirup dengan warna kuning keemasan yang dibuat dari ampas molasses (Evifadhilah, 2010).

18.Simple syrup

Simple syrup adalah sirup hasil campuran gula dengan air yang perbandingannya 1 : 1. Simple syrup biasanya digunakan untuk olesan agar memberikan efek lembab pada permukaan cake (Evifadhilah, 2010).

19.Gula maltosa

Gula maltosa adalah hasil fermentasi malt / padi-padian yang telah mengalami perendaman, pengeringan, pemanggangan, dan penggilingan. Bentuknya menyerupai madu, namun rasanya lebih manis dari madu (Evifadhilah, 2010).

20.Karamel

Karamel adalah berbagai produk yang diperoleh dengan pemanasan gula. Karamel memiliki warna kecoklatan atau bahkan kehitaman serta memiliki wangi yang khas.digunakan sebagai pewarna pada makanan atau sebagai aroma dan rasa (Evifadhilah, 2010).


(26)

21.Gula jelly

Gula jelly adalah larutan gula yang warnanya kuning dan kental sehingga menyerupai jelly. Gula jelly biasanya dicampurkan ke dalam adonan buttercream (Evifadhilah, 2010).

2.2.2 Dampak Gula Terhadap Kesehatan

Kelebihan gula dapat mengakibatkan sejumlah konsekuensi kesehatan yang antara lain: (Nancy, 2010).

1. Gula dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh Anda dan merusak pertahanan Anda melawan penyakit karena infeksi.

2. Gula dapat meningkatkan level glukosa darah puasa dan dapat menyebabkan hipoglikemia reaktif.

3. Gula dapat menyebabkan peningkatan cukup berarti pada kolesterol total, trigliserida dan kolesterol jahat, serta penurunan dalam kolesterol baik.

4. Gula dapat menyebabkan penuaan dini. 5. Gula dapat menyebabkan obesitas.

6. Gula dapat menyebabkan air liur Anda menjadi lebih asam, menyebabkan kerusakan gigi.

7. Gula dapat menyebabkan penyakit gusi.

8. Gula menyebabkan tekanan darah tinggi pada orang-orang gemuk. 9. Gula meningkatkan resiko polio.


(27)

10.Pengurangan konsumsi gula dapat meningkatkan stabilitas emosional.

11.Gula dapat menyebabkan pusing.

12.Gula dapat meningkatkan resiko asam urat.

13.Gula dapat membuat urat daging Anda (tendon) jadi lebih rapuh. 14.Gula dapat menyebabkan batu empedu.

15.Gula dapat menyebabkan osteoporosis.

2.3 Kesadahan

Kesadahan air adalah kandunga umumnya Air sadah atau air keras adalah air yang memiliki kadar mineral yang tinggi, sedangkan air lunak adalah air dengan kadar mineral yang rendah. Selain ion kalsium dan magnesium, penyebab kesadahan juga bisa merupakan ion maupun garam-garam

Dalam mencegah kerugian. Untuk menghilangkan kesadahan biasanya digunakan berbagai zat kimia, ataupun dengan menggunaka (Anonim, 2010).

Pada industri yang menggunakan ketel uap, air yang digunakan harus terbebas dari kesadahan. Proses penghilangan kesadahan air yang sering dilakukan pada industri-industri adalah melalui penyaringan dengan menggunakan


(28)

alami ataupun sintetik yang salah satu fungsinya adalah dapat mengikat kation dan anion tertentu. Secara teknis, air sadah dilewatkan melalui suatu wadah yang berisi resin pengikat kation dan anion, sehingga diharapkan kation Ca2+ dan Mg2+ dapat diikat resin. Dengan demikian, air tersebut akan terbebas dari kesadahan (Anonim, 2010).

Air merupakan zat yang sangat penting bagi makhluk hidup. Tidak ada satupun makhluk hidup yang tidak membutuhkan air. Sumber air yang kita gunakan atau konsumsi sehari-hari baik yang berasal dari air hujan, air tanah maupun yang air permukaan,itu memiliki kandungan tingkat kesadahan yang berbeda-beda, ada yang memiliki tingkat kesadahan yang rendah, misalnya air hujan atau air permukaan dan ada juga yang memiliki tingkat kesadahan yang cukup tinggi seperti air tanah dalam karena melewati lapisan tanah kapur. Salah satu syarat air dikatakan berkualitas ketika mengandung garam-garam mineral dalam jumlah yang tidak berlebihan (Sastrawijaya, 1991).

