2
remaja 10-19 tahun dan merupakan pelajar sekolah, baik tingkat SMP dan SMA, serta sebagian kecil pelajar di perguruan tinggi. Berdasarkan hasil observasi
langsung, peneliti melihat sebagian besar santri di pesantren tersebut terlihat memiliki tubuh kurus, dan hampir dalam satu minggu ada lebih dari 3 santri yang sakit.
Menurut KEPMENKES RI 2007 dikatakan bahwa sebagian besar remaja putri 3,5 juta mengalami anemia gizi besi. Sehingga santri pesantren alhasan pun tidak
terkecuali memiliki kerentanan terjadinya anemia gizi besi. Pada tingkat individu, keadaan gizi dipengaruhi oleh asupan gizi dan penyakit
infeksi yang saling terkait. KEPMENKES, 2007. Selain itu persepsi perorangan merupakan salah satu pertimbangan seseorang untuk menentukan makanan yang akan
mereka konsumsi yang dapat menunjang kesehatan mereka. Persepsi tersebut juga dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan seseorang tentang zat gizi yang terkandung
dalam makanan. Grosvenor dan Snolin. 2002. Oleh sebab itu, kondisi kerentanan terjadinya anemia gizi besi pada santri juga dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan
santri terhadap gizi. Keberadaan pelajar pesantren selama ini belum banyak diperhatikan, baik dari
segi kesehatan, tempat tinggal maupun konsumsi makanannya. Hal ini terbukti dari jarangnya penelitian yang dilakukan terhadap pelajar yang tinggal di pesantren. Hal
inilah yang menyebabkan peneliti ingin melakukan survey tingkat pengetahuan santri remaja terhadap gizi di Pesantren Al-Hasan Ciamis Jawa Barat yang dikaitkan dengan
umur dan tingkat pendidikan.
I.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut di atas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
a. Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan santri remaja terhadap gizi di
Pondok Pesantren Alhasan Ciamis Jawa Barat tahun 2010?
3
I.3 TUJUAN PENELITIAN A.
Tujuan Umum
Diketahuinya gambaran tingkat pengetahuan santri remaja terhadap gizi di Pondok Pesantren Alhasan Ciamis Jawa Barat tahun 2010.
B. Tujuan Khusus
1. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan santri remaja terhadap gizi di
Pondok Pesantren Al-Hasan Ciamis Jawa Barat berdasarkan umur.
2. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan santri remaja terhadap gizi di
Pondok Pesantren Al-Hasan Ciamis Jawa Barat berdasarkan jenis kelamin.
3. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan santri terhadap gizi di Pondok Pesantren Al-Hasan Ciamis Jawa Barat berdasarkan tingkat pendidikan.
I.4 MANFAAT PENELITIAN
A. Bagi Peneliti yaitu :
Sebagai prasyarat untuk menempuh jenjang pendidikan klinik Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan FKIK Universitas Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Untuk mengimplementasikan pengetahuan yang telah didapat secara akademis di masyarakat.
Mengerti dan memahami mengenai tingkat pengetahuan santri Pondok Pesantren Al-Hasan Ciamis Jawa Barat mengenai gizi.
B. Bagi Keilmuan
Penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi bagi praktisi yang tertarik dalam masalah gizi, khususnya di pondok pesantren.
C. Bagi santri pondok pesantren Al-Hasan Ciamis Merupakan sarana untuk mendapatkan pengetahuan tambahan mengenai
pentingnya gizi.
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Landasan Teori
II.1.1 Definisi Pengetahuan Menurut Depdikbud 1994 : 991, pengetahuan adalah segala
sesuatu yang diketahui; kepandaian. Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu”, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu
objek tertentu.Notoatmodjo, 1997. Menurut Taufik 2007, pengetahuan merupakan penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap
objek melalui indera yang dimilikinya mata, hidung, telinga, dan lain
sebagainya.
Menurut Soekidjo Notoatmodjo 2003 : 122-123 pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu
sebagai berikut : a
Tahu know Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali recall suatu yang spesifik dari seluruh bahan
yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
b Memahami comprehension
Memahami diartikan sebagai mengingat suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar. c
Aplikasi aplication Aplikasi diartikan sebagi kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipejari pada situasi atau kondisi sebenarnya. d
Analisis analysis Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.