Variabel dan Definisi Operasional

Sampel dalam penelitian ini adalah pelajar kelas X dan kelas XI SMAN 4 Jember dan SMA Katolik Santo Paulus Jember. Kelas XII tidak dijadikan sampel penelitan karena kelas XII sudah fokus ke ujian nasional dan ujian masuk perguruan tinggi. Penentuan responden penelitian di lapangan menggunakan teknik purposive sampling dengan menggunakan kriteria-kriteria inklusi dan ekslusi yang sudah ditentukan. Sampel penelitian ini adalah pelajar yang sudah pernah atau sedang berpacaran. Jika terdapat pelajar yang diketahui sedang berpacaran dengan pelajar lain yang bersekolah di tempat yang sama pada saat penelitian, salah satu pelajar yang berpacaran tersebut bisa menjadi responden penelitian.

3.4 Variabel dan Definisi Operasional

3.4.1 Variabel Penelitian Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain, seperti umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, pengetahuan, pendapatan, penyakit, dan sebagainya Notoatmodjo, 2012:103. Menurut fungsi dalam konteks penelitian, khususnya dalam hubungan antar variabel terdapat beberapa jenis variabel, yaitu variabel bebas dan variabel tergantung. Variabel dalam penelitian ini adalah : a. Variabel bebas Independent Variable Variabel bebas sering disebut dengan variabel independen, predictor, risiko, determinan atau kausa. Variabel bebas adalah variabel yang apabila mengalami perubahan maka akan mengakibatkan perubahan pada variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tipe cinta love type pada remaja SMA. b. Variabel tergantung Dependent Variabel Variabel tergantung sering disebut dengan variabel dependen, efek, hasil, outcome, respons, atau event. Variabel tergantung adalah variabel yang akan mengalami perubahan akibat perubahan variabel bebas. Aktivitas seksual berisiko HIV-AIDS merupakan variabel dependent dalam penelitian ini. 3.4.2 Definisi Operasional Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan Notoatmodjo, 2012:112. Penjelasan definisi operasional dalam penelitian ini terdapat pada tabel berikut. Tabel 3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional No. Variabel Definisi Operasional Cara Pengum- pulan Data Kriteria Penilaian Skala Data 1. Karakteristik responden a. Umur Lama waktu hidup responden atau sejak responden dilahirkan terhitung sampai saat dilakukan wawancara Kuesioner ... tahun Rasio b. Jenis Kelamin Ciri khas biologis responden yang dinyatakan sebagai laki-laki dan perempuan Kuesioner a. Laki-laki b. Perempuan Nominal 2. Karakteristik Pacaran a. Status Hubungan Keadaan responden mengenai kepemilikan pacar saat dilakukan penelitian Kuesioner a. Berpacaran b. Tidak Berpacaran Nominal b. Orientasi seksual Ketertarikan responden secara emosional dan seksual kepada jenis kelamin tertentu Kuesioner a. Lawan Jenis b. Sesama Jenis c. Keduanya Nominal c. Usia Pertama Berpacaran Lama waktu hidup responden atau sejak responden dilahirkan terhitung sampai memiliki pacar untuk pertama kalinya Kuesioner ... tahun Rasio d. Alasan Berpacaran Suatu hal yang melatarbelakangi responden untuk menjalin hubungan romantis Kuesioner a. Kemauan Sendiri b. Gengsi c. Dimintaditaksir d. Diperbolehkan orang tua e. Motivasi teman Ordinal e. Izin Berpacaran dari Orang Tua Persetujuan yang diberikan orang tua kepada responden untuk menjalin hubungan romantis Kuesioner a. Ya b. Tidak Nominal 3. Tipe cinta Ciri khas yang menunjukkan Kuesioner Dikategorikan berdasarkan data hasil Nominal No. Variabel Definisi Operasional Cara Pengum- pulan Data Kriteria Penilaian Skala Data kecenderungan individu dalam mengekspresikan perasaan ketertarikannya terhadap orang lain dalam menjalin hubungan romantis yang dibagi menjadi tipe cinta primer tipe cinta yang utama yang digambarkan dengan warna-warna primer yang meliputi tipe cinta eros, ludus, dan storge dan tipe cinta sekunder perpaduan antara tipe- tipe cinta primer yang meliputi tipe cinta pragma, mania, dan agape. pengukuran, setiap tipe cinta memiliki 7 pertanyaan yang hasilnya akan dijumlah dan dirata- rata. Hasil paling rendah dari keenam tipe cinta, menunjukkan tipe cinta remaja, yakni: Tipe Cinta Primer a. Eros; Jika mean eros paling rendah diantara mean ludus, storge, mania, pragma, dan agape. b. Ludus; Jika mean ludus paling rendah diantara mean eros, storge, mania, pragma dan agape. c. Storge; Jika mean storge paling rendah diantara mean eros, mean ludus, mania, pragma dan agape Tipe Cinta Sekunder a. Mania eros ludus; Jika mean mania paling rendah diantara mean eros, ludus, storge, pragma dan agape. b. Pragma ludus storge; Jika mena pragma paling rendah diantara mean eros, ludus, storge, mania, dan agape. c. Agape eros storge; Jika mean agape paling rendah diantara mean eros, ludus, storge, mania, pragma dan agape. 4. Aktivitas seksual berisiko HIV-AIDS Segala bentuk tingkah laku responden yang terjadi akibat dorongan hasrat individu terkait seksualitas tanpa adanya ikatan perkawinan yang sah baik menurut agama maupun negara, dan yang memicu tertularnya penyakit menular seksual HIV- AIDS meliputi berciuman mulut, oral Kuesioner a. Ya, pernah : 1 b. Tidak pernah : 0 Nominal No. Variabel Definisi Operasional Cara Pengum- pulan Data Kriteria Penilaian Skala Data sex merangsang organ genital menggunakan mulut, anal sex seks melalui anus, dan hubungan seksualsenggama intim, berisiko HIV- AIDS apabila sudah melakukan salah satu dari keempat tindakan tersebut..

3.5 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data