Kesadahan air disebabkan ion-ion magnesium atau kalsium. Ion-ion ini terdapat didalam air dalam bentuk sulfat, klorida, dan hidrogen karbonat. Kesadahan air alam biasanya disebabkan garam karbonat atau garam asamnya. Kehadiran kalsium klorida atau magnesium sulfat disebabkan geologi tanah disekitarnya. Kesadahan tidak menguntungkan. Air yang dianggap bermutu tinggi mempunyai kesadahan yang rendah (Sastrawijaya, 1991).

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 907/Menkes/Sk/ Vii/2002 Tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum kandungan


(29)

bahan-bahan inorganik (yang kemungkinan dapat menimbulkan keluhan pada konsumen) adalah sebagai berikut. Parameter satuan kadar maksimum yang diperbolehkan Ammonia 1.5mg/l, Aluminium 0,2mg/l. Klorida 250mg/l, Kesadahan 500mg/l, Hidrogen sulfide 0,05mg/l, Besi 0,3mg/l, Mangan 0,1mg/l, PH 6,5-8,5, Sodium 200mg/l (Anonim, 2010).


(30)

BAB III METODE

3.1 Tempat Pengujian

Pengujian pengaruh jenis gula terhadap hasil produk pada teh botol sosro di PT. Sinar Sosro pabrik di Deli Serdang yang berada di Jalan Raya Tanjung Morawa Km. 14,5 Medan 20362.

3.2 Pengaruh Jenis Gula Terhadap Hasil Produk pada Teh Botol Sosro 3.2.1 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan adalah erlenmeyer, gelas ukur, pipet volum, bola penghisap, buret, refraktometer, tissue dan PH meter, Bahan yang digunakan adalah teh cair manis (TCM), teh cair pahit (TCP), sirup gula.

3.2.2 Prosedur

1. Masing-masing gula yaitu gula putih halus, gula yang berwarna kekuningan, gula rafinasi (gula yang dipakai sosro), ditimbang sebanyak 99 gram.

2. Masing-masing gula dimasukkan kedalam botol teh botol sosro.

3. Masing-masing gula dicampurkan dengan air yang dipanaskan sebanyak 150 ml dan diaduk menggunakan magnetic stirrer, sehingga menghasilkan sirup gula.

4. Lalu dilakukan test warna pada masing-masing sirup gula.

5. Teh cair pahit (TCP) dicampurkan kedalam sirup gula (gula yang sudah dicampurkan dengan air) sebanyak 50 ml dan diaduk menggunakan magnetic stirrer, sehingga menghasilkan teh cair manis (TCM).

6. Lalu dilakukan lagi test warna pada masing-masing gula.

7. Teh cair manis (TCM) dimasukkan kedalam Erlenmeyer sebanyak 50 ml, lalu dipipet 1 ml larutan NH4OH dan 1 buffer tablet, apabila berwarna


(31)

hijau kesadahan 0, apabila tidak berwarna hijau dilakukan titrasi dengan me nggunakan larutan titriplex sampai berwarna hijau.

8. Dilihat brix pada masing-masing gula dengan menggunakan alat refraktometer.


(32)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Hasil

Pemeriksaan gula yang dilakukan adalah Gula pasir, Gula pasir berbutir kasar,dan Gula rafinasi.

Data hasil pemeriksaan gula yang dipakai pruduk Teh Botol Sosro dapat dilihat pada Tabel 1. Data hasil perbandingan antara gula pasir, gula pasir berbutir kasar, dan gula rafinasi (gula murni) dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 1 Hasil Pemeriksaan Gula yang dipakai Produk Teh Botol Sosro Brix Kesadahan Cara Syarat

8,4 3 Titrasi Brix Tidak Boleh Lebih Dari 8,4

Tabel 2 Hasil Perbandingan antara Gula Pasir, Gula pasir berbutir kasar, dan Gula rafinasi. Jenis Gula Brix syrup Syrup+Teh Cair Pahit(TCP) Kesadahan syrup Kesadahan Teh Cair Manis(TCM) Warna syrup Warna Teh Cair Manis Gula pasir Gula berbutir kasar Gula rafinasi (murni) 43,9 42,8 43,1 8,6 8,2 8,4 14 0 0 8 3 3 Jernih Tidak jernih Jernih Terang Agak gelap Terang

Pada percobaan pengaruh gula terhadap hasil produk pada teh botol sosro, gula yang dipakai adalah gula rafinasi (gula murni).


(33)

4.2Pembahasan

Dari hasil percobaan pengaruh gula terhadap hasil produk pada Teh Botol Sosro, diketahui bahwa gula yang digunakan sebagai perbandingan adalah gula yang biasa digunakan pada kehidupan sehari-hari, dengan pembuatan yang sederhana dan gula yang mudah didapatkan dipasaran, kadar gula menggunakan °brix, kadar gula pada produk Teh Botol Sosro adalah 8,4, dapat dilihat pada Tabel 2 diatas yang memiliki kadar gula 8,4 adalah gula rafinasi (gula murni), dengan kesadahan 0,pemeriksaan kadar gula menggunakan alat yang disebut Refraktometer.

