Pembebasan sandera kapal MV Jahan Moni di Perairan Somalia

dengan kedaulatan dan isu perbatasan.Dalam kondisi seperti ini, sangat diperlukan suatu kerjasama tidak hanya dalam melakukan suatu pengawasan terhadap aksi- aksi kejahatan Laut Lepas, tetapi juga kerjasama dalam melakukan koordinasi terhadap pengejaran di lapangan dan penegakan hukum. 5.Lemahnya sistem hukum di bidang maritim Selama ini persoalan penegakan hukum dan peraturan di Laut Lepas senantiasa tumpang tindih dan cenderung menciptakankonflik antar institusi dan aparat pemerintah, serta konflik horizontal antar masyarakat.Oleh karenanya dibutuhkan perangkat hukum dan peraturan yang dapat menjamin interaksi antar sektor yang saling menguntungkan dan menciptakan hubungan yang optimal.

C. Pembebasan sandera kapal MV Jahan Moni di Perairan Somalia

Walaupun pada perkembangannya sampai saat ini belumdapat dibuktikan keterkaitan langsung antara perompakan piracy dan aksi terorisme, kemungkinan adanya kerjasama tersebut adalah sesuatu yang masuk akal.Para perompak, karena keahlian dan pengalaman mereka, dapat digunakan oleh para terroris untuk membajak kapal untuk kemudian digunakan melakukan penyelundupan, atau dijadikan sebagai floating bomb.Mereka memanfaatkan lemahnya pengawasan keamanan di laut untuk menyerang ke target-target yang telah ditentukan. 95 95 Apriadi Tamburaka. 47 Hari dalam Sandera PerompakSomalia, Drama Upaya Pebebasan Kapal dan ABK MV.Sinar Kudus .Jakarta:PT Bhuana Populer Kompas Gramedia Group, 2011, hlm 23 Serangan pembajakan Somalia semakin meluas dan mengepung sebagian besar Laut Arab dan Samudera Hindia di kawasan itu dan bahkan mendekati India. Universitas Sumatera Utara Pada bagian awal dikatakan bahwa telah terjadi lebih dari 400 kasus serangan pembajakan dalam kawasan Teluk aden. Beberapa diantaranya merupakan kasus-kasus yang terkenal karena berbagai aspek, diantaranya karena menyangkut kapal-kapal yang dimiliki oleh negara maju dan upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya pembajakan.Selain itu, lokasi terjadinya pembajakan dilaut lepas dan pembajakan bersenjata di laut lepas juga cukup menarik karena terdapat kasus yang terjadi di dalam dan dekat dengan laut territorial Somalia dan terdapat pula yang terjadi dalam radius yang sangat jauh dari laut territorial dan daratan Somalia. Berikut ini akan dibahas kasus yang menyita perhatian dunia terkait dengan peristiwa pembajakan di laut lepas dalam kawasan Laut Arab dan Samudera Hindia. MV Jahan Monimerupakan sebuah kapal kargo yang dimiliki agen perkapalan Motaku yang berasal dari Kenya. Kapal ini disewa oleh World FoodProgrammer WFP dari Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB untuk berlayar menuju Somalia dengan membawa bantuan kemanusiaan. Pada tanggal 5 Desember 2010, MV Jahan Monidiserang pembajak yang berjumlah 15-20 orang pada jarak 30 mil laut lepas dari pantai Somalia. Para pembajak dilengkapi dengan persenjataan modern seperti pistol, AK-47, dan pelontar granat roket. Para pembajak menembaki MV Jahan Monidan menaikinya, mencuri 8.500 dari brankas kapten, pembajak barang-barang berharga milik para awak dan memaksa kapal untuk berlayar menuju pantai Somalia, sekitar 100 mil laut arah timur laut Mogadishu. Para pembajak kemudian memerintahkan kapten kapal untuk menghubungi pemilik kapal untuk meminta uang tebusan sejumlah 500.000. Universitas Sumatera Utara Setelah negosiasi antara para pembajak dengan para diplomat dari Kenya, Sri Langka, Tanzania, Bangladesh dan PBB akhirnya pada bulan September dibayara tebusan sejumlah 135.000. Pada tanggal 3 Oktober 2005 MV Jahan Moni dilepaskan.Ternyata kapal melakukan lego jangkar untuk mendekati pantai Somalia dalam jarak 3 mil dari pantai.Dari para pembajak itu rupanya ada orang angkatan lautnya sehingga tahu hukum internasional untuk meredam upaya pembebasan. Universitas Sumatera Utara

BAB IV UPAYA-UPAYA DALAM MENANGANI PERMASALAHAN

PEMBAJAKAN DI LAUT LEPAS PADA KASUS KAPAL MV JAHAN MONI

D. Pengamanan atau penangkapan terhadap pembajakan kapal di laut lepas

Pembajakan di Laut Lepas sejak dahulu telah diatur berdasarkan hukum kebiasaan internasional karena dianggap mengganggu kelancaran pelayaran dan perdagangan antar bangsa.Pengaturan oleh hukum kebiasaan internasional tersebut terbukti dari praktek yang terus menerus dilakukan oleh sebagian besar negara-negara di dunia.Pembakuan norma kebiasaan tersebut telah dirintis secara sistematis dan teratur, melalui usaha kodifikasi yaitu dengan diadakannya Konperensi Kodifikasi Den Haag l930 oleh Liga Bangsa-Bangsa. Pengaturan mengenai pembajakan di laut lepas dimasukkan dalam pengaturan tentang hak pengejaran segera the right of hot pursuit.Dalam kenyataannya usaha untuk mengkodifikasikanpengaturan tersebut gagal karena konperensi tidak menghasilkan suatu Konvensi.Meskipun demikian usaha ini sudah dapat dikatakan merupakan langkah awal terhadap praktek pengaturan pembajakan di laut lepas. Tindak kekerasan di laut, khususnya tindak pembajakan di Laut Lepas dapat menjadi ancaman yang serius bagi keamanan dan kelancaran pelayaran internasional. Demikian pula akan berpengaruh pada kredibilitas perdagangan dimata Internasional, serta mengandung potensi konflik bilateral bahkan internasional. Hal itu dapat disimpulkan dengan adanya keinginan dari negara lain Universitas Sumatera Utara