Beberapa gula misalnya glukosa, fruktosa, maltosa, sukrosa, dan laktosa mempunyai sifat fisik dan kimia yang berbeda-beda misalnya dalam hal rasa manisnya, kelarutan didalam air, daya pembentukan karamel jika dipanaskan dan pembentukan kristalnya (Anonim, 1980).

Fungsi-fungsi gula dalam produk antara lain: sebagai bahan penambah rasa dan sebagai bahan perubah warna kulit produk (Subagjo, 2007).

Gula rafinasi merupakan gula dengan kualitas yang paling bagus karena melalui proses pemurnian bertahap. Warna gula putih cerah. Untuk Indonesia gula rafinasi diperuntukkan bagi industri makanan dan minuman karena membutuhkan gula dengan kadar kotoran yang sedikit dan warna putih (Anonim, 2010).


(34)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil percobaan pengaruh jenis gula terhadap hasil produk Teh Botol Sosro, diketahui bahwa gula yang baik untuk produk Teh Botol Sosro adalah gula murni (gula rafinasi).

5.2 Saran

- Sebaiknya pada saat mencampurkan gula dengan teh takarannya harus tepat dengan standard Teh Botol Sosro.

- Sebaiknya instansi lebih teliti pada saat melihat warna teh yang sesuai dengan produk Teh Botol Sosro.


(35)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (1983). Gula: Tinjauan Produksi dan Pemasaran Gula di Indonesia. Jakarta: Bank bumi daya. Hal 13-25.

Anonim. (2007). Mengenal Berbagai Jenis Gula dan Pemanis Lainnya.

Anonim. (2011). Glukosa. 2011.

Anonim. (2011). Jenis-jenis Gula dan Berbagai Produk Terkait.

Anonim. (2011). Gula. Cahyadi, W. (2008). Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan Edisi kedua. Bandung: Bumi Aksara. Hal 76-81.

Evifadhilah. (2010). Mengenal Jenis-Jenis Gula

Nancy Appleton, Ph.D. (2010). 76 Dampak Gula Bagi Kesehatan.

.Sastrawijaya, A. T. (1991). Pencemaran Lingkungan. Surabaya: Rineka Cipta. Hal 89.

Subagjo, A. (2007). Manajemen Pengolahan Kue dan Roti. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal 34-37.

Winarno, F.G. (1992). Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hal 23-25.

Winarno, F.G., Fardiaz, S., dan Fardiaz D. (1980). Pengantar Teknologi Pangan. Jakarta: Gramedia.

Yuliarti, N. (2007). Awas Bahaya dibalik Lezatnya Makanan. Yogyakarta: Andi. Hal 22.


(1)

BAB III METODE

3.1 Tempat Pengujian

Pengujian pengaruh jenis gula terhadap hasil produk pada teh botol sosro di PT. Sinar Sosro pabrik di Deli Serdang yang berada di Jalan Raya Tanjung Morawa Km. 14,5 Medan 20362.

3.2 Pengaruh Jenis Gula Terhadap Hasil Produk pada Teh Botol Sosro 3.2.1 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan adalah erlenmeyer, gelas ukur, pipet volum, bola penghisap, buret, refraktometer, tissue dan PH meter, Bahan yang digunakan adalah teh cair manis (TCM), teh cair pahit (TCP), sirup gula.

3.2.2 Prosedur

1. Masing-masing gula yaitu gula putih halus, gula yang berwarna kekuningan, gula rafinasi (gula yang dipakai sosro), ditimbang sebanyak 99 gram.

2. Masing-masing gula dimasukkan kedalam botol teh botol sosro.

3. Masing-masing gula dicampurkan dengan air yang dipanaskan sebanyak 150 ml dan diaduk menggunakan magnetic stirrer, sehingga menghasilkan sirup gula.

4. Lalu dilakukan test warna pada masing-masing sirup gula.

5. Teh cair pahit (TCP) dicampurkan kedalam sirup gula (gula yang sudah dicampurkan dengan air) sebanyak 50 ml dan diaduk menggunakan magnetic stirrer, sehingga menghasilkan teh cair manis (TCM).

6. Lalu dilakukan lagi test warna pada masing-masing gula.

7. Teh cair manis (TCM) dimasukkan kedalam Erlenmeyer sebanyak 50 ml, lalu dipipet 1 ml larutan NH4OH dan 1 buffer tablet, apabila berwarna


(2)

hijau kesadahan 0, apabila tidak berwarna hijau dilakukan titrasi dengan me nggunakan larutan titriplex sampai berwarna hijau.

8. Dilihat brix pada masing-masing gula dengan menggunakan alat refraktometer.


(3)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Hasil

Pemeriksaan gula yang dilakukan adalah Gula pasir, Gula pasir berbutir kasar,dan Gula rafinasi.

Data hasil pemeriksaan gula yang dipakai pruduk Teh Botol Sosro dapat dilihat pada Tabel 1. Data hasil perbandingan antara gula pasir, gula pasir berbutir kasar, dan gula rafinasi (gula murni) dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 1 Hasil Pemeriksaan Gula yang dipakai Produk Teh Botol Sosro Brix Kesadahan Cara Syarat

8,4 3 Titrasi Brix Tidak Boleh Lebih Dari 8,4

Tabel 2 Hasil Perbandingan antara Gula Pasir, Gula pasir berbutir kasar, dan Gula rafinasi. Jenis Gula Brix syrup Syrup+Teh Cair Pahit(TCP) Kesadahan syrup Kesadahan Teh Cair Manis(TCM) Warna syrup Warna Teh Cair Manis Gula pasir Gula berbutir kasar Gula rafinasi (murni) 43,9 42,8 43,1 8,6 8,2 8,4 14 0 0 8 3 3 Jernih Tidak jernih Jernih Terang Agak gelap Terang

Pada percobaan pengaruh gula terhadap hasil produk pada teh botol sosro, gula yang dipakai adalah gula rafinasi (gula murni).


(4)

4.2Pembahasan

Dari hasil percobaan pengaruh gula terhadap hasil produk pada Teh Botol Sosro, diketahui bahwa gula yang digunakan sebagai perbandingan adalah gula yang biasa digunakan pada kehidupan sehari-hari, dengan pembuatan yang sederhana dan gula yang mudah didapatkan dipasaran, kadar gula menggunakan °brix, kadar gula pada produk Teh Botol Sosro adalah 8,4, dapat dilihat pada Tabel 2 diatas yang memiliki kadar gula 8,4 adalah gula rafinasi (gula murni), dengan kesadahan 0,pemeriksaan kadar gula menggunakan alat yang disebut Refraktometer.

Beberapa gula misalnya glukosa, fruktosa, maltosa, sukrosa, dan laktosa mempunyai sifat fisik dan kimia yang berbeda-beda misalnya dalam hal rasa manisnya, kelarutan didalam air, daya pembentukan karamel jika dipanaskan dan pembentukan kristalnya (Anonim, 1980).

Fungsi-fungsi gula dalam produk antara lain: sebagai bahan penambah rasa dan sebagai bahan perubah warna kulit produk (Subagjo, 2007).

Gula rafinasi merupakan gula dengan kualitas yang paling bagus karena melalui proses pemurnian bertahap. Warna gula putih cerah. Untuk Indonesia gula rafinasi diperuntukkan bagi industri makanan dan minuman karena membutuhkan gula dengan kadar kotoran yang sedikit dan warna putih (Anonim, 2010).


(5)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil percobaan pengaruh jenis gula terhadap hasil produk Teh Botol Sosro, diketahui bahwa gula yang baik untuk produk Teh Botol Sosro adalah gula murni (gula rafinasi).

5.2 Saran

- Sebaiknya pada saat mencampurkan gula dengan teh takarannya harus tepat dengan standard Teh Botol Sosro.

- Sebaiknya instansi lebih teliti pada saat melihat warna teh yang sesuai dengan produk Teh Botol Sosro.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (1983). Gula: Tinjauan Produksi dan Pemasaran Gula di Indonesia. Jakarta: Bank bumi daya. Hal 13-25.

Anonim. (2007). Mengenal Berbagai Jenis Gula dan Pemanis Lainnya.

Anonim. (2011). Glukosa. 2011.

Anonim. (2011). Jenis-jenis Gula dan Berbagai Produk Terkait.

Anonim. (2011). Gula. Cahyadi, W. (2008). Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan Edisi kedua. Bandung: Bumi Aksara. Hal 76-81.

Evifadhilah. (2010). Mengenal Jenis-Jenis Gula

Nancy Appleton, Ph.D. (2010). 76 Dampak Gula Bagi Kesehatan.

.Sastrawijaya, A. T. (1991). Pencemaran Lingkungan. Surabaya: Rineka Cipta. Hal 89.

Subagjo, A. (2007). Manajemen Pengolahan Kue dan Roti. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal 34-37.

Winarno, F.G. (1992). Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hal 23-25.

Winarno, F.G., Fardiaz, S., dan Fardiaz D. (1980). Pengantar Teknologi Pangan. Jakarta: Gramedia.

Yuliarti, N. (2007). Awas Bahaya dibalik Lezatnya Makanan. Yogyakarta: Andi. Hal 22.